Disusun Oleh:
Ayuningtyas P ( 2720180028 )
Diah Ayu Lestari ( 2720180005 )
Jihan Febriani ( 2720180029 )
Marissa Nuur ( 2720180039 )
Nadya Hanifa ( 2720180060 )
Nadya Khairunnisa ( 2720180067 )
Putri Anggita ( 2720180059 )
Raudhatul Jannah A ( 2720180085 )
Riska Amelia ( 2720180090 )
Shafa’Afifah ( 2720180051 )
Syarifah Nur Aulia (2720180036 )
Tasya Shafira ( 2720180022 )
Tina Nursalma ( 2720180066 )
Upra Jilani ( 2720180037 )
Wanda Lestari ( 2720180025 )
PROGRAM S1 KEPERAWATAN
UNIVERSITAS ISLAM AS-SYAFI’IYAH
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
2020
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan
inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Sistem
Persyarafan Meningitis”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan
banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para
pembaca untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar
menjadi lebih baik lagi.
Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak
kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang “Sistem Persyarafan Meningitis” dapat
memberikan manfaat dan menambah pengetahuan terhadap pembaca.
HALAMAN JUDUL..........................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................................
DAFTAR ISI......................................................................................................................
BAB 1 PENDAHULAUAN
A. Latar belakang................................................................................................................
B. Rumusan masalah...........................................................................................................
C. Tujuan.............................................................................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Meningitis.........................................................................................................
B. Etiologi Meningitis.........................................................................................................
C. Pathway Meningitis........................................................................................................
D. Manifestasi klinis Meningitis.........................................................................................
E. Pemeriksaan Penunjang Meningitis................................................................................
F. Penatalaksanaan Meningitis............................................................................................
G. Komplikasi......................................................................................................................
H. Askep Meningitis............................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pembangunan kesehatan diarahkan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat
yang setinggi-tingginya dapat terwujud. Pembangunan kesehatan diselenggarakan dengan
berdasarkan pada perikemanusiaan, pemberdayaan, dan kemandirian, adil dan merata,
serta pengutamaan dan manfaat dengan perhatian khusus pada penduduk usia rentan,
antara lain ibu, bayi, anak, lanjut usia, dan keluarga miskin.
Diantara penyakit infeksi yang perlu mendapat perhatian adalah penyakit meningitis,
karena penyakit ini sangat mempengaruhi pertumbuhan anak. Selain itu penyakit
meningitis merupakan salah satu penyebab kematian anak di banyak negara di dunia.
Meningitis adalah peradangan yang terjadi pada meningen, yaitu membran atau selaput
yang melapisi otak dan medulla spinalis, dapat disebabkan berbagai organisme seperti
virus, bakteri ataupun jamur yang menyebar masuk kedalam darah dan berpindah
kedalam cairan otak
Selama perawatan pasien meningitis mengalami berbagai masalah keperawatan,
sehingga membutuhkan proses keperawatan, proses keperawatan dilakukan untuk
mengidentifikasi masalah, mencegah, dan mengatasi masalah keperawatan yang di alami
pasien baik masalah keperawatan actual maupun potensial untuk meningkatkan
kesehatan.
Maka dari itu muncul gagasan untuk mengurangi agar tidak muncul penderita
meningitis dengan memberikan Asuhan Keperawatan kepada pasien dan keluarga pasien.
Selama perawatan, pasien meningitis mengalami berbagai masalah, sehingga
membutuhkan proses keperawatan, proses keperawatan dilakukan untuk mengidentifikasi
masalah, mencegah, dan mengatasi masalah keperawatan yang dialami pasien, baik
masalah keperawatan actual maupun potensial untuk meningkatakan kesehatan.
B. Rumusan masalah
1. Bagaimana definisi Meningitis?
2. Bagaimana etiologi Meningitis?
3. Bagaimana patofisiologi dan pathway dari Meningitis ?
4. Bagaimana manifestasi klinis dari Meningitis ?
5. Bagaimana pemeriksaan penunjangnya ?
6. Bagaimana penatalaksanaanya ?
7. Apa saja komplikasinya ?
8. Bagaimana askep ?
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui definisi Meningitis
2. Untuk mengetahui etiologi Meningitis
3. Untuk mengetahui patofisiologi dan pathway dari Meningitis
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis dari Meningitis
5. Untuk mengetahui pemeriksaan penunjangnya
6. Untuk mengetahui penatalaksanaanya
7. Untuk mengetahui apa saja komplikasinya
8. Untuk mengetahui askep
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Meningitis adalah inflamasi pada meningen atau membrane (selaput) yang
mengelilingi otak dan medulla spinalis. Penyebab meningitis meliputi bakteri, virus, dan
organisme jamur
Otak dan medul spinalis dilindungi oleh lapisan atau selaput yang disebut meningen.
Peradangan pada meningen khususnya pada bagian araknoid dan piameter
(leptomeningens) disebut meningitis. Peradangan pada bagian durameter disebut
pakimeningen. Meningitis dapat disebabkan karena bakteri, virus, jamur, atau karena
toksin. Namun demikian sebagian besar meningitis disebabkan bakteri.
Meningitis adalah peradangan pada meningen yaitu membrane yang melapisi otak
dan medulla spinalis
Dari penjelasan diatas, kesimpulan tentang meningitis adalah suatu reaksi
peradangan seluruh selaput otak (meningen) yang ditandai dengan adanya sel darah putih
dalam cairan serebrospinalis, yang disebabkan oleh virus, jamur dan bakteri yang
menyebar masuk kedalam darah dan berpindah kedalam cairan otak.
B. Etiologi
Penyebab meningitis yang paling sering adalah bakteri, virus, jamur, dan protozoa:
Penyebab jenis
Bakteri - Streptococcus pneumonia
- Neisseria meningitides
- Listeria monocytogenes
- Hemophilus influenza
- Streptococcus agalactiae
- Escherichia coli
- Klebisella pneumonia
- Pseudomonas aeruginosa
- Salmonella spp
- Nocardia spp
- Mycobacterium tuberculosis
Virus - Nonpolio enteroviruses echoviruses
- Coxsackieviruses
- Mumps virus
- Arboviruses
- Herpesviruses
- Lymphocytic choriomeningitis virus
- Human immunodeficiency virus
- Adenovirus
- Parainfluenza viruses 2 and 3
Jamur - Cryptococcus neoformans
- Coccidioides immitis
- Histoplasma capsulate
- Paracoccidioides brasiliensis
Protozoa - Naegleria fowleri
- Angiostrongylus cantonensis
- Strongyloides stercoralis
- Toxoplasma gondii
- Plasmodium falciparum
Penyebab lain adalah riketsia, penyakit kanker, tumor pada otak, obat-obatan seperti
antimikriba, immune globulin, ranitidine, non steroidal anti-inflammatory, penyakit
sistemik seperti Systemic lupus erythematosus, Rheumatoid arthritis, Polymyositis.
C. Patofisiologi dan Pathway
Otak dan medulla spinalis dilindungi oleh tiga lapisan meningen yaitu pada bagian
paling luar adalah durameter, bagian tengah araknoid dan bagian dalam piameter. Cairan
serebrospinalis merupakan bagian dari otak yang berada dalam ruang subarachnoid yang
dihasilkan dalam fleksus-fleksus choroid yang kemudian di alirkan melalui sistem
ventrikel.
Mikroorganisme dapat masuk ke dalam sistem saraf pusat melalui beberapa cara
misalnya hematogen (paling banyak), trauma kepala yang dapat tembus pada CSF dank
arena lingkungan. Invasi bakteri pada meningen mengakibatkan respon peradangan.
Netropil bergerak ke ruang subarachnoid untuk memfagosit bakteri menghasilkan
eksudat dalam ruang subarachnoid. Eksudat ini yang dapat menimbulkan bendungan
pada ruang subarkhnoid yang pada akhirnya dapat menimbulkan hidrosepalus.
Selain itu luka atau fraktur terbuka pada kepala dan medulla spinalis, memungkinkan
mudahnya bakteri atau kuman masuk ke otak. Infeksi pada telinga seperti otitis media
dan mastoiditis meningkatkan resiko meningitis bakteri. Kuman bakteri akan mudah
menembus membrane epithelium dan masuk ke ruang subarachnoid, berkembang
menimbulkan respon inflamasi.
Radang paru yang paling sering adalah karena tuberkolusis paru mengakibatkan
meningitis bakteri atau meningitis TB. Selain itu pembedahan otak dan spinal secara
langsung kuman dapat masuk ke lapisan otak. Sepsis atau infeksi sistemik juga beresiko
terjadinya meningitis
Inhalasi mycrobacterium tuberculosis
Jaringan otak/infeksi
E. Pemeriksaan Penunjang
1. Laboratorium
a. Darah : Pemeriksaan darah lengkap, peningkatan sel darah putih (10.000-
40.000/mm3), pemeriksaan koagulasi, kultur adanya mikroorganisme pathogen.
b. Urine : Albumin, sel darah merah, sel darah putih ada dalam urine.
2. Radiografi : Untuk menentukan adanya sumber infeksi misalnya Rongen dada untuk
menentukan adanya penyakit paru seperti TBC paru, pneumonia, abses paru. Scan
otak untuk menentukan kelainan otak.
3. Pemeriksaan lumbal pungsi : untuk membandingkan keadaan CSF normal dengan
meningitis.
F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan umum :
a. Pasien di isolasi
b. Pasien di istirahatkan/bedrest
c. Kontrol hipertermia dengan kompres, pemberian antipiretik seperti parasetamol,
asam salisilat
d. Kontrol kejang : Diazepam, fenobarbital
e. Kontrol peningkatan tekanan intracranial : Manitol, kortikosteroid
f. Pemenuhan kebutuhan cairan, nutrisi
2. Pemberian antibiotic
a. Diberikan 10-14 hari atau sedikitnya 7 hari bebas panas
b. Antibiotik yang umum diberikan : Ampisilin, gentamisin, kloromfenikol,
selalosporin.
c. Steroid untuk mengatasi inflamasi
d. Antipiretik untuk mengatasi demam
e. Antikonvulsant untuk mencegah kejang
f. Neuroprotector untuk menyelamatkan sel-sel otak yang masih bisa dipertahankan
g. Pembedahan : seperti dilakukan VP Shunt (Ventrikel Periton)
3. Pengobatan simtomatis
a. Diazepam IV : 0.2 – 0.5 mg/kg/dosis, atau rectal 0.4 – 0.6/mg/kg/dosis
b. Fenitoin 5 mg/kg/24 jam, 3 kali sehari.
c. Turunkan panas Antipiretika : parasetamol atau salisilat 10 mg/kg/dosis.
d. Kompres air PAM atau es.
4. Pengobatan suportif
a. Cairan intravena.
b. Zat asam, usahakan agar konsitrasi O2 berkisar antara 30 – 50%
c. Perawatan pada waktu kejang
1) Longgarkan pakaian, bila perlu dibuka.
2) Hisap lender
3) Kosongkan lambung untuk menghindari muntah dan aspirasi.
4) Hindarkan penderita dari rodapaksa (misalnya jatuh).
G. Komplikasi
1. Peningkatan tekanan intrakranial
2. Hydrosephalus : Penumpukan cairan pada rongga otak, sehingga meningkatkan
tekanan pada otak.
3. Infark serebral : Kerusakan jaringan otak akibat tidak cukup suplai oksigen, karena
terhambatnya aliran darah ke daerah tersebut.
4. Ensepalitis : peradangan pada jaringan otak dan meningenakibat virus, bakteri, dan
jamur.
5. Syndrome of inappropriate secretion of antidiuretic hormone
6. Abses otak : Infeksi bakteri yang mengakibatkan penimbunan nanah didalam otak
serta pembengkakakan.
7. Kejang : Gangguan aktivitas listrik di otak. Ditandai dengan gerakan tubuh yang tidak
terkendali dan hilangnya kesadaran.
8. Endokarditis : Infeksi pada endokardium yaitu lapisan bagian dalam jantung.
9. Pneumonia : Infeksi yang menimbulkan peradangan pada kantung udara disalah satu
atau kedua paru-paru yang dapat berisi cairan.
10. Syok sepsis : Infeksi luas yang menyebabkan kegagalan organ dan tekanan darah
yang sangat rendah.
KASUS
A. Pengkajian
Identitas Klien
Nama : Sdr.Z No. MR : 52-23-00
Umur : 20 th Ruang Rawat : Neurologi
Jenis Kelamin : Laki-laki Tgl.Masuk : 13 November 2020
Status : Belum menikah Tgl.Pengkajian : 13 November 2020
Agama : Islam
Pekerjaan : Pelajar
Pendidikan : SMA
Alamat : Pidoli Lombang
Penanggung Jawab
Nama : Ny.N
Umur : 46 th
Hub Keluarga : Ibu
Pekerjaan : IRT
B. Alasan Masuk
Pasien masuk ruangan Neurologi dari IGD RSAM Bukit tinggi rujukan dari
RS.Panyabungan pada tanggal 13 November 2020 dengan keluhan keluarga klien
mengatakan klien sakit kepala, sakit perut, batuk berdahak, nafas sesak,klien mual dan
muntah,keluarga mengatakan klien gelisah, aktivitas dibantu keluarga, lemah serta
penurunan kesadaran sejak 2 hari SMRS.Terapi dan tindakan yang sudah diberikan
kepada klien saat berada di IGD RSAM Bukittinggi yaitu klien terpasang IVFD RL 20
tetes/menit, klien terpasang NGT, kateter, O2 2 liter/, klien melakukan pemeriksaan
labor, kemudian mendapatkan Inj. Ceftriaxone 2gr/ 24 jam, Inj. Dexa 1 amp/8 jam, Inj.
Omeprazole 1 vial/12 jam serta drip paracetamol 500 gram/2 jam.
C. Riwayat Kesehatan
1. Riwayat Kesehatan Sekarang
Saat dilakukan pengkajian tanggal 13 November 2020 keluarga mengatakan
pasien sakit kepala, sakit perut, batuk berdahak, nafas sesak,gelisah,mual dan muntah,
lemah, aktivitas dibantu, serta penurunan kesadaran. GCS : 6 (E2M2V2). Klien
tampak sesak, terdapat tumpukan sekret, pasien tampak gelisah, dan pasien tampak
lemah anggota gerak , pasien tampak mengalami gangguan nervus IX dan X pada
fungsi menelan, serta kaku kuduk pasien positif
2. Riwayat Kesehatan Dahulu
Sebelumnya pasien pernah mengalami penyakit otitis media, pasien juga
mengalami batuk berdahak sejak 2 bulan yang lalu, dan demam 2 minggu sebelum
masuk RSUD Dr. Achmad Mochtar Bukittinggi
3. Riwayat Kesehatan Keluarga
Keluarga mengatakan tidak ada menderita penyakit yang sama dengan klien
terhadap gangguan infeksi pada otak.
D. Pemeriksaan Fisik
Kesadaran : Sopor (Stupor)
GCS : 6 ( E2M2V2)
BB/TB : 40 kg/160
Tanda-tanda vital TD : 128/76 mmHg P : 47x/menit
N : 98x/menit S : 370C
1. Kepala
a. Rambut
Rambut tampak hitam, tidak ada uban, rambut tampak kotor, sedikit
berbau,berminyak,terdapat ketombe, tidak teraba benjolan, tidak ada lesi pada
kulit kepala, tidak ada luka.
b. Mata
Konjungtiva tampak merah, sklera ikterik, pupil unisokor, tidak ada
pembengkakan pada mata.
c. Hidung
Pasien terpasang NGT, terpasang oksigen NRM, tidak ada polip, terdapat sekret
d. Mulut dan Gigi
Mukosa bibir kering, tidak ada gigi palsu, mulut berbau, lidah kotor, terdapat
caries gigi.
2. Leher
Tidak ada pembengkakan kelenjar tiroid, tidak ada lesi, vena jugularis teraba.
3. Thorak
a. Paru-paru
Inspeksi : Pengembangan dinding dada sama,tidak menggunakan otat bantu
pernafasan, irama nafas ireguler, warna kulit dada pasien kecoklatan, tidak ada
pembengkakan pada daerah dada pasien, pasien tampak terpasang elektroda,
frekuensi pernafasan 47x/menit.
Palapasi : Tidak ada nyeri tekan pada daerah dada pasien, tidak ada
pembengkakan pada daerah dada pasien
Perkusi : Sonor
Auskultasi : Vesikuler(-), terdengar ronchi.
b. jantung
Inspeksi :Ictus cordis tidak terlihat
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan, ictus cordis teraba pada ICS V di sebelah
medial linea midklavikula sinistra
Perkusi : Redup, batas jantung kanan atas ICS II linea para sternalis dextra,
batas jantung kanan bawah ICS IV linea para sternalis sinistra dextra, batas
jantung kiri atas ICS II linea para sternalis dextra, batas jantung kiri bawah ICS
IV linea medio clavicularis sinistra
Auskultasi : Suara jantung normal, tidak ada suara tambahan seperti
Murmur(-), dan gallop(-)
4. Abdomen
Inspeksi : Bentuk abdomen flat, umbilukus tampak bersih, tidak ada lesi maupun
bekas operasi.
Auskultasi : Bising usus normal 5x/menit (bising usus normal 5-35x/menit).
Palpasi : Tidak ada nyeri tekan di empat kuadran, tidak ada pembengkakan
Perkusi : Tympani pada keempat kuadran
5. Punggung
Inspeksi : Tidak ada luka atau jejas, tidak ada kelainan pada tulang punggung
seperti skoliosis, kifosis, dan lordosis.
Palpasi : Tidak ada nyeri pada daerah punggung
6. Ekstremitas
Atas
Tangan kiri klien terpasang infus Nacl 0,9% 20 tetes/menit, tidak ada edema, tidak
ada memar, kulit tampak kering, tidak ada lesi, tidak ada pembengkakan, akral teraba
hangat.
Bawah
Tidak ada edema, tidak ada luka, tidak ada lesi, akral teraba hangat.
Rangsangan Meningeal
1. Kaku kuduk (+) : Tanda kaku kuduk positif karena didapatkan kekakuan dan
tahanan pada pergerakan fleksi kepala disertai rasa nyeri dan spasme otot.
2. Kernig Sign (-) : Tanda kerniq sign negative karena didapatkan ekstensi sendi
lutut dan kaki sempurna.
3. Brudzinski 1 (-) : Tanda brudzinski negative karena tidak ada gerakan fleksi dari
sendi lutut panggul saat kepala difleksikan hingga menyentuh dada.
7. Genetalia
Terpasang kateter.
8. Integumen
Warna kulit sawo matang, turgor kulit kering, tidak terdapat lesi, tidak ada kemerahan
pada sekitar kulit, tidak ada memar
9. Nervus
1) Olfaktorius
Saat dilakukan pemeriksaan pasien tidak bisa diperiksa karena mengalami
penurunan kesadaran.
2) Optikus
Saat dilakukan pemeriksaan,pasien tidak bisa diperiksa karena mengalami
penurunan kesadaran
3) Okulomotorius
Saat dilakukan pemeriksaan, pasien tidak bisa diperiksa karena mengalami
penurunan kesadaran.
4) Troklearis
Saat dilakukan pemeriksaan, klien tidak bisa diperiksa karena mengalami
penurunan kesadaran.
5) Trigeminus
Saat dilakukan pemeriksaan, pasien tidak bisa diperiksa karena mengalami
penurunan kesadaran.
6) Abdusen
Saat dilakukan pemeriksaan, pasien tidak bisa diperiksa karena mengalami
penurunan kesadaran
7) Fasialis
Saat dilakukan pemeriksaan, klien tidak bisa diperiksa karena mengalami
penurunan kesadaran.
8) Vestibulococlearis
Pada saat pemeriksaan, pendengaran pasien tidak mengalami gangguan
9) Glosofaringeal
Pada saat pemeriksaan, pasien mengalami gangguan fungsi menelan.
10) Vagus
Pada saat pemeriksaan, pasien mengalami gangguan fungsi menelan, klien
terpasang NGT
11) Aksesoris
Saat dilakukan pemeriksaan, pasien tidak bisa diperiksa karena mengalami
penurunan kesadaran.
12) Hipoglosus
Saat dilakukan pemeriksaan, pasien tidak bisa diperiksa karena mengalami
penurunan kesadaran.
E. Data biologis
No Aktivitas Sehat sakit
1 Makanan dan minuman
Makan
- Menu Nasi lengkap MC+terpasang NGT
- Porsi 3x sehari ±200-500 cc
- Makanan kesukaan Nasi goreng Tidak ada
- Pantangan Tidak ada Tidak ada
G. Data Psikologis
Keluarga berharap pasien bisa cepat sembuh dan kembali kerumah agar bisa berkumpul
dengan keluarga
I. Data Spiritual
Pasien termasuk orang yang taat pada agama. Pasien rajin melakukan sholat 5 waktu,
selain itu pasien juga sering mengikuti kegiatan pengajian, serta kegiatan keagamaan
lainnya yang dilakukan disekitar lingkungan rumah. Namun semenjak pasien sakit,
pasien tampak jarang melakukan sholat serta mengaji.
J. Data Penunjang
Hasil Normal Keterangan hasil
Hemoglobin : 15,7 g/dl 13-16 g/dl Meningkat
Leukosit : 12.830/mm 5000/mm Meningkat
Trombosit : 209.000/mm 150.000/mm Meningkat
Hematocrit : 44,4% 40-48% meningkat
Keterangan :
1. Terjadi peningkatan leukosit karena adanya gangguan sistem kekebalan tubuh yang
membuat sel darah putih meningkat, dan reaksi terhadap obat.
2. Terjadi peningkatan trombosit karena adanya infeksi dan peradangan.
K. Data Pengobatan
Nama obat Dosis Manfaat Efek samping
Ceftrizine 1x1 Mengatasi alergi Mengantuk, pusing,
seperti flu, hidung merasa lelah, dan
tersumbat mulut terasa kering
Alprazolam 1x0,5 Mengatasi Peningkatan air liur
kecemasan
Haloperidol 2x0,5 Mengatasi Disfungsi ereksi dan
gangguan mental gangguan gerakan otot
atau perilaku
seperti gelisah
CPZ 1x2 Mengatasi Tremor, cemas, tubuh
skizofernia, mual lelah, kejang
muntah, cegukan
Ceftriaxone 1x2 Mengatasi berbagai Nyeri tenggorkan,
infeksi bakteri nyeri perut, mual,
muntah
OMZ 2x1 Menurunkan kadar Sakit kepala, sakit
asam lambung perut, nyeri sendi
Bisolvon 3x1 Meredakan batuk Pusing, berkeringat
berdahak
Dexa 3x1 Meredakan Lemas, gangguan pola
peradangan, tidur
mengatasi mual
ANALISIS DATA
Diagnose keperawatan
1. Perfusi serebral tidak efektif b.d infeksi otak d.d Keluarga mengatakan klien mengalami
penurunan kesadaran, Keluarga mengatakan pasien sakit kepala , mual dan muntah,
Keluarga mengatakan pasien sakit perut, Klien tampak mengalami penurunan kesadaran
2. Bersihan jalan nafas tidak efektif b.d sekresi yang tertahan dibuktikan dengan batuk tidak
efektif, ronchi
3. Pola nafas tidak efektif b.d hambatan upaya nafas d.d pola nafas abnormal
4. Gangguan mobilitas fisik b.d penurunan kekuatan otot d.d kekuatan otot menurun
5. Defisit perawatan diri b.d kelemahan d.d tidak mampu melakukan perawatan diri secara
mandiri.
Implementasi
No Tanggal Diagnose Jam Implementasi evaluasi
1 16/11/20 Perfusi serebral 11.00 - mengidentifikasi S:
tidak efektif b.d penyebab peningkatan - Keluarga
infeksi otak TIK mengatakan
- memonitor pasien
peningkatan tekanan sudah mulai
darah membaik
- memonitor kesadaran
ireguleritas irama nya
nafas - Keluarga
- memonitor penurunan mengatakan
tingkat kesadaran pasien
- memonitor efek sudah tidak
stimulus lingkungan merasakan
terhadap TIK sakit kepala,
- mempertahankan mual
posisi kepala dan muntah
leher netral - Keluarga
- mengatur interval mengatakan
pemantauan sesuai pasien
kondisi pasien sudah tidak
- menjelaskan tujuan sakit perut
dan prosedur O:
pemantauan - Kesadaran
- menginformasikan klien mulai
hasil pemantauan, jika membaik
perlu . - GCS : 15
- TD : 120/70
mmHg
- P:
20x/menit
- N:
75x/menit
- S : 36,50C
- Pupil
anisokor
- Hemoglobin
: 13 g/dl
- Leukosit :
5.000/mm
- Trombosit :
150.000/mm
- Hematokrit :
40,4 %
A : masalah teratasi
P : Intervensi
diberhentikan
2 16/11/20 Bersihan jalan 11.00 - Memonitor frekuensi, S:
nafas tidak irama, kedalaman dan - Keluarga
efektif b.d upaya nafas mengatakan
sekresi yang - memonitor pola nafas kesadaran
tertahan - memonitor pasien mulai
kemampuan batuk membaik
efektif - Keluarga
- memonitor adanya mengatakan
produksi sputum nafas pasien
- memonitor adanya sudah tidak
sumbatan jalan nafas sesak
- memonitor saturasi O:
oksigen - Pernafasan
- mengauskultasi bunyi 20x/menit
nafas - Secret sudah
- mengatur interval mulai
pemantauan respirasi berkurang
sesuai kondisi klien - Klien sudah
- menjelaskan tujuan tidak
dan prosedur tampak
pemantauan terpasang 02
- menginformasikan - Suara nafas
hasil pemantauan. normal
A : masalah teratasi
P : Intervensi
diberhentikan
3 16/11/20 Pola nafas 11.00 - memonitor pola nafas S:
tidak efektif b.d - memonitor bunyi - Keluarga
hambatan nafas tambahan mengatakan
upaya nafas - memonitor sputum kesadaran
- memposisikan semi pasien
fowler atau fowler membaik
- memberikan O:
minuman hangat - Pernafasan
- melakukan 20x/menit
penghisapan lendir - sekret mulai
kurang dari 15 detik berkurang
- memberikan oksigen - Klien sudah
- menganjurkan asupan tidak
cairan 2000ml/hari tampak
- mengajarkan teknik terpasang 02
batuk efektif - Suara nafas
- berkolaborasi normal
pemberian A : masalah teratasi
bronkadilator, P : Intervensi
ekspektoran,mukolitik diberhentikan
4 16/11/20 Gangguan 11.00 - mengidentifikasi S:
mobilitas fisik adanya nyeri atau - Keluarga
b.d penurunan keluhan fisik lainnya mengatakan
kekuatan otot - mengidentifikasi kesadaran
toleransi fisik pasien
melakukan membaik
pergerakan - Keluarga
- memonitor frekuensi mengatakan
jantung dan tekanan anggota
darah gerak pasien
- memonitor kondisi sudah tidak
umum selama lemah
melakukan mobilisasi - Keluarga
- memfasilitasi mengatakan
aktivitas mobilisasi aktivitas
dengan alat bantu sudah tidak
(mis. pagar tempat dibantu
tidur) O:
- melibatkan keluarga - Aktivitas
untuk membantu pasien
pasien dalam sudah tidak
meningkatkan dibantu
pergerakan - anggota
- menjelaskan tujuan gerak pasien
dan prosedur sudah tidak
mobilisasi lemah
- mengajarkan - TD : 120/70
mobilisasi sederhana mmHg
yang harus dilakukan - Rentang
(mis. duduk ditempat gerak pasien
tidur, duduk disisi sudah
tempat tidur, pindah tampak
dari tempat tidur ke membaik
kursi. - gerakan
pasien
sudah tidak
terbatas
- Fisik pasien
sudah tidak
lemah
A : masalah teratasi
P : Intervensi
diberhentikan
5 16/11/20 Deficit 11.00 - memonitor tingkat S:
perawatan diri kemandirian - Keluarga
b.d kelemahan - mengidentifikasi mengatakan
kebutuhan alat bantu kesadaran
kebersihan diri psien
- mengidentifikasi membaik
kebiasaan BAB/BAK - Keluarga
- memonitor kebersihan mengatakan
rambut, kuku, dan aktivitas
mulut pasien
- menyediakan sudah tidak
lingkungan yang dibantu
terapetik O:
- menyiapkan - Pasien
keperluan pribadi tampak
spt.sabun mandi, sikat mandi
gigi 2x/hari
- mendampingi dalam - Pasien cuci
melakukan perawatan rambut
diri 3x/minggu
- menyediakan pakaian - Rambut
pribadi sesuai tampak
kebutuhan tidak
- memfasilitasi untuk berminyak
berhias (spt. menyisir - Rambut
rambut, merapikan bersih tidak
kumis/jenggot) tampak
- memberikan pujian berketombe
terhadap kemampuan - Mulut tidak
berpakaian berbau
- menganjurkan - Lidah bersih
melakukan perawatan - Kulit
diri secara konsisten tampak
sesuai kemampuan lembab
- menjelaskan manfaat A : masalah teratasi
mandi dan dampak P : Intervensi
tidak mandi terhadap diberhentikan
kesehatan
- mengajarkan kepada
keluarga cara
memandikan pasien
DAFTAR PUSTAKA