Di susun oleh:
Nirm : 1801013
Kelas: keperawatan 5c
MUHAMMADIYAH MANADO
T.A 2020/2021
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat
dan hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “ASUHAN
KEPERAWATAN ENSEFALITIS” tanpa suatu halangan yang amat berarti hingga akhirnya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan
bantuan dan dukungannya dalam pembuatan makalah ini. Tak lupa penulis ucapkan terima kasih
kepada Dosen Mata Kuliah Keperawatan medikal bedah II yang telah memberikan kesempatan
kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini.
Demikian yang dapat penulis sampaikan, apabila ada kata di dalam makalah ini yang
kurang berkenan penulis mohon maaf sebesar - besanya. Sekali lagi penulis ucapkan terima kasih
kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung penulis dalam pembuatan makalah
ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR……………………………………………………………………….....….
DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………....
BAB I PENDAHULUAN…………………………...……………………………………………..
1. Latar Belakang…..…………………………………………...……………………………
2. Rumusan Masalah…………………………………………………………………………..
3. Tujuan Penulisan……………………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………..………
A. Definisi ……………………………………………………………………...……………...
B. Etiologi ………………….………………………………………………………………….
C. Patofisiolgi …………………………………………………………………………………
D. Manifestasi Klinis……………..……………………………………………………………
E. Penatalaksanaan………………….…………………………………………………………
F. Pemeriksaan diagnostik……………….……………………………………………………
G. Komplikasi …………………...………………………………………………………….....
A. Pengkajian…………………………………………………………………………………...
B. Diagnose Keperawatan……………………………………………………………………...
C. Intervensi Keperawatan……………………………………………………………………..
D. Implementasi ………………………………………………………………………………..
E. Pathway……………………………………………………………………………………...
BAB IV CONTOH KASUS……………………………………...…………………………….
BAB V PEMBAHASAN DIAGNOSA………………………………………………………..
BAB VI PENUTUP…………………………………………………………………………….
A. Kesimpulan……………………………………………………………………..................
B. Saran ……………………………………………………………………………………….
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………...…………
BAB 1
PENDAHULUAN
Penyakit infeksi adalah penyakit yang disebabkan karena masuknya bibit penyakit kedalam
tubuh seseorang. Penyakit infeksi masih menempati urutan teratas penyebab kesakitan dan
penderitaan fisik, infeksi juga menyebabkan penurunan kinerja dan produktifitas, yang pada
gilirannya akan mengakibatkan kerugian materil yang berlipat-lipat. Bagi Negara, tingginya
umum, sedangkan dilain pihak juga menyebabkan peningkatan pengeluaran yang berhubungan
Sebagaimana diketahui, infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus, maupun jamur, dan
dapat terjadi di masyarakat (community acquired) maupun di rumah sakit (hospital acquired).
Pasien yang sedang dalam perawatan di rumah sakit memiliki resiko tertular infeksi lebih besar
dari pada di luar rumah sakit. Lingkaran infeksi dapat terjadi antara pasien, lingkungan/vektor,
dan mikroba.
Sebagaimana uraian diatas, maka dalam makalah ini kami akan membahas mengenai salah
satu masalah yang diakibatkan oleh terjadinya inveksi terhadap jaringan otak oleh virus, bakteri,
cacing, protozoa, jamur, atau ricketsia, yang biasa disebut dengan ensefalitis.
Ensefalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh bakteri, cacing,
protozoa, jamur, ricketsia atau virus (Arif Mansur : 2000). Ada banyak tipe-tipe dari ensefalitis,
kebanyakan darinya disebabkan oleh infeksi-infeksi yang disebabkan oleh virus-virus. Ensefalitis
dapat juga disebabkan oleh penyakit-penyakit yang menyebabkan peradangan dari otak.
Dengan gejala-gejala seperti panas badan meningkat, sakit kepala, muntah-muntah lethargi,
kaku kuduk, gelisah, serta gangguan pada penglihatan, pendengaran, bicara dan kejang. Virus
atau bakteri memasuki tubuh melalui kulit, saluran nafas dan saluran cerna, setelah masuk ke
dalam tubuh, virus dan bakteri akan menyebar ke seluruh tubuh dengan beberapa cara. Salah
satunya adalah pada jaringan otak yang nantinya akan menyebabkan ensefalitis.
Berdasarkan faktor penyebab yang sering terjadi maka ensefalitis diklasifikasikan menjadi
enam tipe, yaitu : ensefalitis supurativa, ensefalitis siphylis, ensefalitis virus, ensefalitis karena
fungus, ensefalitis karena parasit, dan riketsiosa serebri. Adapun pelaksanaan yang bisa
dilakukan untuk menangani masalah ensefalitis adalah dengan pemberian antibiotik, isolasi
untuk mengurangi stimuli dari luar, terapi anti mikroba, mengontrol terjadinya kejang dan lain-
lain.
Encephalitis Herpes Simplek merupakan komplikasi dari infeksi HSV ( Herpes Simplek
Virus ) yang mempunyai mortalitas dan morbiditas yang tinggi terutama pada neonates. EHS
(Encephalitis Herpes Simplek ) yang tidak diobati sangat buruk dengan kematian 70-80% setelah
30 hari dan meningkat menjadi 90% dalam 6 bulan. Pengobatan dini dengan asiklovir akan
menurunkan mortalitas menjadi 28%. Gejala sisa lebih sering ditemukan dan lebih berat pada
kasus yang tidak diobati. Keterlambatan pengobatan yang lebih dari 4 hari memberikan
prognosis buruk, demikian juga koma, pasien yang mengalami koma seringkali meninggal atau
b. Apa saja yang bisa menjadi faktor penyebab, tanda dan gejala, serta proses terjadinya
ensefalitis ?
d. Asuhan keperawatan apa saja yang bisa dilakukan terhadap pasien dengan masalah
ensefalitis ?
e. Apa yang dimaksud dengan legal etis dalam keperawatan serta prinsip-prinsip apa saja
3. Tujuan
Tujuan Umum
a. Menambah pengetahuan mahasiswa mengenai ensefalitis serta mampu menerapkan asuhan
Tujuan Khusus
b. Mahasiswa mampu mengetahui faktor penyebab, tanda dan gejala, serta proses terjadinya
ensefalitis.
c. Mahasiswa mampu mengetahui penatalaksanaan yang dilakukan pada pasien dengan
masalah ensefalitis.
d. Mahasiswa mampu mengetahui asuhan keperawatan yang bisa dilakukan terhadap pasien
TINAJAUAN TEORITIS
3. Patofisiologi
Virus atau agen penyebab lainnya masuk ke susunan saraf pusat melalui peredaran
darah, saraf perifer atau saraf kranial, menetap dan berkembang biak menimbulkan
proses peradangan. Kerusakan pada myelin pada akson dan white matter dapat pula
terjadi . Reaksi peradangan juga mengakibatkan perdarahan , edema, nekrosis yang
selanjutnya dapat terjadi peningkatan tekanan intracranial. Kematian dapat terjadi
karena adanya herniasi dan peningkatan tekanan intracranial. (Tarwoto Wartonah,
2007).
Virus masuk tubuh klien melalui kulit, saluran npas, dan saluran cerna. Setelah masuk
ke dalam tubuh, virus akan menyebar ke seluruh tubuh dengan beberapa cara :
a. Lokal : virus alirannya terbatas menginfeksi selaput lender permukaan atau organ
tertentu.
b. Penyebaran hematogen primer : virus masuk ke dalam darah, kemudian menyebar
ke organ dan berkembang biak di organ tersebut.
c. Penyebaran melalui saraf-saraf : virus berkembang biak di perukaan selaput
lender dan menyebar melalui system persarafan.
1. Pengkajian
b) Keluhan Utama, berupa panas badan meningkat, kejang, dan kesadaran menurun.
c) Riwayat Penyakit Sekarang : Mula-mula anak rewel, gelisah, muntah-muntah, panas badan
d) Riwayat Penyakit Dahulu : Klien sebelumnya menderita batuk, pilek kurang lebih 1-4 hari,
pernah menderita penyakit Herpes, penyakit infeksi pada hidung, telinga dan tenggorokan.
e) Riwayat Penyakit Keluarga : Keluarga ada yang menderita penyakit yang disebabkan oleh
f) Imunisasi : Kapan terakhir diberi imunisasi DTP, karena ensefalitis dapat terjadi pada post
imunisasi pertusis.
