Anda di halaman 1dari 5

Laporan Kasus

1. Judul : Kejang demam sederhana


Nama presentan : dr. Ana Fitria Luthfiyati Hasan
Anggota kelompok wahana Ruangan

2. Pendahuluan :
Kasus Asli
Alasan : Kasus yang sedang mewabah, dan perlu kewaspadaan menilai penyebabnya.
Yang menarik dari kasus ini : Diagnosis dan penanganan kasus kejang demam
sederhana pada anak yang sedang di ruang rawat inap.
Fokus pembicaraan : Penegakkan diagnosis dan tatalaksana
Masalah Pada kasus ini :
Penegakkan diagnosis secara cepat dan tepat
Tatalaksana kasus secara cepat dan tepat
Tujuan presentasi :
Pembelajaran untuk penegakkan diagnosis yang cepat dan tepat sehingga tidak
ada keterlambatan dalam penatalaksanaan.
Pemaparan etiologi dan faktor risiko

3. Data Administrasi pasien :


Nama : An. N
Tanggal Lahir : 10 April 2015
Usia : 1 tahun 4 bulan
Keluhan Utama : kejang
No Register : 1009065

4. Data demografis :
Alamat : Jl. Air Ketekok
Agama : Islam
Suku : Melayu
Jenis kelamin : Perempuan

5. Data Biologik :
Berat badan : 13 kg
Usia : 1 tahun 6 bulan
WAZ = (BB Median) / SD = (13 10,2) / (11 ,6-10,2)= 2 (BB normal)

6. Data Klinis :

Anamnesis fokus diagnosis:


o 2 hari sebelum masuk rumah sakit pasien mengalami demam diukur dengan
thermometer oleh ibu pasien suhu 37,8oC yang sebelumnya diawali dengan
BAB cair, sedikit tetapi sering, kurang lebih 8x, ampas (+), lendir (+), darah
(-), selain itu juga disertai batuk. Demam dirasakan terus menerus awalnya
1
tidak terlalu tinggi. Tidak terdapat sesak napas. Tidak terdapat keluhan gusi
berdarah maupun bintik-bintik merah pada seluruh badan. Buang air kecil
terakhir sebanyak 4 kali sehari, berwarna kuning jernih.
o 6 jam sebelum masuk rumah sakit, pasien dirasakan demam yang semakin
tinggi, kemudian oleh ibu pasien dikompres dan diberikan obat sirup penurun
panas (paracetamol).
o 30 menit sebelum masuk rumah sakit, pasien masih mengalami demam yang
semakin tinggi dan pasien mengalami kejang 1x selama 3 menit, Selama
kejang seluruh badan kelojotan, mata melirik keatas, mulut tertutup rapat dan
pasien tidak sadar selama kejang. Setelah kejang pasien muntah dan langsung
menangis. Pasien langsung dibawa ke RSUD Kabupaten Belitung.

Anamnesis tambahan menyingkirkan kemungkinan keracunan, alergi, kelainan


anatomis, malnutrisi, sepsis, meningitis, tetanus
o Os belum pernah mengalami gejala serupa
o Riwayat penyakit bawaan dan penyakit keturunan disangkal
o Adanya riwayat memakan makanan tertentu sebelum kejang disangkal
o Tidak ada riwayat demam lama, gigi berlubang, luka terbuka atau terkena
paku

7. Pemeriksaan Jasmani :

Keadaan Umum : tampak sakit sedang


Kesadaran : sadar penuh
Tanda-tanda vital :
- Nadi : 120 kali/menit (80-125)
- Suhu o
: 36,5 C (36,5-37,5)
- Laju pernapasan : 24 kali/menit (20-30)
Kepala : Normocephali, deformitas -, UUB cekung
Mata : Konjungtiva anemis -/- sklera ikterik -/-, refleks cahaya +/+, pupil isokor
3mm/3mm
Telinga : MAE +/+, serumen -/-, membran timpani intak
Hidung: Septum nasi di tengah, sekret -/-,
Mulut : Mukosa oral kering, coated tongue
Leher : Trakea terletak di tengah, tidak teraba massa, tidak teraba pembesaran KGB
Paru :
- Inspeksi : Pengembangan dada tampak simetris,
pola napas normal, tidak tampak retraksi dinding dada
- Palpasi : gerak nafas simetris kanan dan kiri
- Perkusi : Sonor pada kedua lapangan paru.
- Auskultasi : Vesikular +/+, Rhonki +/+, wheezing -/-
Jantung:
- Inspeksi : Iktus cordis tidak terlihat
2
- Perkusi : Iktus cordis teraba pada ICS V linea midclavicularis sinistra
- Palpasi : Kesan kardiomegali (-)
- Auskultasi : Bunyi jantung I dan II regular, murmur -, gallop -
Abdomen :
- Inspeksi : tampak cembung, massa
- Palpasi : supel, nyeri tekan (-), massa , hepar dan lien
tidak teraba, turgor kulit lambat
- Perkusi : hipertimpani di seluruh kuadran abdomen
- Auskultasi : Bising usus + 4-6x/menit

