CASE REPORT
Oleh:
Pembimbing:
dr. Cece Alfalah Sp.A (K), M.Biomed
1
Penulis untuk korespondensi: Dokter Muda Ilmu Kesehatan Anak RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru/Fakultas Kedokteran Universitas Riau,
Alamat: Jl. Ronggowarsito No. 05 A, Pekanbaru
E-mail: mukhlisadhini@gmail.com
2
Ketua KJF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Riau/RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru
Abstract
PENDAHULUAN
ILUSTRASI KASUS
Keluhan Utama
Benjolan di pipi sebelah kanan
Riwayat Imunisasi
Lahir : Hepatitis B 0
1 Bulan : BCG, Polio 1
2 Bulan : Pentabio 1, Polio 2
3 Bulan : Pentabio 2, Polio 3
4 Bulan : Pentabio 3, Polio 4, IPV
9 Bulan : Campak
18 Bulan : Penatabio
24 : Campak
Riwayat Pertumbuhan
BB/U : BB Kurang
TB/U : Perawakan Pendek
BB/TB : Gizi Baik
Riwayat Perkembangan
Motorik Kasar : Berlari
Bicara : pasien bisa berbicara lebih dari 5 kalimat
Kognitif : Pasien bisa bermain
Antropometri
Tinggi Badan : 80 cm
Berat Badan : 8,6 kg
LILA : 24 cm
LK : 53 cm
LD : 80 cm
LP : 76 cm
Status gizi : gizi baik
Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), Pupil isokor (+/+),
Reflek Cahaya (+/+)
Telinga : Telinga kanan terdapat Tumor sebesar apel, berwarna merah (+),
telinga kiri dalam batas normal.
Hidung : Tidak ada kelainan
Mulut : Bibir kering (+), pucat (+), oral thrush (-), palatum intak (+), lidah
tidak ada kelainan.
Gigi : Karies (-)
Leher : Pembesaran KGB (-), kaku kudk (-)
Thorax (Paru)
Inspeksi : Statis, simetris kiri dan kanan, jejas (-). Dinamis, gerakan dinding
dada simetris kiri dan kanan, retraksi dinding dada (-)
Palpasi : Vokal fremitus sama kiri dan kanan
Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
Auskultasi : Vesikuler (+/+), suara napas tambahan: ronkhi (-/-), wheezing
(+/+)
Thorax (Jantung)
Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
Palpasi : Iktus kordis teraba pada linea midclavicularis SIK IV
Perkusi : Batas kanan jantung: linea parasternalis SIK IV
Batas kiri jantung : linea midclavicularis SIK IV
Auskultasi : Vesikuler (+/+), suara napas tambahan: ronkhi (-/-), wheezing
(+/+)
Abdomen
Inspeksi : Perut cembung (+), venektasi (-)
Auskultasi : Bising Usus (+), 8 x/menit
Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen
Palpasi : Nyeri tekan (-), Hepatosplenomegali (-), ballotement (-/-)
Ekstremitas
Atas : Pitting edem (-/-), pucat (+/+), akral hangat, CRT < 2 detik, clubbing
finger (-/-)
Bawah : Pitting edema (-/-), pucat (+/+), akral hangat, CRT < 2 detik,
clubbing finger (-/-)
Kelamin
Perampuan, anus (+)
Hematologi
Darah Lengkap
Hb : 3.3 g/dl (LL)
Leukosit : 13.200
Hitung Jenis
Basofil : 0.3%
Eosinofil : 0.8% (L)
Neutrofil : 56.2 %
Limfosit : 35.0%
Monosit : 7.7%
Hemostasis
PT INR
PT : 14.4 detik
INR : 1.02 detik
APTT : 32.4 detik
Kimia Klinik
CRP Kuantitatif: 141.5 mg/L(H)
Albumin : 2.2g/dL
AST : 13 U/L
ALT : 8 U/L (L)
GDS : 115 mg/dL (L)
Ureum : 9.1 mg/dL
Kreatinin : 0.35 mg/dL
Elektrolit
Na+ : 132 mmol/L (L)
K+ : 3.3 mmol/L (L)
Cholorida : 97 mmol/L
Identitas sesuai
-Marker R
-Foto diambil AP
-Kekerasan foto normal
-Soft tissue <2cm
-Trakea ditengah
-Tulang scapula, clavicula, costae, vertebrae
intak dan tidak ada tanda-tanda fraktur
-Tidak terdapat peningkatan corakan
bronkovaskular
Infiltrat (-)
Diafragma licin kiri dan kanan
COR : <50% Kesan Cor: dalam batas normal
Pulmo : dalam batas normal
Rencana Pemeriksaan :
Follow-up
19 Juli 2023
S: Nyeri pada telinga kanan (+), demam (-)
0: Kesadaran CM, RR: 23x/menit, T:36.7, HR: 124x/menit, SPO2 97%, massa
pada auricula dextra.
