, PO
4
2
, HCO
3
Digestive enzim : amilase
Proteins : mucin, lysozyme, defensins, and IgA
Sisa metabolik : urea and uric acid
Kelenjar Intrinsik : menjaga mulut tetap basah
Kelenjar Ekstrinsik : mensekresi saliva yang
serous, kaya-enzim, sebagai respon terhadap :
Makanan masuk stimulasi kemoreseptor dan
mekanoreseptor
Memikirkan & menghidu bau makanan
Parasimpatis menstimulasi.
Perangsangan simpatis yang kuat inhibisi
salivasi mulut kering
CONTROL OF SALIVARY SECRETION
cerebral cortex
salivary centre
in medulla
autonomic nerves
salivary glands
salivary secretion
pressure receptors
and chemoreceptors
in the mouth
other inputs
conditioned
reflex
simple
reflex
Menelan : proses memindahkan makanan dari
mulut melalui esifagus ke dalam lambung.
Merupakan aktivitas motorik volunter dan
refleks.
Volunter : memindahkan bolus ke faring
(menggunakan lidah)
Refleks : tekanan bolus di faring reseptor
tekanan mengirim impuls aferen ke pusat
menelan di medula oblongata saraf eferen
mengaktifkan rangkaian otot yang terlibat
dalam proses menelan.
Tahap orofaring (1 detik) ; memindahkan
makanan dari mulut ke esofagus melalui
faring.
Uvula terangkat ke belakang-atas : menutup
saluran hidung
Elevasi laring, penutupan pita suara dan
penutupan glotis oleh epiglotis menutup
saluran pernapasan
Otot-otot faring berkontraksi mendorong
bolus ke dalam esofagus.
Esofagus dimulai dari tingkat kartilago cricoid (C6)
sampai ke bagian kardia lambung, sepanjang 25
cm pada pria dan 23 cm pada wanita. Diameter 2
cm.
Mensekresi mukus : untuk lubrikasi bolus , dan
proteksi dinding terhadap asam.
5 % bagian atas otot rangka
bagian bawah otot polos
di antaranya : campuran otot rangka & otot polos
Memiliki 2 sfingter :
1.Sfingter faringoesofagus (ketika menelan, sfingter
berkontraksi sehingga terbuka)
2. Sfingter gastroesofagus ((ketika menelan, sfingter
relaksasi sehingga terbuka)
Tahap esofagus (5-9 detk).
Diawali oleh gelombang peristaltik primer yang
dikontrol oleh pusat menelan memindahkan
makanan dan cairan melalui sfingter
gastroesofagus.
Ketika peristaltik mencapai bagian bawah
esofagus sfingter relaksasi terbuka, bolus
masuk ke lambung.
Apabila masih tersisa di esofagus : timbul
gelombang sekunder (tidak disadari).
Fungsi lambung :
Menyimpan makanan yang masuk, dan
menyalurkan ke usus dengan kecepatan
sesuai
Mensekresi HCl dan enzim untuk memulai
pencernaan protein
Menghaluskan dan mencampur makanan
menghasilkan kimus (campuran kental)
Menghasilkan faktor intrinsik, yang
dibutuhkan untuk penyerapan vitamin B12 di
ileum.
Cardia
Fundus: bgn
diatas pintu
masuk dari
esofagus.
Korpus (body)
Pylorus-antrum &
kanal pilorus yang
dekat ke
duodenum.
Sfinkter pilorik
Lambung mensekresi sekitar 2 ltr getah
lambung
Sekresi berasal dari sel-sel mukosa yang
berada di dalam kantung lambung (gastric
pits).
Letak sel tersebut dibagi 2, yaitu :
Di bagian fundus-korpus (mukosa oksintik)
Di bagian antrum(daerah kelenjar pilorik / DKP))
Di antara kantung-kantung lambung, sel
epitel permukaan pada mukosa menghasilkan
sekret mukus kental alkalis. Menutupi
permukaan setebal beberapa milimeter.
Sel-sel sekretori pada
bagian fundus dan korpus :
Sel leher mukus (Mucous
neck cells) : mukus encer
Sel parietal : HCl dan faktor
intrinsik
Sel chief : pepsinogen
Sel-sel sekretori pada DKP
Sel chief : pepsinogen
(sedikit)
Sel G : hormon gastrin
Lumen lambung terisi pepsin (pencerna
protein) dan asam kuat
Untuk mencegah hal tersebut merusak
dindingnya, lambung memiliki cara
perlindungan sbb:
Mukus alkali (kaya bikarbonat) yang tebal
melapisi dindingnya
Antar sel epitel disambungkan oleh taut erat
(tight junctions)
Membran luminal sel impermeabel terhadap
ion H
+
Kontraksi peristaltik yang dimulai dari fundus
makanan tercampur dengan sekresi
lambung menghasilkan kimus.
Sfinkter pilorus berada dalam kondisi
kontraksi tonik, terbuka sedikit kimus
dapat lewat sedikit-sedikit.
