Anda di halaman 1dari 4

5.

Manifestasi klinis SLE

A. Umum:
 Demam lebih dari 38°C dengan sebab yang tidak jelas
 Rasa lelah dan lemah berlebihan
 Rambut rontok
 Ujung-ujung jari tangan dan kaki menjadi pucat hingga kebiruan saat udara dingin
 Sensitif terhadap sinar matahari
 Ruam kemerahan pada pipi
 Ruam kemerahan pada kulit
 Sariawan tidak kunjung sembuh, terutama pada atap rongga mulut
 Nyeri dan bengkak pada >2 sendi dalam jangka waktu lama
 Nyeri dada terutama saat berbaring dan menarik nafas
 Kejang atau kelainan saraf lain
 Kelainan hasil pemeriksaan lab (atas anjuran dokter):
• Jumlah sel darah merah/sel darah putih/trombosit menurun
• Darah/protein pada pemeriksaan urin
• ANA dan/atau anti dr-DNA positif

B. Integumen
Ruam kemerahan berbentuk kupu-kupu yang sayapnya melintang dari pipi ke
pipi, sensitivitas terhadap sinar matahari, ulkus oral/sariawan yang tidak sembuh-sembuh
terutama di atap rongga mulut
C. Muskuloskeletal
Nyeri dan bengkak pada persendian terutama di lengan dan tungkai, menyerang
lebih dari 2 sendi dalam jangka waktu lama
D. Ginjal
Bengkak seluruh tubuh. Gambaran klinis ditandai dengan temuan minimal,
termasuk proteinuria ringan dan hematuria mikroskopik; sindrom nefrotik, dengan
proteinuria berat, hipoalbuminemia, edema perifer, hipertrigliseridemia, dan
hiperkoagulasi; atau sindrom nefritik, dengan hipertensi, sedimen eritrosit atau kristal
eritrosit pada sediaan sedimen urin, dan penurunan laju filtrasi glomerulus progresif
dengan peningkatan kreatinin serum dan uremia.
E. Saraf (neuropsikiatrik)
kejang dan psikosis yang bukan disebabkan oleh obat-obatan atau gangguan
metabolik (misal uremia, ketoasidosis, atau ketidakseimbangan elektrolit),
F. Respirasi (paru-paru)
Emboli paru, fibrosis paru, Nyeri dada terutama saat berbaring dan menarik nafas
G. Gastrointestinal
Komplikasi gastointestinal bisa berupa kelainan pada esofagus, vaskulitis
mesenterika, radang pada usus, pankreatitis, hepatitis, dan peritonitis.
H. Hepar
Manifestasi pada hati relatif lebih sering terjadi dibandingkan pada
gastrointestinal, manifestasi pada hati berupa hepatitis kronis aktif, hepatitis
granulomatosa, hepatitis kronis persisten, dan steatosis. Biasanya diperlihatkan dengan
meningkatnya enzim hati seperti Serum Glutamic OxaloaceticTransaminase (SGOT),
Serum Glutamic Pyruvic Transaminase (SGPT) dan alkali-fosfatase. Keterlibatan hati ini
dihubungkan dengan anti fosfolipid antibodi yang menyebabkan trombosis arteri atau
vena hepatika yang akhirnya menyebabkan infark, untuk membedakan kelainan hati
karena SLE atau kelainan autoimun yang lain tidaklah mudah ataupun keduanya
sangatlah sulit, biopsi hati dan adanya antibodi anti P ribosom mungkin akan terlihat pada
hepatitis karena autoimun dibandingkan dengan hepatitis karena SLE (Suntoko, 2015).
I. Kardiovaskular

Perikarditis merupakan gejala khas, dengan nyeri substernal posisional dan


terkadang dapat ditemukan rub. Ekokardiografi dapat menunjukkan efusi, atau dalam
kasus kronik penebalan dan fibrosis perikardium. Tamponade atau hemodinamik
konstriktif jarang ditemukan, namun dapat diinduksi oleh karbamazepin. Miokarditis
jarang terjadi, namun harus dicurigai pada pasien dengan SLE aktif dan gejala dada tidak
khas, perubahan EKG minimal, aritmia, atauperubahan hemodinamik. Miokarditis dapat
mengakibatkan kardiomiopati dilatasi, dengan tanda gagal jantung kiri.

J. Hematologi
Anemia hemolitik dengan retikulosis, leukopenia
DAFTAR PUSTAKA
(Muthusamy, V. (2017). Systemic Lupus Erythematous (SLE). Denpasar. Fakultas
Kedokteran Universitas Udayana)
(Aulia. (2017). LES (Lupus Eritematosus Sistemik). Jakarta: Kemenkes RI Direktorat
Jenderal P2P)
Sumariyono. 2017. Mengenal LES (Lupus Eritematosus Sistemik. Devisi Reumatologi,
Dapartemen Ilmu Penyakit dalam FKUI-RSCM.

Anda mungkin juga menyukai