Anda di halaman 1dari 7

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum .wr.wb.

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan limpahan rahmat-Nya penulis
dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Sistem Integumen-Penyakit Panu” tepat pada
waktunya. Shalawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi kita Muhammad
SAW,keluarga,sahabat dan pengikut beliau hingga akhir zaman. Aamiin…

Penulis menyadari bahwa makalah ini jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
penulis mengharapkan kritik dan saran konstruktif dari pembaca demi kesempurnaan
makalah ini di kemudian hari. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat
bermanfaat bagi penulis khususnya dan pembaca pada umumnya. Aamiin...

Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.

Parepare, 17 September 2019

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENGAHULUAN
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 5
C. Tujuan Penulisan 5

BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi Vitamin 6
B. Definisi Vitamin B 6
C. Definisi Vitamin B6 6
D. Fungsi Vitamin B6 7
E. Dampak Kelebihan dan Kekurangan Vitamin B6 9
F. Sumber Bahan Makanan dan Nilai Gizi 10
G. Angka Kebutuhan yang Dianjurkan 14

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan 15
B. Saran 15
A. Latar Belakang
Jamur memang sangat erat hubungannya dengan kehidupan manusia. Sedemikian
eratnya sehingga manusia tak terlepas dari jamur. Jenis fungi-fungian ini bisa hidup dan
tumbuh di mana saja, baik di udara, tanah, air, pakaian, bahkan di tubuh manusia sendiri.
Jamur bisa menyebabkan penyakit yang cukup parah bagi manusia. Penyakit tersebut antara
lain mikosis yang menyerang langsung pada kulit, mikotoksitosis akibat mengonsumsi toksin
dari jamur yang ada dalam produk makanan, dan misetismus yang disebabkan oleh konsumsi
jamur beracun.
Pada manusia jamur hidup pada lapisan tanduk. Jamur itu kemudian melepaskan toksin yang
bisa menimbulkan peradangan dan iritasi berwarna merah dan gatal. Infeksinya bisa berupa
bercak-bercak warna putih, merah, atau hitam di kulit dengan bentuk simetris. Ada pula
infeksi yang berbentuk lapisan-lapisan sisik pada kulit. Itu tergantung pada jenis jamur yang
menyerang.
Menurut Jimmy Sutomo dari perusahaan Janssen-Cilag, sebagai negara tropis Indonesia
menjadi lahan subur tumbuhnya jamur. Karena itu, penyakit-penyakit akibat jamur sering kali
menjangkiti masyarakat.

B. Rumusan Masalah
a. Apa Definisi Panu ?
b. Bagaimana Etiologi Panu ?
c. Bagaimana Patofisiologi Panu ?
d. Apa saja Manifestasi Klinis Panu ?
e. Apa saja Komplikasi Panu ?
f. Apa saja Pemeriksaan Penunjang Panu ?
g. Bagaimana Penatalaksanaan Panu ?

C. Tujuan
a. Untuk mengetahui factor agent penyakit kulit
b. Untuk mengetahui factor host penyakit kulit
c. Untuk mengetahui environment penyakit kulit
d. Untuk mengetahui port of entry and exit penyakit kulit
e. Untuk mengetahui transmisi penyakit kulit
f. Untuk mengetahui pencegahan penyakit kulit
g. Untuk mengetahui Pengobatan penyakit kulit.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi
Penyakit panu adalah salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi jamur.
Dalam bahasa medis, penyakit kulit ini disebut dengan istilah Tinea versicolor atau pityriasis
versicolor.

Panu definisi medisnya adalah infeksi jamur superfisial yang ditandai dengan adanya
makula di kulit, skuama halus, disertai rasa gatal. Infeksi jamur superfisialis yang kronis dan
asimtomatis disebabkan oleh Malassezia furfur menyerang stratum korneum dari
epidermis. Penyakit ini biasanya diderita oleh seseorang yang sudah mulai banyak
beraktifitas dan mengeluarkan keringat.
B. Etiologi

Penyebab panu adalah jamur yang bernama Malassezia. Jamur jenis ini bukanlah jamur
berbahaya, karena secara normal memang sudah ada pada kulit manusia. Namun
jika pertumbuhan jamur ini tidak terkendali, dia bisa menyebabkan munculnya bercak-bercak
pada tubuh penderita. Beberapa hal berikut yang menjadi penyebab panu:

 Faktor cuaca : Cuaca yang panas dan lembab adalah situasi yang cocok bagi jamur
untuk tumbuh optimal. Itulah sebabnya orang-orang yang hidup di daerah tropis lebih
sering menderita penyakit panu.

 Kondisi kesehatan : sistem kekebalan tubuh yang lemah juga memicu jamur tumbuh
secara tidak normal. Seperti penderita lupus, diabetes , HIV, kanker, ibu hamil dan
anak
 Kondisi kulit : orang-orang yang memiliki jenis kulit berminyak lebih rentan terkena
penyakit panu. Para remaja umumnya lebih sering terkena penyakit kulit ini karena
lebih aktif beraktivitas yang menimbulkan banyak keringat.

C. Manifestasi Klinis

Salah satu tanda dan gejala yang paling jelas dari tinea versicolor adalah warna tidak merata
pada beberapa bagian kulit. Umumnya, tandanya muncul pada bagian lengan, dada, leher,
atau punggung. Gejalanya ditandai dengan:

 Berwarna lebih terang (lebih umum) atau lebih gelap dibandingkan kulit sekitar
 Jadi merah muda, merah, gelap, atau cokelat
 Kering, gatal, dan bersisik
 Makin kentara kalau berjemur
 Rentan menghilang di cuaca yang lebih dingin dan tidak begitu lembap

Panu yang muncul pada orang dengan kulit gelap dapat menyebabkan kehilangan warna
kulit. Kondisi ini dikenal sebagai hipopigmentasi. Bagi beberapa orang, kulit yang terkena
jamur ini dapat menggelap, bukannya terang. Kondisi ini disebut hiperpigmentasi.
Beberapa orang yang terkena panu tidak memiliki perubahan yang berarti pada warna kulit
atau penampilannya.

D. Komplikasi Panu

Dalam beberapa kasus, panu bisa menimbulkan komplikasi pada kulit. Komplikasi yang
umum terjadi adalah perubahan warna kulit yang bisa bertahan selama berminggu-minggu
setelah perawatan. Pasalnya, melanosit (sel penghasil warna kulit) memerlukan beberapa
waktu untuk pulih. Dengan kata lain, tak ada komplikasi permanen yang disebabkan oleh
panu.

E. Bentuk Bentuk Panu

 Bentuk 1
Gambaran atau penampilan paling umum panu adalah banyak (numerous), berbatas
jelas (well-marginated), bersisik “kecil/sempurna” (finely scaly), makula oval-bulat menyebar
di batang tubuh (trunk) dan/atau di dada, dan sesekali ada juga di bagian bawah perut, leher,
dan ekstremitas (anggota gerak) bagian proximal (dekat sumbu tubuh).
Makula-makula cenderung bergabung/menyatu, membentuk perubahan pigmen
(pigmentary alteration) patches yang tidak teratur. Sebagaimana arti istilah versicolor
(versi=beberapa), maka panu memiliki karakteristik adanya variasi warna kulit. Area kulit
yang terinfeksi panu dapat menjadi lebih gelap atau lebih terang dibandingkan dengan kulit di
sekitarnya.
Kondisi ini mudah dan jelas terlihat terutama saat bulan-bulan di musim panas.
Metode light scraping kulit yang terinfeksi panu dengan alat scalpel blade akan
menunjukkan banyak sekali keratin.

 Bentuk 2
Bentuk kebalikan (inverse form) dari panu juga ada, dimana kondisi ini memiliki
distribusi yang berbeda sepenuhnya, melibatkan daerah lipatan kulit (flexure), wajah, atau
area ekstremitas (anggota gerak, yaitu tangan dan kaki) yang terpisah (isolated). Bentuk panu
ini lebih sering terlihat pada hosts yang immunocompromised (mengalami gangguan sistem
kekebalan tubuh).
Bentuk ini dapat dikacaukan dengan kandidiasis, seborrheic dermatitis, psoriasis,
erythrasma, dan infeksi dermatofit.
 Bentuk 3
Bentuk ketiga infeksi M furfur pada kulit melibatkan folikel rambut. Kondisi ini secara
khas berlokasi di punggung, dada, dan extremities (anggota gerak tubuh, meliputi tangan dan
kaki).
Bentuk ini secara klinis sulit dibedakan dengan bacterial folliculitis. Gambaran
Pityrosporum folliculitis adalah perifollicular, pustul atau papula eritematosa.
Faktor predisposisi meliputi: diabetes, kelembaban yang tinggi, terapi antibiotik atau
steroid, dan terapi immunosuppressant.
Sebagai tambahan, beberapa riset melaporkan bahwa M furfur juga berperan di dalam
seborrheic dermatitis.