Ekstremitas : akral hangat, CRT <2 detik edema -/-

8. Pemeriksaan penunjang yang dilakukan :

Laboratorium : (tanggal 07/12/15)

Jenis pemeriksaan Hasil Nilai Normal


Hematologi Rutin
Eritrosit 4,34 3,5-5,5
Leukosit 21,4 4-10
Hb 10,7 12-16
Ht 32 37-48
Trombosit 374 150-450
Diff Count
Limfosit 11,6 20-40
Monosit 3,2 2-8
Neutrofil 84,9 37-70
Basofil 0,3 0-2
MCV-MCH-MCHC
MCV 73 80-100
MCH 24,7 27-34
MCHC 33,8 31,5-35
LED 70 0-20

Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya penurunan


hematokrit,leukositosis, dif count: shift to the left, peningkatan LED, dan sedikit
gambaran mikrositik hipokrom. Diperlukan pemeriksaan elektrolit dan kultur
darah untuk menentukan memastikan keadaan cairan tubuh pasien serta
penanganan lebih lanjut lagi bagi pasien. Diperlukan juga pemeriksaan foto
thoraks untuk memastikan penemuan pemeriksaan fisis berupa ronkhi.

3
9. Hasil yang diperoleh atau prakiraan data yang diperoleh : penurunan nilai natrium
ataupun kalium dari pasien. Foto thoraks dapat menunjukkan adanya corakan
bronkovaskular yang ramai di kedua lapangan paru.

10. Pemeriksaan penunjang lain yang diperlukan :

Rontgen Thoraks AP

Kimia: Elektrolit

Pemeriksaan Kultur darah

Alasan: pemeriksaan-pemeriksaan ini diperlukan untuk penatalaksanaan lanjutan dan


terarah untuk pasien

11. Diagnosis :

Diagnosis sementara : Kejang Demam Simpleks dengan penyerta diare akut


dehidrasi ringan
Alasannya adalah dari anamnesis menunjukkan bahwa Kejang sebanyak satu kali,
selama 3 menit, Selama kejang seluruh badan kelojotan, mata melirik keatas, mulut
tertutup rapat dan pasien tidak sadar selama kejang. Setelah kejang pasien muntah dan
langsung menangis.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum pasien tampak sakit sedang,
kesadaran compos mentis, kesan gizi baik. Pada pemeriksaan neurologis tidak
ditemukan kelainan patologis.
Hasil pemeriksaan laboratorium menunjukkan adanya penurunan
hematokrit,leukositosis, dif count: shift to the left, peningkatan LED, dan sedikit
gambaran mikrositik hipokrom. Hasil pemeriksaan radiologi menunjukkan adanya
pneumonia bilateral. Pemeriksaan antropometri menunjukkan kesan gizi baik
12.Strategic Penanganan masalah :

1. Rawat inap
2. Medikamentosa
- Infus KaEn 3B 15 tpm - Dexanta syr 3x5 mg
- Taxegram 2x300 mg - L-Bio 2x1
- Injeksi Sybital 2x40 mg - L-zinc 2x5 ml
- Progesic 3x250 mg - Sanbe kids 3x5 ml
3. Non Medikamentosa

4
- Diet : ASI, makan dan minum biasa sama seperti sebelum anak sakit
- Evaluasi keadaan umum dan tanda-tanda vital
- Observasi kejang
- Edukasi

13. Penjelasan untuk pasien dan keluarganya :

Diagnosis dan konsekuensi ; diagnosis saat ini adalah Kejang Demam Simpleks
Masalah dan resiko yang dihadapi :
Kondisi pasien saat ini adalah kejang yang disebabkan karena demam. Hal ini
dapat dikarenakan anak mengalami dehidrasi sebelumnya karena diare, dan
juga disertai adanya infeksi sebelumnya.
Kejang demam ini jika ditangani dengan baik maka tidak perlu khawatir
tentang adanya sekuel di masa yang akan datang
Bila anak kejang, jangan panik, longgarkan pakaian anak, beri diazepam
melalui dubur anak dengan posisi anak terlentang miring, karena jika sampai
terjadi aspirasi maka akan membahayakan bagi anak
Jalan keluar :
Pasien di rawat di ruang rawat biasa untuk supaya dapat diberikan asupan cairan
yang cukup melalui jalur intravena dan dapat dipantau secara berkala oleh perawat
dan dokter
Pemberian antibiotik, obat anti kejang, obat lambung, antiemetik, probiotik,
vitamin, dan zinc adalah untuk memperbaiki kinerja vili-vili usus agar dapat
menjalankan fungsi penyerapan dengan baik seperti semula serta mencegah
komplikasi dari diare.

Daftar Pustaka

1. Standar Profesi Ilmu Kesehatan Anak RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang.
Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Palembang. 2000.
2. Pedoman Pelayanan Medis Ikatan Dokter Anak Indonesia. Pudjiadi AH, Hegar B,
Handryastuti S, Idris NK, Gandaputra EP, Harmoniati ED, eds. IDAI. 2009.
3. WHO, Depkes. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit. WHO. 2005

Anda mungkin juga menyukai