Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN KASUS

Demam Dengue pada Anak

Oleh : R a n i S a l s a b i l l a
Pembimbing : dr. Putu Aditya Wiguna, Sp.A
Table of
contents
01 02 03
Pendahulua Laporan Tinjauan
n Kasus Pustaka

04 05
Pembahasa Kesimpula
n n
2
0
1
PENDAHULUA
N
PENDAHULUAN
Dengue : infeksi virus yang ditularkan oleh nyamuk
WHO : sekitar 2,5-3 miliar orang saat ini
dan penyebab utama penyakit virus yang ditularkan
tinggal di zona penularan dengue
melalui artropoda di dunia (arthropod-borne viral)

Virus Dengue ditularkan dari manusia ke


Indonesia  kategori “A” dalam stratifikasi DBD oleh

manusia melalui gigitan nyamuk Aedes WHO yang mengindikasikan tingginya angka

aegypti yang merupakan vektor epidemi yang perawatan rumah sakit dan kematian akibat DBD,

paling utama. khususnya pada anak


PENDAHULUAN

Demam dengue memiliki onset mendadak yang Demam dengue dapat menjadi lebih berat jika

terdapat tanda perdarahan, yang dinamakan


diikuti oleh gejala: demam, nyeri kepala, mual,
demam berdarah dengue dan dapat
lemas, nyeri otot dan sendi, pembengkakan
menyebabkan kondisi yang mengancam jiwa
kelenjar getah bening (limfadenopati), dan
yaitu dengue shock syndrome (DSS).
ruam pada kulit.

Diagnosis infeksi DENV di Indonesia biasanya berdasarkan

manifestasi klinis, pemeriksaan laboratorium, dan rapid

diagnostic.
02
LAPORAN
KASUS
Identita
s
Nama Lengkap : An. AI

Umur : 14 tahun

Tanggal Lahir : 18 Mei 2008

Alamat : Sekarbela, Mataram

Diagnosis Masuk : Demam berdarah dengue

Masuk RS : 31 Mei 2022

Tanggal pemeriksaan : 2 Juni 2022

7
ANAMNESIS KELUHAN UTAMA
Demam

RIWAYAT PENYAKIT
SEKARANG
Pasien datang ke IGD RS UNRAM  demam sejak 4 hari yang lalu. Mulai demam pada

sore hari (28/5/2022) secara mendadak dengan suhu 37,1 C  minum obat Parasetamol 

demam tidak menurun dan demam semakin tinggi pada saat malam hari  susah tidur.

Keesokan harinya demam menetap dan suhunya 39,5 C. Demam sempat dapat menurun

pada hari ketiga menjadi 36,6 C.


ANAMNESI
RIWAYAT PENYAKIT S
SEKARANG
Nyeri kepala sejak 4 hari yang lalu, secara tiba-tiba pada seluruh bagian kepala terutama

kepala sebelah kanan yang dirasakan seperti berdenyut, dengan skala nyeri 6-7. Keluhan

nyeri kepala dapat membaik dengan tidur dan memberat ketika suhu tubuh meningkat.

Keluhan lainnya yaitu mual dan muntah. Muntah hanya 1x pada hari Minggu yang berisikan

cairan dan makanan yang dikonsumsi, tidak ada darah.

Nyeri pada perut bagian tengah atas (ulu hati) seperti ditusuk-tusuk, tidak ada rasa

panas/terbakar pada bagian dada.


9
RIWAYAT PENYAKIT DAHULU ANAMNESIS
Pasien tidak pernah mengalami keluhan serupa, tidak ada riwayat batuk
lama maupun sesak. Keluhan nyeri ulu hati atau perut terasa perih juga
disangkal. Pasien tidak ada riwayat dirawat opname maupun operasi.
Kesimpulan : Tidak terdapat RPD yang berkaitan dengan kondisi pasien saat
ini.
RIWAYAT PENYAKIT KELUARGA

Tidak ada yang mengalami keluhan serupa pada keluarga pasien maupun di
lingkungan pondok pesantren.
Kesimpulan : Tidak terdapat RPK yang berkaitan dengan kondisi pasien saat
ini.

RIWAYAT ALERGI
Riwayat alergi pada makanan maupun obat-obatan disangkal
- 10
RIWAYAT PENGOBATAN ANAMNESIS
Pasien hanya mengkonsumsi paracetamol saat demam pertama kali muncul. Tidak ada

perubahan (demam tidak turun) dengan pemberian obat, bahkan pasien mengatakan

demam semakin tinggi pada saat malam hari hingga membuat pasien susah tidur.

RIWAYAT NUTRISI

Saat ini nafsu makan pasien masih baik, pasien makan sebanyak 3 kali sehari. Pasien

tinggal di pondok sehingga makanan yang dimakan sehari-hari disiapkan oleh staf pondok.

Pasien mengatakan makanan yang dimakan bervariasi setiap hari nya seperti tahu, tempe,
- 13
ayam, dan sayuran.
RIWAYAT KEHAMILAN DAN ANAMNESIS
PERSALINAN
• selama hamil, ibu dikatakan rutin melakukan • anak lahir dari ibu berusia 25 tahun G3P2A0H2

kontrol kehamilan • persalinan dilakukan secara spontan di

polindes dan dibantu bidan


• riwayat sakit saat kehamilan seperti demam,
• saat lahir pasien langsung menangis spontan,
keputihan (-), mual muntah berlebih (-), batuk
tidak kebiruan
pilek (-), nyeri ketika berkemih (-)

• selama hamil ibu mengkonsumsi tablet

tambah darah dan multivitamin


• saat hamil ibu tidak mendapatkan imunisasi TT
RIWAYAT VAKSINASI
ANAMNESIS
Pasien saat dirawat tidak bersama dengan orang tua nya, berdasarkan pengakuan

dari pasien dan Tante pasien bahwa pasien pernah mendapatkan vaksin namun

kurang mengetahui detail lengkap dari vaksinasi yang didapatkan. Tidak ada buku

KIA sehingga tidak bisa mengkonfirmasi riwayat vaksinasi pasien.

16
RIWAYAT SOSIAL, EKONOMI DAN ANAMNESIS
LINGKUNGAN
a. Pasien tinggal di pondok pesantren sejak kelas 1 SMP
b. Pasien tinggal bersama 10 orang teman lainnya dalam satu kamar
c. Pasien mengaku kamar yang ditinggali selalu dibersihkan oleh petugas kebersihan pondok
pesantren
d. Kawasan pondok dikelilingi oleh banyak pepohonan dan semak-semak
e. Pada beberapa kawasan pada pondok, terdapat tempat yang menjadi genangan air seperti
bak sampah
f. Pasien air minum adalah dari air galon dan sumber air MCK dari PDAM
ANAMNESIS
ANAMNESIS
SISTEM
1. Thermoregulasi: riwayat demam (+), menggigil (-)
2. Sistem serebrospinal: riwayat kejang dan penurunan kesadaran (-), letargi (-), sakit
kepala (+)
3. Sistem kardiovaskular: kebiruan (-), sianosis (-), nyeri dada (-)
4. Sistem respirasi: keluhan sesak napas (-), batuk (-), dan pilek (-)
5. Sistem gastrointestinal: mual (+), muntah (+), nyeri perut (+), diare (-)
6. Sistem urogenital: BAK (+) normal, kencing merah (-)
7. Sitem integumentum: keluhan ruam pada kulit (-), kekuningan (-)
8. Sistem muskuloskeletal: keterbatasan gerak (-), nyeri sendi (-), kelemahan otot (-)

