Anda di halaman 1dari 13

CASE REPORT

CASE REPORT

Anemia Penyakit Kronik Pada


Fibrosarcoma

Oleh:

Dhini Mukhlisa NIM. 2208438093

Farhan Hadi NIM 2208438122

Heinz Cen Pujianto NIM 2208438081

Mufidah Varadifa Parinduri NIM 2208438100

Pembimbing:
dr. Cece Alfalah Sp.A (K), M.Biomed

KEPANITERAAN KLINIK SENIOR


BAGIAN ILMKESEHATAN ANAK
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS RIAU
RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ARIFIN ACHMAD
PROVINSI RIAU
2023
CASE REPORT
CASE REPORT

ANEMIA PENYAKIT KRONIK PADA


FIBROSARCOMA
1
Mukhlisa D . Hadi F. Pujianto HC. Parinduri MV, Alfalah C
1 2

1
Penulis untuk korespondensi: Dokter Muda Ilmu Kesehatan Anak RSUD Arifin Achmad
Pekanbaru/Fakultas Kedokteran Universitas Riau,
Alamat: Jl. Ronggowarsito No. 05 A, Pekanbaru
E-mail: mukhlisadhini@gmail.com
2
Ketua KJF Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Riau/RSUD Arifin
Achmad Pekanbaru

Abstract

Anemia penyakit kronis (Anemia of Chronic Disease) merupakan kondisi yang


dihasilkan dari aktivasi sistem kekebalan tubuh oleh autoantigen, molekul
mikroba atau antigen tumor yang menyebabkan terjadinya pelepasan sitokin,
sehingga terjadi peningkatan hepcidin serum, hipoferemia, supresi eritropoesis,
penurunan jumlah eritropoietin (EPO) dan waktu paruh sel darah merah yang
memendek. Pada kasus ini menunjukkan anak perempuan berusia 5 tahun, dengan
berat badan 86 kg tinggi 80 cm, datang dengan keluhan benjolan di pipi sebelah
kanan membesar sejak 1 bulan sebelum masuk rumah sakit. Pada pemeriksaan
fisik, pada mata dijumpai konjungtiva anemis, bibir pucat dan mukosa kering,
pada telinga kanan terdapat tumor sebesar apel, berwarna merah. Pada
pemeriksaan darah rutin menunjukkan anemia (Hb : 3.3 g/dl) Trombosit: 534.000
(H), Eritrosit: 2.100.000 (L), Hematokrit : 13.9 % (L), MCV : 66.2 fL (L), MCH :
15.7 pg (L), MCHC : 23.7 g/dL (L). Pasien sudah pernah mengalami keluhan
yang sama dengan curiga hemangioma kemudian dilakukan eksisi dengan hasil
patologi anatomi fibrosarcoma pada usia 1 tahun 5 bulan. Fibrosarcoma memiliki
sifat proliferasi sangat cepat, kejadian berulang post eksisi atau metastaasis dan
sensitif terhadap kemoterapi.16 Pada pasien dilakukan eksisi pada agustus 2022,
dan tumor kembali tumbuh pada tempat yang sama pada Juni 2023. Pasien
diberikan kemoterapi pertama setelah hasil laboratorium membaik, Hb semula 3,3
dan meenjadi 14,4. Leukosit semula 1320 menjadi 9620, trombosit awal 534000
menjadi 307000.

Keywords: Anemia Chronic Disease, Fibrosarcoma, Hemoglobin

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Juli 2023


Page 3
CASE REPORT

PENDAHULUAN

Anemia penyakit kronis (Anemia of Chronic Disease) merupakan kondisi


yang dihasilkan dari aktivasi sistem kekebalan tubuh oleh autoantigen, molekul
mikroba atau antigen tumor yang menyebabkan terjadinya pelepasan sitokin,
sehingga terjadi peningkatan hepcidin serum, hipoferemia, supresi eritropoesis,
penurunan jumlah eritropoietin (EPO) dan waktu paruh sel darah merah yang
memendek.1 Berbagai macam kondisi klinis yang dapat menyebabkan terjadinya
anemia penyakit kronik seperti infeksi, kanker, autoimun, gagal ginjal akut,
keganasan baik berupa hematologi maupun tumor.2 Pada anemia penyakit kronik
proses pengambilan dan retensi besi dalam sel retikuloendotelial mengalami
peningkatan, sehingga menyebabkan besi yang tersedia jumlahnya terbatas untuk
digunakan oleh sel progenitor dan eritropoesis.3
Fibrosarcoma merupakan suatu tumor yang berasal dari sel mesenkim
yang dapat muncul sebagai massa jaringan lunak atau sebagai tumor tulang primer
atau sekunder. Jenis sarkoma yang sering ditemukan yaitu liposarkoma,
fibrosarkoma, dan sarkoma pleomorfik. Pada anak-anak, jenis fibrosarkoma yang
sering muncul yaitu infantile fibrosarcoma, dimana kondisi ini sering muncul
pada tahun pertama kehidupan anak.4
Mekanisme terjadinya anemia pada kondisi keganasan diantaranya dapat
disebabkan oleh kerusakan sumsum tulang belakang akibat pengaruh keganasan
itu sendiri, efek dari kemoterapi yang dapat menyebabkan dan memperburuk
kondisi anemia dengan cara menurunkan produksi eritropoetin, adanya defisiensi
nutrisi dan kehilangan darah menjadi faktor pendukung terjadinya anemia pada
anak, adanya gangguan yang diperantarai oleh sitokin, adanya metastasis ke
sumsum tulang dapat menimbulkan kerusakan dan destruksi sel progenitor.5
Keluhan yang dialami oleh pasien anemia bervariasi tergantung dari beratnya
anemia. Kondisi penyakit kronik dapat menyebabkan anemia derajat ringan atau
sedang. Namun, pada keadaan tertentu, dapat pula terjadi anemia derajat berat.
Pada kondisi anemia ringan, pasien bisa tidak mengeluhkan gejala apapun.
Sedangkan kondisi yang lebih berat, dapat terjadi gejala umum anemia, seperti:
pucat, lemas, pusing, sesak nafas, denyut jantung yang cepat dan nyeri dada.6
Angka kejadian anemia pada penyakit keganasan bervariasi tergantung pada
jenis penyakit keganasan, stadium dan lamanya penyakit yang diderita, regimen
terapi yang dipakai, dan ada tidaknya infeksi. Lebih dari lima puluh persen pasien
dengan penyakit keganasan akan mengalami anemia. 4,5 Penelitian di Belgia,
melaporkan 79% pasien dengan penyakit keganasan mengalami anemia, dan
membuktikan bahwa anemia setelah kemoterapi terjadi pada 90% pasien leukemia
dan 69% pasien tumor padat.7

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Juli 2023


Page 4
CASE REPORT

Di divisi Hematologi dan Onkologi Departemen Ilmu Kesehatan Anak


RSCM belum ada data mengenai angka kejadian anemia pada penyakit keganasan
yang dihubungkan dengan jenis penyakit keganasan, stadium penyakit, dan
regimen yang dipakai. Namun dari 46 kasus penyakit keganasan yang dirawat
pada periode Maret 2004 – Juni 2004 yang terdiri dari 20 orang pasien leukemia
dan 26 orang pasien tumor padat, didapatkan 75% pasien leukemia dan 57%
pasien tumor padat mempunyai Hb kurang dari 10 g/dL.8 Berdasarkan data
estimasi jumlah kasus baru dan jumlah kematian akibat kanker di RS Dharmais
Jakarta tahun 2012-2013, kanker jaringan lunak termasuk 10 kasus kanker
terbanyak.9,10
Penelitian di bagian Patologi Anatomi RSUD Arifin Ahmad Pekanbaru
periode 2006-2008, kanker jaringan lunak merupakan peringkat kelima kasus
kanker tersering. Tumor ganas jaringan lunak adalah keganasan yang berasal dari
struktur mesenkimal. Sarkoma jaringan lunak merupakan 15% tumor ganas
pada anak-anak dan 1% tumor ganas pada dewasa. Lebih dari lima puluh jenis
subtipe histopatologis dari sarkoma jaringan lunak yang telah diidentifikasi, antara
lain tipe yang paling sering liposarkoma, malignant fibrous histiocytoma,
leiomiosarkoma, sarkoma sinovial, dan malignant peripheral nerve sheat tumours.
Rabdomiosarkoma merupakan sarkoma jaringan lunak yang paling sering pada
anak-anak. Lokasi primer tersering adalah ekstremitas (60%), kemudian batang
tubuh (trunk) 19%, retroperitoneum 15% serta kepala dan leher 9%. Sarkoma
jaringan lunak lebih sering terjadi pada pria dibandingkan wanita dengan rasio
2:3.11
Kasus ini dipresentasikan untuk mereview apabila ditemukan adanya kasus
anak dengan fibrosarcoma, walaupun jarang ditemukan. Standar Kompetensi
Dokter Indonesia (SKDI) untuk fibrosarkoma adalah tingkat 1, yang berarti dokter
umum mampu mengenali dan menjelaskan gambaran klinis penyakit, dan
mengetahui bagaimana cara yang paling tepat untuk mendapatkan informasi lebih
jauh mengenai penyakit pasien tersebut, kemudian menentukan rujukan yang
paling tepat bagi pasien, selain itu lulusan dokter juga mampu dalam
menindaklanjuti sesudah pasien kembali dari rujukan. Maka dari itu, kami tertarik
untuk mengangkat kasus ini untuk mwnambah pengetahuan kita semua tengang
fibrosarcoma.

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Juli 2023


Page 5
CASE REPORT

ILUSTRASI KASUS

Nama :An. RAZ


Nomor RM : 01094501
Tanggal lahir : 15 Maret 2021
Umur : 2 Tahun 4 Bulan
Ayah / Ibu : Tn.X / Ny. Y
Agama : Islam
Jenis kelamin : Perempuan
Alamat : Jl. Budidaya gg. Budi Ceria
Tanggal Masuk : 18 Juli 2023

Keluhan Utama
Benjolan di pipi sebelah kanan

Riwayat Penyakit Sekarang


Pasien datang dengan keluhan benjolan di pipi sebelah kanan membesar sejak 1
bulan SMRS. Benjolan awalnya hanya sebesar gigitan nyamuk dan selama
sebulan membesar hingga sebesar apel. Pasien juga mengeluhkan demam sejak 2
minggu yang lalu, naik turun, disertai mual, lemas dan pusing. Pasien juga
mengalami nafsu makan menurun, Buang air besar dan buang air kecil dalam
batas normal.

Riwayat Penyakit Dahulu


Pasien pernah mengalami hal ini sebelumnya dan post eksisi 22 Agustus 2022
dengan curiga hemangioma dan hasil laboratorium patologi anatomi jaringan
tumor adalah fibrosarcoma.

Riwayat Penyakit keluarga


Adik Ibu pasien menderita kanker payudara

Riwayat Kehamilan dan Persalinan


Pasien merupakan anak ke-3 dari 3 bersaudara, lahir Sectio Cesarea, cukup bulan,
langsung menangis, tonus baik, dengan berat badan lahir 2710 gr dan panjang
badan lahir 49 cm.

Riwayat Makan dan Minum

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Juli 2023


Page 6
CASE REPORT

0-6 Bulan : ASI + Susu Formula,


6-24 Bulan : MPASI + ASI + Susu Formula,
24 Bulan - sekarang : Makanan keluarga.

Riwayat Imunisasi
Lahir : Hepatitis B 0
1 Bulan : BCG, Polio 1
2 Bulan : Pentabio 1, Polio 2
3 Bulan : Pentabio 2, Polio 3
4 Bulan : Pentabio 3, Polio 4, IPV
9 Bulan : Campak
18 Bulan : Penatabio
24 : Campak

Riwayat Pertumbuhan
BB/U : BB Kurang
TB/U : Perawakan Pendek
BB/TB : Gizi Baik

Riwayat Perkembangan
Motorik Kasar : Berlari
Bicara : pasien bisa berbicara lebih dari 5 kalimat
Kognitif : Pasien bisa bermain

Keadaan Perumahan dan Tempat Tingal


Pasien tinggal bersama orang tua

Pemeriksaan Fisik Sistemik


Keadaan Umum : Tampak Sakit Sedang
Kesadaran : Compos Mentis Cooperative
Tekanan Darah :-
Suhu : 38,7 ˚C
Heart Rate : 138 x/menit
Nafas : 24 x/menit

Antropometri
Tinggi Badan : 80 cm
Berat Badan : 8,6 kg
LILA : 24 cm
LK : 53 cm
LD : 80 cm
LP : 76 cm
Status gizi : gizi baik

Pemeriksaan Fisik Umum


 Kepala : Normocephal, ubun ubun bayi tertutup,
 Rambut : Hitam, lurus

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Juli 2023


Page 7
CASE REPORT

 Mata : Konjungtiva anemis (+/+), sklera ikterik (-/-), Pupil isokor (+/+),
Reflek Cahaya (+/+)
 Telinga : Telinga kanan terdapat Tumor sebesar apel, berwarna merah (+),
telinga kiri dalam batas normal.
 Hidung : Tidak ada kelainan
 Mulut : Bibir kering (+), pucat (+), oral thrush (-), palatum intak (+), lidah
tidak ada kelainan.
 Gigi : Karies (-)
 Leher : Pembesaran KGB (-), kaku kudk (-)

Thorax (Paru)
 Inspeksi : Statis, simetris kiri dan kanan, jejas (-). Dinamis, gerakan dinding
dada simetris kiri dan kanan, retraksi dinding dada (-)
 Palpasi : Vokal fremitus sama kiri dan kanan
 Perkusi : Sonor di seluruh lapang paru
 Auskultasi : Vesikuler (+/+), suara napas tambahan: ronkhi (-/-), wheezing
(+/+)

Thorax (Jantung)
 Inspeksi : iktus kordis tidak terlihat
 Palpasi : Iktus kordis teraba pada linea midclavicularis SIK IV
 Perkusi : Batas kanan jantung: linea parasternalis SIK IV
Batas kiri jantung : linea midclavicularis SIK IV
 Auskultasi : Vesikuler (+/+), suara napas tambahan: ronkhi (-/-), wheezing
(+/+)

Abdomen
 Inspeksi : Perut cembung (+), venektasi (-)
 Auskultasi : Bising Usus (+), 8 x/menit
 Perkusi : Timpani di seluruh lapang abdomen
 Palpasi : Nyeri tekan (-), Hepatosplenomegali (-), ballotement (-/-)

Ekstremitas
 Atas : Pitting edem (-/-), pucat (+/+), akral hangat, CRT < 2 detik, clubbing
finger (-/-)
 Bawah : Pitting edema (-/-), pucat (+/+), akral hangat, CRT < 2 detik,
clubbing finger (-/-)

Kelamin
Perampuan, anus (+)

Hasil pemeriksaan: Lab 18/07/2023

Hematologi
Darah Lengkap
Hb : 3.3 g/dl (LL)
Leukosit : 13.200

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Juli 2023


Page 8
CASE REPORT

Trombosit : 534.000 (H)


Eritrosit : 2.100.000 (L)
Hematokrit : 13.9 % (L)
MCV : 66.2 fL (L)
MCH : 15.7 pg (L)
MCHC : 23.7 g/dL (L)
RDW-CV :23.4 % (H)
RDW- SD : 51.9 fL (H)
PDW : 7.2 fL (L)

Hitung Jenis
Basofil : 0.3%
Eosinofil : 0.8% (L)
Neutrofil : 56.2 %
Limfosit : 35.0%
Monosit : 7.7%

Hemostasis
PT INR
PT : 14.4 detik
INR : 1.02 detik
APTT : 32.4 detik

Kimia Klinik
CRP Kuantitatif: 141.5 mg/L(H)
Albumin : 2.2g/dL
AST : 13 U/L
ALT : 8 U/L (L)
GDS : 115 mg/dL (L)
Ureum : 9.1 mg/dL
Kreatinin : 0.35 mg/dL

Elektrolit
Na+ : 132 mmol/L (L)
K+ : 3.3 mmol/L (L)
Cholorida : 97 mmol/L

HIV Kualitatif : Non Reaktif


HBsAg : Non Reaktif

Hasil Lab 23 Juli 2023


Hb : 14,4g/dl
Leukosit : 9,620
Trombosit : 307.000
Eritrosit : 5.770.000
Hematokrit : 45,6%
MCV : 79 fL
MCH : 25pg (L)

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Juli 2023


Page 9
CASE REPORT

MCHC : 31,6/dL (L)

Hasil Lab 24 Juli 2023


TIBC : 171 (L)
Iron : 27 (L)

Rontgen Thoraks (18/07/2023)

Identitas sesuai
-Marker R
-Foto diambil AP
-Kekerasan foto normal
-Soft tissue <2cm
-Trakea ditengah
-Tulang scapula, clavicula, costae, vertebrae
intak dan tidak ada tanda-tanda fraktur
-Tidak terdapat peningkatan corakan
bronkovaskular
Infiltrat (-)
Diafragma licin kiri dan kanan
COR : <50% Kesan Cor: dalam batas normal
Pulmo : dalam batas normal

Diagnosa Kerja : Anemia penyakit kronik


Diagnosa Banding : Rhabdomyosarcoma

Rencana Pemeriksaan :

Pemeriksaan Penunjang : Pemeriksaan profil besi, darah rutin post koreksi

Follow-up

19 Juli 2023
S: Nyeri pada telinga kanan (+), demam (-)
0: Kesadaran CM, RR: 23x/menit, T:36.7, HR: 124x/menit, SPO2 97%, massa
pada auricula dextra.

A: Cancer pain ec fibrosarcoma auricula dextra+ anemia+hipoalbumin


P:Inj. Meropenem 3x400 hari ke-2, transfusi PRC 3x100, IVFD Kaen 3A 10
TPM, Inj PCT 10 CC, trf albumin 20% 50cc/hari selama 3 hari, kultur darah

20 Juli 2023
S:benjolan preauricula dextra (+), nyeri(+) demam (-)

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Juli 2023


Page 10
CASE REPORT

O :Kesadaran CM, RR 23, T 36.7, HR 83, SPO2 95%, massa 7cm x5cm
A :cancer pain ec fibrosarcoma a/r auricula dextra+ anemia +hipoalbumin
P :inj meropenem 3x400 hr 3 - tranfusi prc 3x 100 cc cm sudah masuk 1 - ivfd
KAen 3A 10 TPM -trf albumin 20 % 50cc/hari ---> selama 3 hari

21 Juli 2023
S:benjolan preauricula dextra (+), nyeri(+) demam (-)
O :Kesadaran CM, RR 23, T 36.7, HR 83, SPO2 100%, massa 7cm x5cm
A :cancer pain ec fibrosarcoma a/r auricula dextra+ anemia +hipoalbumin
P :inj meropenem 3x400 hr 4- tranfusi prc 3x 100 cc cm sudah masuk 1 - ivfd
KAen 3A 10 TPM -trf albumin 20 % 50cc/hari ---> selama 3 hari

22 juli 2023
S:benjolan preauricula dextra (+), nyeri(+) demam (-)
O :Kesadaran CM, RR 23, T 36.6, HR 83, SPO2 100%, massa 7cm x5cm
A :cancer pain ec fibrosarcoma a/r auricula dextra+ anemia +hipoalbumin
P : inj meropenem 3x400 hr 5- tranfusi prc 3x 100 cc cm sudah masuk 1 - ivfd
KAen 3A 10 TPM -trf albumin 20 % 50cc/hari ---> selama 3 hari

23 Juli 2023
S : benjolan preauricula dextra (+), nyeri(-) demam (-)
O : CM, td 91/60 HR: 109 RR 24, T 36.7, HR 94, SPO2 99 massa 7cmx5cm
A : cancer pain ec fibrosarcoma a/r auricula dextra+ anemia +hipoalbumin
P : IVF Kaen 3a inj meropenem 3x400 hr 6 - tranfusi prc 3x 100 cc (+) -trf
albumin 20 % 50cc/hari ---> selama 3 hari

24 Juli 2023
S : benjolan preauricula dextra (+), nyeri(-) demam (-)
O : CM, td 91/60 HR: 109 RR 24, T 36.7, HR 88, SPO2 99 massa 7cmx5cm
A : cancer pain ec fibrosarcoma a/r auricula dextra+ anemia +hipoalbumin
P : IVF Kaen 3a inj meropenem 3x400 hr 6 - tranfusi prc 3x 100 cc (+) -trf
albumin 20 % 50cc/hari ---> selama 3 hari

25 Juli 20023
S : Rencana kemo hari ini, benjolan preauricula dextra (+), nyeri(-) demam (-)
O :CM, td 109/44 HR: 107 RR 23, T 36.3, SPO2 100 LAB 24/7/23 TIBC 171
IRON 27
A :cancer pain ec fibrosarcoma a/r auricula dextra+ anemia +hipoalbumin
P :IVFD Kaen 3a inj meropenem 3x400 (H9) Kemo vcr, dactinomicin,cpa
uro,sio+

PEMBAHASAN

Kasus ini merupakan laporan dari pasien anemia yang disebabkan penyakit
kronis yaitu salah satu keganasan yang berasal dari sel mesenkim yang disebut
fibrosarcoma. Hal ini terjadi karena pasien kanker dapat mengalami defisiensi besi
fungsional atau absolut (masing-masing FID atau AID). Defisiensi besi fungsional

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Juli 2023


Page 11
CASE REPORT

paling sering terjadi dan mewakili suatu kondisi di mana simpanan besi
tampaknya memadai, tetapi pasokan besi tidak mencukupi untuk eritropoiesis.
FID terutama disebabkan oleh pelepasan sitokin pro-inflamasi terkait kanker
(misalnya, IL-6, IL-1, TNF-α, dan interferon-γ), yang mengatur sintesis hepsidin
di hati akan menginduksi sekresi hepsidin yang tinggi menyebabkan disregulasi
besi, hipoforremia dan anemia akibat penyakit kronis . Hepcidin adalah hormon
peptida kecil yang mewakili pusat pengatur homeostasis besi sistemik. Kerjanya
dengan menghambat satu-satunya pengekspor besi yang diketahui ferroportin, dan
karenanya mengurangi aliran besi ke dalam plasma dari makrofag yang terlibat
dalam daur ulang eritrosit tua, enterosit duodenum yang terlibat dalam penyerapan
besi dari makanan, dan simpanan besi hepatosit. FID adalah salah satu kontributor
utama yang disebut anemia penyakit kronis, termasuk kanker. Ini juga dapat
berkembang selama peningkatan erythropoiesis yang dimediasi oleh terapi ESA.13
Tidak boleh dilupakan bahwa proses neoplastik itu sendiri sering dikaitkan
dengan infiltrasi sum-sum tulang, sehingga memberikan efek supresif pada
hematopoeisis, apalagi sel neoplastik, menunjukkan kemampuan untuk untuk
mengeluarkan sitokin, merangsang zat besi yang bergantung pada makrofag.14
Pada pasien ini terdapat keluhan pucat tanpa perdarahan terlihat dalam
pemeriksaan fisik didapatkan konjungtiva pucat serta pemeriksaan laboratorium
darah rutin kadar Hb 3,3 g/dL. Hal ini sesuai dengan penelitian oleh Salman
bahwa seluruh pasien dengan fibrosarcoma memiliki keluhan pucat tanpa
perdarahan dengan hasil lab anemia.14.
Anak dengan fibrosarcoma sering kali misdiagnosa dengan tumor vascular
seperti hemangioma pada usia 1 tahun kebawah (congenital infantile
hemangioma). Pasien sebelumnya sudah pernah mengalami keluhan yang sama
dengan curiga hemangioma kemudian dilakukan eksisi dengan hasil patologi
anatomi fibrosarcoma pada usia 1 tahun 5 bulan. Fibrosarcoma pada area leher
dan kepala termasuk langka, bahkan untuk kejadian pada dewasa sekalipun.
Kejadian kanker jaringan lunak pada anak 50%-60% adalah Rhabdomysarcoma
dan sisanya adaah Non-Rhabdomyosarcoma, termasuk didalamnya fibrosarcoma.
Lokasi fibrosarcoma tersering adalah ekstremitas dan hanya sekitar <5 % pada
area kepala dan leher.

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Juli 2023


Page 12
CASE REPORT

Fibrosarcoma memiliki sifat proliferasi sangat cepat, kejadian berulang


post eksisi atau metastaasis dan sensitif terhadap kemoterapi.16 Pada pasien
dilakukan eksisi pada agustus 2022, dan tumor kembali tumbuh pada tempat yang
sama pada Juni 2023. Pasien diberikan kemoterapi pertama setelah hasil
laboratorium membaik, Hb semula 3,3 dan meenjadi 14,4. Leukosit semula 1320
menjadi 9620, trombosit awal 534000 menjadi 307000.
DAFTAR PUSTAKA

1. Anaemia of chronic diseases: Pathophysiology, diagnosis and treatment


Ricardo de las Cuevas Allendea,♦, Lucía Díaz de Entresotos b, Susana Conde
Díez
2. Anemia of chronic disease: A harmful disorder or an adaptive, beneficial
response? Ryan Zarychanski MD, Donald S. Houston MD PhD
3. pediatricfkuns.ac.id/data/ebook/Hematologi%20Onkologi%202019.pdf
4. (the recurrent of fibrosarcoma in deltoid sinistra of a man 61 years old)
5. Peran eritropoietin pada anemia akibat keganasan pada anak, sari pediatri, vol
7, no 1, juni 2005:34-38
6. Cleveland Clinic. Diakses pada 2022. Anemia of Chronic Disease.)
7. Gordon MS. Managing anemia in the cancer patient: old problems, future
solutions. Oncologist 2002;7:331-41.5. Moliterno AR, Spivak JL. Anemia of
cancer. Hematol Oncol Clin North Am 1996;10:345-63.)
8. Rouli, N., & Amalia, P. Anemia pada Penyakit Keganasan Anak
9. ( Sidappa KT, Khrisnhnamurthy A. Adult soft-tissue sarcomas of the head and
neck. Indian J Cancer.2011 Jul-Sep;48(3):284-8.)
10. (Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Situasi penyakit kanker. Pusat
Data dan Informasi Departemen Kesehatan RI; 2015.
11. Desen W. Buku ajar onkologi klinis. Edisi 2. Jakarta: Badan Penerbit FKUI;
2011.
12. Standar kompetensi Dokter Indonesia, konsil kedokteran Indonesia 2012
13. Busti F, Marchi G, Ugolini S, Castagna A, Girelli D. Anemia and Iron
Deficiency in Cancer Patients: Role of Iron Replacement Therapy.
Pharmaceuticals (Basel). 2018 Sep 30;11(4):94
14. Bolkun L, Kloczko J. Anemia in cancer patients. Acta Haematologica
Polonica. 2021;52(4):397-401
15. Salman M, Khoury NJ, Khalifeh I, Abbas HA, Majdalani M, Abboud M,
Muwakkit S, Solh HE, Saab R. Congenital infantile fibrosarcoma: Association
with bleeding diathesis. Am J Case Rep. 2013 Nov 15;14:481-5.
16. Orbach D, et al. Conservative strategy in infantile fibrosarcoma is possible:
The European paediatric Soft tissue sarcoma Study Group experience.
European Journal of Cancer. 2016. 1-9

Ilmu Kesehatan Anak FK UNRI-RSUD Arifin Achmad, Juli 2023


Page 13

Anda mungkin juga menyukai