Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

FT INTEGUMEN “SKIN GRAFT”

DISUSUN OLEH:
Nama : Muh. Wahyudi. S
NIM : PO.713241191.022
Prodi : DIII. Fisioterapi Tk.2

POLTEKKES KEMENKES MAKASSAR


TAHUN 2021/2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmatNya sehingga


makalah ini dapat tersusun hingga selesai. Tidak lupa kami mengucapkan
terimakasih kepada teman-teman telah berkontribusi dengan memberikan
pikiran maupun materinya.

Saya berharap semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan


pengalaman untuk para pembaca.

Saya yakin masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini


karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman Kami. Untuk itu kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan makalah ini.

Makassar, 19 Maret 2021

Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


1.2 RUMUSAN MASALAH
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT

BAB II PEMBAHASAN

2.1 PENGERTIAN SKIN GRAFT


2.2 KLASIFIKASI SKIN GRAFT
2.3 VASKULARISASI SKIN GRAFT
2.4 KONTRAKSI PADA SKIN GRAFT
2.5 SPLIT DAN FULL THICKNES SKIN GRAFT
2.6 TEKNIK PENGERJAAN SKIN GRAFT
2.7 CARA PERAWATAN SKIN GRAFT

BAB III PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Kulit merupakan organ yang penting bagi manusia karena memiliki
fungsi antara lain sebagai pelindung terhadap lingkungan disekitarnya dan
mempertahankan suhu tubuh. Komplikasi yang diakibatkan oleh kerusakan dan
kehilangan jaringan kulit dapat menimbulkan infeksi bakteri, kehilangan cairan
tubuh, protein, energi, serta kerusakan jaringan dibawahnya.1

Dalam menangani suatu luka akibat trauma atau penyakit, hasil yang
diharapkan adalah dapat mengembalikan integritas anatomi maupun fungsinya.
Pada kenyataannya tidak semua luka dapat menutup secara primer, karena
kehilangan kulitnya terlalu luas membutuhkan jaringan penutup untuk
mengatasinya. Salah satu pilihan untuk menutup luka tersebut adalah dengan
melakukan tindakan skin graft.1

Skin graft adalah tindakan memindahkan sebagian atau seluruh tebalnya


kulit dari satu tempat ke tempat lain supaya hidup ditempat yang baru tersebut
dan dibutuhkann suplai darah baru (revaskularisasi) untuk menjamin
kelangsungan hidup kulit yang dipindahkan tersebut.
Skin graft sudah dilakukan oleh masyarakat Hindu Tilemaker Caste lebih
dari 2500-3000 tahun yang lampau. Pada saat itu skin graft dilakukan untuk
rekonstruksi hidung yang rusak akibat amputasi sebagai hukuman bagi para
pencuri. Pada abad ke 19 skin graft baru diperkenalkan didunia barat. Selama
100 tahun terakhir, alat dan metode yang digunakan mengalami banyak
perubahan dan perbaikan. Pada perkembangan awal terdapat beberapa nama
yang berhubungan dengan skin graft ini, Lawson (1870), Le fort (1872) dan
Wolfe (1875) memperkenalkan Full-Thickness Skin Graft (FTSG) sedangkan
Ollier (1872) dan Thiersch (1874) pertama kali melaporkan Split thickness skin
graft (STSG).1

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa pengetian skin graft?


2. Apa saja vaskulurasi Skin Graft?
3. Apa saja klasifikasi Skin Graft?
4. Apa saja kontraksi skin graft?
5. Apa saja split dan full thicknes skin graft?
6. Apa saja teknik pengerjaan skin graft?
7. Apa saja cara perawatan skin graft?

1.3 TUJUAN DAN MANFAAT

1. Dapat mengetahui pengertian Skin Graft


2. Dapat mengetahui vaskulurasi Skin Graft
3. Dapat mengetahui klasifikasi Skin Graft
4. Dapat mengetahui kontraksi Skin Graft
5. Dapat mengetahui split dan full thicknes Skin Graft
6. Dapat mengetahui teknik mengerjakan Skin Graft
7. Dapat mengetahui cara perawatan Skin Graft

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Skin Graft

Skin graft atau cangkok kulit adalah prosedur pembedahan yang


dilakukan dengan cara mengambil kulit di area tubuh tertentu, kemudian
mencangkoknya pada area kulit lain yang bermasalah. Prosedur ini disebut juga
bisa disebut sebagai transplantasi kulit.

