Anda di halaman 1dari 74

Berperan dalam homeostasis,

dengan memindahkan nutrien, air,


dan elektrolit dari lingkungan
eksternal ke lingkungan internal.
Memungkinkan penyediaan nutrien,
air & elektrolit bagi sel-sel, sebagai
:
Penyediaan energi
Membangun jaringan

Mesenterium
Lembaran
membran
serosa yang
menyokong
bagian-
bagian
saluran
cerna.


1. Mukosa yang melapisi seluruh permukaan
luminal saluran .

Terdiri dari 3 lapisan :
- Membran mukosa; terbentuk dari sel epitel, sel
eksokrin, & sel endokrin
- Lamina propria ; tempat sel permukaan
melekat, berisi pembuluh darah halus,
pembuluh limfe, serat saraf, dan GALT (gut
associated lymphoid tissue)
- Mukosa muskularis : lapisan otot polos , sebelum
lapisan sub-mukosa (berperan dalam pelipatan
permukaan mukosa)

2. Submukosa
Lapisan jaringan ikat, tebal, menghasilkan
kemampuan elastisitas dan distensibilitas.
Mengandung saraf pleksus sub-mukosa.
Pembuluh darah dan limfe lebih besar.
3. Muskularis eksterna
Otot polos tersusun sirkular (dalam) &
longitudinal (luar) menyebabkan kontriksi
lumen & pemendekan saluran.
Mengandung saraf pleksus mienterikus, di antara
kedua lapisan otot.
4. Serosa
Jaringan ikat di sebelah luar, menghasilkan
cairan serosa, dan menghubungkan saluran cerna
dengan mesenterium (penggantung organ
pencernaan)

Arteri :

Arteri Celiac : untuk 1/3 esofagus bawah
s/d duodenum, hepar, pankreas
Arteri mesenteri superior : untuk 1/2
duodenom s/d 1/3 kolon transversum .
Arteri mesenteri inferior : untuk 1/3
kolon transvesum ke distal
Vena
Vena porta hepatik
1/3 distal esofagus s/d
rektum
Sirkulasi sistemik
Oral s/d 1/3 esofagus
Pertengahan rektum s/d
anus



4 proses dasar
pencernaan :
Motilitas
Sekresi
Pencernaan
Absorpsi
1. Motilitas : kontraksi otot polos saluran cerna,
yang menghasilkan gerakan :
- Propulsif : mendorong/ memindahkan
- Mencampur : mencampur makanan dengan getah
pencernaan , dan memajankan isi lumen ke
permukaan saluran agar dapat diserap.

2. Sekresi : sejumlah sel eksokrin di sepanjang
saluran cerna mensekresi getah pencernaa
yang berisi air, elektrolit dan konstituen organik
spesifik yang penting untuk proses pencernaan
(enzim, garam empedu, mukus)
Peristalsis
Penjalaran gelombang mendorong
bolus



Segmentasi
Gerakan mencampur dan mengaduk
bolus.
3. Pencernaan : proses penguraian makanan
dari struktur yang kompleks menjadi
satuan-satuan lebih kecil yang dapat
diserap.
Proses secara mekanis (mengunyah,
menggiling) dan kimiawi (enzim).

4. Absorpsi (penyerapan). Memindahkan
satuan-satuan nutrien, air, vitamin,
elektrolit dan mineral dari lumen saluran
cerna ke dalam darah atau limfe.
Location Enzyme Targets
Salivary Glands
Amylase
Lipase
Starch
Triglycerides
Stomach
Pepsin
Lipase
Proteins
Triglycerides
Pancreas
Amylase
Lipase and Colipase
Phospholipase
Trypsin
Chymotrypsin
Starch
Triglycerides
Phospholipids
Peptides
Peptides
Intestine
Enterokinase
Disaccharidases
Peptidases
Activates trypsin
Complex sugars
peptides
aspirin
5 faktor yang berperan mengatur fungsi pencernaan:
1. Fungsi otonom otot polos
2. Pleksus saraf intrinsik
3. Saraf ekstrinsik ( sistem saraf otonom)
4. Hormonal saluran pencernaan
5. Mekanisme lokal
Local messenger yang berespon thd
perubahan pH atau stimulus kimia dan fisik.
Sebagian sel otot polos saluran cerna berfungsi
sebagai sel pemacu, yang memperlihatkan
aktivitas listrik spontan , berupa potensial
gelombang lambat disebut irama listrik dasar
(BER= basic electrical rhythm).
Apabila depolarisasi mencapai ambang (akibat
efek mekanik, saraf dan hormonal), maka akan
memicu potensial aksi yang menyebabkan
kontraksi otot berulang-ulang.

