“SKENARIO II”
OLEH :
KELOMPOK 2
KELAS D SMESTER IV
RINI RAHIM
DEWI WIRATMA
ZULKARNAIN H. MUSA
TA : 2019
KASUS II
Ny. R usia 46 tahun dating dengan keluhan utama sesak nafas yang
dirasakan secara tiba-tiba sekitar 4-5 jam sebelum masuk rumah sakit. Sesak nafas
diawali dengan batuk sebelumnya. Sesak nafas di rasakan tidak membaik ketika
beristirahat. Sebelumnya tidak pernah merasakan hal yang sama. Kebiasaan tidur
dengan satu bantal. Selain itu pasien juga merasa nyeri seperti ditusuk-tusuk pada
dada sebelah kanan ketika dibuat bernafas, tidak menjalar dan dirasakan semakin
enak atau sebagianya. Pasien juga sering berkeringat walau tidak berada dibawa
sinar matahari maupun saat bekerja (saat beristirahat). Jika diminta untuk memilih
antara suhu panas dan dingin pasien lebih memilih suhu yang dingin karena
merasa lebih nyaman. Pasien juga mengalami penurunan berat badan sedangkan
nafsu makan meningkat dan pasien sering merasakan perasaan mau makan dan
akhir-akhir ini pasien tidak nafsu makan dan makan lebih sedikit. Pasien juga
mengeluhkan merasa sangat mudah lelah walau hanya melakukan aktivitas yang
sesak dan agitasi, berat badan 45kg dan tinggi badan 150 cm, suhu aksila 380c,
BMI 19.5 kg/m2,tekanan darah 160/80 mmHg, nadi 122x/menit regular, kuat,
pembesaran kelenjar tiroid dengan ukuran 3x2x5cm, tidak nyeri, permukaan rata,
batas tegas, tidak menempel dan jaringan sekitar (dapat digerakan), dan tidak
didapatkan pembesaran kelenjar getah bening di sekitar benjolan. Selain itu, pada
a. BMI
BMI: BMI (Body mast index): ukuran yang digunakan untuk menilai
2015)
Underweight : <18,5
Overwight : >25,0
Obesity:
- Grade I : 30-34,9
b. Tremor
pada lengan, kepala, kaki, dan bahkan suara. (Crawford dan Ethan 2011)
c. Strauma disfusa
kanan dan kiri kelenjar sama-sama membesar (tiroid difus). (pusat data
d. Graves disease
e. T4 dan T3
hormon tiroid karena yang menimbulkan efek biologis pada sistem tubuh
f. TSH
hormon tiroid oleh kelenjar tiroid. Pada kondisi normal terdapat negative
melebihi normal, maka hipofisis akan mengurangi sekresi TSH yang pada
(2011)
g. Nyeri
Skala nyeri :
1. Skala nyeri 1-3 (nyeri ringan) nyeri yang masih bisa ditahan dan tidak
2. Skala nyeri 4-6 (nyeri sedang) nyeri sedikit kuat sehinga dapat
3. Skala nyeri 7-10 (nyeri berat) nyeri yang sangat kuat sehingga
h. Leukositosis
jumlah sel darah putih terlalu banyak. Sel darah putih adalah bagian dari
sistem kekebalan tubuh yang berperan melindungi diri dari infeksi dan
penyakit. Setiap golongan usia memiliki jumlah normal sel darah putih
yang berbeda. Berikut adalah jumlah normal sel darah putih per microliter
i. EKG
sel imun yang dihasilkan kelenjar getah bening untuk melawan zat yang
1. Ketiak
2. Dagu
3. Belakang telinga
4. Leher
5. Pangkal paha
sel imun yang dihasilkan kelenjar getah bening untuk melawan zat yang
k. Kelenjar tiroid
dipangkal leher bagian depan diedpan dibawah lapisan kutlit dan otot.
lobus tiroid kiri dan kanan disekitar trakea. Fungsi tunggal tiroid adalah
l. TD
m. Suhu
Suhu adalah adalah perbedaan antara jumlah jumlah panas yang
diproduksi oleh panas tubuh dan jumlah panas yang hilang ke lingkungan
luar. Suhu tubuh normal tidak selalu pada titik 37 oC. Akan tetapi biasa
n. Nadi
Denyut nadi adala suatu gelombang yang teraba pada arteri bila
darah di pompa keluar jantung. Denyut ini mudah diraba di suatu tempat
dimana ada arteri melintas. Nilai normal adalah nadi manusia rata-rata
para atlit biasanya memiliki denyut jantung normal yang lebih rendah
o. Pernafasan
1. Sesak nafas
2. Agitasi
4. Berdebar-debar
5. Sering berkeringat
6. Mudah lelah
7. Pembesaran kelenjar tiroid
9. Pernafasan 30x/menit
12. Tremor
14. T4 20 g/dL
3. MIND MAP
Hipotiroidisme Hipertiroidisme Tiroiditis
Lebih
Penurunan Berat
Badan
Mudah Lelah
Pembesaran
Kelenjar Tiroid
TD Meningkat
Takikardi
Takipnea
Tremor Halus
4. PERTANYAAN-PERTANYAAN PENTING DAN JAWABAN
meningkat?
1. Seseorang atau klien yang telah mengalami asma akan merasakan sesaaak
saat tidur (sleep apnea) pada kedaan yang dirasakan nya tidak nyaman,
pada kedaan ini klien mengalami asma juga akan tidur dengan kedaaan
yang dirasakan nya nyaman. Karena pada kondisi ini klien mengalami
berlabihan.(Shawl Massry,2013)
denyut jantung yang cepat. Sedangkan denyut jantung yang cepat secara
umum akan berbanding lurus dengan tekanan darah sengganya akan
6. INFORMASI TAMBAHAN
2. Lima hal yang harus tepat dalam pemberian obat yaitu: “Tepat pasien,
tepat obat, tepat dosis, tepat rute pemberian, tepat waktu pemberian dan
ekonomis”
Berdasarkan hasil penelitian Dian Ayu Juwita, Suhatri, Dan Risa Hestia
tahun 2018 dengan judul Evaluasi Penggunaan Obat Antitiroid Pada Pasien
Oleh karena itu diperlukan terapi untuk mengontrol kadar hormon tiroid pada
terapi tersebut, terapi dengan obat antitiroid merupakan salah satu terapi yang
terkait studi penggunaan obat antitiroid pada pasien hipertiroid di Poli Tiroid
Unit Penyakit Dalam instalasi rawat jalan RSUD Dr. Soetomo Surabaya
penggunaan yang tidak tepat sebesar 12,7% dan interaksi obat potensial
sebesar 5,4% [11]. Penelitian lain yang dilakukan terhadap pola penggunaan
Penggunaan obat yang tidak tepat, tidak efektif, tidak aman dan tidak
obat. Tujuan evaluasi penggunaan obat adalah untuk memastikan bahwa obat
yang digunakan secara tepat, aman dan efektif. Evaluasi penggunaan obat ini
Secara umum, obat antitiroid digunakan dalam dua cara, yaitu sebagai
primer pasien dalam kehamilan, anak dan orang dewasa [18]. Mekanisme
utama obat antitiroid adalah blokade sintesis hormon tiroid melalui
memiliki efek ini [19,20]. MMI dan PTU adalah obat yang biasa digunakan di
United States. MMI diberikan sekali sehari dan PTU tiga kali sehari. Harga
PTU lebih murah, lebih mudah didapatkan dan pemakaiannya lebih banyak di
Indonesia [18].
dosis dan ketepatan pasien. Tepat indikasi berarti obat yang digunakan sesuai
didasarkan indikasi medis yang ditemukan pada pasien dan terapi obat yang
dipilih merupakan terapi obat yang efektif dan aman [21,22]. Pada penelitian
ditunjukkan oleh tabel 1). Hal ini dikarenakan pemilihan obat yang sudah
pasien dalam penelitian ini mempunyai data laboratorium yang sesuai dengan
peningkatan T4, FT4, atau T3, disertai kadar TSH dibawah normal [18,23]
untuk jangka waktu yang cukup, biaya terendah serta kemungkinan dampak
negatif yang diterima oleh pasien lebih kecil dibandingkan manfaatnya
Berdasarkan hasil pengkajian dan juga hasil tes yang dilakukan NY. R
dengan Usia 46 tahun dengan adanya keluhan ataupun manifestasi klinis yaitu
klien sama dengan gejala hipertiroid dan dengan adanya dukungan atau data
Penurunan TSH
HIPERTIROIDISM
Metabolisme Meningkat
Penurunan Curah
Jantung
BABII
KONSEP KEPERAWATAN
1. PENGKAJIAN
Nutrisi dan cairan DS: pada awalnya pasien merasa nafsu makan
Seksualitas
Psikologis Nyeri dan DS: pasien merasa nyeri seperti ditusuk- tusuk
kanan.
Integritas ego DS: pasien merasa gelisah dan tremor
perkembangan
Perilaku Kebersihan diri Tidak terkaji
pembelajaran
2. Diagnosis Keperawatan
nafas dan nyeri ketika bernafas Adenoma, Graves Dan Pola Nafas
seperi ditusuk-tusuk. Tiroid Toksi
Hipertiroidisme
Metabolisme
Meningkat
Penggunaan O2
Lebih Cepat
Co2
Pola Nafas
Sesak Nafas
Nafas
Sesak Nafas
Ketidak Efektifan
Pola Nafas
Berlebihan
Hipertiroidisme
Metabolisme
Meningkat
Produksi Panas
Hypertermi
DS: pasien merasa berdebar- Produksi T3 dan T4, Penurunan Curah Jantung
122x/menit
Berlebihan
Hipertiroidisme
Metabolisme
Meningkat
TD Dan Nadi
Aritmia, Takikardi
Kompensasi Jantung
Lelah Jantung
Sirkulasi
Penurunan Curah
Jantung
DS: pada awalnya pasien Produksi T3 dan T4, Defisit Nutrisi
Hipertiroidisme
Metabolisme
Meningkat
Proses Pembakaran
Lemak
Ade Kuat
BB
Defisit Nutrisi
Ds : DS: pasien merasa mudah Produksi T3 dan T4, Intoleran Aktifitas
Berlebihan
Hipertiroidisme
Metabolisme
Meningkat
Proses Pembakaran
Lemak
Ade Kuat
Energi
Lelah, Lemah
Keterbatasan
Melakukan
Aktivitas
Intoleran Aktivitas
3. Rencana Intervensi Keperawatan
Pola nafas yang tidak Setelah di lakukan tindakan nafas sesak nafas
hambatan upaya nafas masalah status pernafasan monitor status pernafasan Untuk mengatasi
(nyeri saat bernafas, teratasi dengan indikator sebagai dan oksigen, perkembangan status
kisaran normal
2. penguraangan
2. Pengurangan
2. berat badan :massa tubuh kecemasan
kecemasan
Setelah di lakukan tindakan observasi :
Observasi
keperawatan selama 3x24 jam indikasi saat terjadi
Untuk mengetahui
masalah massa tubuh teratasi perubahaan tingkat
perkembangan
dengan indikator sebagai kecemasan Tingkat kecemasan
keterangan : -
Kolaborasi
1. deviasi berat dari kisaran
normal HE :
-
2. devisiasi cukup besar dari Instruksikan klien untuk
normal
2. tingkat kecemasan
berikut:
1. perasaan gelisa
2. kesulitan berkonsentrasi
3. tidak dapat ber istirahat
keterangan :
1. Berat
2.Cukup berat
3. Sedang
4.Ringan
5. Tidak ada
Hipertermia terhubung keperawatan selama 3x24 jam monitor warna kulit dan Observasi
metabolisme serta ditandai 1.merasa merinding saat dingin berikan oksigen yang pasien
2. banyak terganggu HE
Kolaborasi :
3. cukup terganggu -
-
4. sedikit terganggu 2. manajemen cairan
HE
5. tidak terganggu observasi
-
2. system neurologi monitor status hidrasi
berikut:
1. kesadran mandiri
motorik kranias
keterangan : kolaborasi
1. sangat terganggu -
2. banyak terganggu HE
1. manajemen
3. cukup terganggu Arahkan pasien
cairan
4. sedikit terganggu mengenai status NPO
observasi
5. tidak terganggu
untuk mengetahui
3. tingkat ketidaknyamanan
status cairan yang
Setelah di lakukan tindakan masuk kedalam tubuh
keterangan :
kolaborasi
1. Berat
-
2.Cukup berat
HE
3. Sedang
Agar pasien lebih
4.Ringan
paham tentang status
5. Tidak ada
NPO
ketidak adekuat pompahan masalah tingkat agitasi teratasi vital secara rutin Agar klien tetap
O2, dan nutrisi ( kurang 2. Penurunan berat badan (3) yang efektif untuk
3. Sedang -
4. Ringan Kolaborassi :
5. Tidak ada -
HE:
2. Tingkat kecemasan
2. Pengurangan
Setelah di lakukan tindakan 2. Pengurangan
kecemasan
keperawatan selama 3x24 jam Kecemasan
Observasi
masalah tingkat kecemasan Observasi:
Identifikasi pada saat
teratasi dengan indikator sebagai Agar dapat
terjadi perubahan tingkat
berikut: mengetahui tingkat
kecemasan.
1. Perasaan gelisa (3) kecemasan.
2. Peningkatan tekanan
3. Cukup berat
5. Ringan - -
berikut:
keterangan :
normal
kisaran normal
kisaran normal
4. deviasi ringan dari kisaran
normal
kisaran norma
makanan serta ditandai masalah status nutrisi dengan monitor berat badan observasi
nafsu makan menurun 3. asupan cairan berikan dukungan berat badan klien
terhadap peningkatan
mandiri
berat badan dan
keterangan : peningkatan yang agar pasien dapat
berikut: 1. bantuan
1. asupan kalori HE peningkatan
di komunitas yang
dpat membantu
HE
dengan memenuhi
Agar perencanaan
makanan
makan terjaga.
HE
keluarga
merencanakan makan
kuat melakukan aktivitas masalah toleransi terhadap irama, kedalaman dan observasi :
beraktivitas (3)
2. banyak terganggu -
3. cukup terganggu 2. Manajemen
(3) HE
5. secara konsisten HE
pengunjung
menegetahui
lingkungan rumah
sakit.
DAFTAR PUSTAKA
Alhamda, Syukra dan Sriani, Yustina. (2015). Buku Ajar Ilmu Kesehatan
Bahn, R. S., Burch, H. B., Cooper, D. S., Garber, J. R., Greenlee, M. C., Klein, I.,
Fumarola, A., Di Fiore, A., Dainelli, M., Grani, G., & Calvanese, A. (2010).
G., Farmakologi Dasar & Klinik Edisi 10. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC
Juwita, D. A., Hestia, R., Farmasi, F., & Andalas, U. (2018). Evaluasi
McGraw-Hill Education.
Maulidia, S. (2014). Hubungan kadar TSH dan FT4 dengan manifestasi klinis
family physician,92(11),pp.1004-1011