PENDAHULUAN
3) Faktor fredisposisi : jenis kelamin laki-laki lebih sering dari pada wanita
4) Faktor maternal : ruptur membran fetal, infesi maternal pada minggu
terakhir kehamilan
5) Faktor imunologi : defisiensi mekanisme imun, defisiensi imunoglobin
6) Kelainan sistem saraf pusat, pembedahan atau injury yang berhubungan
dengan sistem persarafan.
C. Manifestasi
Tanda-tanda meningitis secara khas meliputi:
1. Gejala meningitis diakibatkan dari infeksi dan peningkatan TIK
a. Sakit kepala dan demam (gejala awal yang sering)
b. Perubahan pada tingkat kesadaran dapat terjadi letargik, tidak
responsif, dan koma.
c. Iritasi meningen mengakibatkan sejumlah tanda sbb:
1) Rigiditas nukal ( kaku leher ). Upaya untuk fleksi kepala
mengalami kesukaran karena adanya spasme otot-otot leher.
2) Tanda kernik positip: ketika pasien dibaringkan dengan paha
dalam keadan fleksi kearah abdomen, kaki tidak dapat di
ekstensikan sempurna.
3) Tanda brudzinki : bila leher pasien di fleksikan maka
dihasilkan fleksi lutut dan pinggul. Bila dilakukan fleksi pasif
pada ekstremitas bawah pada salah satu sisi maka gerakan
yang sama terlihat peda sisi ektremita yang berlawanan.
d. Mengalami foto fobia, atau sensitif yang berlebihan pada cahaya.
e. Kejang akibat area fokal kortikal yang peka dan peningkatan TIK
akibat eksudat purulen dan edema serebral dengan tanda-tanda
perubahan karakteristik tanda-tanda vital (melebarnya tekanan
pulsa dan bradikardi), pernafasan tidak teratur, sakit kepala,
muntah dan penurunan tingkat kesadaran.
f. Adanya ruam merupakan ciri menyolok pada meningitis
meningokokal.
g. Infeksi fulminating dengan tanda-tanda septikimia : demam tinggi
tiba-tiba muncul, lesi purpura yang menyebar, syok dan tanda
koagulopati intravaskuler diseminata. (Juliana, 2015)
D. Patofisiologi
Infeksi menyebar secara vaskular dari fokus infeksi dke tempat lain.
Misalnya organisme dari nasopharynk menyerang pembuluh darah yang
mendasari menyeberangi BBB, dan berkembang biak dalam CSF. Invasi dengan
ekstensi langsung dari infeksi di paranasal dan sinus matoid. Organisme juga bisa
masuk dengan implantasi langsung setelah ada luka tembus, fraktur tengkorak
yang menyebabkan pembukaan ke dalam kulit atau sinus, pungsi lumbal atau
prosedur bedah, kelainan anatomi seperti spina bifida, atau benda asing sebagai
shunt ventrikel internal atau perangkat ventrikular eksternal . Setelah tertanam,
organisme menyebar ke CSF, dimana infeksi menyebar ke seluruh ruang
subarachnoid. Proses infeksi seperti yang terlihat pada infeksi bakteri: akumulasi
sel radang eksudasi darah putih, dan berbagai tingkat kerusakan jaringan. Otak
menjadi hyperemic dan edema, dan seluruh permukaan otak ditutupi oleh lapisan
eksudat purulen yang bervariasi dengan jenis organisme. Sebagai contoh, eksudat
meningokokus paling ditandai selama parietal, oksipital, dan daerah cerebellar;
tebal, eksudat fibrinous infeksi pneumokokus terbatas terutama pada permukaan
otak, terutama lobus interior: dan eksudat infeksi streptokokus mirip dengan yang
infeksi pneumokokus, tapi tipis. Sebagai infeksi meluas ke ventrikel, nanah tebal,
fibrin, atau perlengketan dapat menutup jalan lorong sempit dan menghalangi
aliran CSF (Juliana, 2015).
PATHWAY
Infeksi bakteri, virus
Trombo emboli
Menyebar ke CSS
Meningitis
Bakteri masuk ke meningen
B. Diagnosa Keperawatan
1. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif (D.0017)
Kategori : Fisiologis
Sub kategori : Sirkulasi
2. Nyeri Akut (D.0077)
Kategori : Psikologis
Sub kategori : Nyeri dan Kenyamanan
3. Hipertermi (D.0130)
Kategori : Lingkungan
Sub kategori :Keamanan dan Proteksi
C. Intervensi Keperawatan
No SDKI SLKI SIKI Rasional
.
