Pembimbing:
1
PENDAHULUAN
• DBD Infeksi virus dengue
DBD • Etiologi Virus dengue yang dibawa oleh
nyamuk aides aegepty
• Menyerang semua orang dan dapat
menyebabkan kematian
WHO Indonesia. 2008. Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten/Kota. Alih bahasa: Tim Adaptasi
2 Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
Primary survey (An. A , 9 tahun )
• Vital Sign:
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
Denyut Nadi : 100 kali/menit, reguler, kuat angkat
Frekuensi Napas : 24 kali/menit
Suhu : 36,40C
• Circulation : Denyut nadi 100 kali/menit, reguler, isi cukup, dan kuat a
ngkat. CRT < 2 detik
Identitas
Nama : An. A
Usia : 9 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Tilung VIII
Tgl pemeriksaan : 14 Februari 2019
Heteroanamnesis dengan Pasien, Ibu, dan Ayah Pasien
Keluhan Utama : Demam
5
…ANAMNESIS
6
PEMERIKSAAN FISIK
• Keadaan Umum : Anak tampak lemas, ptechie (+)
• Kesadaran : Compos mentis
GCS : E4M6V5
• Pengukuran
Berat badan : 26 kg
Tinggi badan : 135 cm
Tanda vital :
Tekanan Darah : 110/80 mmHg
HR : 100x/menit, regular, kuat angkat
RR : 24x/menit, regular
Suhu : 36,40C
7
….PEMERIKSAAN FISIK
• Kulit : Ptechie (+)
• Kepala : Bentuk normocephal.
• Rambut : Warna hitam, tipis, distribusi
merata
• Mata : Edema palpebra (-/-), Konjungtiva
anemis (-/-), Sklera tidak ikterik
• Telinga : Bentuk normal
• Mulut : Bentuk normal, perdarahan gusi
(-),
8
….PEMERIKSAAN FISIK
• Lidah : Bentuk normal, Pucat (-), Tremor (-),
Kotor (-), Warna merah muda
• Faring : Hiperemis (-), Edema (-),
Membran/pseudomembran : (-)
• Tonsil : Warna merah muda, Pembesaran T1 – T1
Abses (-), Membran/pseudomembran (-)
• Leher :Tekanan vena jugularis tidak mengalami
peningkatan 5+2 cmH2O, pembesaran
kelenjar (-), kaku kuduk (-), tiroid tidak
teraba
9
….PEMERIKSAAN FISIK
Paru dan Jantung
Pada pemeriksaan paru dan jantung tidak ditemukan
Kelainan. Tanda tanda efusi pleura (-)
Abdomen
Inspeksi : Bentuk datar
Auskultasi : Peristaltik usus (+) normal.
Palpasi : Hepar : Tidak Teraba Perbesaran
Lien : Tidak Teraba Perbesaran
Perkusi : Suara ketuk timpani, tidak ditemukan
adanya asites
10
….PEMERIKSAAN FISIK
Ekstremitas
Umum : Akral hangat, tidak ada edema, tidak ada jari tabuh,
capillary refill time < 2 detik. Ptekie (+), pucat (-),
sianosis (-)
Status neurologis
Nervus kranalis I-XII dalam batas normal
11
Pada saat di observasi di IGD dr.Doris Silvanus, kurang lebih 5 jam
setelah terpasang infus, orang tua pasien mengatakan BAK lebih
sedikit. Pada keadaan umum pasien didapatkan anak tampak lemah
dan kesadaran pasien menurun ditandai dengan pasien yang gelisah.
Pada saat dilakukan pemeriksaan fisik pada pasien terdapat tanda
tanda kegagalan sirkulasi yaitu pada tanda tanda vital pasien
menunjukkan tekanan darah 90/70 mmHg, denyut nadi 120 x/M
teraba lemah dan regular, capillary refill time > 2 detik serta akral
pasien dingin.
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Laboratorium
Hematologi :
- Leukosit : 9.580/ul
Kimia Klinik :
- Eritrosit : 3.750.000/uL
- Gula Darah Sewaktu : 152 mg/dl
- Trombosit : 84.000/ul
- Hb : 14,7 g/dl
- Hematokrit : 47 %
IgG (+)
IgM (-)
12
DIAGNOSIS
13
PENATALAKSANAAN
Pada Saat di IGD, diberikan :
03 Inj Ranitidin 2 x 20 mg
14
Syok :
O2 lpm
Diberikan RL 400 ml secepatnya
Diturunkan secara bertahap :
200 ml/jam (4 jam)
130 ml/jam (4 jam)
90 ml/jam (4 jam)
Demam Berdarah Dengue
Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS, Satari EI. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2010.
15
KRITERIA DBD
Keadaan Klinis Laboratorium
1. Demam tinggi mendadak dan terus-menerus 1. Trombositopenia (100.000/mm3 atau kurang)
Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS, Satari EI. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2010.
16
DERAJAT DBD
Derajat Gejala Klinis Laboratorium
I Demam disertai gejala tidak khas dan satu-satunya Trombositopenia (<100.000/
manifestasi perdarahan adalah uji torniquet positif. μl), bukti ada kebocoran
plasma.
II Sama seperti derajat I disertai perdarahan spontan di Trombositopenia (<100.000/
kulit atau perdarahan lain. μl), bukti ada kebocoran
plasma.
III Ditemukannya kegagalan sirkulasi yaitu nadi cepat dan Trombositopenia (<100.000/
lembut, tekanan nadi menurun (<= 20 mmHg) atau μl), bukti ada kebocoran
hipotensi disertai kulit dingin, lembab dan pasien gelisah plasma.
.
IV Syok berat disertai dengan tekanan darah dan nadi Trombositopenia (<100.000/
tidak terukur. μl), bukti ada kebocoran
plasma.
Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS, Satari EI. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2010.
17
Dengue Shock Syndrome
Penyakit demam berdarah
dengue (DBD) dengan syok
Gelisah
Takikardi, Lemah
RR meningkat
Tekanan nadi ≤ 20 mmHg
Hipotensi
CRT > 2 Detik
Diuresis < 1
ml/KgBB/Jam
GAGAL Kulit lembab
SIRKULASI Akral dingin
18 Sumarno S., Herry G., Sri Rezeki H.H. 2002. Buku Ajar Kesehatan Anak Infeksi dan Penyakit Tropik. Edisi I. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
TATALAKSANA DSS
Hadinegoro SRH, Soegijanto S, Wuryadi S, Suroso T. Tatalaksana demam dengue/demam berdarah dengue pada anak. Dalam:Demam Berdarah Dengue. Edisi ke-2. Jakarta:
19 Balai Penerbit FKUI;. 2002. h. 80-132.
TATALAKSANA DSS
Hadinegoro SRH, Soegijanto S, Wuryadi S, Suroso T. Tatalaksana demam dengue/demam berdarah dengue pada anak. Dalam:Demam Berdarah Dengue. Edisi ke-2. Jakarta:
20 Balai Penerbit FKUI;. 2002. h. 80-132.
PEMBAHASAN DBD
TEORI KASUS
1. Demam mendadak 1. Demam mendadak
tinggi 2-7 hari tinggi 3 hari SMRS
2. Terdapat manifestasi 2. Mimisan, ptechie (+)
perdarahan 3. Trombositopenia
3. Hepatomegali < 100.000 uL
4. Terdapat tanda tanda 4. Peningkatan hematokrit
syok jika disertai 5. IgG Dengue (+)
dengan syok
5. Trombositopenia
6. Hematokrit meningkat
> 20% Sesuai dengan teori
Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS, Satari EI. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2010.
21
PEM.
ANAMNESIS 50%
PEM. FISIK
PENUNJANG
Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS, Satari EI. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2010.
22
Faktor Resiko DBD
23
PEMBAHASAN DSS
TEORI KASUS
1. Tampak Gelisah
1. Penurunan kesadaran 2. BAK Jarang
2. Terlihat gelisah 3. Takikardi (120x/m), lemah
3. Diuresis turun 4. Tekanan darah 90/70
< 1ml/KgBB mmHg
4. Nadi cepat, lemah 5. Akral dingin
5. Hipotensi ≤ 20 mmHg 6. CRT > 2 Detik
6. CRT > 2 Detik
HB 14,7 g/dL HT 47 %
7. Kulit lembab dan Leu 9.580 uL Tro 84.000 uL
dingin
Sesuai dengan teori
24 Sumarno S., Herry G., Sri Rezeki H.H. 2002. Buku Ajar Kesehatan Anak Infeksi dan Penyakit Tropik. Edisi I. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
PEM.
ANAMNESIS 50%
PEM. FISIK
PENUNJANG
25 Sumarno S., Herry G., Sri Rezeki H.H. 2002. Buku Ajar Kesehatan Anak Infeksi dan Penyakit Tropik. Edisi I. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
Bagaimana DBD Bisa Menyebabkan Syok?
Dengue Haemorrhagic Fever : Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. Edition II. Geneva : World Health Organization. 2002.
26 Available from htttp://www.who.int/csr/resources/publications/dengue/Denguepublication Accessed January, 2018.
PENATALAKSANAAN DBD
TEORI KASUS
1. Pemberian cairan 1. Di berikan cairan infus
untuk kasus non RL loading 200 ml
syok dengan BB 15-
40 Kg sebanyak 5 infus RL maintenance
ml/KgBB/Jam 75 ml/Jam
Hadinegoro SRH, Soegijanto S, Wuryadi S, Suroso T. Tatalaksana demam dengue/demam berdarah dengue pada anak. Dalam:Demam Berdarah Dengue. Edisi ke-2. Jakarta:
27 Balai Penerbit FKUI;. 2002. h. 80-132.
PENATALAKSANAAN DSS
TEORI KASUS
1. Pemberian O2 2 Lpm 1. Diberikan O2 Lpm
2. Pemberian cairan 2. Diberikan cairan infus
untuk kasus syok RL 400 ml secepatnya
adalah 20 ml/KgBB 3. Diturunkan bertahap
secepatnya 200 ml/Jam (4 Jam)
3. Diturunkan secara 130 ml/Jam (4 Jam)
bertahap 90 ml/Jam (4 Jam)
10 ml/KgBB/Jam seterusnya
5 ml/KgBB/jam
3 ml/KgBB/Jam Sesuai dengan Teori
Hadinegoro SRH, Soegijanto S, Wuryadi S, Suroso T. Tatalaksana demam dengue/demam berdarah dengue pada anak. Dalam:Demam Berdarah Dengue. Edisi ke-2. Jakarta:
28 Balai Penerbit FKUI;. 2002. h. 80-132.
PROGNOSIS
Ad Vitam
Ad Functionam Ad Bonam
Ad Sanationam
30
KESIMPULAN
01 DBD Infeksi Virus Dengue
02 Komplikasi Syok
1. Depkes RI. 2005. Pedoman Tatalaksana Klinis Infeksi Dengue di Sarana Pelayanan Kesehatan. Jakarta: Direktorat Jenderal
Pelayanan Medik.
2. WHO Indonesia. 2008. Pedoman Pelayanan Kesehatan Anak di Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten/Kota. Alih
bahasa: Tim Adaptasi Indonesia. Jakarta: Depkes RI.
3. Sri Rezeki H.H., Hindra Irawan. 2000. Demam Berdarah Dengue. Jakarta : Balai Penerbit FKUI.
4. Sumarno S., Herry G., Sri Rezeki H.H. 2002. Buku Ajar Kesehatan Anak Infeksi dan Penyakit Tropik. Edisi I. Jakarta : Balai Penerbit
FKUI.
5. Soedarmo SSP, Garna H, Hadinegoro SRS, Satari EI. Buku Ajar Infeksi & Pediatri Tropis. Jakarta: Ikatan Dokter Anak Indonesia.
2010.
6. Hadinegoro SRH, Soegijanto S, Wuryadi S, Suroso T. Tatalaksana demam dengue/demam berdarah dengue pada anak. Dalam :
Hadinegoro SRH, Satari HI. Penyunting. Demam Berdarah Dengue. Edisi ke-2. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;. 2002. h. 80-132.
7. Panitia Lulusan Dokter 2002-2003 FKUI. 2002. Updates in Pediatrics Emergences. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. Halaman 95-108.
8. Altmatsier, S, 2001. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Gramedia Pustaka, Jakarta:9.
9. Dengue Haemorrhagic Fever : Diagnosis, Treatment, Prevention and Control. Edition II. Geneva : World Health Organization. 2002.
Available from htttp://www.who.int/csr/resources/publications/dengue/Denguepublication Accessed January, 2018.
10. Gibson, R.S., 2005. Principle of Nutritional and Assessment. Oxford University Press. Newyork :625.
32
TERIMA
KASIH
33