Anda di halaman 1dari 22

EUTHANASIA

Disusun Oleh:
Muhammad nur : 06171017
Eva Nada maulida : 06171025
Evalina Ginting : 03310107
Syarifah Tursina : 05171063
Rina Fitriana : 05171073
Pembimbing:
Dr. Surjit Singh, Sp.F
Dr. Monang
Dr. Desi H
PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG

Terdapat kerancuan pendapat umum tentang
EUTHANASIA apakah legal atau ilegal

Alasan yang diberikan ketika ada pasien yang
akan diberi tindakan EUTHANASIA

Bagaimana Euthanasia menurut hukum pidana di
Indonesia





pendahuluan
RUMUSAN MASALAH

Permasalahan yang akan dikaji yaitu dengan
membandingkan kasus euthanasia yang
terjadi ditinjau dari sudut pandang hukum
pidana Indonesia (KUHP) dan hukum agama,
dan Kesehatan.

pendahuluan
TUJUAN

1. Memahami tentang pengertian euthanasia
2. Memahami tentang macam euthanasia
3. Memahami bagaimana pandangan agama,
etik/hukum dan kesehatan

Definisi euthanasia
* Segi Bahasa

Yunani Arab

Eu = Baik Qatlu ar-rahma
Thanatos= Kematian atau
Taysir al-maut
Definisi euthanasia
Menurut istilah Kedokteran
Eutahanasia berarti tindakan agar kesakitan atau
penderitaan yang dialami seseorang yang akan
meninggal diperingan.

Atau tindakan mengakhiri hidup seorang individu secara
tidak menyakitkan, ketika tindakan tersebut dapat
dikatakan sebagai bantuan untuk meringankan
penderitaan dari individu yang akan mengakhiri
hidupnya.

Mempercepat kematian seseorang yang ada dalam
kesakitan dan penderitaan hebat menjelang
kematiannya.

jenis euthanasia

Ditinjau dari cara pelaksanaanya:
1. EUTHANASIA AKTIF



MEMATIKAN SECARA SENGAJA
Kondisi sudah sangat parah / stadium akhir
Tidak mungkin sembuh / bertahan lama



Memberikan suntikan yang mematikan

Ilegal?

jenis euthanasia
2. EUTHANASIA PASIF

TINDAKAN DOKTER BERUPA PENGHENTIAN
PENGOBATAN PASIEN YANG SUDAH AKUT


Tidak mungkin disembuhkan
Kondisi ekonomi pasien terbatas

Ilegal?
jenis euthanasia
3. Autoeuthanasia

Pasien menolak secara tegas dan dengan
sadar untuk menerima perawatan medis


Penolakan diajukan secara resmi (codicil/
pernyataan tertulis tangan)
Ilegal?

JENIS Euthanasia
Ditinjau dari sudut pemberian izin

1. Euthanasia diluar kemauan pasien
Adalah suatu tindakan eutanasia yang
bertentangan dengan keinginan si pasien
untuk tetap hidup. Tindakan eutanasia
semacam ini dapat disamakan dengan
pembunuhan


JENIS Euthanasia

2. Euthanasia secara tidak sukarela
Hal ini terjadi apabila seseorang yang tidak
berkompeten atau tidak berhak untuk
mengambil suatu keputusan misalnya
statusnya hanyalah seorang wali dari si
pasien (seperti pada kasus Terri
Schiavo).


JENIS Euthanasia

3. Euthanasia secara sukarela
dilakukan atas persetujuan si pasien
sendiri, namun hal ini juga masih merupakan
hal kontroversial.


ALASAN euthanasia
Adanya hak moral bagi setiap orang untuk
mati terhormat, maka seseorang mempunyai
hak memilih cara kematiannya
Tindakan belas kasihan pada seseorang yang
sakit, meringankan penderitaan sesama
adalah tindakan kebajikan
Tindakan belas kasihan pada keluarga pasien
Mengurangi beban ekonomi



AlaSAN EUTHANASIA

Sudut pandang Pasien
mudah putus asa karena tidak ingin dan tidak
memiliki semangat untuk berjuang melawan
penyakitnya.
Sudut pandang Keluarga Pasien
aspek kemanusiaan dan ekonomi

ASPEK euthanasia
1. Aspek Hukum
Undang undang yang tertulis dalam KUHP Pidana
hanya melihat dari dokter sebagai pelaku utama
euthanasia, khususnya euthanasia aktif dan
dianggap sebagai suatu pembunuhan berencana,
atau dengan sengaja menghilangkan nyawa
seseorang. Sehingga dalam aspek hukum, dokter
selalu pada pihak yang dipersalahkan dalam
tindakan euthanasia, tanpa melihat latar belakang
dilakukannya euthanasia tersebut. Tidak perduli
apakah tindakan tersebut atas permintaan pasien
itu sendiri atau keluarganya, untuk mengurangi
penderitaan pasien dalam keadaan sekarat atau
rasa sakit yang sangat hebat yang belum diketahui
pengobatannya.