1. Risiko Perfusi Serebral Tidak Efektif Perfusi Serebral Manajemen Peningkatan Observasi
(D.0017) (L.02014) Tekanan Intrakranial 1. Kita harus
Kategori : Fisiologis Definisi : (I.06194) mengetahui apa
Sub kategori : Sirkulasi Ketidakadekuatan aliran Tindakan penyebab
Definisi : darah serebral untuk Observasi terjadinya
Berisiko mengalami penurunan sirkulasi menunjang fungsi otak. 1. Identifikasi peningkatan
darah ke otak. penyebab tekanan
Faktor Risiko: peningkatan TIK intracranial
1. Keabnormalan masa (mis. Lesi, karena jika
protrombin/atau masa gangguan tidak cepat
tromboplastin parsial metabolism, edema diobati maka
2. Penurunan kinerja ventrikel kiri serebral) akan
3. Aterosklerosis aorta 2. Monitor menimbulkan
4. Diseksi arteri tanda/gejala kondisi serius
5. Fibrilasi atrium peningkatan TIK yang
6. Tumor otak (mis. Tekanan darah menyebabkan
7. Stenosis karotis meningkat, tekanan kondisi serius
8. Miksoma atrium nadi melbar, hinggga
9. Koagulopati (mis. Anemia sel bradikardia, pola mengancam
sabit) napas ireguler, nyawa.
10. Dilatasi kardiomiopati kesadaran menurun) 2. Kita harus tahu
11. Koagulasi intravascular diseminata 3. Monitor MAP apa tanda gejala
12. Embolisme (Mean Arterial TIK agar kita
13. Cedera kepala Pressure) bisa mencegah
14. Hiperkolesteronemia 4. Monitor CVP sebelum
15. Hipertensi (Central Venous tekanan TIKnya
16. Endokarditis infektif Pressure), jika meningkat dan
17. Katup prostetik mekanis perlu membahayakan
18. Stenosis mitral 5. Monitor ICP (Intra nyawa
19. Neoplasma otak Cranial Pressure), seseorang
20. Infark miokard akut jika tersedia 3. Agar tercapai
21. Sindrom sick sinus 6. Monitor CPP menurunkan
22. Penyalahgunaan zat (Cerebral Perfusion MAP di bawah
23. Terapi trombolitik Pressure) 25% dan
24. Efek samping tindakan (mis. 7. Monitor status tekanan sistolik/
Tindakan operasi bypass) pernapasan diastole/
8. Monitor intake dan normal.
output cairan 4. Untuk
Terapeutik menentukan
1. Minimalkan status volume
stimulus dengan pasien dan
menyediakan kebutuhan
lingkungan yang cairan dan
tenang untuk
2. Berikan posisi semi memeriksa
fowler adanya
3. Hindari maneuver tamponade4
valsava 5. Monitor ICP
4. Cegah terjadi atau
kejang pemantauan
5. Hindari penggunaan tekanan intra
PEEP cranial adalah
6. Hindari pemberian tes diagnostik
cairan IV hipotonik yang membantu
7. Atur ventilator agar menetukan
PaCO2 optimal apakah tekanan
8. Pertahankan suhu cairan
tubuh normal serebrospinal
Kolaborasi tinggi atau
1. Kolaborasi rendah sehingga
pemberian sedasi dapat di berikan
dan anti konvulsan, intervensi atau
jika perlu penanganan
2. Kolaborasi segera.
pemberian diuretic 6. CPP atau
osmosis, jika perlu tekanan perfusi
3. Kolaborasi serebral adalah
pemberian pelunak gradien tekanan
tinja, jika perlu bersih yang
mendorong
pengiriman
oksigen ke
jaringan otak.
Sehingga perlu
dilakukan
pemantauan
untuk
memastikan
terjadi
pengiriman
oksigen ke otak.
7. Untuk
mengetahui
perkembangan
status kesehatan
pasien dan
mencegah
komplkasi
lanjutan
8. Untuk
menentukan
keseimbangan
cairan tubuh
klien dan
menentukan
tingkat
dehidrasi klien
Juliana. 2015. Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien Meningitis di Ruang Pediatric
Intensive Care Unit RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2015. Samarinda :
Program Studi Profesi Ners Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Samarinda
Suyanto. 2017. Analisa Praktik Residensi Keperawatan Medikal Bedah pada Gangguan Sistem
Neurologi : Meningitis Tuberkulosis Menggunakan Pendekatan Model Adaptasi Roy di
Rumah Sakit Cipto mangunkusumo. Depok : Program pendidikan Ners Speasialis
Universitas Negeri Indonesia Depok.
Tisnawati & Alfinia. 2017. Asuhan Keperawatan pada Anak Dengan Kasus Meningitis di Ruang
Rawat Anak Irna Kebidanan dan Anak Rsup Dr. M. Djamil Padang. Jurnal Menara Ilmu,
Vol. XI, Jilid, Hal. 174-183