20 Juli 2023
S:benjolan preauricula dextra (+), nyeri(+) demam (-)
O :Kesadaran CM, RR 23, T 36.7, HR 83, SPO2 95%, massa 7cm x5cm
A :cancer pain ec fibrosarcoma a/r auricula dextra+ anemia +hipoalbumin
P :inj meropenem 3x400 hr 3 - tranfusi prc 3x 100 cc cm sudah masuk 1 - ivfd
KAen 3A 10 TPM -trf albumin 20 % 50cc/hari ---> selama 3 hari
21 Juli 2023
S:benjolan preauricula dextra (+), nyeri(+) demam (-)
O :Kesadaran CM, RR 23, T 36.7, HR 83, SPO2 100%, massa 7cm x5cm
A :cancer pain ec fibrosarcoma a/r auricula dextra+ anemia +hipoalbumin
P :inj meropenem 3x400 hr 4- tranfusi prc 3x 100 cc cm sudah masuk 1 - ivfd
KAen 3A 10 TPM -trf albumin 20 % 50cc/hari ---> selama 3 hari
22 juli 2023
S:benjolan preauricula dextra (+), nyeri(+) demam (-)
O :Kesadaran CM, RR 23, T 36.6, HR 83, SPO2 100%, massa 7cm x5cm
A :cancer pain ec fibrosarcoma a/r auricula dextra+ anemia +hipoalbumin
P : inj meropenem 3x400 hr 5- tranfusi prc 3x 100 cc cm sudah masuk 1 - ivfd
KAen 3A 10 TPM -trf albumin 20 % 50cc/hari ---> selama 3 hari
23 Juli 2023
S : benjolan preauricula dextra (+), nyeri(-) demam (-)
O : CM, td 91/60 HR: 109 RR 24, T 36.7, HR 94, SPO2 99 massa 7cmx5cm
A : cancer pain ec fibrosarcoma a/r auricula dextra+ anemia +hipoalbumin
P : IVF Kaen 3a inj meropenem 3x400 hr 6 - tranfusi prc 3x 100 cc (+) -trf
albumin 20 % 50cc/hari ---> selama 3 hari
24 Juli 2023
S : benjolan preauricula dextra (+), nyeri(-) demam (-)
O : CM, td 91/60 HR: 109 RR 24, T 36.7, HR 88, SPO2 99 massa 7cmx5cm
A : cancer pain ec fibrosarcoma a/r auricula dextra+ anemia +hipoalbumin
P : IVF Kaen 3a inj meropenem 3x400 hr 6 - tranfusi prc 3x 100 cc (+) -trf
albumin 20 % 50cc/hari ---> selama 3 hari
25 Juli 20023
S : Rencana kemo hari ini, benjolan preauricula dextra (+), nyeri(-) demam (-)
O :CM, td 109/44 HR: 107 RR 23, T 36.3, SPO2 100 LAB 24/7/23 TIBC 171
IRON 27
A :cancer pain ec fibrosarcoma a/r auricula dextra+ anemia +hipoalbumin
P :IVFD Kaen 3a inj meropenem 3x400 (H9) Kemo vcr, dactinomicin,cpa
uro,sio+
PEMBAHASAN
Kasus ini merupakan laporan dari pasien anemia yang disebabkan penyakit
kronis yaitu salah satu keganasan yang berasal dari sel mesenkim yang disebut
fibrosarcoma. Hal ini terjadi karena pasien kanker dapat mengalami defisiensi besi
fungsional atau absolut (masing-masing FID atau AID). Defisiensi besi fungsional
paling sering terjadi dan mewakili suatu kondisi di mana simpanan besi
tampaknya memadai, tetapi pasokan besi tidak mencukupi untuk eritropoiesis.
FID terutama disebabkan oleh pelepasan sitokin pro-inflamasi terkait kanker
(misalnya, IL-6, IL-1, TNF-α, dan interferon-γ), yang mengatur sintesis hepsidin
di hati akan menginduksi sekresi hepsidin yang tinggi menyebabkan disregulasi
besi, hipoforremia dan anemia akibat penyakit kronis . Hepcidin adalah hormon
peptida kecil yang mewakili pusat pengatur homeostasis besi sistemik. Kerjanya
dengan menghambat satu-satunya pengekspor besi yang diketahui ferroportin, dan
karenanya mengurangi aliran besi ke dalam plasma dari makrofag yang terlibat
dalam daur ulang eritrosit tua, enterosit duodenum yang terlibat dalam penyerapan
besi dari makanan, dan simpanan besi hepatosit. FID adalah salah satu kontributor
utama yang disebut anemia penyakit kronis, termasuk kanker. Ini juga dapat
berkembang selama peningkatan erythropoiesis yang dimediasi oleh terapi ESA.13
Tidak boleh dilupakan bahwa proses neoplastik itu sendiri sering dikaitkan
dengan infiltrasi sum-sum tulang, sehingga memberikan efek supresif pada
hematopoeisis, apalagi sel neoplastik, menunjukkan kemampuan untuk untuk
mengeluarkan sitokin, merangsang zat besi yang bergantung pada makrofag.14
Pada pasien ini terdapat keluhan pucat tanpa perdarahan terlihat dalam
pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva pucat serta pemeriksaan laboratorium
darah rutin kadar Hb 3,3 g/dL. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Salman
bahwa seluruh pasien dengan fibrosarcoma memiliki keluhan pucat tanpa
perdarahan dengan hasil lab anemia.14.
Anak dengan fibrosarcoma sering kali misdiagnosa dengan tumor vascular
seperti hemangioma pada usia 1 tahun kebawah (congenital infantile
hemangioma). Pasien sebelumnya sudah pernah mengalami keluhan yang sama
dengan curiga hemangioma kemudian dilakukan eksisi dengan hasil patologi
anatomi fibrosarcoma pada usia 1 tahun 5 bulan. Fibrosarcoma pada area leher
dan kepala termasuk langka, bahkan untuk kejadian pada dewasa sekalipun.
Kejadian kanker jaringan lunak pada anak 50%-60% adalah Rhabdomysarcoma
dan sisanya adaah Non-Rhabdomyosarcoma, termasuk didalamnya fibrosarcoma.
Lokasi fibrosarcoma tersering adalah ekstremitas dan hanya sekitar <5 % pada
area kepala dan leher.