A. Definisi
Meningitis adalah radang dari selaput otak yaitu lapisan aracnoid dan
piameter yang disebabkan oleh bakteri dan virus.
Meningitis adalah infeksi akut yang mengenai selaput mengineal yang dapat
disebabkan oleh berbagai mikroorganisme dengan ditandai adanya gejala spesifik
dari sistem saraf pusat yaitu gangguan kesadaran, gejala rangsang meningkat,
gejala peningkatan tekanan intrakranial, dan gejala defisit neurologi.
Meningitis adalah inflamasi meningen yang juga dapat menyerang
arakhonoid dan subarakhonoid, infeksi menyebar sampai subarakhonoid melalui
cairan serebrospinal sekitar otak dan spinal cord .
B. ETIOLOGI
C.MANIFESTASI KLINIK
A. Nyeri kepala.
B. Rasa nyeri ini dapat menyebar ke tengkuk dan punggung. Tengkuk menjadi
kaku. Kaku kuduk disebabkan oleh mengejangnya otot-otot ekstensor
tengkuk. Bila hebat, terjadi opistotonus, yaitu tengkuk kaku dalam sikap
kepala tertengadah dan punggung dalam sikap hiperekstensi, kesadaran
menurun. Tanda Kernig&Brudzinsky positif. (Arief Mansjoer : 2000)
C. Panas tinggi, mual, muntah, gangguan pernapasan, kejang, nafsu makan
berkurang, minum sangat berkurang.
D. Kejang terjadi pada lebih kurang 44% anak dengan penyebab hemofilus
influenza, 25% streptokok pneumonia, 78% oleh streptokok dan 10% oleh
infeksi meningokok.
E. Gangguan kesadaran berupa apati, letargi, renjatan, koma. Selain itu dapat
terjadi koagulasi intravaskularis diseminata.
F. Tanda-tanda iritasi meningeal seperti kaku kuduk, tanda kernig brudzinski
dan fontanela menonjol untuk sementara waktu belum timbul. Pada anak
yang lebih besar dan orang dewasa, permulaan penyakit juga terjadi akut
dengan panas, nyeri kepala yang bisa hebat sekali, malaise umum,
kelemahan, nyeri otot dan nyeri punggung.
D.PATOFISIOLOGI
E. PATWAY
3. Indikasi
Kesadaran menurun
Defisit neurologis fokal.
4. Dosis
Deksametason 10 mg bolus intravena, kemudian 4 x 5 mg
intravena selama 2-3 minggu, selanjutnya turunkan perlahan selama 1
bulan.
H. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Penatalaksanaan keperawatan pada pasien dengan meningitis adalah
sebagai berikut (Hidayat, 2008; Baughman & Hackley, 2003).
a. Pemantauan berat badan, elektrolit serum, pertahankan status hidrasi
seperti turgor kulit, jumlah urin, osmolaritas urin, berat jenis urin,
input output, dan berat badan.
b. Lindungi pasien dari cedera sekunder saat kejang atau saat
mengalami perubahan tingkat kesadaran
c. Bantu kebutuhan aktivitas dengan memberikan mobilisasi atau
fisioterapi pada saat tidak kejang dan panas untuk mempertahankan
range of motion (ROM).
d. Lakukan fisioterapi paru dan batuk efektif apabila ditemukan adanya
masalah kurangnya oksigenasi.
e. Cegah terjadinya komplikasi terkait imobilitas pasien seperti
dekubitus (pressure ulcers) karena tirah baring lama
f. Berikan lingkungan yang tenang dan bebas dari kebisingan atau
yang dapat memberikan stimulus yang besar.
ASUHAN KEPERAWATAN MENINGITIS
A. PENGKAJIAN
1. Anamnesa
a. Identitas pasien.
b.Keluhan utama : sakit kepala
c. Riwayat penyakit
Riwayat Penyakit sekarang
Harus ditanya dengan jelas tetang gejala yang timbul seperti sakit
kepala, demam, dan keluhan kejang. Kapan mulai serangan, sembuh atau
bertambah buruk, bagaimana sifat timbulnya, dan stimulus apa yang sering
menimbulkan kejang.
Riwayat penyakit dahulu
Riwayat sakit TB paru, infeksi jalan napas bagian atas, otitis media,
mastoiditis, tindakan bedah saraf, riwayat trauma kepala dan adanya pengaruh
immunologis pada masa sebelumnya perlu ditanyakan pada pasien.
Pengkajian pemakaian obat obat yang sering digunakan pasien, seperti
pemakaian obat kortikostiroid, pemakaian jenis jenis antibiotic dan reaksinya
(untuk menilai resistensi pemakaian antibiotic).
Riwayat psikososial
Respon emosi pengkajian mekanisme koping yang digunakan pasien
juga penting untuk menilai pasien terhadap penyakit yang dideritanya dan
perubahan peran pasien dalam keluarga dan masyarakat serta respon atau
pengaruhnya dalam kehidupan sehari harinya baik dalam keluarga ataupun
dalam masyarakat.
2. Pemeriksaan Fisik
a. B1 (Breathing): Peningkatan kerja pernapasan pada fase awal
b. B2 (Blood) : TD meningkat, nadi menurun, tekanan nadi berat
(berhubungan dengan peningkatan TIK dan pengaruh pada pusat
vasomotor), takikardia, disritmia (pada fase akut) seperti disritmia sinus
c. B3 (Brain) : afasia/ kesulitan dalam berbicara, mata (ukuran/ reaksi
pupil), unisokor atau tidak berespon terhadap cahaya (peningkatan TIK)
nistagmus (bola mata bergerak-gerak terus menerus), kejang lobus
temporal, otot mengalami hipotonia/ flaksid paralysis (pada fase akut
meningitis), hemiparese/ hemiplegi, tanda Brudzinski (+) dan atau tanda
kernig (+) merupakan indikasi adanya iritasi meningeal (fase akut),
refleks tendon dalam terganggu, babinski (+), refleks abdominal
menurun/ tidakl ada, refleks kremastetik hilang pada laki-laki
d. B4 bladder : Adanya inkontinensia dan/atau retensi
e. B5 bowel : Muntah, anoreksia, kesulitan menelan
f. B6 bone : Turgor kulit jelek.
B. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Pola napas berhubungan dengan penurunan tingkat kesadaran
b. Hipertermia berhubungan dengan proses penyakit (infeksi)
c. Nyeri akut berhubungan dengan agen pencedera fisiologis (inflamasi)
d. Risiko Cedera
e. Resiko perfusi serebral tidak efektif