Anda di halaman 1dari 4

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wr.wb.

Puji syukur senantiasa selalu kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan limpahan
rahmat, taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah
ini. Sholawat serta salam tak lupa kami curahkan kepada Nabi Muhammad SAW yang telah
menunjukkan jalan kebaikan dan kebenaran di dunia dan akhirat kepada umat manusia.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah ilmu dasar keperawatan dan juga untuk
khayalak ramai sebagai bahan penambah ilmu pengetahuan serta informasi yang semoga
bermanfaat.

Makalah ini kami susun dengan segala kemampuan kami dan semaksimal mungkin.Namun, kami
menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini tentu tidaklah sempurna dan masih
banyak kesalahan serta kekurangan.Maka dari itu kami sebagai penyusun makalah ini
mohon kritik, saran dan pesan dari semua yang membaca makalah ini terutama dosen mata
kuliah ilmu dasar keperawatan yang kami harapkan sebagai bahan koreksi untuk kami.

Wassalamu’alaikum wr.wb.

LATAR BELAKANG

Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah kesehatan yang terjadi tidak saja di indonesia,
tetapi juga di seluruh dunia. Ada beberapa jenis bakteri dan jamur patogen yang mampu
bereproduksi untuk menginfeksi manusia. Staphylococcus aureus, Streptococcus pyrogens,
Pseudomonas aeruginosa, Candida albicans, dan Microsporum,merupakan beberapa contoh
mikrobia patogen yang menyebabkan infeksi pada kulit (Leboffe, 2011). Penyakit infeksi kulit
yang disebabkan oleh S. aureus dan S. pyrogens seperti selulit, erysipelas, impetigo,
foliculitis, furuncle, carbuncle( radang kulit), dan bisul. Sedangkan dari jenis fungi seperti
Candida albicansmenyebabkan radang rongga mulut, vulvovaginitis, dan penyakit candidiasis
dan Microsporum menyebabkan penyakit kulit edemikpada anak-anak (Leboffe, 2011).

Staphylococcus aureusmerupakan bakteri gram positifyang sebagian besar ditemukan pada kulit,
saluran pernafasan, dan saluran pencernaan makanan manusia. Bakteri ini juga ditemukan di
udara dan lingkungan sekitar. S. Aureus yang patogen bersifat invasif, menyebabkan
hemolisis, membentuk koagulase, dan mampu meragikan manitol (Warsa, 1994).

Candida albicansadalah spesies jamur patogen dari golongan deuteromycota. Spesies cendawan
ini merupakan penyebab infeksi oportunistik yang disebut kandidiasis pada kulit, mukosa,
dan organ dalam manusia. Faktor yang dihubungkan dengan meningkatnya kasus kandidiasis
antara lain disebabkan oleh menurunnya imunitas, gangguan endokrin, terapi antibiotik
dalam jangka waktu lama, perokok,dan khemoterapi (Komariyah, 2012).

Probolinggo, 04 April 2021

A. Pengertian
Kulit merupakan organ terluas di tubuh manusia. Karena itu infeksi kulit bisa terjadi di berbagai
area tubuh. Infeksi kulit pada dasarnya merupakan kondisi peradangan kulit akibat kuman
yang masuk ke dalam lapisan-lapisan kulit.

B. Bakteri penyebab infeksi kulit

Infeksi bakteri di kulit sering disebabkan oleh Streptococcus beta hemolyticus, Staphylococcus
aureus, serta bakteri jenis mycobacterium seperti Mycobacterium tuberculosis
(menyebabkan penyakit TBC kulit), dan Mycobacterium leprae (menyebabkan penyakit
kusta). Bakteri umumnya menyebabkan infeksi kulit karena adanya luka terbuka di kulit yang
menjadi jalan masuk bakteri.

Infeksi virus di kulit bisa disebabkan oleh virus Varicella (menyebabkan cacar air dan herpes
zoster), Poxvirus (menyebabkan penyakit Moluskum kontagiosum), virus Measles
(menyebabkan campak), dan virus Coxsakie (menyebabkan hand foot and mouth disease/
flu Singapura). Virus macam ini sangat mudah menular dari satu orang ke orang lain. Itu
sebabnya, infeksi virus di kulit umumnya dialami oleh seseorang yang mengalami kontak
dengan penderita infeksi virus tersebut sebelumnya.

Infeksi jamur di kulit dapat disebabkan oleh Malasezzia furfur (menyebabkan panu), jamur
Dermatofita, serta Candida (ragi). Seseorang lebih rentan mengalami infeksi jamur bila
sering berkeringat, atau menggunakan sepatu dan pakaian yang tidak mudah menyerap
keringat.

Infeksi parasit juga dapat terjadi di kulit. Parasit yang menginfeksi kulit, antara lain adalah
Sarcoptes scabiei (menyebabkan scabies), cacing tambang, Pediculus humanus capitis (atau
sering disebut kutu), dan sebagainya. Infeksi parasit di kulit sering terjadi pada kumpulan
anak-anak yang hidup bersama (misalnya di asrama), dan pada lingkungan yang tingkat
higienitasnya rendah.

C. Diagnosis

Hal terpenting untuk menetapkan diagnosis infeksi kulit adalah pemeriksaan dokter terhadap
kondisi kulit. Melalui pemeriksaan tersebut dokter spesialis kulit umumnya dapat
memperkirakan kuman penyebab infeksi. Misalnya luka berbentuk melingkar, terdapat sisik
di atasnya, dan kulit di bagian tengah luka tampak sehat artinya mengarah pada infeksi
jamur di kulit.

Begitu juga tanda infeksi lainnya yang berbeda-beda jenis serta bentuknya. Pada beberapa
kasus, dokter perlu melakukan kerokan kulit dan memeriksanya di bawah mikroskop untuk
memastikan kuman penyebab infeksi kulit.
D. Gejala

Gejala infeksi kulit sangat bervariasi bergantung pada penyebab dan tingkat keparahan. Gejala
yang paling umum terjadi adalah tanda kemerahan dan rasa gatal di kulit. Selain itu, kerap
pula ditemui bintik, bintil, nanah, atau perubahan warna kulit menjadi lebih gelap.

E. Pengobatan

Pengobatan infeksi kulit juga tergantung pada penyebab infeksi. Infeksi kulit akibat virus
umumnya akan sembuh dengan sendirinya dalam beberapa hari hingga beberapa minggu.
Infeksi ini tidak memerlukan pengobatan khusus. Anda biasanya dianjurkan untuk
meningkatkan daya tahan tubuh agar serangan virus segera berlalu.

Infeksi kulit akibat bakteri umumnya membutuhkan pengobatan dengan antibiotik. Obat
antibiotik dapat diberikan dengan cara dioleskan atau dengan cara diminum/ oral. Pemilihan
jenis antibiotik dan cara penggunaannya perlu petunjuk lebih lanjut oleh dokter dan tak
boleh dilakukan secara sembarangan.

Pada infeksi kulit karena jamur, bila infeksinya ringan dan tidak terlalu luas, pengobatan dapat
menggunakan krim atau salep antijamur yang dijual terbatas di apotek. Namun bila
infeksinya luas atau berat, maka kemungkinan penderitanya perlu mengonsumsi pil/ tablet
obat antijamur sesuai resep dokter. Pengobatan infeksi jamur di kulit biasanya
membutuhkan waktu pulih lebih lama, yaitu setidaknya 2–3 minggu.

Bila terjadi infeksi akibat parasit di kulit, pengobatan antiparasit juga harus sesuai petunjuk dan
resep dokter. Selain itu, untuk dapat menghilangkan infeksi parasit hingga tuntas, mereka
yang serumah dengan penderita harus ikut diobati.

Selain pengobatan tersebut, untuk meredakan gejala gatal akibat infeksi kulit, penderita infeksi
kulit dapat mengonsumsi obat antihistamin, seperti klorfeniramin maleat dan cetirizine.

F. Pencegahan

Agar terhindar dari infeksi kulit, menjaga kesehatan kulit menjadi langkah yang sangat penting.
Ada beberapa hal yang bisa Anda lakukan, seperti:

Segera ganti pakaian, kaus kaki, atau sepatu yang berkeringat agar terhindar dari infeksi jamur.

Bila ada luka terbuka di kulit, lindungi daerah yang luka dengan kasa bersih agar bakteri tidak
berkembang biak di luka tersebut.
Hindari saling bergantian pisau cukur, handuk, atau sisir.

Gunakan sabun yang lembut dan memiliki pH netral untuk mandi.

Pertahankan rutinitas standar menjaga kebersihan kulit setiap hari, seperti mandi, cuci rambut,
cuci tangan dan kaki, berganti baju kotor dengan baju bersih ketika berada di rumah, dan
langkah-langkah kebersihan lainnya.

 Kesimpulan
 Kulit merupakan organ terluas di tubuh manusia. Karena itu infeksi kulit bisa terjadi di
berbagai area tubuh.salah satu bakteri penyebabnya yaitu Streptococcus beta hemolyticus,
hal tersebut bisa diketahui dengan pemeriksaan dokter terhadap kondisi kulit. Misalnya luka
berbentuk melingkar, atau terdapat sisik. Gejalanya biasanya diketahui dengan timbulnya
bintik atau perubahan warna pada kulit. Cara pengobatannya yaitu menggunakan antibiotik
dioles atau diminum sesuai anjuran dokter, pencegahannya yaitu dengan cara mengganti
pakaian secara rutin.

Anda mungkin juga menyukai