Oleh : R a n i S a l s a b i l l a
Pembimbing : dr. Putu Aditya Wiguna, Sp.A
Table of
contents
01 02 03
Pendahulua Laporan Tinjauan
n Kasus Pustaka
04 05
Pembahasa Kesimpula
n n
2
0
1
PENDAHULUA
N
PENDAHULUAN
Dengue : infeksi virus yang ditularkan oleh nyamuk
WHO : sekitar 2,5-3 miliar orang saat ini
dan penyebab utama penyakit virus yang ditularkan
tinggal di zona penularan dengue
melalui artropoda di dunia (arthropod-borne viral)
manusia melalui gigitan nyamuk Aedes WHO yang mengindikasikan tingginya angka
aegypti yang merupakan vektor epidemi yang perawatan rumah sakit dan kematian akibat DBD,
Demam dengue memiliki onset mendadak yang Demam dengue dapat menjadi lebih berat jika
diagnostic.
02
LAPORAN
KASUS
Identita
s
Nama Lengkap : An. AI
Umur : 14 tahun
7
ANAMNESIS KELUHAN UTAMA
Demam
RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Pasien datang ke IGD RS UNRAM demam sejak 4 hari yang lalu. Mulai demam pada
sore hari (28/5/2022) secara mendadak dengan suhu 37,1 C minum obat Parasetamol
demam tidak menurun dan demam semakin tinggi pada saat malam hari susah tidur.
Keesokan harinya demam menetap dan suhunya 39,5 C. Demam sempat dapat menurun
kepala sebelah kanan yang dirasakan seperti berdenyut, dengan skala nyeri 6-7. Keluhan
nyeri kepala dapat membaik dengan tidur dan memberat ketika suhu tubuh meningkat.
Keluhan lainnya yaitu mual dan muntah. Muntah hanya 1x pada hari Minggu yang berisikan
Nyeri pada perut bagian tengah atas (ulu hati) seperti ditusuk-tusuk, tidak ada rasa
Tidak ada yang mengalami keluhan serupa pada keluarga pasien maupun di
lingkungan pondok pesantren.
Kesimpulan : Tidak terdapat RPK yang berkaitan dengan kondisi pasien saat
ini.
RIWAYAT ALERGI
Riwayat alergi pada makanan maupun obat-obatan disangkal
- 10
RIWAYAT PENGOBATAN ANAMNESIS
Pasien hanya mengkonsumsi paracetamol saat demam pertama kali muncul. Tidak ada
perubahan (demam tidak turun) dengan pemberian obat, bahkan pasien mengatakan
demam semakin tinggi pada saat malam hari hingga membuat pasien susah tidur.
RIWAYAT NUTRISI
Saat ini nafsu makan pasien masih baik, pasien makan sebanyak 3 kali sehari. Pasien
tinggal di pondok sehingga makanan yang dimakan sehari-hari disiapkan oleh staf pondok.
Pasien mengatakan makanan yang dimakan bervariasi setiap hari nya seperti tahu, tempe,
- 13
ayam, dan sayuran.
RIWAYAT KEHAMILAN DAN ANAMNESIS
PERSALINAN
• selama hamil, ibu dikatakan rutin melakukan • anak lahir dari ibu berusia 25 tahun G3P2A0H2
dari pasien dan Tante pasien bahwa pasien pernah mendapatkan vaksin namun
kurang mengetahui detail lengkap dari vaksinasi yang didapatkan. Tidak ada buku
16
RIWAYAT SOSIAL, EKONOMI DAN ANAMNESIS
LINGKUNGAN
a. Pasien tinggal di pondok pesantren sejak kelas 1 SMP
b. Pasien tinggal bersama 10 orang teman lainnya dalam satu kamar
c. Pasien mengaku kamar yang ditinggali selalu dibersihkan oleh petugas kebersihan pondok
pesantren
d. Kawasan pondok dikelilingi oleh banyak pepohonan dan semak-semak
e. Pada beberapa kawasan pada pondok, terdapat tempat yang menjadi genangan air seperti
bak sampah
f. Pasien air minum adalah dari air galon dan sumber air MCK dari PDAM
ANAMNESIS
ANAMNESIS
SISTEM
1. Thermoregulasi: riwayat demam (+), menggigil (-)
2. Sistem serebrospinal: riwayat kejang dan penurunan kesadaran (-), letargi (-), sakit
kepala (+)
3. Sistem kardiovaskular: kebiruan (-), sianosis (-), nyeri dada (-)
4. Sistem respirasi: keluhan sesak napas (-), batuk (-), dan pilek (-)
5. Sistem gastrointestinal: mual (+), muntah (+), nyeri perut (+), diare (-)
6. Sistem urogenital: BAK (+) normal, kencing merah (-)
7. Sitem integumentum: keluhan ruam pada kulit (-), kekuningan (-)
8. Sistem muskuloskeletal: keterbatasan gerak (-), nyeri sendi (-), kelemahan otot (-)
19
PEMERIKSAAN
FISIK
Dilakukan pada tgl
02/06/2022
Kesan
Umum
Sedang, compos
mentis
Tanda
Vital
- Frekuensi nadi : 86 kali/menit, kuat angkat,
teratur
- Frekuensi napas : 18 kali/menit, tipe: torakal
- Suhu : 36,6 ºC
- TD: 105/70 mmHg
- Saturasi Oksigen: 99% dengan udara ruang
PEMERIKSAAN KEPALA-LEHER
FISIK
Kepala - Bentuk: normosefali
- Ubun – ubun: tertutup
- Rambut: berwarna hitam, persebaran rambut merata, tidak mudah dicabut
- Wajah: simetris, edema (-), ruam (-), jejas (-)
Mata - Konjungtiva: anemis (-/-)
- Sklera: ikterik (-/-)
- Pupil: refleks pupil (+/+), ukuran ± 3mm/3 mm
Telinga - Inspeksi: simetris, deformitas (-), massa (-), sekret (-)
- Palpasi: massa (-), nyeri tekan (-)
Hidung - Inspeksi: simetris, deformitas (-), deviasi septum (-), napas cuping hidung (-),
sekret
(-), epistaksis (-)
- Palpasi: massa (-), nyeri tekan (-), krepitasi (-)
Mulut - Bibir berwarna merah muda, sianosis (-), mukosa bibir lembab, perdarahan gusi
(-)
Leher Pembesaran KGB (-), massa (-)
22
PEMERIKSAAN THORA
FISIK X
- Perkusi
- Inspeksi: • Tidak di evaluasi
Bentuk tampak simetris (+/+)
Retraksi subcostal (-)
Iga gambang (-)
- Palpasi - Auskultasi
Pengembangan dinding dada simetris (+/+) Cor
- Suara jantung S1, S2 tunggal
Krepitasi (-)
- Murmur (-)
Nyeri tekan (-)
- Gallop (-)
Massa (-)
Ictus cordis teraba pada ICS 5 midclavicular Paru
- Suara napas vesikular (+/+)
line sinistra
- Suara tambahan crackles (-/-)
Teraba thrill (-)
- Suara tambahan wheezing (-/-)
- Suara tambahan stridor (-/-)
PEMERIKSAAN ABDOME
FISIK N
- Inspeksi - Perkusi
Supel (+), distensi (-) Timpani seluruh
Jejas (-), massa (-)
lapang abdomen
- Auskultasi
Bising usus (+) - Palpasi
Metallic sound (-) Nyeri tekan epigastrium (+)
Tidak teraba massa
Hepar tidak teraba
Limpa tidak teraba
PEMERIKSAAN EKSTREMITAS DAN
FISIK KULIT
Ekstremitas - Inspeksi: deformitas (-), edema (-)
- Palpasi: teraba hangat (+/+/+/+), CRT < 2 detik
Superior Inferior
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Pergerakan Aktif Aktif Aktif Aktif
Kekuatan +5 +5 +5 +5
Tonus Dbn Dbn Dbn Dbn
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Clonus (-) (-) (-) (-)
Refleks Dbn Dbn Dbn Dbn
fisiologis
Refleks (-) (-) (-) (-)
Patologis
Sensibilitas Dbn Dbn Dbn dbn
Kulit - Inspeksi : ikterus (-), sianosis (-), ruam (-), jejas (-)
- Palpasi: turgor kulit kembali cepat
PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI
Antropomet
ri
- BB : 54,5 kg
- TB : 153 cm
- IMT : 23,28 kg/m
26
BMI/Usia TB/U
2SD > z > 1 SD 1 SD < Z < +1 SD
(Gizi Baik) (Normal)
PEMERIKSAAN RUMPLE LEED
hari yang lalu, disertai nyeri kepala, mual muntah, dan nyeri pada ulu
Demam Dengue
DIAGNOSIS
PLANNING
Planning Darah Lengkap setiap 24 jam
Diagnostik
Planning Terapi 1. IVFD RL 40 tpm makro
2. Paracetamol 4 x 500 mg tab P.O
Koagulopati
cairan).
Penegakan diagnosis demam berdarah dengue berdasarkan atas 2 kriteria klinis ditambah trombositopenia dan hemokonsentrasi
perubahan nilai hematokrit biasanya terjadi pada saat suhu turun atau sebelum syok terjadi. Nilai hematokrit dapat
dipengaruhi oleh pemberian cairan atau oleh perdarahan. Hemokonsertrasi dengan peningkatan hematokrit > 20% (misalnya
nilai Ht dari 35% menjadi 42%) peningkatan permeabilitas kapiler dan perembesan plasma. Nilai normal hematokrit pada
anak-anak adalah 33 – 38vol%, dewasa laki-laki 40 – 48vol%, dan dewasa perempuan 37 - 43 vol%.
Jumlah leukosit bisa menurun (leukopenia) atau leukositosis, limfositosis relatif dengan limfosit atipik sering ditemukan pada
saat sebelum suhu turun atau syok. Hipoproteinemi akibat kebocoran plasma biasa ditemukan. Adanya fibrinolisis dan
ganggungan koagulasi tampak pada pengurangan fibrinogen, protrombin, faktor VIII, faktor XII, dan antitrombin III. PTT dan
dilatasi pembuluh darah paru, efusi pleura, kardiomegali dan efusi perikard, hepatomegali, cairan dalam
2. Deteksi Asam Nukleat Virus Dengan RT-PCR (Reverse Transcripterase Polymerase Chain Reaction )
Kompres Hangat
Minum banyak (1-2 liter/hari), semua cairan Jika dalam 2-3 hari panas tidak turun atau panas
berkalori diperbolehkan kecuali cairan yang turun disertai timbulnya gejala dan tanda lanjut seperti
berwarna coklat dan merah (susu coklat, sirup
merah). perdarahan di kulit (seperti bekas gigitan nyamuk), muntah-
Bila terjadi kejang ( jaga lidah agar tidak tergigit, muntah, gelisah, mimisan dibawa berobat/periksakan ke
longgarkan pakaian, tidak memberikan apapun dokter atau ke unit pelayanan kesehatan untuk segera
lewat mulut selama kejang)
mendapat pemeriksaan dan pertolongan.
Tatalaksana
Tatalaksana Demam Dengue
Tirah baring selama demam
Obat antipiretik atau kompres hangat diberikan
apabila diperlukan
Monitor suhu, jumlah trombosit dan hematokrit merupakan tanda penyembuhan. Meskipun demikian semua
sampai fase konvalesens
pasien harus diobservasi terhadap komplikasi yang dapat
Perbedaan akan tampak jelas saat suhu turun, DD akan terjadi penyembuhan sedangkan pada DBD
Jika ada gejala nyeri perut hebat, buang air besar hitam, atau terdapat perdarahan kulit serta mukosa
seperti mimisan, perdarahan gusi, apalagi bila disertai berkeringat dingin, hal tersebut merupakan tanda
Pada pasien yang tidak mengalami komplikasi setelah suhu turun 2-3 hari, tidak perlu lagi diobservasi.