F. Pencegahan Panu
 Jaga kesehatan anggota tubuh

 Menghindari cuaca panas yang berlebihan


 Menghindari paparan sinar matahari yang berlebihan
 Menghindari keringat berlebih
 Biasakan tidak memakai peralatan mandi bergantian, seperti handuk
 Setelah habis setiap olahraga ada baiknya langsung mandi yang bersih menggunakan
sabun anti-septik
 Selalu mengkonsumsi vitamin C

G. Pengobatan Panu

Pengobatan jamur dapat dilakukan dengan terapi antijamur dalam bentuk losion, krim, atau
sampo. Untuk kasus panu yang ringan, beberapa obat yang dijual bebas dapat digunakan
untuk membunuh infeksi jamur. Obat tersebut meliputi:

 Sampo antijamur. Untuk membasmi jamur, sampo dijadikan busa terlebih dahulu lalu
dikenakan pada kulit yang terinfeksi selama 5-20 menit, sebelum kulit dibersihkan kembali.
Terapi ini perlu dilakukan selama 5-7 hari, hingga kulit terbebas dari panu. Contoh sampo
untuk panu adalah ketoconazole dan selenium sulfide. Namun demikian, sampo selenium
sulfide dapat menimbulkan efek samping berupa kulit kering atau iritasi.
 Krim atau losion antijamur. Contoh obat jenis ini yang dijual bebas adalah miconazole,
clotrimazole, serta losion selenium sulfide. Saat menggunakan krim atau losion, hendaknya
area kulit yang terinfeksi dibersihkan dahulu lalu dioleskan pada kulit sebanyak 1-2 kali
sehari, selama setidaknya dua minggu. Jika obat antijamur yang dijual bebas tidak dapat
mengatasi panu, maka dokter dapat meresepkan obat untuk dioleskan pada kulit yang
terinfeksi panu. Contoh obat tersebut adalah ketoconazole dan terbinafine .
Berikut adalah obat-obatan dari bahan alami yang dapat kamu gunakan untuk menghilangkan
panu, yaitu:

1. Lengkuas

Lengkuas adalah salah satu bahan alami yang dapat diolah menjadi obat untuk pengidap
panu. Kandungan dari lengkuas yang terdiri dari natrium, zat besi, vitamin A, vitamin C, dan
lainnya yang baik untuk kesehatan tubuh. Senyawa dari lengkuas dapat menghambat oksida
dan produksi lipopolysaccharides. Cara menggunakannya yaitu dengan memotong lengkuas
tersebut, lalu gosok pada panu selama 5 menit dan lakukan dua kali sehari.

2. Bawang Putih

Bawang putih adalah salah satu bahan alami yang dapat digunakan untuk menghilangkan
panu. Kandungan allicin pada bawang putih dapat menjadi zat biologis yang berguna sebagai
antibakteri. Selain itu, bawang putih juga kaya akan kandungan antoksidan dan baik untuk
anti-bakteri serta anti-jamur. Cara pakainya, yaitu potong bawang putih menjadi dua bagian,
lalu gosokkan pada panu selama 5 menit dan lakukan dua kali sehari.

3. Minyak Kelapa

Salah satu pengobatan dengan bahan rumah tangga yang efektif untuk menghilangkan panu
adalah minyak kelapa. Bahan tersebut mengandung asam laurat yang merupakan zat anti-
jamur dan anti-bakteri. Selain itu, minyak kelapa juga dapat menjadi pelembap alami kulit.
Cara pemakaiannya adalah campurkan minyak kelapa dengan minyak kayu manis, lalu
oleskan pada bagian yang terserang panu.

https://www.halodoc.com/3-obat-alami-untuk-hilangkan-panu
https://www.sehatq.com/penyakit/panu
https://www.honestdocs.id/panu

Anda mungkin juga menyukai