ASPEK euthanasia
2. Aspek Hak Asasi
Hak asasi manusia selalu dikaitkan dengan hak
hidup, damai dan sebagainya. Tapi tidak tercantum
dengan jelas adanya hak seseorang untuk mati.
Mati sepertinya justru dihubungkan dengan
pelanggaran hak asasi manusia. Hal ini terbukti
dari aspek hukum euthanasia yang cenderung
menyalahkan tenaga medis dalam euthanasia.
Sebetulnya dengan dianutnya hak untuk hidup
layak dan sebagainya, secara tidak langsung
seharusnya terbersit adanya hak untuk mati,
apabila dipakai untuk menghindarkan diri dari
segala ketidak nyamanan atau lebih tegas lagi dari
segala penderitaan yang hebat.

ASPEK euthanasia
3. Aspek Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan kedokteran dapat memperkirakan
kemungkinan keberhasilan upaya tindakan medis
untuk mencapai kesembuhan atau pengurangan
penderitaan pasien. Apabila secara ilmu
kedokteran hampir tidak ada kemungkinan untuk
mendapatkan kesembuhan ataupun pengurangan
penderitaan, apakah seseorang tidak boleh
mengajukan haknya untuk tidak diperpanjang lagi
hidupnya? Segala upaya yang dilakukan akan sia
sia, bahkan sebaliknya dapat dituduhkan suatu
kebohongan, karena di samping tidak membawa
kepada kesembuhan, keluarga yang lain akan
terseret dalam pengurasan dana.



ASPEK euthanasia
4. Aspek Agama
Kelahiran dan kematian merupakan hak dari Tuhan
sehingga tidak ada seorangpun di dunia ini yang
mempunyai hak untuk memperpanjang atau
memperpendek umurnya sendiri. Pernyataan ini
menurut ahli ahli agama secara tegas melarang
tindakan euthanasia, apapun alasannya. Dokter
bisa dikategorikan melakukan dosa besar dan
melawan kehendak Tuhan yaitu memperpendek
umur. Orang yang menghendaki euthanasia,
walaupun dengan penuh penderitaan bahkan
kadang kadang dalam keadaan sekarat dapat
dikategorikan putus asa, dan putus asa tidak
berkenan dihadapan Tuhan

CONTOH KASUS Euthanasia
Kasus Hasan Kusuma - Indonesia
Sebuah permohonan untuk melakukan eutanasia pada tanggal 22
Oktober 2004 telah diajukan oleh seorang suami bernama Hassan
Kusuma karena tidak tega menyaksikan istrinya yang bernama
Agian Isna Nauli, 33 tahun, tergolek koma selama 2 bulan dan
disamping itu ketidakmampuan untuk menanggung beban biaya
perawatan merupakan suatu alasan pula. Permohonan untuk
melakukan eutanasia ini diajukan ke Pengadilan Negeri Jakarta
Pusat. Kasus ini merupakan salah satu contoh bentuk eutanasia
yang diluar keinginan pasien. Permohonan ini akhirnya ditolak oleh
Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, dan setelah menjalani perawatan
intensif maka kondisi terakhir pasien (7 Januari 2005) telah
mengalami kemajuan dalam pemulihan kesehatannya.

Ikatan Dokter Indonesia (IDI) tidak
menyetujui Euthanasia aktif. Pasalnya hal itu
tidak sesuai dengan etika, moral, agama,
budaya, serta peraturan perundang-
undangan yang ada. Secara etika, tugas
dokter adalah memelihara dan memperbaiki
kehidupan seseorang, bukan mencabut nyawa
atau menghentikan hidup seseorang.






Mesin eutanasia yang digunakan untuk menyuntikkan obat-obatan
mematikan dalam dosis tinggi. Layar komputer jinjing memandu
pengguna melalui beberapa tahapan dan pertanyaan guna
memastikan bahwa si pengguna telah benar-benar siap untuk
dalam keputusannya tersebut. Suntikan terakhir kemudian
dilakukan dengan bantuan mesin yang diatur dari komputer.



Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai