Anda di halaman 1dari 8

Polymyalgia Rheumatica - FK UNRAM 2014 Page 1

I. PENDAHULUAN
Polymyalgia Rheumatica (PMR) adalah sindrom yang memiliki karakteris khas yaitu
berupa peradangan yang ditandai dengan nyeri dan kaku pada leher,sendi bahu, lengan atas,
pelvis, dan paha. PMR terjadi pada pasien dengan berusia lebih dari 50 tahun kadang disertai
dengan arteritis sel raksasa (Giant-cell arteritis). Onset nyeri paling parah timbul pada pagi
hari dan dapat diterapi dengan menggunakan kostikostreroid dosis rendah.Pemeriksaan
penunjang dapat dilakukan dengan pemeriksan penanda inflamasi, seperti pengukuran kadar
C reactive protein, laju endap darah, serta treatment test dengan menggunakan respon tubuh
terhadap kortikosteroid.

Setengah dari pasien dengan PMR menunjukkan manifestasi distal,
yakni artritis perifer, pembengkakan tangan dengan pitting edema, dan carpal tunnel
syndrome.
1,2

Giant-cell arteritis adalah penyakit mediasi system imun yang tandai dengan infiltrasi
granulomatous pada dinding arteri yang ukurannya medium atau besar. Polymyalgia dan
giant-cell arteritis memiliki hubungan yang dekat yang dapat menimpa dewasa atau tua.
Kedua sindrom ini masih belum diketahui penyebabnya, tetapi diduga genetik dan
lingkungan menjadi faktor yang berperan dari patogenesisnya.
3

Gejala dari polymyalgia rheumatica terlihat berhubungan dengan synovitis dari
proximal joint dan struktur ektra-artikular dan gejala yang timbul merupakan suatu
manifestasi dari produksi sitokin berlebih yang menginduksi respon inflamasi dan
bermanifestasi kepada cedera jaringan bahkan sampai ke hyperplasia tunika intima dan
menyebabkan lumen menjadi oklusi dan berdampak pada iskemik jaringan.
4

II. ETIOLOGI
Polymyalgia rheumatica merupakan penyakit imunophatologi yang idiopatik, dimana
faktor usia, jenis kelamin, dan suku menjadi faktor resiko terkena penyakit ini.
2,3,4,5
Etiologi pada Polymyalgia Rheumatica (PMR) sampai saat ini belum diketahui secara
pasti. Namun, penelitian menunjukkan bahwa PMR memiliki keterkaitan erat dengan genetik.
Paling sering ditemukan hubungan PMR dengan HLA-DRB1. Walaupun demikian, kekuatan
HLA-DRB1 untuk menimbulkan PMR berbeda setiap populasi.
4


Polymyalgia Rheumatica - FK UNRAM 2014 Page 2

III. EPIDEMIOLOGI
Insidensi giant cell arteritis dan PMR meningkat secara progresif dalam 50 tahun
terakhir. Angka laporan penyakit untuk giant celll arteritis tertinggi pada Eropa Utara dan
Minnesota (US), dimana memiliki jumlah penduduk usia lanjut keseragaman latar belakang
etnis dan memiliki 20 orang penduduk usia lanjut (>50 tahun) dari 100.000 jumlah penduduk.
Angka pasien dengan PMR lebih rendah pada negara-negara Mediterania, dan paling rendah
prevalensinya pada Asia, Arab, dan Jepang. Dilaporkan prevalensi terendah adalah Jepang,
dengan kasus yang terlapor sebanyak 1 47 per 100 000 populasi lebih dari 50 tahun.Wanita
memiliki resiko untuk mengidap PMR 2-3 kali lebih tinggi dari pada laki-laki.
4

Pasien dengan penyakit ini, memiliki resiko lebih tinggi untuk terkena aneurisma
aorta dan diseksi aorta, kejadian serebrovaskular. Namun, studi menunjukan survival jangka
panjang untuk penyakit ini, tidak beresiko kematian pada pasien.
4

Telah dilaporkan sekitar 40-60% pasien dengan penyakit giant-cell menunjukan
kondisi polymyalgia rheumatica. Sedangkan sekitar 16-21% pasien dengan polymyalgia
rheumatica mengalami penyakit giant-cell arteritis.
4

IV. PATOGENESIS
Berikut skema patofisiologi polymyalgia rheumatica dan giant-cell arteritis.
6


Polymyalgia Rheumatica - FK UNRAM 2014 Page 3

Bagan diatas

menunjukan aktifasi sel imun akibat suatu proses degredasi karena
proses penuaan atau karena infeksi suatu mikrobakteria. Sitokin yang dilepaskan
menyebabkan gangguan fungis beberapa jaringan yang menghasilkan manifestasi klinik
seperti nyeri dan kaku di leher, bahu, pinggang atau bagian belakang, bokong dan paha, tanpa
kelemahan/atropi otot yang berlangsung kurang lebih selama 1 bulan. Kekakuan
setelah periode istirahat dan lebih berat lagi saat pagi hari. Kekakuan yang begitu berat pasien
mengalami kesulitan besar dalam berputar di tempat tidur, bangkit dari tempat tidur
atau kursi, atau mengangkat tangan mereka setinggi bahu, misalnya untuk menyisir rambut.
Sinovitis ringan dapat dilihat pada pergelangan tangan dan lutut, tapi kaki dan pergelangan
kaki jarang terpengaruh. Terutama di onset penyakit banyak pasien mengalami suatu
gejala sistemik termasuk kelelahan, kehilangan nafsu makan, penurunan berat badan, demam
ringan, dan kadang-kadang depresi. Pasien selalu di atas usia 50 dan biasanya lebih dari 65.
Pada pasien yang menunjukkan gejala polymyalgia, ingat bahwa penyakit reumatik
inflamasi yang meniru polymyalgia rheumatica lebih banyak terjadi daripada polymyalgia
rheumatica sendiri pada orang di bawah 60 tahun. Tingkat sedimentasi eritrosit lebih besar
dari 40 mm/jam merupakan kriteria laboratorium untuk mendiagnosa polymyalgia
rheumatica, tetapi mungkin tidak begitu tinggi pada presentasi dan bahkan bisa
normal. Bahkan dalam pengaturan ini, C protein reaktif biasanya meningkat.
5

V. DIAGNOSIS
Sebagian besar bukti untuk diagnosis dan pengobatan polymyalgia rheumatica berasal
dari rangkaian kasus, pendapat ahli, dan pengalaman para klinisi, bukan uji coba terkontrol
secara acak.
4
Manifestasi Klinis pada PMR yang familiar dan spesifik adalah nyeri proksimal,
kaku, dan respons fase akut yang meningkat pada sendi bahu, lengan atas, dan pelvis.







Polymyalgia Rheumatica - FK UNRAM 2014 Page 4

Diagnosis PMR harus dimulai dengan mengevaluasi kriteria inklusi dan eksklusi,
diikuti dengan pengecekan response menggunakan dosis kortikosteroid yang sesuai standar
yaitu dengan mengggunakan prednisolone 15-20 mg/hari.
(i) Kriteria Inklusi
6
:
- Usia > 50 tahun, dengan durasi timbulnya manifestasi klinis seperti nyeri dan
kaku > 2 minggu
- Nyeri pelvis dan bahu yang sifatnya bilateral.
- Kaku saat pagi hari dengan durasi >45 menit.
- Adanya bukti dari pemeriksaan laboratorium (peningkatan inflamation
markers) termasuk tingkat sedimentasi eritrosit atau protein C reaktif (CRP).
(ii) Kriteria eksklusi:
- Adanya infeksi aktif
- Positif Giant Cell Arteritis
- Mengidap kanker
- Kondisi kelainan neurologi, e.g. Parkinson Disease
(iii) Kriteria untuk pasien dengan suspect Giant Cell Arteritis:
- Sakit kepala pada bagian temporal
- Gangguan pada penglihatan, seperti diplopia
- Kaku pada ekstremitas bawah, rahang dan lidah
- Kelemahan nervus kranial bagian atas








Polymyalgia Rheumatica - FK UNRAM 2014 Page 5

Berikut adalah tabel penegakan diagnosis PMR:
4










Berikut adalah diferential diagnosis dari PMR:
5













Polymyalgia Rheumatica - FK UNRAM 2014 Page 6

VI. PENATALAKSANAAN
Pasien dengan PMR harus diberikan treatment dengan menggunakan steroid, baik
secara oral maupun intramuscular. Dosis yang disarankan untuk penggunaan steroid adalah
Prednisolone 15 mg per hari untuk 3 minggu, dilanjutkan dengan 12,5 mg per hari untuk 3
minggu, dan 10 mg perhari untuk 4-6 minggu berikutnya. Penggunaan prednisolone jangka
panjang tiap 4-8 minggu dosisnya harus diturunkan sebanyak 1 mg, atau alternatif lain
menggunakan 7,5mg/10 mg untuk hari tertentu.
5

Penggunaan Methylprednisolone secara IM pada kasus yang lebih ringan dan apat
menutunkan komplikasi dari penggunaan steroid itu sendiri. Dosis Methyil prednisolone IM
adalah dosis inisiasi sebanyak 120 mg 3-4 minggu, diturunkan 20 mg tiap 2-3 minggu. Durasi
terapi steroid biasanya digunakan dalam 1-3 tahun. Penggunaan pelindung tulang sangat
direkomendasikan pada inisiasi steroid pada PMR untuk mencegah terjadinya osteoporosis.
Caranya bisa dengan konsumsi bisphosphonate dengan suplemen kalsium dan vitamin D
Risiko patah tulang adalah lima kali lebih besar pada wanita dengan polymyalgia
rheumatica yang menggunakan kortikosteroid. Jika wanita dengan usia tua saat diagnosis,
maka dosis kumulatif prednison minimal 2 g. Langkah -langkah yang diusulkan untuk
mencegah atau mengobati osteoporosis yang diindukasi oleh glukokortikoid juga harus ditaati
dalam polymyalgia rheumatica. Methotrexate telah diusulkan sebagai obat cortico-sparing
pada polymyalgia rheumatica dengan hasil yang bertentangan. Namun, uji coba terkontrol
secara acak terakhir telah menyarankan bahwa methotrexate dapat efektif pada polymyalgia
rheumatica ketika obat ini dimulai pada onset penyakit dan diberikan selama minimal satu
tahun dengan dosis minimal 10 mg/ minggu. Dosis ini dapat mengurangi kejadian dan jumlah
prednisone yang dibutuhkan untuk menjaga studi pilot remission. Two melaporkan bahwa
TNF-blocking agen memiliki efek glukokortikoid- sparing dalam pengobatan pasien yang
resisten terhadap terapi glukokortikoid. Namun, infliximab tidak efektif dalam uji coba
terkontrol secara acak pada polymyalgia rheumatica yang baru didiagnosis.
4





Polymyalgia Rheumatica - FK UNRAM 2014 Page 7

VII. PENUTUP
Polymyalgia rheumatica adalah penyakit peradangan yang relative umum yang terjadi
pada pasien di atas usia 50 tahun. Rata rata pasien berusia lebih dari 70 tahun saat onset
penyakit ini muncul. Ciri dari polymyalgia rheumatica adalah bahu dan pinggul terasa nyeri
dengan kekakuan berlangsung satu jam.
1
Penanda inflamasi, termasuk laju endap darah dan protein C-reaktif hampir selalu
meningkat dalam onset penyakit. Hal yang serupa atau mirip dari polymyalgia rheumatica
mencakup keganasan, infeksi, penyakit tulang metabolik, dan gangguan endokrin. Arteritis
sel raksasa terlihat dalam 30% pasien, dan gejala gejala serta tanda tanda baru termasuk
sakit kepala, nyeri kepala, nyeri rahang saat mengunyah, dan gangguan visual (yang harus
dievaluasi oleh biopsi arteri temporal).
4

Pasien dengan PMR harus diberikan treatment dengan menggunakan steroid, baik
secara oral maupun intramuscular. Dosis yang disarankan untuk penggunaan steroid adalah
Prednisolone 15 mg per hari untuk 3 minggu, dilanjutkan dengan 12,5 mg per hari untuk 3
minggu, dan 10 mg perhari untuk 4-6 minggu berikutnya.
5












Polymyalgia Rheumatica - FK UNRAM 2014 Page 8

DAFTAR PUSTAKA
1. Review of Polymyalgia Rheumatica, American College of Rheumatology 2010,
Available at www.rheumatology.org . Acessed on May, 5th 2014
2. Bhaskar Dasgupta,Marco A Cimmino, Provisional Classification Criteria for
Polymyalgia Rheumatica: a European League Against Rheumatism/American College
of Rheumatology 2012. Accesed on May, 5th 2014
3. Michet CJ, Matteson EL, Polymyalgia Rheumatica, BMJ 2008,336:765-9, Available
in:http://www.4shared.com/office/ckXTD7PK/rheumat-
polymyalgia_rheumatica.html?cau2=403tNull. Acessed on Mei, 5th 2014
4. Salvarani C, Cantini F, Hunder GG, Polymyalgia Rheumatica and Giant-cell Arteritis,
Lanset 2008:372:234-45, Available in:
http://www.asmn.re.it/asmn/allegati/ComitatoEtico/1Settembre/COMUNICAZ._07)_-
_Lancet_paper.pdf. Acessed on May, 7th 2014
5. Bhaskar Dasgupta, Diagnosis and Management of Polymyalgia Rheumatica,
Royal College of Physicians, 2010. Acessed on May, 7th 2014
6. Cornelia M, et al, Giant-cell and Polymyalgia Rheumatica, American College of
Physicians 2003,139:505-515, Available
in:http://medicine.johnstrogerhospital.org/hospitalmedicine/images/resources/091308-
120111pm-505.pdf Acessed on May 6th, 2014

Anda mungkin juga menyukai