Anda di halaman 1dari 29

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Tn A

DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUMOR PARU


DIRUANG NUSA INDAH 2 RSUD
ANDI MAKKASAU
PARE

Disusun Oleh:

JEFRI. D, S.Kep.
B4 002 16 054

CI LAHAN CI INSTITUSI

(SURIANI, S.Kep.,Ns) (NASRULLAH, S.Kep.,Ns)

Program Studi Pendidikan Profesi Ners


STIKes Baramuli
2016
A S U H A N K E P E R A W A T A N P A D A Tn. “ A ”
DENGAN DIAGNOSA MEDIS TUMOR PARU
DI RUANGAN NUSA INDAH II RSUD
ANDI MAKKASAU
PARE

Nomor RM : 18. 13. 79


Dx. Medis : Tumor Paru
Tanggal masuk RS : 25 – 05 – 2016
Tanggal pengkajian : 26 - 05 – 2016

A. DATA BIOGRAFI
A. Identitas Klien
Nama klien : Tn. “A’
Umur : 39 tahun
Jenis kelamin : Laki - laki
Agama : Islam
Alamat : Aluppang
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tani
Suku / Bangsa : Bugis / Indonesia
Status perkawinan : Kawin

B. Identitas Penanggung Jawab


Nama : Ny. “R”
Umur : 32 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Aluppang
Pekerjaan : IRT
Hubungan dengan klien : Istri klien
Informasi diperoleh dari : Klien dan keluarga
1. RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Nyeri dada
Riwayat Keluhan Utama:
Klien masuk rumah sakit pada tanggal 25 Mei 2016 dengan keluha nyeri dada, dada terasa
ditekan, klien mengeluh nyeri pada dada. Klien mengatakan kadang batuknya menetap.nyeri
yang di rasakan bertambah pada saat beraktivitas dan hal-hal yang meringankan jika klien
beristirahat.

2. Riwayat Kesehatan Masa Lalu


Klien mengatakan, sebelumnya tidak pernah mengalami sesak nafas, Klien
mengatakan sebelumnya tidak pernah dirawat di Rumah Sakit. klien mengatakan
tidak mempunyai riwayat alergi terhdap makanan dan minuman. Klien mengatakan
sebelumnya pernah di Imunisasi semasa kecil namun klien lupa imunisasi apa, klien
mengatakan tidak mempunyai riwayat pengobatan, klien mengatatakan sebelumnya
tidak pernah di operasi maupun di transfusi.

3. Informasi Kesehatan Sekarang


Selama di rawat di Rumah Sakit, segala aktivitas klien dibantu oleh keluarga dan
perawat. klien mengatakan tidak mengalami alergi terhadap lingkungan, klien tidak
mengalami alergi terhadap makanan maupun obat-obatan. Klien mengatakan selama
dirawat di Rumah Sakit klien biasanya tidur pada pukul 23.30 pada malam hari dan
tidurnya kurang lebih hanya 4 jam pada malam hari.
4. Riwayat kesehatan keluarga
 Genogram 3 generasi

GI 1 2 3 4

GII 5 7 8 10

6 9

GIII 11 12 13
39

Keterangan :

= Laki-laki
= Perempuan
= Meninggal
= Klien
= Garis keturunan
- - - - - = Garis keturunan
? = Umur tidak diketahui

GI : 1, 2, 3, 4 Merupakan kakek dan nenek klien yang telah meniggalien kaeran faktor usia.
GII : 6,9 merupakan orang tua klien yg meninggal karna faktor usia. 5,7,8,10, merupakan
paman klien yang meningggal karena faktor usia .
GII : 13 merupakan klien yang sedang menderita satu penyakit Tumor paru

Kesimpulan : Dari GI, GII, GIII, tidak ada salah satu anggota kelurga klien yang
menderita penyakit yang sama dengan klien.
II. KEADAAN KESEHATAN UMUM
1. Status kesehatan
Klien nampak sakit sedang dengan kesadaran composmentis, dengan GCS: 15,
dimana E=4, V=6, M=5.
2. TB : 159 cm
BB : 49 kg
3. Tanda – tanda vital
TD : 120/100 mmH
N : 82 x/Menit

S : 36,5
P : 27 x/Menit

III. Keadaan Kulit


Inspeksi
 Warna kulit dan sekitarnya sama
 Tidak nampak adanya pigmentasi
 Tidak nampak adanya amputasi, traksi atau gips.
 Nampak adanya luka lecet, lesi
 Tidak nampak adanya massa atau benjolan
Palpasi
 Turgor kulit elastis
 Tidak teraba demam dan lembab

IV. Kepala Dan Leher


A. Kepala
Inspeksi
 Bentuk kepala mesocepal
 Distribusi pertumbuhan rambut merata keseluruh bagian
 Rambut tidak mudah patah dan rontok
 Nampak adanya lesi / luka
 Tidak nampak adanya uban
 Rambut Nampak kotor
 Tidak nampak adanya kutu dan ketombe
Palpasi
 Tidak teraba adanya massa / benjolan
 Rambut tidak muda di cabut
 Teraba adanya nyeri tekan

B. Muka / Wajah
Inspeksi
 Wajah simetris kiri dan kanan
 Nampak adanya luka jahitan tertutup verban
 Ekspresi wajah nampak meringis
 Tidak nampak adanya odema
 Nampak adanya luka lecet
Palpasi
 Tidak teraba adanya massa atau benjolan
 Ada nyeri tekan

C. Mata
Inspeksi
 Kedua mata tidak simetris kiri dan kanan
 Kelopak mata nampak memar
 Konjungtiva tidak nampak pucat
 Tidak nampak adanya hordeolum
 Reaksi mata berkedip jika di sentuhkan gulungan kapas
 Tidak nampak penonjolan bola mata
 Sclera tidak nampak ikterus
 Pupil kanan dan kiri isocore terhadap cahaya
 Klien dapat melihat dengan jarak 6 meter
 Klien tidak menggunakan alat bantu bantu penglihatan
 Lapang pandang dengan jarak 5-10 cm
 Tidak nampak adanya strabismus,coverjen,dan divergen
Palpasi
 Tidak teraba adanya nyeri tekan
 Tekanan intra okuler tidak meningkat

D. Telinga
Inspeksi :
 Kedua telinga simetris kiri dan kanan
 Warna kulit dan sekitarnya sama.
 Tidak nampak adanya push, serumen dan perdarahan
 Tidak nampak luka pada lubang telinga
 Tidak tampak adanya perforasi pada membran timpani
 Klien tidak menggunakan alat bantu pendengaran.
 Warna kulit dan sekitarnya sama
Pemeriksaan pendengaran :
 Klien dapat mendengar dengan jarak 6 meter
 Klien dapat mendengarkan detak arloji
 Pemeriksaan garpu tala tidak dilakukan
Palpasi :
 Tidak teraba adanya nyeri tekan pada mastoid
 Tidak teraba adanya nyeri tekan pada tragus
 Tidak teraba adanya massa atau benjolan
 Kartilago teraba lunak

E. Hidung
Inspeksi :
 Kedua lubang hidung simetris kiri dan kanan
 Warna kulit dan sekitarnya sama
 Mukosa hidung nampak lembab dan tidak memerah
 Tidak tampak adanya push, secret dan pendarahan
 Distribusi pertumbuhan bulu hidung merata
 Tidak nampak adanya deviasi septum nasi
 Tidak tampak adanya polip
Palpasi
 Tidak teraba adanya massa,lesi
 Tidak teraba adanya nyeri tekan pada semua sinus maksilaris, frontalis,
etmoidalis, dan speinodalis.