19
PEMERIKSAAN
FISIK
Dilakukan pada tgl
02/06/2022
Kesan
Umum
Sedang, compos
mentis
Tanda
Vital
- Frekuensi nadi : 86 kali/menit, kuat angkat,
teratur
- Frekuensi napas : 18 kali/menit, tipe: torakal
- Suhu : 36,6 ºC
- TD: 105/70 mmHg
- Saturasi Oksigen: 99% dengan udara ruang
PEMERIKSAAN KEPALA-LEHER
FISIK
Kepala - Bentuk: normosefali
- Ubun – ubun: tertutup
- Rambut: berwarna hitam, persebaran rambut merata, tidak mudah dicabut
- Wajah: simetris, edema (-), ruam (-), jejas (-)
Mata - Konjungtiva: anemis (-/-)
- Sklera: ikterik (-/-)
- Pupil: refleks pupil (+/+), ukuran ± 3mm/3 mm
Telinga - Inspeksi: simetris, deformitas (-), massa (-), sekret (-)
- Palpasi: massa (-), nyeri tekan (-)
Hidung - Inspeksi: simetris, deformitas (-), deviasi septum (-), napas cuping hidung (-),
sekret
(-), epistaksis (-)
- Palpasi: massa (-), nyeri tekan (-), krepitasi (-)
Mulut - Bibir berwarna merah muda, sianosis (-), mukosa bibir lembab, perdarahan gusi
(-)
Leher Pembesaran KGB (-), massa (-)
22
PEMERIKSAAN THORA
FISIK X
- Perkusi
- Inspeksi: • Tidak di evaluasi
 Bentuk tampak simetris (+/+)
 Retraksi subcostal (-)
 Iga gambang (-)

- Palpasi - Auskultasi
 Pengembangan dinding dada simetris (+/+)  Cor
- Suara jantung S1, S2 tunggal
 Krepitasi (-)
- Murmur (-)
 Nyeri tekan (-)
- Gallop (-)
 Massa (-)
 Ictus cordis teraba pada ICS 5 midclavicular  Paru
- Suara napas vesikular (+/+)
line sinistra
- Suara tambahan crackles (-/-)
 Teraba thrill (-)
- Suara tambahan wheezing (-/-)
- Suara tambahan stridor (-/-)
PEMERIKSAAN ABDOME
FISIK N
- Inspeksi - Perkusi
 Supel (+), distensi (-)  Timpani seluruh
 Jejas (-), massa (-)
lapang abdomen
- Auskultasi
 Bising usus (+) - Palpasi
 Metallic sound (-)  Nyeri tekan epigastrium (+)
 Tidak teraba massa
 Hepar tidak teraba
 Limpa tidak teraba
PEMERIKSAAN EKSTREMITAS DAN
FISIK KULIT
Ekstremitas - Inspeksi: deformitas (-), edema (-)
- Palpasi: teraba hangat (+/+/+/+), CRT < 2 detik
Superior Inferior
Dextra Sinistra Dextra Sinistra
Pergerakan Aktif Aktif Aktif Aktif
Kekuatan +5 +5 +5 +5
Tonus Dbn Dbn Dbn Dbn
Trofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi Eutrofi
Clonus (-) (-) (-) (-)
Refleks Dbn Dbn Dbn Dbn
fisiologis
Refleks (-) (-) (-) (-)
Patologis
Sensibilitas Dbn Dbn Dbn dbn
Kulit - Inspeksi : ikterus (-), sianosis (-), ruam (-), jejas (-)
- Palpasi: turgor kulit kembali cepat
PEMERIKSAAN ANTROPOMETRI

Antropomet
ri
- BB : 54,5 kg
- TB : 153 cm
- IMT : 23,28 kg/m

26
BMI/Usia TB/U
2SD > z > 1 SD 1 SD < Z < +1 SD
(Gizi Baik) (Normal)
PEMERIKSAAN RUMPLE LEED

Pemeriksaan rumple leed (-)


PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Laboratorium
31/05/2022 sampai 05/06/2022
PEMERIKSAAN PENUNJANG Pemeriksaan Laboratorium
31/05/2022 sampai 05/06/2022

Kesimpulan (Darah lengkap)


Leukopenia, trombositopenia, eosinofilia, neutropenia,
limfositosis, dan monositosis
PEMERIKSAAN PENUNJANG
- RADIOLOGI
Foto Thorax (31 Mei 2022)

Corakan bronchovaskular tampak relatif


normal. Apex bilateral tampak tenang. Trachea
di tengah tak terdeviasi. Diafragma bilateral
licin tak mendatar. Sinus costophrenicus
bilateral lancip. Cor: ukuran dan konfigurasi
normal

Kesan: pulmo dan cor dalam batas normal


RESUME Pasien perempuan berusia 14 tahun dengan keluhan demam sejak 4

hari yang lalu, disertai nyeri kepala, mual muntah, dan nyeri pada ulu

hati. Pada pemeriksaan fisik didapatkan nyeri tekan epigastrium pada

palpasi abdomen. Pada pemeriksaan laboratorium darah lengkap

menunjukkan Leukopenia, trombositopenia, eosinofilia, neutropenia,

limfositosis, dan monositosis.

Demam Dengue
DIAGNOSIS
PLANNING
Planning Darah Lengkap setiap 24 jam
Diagnostik
Planning Terapi 1. IVFD RL 40 tpm makro
2. Paracetamol 4 x 500 mg tab P.O

Usia 14 Tahun 0 bulan 14 hari, dengan tinggi badan 153 cm dan


Planning Diet berat badan 54,5 kg. BBI 46kg. Pasien diberikan diet lunak
TKTP dengan jalur pemberian oral, diberikan 3 kali sehari
dalam bentuk diet lunak

 Kebutuhan Cairan: 70-85 cc/kgBB/hari = 3.220-3910


cc/hari
 Kebutuhan Kalori: 47 kkal/kgBB/hari = 2.162 kkal/hari
 Kebutuhan Protein: 1.0 g/kgBB/hari = 46gr/hari
PLANNING
1. Monitoring keluhan
Planning 2. Monitoring keadaan umum dan
Monitoring tanda vital
3. Monitoring tanda-tandak syok dan
perdarahan
4. Monitoring hasil pemeriksaan darah
lengkap

1. Edukasi mengenai penyebab dan faktor risiko


Edukasi 2. Edukasi tatalaksana
MONITORING
PERKEMBANGAN
PASIEN
TINJAUAN
PUSTAKA
TINJAUAN PUSTAKA

Definisi dan Patofisiologi Manifestasi


Etiologi Klinis

Penegakkan Pemeriksaan Tatalaksana


Diagnosis Penunjang
Definisi dan Etiologi

Demam dengue (DD) dan demam berdarah dengue (DBD) adalah


penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus dengue. Infeksi virus
dengue merupakan suatu penyakit demam akut yang disebabkan oleh
virus genus Flavivirus, famili Flaviviridae, mempunyai 4 jenis serotipe
yaitu DEN-1, DEN-2, DEN-3, dan DEN-4, melalui perantara nyamuk
Aedes aegyti atau Aedes albopictus

Gambar 1. a. Aedes aegyti, b. Aedes albopictus


Patofisiologi
Dalam perjalanan penyakit infeksi
dengue, terdapat tiga fase perjalanan
infeksi dengue
1. Fase demam
2. Fase kritis/ perembesan plasma
3. Fase recovery / peyembuhan
Perembesan
Plasma

Gambar 3. Patogenesis syok


Kecenderungan
Perdarahan
Vaskulopati

Trombositopenia dan disfungsi trombosit

Koagulopati

Gambar 4. Patogenesis perdarahan


Manifestasi Klinis

Manifestasi klinis infeksi virus dengue dapat 1 Undifferentiated Fever

bersifat asimtomatik maupun simtomatik.


Infeksi simtomatik berupa demam yang tidak 2 Dengue Fever
dapat dibedakan (sindroma viral), demam
dengue (DF), atau demam berdarah dengue 3 Dengue Haemorrhagic
Undifferentiated Fever
Fever
(DHF) termasuk dengue shock syndrome
(DSS) 4 Expandeed Dengue Syndrome
Penegakkan Diagnosis
Kriteria Klinis
1. Demam  Demam mendadak terus menerus 2-7 hari tanpa sebab yang jelas. Tipe demam bifasik (saddleback)
2. Manifestasi perdarahan, salah satu tergantung:

a. Uji torniket (+)

b. Petechie, ekhimosis ataupun purpura

c. perdarahan mukosa traktus gastrointestinal, epistaksis, perdarahan gusi

d. hematemesis dan melena


4. Hepatomegali
5. Kegagalan sirkulasi (tanda-tanda syok): ekstremitas dingin, nadi cepat dan lemah, sistolik kurang 90 mmHg, dan
tekanan darah menurun sampai tidak terukur, kulit lembab, penyempitan tekanan nadi (< 20 mmHg), capillary refill
time memanjang (>2 detik) dan pasien tampak gelisah.
Kriteria laboratorium

1. Trombositopenia (trombosit < 100.000 /ul)

2. Hemokonsentrasi ( Peningkatan Ht 20% atau

penurunan Ht 20% setelah mendapat terapi

cairan).

Penegakan diagnosis demam berdarah dengue berdasarkan atas 2 kriteria klinis ditambah trombositopenia dan hemokonsentrasi

atau peningkatan hematokrit.


Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Lab
Penurunan jumlah trombosit <100.000/pl  hari ke-3 sampai ke-8 sakit  sering terjadi sebelum atau bersamaan dengan

perubahan nilai hematokrit  biasanya terjadi pada saat suhu turun atau sebelum syok terjadi. Nilai hematokrit dapat

dipengaruhi oleh pemberian cairan atau oleh perdarahan. Hemokonsertrasi dengan peningkatan hematokrit > 20% (misalnya

nilai Ht dari 35% menjadi 42%)  peningkatan permeabilitas kapiler dan perembesan plasma. Nilai normal hematokrit pada

anak-anak adalah 33 – 38vol%, dewasa laki-laki 40 – 48vol%, dan dewasa perempuan 37 - 43 vol%.

Jumlah leukosit bisa menurun (leukopenia) atau leukositosis, limfositosis relatif dengan limfosit atipik sering ditemukan pada

saat sebelum suhu turun atau syok. Hipoproteinemi akibat kebocoran plasma biasa ditemukan. Adanya fibrinolisis dan

ganggungan koagulasi tampak pada pengurangan fibrinogen, protrombin, faktor VIII, faktor XII, dan antitrombin III. PTT dan

PT memanjang pada sepertiga sampai setengah kasus DBD.


Pemeriksaan Penunjang
Pencitraan
Pada pemeriksaan radiologi dan USG kasus DBD, terdapat beberapa kelainan yang dapat dideteksi yaitu,

dilatasi pembuluh darah paru, efusi pleura, kardiomegali dan efusi perikard, hepatomegali, cairan dalam

rongga peritoneum, penebalan dinding vesica felea

Rumple Leed Test


menguji ketahanan kapiler darah dengan cara mengenakan
pembendungan kepada vena-vena, sehingga darah
menekan kepada dinding kapiler. Dinding kapiler yang oleh
suatu sebab kurang kuat akan rusak oleh pembendungan
itu, darah dari dalam kapiler itu keluar dari kapiler dan
merembes ke dalam jaringan sekitarnya sehingga nampak
sebagai bercak merah kecil pada permukaan kulit
(petechiae).
Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan lain yang dapat dilakukan:

1. Isolasi Virus  Karakteristik serotypic/genotypic

2. Deteksi Asam Nukleat Virus  Dengan RT-PCR (Reverse Transcripterase Polymerase Chain Reaction )

3. Deteksi Antigen Virus  Deteksi antigen NS1.

4. Pemeriksaan serologis yang meliputi : Haemagglutinationinhibition (HI), Complement Fixation (CF),

Neutralization Test (NT), Ig M capture enzyme-linked immunosorbent assay (MACELISA), dan

pemeriksaan Ig G ELISA indirect


Pemeriksaan Penunjang
Deteksi jumlah IgM dan IgG
Tatalaksana
Tatalaksana Awal
Tirah baring selama demam
Antipiretik (parasetamol) 3 kali 1 tablet untuk
dewasa, 10-15 mg/kgBB/ kali untuk anak.
Asetosal, salisilat, ibuprofen jangan
dipergunakan karena dapat menyebabkan nyeri
ulu hati akibat gastritis atau perdarahan.

Kompres Hangat

Minum banyak (1-2 liter/hari), semua cairan Jika dalam 2-3 hari panas tidak turun atau panas

berkalori diperbolehkan kecuali cairan yang turun disertai timbulnya gejala dan tanda lanjut seperti
berwarna coklat dan merah (susu coklat, sirup
merah). perdarahan di kulit (seperti bekas gigitan nyamuk), muntah-

Bila terjadi kejang ( jaga lidah agar tidak tergigit, muntah, gelisah, mimisan dibawa berobat/periksakan ke
longgarkan pakaian, tidak memberikan apapun dokter atau ke unit pelayanan kesehatan untuk segera
lewat mulut selama kejang)
mendapat pemeriksaan dan pertolongan.
Tatalaksana
Tatalaksana Demam Dengue
Tirah baring selama demam
Obat antipiretik atau kompres hangat diberikan
apabila diperlukan

Untuk menurunkan suhu menjadi <39°C,


dianjurkan pemberian parasetamol.

Dianjurkan pemberian cairan dan elektrolit per


oral, jus buah, sirop, susu, disamping air putih,
dianjurkan paling sedikit diberikan selama 2 hari Pada pasien DD, saat suhu turun pada umumnya

Monitor suhu, jumlah trombosit dan hematokrit merupakan tanda penyembuhan. Meskipun demikian semua
sampai fase konvalesens
pasien harus diobservasi terhadap komplikasi yang dapat

terjadi selama 2 hari setelah suhu turun


Pemeriksaan
Tatalaksana
Penunjang

Perbedaan akan tampak jelas saat suhu turun, DD akan terjadi penyembuhan sedangkan pada DBD

terdapat tanda awal kegagalan sirkulasi (syok).

Komplikasi perdarahan dapat terjadi pada DD tanpa disertai gejala syok.

Jika ada gejala nyeri perut hebat, buang air besar hitam, atau terdapat perdarahan kulit serta mukosa

seperti mimisan, perdarahan gusi, apalagi bila disertai berkeringat dingin, hal tersebut merupakan tanda

kegawatan, sehingga harus segera dibawa segera ke rumah sakit.

Pada pasien yang tidak mengalami komplikasi setelah suhu turun 2-3 hari, tidak perlu lagi diobservasi.
PEMBAHASA
N
Permasalahan pada Pasien

Demam
Nyeri kepala
Mual dan muntah
Nyeri ulu hati
Nyeri tekan epigastrium
Hasil pemeriksaan Lab (31 mei – 5 juni 2022)  leukopenia,
trombositopenia, eosinophilia, neutrofilia, limfositosis, dan
monositosis
Pembahasan

Pasien perempuan Keesokan harinya pasien mengaku


berusia 14 tahun dengan demam menetap dan ketika diukur
keluhan demam sejak 4 suhunya yaitu 39,5 C. Demam sempat
hari yang lalu pada sore dapat menurun pada hari ketiga menjadi
hari (28/5/2022) yang 36,6 C
muncul secara
mendadak. Namun, pada hari keempat demam
Kembali tinggi
Demam semakin tinggi
pada saat malam hari
hingga membuat pasien
susah tidur Demam dengue memiliki masa inkubasi antara 4 – 6 hari
(berkisar 3 – 14 hari), dengan karakteristik demam yaitu
demam mendadak terus menerus 2-7 hari tanpa sebab yang
jelas, suhu tubuh biasanya mencapai 39⁰C sampai 40 ⁰C dan
demam bersifat bifasik (saddleback) yang berlangsung
sekitar 5-7 hari.
Pembahasan

Keluhan lain  nyeri kepala, mual muntah, dan nyeri pada ulu hati. Pada pemeriksaan fisik
didapatkan nyeri tekan epigastrium. Demam dengue dapat disertai gejala konstitusional dan nyeri
kepala, nyeri punggung, dan malaise. Anoreksi dan obstipasi sering dilaporkan, di samping itu perasaan
tidak nyaman di daerah epigastrium disertai nyeri kolik dan perut lembek sering ditemukan.

Pada pemeriksaan laboratorium darah lengkap menunjukkan Leukopenia, trombositopenia,


eosinofilia, neutropenia, limfositosis, dan monositosis dengan rangkuman sebagai berikut
Pembahasan
Trombositopeni dan hemokonsentrasi merupakan kelainan
yang selalu ditemukan pada DBD

Penurunan jumlah trombosit < 100.000/mm 3 biasa ditemukan pada hari ke-3 sampai ke-8 sakit,
sering terjadi sebelum atau bersamaan dengan perubahan nilai hematokrit .

Hemokonsentrasi yang disebabkan oleh kebocoran plasma dinilai dari peningkatan nilai

hematokrit. Nilai laboratorium pada pasien ini tidak menunjukan adanya tanda plasma leakage

(kebocoran plasma) karna tidak ada peningkatan hematokrit ≥20% atau nilai hematokrit ≥45%.

Trombositopenia (<150.000/mm 3) dan leukopenia (wbc ≤ 5000 sel/mm 3) merupakan

kelainan laboratorium yang sering didapatkan sebagai manifestasi klinis dari demam dengue,

namun pada demam dengue nilai trombosit juga dapat berada dibawah 100.000/mm 3 walaupun

jarang terjadi.
Pembahasan
Dari data anamnesa, pemeriksaan fisik, dan laboratorium pasien maka dapat
didiagnosis sebagai demam dengue karena telah memenuhi kriteria WHO
untuk demam dengue, dan terutama tidak ada tanda kebocoran plasma
Pasien diberi terapi cairan IVFD RL Penatalaksanaan fase demam pada demam berdarah
40 tpm makro dan paracetamol 4 x dengue dan demam dengue tidak jauh berbeda,
500 mg tab. bersifat simptomatik dan suportif yaitu pemberian
cairan oral untuk mencegah dehidrasi. Selain itu
diberikan pula obat antipiretik golongan parasetamol.
Pada dasarnya pengobatan infeksi Penggunaan antipiretik golongan salisilat tidak
dengue bersifat simtomatis dan dianjurkan pada penanganan demam. Parasetamol
direkomendasikan untuk mempertahankan suhu di
suportif bawah 39⁰C dengan dosis 10 – 15 mg/KgBB/kali.

Perbedaan patofisiologik utama Pada pasien DD, saat suhu turun merupakan tanda
antara demam dengue/demam penyembuhan, namu harus diobservasi terhadap
berdarah dengue/demam syok komplikasi yang dapat terjadi selama 2 hari setelah
suhu turun. Hal ini karena kemungkinan sulit
sindrom dan penyakit lain, ialah membedakan antara demam dengue dan demam
adanya peningkatan berdarah dengue pada fase demam. Perbedaan akan
permeabilitas kapiler yang tampak jelas saat suhu turun, yaitu pada demam
menyebabkan perembesan dengue akan terjadi penyembuhan sedangkan pada
plasma, dan gangguan demam berdarah terdapat tanda awal kegagalan
KESIMPULA
N
KESIMPULA
N
Pasien perempuan berusia 14 tahun dengan keluhan demam sejak 4 hari yang lalu terutama saat
sore-malam hari, disertai nyeri kepala, mual muntah, dan nyeri pada ulu hati. Pada pemeriksaan
fisik didapatkan nyeri tekan epigastrium. Pada pemeriksaan laboratorium darah lengkap
menunjukkan Leukopenia, trombositopenia, eosinofilia, neutropenia, limfositosis, dan monositosis.
Dari data anamnesa, pemeriksaan fisik, dan laboratorium pasien maka dapat didiagnosis sebagai
demam dengue karena telah memenuhi kriteria WHO untuk demam dengue, dan terutama tidak
ada tanda kebocoran plasma. Pasien diberi terapi cairan IVFD RL 40 tpm makro dan paracetamol 4
x 500 mg tab karna pada dasarnya pengobatan infeksi dengue bersifat simtomatis dan suportif.
Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai