Anda di halaman 1dari 20

1

AIDS
(Acquired Immuno
Deficiency Syndrome)

Oleh
Dr. Husna, SpPK
2
AIDS
Merupakan kumpulan gejala penyakit
disebabkan oleh HIV (Human Immuno-
deficiency Virus) dulu dikenal sebagai
HTLV III.
Human Retrovirus sbg virus RNA
envelope menginfeksi Sel T (Limfosit T)
manusia, sel macrofag dll.
3
Tdd Human T Lymphotrophic virus
(HTLV) type I dan II kmd diikuti HTLV
type III

Penularan
Melalui suntikan darah / komponen darah
Hubungan sexual dan
Perinatal (air susu)

4
HTLV I dan II Antigeniknya
berhubungan dgn tipe III tapi tak
satupun yg mengakibatkan
pengurangan sel T helper dan
mengarah ke defisiensi sistem immun

HIV diklasifikasikan dalam Retrovirus
terdiri dari 2 Subtype yaitu HIV I dan
HIV II dengan sel Target sel Limfosit
(CD4)
5
Manifestasi Klinik 2-4 minggu setelah
pemaparan dan berkembang menjadi
AIDS dalam 6 bulan s/d 15 tahun

Defisiensi immunologis hasil
penghancuran limfosit T helper (CD4)
oleh HIV berkurangnya CD4 secara
kronik. Pada infeksi HIV-1 AIDS timbul
lebih cepat
6
Epidemi HIV
Berkaitan dengan faktor resiko seperti
perilaku seksual dan penggunaan Napza
suntik.
Selain itu melalui transfusi darah (90%
resipien dengan darah tercemar HIV akan
tertular)
Jarum suntik dan
Transplasental (15-40% ibu HIV positif
menularkan ke bayinya)
7
UNAIDS (1999)
Dijumpai 33,6 juta kasus HIV / AIDS
(wanita 14,8 juta dan anak < 15 tahun
1,2 jt)
95 % kasus terjadi di negara sedang
berkembang
Laporan terakhir (2001) di Indonesia
AIDS 671 kasus
Infeksi HIV 1904 kasus
Angka tersebut jauh lebih rendah dari
yang sebenarnya

8
Pasien
Laki-laki 79,1% dan wanita 20,9%
Juga dilaporkan 94% pasien berumur
antara 15-49 tahun (73% umur 20-39
Tahun)
68% terjadi karena hubungan seksual
20,3% pengguna Napza suntik
Angka kejadian meningkat tajam pada
kelompok Napza suntik
15% kasus pada tahun 2000 menjadi 47%
kasus pada tahun 2002
9
GEJALA INFEKSI PRIMER
Demam
Nyeri otot / sendi
Rasa lemah selama 2 minggu.
Selain itu timbul
Ruam kulit
Ulkus pada mulut dan genital
Pembengkakan kelj. Limfe pada 50%
kasus
10
Pasien akan membaik dan menuju
stadium asimptomatik (5-10 tahun pada
orang dewasa) dimana CD4 dan
virus load dalam keseimbangan (set
point)

Selanjutnya timbul kembali demam,
pembesaran kelenjar limfe (CD4
menurun 70-100 sel/tahun) dan diikuti
infeksi oportunistik (bila CD4 200 sel/ml)
maka masuk dalam stadium AIDS

11
GEJALA AIDS
Infeksi oportunistik dan Kanker (Sarkoma
Kaposi, Limpoma Maligna dan Ca Cervix
invasif)

RS Cipto Demam, batuk, penurunan BB,
sariawan, diare dan sesak nafas pada 56%
pasien

Infeksi oportunistik Kandidiasis, TBC,
CMV, Toxo encephalitis, Pneumoniae P.
carinii, Herpes dll
12
ASPEK IMMUNOLOGIS
Tak satupun penyakit berkorelasi terhadap
diagnosa immunologis secara laboratorium
selain AIDS dan HIV-1 positif
Ada hubungan yang erat antara fungsi
immunologis (total CD4 atau persentasi CD4)
dengan manifestasi klinik Monitoring
immunologis sangat penting seperti
pemeriksaan darah lengkap
13
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
Pemeriksaan serologi Antibodi thd
HIV-1 (ELISA, Western Immunoblot dan
Ag capture assay)
Produk gen HIV-1 Envelop (ENV),
Polymerase (POL), Core (GAG)
Protein Core (p24) bbrp hari post
infection dijumpai di serum maupun
cairan otak
14
Deteksi Antigen
Ag p24 (protein larut dari core virus)
Dijumpai 2-6 mgg stlh infeksi (bisa
lebih) dan menetap selama 2-4 bulan
menghilang saat serokonversi Ab
muncul kembali bbrp saat sebelum
timbul gejala
15
Antara lain :
Immuno Assay (sandwich type) bead
dilapisi Ab
Monoklonal yang akan mengikat protein
HIV Ab kedua dilabel enzym sbg
penanda positif

Hasil positif periksa kembali dgn
ditambah Ab anti p24
Tes kwantitatif secara serial Monitoring
perubahan konsentrasi Ag

16
Deteksi Antibodi
Antibodi terhadap gen Env muncul
dalam 6-8 minggu dan selanjutnya
menetap

Antibodi terhadap gen Gag muncul bbrp
minggu setelah antibodi gen Env dan
pada stadium lanjut semakin berkurang
dengan munculnya Antigen Gag
17
ELISA

Menggunakan HIV Inaktif (dari
kultur sel) ditambahkan Anti
human Ig yang dilabel enzym
sebagai penanda positif
Hasil nilai cut off (minimum
dan maksimum OD)



18
FDA
Sensitivitas/spesifisitas tes 99%
(tergantung kwalitas Laboratorium)
Spesifisitas ditingkatkan
pengulangan hasil reaktif
False negatif Antibodi yang
rendah/phase awal, stadium terminal dari
AIDS
False positif Antibodi yang non spesifik,
determinan antigen dari retrovirus lain
19
Sering
Pasien transfusi berulang
Sering melahirkan
Hemodialisa kronik
Autoimmun atau penyakit limfoproliferatif

Hasil positif palsu dapat ditekan
Pemeriksaan Duplo dengan sample baru dan
menggunakan antigen rekombinan dari HIV
juga untuk WB


20
ELISA sebagai test skreening di
Lab. Klinik dan Bank Darah
konfirmasi dengan Western Blot
(WB)

IFA Immunofluorescence Assay
sebagai pemeriksaan alternatif

Anda mungkin juga menyukai