F. Mulut dan Tenggorokan


Inspeksi
 Bentuk bibir simetris atas dan bawah
 Warna bibir nampak memerah
 Tidak nampak adanya peradangan pada gusi, dan stomatitis
 Gigi nampak lengkap dan tidak memakai gigi palsu
 Produksi saliva tidak meningkat
 Klien tidak mengalami kesulitan bila menelan
 Tidak nampak peradangan pada lidah
 Fungsi mengunyah cukup bagus
 Fungsi mengecap cukup bagus
 Posisi ovula berada di tengah
 Tidak nampak adanya peradangan pada tonsil
 Lidah nampak bersih
Palpasi
 Tidak ada nyeri tekan

G. Leher
Inspeksi
 Bentuk leher simetris
 Warna kulit dan sekitarnya sama
 Tidak nampak adanya pembengkakan,massa,lesi,dan pembesaran kelenjar
limfe
 Tidak nampak adanya pembesaran kelenjar tiroid
 Tidak tampak adanya distensi jugularis

Palpasi
 Tidak teraba adanya nyeri tekan
 Tidak teraba adanya massa
 Tidak teraba adanya pembesaran kelenjar tiroid dan kelenjar limfe
 Tidak teraba adanya distensi vena jungularis
Pergerakan leher
 Klien dapat menggerakkan leher kesegala arah

V. Dada Dan Paru


Inspeksi
 Bentuk dada simetris kiri dan kanan dengan diameter anterior, posterior dan
transversum 1 : 2
 Warna kulit dan sekitarnya sama
 Tidak nampak adanya massa atau benjolan, lesi
 Tidak nampak adanya tekanan intracosta
 Tidak nampak adanya fraktur pada clavicula, scapula, iga dan sternum
 Irama pernafasan teratur dengan frekuensi nafas 29 x/menit
Palpasi
 Tidak teraba adanya massa atau benjolan
 Teraba adanya nyeri tekan
Ekspansi Dada
 Pengembangan dada seimbang kiri dan kanan
Taktil Premitus
 Getaran dada seimbang kiri dan kanan
Perkusi
 Bunyi resonan/sonor di dapatkan pada semua lapang paru
 Batas paru ics 2-6 bunyi sonor
 Ics 7-8 (Pekak) karena adanya massa dan hepar

Auskultasi
 Bunyi bronchial : Ekspirasi lebih panjang dari inspirasi (Manubrium sterni)
 Bunyi vesikuler : Inspirasi lebih panjang dari inspirasi di dapatkan pada
semua lapang paru
 Bunyi broncovesikuler : Ekspirasi dan inspirasi sama panjang di dapatkan
pada percabangan trachea dan bronchus
 Tidak terdengar bunyi nafas tambahan

1. Jantung
Inspeksi :
 PMI (point max impuls) Tidak nampak pada Ics 5 midclavikularis kiri
Palpasi
 Ictus cordis teraba pada Ics 5 midclavikilaris dengan irama teratur
Perkusi
 Batas jantung ics 3-5 bunyi redup
 Ics 7-8 suara pekak karena adanya limfe
Auskultasi
 Bunyi jantung 2 pulmonal didapatkan pada ICS 2 linea prasternal kanan
 Bunyi jantung 2 aorta didapatkan pada ICS 2 linea prasternal kiri
 Bunyi jantug 1 (lup) didapatkan pada ICS 4 linea prsternal kiri.
 Bunyi apex didapatkan pada ICS 5 midclavicula kiri
 Tidak terdengar bunyi jatung tambahan

1. Abdomen
Inspeksi :
 Bentuk perut datar
 Warana kulit dan sekitarnya sama
 Tidak nampak adanya massa atu benjolan
 Tidak nampak adanya pembesaran limpa
 Tidak nampak adanya distensi kandung kemih
 Gerak abdomen mengikuti irama pernafasan
 Tidak nampak asites
Auskultasi :
 Bunyi gerak peristaltik 5 x/menit
Perkusi :
 Terdengar bunyi timpani pada daerah epigastrium
 Terdengar bunyi pekak pada kuadran kanan atas karena adanya hepar
 Terdengar bunyi pekak pada kuadran kiri atas karena adanya limpa
Palpasi :
 Tidak teraba adanya pembesaran hepar pada kuadran kanan atas
 Tidak teraba adanya pembesaran limpa pada kuadran kiri atas
 Tidak teraba adanya distensi vesika urinaria
 Ginjal Tidak teraba