PEMBAHASA
N
Permasalahan pada Pasien
Demam
Nyeri kepala
Mual dan muntah
Nyeri ulu hati
Nyeri tekan epigastrium
Hasil pemeriksaan Lab (31 mei – 5 juni 2022) leukopenia,
trombositopenia, eosinophilia, neutrofilia, limfositosis, dan
monositosis
Pembahasan
Keluhan lain nyeri kepala, mual muntah, dan nyeri pada ulu hati. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan nyeri tekan epigastrium. Demam dengue dapat disertai gejala konstitusional dan nyeri
kepala, nyeri punggung, dan malaise. Anoreksi dan obstipasi sering dilaporkan, di samping itu perasaan
tidak nyaman di daerah epigastrium disertai nyeri kolik dan perut lembek sering ditemukan.
Penurunan jumlah trombosit < 100.000/mm 3 biasa ditemukan pada hari ke-3 sampai ke-8 sakit,
sering terjadi sebelum atau bersamaan dengan perubahan nilai hematokrit .
Hemokonsentrasi yang disebabkan oleh kebocoran plasma dinilai dari peningkatan nilai
hematokrit. Nilai laboratorium pada pasien ini tidak menunjukan adanya tanda plasma leakage
(kebocoran plasma) karna tidak ada peningkatan hematokrit ≥20% atau nilai hematokrit ≥45%.
kelainan laboratorium yang sering didapatkan sebagai manifestasi klinis dari demam dengue,
namun pada demam dengue nilai trombosit juga dapat berada dibawah 100.000/mm 3 walaupun
jarang terjadi.
Pembahasan
Dari data anamnesa, pemeriksaan fisik, dan laboratorium pasien maka dapat
didiagnosis sebagai demam dengue karena telah memenuhi kriteria WHO
untuk demam dengue, dan terutama tidak ada tanda kebocoran plasma
Pasien diberi terapi cairan IVFD RL Penatalaksanaan fase demam pada demam berdarah
40 tpm makro dan paracetamol 4 x dengue dan demam dengue tidak jauh berbeda,
500 mg tab. bersifat simptomatik dan suportif yaitu pemberian
cairan oral untuk mencegah dehidrasi. Selain itu
diberikan pula obat antipiretik golongan parasetamol.
Pada dasarnya pengobatan infeksi Penggunaan antipiretik golongan salisilat tidak
dengue bersifat simtomatis dan dianjurkan pada penanganan demam. Parasetamol
direkomendasikan untuk mempertahankan suhu di
suportif bawah 39⁰C dengan dosis 10 – 15 mg/KgBB/kali.
Perbedaan patofisiologik utama Pada pasien DD, saat suhu turun merupakan tanda
antara demam dengue/demam penyembuhan, namu harus diobservasi terhadap
berdarah dengue/demam syok komplikasi yang dapat terjadi selama 2 hari setelah
suhu turun. Hal ini karena kemungkinan sulit
sindrom dan penyakit lain, ialah membedakan antara demam dengue dan demam
adanya peningkatan berdarah dengue pada fase demam. Perbedaan akan
permeabilitas kapiler yang tampak jelas saat suhu turun, yaitu pada demam
menyebabkan perembesan dengue akan terjadi penyembuhan sedangkan pada
plasma, dan gangguan demam berdarah terdapat tanda awal kegagalan
KESIMPULA
N
KESIMPULA
N
Pasien perempuan berusia 14 tahun dengan keluhan demam sejak 4 hari yang lalu terutama saat
sore-malam hari, disertai nyeri kepala, mual muntah, dan nyeri pada ulu hati. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan nyeri tekan epigastrium. Pada pemeriksaan laboratorium darah lengkap
menunjukkan Leukopenia, trombositopenia, eosinofilia, neutropenia, limfositosis, dan monositosis.
Dari data anamnesa, pemeriksaan fisik, dan laboratorium pasien maka dapat didiagnosis sebagai
demam dengue karena telah memenuhi kriteria WHO untuk demam dengue, dan terutama tidak
ada tanda kebocoran plasma. Pasien diberi terapi cairan IVFD RL 40 tpm makro dan paracetamol 4
x 500 mg tab karna pada dasarnya pengobatan infeksi dengue bersifat simtomatis dan suportif.
Terima
Kasih