VERSICOLOR
Disusun Oleh:
Kelompok 4
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat dan rahmat-Nya lah sehingga kami dapat menyusun dan menyajikan
makalah yang berisi tentang “Tinea Versicolor”
Maksud dari penulisan makalah ini adalah sebagai pelaksanaan tugas kami
sebagai mahasiswa Politeknik Kesehatan Kemenkes Makassar untuk mata kuliah
FT – Integumen.
Penulis juga memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat
kesalahan pengetikan dan kekeliruan sehingga membingungkan pembaca dalam
memahami maksud penulis.
Penulis
1
DAFTAR ISI
B. Rumusan Masalah…………………………………………………………3
C. Tujuan Penulisan…………………………………………………………..3
BAB II KAJIAN TEORI………………………………………………………...4
A. LANDASAN TEORI……………………………………………………….4
1) Definisi Tinea Versicolor…………………………………………………...4
2) Proses Tinea Versicolor…………………………………………………….4
3) Etiologi Tinea Versicolor……………...........................................................4
4) Epidemiologi Tinea Versicolor……………………………………………..5
5) Diagnosis Tinea Versicolor…………………………………………………5
6) Prognosis Tinea Versicolor………………………………………………....7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tinea Versicolor memang sangat erat hubungannya dengan
kehidupan manusia. Sedemikian eratnya sehingga manusia tak terlepas dari jamur.
Jenis fungi-fungian ini bisa hidup dan tumbuh di mana saja, baik di udara, tanah,
air, pakaian, bahkan di tubuh manusia sendiri.
Jamur bisa menyebabkan penyakit yang cukup parah bagi manusia. Penyakit
tersebut antara lain mikosis yang menyerang langsung pada kulit, mikotoksitosis
akibat mengonsumsi toksin dari jamur yang ada dalam produk makanan, dan
misetismus yang disebabkan oleh konsumsi jamur beracun.
2
Pada manusia jamur hidup pada lapisan tanduk. Jamur itu kemudian melepaskan
toksin yang bisa menimbulkan peradangan dan iritasi berwarna merah dan gatal.
Infeksinya bisa berupa bercak-bercak warna putih, merah, atau hitam di kulit
dengan bentuk simetris. Ada pula infeksi yang berbentuk lapisan-lapisan sisik
pada kulit. Itu tergantung pada jenis jamur yang menyerang.
Menurut Jimmy Sutomo dari perusahaan Janssen-Cilag, sebagai negara tropis
Indonesia menjadi lahan subur tumbuhnya jamur. Karena itu, penyakit-penyakit
akibat jamur sering kali menjangkiti masyarakat.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang diangkat dalam penulisan kali ini yaitu :
1. Apa definisi dari Tinea Versicolor?
2. Bagaimana proses patofisiologi dari Tinea Versicolor?
3. Bagaimana etiologi dari Tinea Versicolor?
4. Bagaimana Epidemiologi Tinea Versicolor?
5. Bagaimana diagnosis Tinea Versicolor?
6. Bagaimana prognosis Tinea Versicolor?
7. Bagaimana penanganan fisioterapi pada Tinea Versicolor?
C. Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan makalah ini sejalan dengan rumusan masalah, yaitu:
1. Untuk mengetahui definisi dari Tinea Versicolor.
2. Untuk mengetahui proses patofisiologi dari Tinea versicolor.
3. Untuk mengetahui gejala dari Tinea Vrsicolor.
4. Untuk mengetahui penyebab dari Tines Versicolor.
5. Untuk mengetahui cara pengobatan dari Tinea Versicolor.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Landasan Teori
1) Definisi Tinea Versicolor
Tinea versicolor atau pityriasis versicolor adalah penyakit infeksi
kulit yang disebabkan oleh Malassezia. Manifestasi klinis dapat berupa
perubahan pigmentasi (hiperpigmentasi, hipopigmentasi, atau eritema),
disertai skuama halus dan pruritus. Predileksi penyakit ini adalah di dada
dan punggung, tetapi dapat pula mengenai lengan atas, leher, dan wajah.
3
Patofisiologi tinea versicolor dimulai ketika Malassezia furfur
berubah bentuk menjadi miselia. Malassezia merupakan jamur kulit
yang secara komensal terdapat pada kulit yang sehat dan biasa terdapat
pada area yang berminyak seperti daerah muka, kulit kepala dan
punggung. Orang imunokompeten dapat mengeleminasi Malassezia
melalui monocyte-derived dendritic cells yang memfagosit organisme
ini, sehingga mengaktifkan respon adaptif sel T-helper.Malassezia
dapat menyebabkan tinea versicolor ketika berubah menjadi bentuk
filamentosa patogenik. Faktor yang menyebabkan perubahan patogenik
ini dapat disebabkan oleh predisposisi genetik, kondisi lingkungan yang
hangat dan lembap), imunodefisiensi, kehamilan, kulit berminyak, dan
aplikasi lotion atau krim dengan kandungan minyak tinggi.
Faktor Resiko
4
Diagnosis tinea versicolor dapat ditegakkan berdasarkan
gambaran klinis. Pemeriksaan penunjang berupa pemeriksaan
mikroskopis dengan KOH akan menunjukkan gambaran spaghetti and
meatballs.
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Diagnosis Banding
Pitiriasis Alba
Pitiriasis alba merupakan penyakit kulit yang sering timbul pada anak-
anak dan remaja. Lesi awalnya berupa makula berskuama dengan warna
kemerahan dan batas tidak tegas, yang kemudian menghilang dan
meninggalkan bekas hipopigmentasi. Predileksi pityriasis alba adalah di
wajah, lengan atas, leher, dan bahu.
Vitiligo
5
disebabkan tidak adanya melanosit. Pemeriksaan dengan menggunakan
lampu wood menunjukkan daerah depigmentasi berwarna lebih cerah.
Pada biopsi didapatkan amelanosit pada kulit.
Dermatitis seboroik
Pemeriksaan Penunjang
6
terapi adekuat dilaporkan mengalami rekuren. Lesi kulit yang telah
diobati dengan antifungal dapat meninggalkan bekas yang menetap
selama beberapa bulan hingga tahunan (28-47% kasus).
7
Menghilagkan faktor predisposisi
Menggunakan pakaian longgar dan sedapat mungkin terbuat dari
bahan katun.
Menggunakan kaos kaki dari bahan katun dan menghindari
memakai kaos kaki yang lembab.
Mengganti pakaian setiap hari dengan pakaian kering.
Menggunakan sepatu yang tidak lembab dan jangan lupa menjemur
sepatu.
Mengeringkan handuk setelah setiap kali digunakan.
Menghindari memakai pakaian orang lain yang sedang menderita
infeksi jamur kulit.
Mandi dengan air bersih segera setelah mandi di tempat-tempat
umum.
Jika perlu, menaburkan bedak atau bedak anti jamur terutama di
sela-sela jari kaki dan pelipatan kulit.
2. Hidroterapi
Hidroterapi adalah bentuk pelayanan medis yaitu terapi
menggunakan air sebagai media. Disini Fisioterapi dapat memadukan
air hangat dan bubuk sulfur atau belerang yang digunakan pasien
untuk berendam. Berendam dengan air hangat yang mengandung
belerang atau sulfur dapat memberikan efek menghaluskan kulit,
memperlancar aliran darah, dan membunuh jamur dan kuman yang
ada pada tubuh. Terapi ini dapat dilakukan dua kali sehari selama 3-4
minggu.
8
jamur dan bakteri yang berada di permukaan kulit. Sebelum
melakukan terapi ini perlu dilakukan tes dosis agar terapi yang
diberikan tepat dan tidak membahayakan pasien. Setelah melakukan
tes dosis akan ditemukan waktu E1 dan dilanjutkan pada kriteria
aplikasi lokal untuk ukuran jamur yang masih kecil dan kriteria
aplikasi general untuk ukuran jamur yang besar.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Panu definisi medisnya adalah infeksi jamur superfisial yang ditandai
dengan adanya makula di kulit, skuama halus, disertai rasa gatal. Infeksi
jamur superfisialis yang kronis dan asimtomatis disebabkan oleh
Malassezia furfur menyerang stratum korneum dari epidermis. Gejala
pada penderita panu yaitu adanya bercak-bercak entah itu putih, coklat
atau merah, tergantung warna kulit. Kemudian teraba seperti bersisik
halus. Sisik itu bila digaruk, akan keluar putih-putih kecil seperti butiran
bedak. Selain itu, bila sedang berkeringat akan terasa sangat gatal.
Penyebab penyakit panu diantaranya adalah kondisi kulit yang terlalu
lembab, keringat berlebih, keseimbangan flora dalam kulit terganggu, dll.
Cara pengobatan apabila sudah terinfeksi panu bersihkan kulit yang
terkena panu, olesi dengan obat atau salep anti jamur,. Jika sudah
menyebar, konsultasi dengan dokter kulit. Pencegahan agar tidak terkena
9
pwnyakit panu antara lain, mandi 2 kali sehari secara rutin, mengeringkan
badan dengan handuk seusai mandi, mandi menggunakan air bersih, tidak
bertukar pakaian dengan orang yang terkena penyakit panu dan memotong
kuku secara rutin..
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://www.alomedika.com/penyakit/dermatovenereologi/tinea-
versicolor/prognosis
http://yuniindriawinarti14.blogspot.com/2016/12/makalah-panu_21.html
http://jagatreviewsite.blogspot.com/p/blog-page_24.html?m=1
10