Anda di halaman 1dari 6

Konsep Medis

Definis

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang
dapat hidup ke dunia luar dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain. (Sulisdian, dkk.
2019).

Dapus : Diana Sulis, M.Kes, Elfiani Mail M.kes & Zulfa Rufaida, S.Keb. Bd.,M.Sc. 2019.
Buku Ajar Asuhan Kebidanan Persalinan dan Bayi Baru Lahir. Jawa Tengah: CV OASE
GROUP

Persalinan berlangung secara alamiah, tetapi tetap diperlukan pemantauan khusus


karena setiap ibu memiliki kondisi kesehatan yang berbeda-beda, sehingga dapat
mengurangi risiko kematian ibu dan janin pada saat persalinan. Selain itu, selama
kehamilan ataupun persalinan dapat terjadi komplikasi karena kesalahan penolong dalam
persalinaan, baik tenaga non-kesehatan seperti dukun ataupun tenaga kesehatan
khususnya bidan (Wahyuni,2014).

Etiologi

Berdasarkan Machmudah (2010), penyulit persalinan dipengaruhi oleh beberapa faktor


antara lain:

1) Faktor Usia
Ibu yang hamil diatas usia 35 tahun atau lebih memiliki resiko tinggi dalam
melahirkan seperti kehamilan kembar, distosia, preeklamsi/eklamsia, hipertensi dalam
kehamilan dan kehamilan premature. Ibu yang melahirkan pertama kali pada usia 19
tahun juga memiliki resiko komplikasi pada kehamilan pada saat melahirkan dan
nifas (Manuaba, 2009 dalam Machmudah 2010).
2) Paritas
Persalinan lama lebih sering terjadi pada ibu multipara atau grandemultipara
karena pada dinding abdomen atau uterus terdapat jaringan perut karena kehamilan
sebelumnya yang dapat menghambat proses kontraksi (Cumingham, 2006 dalam
Machmudah 2010).
3) Jarak Kehamilan
Proses pemulihan pada ibu postpartum memerlukan waktu kurang lebih enam
minggu namun organ reproduksi akan kembali kekondisi sebelum hamil memerlukan
waktu dalam hitungan bulan bukan tahun. Jika terjadi kehamilan berikutnya selama
masa dua tahun dimungkinkan akan terjadi berturut-turut dalam jangka waktu singkat
menyebabkan pembuluh darah belum siap beradaptasi dengan adanya Hubungan
Antara Usia..., Dwi Lestari, S1 Keperawatan UMP, 2015peningkatan jumlah volume
darah pada waktu hamil (Machmudah, 2010).
4) Aktivitas Selama Kehamilan
Kondisi ibu hamil juga dipengaruhi oleh aktivitas ibu selama hamil. Ibu hamil
yang banyak bergerak selama hamil akan dapat mempengaruhi (mempercepat) proses
persalinan (Machmudah, 2010). Ibu hamil yang banyak melakukan aktivitas berat,
misalnya mengangkat beban berat dan kerja berat dapat meningkatkan resiko
terjadinya persalinan premature
5) Kunjungan Antenatal Care
Kunjungan antenatal idealnya dilakukan segera setelah ibu hamil (terlambat haid)
dengan tujuan untuk memastikan kehamilan dan untuk melihat kondisi kesehatan ibu
dan janin. Pengawasan antenatal memberikan manfaat dengan ditemukannya kelainan
yang menyertai kehamilan secara dini sehingga dapat dipersiapkan langkah-langkah
dalam pertolongan persalinan (pada kasus plasenta previa, preeklamsia). Kunjungan
ibu hamil untuk memeriksakan kehamilannya minimal 6 kali selama periode
kehamilan. Melakukan pemeriksaan secara dini dan pengobatan secara teratur dapat
menurunkan resiko komplikasi selama persalinan dan nifas (Machmudah, 2010).
Dapus : Machmudah. 2010. Pengaruh Persalinan dengan Komplikasi Terhadap
Kemungkinan Terjadinya Postpartum Blues di Kota Semarang. Depok. Fakultas Ilmu
Keperawatan Universitas Indonesia

Karakteristik

Menurut Muslihatun (2010) karakteristik resiko ibu hamil dibagi menjadi tiga, yaitu
1) Ibu hamil resiko rendah
Ibu hamil resiko rendah yaitu ibu hamil dengan kondisi kesehatan yang baik dan
tidak memiliki faktor resiko apapun pada dirinya maupun janin yang di kandungnya.
Contoh : persalinan spontan dengan kehamilan prematur.
2) Ibu hamil resiko sedang
Ibu hamil resiko sedang yaitu ibu hamil yang memiliki satu atau pun lebih dari
faktor resiko tingkat sedang, yang nantinya akan mempengaruhi kondisi ibu dan janin,
serta mungkin akan menimbulkan kesulitan-kesulitan selama proses persalinan.
Contoh : kehamilan yang masuk dalam kategori 4 terlalu.
3) Ibu hamil resiko tinggi
Ibu hamil resiko tinggi yaitu ibu hamil yang memiliki satu atau pun lebih dari
faktor resiko tingkat tinggi, yang nantinya faktor ini akan menimbulkan komplikasi dan
mengancam keselamatan ibu dan janin selama masa kehamilan maupun persalinan.
Dapus : Muslihatun, WafiNur. (2010).Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. Yogyakarta:
Fitramaya

Patofisiologi

Manifestasi Klinis

Gejala dan tanda bahaya kehamilan menurut Prawirohardjo (2014) sebagai berikut,
1) Perdarahan
Perdarahan pada kehamilan usia muda atau usia kehamilan di bawah 20 minggu
umumnya disebabkan oleh keguguran. Sekitar 10-12% kehamilan akan berakhir dengan
keguguran yang pada umumnya (60-80%) disebabkan oleh kelainan kromosom yang
ditemui pada spermatozoa maupun ovum. Perdarahan pada kehamilan lanjut atau usia
diatas 20 minggu pada umumnya disebabkan oleh plasenta previa.
2) Preeklamsia
Pada umumnya ibu hamil dengan usia kehamilan diatas 20 minggu disertai
dengan peningkatan tekanan darah di atas normal sering diasosiasikan dengan
preeklampsia. Data atau informasi awal terkait dengan tekanan darah sebelum hamil akan
sangat membantu petugas kesehatan untuk membedakan hipertensi kronis (yang sudah
ada sebelumnya) dengan preeklampsia.
3) Nyeri hebat di daerah abdominopelvikum
Nyeri hebat di daerah abdomino pelvikum biasa terjadi pada kehamilan, nyeri
tersebut bisa terjadi pada kehamilan trimester kedua dan ketiga. Apabila nyeri tersebut
terasa pada trimester kedua atau ketiga maka diagnosanya mengarah pada solusi plasenta
yang bisa dilihat baik dari jenis nyeri maupun perdarahan yang terjadi.
4) Muntah yang berlebihan yang berlangsung selama kehamilan.
5) Disuria
6) Menggigil atau demam
7) Ketuban pecah dini atau sebelum waktunya
8) Uterus lebih besar atau lebih kecil dari usia kehamilan yang sesungguhnya.

Dapus : Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan Sarwono Prawirohardjo. Jakarta:


PT. Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Komplikasi
1. Persalinan Sungsang
Persalinan sungsang dengan presentasi bokong adalah posisi dimana bayi di
dalam rahim berada dengan kepala di atas sehingga pada saat persalinan normal,
pantat atau kaki si bayi yang akan keluar terlebih dahulu dibandingkan dengan kepala
pada posisi normal. (Sujiyatini, 2011)
Dapus : Arum, D. Sujiyatini. 2011. Panduan Lengkap Pelayanan KB Terkini. Jogyakarta:
Muha Medika

2. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR)


BBLR merupakan salah satu masalah kesehatan yang memerlukan perhatian di
berbagai negara terutama pada negara berkembang atau negara dengan sosio-ekonomi
rendah. WHO (World Health Organization) mendefinisikan BBLR sebagai bayi yang
lahir dengan berat ≤2500 gr. WHO mengelompokkan BBLR menjadi 3 macam, yaitu
BBLR (1500–2499 gram), BBLSR (1000-1499 gram), BBLER (<1000 gram). BBLR
memiliki risiko lebih besar untuk mengalami morbiditas dan mortalitas daripada bayi
lahir yang memiliki berat badan normal. Masa kehamilan yang kurang dari 37
minggu dapat menyebabkan terjadinya komplikasi pada bayi karena pertumbuhan
organ-organ yang berada dalam tubuhnya kurang sempurna. Kemungkinan yang
terjadi akan lebih buruk bila berat bayi semakin rendah. Semakin rendah berat badan
bayi, maka semakin penting untuk memantau perkembangannya di minggu-minggu
setelah kelahiran. Berat bayi saat lahir merupakan penentu yang paling penting untuk
menentukan peluang bertahan, pertumbuhan, dan perkembangan di masa depannya.
Ibu yang selalu menjaga kesehatannya dengan mengkonsumsi makanan bergizi dan
menerapkan gaya hidup yang baik akan melahirkan bayi yang sehat, sebaliknya ibu
yang mengalami defisiensi gizi memiliki risiko untuk melahirkan BBLR. BBLR tidak
hanya mencerminkan situasi kesehatan dan gizi, namun juga menunjukkan tingkat
kelangsungan hidup, dan perkembangan psikososialnya. Bayi dengan BBLR memiliki
risiko lebih tinggi mengalami kematian, keterlambatan petumbuhan dan
perkembangan selama masa kanak-kanak dibandingkan dengan bayi yang tidak
BBLR (Rajashree, 2015 dalam Hartiningrum & Fitriyah. 2018).
Dapus : Hartiningrum, Indri & Nurul, Fitriyah. 2018. Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) Di
Profinsi Jawa Timur Tahun 2012-2016. Jurnal Biometrika dan Kependudukan. Vol.7(2)

3. Persalinan Prematur
Persalinan prematur dapat didefinisikan sebagai persalinan yang terjadi antara
usia kehamilan 20 -<37 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir. Persalinan
prematur merupakan salah satu penyebab utama morbiditas dan mortalitas neonatal,
yaitu 60-80% di seluruh dunia. (Siva, dkk. 2015)
Dapus : Oroh Siva, dkk. 2015. Karakteristik Persalinan Prematur di RSUP prof. Dr. R. D.
Kandou Manado. Jornal e-Clinic (eCl). Vol.3(2)

4. Chipalopelvic Disproportion (CPD)


CPD adalah disproporsi antara ukuran janin dan ukuran pelviks yaitu ukuran
pelviks yang tidak terlalu besar untuk mengakomodasi keluarnya janin. CPD akan
menyebabkan kegagalan dalam kemajuan persalinan (Anita & Saputra 2014).
Dapus : Anita Lochkart & Lyndon Saputra. 2014. Asuhan Kebidanan, Neonatus Normal
dan Patologis. Tangerang: Binarupa Aksara

Anda mungkin juga menyukai