Ketika kontraksi peristaltik mencapai pilorus
sfinkter kontraksi dan menutup kimus
tertahan dan teraduk kembali maju-mundur
(retropulsi)
Intensitas peristaltis bergantung pada
beberapa beberapa kondisi (faktor) :
menentukan kecepatan pengosongan
lambung
Faktor Efek
Di dalam lambung :
-Volume kimus
-Derajat keenceran
Volume tingkatkan motilitas &
pengosongan
Encer mempercepat pengosongan
Di dalam duodenum :
Lemak, asam, hipertonisitas &
peregangan
Menghambat motilitas dan pengosongan
Di luar sistem pencernaan :
-Emosi
-Nyeri hebat
-Penurunan pemakaian glukosa di
hipotalamus
Meningkatkan/menghambat motilitas
dan pengosongan
Menghambat motilitas dan pengosongan
Meningkatkan motilitas; disertai rasa
lapar
Fase sefalik : akibat adanya rangsangan
penglihatan, penciuman, sensasi oleh lidah
lambung mempersiapkan diri akan masuknya
makanan
Fase gastrik : akibat masuknya makanan
Fase Intestinal : akibat feed back(umpan balik)
dari duodenum eksitatorik dan inhibitorik
Figure 24.15a
Melihat / memikirkan makanan
stimulasi lambung melalui
n.vagus kontraksi dan sekresi
terjadi
Figure 24.15b
Pengisian lambung
menyebabkan distensi dan
perangsangan kemoreseptor
mengaktivasi saraf intrinsik
menstimulasi sekresi getah
lambung dan kontraksi
Akibat adanya lipid, KH,
dan asam :
Duodenum mengeluarkan
hormon berefek di
lambung
Berperan penting untuk mencerna dan
mengabsorpsi
Menerima sekresi dari pankreas, dan kandung
empedu
Sekresi : 1,5 ltr larutan garam dan mukus cair
Enzim pencernaan terdapat di dalam sel pada
sel batas (brush border) di epitel.
Pada akhir usus halus terdapat sfinkter
ileosekum
Transisi dari usus halus ke usus besar.
Anatomi usus halus :
Duodenum (20 cm)
Jejunum (2,5 m)
Ileum (3,6 m)
Total : 6,3 m
Plika
Lipatan di sepanjang lumen usus
Villi
Penonjolan mukosa
Figure 23.21
Epitel mukosa terdiri dari :
Sel absorptif dan sel goblet
Sel enteroendokrin
Sel T yang disebut intraepithelial lymphocytes
(IELs)
IELs akan mengeluarkan sitokin apabila terpapar
antigen
Sel-sel pada kripta intestin mensekresi getah
/ cairan usus
Peyers patches (nodul limfooid) di lapisan
submukosa.
Kelenjar Brunners di duodenum mensekresi
mukus alkalis
Pencernaan di dalam lumen dilakukan oleh
enzim yang berasal dari pankreas, dan bantuan
sekresi empedu
Di permukaan luminal sel epitel usus terdapat
tonjolan seperti rambut (mikrovilli = brush
border).
Brush border mengandung 3 jenis enzim :
Enterokinase : untuk mengaktifkan tripsinogen
Disakaridase (sukrase, maltase, laktase) :
menghidrolisis disakarida
Aminopeptidase : menghidrolisis fragmen
peptida.
Penyerapan dapat berlangsung di semua
segmen usus halus
Penyerapan untuk semua produk pencernaan
(KH, protein, lemak), serta sebagian besar
elektrolit, vitamin dan air
Penyerapan vitamin B12 dan garam empedu
hanya dapat dilakukan di ileum terminal
Duktus pankreatikus bermuara di dinding
duodenum
Fungsi endokrine
Menghasilkan Insulin and glukagon
Fungsi eksokrin
Mengeluarkan getah pencernaan yang terdiri dari :
Sekresi alkali encer yang kaya natrium
bikarbonat
Sekresi enzimatik : enzim proteolitik, amilase
pankreas, dan lipase pankreas.
Enzim proteolitik :
Tripsinogen tripsin (oleh enterokinase usus &
tripsin)
Kimotripsinogen komotripsin (oleh tripsin)
Prokarboksipeptidase karboksipeptidase (oleh
tripsin)
Amilase pankreas : mengubah polisakarida
disakarida
Lipase pankreas : menghidrolisis trigliserida
monogliserida dan asam lemak bebas.
Sistem empedu mancakup : hati, kandung
empedu dan duktus-duktus.
Empedu dibentuk di hepar dan disimpan dalam
kandung empedu.
1. Pengolahan metabolik nutrien setelah
diserap dari usus
2. Detoksifikasi atau degradasi zat sisa dan
hormon, serta obat dan senyawa lain
3. Sintesis protein plasma
4. Menyimpan glikogen, lemak, besi, tembaga
dan vitamin
5. Mengaktivasi vitamin D
6. Pengeluaran bakteri dan sel darah merah
yang usang
7. Ekskresi bilirubin and cholesterol
8. Sekresi empedu
Figure 24.21a, b
Empedu disekresikan oleh hepar, dan dialirkan
ke kandung empedu diantara waktu makan
Kantung empedu menyimpan dan memekatkan
empedu.
Pengeluaran empedu terjadi akibat stimulasi
hormon dari duodenum
Empedu terdiri dari cairan alkalis encer, dan
bahan organik (garam empedu, kolesterol,
lesitin dan bilirubin)
Garam empedu berfungsi mengemulsi lemak
(agar mudah dicerna lipase) dan pembentukan
misel (untuk mempermudah absorbsi)
Fungsi :
Reabsobsi air , garam, dan memadatkan kimus
menjadi feses
Absorbsi vitamin yang dihasilkan bakteri
Mengumpulkan feses sebelum defekasi
Sekum
Ascending
Transverse
Descending
Sigmoid
Mass movements
Peristaltik haustra
Ujung saluran cerna
Berakhir di kanal anus
Memiliki spinkter
internal dan eksternal
Sfinkter eksternal
dikontrol secara
volunter
Figure 24.25