Anda di halaman 1dari 2

LEPRA

No. Dokumen :
SOP/UKP/04/2023
No. Revisi :
SOP
Tanggal Terbit :

Halaman : 1/2

Puskesmas
Sumarni S, Am.Keb,SKM
Simpang Pandan
NIP. 197806102005012016
1. Pengertian Lepra adalah penyakit menular, menahun dan disebabkan oleh
Mycobacterium leprae yang bersifat intraselular obligat. Penularan
kemungkinan terjadi melalui saluran pernapasan atas dan kontak kulit
pasien lebih dari 1 bulan terus menerus. Masa inkubasi rata-rata 2,5
tahun, namun dapat juga bertahun-tahun. Keluhan Bercak kulit
berwarna merah atau putih berbentuk plakat, terutama di wajah dan
telinga. Bercak kurang/mati rasa, tidak gatal. Lepuh pada kulit tidak
dirasakan nyeri. Kelainan kulit tidak sembuh dengan pengobatan rutin,
terutama bila terdapat keterlibatan saraf tepi. Faktor Risiko
1. Sosial ekonomi rendah
2. Kontak lama dengan pasien, seperti anggota keluarga yang
didiagnosis dengan lepra
3. Imunokompromais
4. Tinggal di daerah endemik lepra
Pemeriksaan Fisik Tanda Patognomonis
1. Tanda-tanda pada kulit Perhatikan setiap bercak, bintil (nodul),
bercak berbentuk plakat dengan kulit mengkilat atau kering
bersisik. Kulit tidak berkeringat dan berambut. Terdapat baal
pada lesi kulit, hilang sensasi nyeri dan suhu, vitiligo. Pada kulit
dapat pula ditemukan nodul.
2. Tanda-tanda pada saraf Penebalan nervus perifer, nyeri tekan
dan atau spontan pada saraf, kesemutan, tertusuk-tusuk dan
nyeri pada anggota gerak, kelemahan anggota gerak dan atau
wajah, adanya deformitas, ulkus yang sulit sembuh. Kerusakan
saraf tepi biasanya terjadi pada saraf.
3. Ekstremitas dapat terjadi mutilasi Untuk kelainan yang
ditemukan pada pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan Penunjang Pemeriksaan mikroskopis kuman BTA pada
sediaan kerokan jaringan kulit.
2. Tujuan Sebagai Pedoman Penatalaksanaan LEPRA di Puskesmas Simpang
Pandan.
3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No
4. Referensi Panduan Praktik Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan
Primer Edisi Revisi Tahun 2014
5. Prosedur/ Penatalaksanaan
Langkah – 1. Pasien diberikan informasi mengenai kondisi pasien saat ini, serta
langkah mengenai pengobatan dan pentingnya kepatuhan untuk eliminasi
penyakit.
2. Kebersihan diri dan pola makan yang baik perlu dilakukan.

3. Pasien dimotivasi untuk memulai terapi hingga selesai terapi


dilaksanakan.
4. Terapi menggunakan Multi Drug Therapy (MDT) pada:
a. Pasien yang baru didiagnosis kusta dan belum pernah mendapat
MDT.
b. Pasien ulangan, yaitu pasien yang mengalami hal-hal di bawah
ini:
 Relaps
 Masuk kembali setelah default (dapat PB maupun MB)
 Pindahan (pindah masuk)
 Ganti klasifikasi/tipe
5. Terapi pada pasien PB:
a. Pengobatan bulanan: hari pertama setiap bulannya (obat
diminum di depan petugas) terdiri dari: 2 kapsul Rifampisin @
300mg (600mg) dan 1 tablet Dapson/DDS 100 mg.
b. Pengobatan harian: hari ke 2-28 setiap bulannya: 1 tablet
Dapson/ DDS 100 mg. 1 blister obat untuk 1 bulan.
c. Pasien minum obat selama 6-9 bulan (± 6 blister).
d. Pada anak 10-15 tahun, dosis Rifampisin 450 mg, dan DDS 50
mg.
6. Terapi pada Pasien MB:
a. Pengobatan bulanan: hari pertama setiap bulannya (obat
diminum di depan petugas) terdiri dari: 2 kapsul Rifampisin @
300mg (600mg), 3 tablet Lampren (klofazimin) @ 100mg
(300mg) dan 1 tablet dapson/DDS 100 mg.
b. Pengobatan harian: hari ke 2-28 setiap bulannya: 1 tablet
lampren 50 mg dan 1 tablet dapson/DDS 100 mg. 1 blister obat
untuk 1 bulan.
c. Pasien minum obat selama 12-18 bulan (± 12 blister).
d. Pada anak 10-15 tahun, dosis Rifampisin 450 mg, Lampren 150
mg dan DDS 50 mg untuk dosis bulanannya, sedangkan dosis
harian untuk Lampren 50 mg diselang 1 hari.
7. Dosis MDT pada anak <10 tahun dapat disesuaikan dengan berat
badan:
a. Rifampisin: 10-15 mg/kgBB
b. Dapson: 1-2 mg/kgBB
c. Lampren: 1 mg/kgBB
8. Obat penunjang (vitamin/roboransia) dapat diberikan vitamin B1,
B6, dan B12.
9. Tablet MDT dapat diberikan pada pasien hamil dan menyusui. Bila
pasien juga mengalami tuberkulosis, terapi rifampisin disesuaikan
dengan tuberkulosis.
10. Untuk pasien yang alergi dapson, dapat diganti dengan lampren,
untuk MB dengan alergi, terapinya hanya 2 macam obat (dikurangi
DDS).
6. Unit Terkait Poli Umum

Anda mungkin juga menyukai