Kekuatan kontraksi berkisar dari tonus tingkat
rendah sampai gerakan mencampur dan
mendorong yang sangat kuat, bergantung pada
konsentrasi kalsium (Ca2+ sitosol) , akibat jumlah
potensial aksi yang dibangkitkan.
Pleksus saraf intrinsik (sistem saraf
enterik), terdiri dari pleksus submukosa
(Auerbach) dan pleksus mienterikus
(Meissner), terdapat mulai dari esofagus
sampai anus.
Mempersarafi /mempengaruhi semua
aktivitas saluran cerna : sel otot polos
(motilitas), sel kelenjar eksokrin (sekresi
getah pencernaan) dan kelenjar endokrin
(sekresi hormon)
Saraf ekstrinsik (otonom simpatis dan
parasimpatis) mempengaruhi motilitas dan
sekresi melalui modifikasi terhadap aktivitas
yang berlangsung di pleksus intrinsik.
Mengkoordinasikan aktivitas antara berbagai
bagian saluran cerna.

Sistem parasimpatis (melalui n.Vagus)
cenderung meningkatkan motilitas otot polos,
relaksasi sfinkter saluran, sekresi enzim dan
hormon saluran cerna.
Sistem simpatis, sebaliknya.
Stres atau cemas dapat menginduksi : inhibisi
aktivitas saluran cerna bagian atas dan stimulasi
fungsi motorik saluran cerna bagian bawah.

Disebabkan pengaruh corticotropin-releasing
factor (CRF) endogen terhadap reseptor CRF di
sistem saraf pusat.
Interaksi CRF pada reseptor CRF-2 menyebabkan
inhibisi pengosongan lambung .
Sedangkan reseptor CRF-1 berperan dalam
menghasilkan respon peningkatan motilitas kolon
saat stres.

Di dalam mukosa bagian tertentu saluran
cerna terdapat kelenjar endokrin yang
menghasilkan hormon, dikeluarkan ke dalam
darah untuk disampaikan ke bagian lain
saluran cerna.
Menimbulkan pengaruh eksitatorik atau
inhibitorik terhadap sel otot polos atau
kelenjar eksokrin.
Hormon dikeluarkan sebagai respon terhadap
perubahan lokal spesifik isi lumen atau
stimulus saraf.
Nerves
Reflex or
Hormone
secretion
Fungsi rongga mulut (oral/buccal cavity) :
Analisa bahan yang ada di rongga mulut sebelum
ditelan
Aktivitas pencernaan mekanis oleh gigi, lidah dan
palatum, dan bukal
Lubrikasi

Mastikasi
Bertujuan memecah makanan agar dapat
ditelan, mencampur dengan saliva, dan
merangsang papil pengecap.

Figure 23.7b
Mengunyah merupakan gerakan
volunter dan refleks ritmik
akibat tekanan makanan di
rongga mulut

Otot-otot pengunyahan :
Utama : temporalis,
masseter, pterigoid lateral
& medial.
Tambahan : milohioid &
geniohioid

Persarafan : n. Trigeminus (n. V)
Fungsi utama :
Membantu pengunyahan
dan menelan, berbicara
Memiliki reseptor
sentuh, suhu dan rasa.
Persarafan : N.
Hipoglosus & Fasialis
Berfungsi mengunyah makanan menjadi bolus
Dengan adanya kontak antara permukaan oklusal gigi
rahang atas dan bawah.
Maloklusi menyebabkan pengunyahan tidak efisien
dan keausan permukaan gigi, serta disfungsi dan
nyeri sendi temporomandibula.
3 lapisan :
Enamel
Dentin ( membentuk struktur dasar)
Akar , dibungkus cementum
Ligamen periodontal menahan gigi di alveolus
PERMANENT TEETH
Memproduksi dan mensekresi saliva untuk :
Membersihkan mulut (membilas residu
makanan, epitel dan benda asing)
Melembutkan dan melarutkan makanan
Pembentukan bolus (makanan lunak)
Mengandung enzim pemecah pati

Tersiri dari kelenjar :
Ekstrinsik : parotid, submandibular, dan
sublingual
Intrinsik : kelenjar buccal (tersebar di mukosa
oral)
Disekresi dari sel-sel serous dan mukus
kelenjar saliva

Terdiri dari air 97-99.5% ; 0,5% protein dan
elektrolit (hipo-osmotik)

Mengandung :
Electrolit : Na
+
, K
+
, Cl

, PO
4
2
, HCO
3


Digestive enzim : amilase
Proteins : mucin, lysozyme, defensins, and IgA
Sisa metabolik : urea and uric acid
Kelenjar Intrinsik : menjaga mulut tetap basah

Kelenjar Ekstrinsik : mensekresi saliva yang
serous, kaya-enzim, sebagai respon terhadap :
Makanan masuk stimulasi kemoreseptor dan
mekanoreseptor
Memikirkan & menghidu bau makanan

Parasimpatis menstimulasi.
Perangsangan simpatis yang kuat inhibisi
salivasi mulut kering
CONTROL OF SALIVARY SECRETION
cerebral cortex
salivary centre
in medulla
autonomic nerves
salivary glands
salivary secretion
pressure receptors
and chemoreceptors
in the mouth
other inputs
conditioned
reflex
simple
reflex
Menelan : proses memindahkan makanan dari
mulut melalui esifagus ke dalam lambung.
Merupakan aktivitas motorik volunter dan
refleks.
Volunter : memindahkan bolus ke faring
(menggunakan lidah)
Refleks : tekanan bolus di faring reseptor
tekanan mengirim impuls aferen ke pusat
menelan di medula oblongata saraf eferen
mengaktifkan rangkaian otot yang terlibat
dalam proses menelan.
Tahap orofaring (1 detik) ; memindahkan
makanan dari mulut ke esofagus melalui
faring.

Uvula terangkat ke belakang-atas : menutup
saluran hidung
Elevasi laring, penutupan pita suara dan
penutupan glotis oleh epiglotis menutup
saluran pernapasan
Otot-otot faring berkontraksi mendorong
bolus ke dalam esofagus.
Esofagus dimulai dari tingkat kartilago cricoid (C6)
sampai ke bagian kardia lambung, sepanjang 25
cm pada pria dan 23 cm pada wanita. Diameter 2
cm.
Mensekresi mukus : untuk lubrikasi bolus , dan
proteksi dinding terhadap asam.
5 % bagian atas otot rangka
bagian bawah otot polos
di antaranya : campuran otot rangka & otot polos

Memiliki 2 sfingter :
1.Sfingter faringoesofagus (ketika menelan, sfingter
berkontraksi sehingga terbuka)
2. Sfingter gastroesofagus ((ketika menelan, sfingter
relaksasi sehingga terbuka)

Tahap esofagus (5-9 detk).

Diawali oleh gelombang peristaltik primer yang
dikontrol oleh pusat menelan memindahkan
makanan dan cairan melalui sfingter
gastroesofagus.
Ketika peristaltik mencapai bagian bawah
esofagus sfingter relaksasi terbuka, bolus
masuk ke lambung.
Apabila masih tersisa di esofagus : timbul
gelombang sekunder (tidak disadari).

Fungsi lambung :
Menyimpan makanan yang masuk, dan
menyalurkan ke usus dengan kecepatan
sesuai
Mensekresi HCl dan enzim untuk memulai
pencernaan protein
Menghaluskan dan mencampur makanan
menghasilkan kimus (campuran kental)
Menghasilkan faktor intrinsik, yang
dibutuhkan untuk penyerapan vitamin B12 di
ileum.

