Anda di halaman 1dari 31

Terhentinya kehamilan

sebelum janin mencapai


viabilitas (usia kehamilan
22 minggu) atau BB janin
< 500 gram

Kelainan kromosom
Lingkungan kurang sempurna
Pengaruh dari luar
Kelainan pada plasenta
Penyakit ibu
Kelainan endokrin
Kelainan traktus genitalia
ABORTUS IMMINENS
Abortus imminens ialah peristiwa perdarahan
dari uterus pada kehamilan sebelum 20 minggu,
dimana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan
tanpa adanya dilatasi serviks.

ABORTUS INSIPIENS
Abortus insipiens ialah peristiwa peradarahan uterus
pada kehamilan sebelum 20 minggu dengan adanya
dilatasi serviks uteri yang meningkat, tetapi hasil
konsepsi masih dalam uterus. Dalam hal ini rasa
mules menjadi lebih sering dan kuat, perdarahan
bertambah. Pengeluaran hasil konsepsi dapat
dilaksanakan dengan kuret vakum atau dengan cunam
ovum, disusul dengan kerokan. Pada kehamilan lebih
dari 12 minggu biasanya perdarahan tidak banyak dan
bahaya peforasi pada kerokan lebih besar, maka
sebaiknya proses abortus dipercepat dengan
pemberian infus oksitosin.


ABORTUS INKOMPLETUS
Abortus inkompletus ialah
pengeluaran sebagan hasil konsepsi
pada kehamilan sebelum 20 minggu
dengan masih ada sisa tertinggal
dalam uterus. Perdarahan pada
abortus inkomplitus dapat banyak
sekali , sehingga menyebabkan syok
dan perdarahan tidak akan berhenti
sebelum sisa konsepsi dikeluarkan.

ABORTUS KOMPLETUS
Pada abortus kompletus semua hasil konsepsi
sudah dikeluarkan. Pada penderita
ditemukan perdarahan sedikit, ostium uteri
telah menutup, dan uterus sudah banyak
mengecil.

MISSED ABORTION
Missed abortion ialah kematian janin
berusia sebelum 20 minggu, tetapi janin
mati itu tidak dikeluarkan selama 8
minggu atau lebih. Etiologi missed
abortion tidak diketahui, tetapi diduga
pengaruh hormon progesteron. Pemakaian
hormon progesteron pada abortus
imminens mungkin juga dapat
menyebabkan missed abortion.

ABORTUS HABITUALIS
Abortus habitualis ialah abortus
spontan yang terjadi 3 kali atau
lebih berturut-turut. Etiologinya
pada dasarnya sama dengan etiologi
abortus spontan. Selain itu telah
ditemukan sebab imunologik yaitu
kegagalan reaksi terhadap antigen
lymphocyte trophoblast cross
reactive (TLX). Sistem TLX ini
merupakan cara untuk melindungi
kehamilan.
ABORTUS INFEKSIOSUS, ABORTUS SEPTIK
Abortus infeksiosus ialah abortus yang disertai
infeksi pada genitalia, sedang abortus septik
ialah abortus infeksiosus berat disertai
penyebaran kuman atau toksin ke dalam
peredaran darah atau peritoneum.

Dari berbagai macam abortus diatas maka hanya
diterangkan tentang MISSED ABORTION:

Abortus yang ditandai dengan embrio atau fetus
telah meninggal dalam kandungan sebelum
kehamilan 20 minggu dan hasil konsepsi
seluruhnya masih tertahan di dalam kandungan.




Penderita missed abortion biasanya tidak
merasakan keluhan apapun kecuali
merasakan pertumbuhan kehamilannya
tidak seperti yang diharapkan. Bila
kehamilan di atas 14 minggu sampai 20
minggu penderita justru merasakan
rahimnya semakin mengecil dengan
tanda-tanda kehamilan sekunder pada
patudara mulai menghilang. Kadangkala
missed abortion juga diawali dengan
abortus imminens yang kemudian merasa
sembuh, tetapi pertumbuhan janin
terhenti. Pada pemeriksaaan tes urin
kehamilan biasanya negatif setelah satu
minggu dari terhentinya
pertumbuhan kehamilan. Pada pemeriksaan
USG akan didapatkan uterus yang mengecil,
kantong gestasi yang mengecil dan bentuknya
tidak beraturan yang disertai gambaran feus
yang tidak ada tanda-tanda kehidupan. Bila
missed abortion berlangsung lebih dari 4
minggu harus diperhatikan kemungkinan
terjadinya gangguan penjendalan darah oleh
karena hipofibrinogenemia sehingga perlu
diperiksa koagulasi sebelum tindakan
evakuasi dan kuretase.
PENANGANAN ABORTUS

1. Penilaian awal
Untuk penanganan yang memadai,
segera lakukan penilaian dari :
Keadaan umum pasien
Tanda-tanda syok seperti pucat,
berkeringat banyak, pingsan, tekanan
sistolik < 90 mmHg, nadi > 112 x/menit
Bila syok disertai dengan massa lunak
di adneksa, nyeri perut bawah, adanya
cairan bebas dalam cavum pelvis,
pikirkan kemungkinan kehamilan
ektopik yang terganggu.


Tanda-tanda infeksi atau sepsis
seperti demam tinggi, sekret berbau
pervaginam, nyeri perut bawah,
dinding perut tegang, nyeri goyang
portio, dehidrasi, gelisah atau
pingsan.
Tentukan melalui evaluasi medik
apakah pasien dapat ditatalaksana
pada fasilitas kesehatan setempat
atau dirujuk (setelah dilakukan
stabilisasi).
2. Penanganan spesifik
Missed abortion seharusnya ditangani di
rumah sakit atas pertimbangan :
Plasenta dapat melekat sangat erat di
dinding rahim, sehingga prosedur evakuasi
(kuretase) akan lebih sulit dan resiko
perforasi lebih tinggi.
Pada umumnya kanalis servikalis dalam
keadaan tertutup sehingga perlu tindakan
dilatasi dengan batang laminaria selama 12
jam.
Tingginya kejadian komplikasi
hipofibrinogenemia yang berlanjut dengan
gangguan pembekuan darah.
KOMPLIKASI ABORTUS

-perdarahan (hemorrage)
-perforasi
-infeksi
-syok
NEXT,,,,,

STATUS PASIEN
Anamnesa Pribadi
Nama : Ny.Suryaningsih
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Suku : Jawa
Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT
Alamat : Jl.Yusodarso, Binjai
Masuk RS : 27-03-2011
No.RM : 059862

Anamnesa Penyakit
Keluhan utama : perdarahan pervaginam
Telaah : Os datang ke
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM dengan keluhan
keluar darah dari vagina sedikit-sedikit
dengan frekuensi terus-menerus, hal ini
dialami Os sudah 2 minggu, Stoel Cell (-
), 1x ganti duk, nyeri perut bagian bawah
(+). Sebelumnya os ada periksa USG dan
diagnosa dokter Missed Abortion.



Riwayat mentruasi sebelumnya:
Menarche : 14 tahun
Siklus : 28 hari
Banyak : 2 kali ganti duk
Lamanya : 5-7 hari

HPHT : 25 Desember 2011
TTP : 2 September 2012

Riwayat persalinan:
Anak I : Laki-laki, Aterm 2900gr, Hidup 7 thn

Anak II : Hamil ini dengan missed abortion

RPO : tidak ada
RPT : tidak ada

Pemeriksaan Fisik
Status Present
1.Keadaan Umum
Sensorium : Compos Mentis
Tekanan darah : 110/70mmHg
Respirasi Rate : 22x/menit
Heart Rate : 80x/menit
Suhu : 36,5
0
C
2.Keadaan Penyakit
Anemia : (-)
Sianosis : (-)
Dyspnoe : (-)
Ikterus : (-)
Edema : (-)
Status Lokalisata
1.Kepala
Mata : conjungtiva palpebra superior
pucat (-/-)
Telinga : dbn
Hidung : dbn
Leher : pembesaran kelenjar getah
bening (-/-)
2.Thorax
Inspeksi : simetris
Palpasi : Sterm fremitus kanan dan kiri
sama
Perkusi : Sonor (+/+)
Auskultasi : Vesikuler (+/+),suara
tambahan (-/-)
3.Abdomen
Inspeksi : Massa (-), striae
gravidarum (-), bekas
operasi (-)
Palpasi : Hati tidak teraba, Lien
tidak teraba, nyeri tekan
abdomen (-)
Perkusi : Timpani
Auskultasi : Peristaltik usus normal
4.Ektremitas
Superior : dbn
Inferior : dbn
Status Obstetri dan Ginekologi
1.Abdomen
Inspeksi : Besar abdomen sesuai
dengan usia kehamilan.
Palpasi : Fundus uteri teraba 2 jari
diatas simpisis, nyeri
tekan abdomen(-)
Perkusi :Tidak dilakukan
pemeriksaan
Auskultasi : Denyut jantung janin (-)
2.Genetalia Ekterna
Inspeksi :Perdarahan (+),Massa (- ),
Udem (-),Lesi (-)
3.Genetalia Interna
Vaginal Thoucer : Tidak ada pembukaan


Pemeriksaan Penunjang
1.USG
Dilakukan pada tanggal 26 Maret 2012 (Os melakukan
USG sebelum masuk rumah sakit) hasilnya adalah :
Bayangan janin (+)
GS (+)
Gerakan janin (-)
DJJ (-)
Usia kehamilan 12 minggu
Kesan : Missed Abortion
2.Laboratorium
Dilakukan pada tanggal 27 Maret 2012
Darah rutin:
Hb : 12,3 gr/dl

Leukosit : 8,3 x 10
3
mm
3


Hematokrit : 35,8 %
Trombosit : 196 x 10
3
mm
3

Golongan Darah : B
Urin rutin : Negatif
Resume
Anamnesa
Ku : Perdarahan pervagina
Telaah : Os datang ke
RSUD.DR.R.M.DJOELHAM dengan keluhan
keluar darah dari vagina sedikit-sedikit
dengan frekuensi terus-menerus, hal ini
dialami Os sudah 2 minggu, Stoel Cell (-),
1x ganti duk, nyeri perut bagian bawah(+).
Sebelumnya Os ada periksa USG dan diagnosa
dokter Missed Abortion.
Pemeriksaan Fisik
Status Obstetri dan Ginekologi
1.Abdomen
Inspeksi : Besar abdomen sesuai
dengan usia kehamilan.
Palpasi : Fundus uteri teraba 2 jari
diatas simpisis, nyeri tekan
abdomen(-)
Auskultasi : Denyut jantung janin (-)
2.Genetalia Ekterna
Inspeksi : Tampak perdarahan
3.Genetalia Interna
Vaginal Thoucer : Tidak ada pembukaan

Pemeriksaan Penunjang
1.USG
Dilakukan pada tanggal 26 Maret 2012 (Os
melakukan USG sebelum masuk rumah sakit)
hasilnya adalah :
Bayangan janin (+)
GS (+)
Gerakan janin (-)
DJJ (-)
Usia kehamilan 12 minggu
Kesan: Missed Abortion
2.Laboratorium
Dilakukan pada tanggal 27 Maret 2012
Darah rutin : Normal
Golongan Darah : B
DIAGNOSA BANDING
Missed Abortion + SG + KDR+ (12 minggu)
Abortus Inkomplit + SG + KDR + ( 12 minggu)
KET + SG + KDR + (12 minggu)

DIAGNOSA KERJA
Missed Abortion + SG + KDR ( 12 minggu)

Penatalaksanaan
IVFD RL 20 gtt/ menit
Inj. Cefotaxime 1 gr / 12 Jam
Inj. Tramadol 1
Inj.Metergin 1 amp
Inj. Kaltropen sub
Pemasangan Laminaria
Diet MB + air putih
Rencana
Pemasangan Laminaria dan kurretage.



FOLLOW UP
Tgl 27 Maret 2012 Pukul 11:00 Wib
KU : Baik
Kesadaran : CM
Keluhan : Keluar darah dari vagina(+),Nyeri
perut bag.bawah(+),Mual (-),
Muntah (-)
Vital Sign :
TD : 110/80 mmhg
RR : 24 x/i
HR : 84 x/I
T : 36,5
0
C

Terapi :
-IVFD RL 20 gtt/menit

Tgl pukul 27 Maret 2012 pukul 20.00 Wib
Ku : Baik
Kesadaran :CM
Keluhan : Keluar darah dari vagina(+),
Nyeri perut bag.bawah (+),
Pusing (-)
Vital Sign :
TD :110/70 mmHg
RR :24 x/i
HR :80 x/i
T : 36,5
0
C

Anda mungkin juga menyukai