2.2 Klasifikasi Skin Graft

Klasifikasi skin graft berdasarkan1,2,3 :

 Asalnya :

a. Autograft
: berasal dari individu yang sama (berasal dari tubuh yang sama)
b. Homograft
: berasal dari individu lain yang sama spesiesnya (berasal dari tubuh
lain)
c. Heterograft (Xenograft)
: berasal dari makhluk lain yang berbeda spesies

 Ketebalannya

A. Split thickness skin graft (STSG)

Graft yang mengandung epidermis dan sebagian dermis. Tipe ini dibagi menjadi
tiga bagian :

1. Thin Split Thickness Skin Graft atau sering disebut Thiersch atau Ollier-
Thiersch graft yang berukuran 0,0008-0,012 mm yang terdiri dari epidermis dan
¼ bagian lapisan dermis.

2. Intermediate (medium) Split Thickness Graft yang berukuran 0,012-0,018


mm yang terdiri dari epidermis dan ½ bagian lapisan dermis.

3. Thick Split Thickness Skin Graft atau Three Quarter Thickness Graft yang
berukuran 0,018-0,080 mm yang terdiri dari epidermis dan ¾ bagian lapisan
dermis.

B. Full Thickness Skin Graft (FTSG)

Graft yang meliputi epidermis dan seluruh ketebalan dermis, sering disebut
Wolfian graft

2.3 Vaskularisasi Skin Graft


Skin graft membutuhkan vaskularisasi yang cukup untuk dapat hidup,
sebelum terjadi hubungan erat dengan resepien dan setelah ada jalinan dengan
resepien. Setelah kulit dilepas dari donor akan berubah menjadi pucat oleh
karena terputus dari suplai pembuluh darah dimana terjadi kontraksi kapiler
pada graft dan sel darah merah terperas keluar. Setelah graft ditempelkan ke
resepien secara perlahan tampak perubahan warna graft menjadi pink seperti
ada sirkulasi kembali, hal ini terjadi akibatkan perpindahan pasif sel darah
merah yang bebas kedalam kapiler graft. Efek kapiler terjadi selama 12 jam
pertama.1,2

Nutrisi pada skin graft dimulai dengan proses sirkulasi plasmatik dimana
terjadi proses inhibisi plasma atau serum dan oksigen kedalam graft. Graft
secara pasif menyerap nutrient secara spons kemudian akan menjadi udem
secara bertahap dan beratnya bertambah hingga 40%

Setelah periode penyerapan nutrient, terjadi hubungan kapiler dari resepien ke


graft. Anastomosis kapiler resipien dengan graft (revaskularisasi) terjadi mulai
22 jam dan menetap 72 jam setelah penempelan graft

Revaskularisasi pada skin graft merupakan kombinasi dari ke tiga proses


dibawah ini, yaitu :

1. Hubungan anastomosis langsung antara graft dengan pembuluh darah


resipien disebut proses inokulasi.
2. Pertumbuhan kedalam dari pembuluh darah resipien ke dalam saluran
endotel graft.
3. Penetrasi pembuluh darah resipien kedalam dermis dari graft yang akan
membentuk saluran endotel baru.

Revaskularisasi dari split thickness skin graft didaerah resipien lebih


cepat dibandingkan full thickness skin graft oleh karena split thickness skin
graft lebih tipis sehingga masuknya pembuluh darah dari resipien menempuh
jatak yang lebih pendek.

Syarat-syarat skin graft yang baik yaitu :


1. Vaskularisasi resipien yang baik
2. Kontak yang akurat antara skin graft dengan resipien
3. Imobilisasi
2.4 Kontraksi Skin Graft

Setelah skin graft diangkat, terjadi pengkerutan yang dikenal sebagai


kontraksi primer. Pada full thickness skin graft terjadi pengkerutan sekitar 44%,
sedangkan pada split thickness skin graft mengkerut 9-22% tergantung
ketipisannya, makin tipis semakin sedikit terjadi pengkerutan segera atau
kontraksi primer. Kontraksi primer akan hilang dengan sendirinya saat menjahit
graft tersebut pada resipien.

Kontraksi yang sebenarnya pada skin graft adalah pengkerutan yang


terjadi kemudian yang disebut dengan kontraksi sekunder dimana kontraksi
yang terjadi setelah proses revaskularisasi pada masa penyembuhan graft. Full
thickness skin graft mengalami sedikit kontraksi sekunder dibandingkan split
thickness skin graft. Kontraksi sekunder berlangsung sampai graft matang kira-
kira 3-6 bulan.

2.5 Split dan Full Thicknes Skin Graft

 SPLIT THICKNES SKIN GRAFT

Split thickness skin graft merupakan tindakan yang definitif sebagai


penutup defek yang permanen atau hanya sebagai tindakan sementara sambil
menunggu tindakan yang definitif. Tindakan semnetara ini dimaksudkan untuk
mengontrol, mengurangi kemungkinanan terjadi infeksi dan menutup struktur
vital yang kemungkinan nanti dapat diganti dengan full thickness skin graft atau
skin flap untuk mendapatkan hasil yang lebih baik.

Keuntungan :
- Kemungkinan take lebih besar
- Dapat dipakai untuk meutup defek yang luas
- Donor dapat diambil dari daerah tubuh mana saja
- Daerah donor dapat sembuh sendiri atau epitelisasi
Kerugian :
- Punya kecendrungan kontraksi lebih besar
- Punya kecendrungan terjadi perubahan warna
- Permukaan kulit mengkilat
- Secara estetik kurang baik
Indikasi :
- Menutup defek kulit yang luas
- Dapat digunakan untuk penutupan sementara dari efek
Kontra Indikasi :
- Ukuran luka kecil yang dapat diperbaiki dengan melakukan flap atau full
thickness skin graft

 Full Thickness Skin Graft


Digunakan untuk menutup defek pada wajah, leher, ketiak, volar manus
atau menutup daerah yang diinginkan secara estetik tidak terlalu jelek.1

Keuntungan :
- Kecendrungan untuk menjadi kontraksi lebih kecil
- Kecendrungan untuk berubah warna lebih kecil
- Kecendrungan permukaan kulit mengkilat lebih kecil
- Secara estetik lebih baik dari split thickness skin graft
Kerugian :
- Kemungkinan take lebih kecil disbanding split thickness skin graft
- Hanya dapat menutup defek yang tidak terlalu luas
- Donor harus dijahit atau ditutup oleh split thickness skin graft bila luka
donor agak luas sehingga tidak dapat ditutup primer
- Donor terbatas pada tempat tertentu seperti inguinal, supraklavikula,
retroaurikular
Indikasi :
- Kehilangan jaringan yang tidak begitu luas
Kontra indikasi :
- Tidak terdapat suplai darah

2.6 Teknik Pengerjaan Skin Graft

A. Split Thickness Skin Graft

Donor dapat diambil dari daerah mana saja ditubuh seperti perut, dada,
punggung, bokong, ekstermitas. Umumnya yang sering dilakukan diambil dari
paha. Untuk mengambil split thickness skin graft dilakukan dengan
menggunakan :

1. Pisau/ Blade
Yang biasa dipakai mata pisau no:22 yang mempunyai keuntungan yaitu tajam,
tipis dan rata.
2. Pisau khusus
Ketebalan graft dapat diatur dan merata : Humby.

3. Dermatome

Mempunyai kemampuan mempertahankan jarak antara mata pisau dengan


tebal kulit yang disayat : dermatome tangan, dermatome listrik dan tekanan
udara. Prinsip penggunaan alat-alat diatas adalah menggerakkan pisau untuk
memotong kulit agar mendapatkan selapis kulit yang ketebalannya tergantung
pada control dari operator atau berdasarkan kalibrasi yang ada pada alat
tersebut.1

B. Full Thickness Skin Graft

Efek yang ada dibuat patron dari kasa atau karet sarung tangan bedah,
kemudian dibuat desain pada daerah donor sesuai dengan patron. Donor dapat
diambil dari retroaurikuler, supraklavikula, kelopak mata, perut, lipat
paha/inguinal, lipat siku, lipat pergelangan volar.1

Dilakukan penyuntikan NaCl 0,9% atau lidokain dicampur adrenalin 1 :


200.000 yang berguna untuk :
- Meratakan permukaan kuli pada daerah donor yang tidak rata
- Membantu pemisahan lapisan dermis dengan jarinagn lemak dibawahnya
- Lapangan operasi relatif lebih bersih dari perdarahan, membuat batas
dermis

Dilakukan insisi sesuai desain sampai sedalam dermis dengan


menggunakan pisau no.15 atau no.10. Dilakukan pemisahan dermis dengan
subkutis dimana keadaaan kulit dalam keadaaan tegang dengan bantuan
countertraction dari asisten. Setelah kulit didapat selanjutnya dilakukan
pembuangan jarinagn lemak yang ikut terangkat saat pengambilan graft.1