Cardia
Fundus: bgn
diatas pintu
masuk dari
esofagus.
Korpus (body)
Pylorus-antrum &
kanal pilorus yang
dekat ke
duodenum.
Sfinkter pilorik
Lambung mensekresi sekitar 2 ltr getah
lambung
Sekresi berasal dari sel-sel mukosa yang
berada di dalam kantung lambung (gastric
pits).
Letak sel tersebut dibagi 2, yaitu :
Di bagian fundus-korpus (mukosa oksintik)
Di bagian antrum(daerah kelenjar pilorik / DKP))

Di antara kantung-kantung lambung, sel
epitel permukaan pada mukosa menghasilkan
sekret mukus kental alkalis. Menutupi
permukaan setebal beberapa milimeter.
Sel-sel sekretori pada
bagian fundus dan korpus :
Sel leher mukus (Mucous
neck cells) : mukus encer
Sel parietal : HCl dan faktor
intrinsik
Sel chief : pepsinogen

Sel-sel sekretori pada DKP
Sel chief : pepsinogen
(sedikit)
Sel G : hormon gastrin

Lumen lambung terisi pepsin (pencerna
protein) dan asam kuat
Untuk mencegah hal tersebut merusak
dindingnya, lambung memiliki cara
perlindungan sbb:
Mukus alkali (kaya bikarbonat) yang tebal
melapisi dindingnya
Antar sel epitel disambungkan oleh taut erat
(tight junctions)
Membran luminal sel impermeabel terhadap
ion H
+

Kontraksi peristaltik yang dimulai dari fundus
makanan tercampur dengan sekresi
lambung menghasilkan kimus.
Sfinkter pilorus berada dalam kondisi
kontraksi tonik, terbuka sedikit kimus
dapat lewat sedikit-sedikit.
Ketika kontraksi peristaltik mencapai pilorus
sfinkter kontraksi dan menutup kimus
tertahan dan teraduk kembali maju-mundur
(retropulsi)
Intensitas peristaltis bergantung pada
beberapa beberapa kondisi (faktor) :
menentukan kecepatan pengosongan
lambung
Faktor Efek
Di dalam lambung :
-Volume kimus

-Derajat keenceran

Volume tingkatkan motilitas &
pengosongan
Encer mempercepat pengosongan
Di dalam duodenum :
Lemak, asam, hipertonisitas &
peregangan

Menghambat motilitas dan pengosongan
Di luar sistem pencernaan :
-Emosi

-Nyeri hebat

-Penurunan pemakaian glukosa di
hipotalamus

Meningkatkan/menghambat motilitas
dan pengosongan
Menghambat motilitas dan pengosongan
Meningkatkan motilitas; disertai rasa
lapar
Fase sefalik : akibat adanya rangsangan
penglihatan, penciuman, sensasi oleh lidah
lambung mempersiapkan diri akan masuknya
makanan

Fase gastrik : akibat masuknya makanan

Fase Intestinal : akibat feed back(umpan balik)
dari duodenum eksitatorik dan inhibitorik
Figure 24.15a
Melihat / memikirkan makanan
stimulasi lambung melalui
n.vagus kontraksi dan sekresi
terjadi
Figure 24.15b
Pengisian lambung
menyebabkan distensi dan
perangsangan kemoreseptor
mengaktivasi saraf intrinsik
menstimulasi sekresi getah
lambung dan kontraksi
Akibat adanya lipid, KH,
dan asam :
Duodenum mengeluarkan
hormon berefek di
lambung

Berperan penting untuk mencerna dan
mengabsorpsi
Menerima sekresi dari pankreas, dan kandung
empedu

Sekresi : 1,5 ltr larutan garam dan mukus cair

Enzim pencernaan terdapat di dalam sel pada
sel batas (brush border) di epitel.

Pada akhir usus halus terdapat sfinkter
ileosekum
Transisi dari usus halus ke usus besar.
Anatomi usus halus :
Duodenum (20 cm)
Jejunum (2,5 m)
Ileum (3,6 m)
Total : 6,3 m

Plika
Lipatan di sepanjang lumen usus
Villi
Penonjolan mukosa
Figure 23.21
Epitel mukosa terdiri dari :
Sel absorptif dan sel goblet
Sel enteroendokrin
Sel T yang disebut intraepithelial lymphocytes
(IELs)
IELs akan mengeluarkan sitokin apabila terpapar
antigen

Sel-sel pada kripta intestin mensekresi getah
/ cairan usus
Peyers patches (nodul limfooid) di lapisan
submukosa.
Kelenjar Brunners di duodenum mensekresi
mukus alkalis

Pencernaan di dalam lumen dilakukan oleh
enzim yang berasal dari pankreas, dan bantuan
sekresi empedu
Di permukaan luminal sel epitel usus terdapat
tonjolan seperti rambut (mikrovilli = brush
border).
Brush border mengandung 3 jenis enzim :
Enterokinase : untuk mengaktifkan tripsinogen
Disakaridase (sukrase, maltase, laktase) :
menghidrolisis disakarida
Aminopeptidase : menghidrolisis fragmen
peptida.
Penyerapan dapat berlangsung di semua
segmen usus halus

Penyerapan untuk semua produk pencernaan
(KH, protein, lemak), serta sebagian besar
elektrolit, vitamin dan air

Penyerapan vitamin B12 dan garam empedu
hanya dapat dilakukan di ileum terminal

Duktus pankreatikus bermuara di dinding
duodenum
Fungsi endokrine
Menghasilkan Insulin and glukagon
Fungsi eksokrin
Mengeluarkan getah pencernaan yang terdiri dari :
Sekresi alkali encer yang kaya natrium
bikarbonat
Sekresi enzimatik : enzim proteolitik, amilase
pankreas, dan lipase pankreas.
Enzim proteolitik :
Tripsinogen tripsin (oleh enterokinase usus &
tripsin)
Kimotripsinogen komotripsin (oleh tripsin)
Prokarboksipeptidase karboksipeptidase (oleh
tripsin)
Amilase pankreas : mengubah polisakarida
disakarida
Lipase pankreas : menghidrolisis trigliserida
monogliserida dan asam lemak bebas.
Sistem empedu mancakup : hati, kandung
empedu dan duktus-duktus.
Empedu dibentuk di hepar dan disimpan dalam
kandung empedu.
1. Pengolahan metabolik nutrien setelah
diserap dari usus
2. Detoksifikasi atau degradasi zat sisa dan
hormon, serta obat dan senyawa lain
3. Sintesis protein plasma
4. Menyimpan glikogen, lemak, besi, tembaga
dan vitamin
5. Mengaktivasi vitamin D
6. Pengeluaran bakteri dan sel darah merah
yang usang
7. Ekskresi bilirubin and cholesterol
8. Sekresi empedu
Figure 24.21a, b
Empedu disekresikan oleh hepar, dan dialirkan
ke kandung empedu diantara waktu makan
Kantung empedu menyimpan dan memekatkan
empedu.
Pengeluaran empedu terjadi akibat stimulasi
hormon dari duodenum
Empedu terdiri dari cairan alkalis encer, dan
bahan organik (garam empedu, kolesterol,
lesitin dan bilirubin)
Garam empedu berfungsi mengemulsi lemak
(agar mudah dicerna lipase) dan pembentukan
misel (untuk mempermudah absorbsi)

Fungsi :
Reabsobsi air , garam, dan memadatkan kimus
menjadi feses
Absorbsi vitamin yang dihasilkan bakteri
Mengumpulkan feses sebelum defekasi
Sekum
Ascending
Transverse
Descending
Sigmoid
Mass movements




Peristaltik haustra
Ujung saluran cerna
Berakhir di kanal anus
Memiliki spinkter
internal dan eksternal
Sfinkter eksternal
dikontrol secara
volunter
Figure 24.25

Anda mungkin juga menyukai