2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan adalah suatu penyatuan dari masalah pasien yang nyata maupun
potensial berdasarkan data yang telah dikumpulkan (Boedihartono, 1994). Diagnosa keperawatan
c. ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual muntah
3. Intervensi Keperawatan
Intervensi adalah penyusunan rencana tindakan keperawatan yang akan dilaksanakan untuk
Kriteria hasil :
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri :
menghilangkan ketidaknyamanan
analgetik.
Berikan lingkungan yang Menurunkan reaksi terhadap
istirahat/relaksasi.
Kaji intensitas nyeri. Untuk menentukan tindakan yang
pasien.
Berikan latihan rentang gerak Dapat membantu merelaksasikan
nyaman tersebut.
Kolaborasi :
/istirahat umum.
Kriteria hasil : Mendemonstrasikan suhu dalam batas normal, bebas dari kedinginan.
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri :
hipotalamus.
c. ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual muntah
INTERVENSI RASIONAL
Mandiri :
klien
Dengan pengetahuan yang baik
nutrisi
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi adalah pengelolaan dan perwujudan dari rencana keperawatan yang telah
disusun pada tahap perencanaan (Effendi, 1995). Implementasi keperawatan pasien dengan
.
NO IMPLEMENTASI
1 Memberikan tindakan nyaman.
Memberikan lingkungan yang tenang, ruangan agak gelap
2
sesuai indikasi.
3 Mengkaji intensitas nyeri.
Meningkatkan tirah baring, bantu kebutuhan perawatan diri
4
pasien.
Memberikan latihan rentang gerak aktif/pasif secara tepat dan
5
masase otot daerah leher/bahu.
6 Berkolaborasi untuk pemberian analgesik sesuai indikasi.
NO IMPLEMENTASI
1 Memantau suhu pasien, perhatikan menggigil/ diaforesis.
Memantau suhu lingkungan, batasi / tambahkan linen tempat
2
tidur sesuai indikasi.
Memberikan kompres mandi hangat, hindari penggunaan
3
alkohol.
4 Berkolaborasi untuk pemberian antipiretik sesuai indikasi.
c. ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d mual muntah
NO IMPLEMENTASI
dengan tujuan yang telah ditetapkan, dilakukan dengan cara berkesinambungan, dengan
melibatkan pasien, keluarga dan tenaga kesehatan lainnya. (Lynda Juall Capenito, 1999:28)
5. Pathway
BAB IV
CONTOH KASUS
A. KASUS
a. Indentitas
Nama penderita : an. SN
Umur : 2 tahun 4 bulan
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : RT. 11 Bukit Tempurung. Ma. Sabak
Dikirim olah : rujukan dari RS Nurdin Hamzah Ma. Sabak
MRS tanggal : 01-01-2013
b. Anamnesis
Allo anamnesis dengan : ibu pasien
Tanggal ; 07-01-2013
a) Keluhan utama : penurunan kesadaran ± 3 jam SMRS
b) Keluhan tambahan : kejang, sesak, demam.
c) Riwayat penyakit sekarang :
± 1 hari SMRS anak demam tinggi,timbul mendadak,demam tidak turun-turun,
menggigil ( - ), bintik-bintik merah (-), mimisan (-), pilek (-), berkeringat malam
hari (-) sesak napas (+), tidak di pengaruhi aktivitas (-), tidak pengaruhi posisi (-),
riwayat tidur dengan bantal 2-3 hari (-), perut kembung (+), muntah (-), nafsu
makan menurun (+), BAK dan BAB seperti biasa.
± 3 jam SMRS anak kejang di rumah sebanyak 3x, lamanya kejang 30 menit
setelah kejang anak tetap tidak sadar sehingga anak dibawah orang tuanya ke RS
Nurdin Hamzah Ma.sabak, setibanya disana anak mengalami kejang (+) satu kali,
seluruh badan,anak tetap tidak sadar hingga saat ini lalu di rujuk oleh RS Nurdin
Hamzah ke RSU Rd.Mattaber masuk melalui IGD.
± 7 hari dalam perawatan di HCU, anak sering demam ↑↓, anak masih sering
kejang, namun sebentar± 5 mnt, kejang hanya pada tangan saja, anak sadar
sebelum dan sesudah kejang, dalam sehari anak bisa kejang 2-3 kli anak sudah
mendapatkan perawatan anti kejang, penurunan panas, oksigen, mendapat asupan
makanan melalui selang hidung .
d) Riwayat penyakit dahulu :
o Riwayat kejang sebelumnya :-
o Riwayat batuk dan pilek :-
o Riwayat trauma :-
o Riwayat keluarga dengan epilepsy :-
o Riwayat keluarga dengan batuk-batuk lama :-
e) Riwayat kehamilan dan persalinan :
o masa kehamilan : Aterm
o partus : Normal
o berat badan lahir : 3200 gram
o panjang badan lahir : 48 cm
o penolong : Bidan
o tempat : klinik bersalin
o tanggal : 08-08-2010
f) riwayat perkembangan fisik :
o gigi pertama : 9 bulan/tahun
o berbalik : 4 bulan/tahun
o tengkurap : 7 bulan/tahun
o merangkak : 8 bulan/tahun
o duduk : 9 bulan/tahun
o berdiri : 10 bulan
o berjalan : 1 tahun
o berbicara : 11 bulan/tahun (mama)
o kesan : perkembangan baik
g) riwayat imunisasi
o BCG :÷
o Polio :÷
o DPT :÷
o Campak :÷
o Hepatitis : ÷
o Kesan : imunisasi dasar lengkap
h) Riwayat makanan :
Anak mendapat ASI sejak lahir sampai usia 1 tahun, setelah itu makanan
tambahan berupa nasi tim bahkan sekarang sudah dengan nasi biasa. Makanan
tambahan lainnya seperti daging, ikan , sayur dan buah tercukupi.
Kesan : nutrisi baik
i) Riwayat keluarga : tidak ada keluarga yang mengalami penyakit yang sama.
j) Riwayat perkembangan mental :
o Isap jempol :÷
o Ngompol :÷
o Sering mimpi :÷
o Aktivitas : aktif
o Membangkang :-
o Ketakutan :-
k) Status gizi BB : 10 kg, PB : 89 cm, umur : 2 tahun 4 bulan
o Berdasarkan BB/PB → Z-score = + 0,87 SD berada diantara + 2 dan -2 SD
→gizi baik(normal) (standar WHO NCHS)
L. Anamnesa organ:
a. kepala
o Rambut rontok : -
b.Mata
o Rabun senjan : -
o Mata merah : -
o Bengkak : -
c. Telinga
o Sekret : -
o Gangguan pendengaran : -
d. Hidung
o Epistaksis : -
o Kebiruan
e. Gigi mulut
o Sariawan : -
o Gusih berdarah : -
o Lidah kotor : -
f. Tenggorokan
o Suara serak : -
g. Leher
o Kaku kuduk : +,brudzinki 1 positif
o Tortikolis : -
h. Mulut
Bibir:
- Bentuk : dbn
- Warna : merah
- Ukuran :-
- Bibir kering : +
- Sianosis: -
- Bengkak : -
i. Gigi
o Kebersihan cukup: -
o Karies : -
o Gusih : tidak berdarah
j. Lidah
o Bentuk : dbn
o Gerakan : bebas
o Warna : putih di tengah, merah di pinggir
bendungan vena : -
sternum : ditengah
suara napas tambahan : tidak ada rongkhi dan tidak ada wheezing
b.jantung
inspeksi : iktus : tidak terlihat
palpasi : apeks : tidak teraba
thrill : tidak ada
perkusi : batas kanan : ICS IV linea parastemalis dextra
batas kiri : ICS IV linea midklavikula sinitra
batas atas : ICS II linea parastemslis dextra
auskultasi : suara sadar : S1 dan S2 tunggal
bising : tidak ada
c.apdomen :
inspeksi : bentuk : simetris
umbilikus : tidak menonjol
petekie : -
spider nevi : -
turgor : cepat kembali
lain –lain : -
palpasi : nyeri tekan : -
nyeri lepas : -
defans muskural : -
hati : tidak teraba
lien : tidak teraba
ginjal : tidak teraba
masa : tidak teraba
ukuran : -
lokasi : -
permukaan : -
konsistensi : -
perkusi : timpani / pekak : timpani
Asites : tidak ada
Auskultasi : bising usus (+) normal
c.Ekstremitas :
umum : akral atas dan bawah hangat, tidak ada edema
d.Neurologi
Lengan Tungkai
Kanan kiri Kanan Kiri
Gerakan + + + +
Tonus N N N N