2.7 Cara Perawatan Skin Graft

Bila diyakini tindakan hemostasis darah reipien telah dilakukakan dengan


baik dan fiksasi skin graft telah dilakukan dengan baik, balutan dibuka pada hari
ke-5 untuk mengevaluasi take skin graft dan benang fiksasi dicabut. Take dari
skin graft maksudnya adalah telah terjadi revaskularisasi, dimana skin graft
memperoleh cukup vaskularisasi untuk hidup. Disarankan pada penderita paska
tindakan skin graft di ekstremitas tetap memakai pembalut elastik sampai
pematangan graft kurang lebih 3-6 bulan.
Bila diduga akan adanya seroma, hematoma atau bekuan darah dibawah
kulit sebaiknya dalam waktu 24-48 jam dilakukan pengamatan skin graft, oleh
karena terjadi seroma, hematoma atau bekuan darah dibawah skin graft
akanmengurangi kontak graft dengan resipien sehingga akan menghalangi take
dari skin graft tersebut. Pada pengamatan ini dilakukan pembukaan balutan
dengan hati-hati jangan sampai merusak graft. Seroma, hematoma atau bekuan
darah harus segera dievakuasi dengan melakukan insisi kecil pada skin graft
tepat diatas seroma, hematoma atau bekuan darah tersebut dan selanjutnya
dilakukan pembalutan kembali. Bila evakuasi tersebut dilakukan dalam waktu
24 jam pertama maka graft masih dapat terjamin take 100%.1,2

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN
Skin graft merupakan tindakan memindahkan sebagian atau seluruh
tebalnya kulit dari donor ke resipien, Skin graft terbagi menjadi Split thickness
skin graft dan Full thickness skin graft, keduanya dibedakan menurut ketebalan
kulit yang diambil untuk melakukan skin graft. skin graft membutuhkan
revaskularisasi untuk menjamin kelangsungan hidup kulit yang dipindahkan
tersebut.

Syarat agar mendapatkan hasil skin graft yang baik antara lain,
waskularisasi resipien yang baik, kontak yang akurat antara skin graft dengan
resipien, dan imobilisasi.

Penyebab terjadinya kegagalan tindakan skin graft harus selalu


dievaluasi. Antara lain, hematoma dibawah skin graft, pergeseran skin graft,
suplai darah pada daerah resipien kurang baik, infeksi ataupun tekhnik yang
salah. Oleh karena itu, skin graft harus selalu di evaluasi, evakuasi seroma atau
hematom pada skin graft dalam 24-48 jam setelah skin graft, maka
revaskularisasi masih akan terjamin 100%.

DAFTAR PUSTAKA

1. Lubis RD. Skin Graft. Departemen Ilmu Kesehatan Kulit dan Kelamin Fakultas
Kedokteran Universitas Sumatera Utara. USU e-repository. 2008
2. Reus WF, Mathes SJ. Wound Closure. In Plastic Surgery : Principal and Practice.
St.louis. Mosby.1990. 97-109
3. Sjamsuhidajat R, Jong WD. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta: EGC. 2004.
4. Saputro AA. Konsultasi Kesehatan (tentang aku, kamu dan kita).
http://indonesiaindonesia.com/f/46721-konsultasi-kesehatan/index7.html [diakses
pada tanggal 10 Mei 2012]
5. Bibbo C. Research : Wisonsin Foot & Ankle Institute
VERSAJET™ Hydrosurgery Technique for the Preparation of Full Thickness Skin
Grafts and the Creation of Retrograde Split Thickness Skin Grafts.
http://www.wisconsinfootandankleinstitute.com/research/versajet-hydrosurgery-
technique-for-the-preparation-of-full-thickness-skin-grafts-and-the-creation-o.php
[diakses pada tanggal 12 September 2012]
6. Anonym. Braithwaite, Cobbett or Watson Skin Graft Knife 9901 9904 9902 9905
9903 9906. http://www.scalpelsandblades.co.uk/handle-detail_233_braithwaite-
cobbett-or-watson-skin-graft-knife-9901-9904-9902-9905-9903-9906.php [diakses
pada tanggal 12 September 2012]
7. Anonym. Electric dermatome. http://www.kmle.co.kr/search.php?
Search=electric+dermatome&SpecialSearch=HTMLWebHtdig&Page=2 [diakses
pada tanggal 10 September 2012].
8. Anonym. Tie over dressing. http://www.kmle.co.kr/search.php?
Search=tie+over+dressing&Page=2 [diakses pada tanggal 12 September 2012].

Anda mungkin juga menyukai