2. Payudara
Inspeksi :
 Payudara simetris kiri dan kanan
 Warna kulit dan sekitarnya sama
 Tidak nampak adanya massa
 Warna areola nampak kecoklatan
Palpasi
 Tidak teraba adanya massa atau benjolan
 Tidak ada nyeri tekan

3. Ketiak
Inspeksi :
 Tidak nampak kemerahan
 Tidak nampak pembesaran kelenjar limfe
 Ketiak nampak kotor
 Tidak nampak adanya massa
Palpasi :
 Tidak teraba adanya pembesaran limfe
 Tidak teraba adnya massa

VII. Genetalia dan anus

Inspeksi / Palpasi
Tidak di lakukan pengkajian karena pasien menolak

VIII. Muskuloskeletal

1. Otot
Inspeksi :
 Keempat alat gerak simetris kiri dan kanan
 Tidak nampak adanya odema
 Tidak nampak adanya atropi dan hipertropi
 Nampak adanya luka, lecet
 Tidak nampak adanya massa atau tumor.
Palpasi :
 Tidak ada nyeri tekan
 Tidak teraba adanya massa atau benjolan
Uji kekuatan otot
Skala:
1 : Tidak ada kontraksi (lumpuh total).
2 : Tidak ada gerakan tapi ada kontraksi.
3 : Gerakan otot penuh menantang gravitasi dengan sedikit sokongan.
4 : Gerakan normal menantang gravitasi.
5 : Gerakan normal penuh menantang gravitasi dengan sedikit tekanan
6 : Gerakan normal penuh menanatang gravitasi dengan tekanan penuh
persendian.

Uji skala otot

Kanan Kiri
5 5 Atas

5 5 Bawah
Hasil :
Uji kekuatan otot berada pada skala 5 yaitu klien dapat melakukan gerakan
normal penuh menantang gravitasi dengan tekanan penuh.

2. Tulang dan Persendian


Inspeksi
 Tidak nampak adanya pembengkakan
 Tidak nampak adanya deformitas
 Tidak nampak adanya fraktur
Palpasi :
 Tidak teraba adanya nyeri tekan pada persendian
 Tidak ada krepitasi
 ROM “klien tidak dapat melakukan ROM dengan baik karena nyeri pada
lukanya”
Refleks
1. Refleks Fisiologi:
 Biseps (+) (+)
 Triseps (+) (+)
 Patella (+) (+)
 Achilles (+) (+)

2. Reflekls Patologi:
 Babynski (-) (-)

IX. Kuku

Inspeksi :
 Warna kuku kemerah-merahan
 Kuku Tidak nampak sianosis
 Kuku nampak kotor dan panjang
 Tidak nampak adanya clubimg finger
 Kuku nampak tebal dan bentuk lonjong
Palpasi
 CRT kurang dari 2 detik

X. STATUS NEUROLOGI

 Tingkat kesadaran : Komposmentis dengan GCS : 15 dimana E : 4, M : 6, V


: 5.
 Koordinasi : Klien tidak mampu berjalan dengan sendirinya dengan baik
akibat nyeri pada lukanya
 Orientasi : Klien mampu membedakan waktu dan orang
 Memory : Klien mampu mengingat kejadian yang terjadi dengan
baik.
 Orientasi : Klien mampu mengenali lingkungan sekitarnya.
 Gangguan sensasi : Klien mampu membedakan rasa panas dan dingin
 Motorik : Motorik kasar dan halus

XI. TERAPI PENGOBATAN

 Injeksi :
 Cefotaxime 1 gram / 12 jam / IV
 Norages 1 amp / 8 jam / IV
 Transamin 1 amp / 8 jam / IV
 Ranitidin 1 amp / 8 jam / IV
 Piracetam 3 gram / 8 jam / IV

 Obat oral :
 Ibuprofen 3 x 1 / oral
PENGUMPULAN DATA

Nama klien : Tn. “A” Dx. Medis : Tumor paru


Jenis kelamin : Laki-laki Ruangan : Nusa Indah II
Umur : 39 tahun Tanggal : 27 - 05 - 2016

No DATA
1. Klien mengatakan bahwa dadanya rasa tertekan
2. Klien mengatakan bahwa ia tidak mampu untuk bernafas.
3. Klien mengatakan batuknya tidak menetap setiap hari
RR klien 29 X/Menit
4. Klien mengatakan sesak bertambah bila melakukan aktivitas
5. Konjungtiva nampak pucat
6. Klien mengatakan tidurnya ± 4 jam pada malam hari
7. Klien nampak gelisah
KLASIFIKASI DATA

Nama klien : Tn. “A” Dx. Medis : Tumor paru


Jenis kelamin : Laki-laki Ruangan : Nusa Indah II
Umur : 39 tahun Tanggal : 27 - 05 - 2016

DATA SUBYEKTIF DATA OBYEKTIF


1. Biasanya klien mengatakan 1. Produksi sputum banyak sekali.
bahwa dadanya rasa tertekan.
2.Klien tampak sesak nafas
2. Klien mengatakan bahwa ia tidak
mampu untuk bernafas (asma). 3. RR klien 29x permenit

3, Klien mengatakan batuknya


menetap dengan produksi sputum 
setiap hari minimal 3 bulan berturut-
turut tiap tahun sedikitnya 2 tahun.

4.Klien mengatakan sesak bertambah


bila melakukan aktivitas

5.Klien mengatakan tidurnya ± 4 jam


pada malam hari
Klien nampak gelisah
ANALISA DATA

Nama klien : Tn. “A” Dx. Medis : Tumor paru


Jenis kelamin : Laki-laki Ruangan : Nusa Indah II
Umur : 39 tahun Tanggal : 27 - 05 - 2016

NO. DATA ETIOLOGI MASALAH

1. DS: Infeksi, hyperplasia dinding Bersihan jalan


a.Klien mengatakan
bronkus, sekresi bronkus, nafas tidak
bahwa dadanya rasa
adanya eksudat di alveolus. efektif
tertekan.

b. Klien mengatakan
bahwa ia tidak mampu
untuk bernafas.

c.Klien mengatakan
batuknya menetap dengan
produksi sputum  setiap
hari minimal 3 bulan
berturut-turut tiap tahun
sedikitnya 2 tahun.

DO:

a.Produksi sputum
banyak sekali (bronkitis
kronis).

b.Klien tampak sesak


nafas

c.RR klien 29x permenit

2 Gangguan
DS: pertukaran gas
a.Klien mengatakan
bahwa dadanya rasa
Ketidakseimbangan perfusi
tertekan.
ventilasi.

b. Klien mengatakan
bahwa ia tidak mampu
untuk bernafas.

c.Klien mengatakan
batuknya menetap dengan
produksi sputum  setiap
hari minimal 3 bulan
berturut-turut tiap tahun
sedikitnya 2 tahun.

DO:

a.Produksi sputum
banyak sekali (bronkitis
kronis).

b.Klien tampak sesak


nafas

c.RR klien 29x permenit

DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nama klien : Tn. “A” Dx. Medis : Tumor paru
Jenis kelamin : Laki-laki Ruangan : Nusa Indah II
Umur : 39 tahun Tanggal : 27 - 05 - 2016

No TANGGAL TANGGAL
DIAGNOSA
. DITEMUKAN TERATASI
1 Bersihan jalan nafas tidak efektif 27 - 05 - 2016 30-05-2016
2 Gangguan pertukaran gas 27 – 05 - 2016 30-05-2016

IMPLEMENTASI DAN HASIL


NAMA KLIEN : Tn.A
DIAGNOSA MEDIS : Tumor paru
RUANG RAWAT : Nusa Indah 2
N TANGGAL/JA IMPLEMENTASI EVALUASI
O M
1 28-05-2016 1. Mengauskultasi bunyi napas. S:
08.35 Hasil : Wheezing terdengar pada * Klien mengatakan batuk
saat ekspirasi berlendir meningkat pada
08.50 subuh hari
2. Memantau frekuensi * Timbul keluhan bertahap
pernafasan, * Klien mengatakan yang
09.10 Hasil : pernapasan 31 kali memperberat batuknya
permenit setelah makan makanan yang
berminyak
3. Mencatat adanya derajat * Menurut klien dia alergi
09.35 dispnea terhadap cuaca dingin
Hasil : klien gelisah, dan O:
penggunaan otot bantu napas. * Posisi semi fowler
09.50 * KU: lemah
4. Memberikan posisi yang * Secret : Kental
nyaman * Suara tambahan : Wheezing
Hasil : klien posisi semi fowler (terdengar ngik-ngik saat
ekspirasi akibat penyempitan
5. Mempertahankan polusi bronkus nada tinggi seperti
12.00 lingkungan yang dapat peluit.
menyebabkan alergi * Terpasang 02 3 l/i
Hasil : jika udara dingin klien * Pemberian obat OBH Syirup
memakai selimut 3x1
A : masalah belum teratasi
6. Kolaborasi pemberian obat P : lanjutkan intervensi :
Hasil : Methylprednisolone, 1. Mengauskultasi bunyi napas
OBH Syirup, 2. Memantau frekuensi
pernafasan
3. Mencatat adanya derajat
dispnea
4. Memberikan posisi yang
nyaman
5. Mempertahankan polusi
lingkungan yang dapat
menyebabkan alergi
6. Kolaborasi pemberian obat
2 10.15 1. S:
kedalaman pernafasan * Klien mengeluh sesak nafas
Hasil : frekuensi 31x/I, irama * P munculnya sesak jika cuaca
takipneu, kusmaul dingin
* Q: tumpul
10.30 2. * R: daerah dada dan sekitarnya
semi fowler * S: skala sedang 5
Hasil : klien nyaman dengan * T: ± 5 menit
posisi setengah duduk * Klien mengatakan sejak tahun
2013 klien di diagnosis
10.50 3. menderita asma bronchial
Hasil : klien tarik napas lewat * Menurut klien dia alergi
hidung dan dihembuskan lewat terhadap cuaca dingin
mulut O:
11.05 * TD : 170/110 mmHg
4. * P : 31 x/menit
Hasil : klien menggunakan otot * Terlihat sesak
bantu abdomen * Pemberian obat OBH Syirup
09.00 3x1 sehari
5. * Pola napas : Kusmaul
Hasil : O2 binasal 3L/menit (pernapasan cepat dan dalam
tanpa berhenti)
* Pernapasan cuping hidung
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi :
1. Monitor frekuensi, irama dan
kedalaman pernapasan
2. Posisikan klien dada posisi
semi fowler
3. Ajarkan cara bernafas efektif
4. Kaji pernapasan selama tidur
5. Kolaborasi pemberian
oksigen

3 11.20 1. Menetapkan S:
siklus tidur * Klien mengeluh sering
Hasil : pasien tidur di malam terbangun di malam hari jika
hari, dan terkadang terbangun batuknya kambuh
kalau batuknya muncul * Klien mengeluh tidurnya
11.40 tidak pernah nyenyak
2. Menciptakan * Klien mengatakan jika
lingkungan yang tenang yang terbangun sulit untuk tertidur
dapat di toleransi oleh pasien lagi
Hasil : saat pasien beristirahat O:
pintu kamar di tutup * Lama tidur / hari : ± 6 jam
12.00 3. Membatasi * KU : Lemah
pengunjung pada waktu * Kelopak mata : Tampak
istirahat hitam
Hasil : jadwal penjenguk sampai * Konjungtiva : Pucat
pukul 12.00 A: masalah belum teratasi
12.30 P : Lanjutkan intervensi :
4. Memberikan 1. Menetapkan
analgesic, sedative saat tidur siklus tidur
sesuai indikasi 2. Menciptakan
Hasil : Ranitidin, OBH Syirup lingkungan yang tenang
yang dapat di toleransi
oleh pasien
3. Membatasi
pengunjung pada waktu
istirahat
4. Memberikan
analgesic, sedative saat
tidur sesuai indikasi

IMPLEMENTASI DAN HASIL


NAMA KLIEN : Tn.A
DIAGNOSA MEDIS : Tumor Paru
RUANG RAWAT : Nusa Indah 2
N TANGGAL/JA IMPLEMENTASI EVALUASI
O M
1 29-05-2016 7. Mengauskultasi bunyi napas. S:
14.30 Hasil : Wheezing terdengar pada * Klien mengatakan batuk
saat ekspirasi berlendir meningkat pada
14.33 subuh hari
8. Memantau frekuensi * Timbul keluhan bertahap
pernafasan, * Klien mengatakan yang
14.36 Hasil : pernapasan 25 x/i memperberat batuknya
setelah makan makanan yang
9. Mencatat adanya derajat berminyak
dispnea * Menurut klien dia alergi
14.39 Hasil : klien sedikit gelisah, dan terhadap cuaca dingin
penggunaan otot bantu napas. O:
* Posisi semi fowler
14.44 10. Memberikan posisi yang * KU: lemah
nyaman * Secret : encer
Hasil : klien posisi semi fowler * Tidak nampakSuara tambahan
: Wheezing (terdengar ngik-
11. Mempertahankan polusi ngik saat ekspirasi akibat
lingkungan yang dapat penyempitan bronkus nada
14.47 menyebabkan alergi tinggi seperti peluit.
Hasil : jika udara dingin klien * Tidak terpasang 02
memakai selimut * Pemberian obat OBH Syirup
3x1
12. Kolaborasi pemberian obat A : masalah belum teratasi
Hasil : Methylprednisolone, P : lanjutkan intervensi :
OBH Syirup, 7. Mengauskultasi bunyi napas
8. Memantau frekuensi
pernafasan
9. Mencatat adanya derajat
dispnea
10. Memberikan posisi yang
nyaman
11. Mempertahankan polusi
lingkungan yang dapat
menyebabkan alergi
12. Kolaborasi pemberian
obat
2 14.50 6. S:
kedalaman pernafasan * Klien mengeluh sedikit sesak
Hasil : frekuensi 25x/i nafas
* P munculnya sesak jika cuaca
7. dingin
14.53 semi fowler * Q: tumpul
Hasil : klien nyaman dengan * R: daerah dada dan sekitarnya
posisi setengah duduk * S: skala sedang 5
* T: ± 5 menit
8. * Klien mengatakan sejak tahun
14.56 Hasil : klien tarik napas lewat 2013 klien di diagnosis
hidung dan dihembuskan lewat menderita asma bronchial
mulut * Menurut klien dia alergi
terhadap cuaca dingin
15.00 9. O:
Hasil : klien menggunakan otot * TD : 160/100 mmHg
bantu abdomen * P : 25 x/menit
* Sedikit sesak
15.03 10. * Pemberian obat OBH Syirup
oksigen 3x1 sehari
Hasil : O2 binasal 3L/menit * Pola napas : Kusmaul
(pernapasan cepat dan dalam
tanpa berhenti)
* Pernapasan cuping hidung
A : masalah belum teratasi
P : lanjutkan intervensi :
6. Monitor frekuensi, irama dan
kedalaman pernapasan
7. Posisikan klien dada posisi
semi fowler
8. Ajarkan cara bernafas efektif
9. Kaji pernapasan selama tidur
10. Kolaborasi pemberian
oksigen

3 15.06 5. Menetapkan S:
siklus tidur * Klien tidak mengeluh lagi
Hasil : pasien mengatakan sering terbangun di malam
nampak nyenyak tidur di malam hari jika batuknya kambuh
15.10 hari. * Klien mengeluh tidurnya
tidak pernah nyenyak
6. Menciptakan * Klien mengatakan jika
lingkungan yang tenang yang terbangun tidak sulit untuk
dapat di toleransi oleh pasien tertidur lagi
Hasil : saat pasien beristirahat O:
15.13 pintu kamar di tutup * Lama tidur / hari : ± 9 jam
7. Membatasi * KU : nampak ceria
pengunjung pada waktu * Kelopak mata : Tampak hitam
istirahat * Konjungtiva : tidak Pucat
Hasil : jadwal penjenguk sampai A: masalah teratasi
15.16 pukul 12.00 P : pertahankan intervensi :

8. Memberikan
analgesic, sedative saat tidur
sesuai indikasi
Hasil : Ranitidin, OBH Syirup

IMPLEMENTASI DAN HASIL

NAMA KLIEN : Tn.A


DIAGNOSA MEDIS : Tumor Paru
RUANG RAWAT : Nusa Indah 2
N TANGGA IMPLEMENTASI EVALUASI
O L/JAM
1 30-05- 13. Mengauskultasi bunyi napas. S:
2016 Hasil : sudah tidak terdengar Wheezing pada * Klien mengatakan
14.30 saat ekspirasi sudah tidak batuk
berlendir meningkat
14. Memantau frekuensi pernafasan, pada subuh hari
14.33 Hasil : pernapasan 24 x/i * Klien mengatakan
yang memperberat
15. Mencatat adanya derajat dispnea batuknya setelah
14.36 Hasil : klien sudah tidak gelisah, makan makanan yang
berminyak
16. Memberikan posisi yang nyaman * Menurut klien dia
14.39 Hasil : klien posisi semi fowler dan nyaman alergi terhadap cuaca
dengan posisinya dingin
O:
17. Mempertahankan polusi lingkungan yang * Posisi semi fowler
14.44 dapat menyebabkan alergi * Wajah nampak ceria
Hasil : jika udara dingin klien memakai selimut * Secret : encer
* Sudah tidak terdengar
18. Kolaborasi pemberian obat suara tambahan :
Hasil : Methylprednisolone, OBH Syirup, Wheezing (terdengar
ngik-ngik saat
14.47 ekspirasi..
* Tidak terpasang o2
lagi
* Pemberian obat OBH
Syirup 3x1
A : Masalah teratasi
P : Pertahankan
intervensi :

2 14.50 11. Monitor S:


frekuensi, irama dan kedalaman pernafasan * Klien sudah tidak
Hasil : frekuensi 24x/i mengeluh sesak nafas
lagi.
14.53 12. Posisikan * Klien mengatakan
klien dada posisi semi fowler sejak tahun 2013
Hasil : klien nyaman dengan posisi setengah klien di diagnosis
duduk menderita asma
bronchial
14.56 13. Ajarkan cara * Menurut klien dia
bernafas efektif alergi terhadap cuaca
Hasil : klien tarik napas lewat hidung dan dingin
dihembuskan lewat mulut O:
15.00 * TD : 150/100 mmHg
14. Kaji * Pernapasan :
pernafasan selama tidur 24x/menit
Hasil : klien menggunakan otot bantu abdomen * Tidak terlihat sesak
15.03 lagi
15. Kolaborasi * Pemberian obat OBH
pemberian oksigen Syirup 3x1 sehari.
Hasil : sudah tidak terpasang 02 lagi A : Masalah teratasi
P : Pertahankan
intervensi.

3 15.06 9. Menetapkan siklus tidur S:


Hasil : klien mengatakan nampak nyenyak * Klien mengeluh lagi
tidurnya sering terbangun di
malam hari.
15.11 10. Menciptakan lingkungan yang * Klien tidak lagi
tenang yang dapat di toleransi oleh pasien mengeluh dengan
Hasil : saat pasien beristirahat pintu kamar di tidurnya
tutup * Klien mengatakan
jika terbangun tidak
11. Membatasi pengunjung pada sulit untuk tertidur
15.15 waktu istirahat lagi
Hasil : jadwal penjenguk sampai pukul 12.00 O:
* Lama tidur / hari : ± 9
12. Memberikan analgesic saat tidur jam
sesuai indikasi * Wajah nampak ceria
15.20 Hasil : Ranitidin, OBH Syirup * Kelopak mata : Tidak
nampak hitam
* Konjungtiva : Tidak
pucat
A: Pertahankan teratasi
P : Pertahankan
intervensi

Anda mungkin juga menyukai