Trofin E E E E
Klonus - - - -
Reflex
fisiologis ( bisep, + + + +
trisep, patella)
Reflex parologis
(R. Babinski) - - - -
Sensibilitas + + + +
Pemerikasaa urin
- Warna : kuning
- Berat jenis : 1005
- Protein : 6
- Sediumen :
Leukosit : 3-5 / 1pb (0-5 / 1pb)
Elektrosit : 0 -1 / 1pb ( 0 -1 /1pb)
Epitel : 0 -2 / 1pb ( 10 / 1pb )
Pemeriksaan feses
- warna : kuning
- konsistensi : lunak
- lendir : -
- sel :
Eriktrosit : 0 -11 / 1bp
Leukoait : 0 – 1 /1bp
Epitel : 1- 12 /1pb
- Bakteri : +
B.Analisa Data
C. Diagnosa Keperawatan
Hipertermi B.D Dehidrasi
Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual muntah
DX
Ketidakseimbangan Setelah 1. kaji 1. mengetahui
nutrisi kurang dari dilakukan pemenuhan kekurangan
kebutuhan tubuh b.d tindakan nutrisi klien nutrisi klien
mual muntah keperawatan 2. kaji 2. agar dapat
maka kriteria penurunan dilakukan
hasil : klien nafsu makan intervensi
mengalami klien dalam
peningkatan 3. kolaborasi pemberian
nafsu makan dengan ahli makanan pada
gizi untuk klien
menentukan 3. untuk proses
jumlah kalori penyembuhan
dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan
jika perlu
Kurang pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurang terpapar terhadap informasi
Pembahasan kasus
Dari kasus yang saya angkat pada bab empat tentang asuhan keperawatan ensefalitis,
diangnosa yang muncul hanya tiga diagnosa yang terdapat di bab tiga tentang asuahan
keperawatan teori hal ini bisa di lihat dari analisa data yang terdapat pada asuhan
keperawatan pasien
A. Analisa Data
DX
Ketidakseimbangan Setelah 6. kaji 4. mengetahui
nutrisi kurang dari dilakukan pemenuhan kekurangan
kebutuhan tubuh b.d tindakan nutrisi klien nutrisi klien
mual muntah keperawatan 7. kaji 5. agar dapat
maka kriteria penurunan dilakukan
hasil : klien nafsu makan intervensi
mengalami klien dalam
peningkatan 8. kolaborasi pemberian
nafsu makan dengan ahli makanan pada
gizi untuk klien
menentukan 6. untuk proses
jumlah kalori penyembuhan
dan jenis
nutrient yang
dibutuhkan
jika perlu
Kurang pengetahuan orang tua berhubungan dengan kurang terpapar terhadap informasi
BAB VI
PENUTUP
B. KESIMPULAN
Ensefalitis adalah radang jaringan otak yang dapat disebabkan oleh bakteri, cacing, protozoa,
jamur, ricketsia atau virus (Arif Mansur : 2000). Ensefalitis disebabkan oleh bakteri, virus,
d. Ensefalitis karena parasit : malaria serebral, toxoplasmosis, amebiasis dan sistiserkosis.
Penatalaksaan pada masalah ini dilakukan sesuai dengan penyebab terjadinya ensefalitis
tersebut, antara lain seperti : pemberian antibiotik, antifungi, antiparasit, antivirus dan
B. Saran
Sehat merupakan sebuah keadaan yang sangat berharga, sebab dengan kondisi fisik yang
sehat seseorang mampu menjalankan aktifitas sehari-harinya tanpa mengalami hambatan. Maka
menjaga kesehatan seluruh organ yang berada didalam tubuh menjadi sangat penting mengingat
betapa berpengaruhnya sistem organ tersebut terhadap kelangsungan hidup serta aktifitas
seseorang.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Azis S. Varisela. Dalam : Soedarmo SS, Garna H, Hadinegoro SR (penyunting), Buku
ajaran anak infeksi & penyakit tropis Edisi pertama. Jakarta : Balai Penerbit FKUI. 2002. H.
152-9
https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/biomedik/article/downoad/12697/12295
https://ojs.unud.ac.id/index.php/medicina/article/view/11047/7853