Anda di halaman 1dari 24

REFERAT

Acute bacterial meningitis in Iran:


Systematic review and meta-analysis

Disusun oleh:
Ekvan Danang Setya Pramudito / 142011101103
Pembimbing :
dr. Usman G. Rangkuti, Sp.S
Pendahuluan
 Di Indonesia, infeksi susunan saraf pusat menduduki urutan
ke 10 dari urutan prevalensi penyakit.
 Riset Kesehatan Dasar Indonesia tahun 2007, angka kematian
akibat meningitis dan ensefalitis mencapai 0.8% dari
seluruh kematian yang terjadi pada semua golongan umur.
Pada penelitian tersebut didapatkan meningitis dan ensefalitis
menempati peringkat ke-7 atau 3.2% dari seluruh
kematian akibat penyakit menular.
Definisi
 Meningitis bakterial adalah sindrom klinis yang ditandai dengan
peradangan pada meninges, yaitu lapisan membran yang melapisi
otak dan sumsum tulang belakang yang disebabkan oleh bakteri
Faktor Risiko
 Usia, biasanya pada usia kurang dari 5 tahun dan lebih dari 60
tahun
 Imunosupresi atau penurunan kekebalan tubuh
 Diabetes melitus, insufisiensi renal atau kelenjar adrenal
 Infeksi
 Anemia sel sabit dan splenektomi
 Alkoholisme, sirosis hepatis
 Riwayat kontak dengan pasien meningitis
 Defek dural baik karena trauma, kongenital, maupun operasi
 Ventriculoperitoneal shunt
ETIOLOGI
Patofisiologi
TANDA & GEJALA
Tanda dan Gejala
PEMERIKSAAN FISIK
 Pemeriksaan tanda vital dan pemeriksaan tanda fisik
menyeluruh
 Pemeriksaan neurologis : GCS (penurunan kesadaran,
pemeriksaan tanda rangsang meningeal, pemeriksaan
kekuatan motorik)
 Pada stadium lanjut dapat dijumpai tanda hidrosefalus seperti
papiledema.
Pemeriksaan meningeal sign

Tes laseque

Tes kaku kuduk&Brudzinski I Tes Brudzinski II


Pemeriksaan Penunjang
 Pemeriksaan Laboratorium
1. Pemeriksaan Lumbal pungsi
Kontraindikasi :
 Papil edema
 Kecurigaan lesi desak ruang
Kontraindikasi relative:
 Infeksi pada daerah tusukan
 Syok
 Koagulopathy
 Trombosit <50.000 g/dl
Pada kasus tersebut perlu dilakukan pemeriksaan imaging sebelum dilakukan LP
Perbandingan LCS pada meningitis
Pemeriksaan Penunjang
 Darah Lengkap
 Kultur darah dan LCS
 Pengecatan gram pada darah dan LCS
 Pemeriksaan PCR

Pemeriksaan tambahan:
 X foto thorax, sinus paranasalis, mastoid
 CT scan atau MRI
 EEG bila disertai/didapatkan riwayat kejang
Tatalaksana
Tatalaksana
Dexametasone
 meningitis bakterial yang menggunakan deksametason
menunjukkan perbaikan proses inflamasi, penurunan
edema serebral dan tekanan intrakranial dan lebih sedikit
didapatkan kerusakan otak
 Deksametason diberikaan dengan dosis 15mg/kgBB tiap
6 jam selama 4 hari atau 0.4 mg/kgBB tiap 12 jam
selama 2 hari tanpa tappering off
Agen osmotik
 pemberian agen osmotic, termasuk gliserol, tidak
direkomendasikan
 Pada beberapa kasus dengan peningkatan tekanan intracranial
yang berat namun tidak dapat dilakukan ventricular drainase
atau LP berulang, dapat diindikasikan penggunaan osmoterapi
Hipotermia
 kondisi hipotermia menjaga keseimbangan glukosa CSF dan
darah, menurunkan protein dan nitrid oksida CSF,
menurunkan aktivitas myeloproksidase pada otak, dan
menurunkan tekanan intracranial dan edema serebri pada
hewan coba. Namun pada manusia dengan
meningitis bacterial tidak efektif, kemungkinan
menurunnya abilitas antibiotik dan imun host untuk melawan
bakteri pada kondisi hipotermia dibandingkan dengan suhu
normal atau sedikit meningkat
Vaksin
 vaksin untuk tiga bakteri penyebab meningitis: Neisseria
meningitidis, Streptococcus pneumoniae and Haemophilus
influenzae type b (Hib):
 Vaksin Meningococcus : direkomendasikan diberikan pada usia
11-18 tahun, dan anak serta orang dewasa yang memiliki risiko
tinggi
 Vaksin Pneumococcal: dapat diberikan pada orang dewasa, usia
>65 th, atau usia 2 tahun /lebih yang berisiko tinggi
 Vaksin Hib : direkomendasikan untuk semua anak dengan usia
kurang dari 5 tahun
 Pengambilan data dari januari 1994 sampai Mei 2015

 kriteria inklusi meliputi abnormalitas dari LCS yaitu


peningkatan PMN, protein dan kultur

 kriteria eksklusi meliputi infeksi meningitis virus dan


fungal
Prognosis
 Prognosis pasien meningitis bakterial tergantung dari banyak
faktor, antara lain umur pasien, jenis mikroorganisme, berat
ringannya infeksi, lamanya sakit sebelum mendapat
pengobatan, kepekaan bakteri terhadap antibiotik yang
diberikan.
 Makin muda usia, infeksi berat, terlambat pemberian
antibiotik, prognosis semakin buruk
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai