Terbit Tanggal : 6 April 2020 Sumber : Koran Nama Mahasiswa : Lis Sugiarti Yusup Kelas/Semester : A/4
Assalam’mualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Disini saya akan mencoba meriview artikel yang ditulis oleh Bapak Basri Amin. Konteks artikel ini membahas tentang “Kematian Kolektif”. Dimana dengan adanya covid-19 yang terjadi di Dunia bahkan di Indonesiapun bertatap muka dengan kematian dan disinilah di uji kinerja para tim medis. Kematian saat ini sudah menjadi fakta kolektif. Adanya kematian yang disebabkan oleh wabah covid-19 ini, terbukti dapat menyatukan kemanusiaan kita. Walaupun dalam konteks agama pendemi ini berbeda-beda tafsirannya. Disinilah dilihat adalah bagaimana kesadaran kita sebagai manusia. Karena kematian adalah penanda akhir hidup dari manusia. Kematian mensyaratkan deskripsi, dimana mungkin menurut para tim medis kematian seseorang mungkin bisa diterangkan. Tetapi justru bagaimana upaya kita bertahan dengan fungsi-fungsi dari alat-alat yang canggih ini dugunakan serta obat-obatan yang diberikan. Bisa saja orang yang dibantu dengan alat-alat medis serta obat-obatan bisa sembuh, tetapi balik lagi itu hanya menghilangkan rasa sakit sementara. Dan dengan adanya riwayat penyakit itu, yang akan menjadi kisah kita menjelang kematian. Sepenuhnya manusia tidak rela menerima kematian, kematian tidak pasti kapan datangnya. Perlu diingat bahwa semua yang bernyawa akan mati. Dan kematian kita semua sudah di atur oleh sang Maha Pencipta melalui perantara-perantara. Dalam artikel ini, penulis menegaskan tentang kematian menurut konteks agama. Semakin hari semakin bertambah angka kematian yang disebabkan oleh covid-19 di seluruh belahan bumi. Dengan adanya sejarah covid-19 adalah tentang kematian “Kematian Kolektif”. Penulis menegaskan adanya meningkatan dan perkembangan mengenai wabah yang meyerang saat ini. Kematian saat ini bukan lagi sebagai peristiwa etnis spiritual, melainkan kematian menyuguhkan deskripsi dan afeksi sekaligus. Sekarang masyarakat sudah tau bahwa besarnya efek yang akan ditimbulkan dari wabah covid-19. Saat itu, masyarak, pemerintah dan para tenaga kesehatan berlomba-lomba untuk menyerang serangan wabah covid-19. Kita yakin akan kekuatan memobilisasi sumber daya dan kebijakan, walaupun kita tidak tahu kapan semua ini akan berakhir. Dan untuk mengurangi angka penderita covid-19, mari sama-sama kita mengikitu aturan yang ditetapkan pemerintah. Cobalah menerapkan aturan-aturan yang telah diberlakukan untuk mencegah penularannya. Cukup sekian, Wassalam’mualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh