Anda di halaman 1dari 19

Refleksi Kasus

Farah Amalia
15711225
DM FK UII RSUD SRAGEN
Ringkasan Kasu
s
Identitas
01 Nama : Tn X

02 Usia : 43 tahun

03 Jenis Kelamin : Laki-laki

04 Alamat : Bali
Anamnesis
Keluhan Utama : Penurunan Kesadaran
Riwayat Penyakit Sekarang Riwayat Penyakit Keluarga
Seorang laki-laki 43 tahun suku Bali datang
dengan diantar oleh istrinya dengan keluhan • Keluhan serupa : disangkal
01 utama penurunan kesadaran sejak 6 jam 02 • Riwayat kejang : disangkal.
sebelum masuk RS. Pasien juga terdapat nyeri • Diabetes mellitus : disangkal
kepala dan deman tinggi dikeluhkan sejak 5 hari
sebelumnya. Riwayat Kebiasaan
 Olahraga : jarang
Riwayat Penyakit Dahulu  Merokok : disangkal
 Keluhan Serupa : disangkal
 Minum minuman beralkohol :
 Infeksi Telinga : disangkal
03  Infeksi Gigi : disangkal 04 disangkal
 Penggunaan obat narkotik :
 Riwayat trauma kepala :
disangkal
disangkal  Riwayat berpergian : disangkal
 Riwayat kejang : disangkal
 Pasien gemar mengkonsumsi
 Diabetes Melitus : disangkal
daging babi
Pemeriksaan Fisik

Vital Sign Px Neurologis Px. Head to Toe


• TD: 110/70 mmHg • Kesadaran: Supor • Kepala : konjungtiva anemis (-)
Nadi : 88 x / menit (E2M5V2). refleks pupil , sclera ikterik (-)
• RR : 22x / menit • Kaku kuduk : (+) • Leher : pembesaran KGB (-)
• Suhu: 39 C • Kernig : (+) • Thoraks : Simetris SDV (+/+),
• Refleks fisiologis : Ronki (-/-), Wheezing (-/-) BJ I &
+3 II regular
• Refleks patologis : • Abdomen : supel, peristaltic (+)
- hepatomegaly (-)
• Ekstremitas : akral hangat (+)
CRT <2dtk
Pemeriksaan Penunjag
Radiologis Laboraturium
• Pemeriksaan darah lengkap :
 Leukositosis
 neutrofilia

• Pemeriksaan CSS :
 warna keruh,
 pleositosis (333/mm3) dengan sel dominan
mononuklear(70%)
• CT-Scan dengan dan tanpa  kadar glukosa rendah (cairan otak 3mg/dL, darah 115mg/dL),
kontras:Terdapat edem otak difus  kadar protein meningkat (211,9mg/dL)
• Foto Thoraks : dbn  Pewarnaan gram, preparat tinta India, dan PCR-TB :negatif.
 Pemeriksaan kultur CSS: tampak koloni bakteri α hemolitik
berantai
 Pengecatan gram dari subkultur: tampak berbentuk bulat
(pinpoint).
 Dilakukan identifikasi kuman dengan VITEX (Biomerieux)
diperoleh hasil S. suis tipe II
Tatalaksana
Seftriakson 2gram IV setiap 12 jam selama 14
hari dengan terapi tambahan deksametason
10mg IV setiap 6 jam yang diturunkan bertahap .

Diagnosis Klinis :
Follow Up
Penurunan Kesadaran. Cephalgia • Pasien sadar kembali setelah hari ketiga terapi
berat, Febrishari ke 5, Meningeal • Pasien mengeluh tidak bisa mendengar.
sign (+) • Pemeriksaan audiometri menunjukkan tuli saraf
Diagnosis Topis : bilateral derajat sedang berat.
Lapisan Meninges • Pemeriksaan BAEP (brainstem auditory evoked
Diagnosis Etiologi : potensial) terdapat pemanjangan peak latency
Strectococcu suis Meninges gelombang III dan V pada telinga kiri dan kanan yang
Infection sesuai dengan tuli sensorineural bilateral.
• Perkembangan selanjutnya terdapat perbaikan klinis
dan pungsi lumbal ulang menunjukkan hasil normal.
• Keluhan tuli menetap pada pemeriksaan audiometri
ulang setelah 2 minggu, berupa tuli saraf derajat
sedang berat.
Ketertarikan
Pemilihan
kasus
Latar Belakang Pemilihan Kasus

Meningitis bakteri termasuk infeksi yang berat dengan morbiditas dan mortalitas yang masih tinggi
dan termasuk dalam kegawat-daruratan dibidang neurologi. Manifestasi klinis Streptoccocus suis
pada umumnya sama dengan meningitis bakteri oleh penyebab lainnya seperti sakit kepala, febris,
mual-muntah disertai dengan tanda rangsangan meningeal. Mortalitas yang terjadi relatif rendah
(2,6%), tetapi dengan gangguan pendengaran yang tinggi (66,4%) dibandingkan dengan S.
pneumonia (23,9%).

Kasus infeksi S. suis sebagian besar berasal dari Asia yang memiliki karakteristik wilayah dengan
kepadatan populasi babi tinggi dan kebiasaan makan daging babi mentah atau setengah matang.
Tingginya tingkat konsumsi babi di Indonesia bagian timur seperti Papua, Bali, Nusa Tenggara di
bandingkan dengan daerah – daerah Indonesia yang lain memperbesar risiko terjadinya
streptokokosis oleh Streptococcus suis. Di Yogyakarta sendiri belum dilaporkan . Saya tertarik memilih
kasus ini karena di Yogyakarta peternakan babi , warung makan babi dan masyarakat yang
mengkonsumsi babi cukup banyak. Sehingga dapat memberi edukasi kepada masayarakat.
Aspek
Keilmuan
Aspek Pengetahuan
Mekanisme Penularan

Streptococcus suis adalah patogen zoonosis yang


dapat menyebabkan infeksi invasif pada manusia.
Streptococcus suis dapat ditemukan di saluran
pernafasan bagian atas, pada rongga hidung,
tonsil, organ genital dan saluran pencernaan pada
babi yang sehat. Penularan S. suis pada manusia
terjadi melalui kontak langsung dengan babi, produk
olahannya,mengkonsumsi produk babi yang mentah
dan dapat pula masuknya bakteri melalui luka pada
kulit saat kontak langsung dengan babi. Saluran
cerna sebagai pintu utama masuknya S. suis
(Segura et al., 2017).
Aspek Pengetahuan
Manifestasi klinis, Pemeriksaan dan Terapi

S.suis merupakan infeksi hematogen sistemik . Manifestasi klinis infeksi S.suis pada
manusia yang tersering adalah meningitis (68%), selain itu dapat berupa artritis
septik (12,9%)2 , sepsis,endokarditis, dan demikian juga endofthalmitis. Gejala sisa
gangguan pada pendengaran dan kehilangan fungsi vestibular umum terjadi pada
pasien meningitis akibat infeksi S.suis (Huong, 2014).

Kultur darah dan/atau cairan serebrospinal adalah pemeriksaan diagnostik baku


emas yang dilakukan untuk mendiagnosis infeksi S.suis.

Terapi pilihan yang paling sering digunakan untuk infeksi S.suis adalah seftriakson
dan penisilin sebagai monoterapi. Terapi antibiotika diberikan segera tanpa ada
penundaan saat diagnosis ditegakkan. Terapi antibiotika empiris pilihan dengan
menggunakan seftriakson dengan atau tanpa vankomisin (tergantung dari pola
kuman dan kultur resistensi masing-masing daerah).
Aspek
Medikolegal
Berdasarkan Bioetik
Beneficienci dan Non Maleficienci

• Beneficienceci merupakan tindakan berbuat baik. Pada kasus ini dokter mengupayakan
tindakan yang baik bagi pasien dengan tatalaksana sesuai prosedur. Yakni melakukan
tindakan CT-Scan terlebih dahulu pada pasien penurunan kesadaran sebelum
melakukan tindakan pungsi lumbal, sehingga dokter mengetahui ada tidaknya
kontraindikasi.

• Non Maleficienci merupakan tindakan yang tidak merugikan pasien. Pada kasus ini
dokter telah melakukan tatalaksana sesuai indikasi medis yakni pemberian antibiotic
seftriakson dan terapi dexametason yang dosisnya diturunkan secara bertahap untuk
menghindari efek yang terjadi pada tubuh.
Berdasarkan Bioetik
Justice dan Otonom

• Justice yakni dokter tidak membeda-bedakan pasien meski dari perbedaan


kedudukan social, tingkat ekonomi,pandangan politik, agama, suku, dan faham
kepercayaan, status perkawinan, perbedaan gender. Sehingga dokter tetap
melakukan yang terbaik untuk pasiennya.

• Otonom yakni setiap individu (pasien) berhak untuk menentukan nasib sendiri.
Sehingga apapun tindakan yang akan dilakukan ke pasien membutuhkan informed
concent. Pada kasus pasien tidak sadar tindakan informed concent dapat di
wakilkan kepada anggota keluarga terdekat pada kasus ini yakni kepada istri
pasien yang mengantar.
Aspek
Keislaman
Artinya :
Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama
selain Allah, yang tercekik, yang terpukul, yang jatuh, yang ditanduk, dan diterkam binatang buas, kecuali
yang sempat kamu menyembelihnya, dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan
(diharamkan juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah itu) adalah
kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu
janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk
kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama
bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah
Maha Pengampun lagi Maha Penyayang (QS.Al-Maidah ayat 3).
Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan
binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah. Tetapi barangsiapa
dalam keadaan terpaksa (memakannya) sedang dia tidak menginginkannya dan tidak
(pula) melampaui batas, maka tidak ada dosa baginya. Sesungguhnya Allah Maha
Pengampun lagi Maha Penyayang (QS Al-Baqarah ayat 173).
Your Picture Here

Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai