KARSINOMA ENDOMETRIUM
UNIVERSITAS JAMBI
2023
1
CLINICAL SCIENCE SESSION (CSS)
KARSINOMA ENDOMETRIUM
DISUSUN OLEH
Fitry Febrianti., S.ked
G1A221047
PEMBIMBING
ii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala
limpahan kasih dan karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan telaah jurnal
CLINICAL SCIENCE SESSION (CSS) ini dengan judul “Karsinoma Endometrium”.
Laporan ini merupakan bagian dari tugas Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Obstetri
dan Ginekologi RSUD Raden Mattaher Jambi.
Terwujudnya laporan ini tidak lepas dari bantuan, bimbingan dan dorongan dari
berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada dr.
Rudy Gunawan, Sp.OG, (K)-ONK, DMAS, FICRS selaku pembimbing yang telah
memberikan arahan sehingga laporan ini dapat terselesaikan dengan baik dan kepada semua
pihak yang telah membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari laporan ini masih banyak kekurangannya, untuk itu saran dan
kritik yang bersifat membangun sangat diharapkan oleh penulis.Sebagai penutup semoga
kiranya laporan ini dapat bermanfaat bagi kita khususnya dan bagi dunia kesehatan pada
umumnya.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Kanker endometrium merupakan kanker keenam yang paling sering terjadi pada
wanita diseluruh dunia setelah kanker payudarah, kolon,paru,serviks, dan tiroid.
Berdasarkan data, diperkirakan pada tahun 2018 kasus baru kanker endometrium di Asia
tenggara mencapai 20.796 kasus. Indonesia menempati posisi pertama dengan prediksi
6745 kasus. Angka kematian karena kanker ini di Indonesia mencapai 1,9 per 100.000
wanita.
Kanker endometrium terjadi pada masa reproduksi dan menopause. Usia rata-rata
pasien kanker endometrium adalah 63 tahun, dimana sebagian besar pasien berusia 50-59
tahun. Hanya sekitar 5% wanita yang menderita kanker endometrium berusia kurang dari
40 tahun. Di Indonesia, usia penderita cendrung lebih muda jika dibandingkan dengan
Negara-negara barat.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Karsinoma endometrium adalah tumor ganas yang muncul dari sel-sel epitel
primer lapisan endometrium. Umumnya dengan differensiasi grandular dan berpotensi
mengenai miometrium dan menyebar jauh. 75% tumor ganas endometrium adalah
adenokarsinoma, sisanya ialah karsinoma epidermoid atau karsinoma tipe sel squamous (5-
10%), adenoakantoma dan adenosquamous(30%),sarkoma uterin (1-5%) .2
2.2 Epidemiologi
5
pengguanaan TSH masih sangat jarang. Pemakaian TSH menyebabkan tingginya jumlah
penderita kanker ini di negara Barat dan Eropa di era tahun 70-an.2
2.3 Etiologi
Banyak kasus karsinoma endometrium yang dilaporkan pada wanita tanpa faktor resiko
yang sudah diketahui seperti mereka dengan gangguan hormonal. Beberapa studi menunjukan
bahwa sindroma ovarium polikistik dan resistensi insulin yang merupakan komponen dari sindrom
metabolik, dapat berperan dalam pathogenesis karsinoma endometrium. 1,2,3
Usia menarche dini (<12 tahun) berhubungan dengan meningkatnya faktor resiko
kanker endometrium walaupun tidak selalu konsisten. Kebanyakan penelitian juga
menunjukkan usia saat menopause mempunyai hubungan langsung terhadap resiko
meningkatnya kanker ini sekitar 70% dari semua wanita yang didiagnosis kanker
endometrium adalah pascamenopause.2
6
Selain yang disebutkan diatas, faktor-faktor resiko yang masih terus diteliti
mempunyai hubungan erat dengan kanker ini adalah obesitas, diabetes melitus, hipertensi,
asupan gula, kopi, merokok, penggunaan tamoxifen, dan kebiasaan (aktivitas fisik,waktu
duduk atau berbaring).
- Keluhan nyeri perut bawah atau panggul yang menetap 2 minggu atau lebih
7
Kebanyakan pasien tidak langsung mendatangi tenaga medis saat sampai terjadi
perdarahan berbulan-bulan, tahun, atau perdarahan yang berlebihan dan irregular. Pasien
dengan tipe Papillary serous tumour atau clear cell tumour sering datang dengan gejala dan
tanda yang mengindikasikan karsinoma epitel ovarium yang sudah memberat. Tipe
papillary serous tumour dan clear cell tumour adalah termasuk karsinoma endometrium
tipe 2 yang berkembang agresif dan memiliki prognostik cenderung lebih buruk. Tipe
papillary serous tumour (insidensinya 5- 10 dari seluruh kasus) adalah jenis yang tumbuh
dari sel endometrium yang atrhropi (biasanya dari wanita lansia) yang memiliki tipikal
histologik pertumbuhan selnya lebih tidak beraturan, adanya keratinisasi dengan inti yang
atipik. Karsinoma endometrium tipe 2 yang mayor lainnya adalah clear cell tumour dengan
insiden lebih rendah (<5%).Secara mikroskopik, gambarannya lebih predominan solid,
kistik dan tubular atau dapat bercampur (mixed) dari dua atau lebih bentuk ini.3,4
2.6 Diagnosis
8
dan mengevaluasi uterus jika dicurigai ada lesi awal karsinoma endometrium. Satu-satunya
tumor marker klinis yang berguna dalam penatalaksanaan kanker endometrium adalah
jumlah serum CA-125. Secara langsung, peningkatan jumlah serum ini menunjukan
progresi1itas penyakitnya (sensiti1itas 63% dan spesifitas 88% pada level cut off 35 U/mL.
Dalam aplikasinya, pada pasien tingkat lanjut, serum ini dapat membantu mengevaluasi
respon terhadap terapi selama dalam penanganan. Namun, meskipun evaluasi serum ini
cukup bermakna, biasanya penemuan klinis lain masih terbatas.3,10
2.7 Histologi
9
Penggunaan radiologi pada karsinoma endometrium juga masih terbatas. Secara
umum, pada wanita dengan karsinoma endometrium tipe 1 yang progresifitasnya lebih
baik, foto thoraks adalah satu-satunya evaluasi radiologis yang dibutuhkan dalam diagnosa
preoperatif. Bisualisasi menggunakan Computed tomography (CT) atau Magnetic
Resonance (MR) biasanya tidak banyak dibutuhkan. Namun dalam beberapa kasus, MRI
dapat membantu membedakan karsinoma endometrium dan perluasan dari karsinoma
serviks primer. USG transvaginal dapat mendeteksi lesi pada endometrium dengan
ketebalan lebih dari 4-5cm sehingga sangat akurat dalam mendeteksi polip, mioma,
hiperplasia ataupun karsinoma endometrium.2,7
2.8 Histologi
Empat varian dari tipe endometrioid dan tipe histologis lainnya dapat dilihat dalam tabel
2.1.
Tabel 2.1 Klasifikasi histologik kanker endometrium oleh The International Society of
Gynecologic Pathologist.3,4
10
9. Mucinous (1%)
10. Undifferentiated.
Berdasarkan histopathologinya, terdapat 2 jenis kanker endometrium, yaitu
adenokarsinoma endometrium tipe 1 dengan karakteristik berdiferensiasi baik dan invasi
secara superfisial. Tipe ini sensitif terhadap progesteron dan penderita cenderung memiliki
prognosis yang baik. Adenokarsinoma endometrium tipe 2 berdiferensiasi dengan buruk
atau bertipe histologik yang agresif (clear cell, papillary serous) dan berinvasi ke
miometrium. Prognosis penderita tipe ini kurang baik dan memiliki survival rate yang
lebih rendah dibanding penderita tipe 1. Selain itu pada beberapa jenis adenokarsinoma
endometrium tipe 2 ditemukan peningkatan molekul-molekul yang umumnya ditemukan
pada tipe 1, ini mengindikasikan bahwa adenokarsinoma endometrium tipe 2 dapat terjadi
sebagai perburukan dari tipe 1 yang telah ada sebelumnya.4
2.9 Stadium
Pada literatur lama, terdapat 2 jenis stadium pada kanker endometrium, yaitu
stadium klinis dan stadium surgikal. Stadium klinik bertujuan untuk menentukan jenis
terapi yang akan diberikan, sedangkan stadium surgikal bertujuan untuk menentukan terapi
adjuvannya.2,4
11
Penilaian FIGO secara pathologis meliputi:3
FIGO ; stage IA :5%, IB :10%, IC: 15%, II: 20%, III : 55%.
12
Gambar 2.1 Gambaran Pembagian stadium karsinoma endometrium FIGO 3
2.10 Grade
Pada grade 1 lesi minimal dengan kecenderungan belum menyebar keluar
uterus, tumor grade 2 memiliki prognosis sedang/ intermediet, dan grade 3 identik
dengan meningkatnya potensi invasi dalam miometrium serta metastase nodular ke
jaringan luar. Metastase kgb pel1is dan para aorta meningkat dengan meningkatnya
grade. Pembagian karsinoma endometrium dalam grade yang paling umum
digunakan di seluruh dunia adalah berdasarkan FIGO.4
Tabel 2.2 Kriteria Histopatologi untuk menentukkan grade FIGO3
Untuk menentukan stadium surgikal kanker uterus, dua faktor prognosis- grade dan
kedalaman invasi miometrium harus dicantumkan dalam penulisannya.
13
2.11 Terapi
Radiasi atau histerektomi radikal dan limfadenektomi pelvis merupakan pilihan
terapi untuk adenokarsinoma endoserviks yang masih terlokalisasi, sedangkan
staging surgikal (surgical staging) yang meliputi histerktomi simpel dan
pengambilan contoh kelenjar getah bening para aorta adalah penatalaksanaan
umum adenokarsinoma endometrium. Staging surgikal dengan bantuan laparoskopi
untuk kanker endometrium stadium 1 telah banyak dilaporkan, yaitu meliputi
histerektomi vaginal dengan bantuan laparoskopi disertai limpadenektomi kgb
pelvis dan para-aorta.2,3
Pembedahan
Pasien dengan karsinoma endometrium sebagian besar harus menjalani
histerektomi. Penentuan stadium surgikal meliputi insisi mediana, bilasan
peritoneum, eksplorasi metastasis, histerektomi total, salpingoforektomi bilateral,
limfadenektomi kelenjar getah bening pelvis dan para-aorta. Beberapa ahli hanya
melakukan sampel biopsi pada kelenjar getah bening, terutama pada yang
mengalami pembesaran.2,6
Pada stadium II dimana terbukti ada keterlibatan endoserviks, prosedur
pengangkatan uterus dilakukan secara radikal (histerektomi radikal). Akan tetapi,
beberapa ahli tetap melakukan histerktomi total apabila diakini bahwa keganasan
memang berasal dari endometrium, dengan alasan lokasi kekambuhan terbanyak
pada vagina dan angka kekambuhan yang kurang dari 10%.2,6
Pada stadium III dan IV dapat dilakukan radiasi, dan/atau kemoterapi.
Penanganan pasien stage III dan IV sangat bersifat individual dengan radiasi dan
kemoterapi. Pada beberapa literatur untuk stage III dan IV dengan metastase masih
menganjurkan dilakukan histerektomi paliativ dengan pengangakatan kedua tuba
dan ovarium serta eksisi metastase bila mungkin, tergantung kondisi pasien,
manfaat yang diharapkan dan keputusan tim ahli. Pembedahan dapat diikuti dengan
terapi radiasi dan kemoterapi.2,4
Radioterapi
Stadium I dan II yang inoperabel secara medis hanya diberi terapi radiasi, angka
ketahanan hidup 5 tahunnya menurun 20-30% dibanding pasien dengan terapi operatif
dan radiasi. Pada pasien dengan resiko rendah (stadium 1A grade 1 atau 2) tidak
14
memerlukan radiasi ajuvan pascaoperasi. Radiasi ajvan diberikan pada :
1. Penderita stadium 1, apabila berusia diatas 60 tahun, grade III dan atau invasi
melebihi setengah miometrium.
2. Penderita stadium II A/II B, grade I,II,III
3. Penderita dengan stadium IIIA atau lebih diberikan terapi secara tersendiri. 2,3
Terapi medikamentosa
Kemoterapi
Tumor yang mempunyai reseptor estrogen dan progesteron akan memberikan respon
yang lebih baik terhadap terapi hormon. Pemberian progestin oral sama efektifnya
dengan pemberian intramuskular. Sepertiga pasien yang mengalami kekambuhan
memberikan respon terhadap progestin.2,3
Pengamatan Lanjut
Untuk pasien dengan stadium I dan II, evaluasi dilakukan setiap 6 bulan selama 3 tahun
pertama dan setelah itu cukup setahun sekali. Pap smear dilakukan setiap tahun. Tidak
dibutuhkan rontgen thoraks secara rutin. Level CA-125 harus dipantau jika saat diagnosis
terdapat peningkatan.2
Untuk pasien dengan stadium III dan IB, evaluasi dilakukan lebih sering, dengan interval 3
bulan di 2 tahun pertama, interval 6 bulan untuk 3-5 tahun berikutnya dan selanjutnya
setahun sekali. Pap smear dilakukan setiap 6 bulan. Foto thoraks dibutuhkan setiap tahun.
Level CA-125 harus dipantau jika saat diagnosis terdapat peningkatan.2
15
1. Resiko rendah : karsinoma endometrium terbatas pada endometrium (stage IA :
tidak ada atau invasi <50% miometrium)
2. Resiko intermediet/menengah : karsinoma endometrium pada daerah endometrium
dan menginvasi miometrium <50%, termasuk pasien dengan stage IA, IB dan
sebagian pasien dengan stage II yang belum menginvasi ke serviks.
3. Resiko tinggi : termasuk didalamnya pasien dengan karsinoma endometrium yang
melibatkan serviks, stage II, III, IV, dan pasien dengan karsinoma endometrium
tipe 2 yang agresif seperti papillary serous tumour dan clear cell tumor.
BAB III
KESIMPULAN
Kanker endometrium merupakan kanker keenam yang paling sering terjadi
pada wanita diseluruh dunia setelah kanker payudarah, kolon,paru,serviks, dan
17
tiroid. Usia rata-rata pasien kanker endometrium adalah 63 tahun, sedangkan >90%
wanita lebih dari 50 tahun. Sebagian besar kanker endometrium terjadi pada masa
reproduksi dan menopause. Etiologi kanker endometrium masih belum diketahui
secara pasti, tetapi terdapat beberapa faktor resiko berhubungan. Faktor risiko
utama adalah ketidak seimbangan hormona estrogen. Jenis histopatologi kanker
endometrium tersering adalah adenokarsinoma. Adenokarsinoma endometrium
dibagi mejadi 2 tipe berdasarkan gambaran morfologi, patogenesis dan
prognosisnya.
Pemeriksaan patologi anatomi merupakan baku emas penentuan diagnosis
kanker endometrium. Namun, sebelum dilakukan pemeriksaan patologi anatomi,
perlu dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan penunjang yang
mendukung penentuan diagnosis. Jenis operasi yang paling sering dilakukan pada
kanker endometrium adalah histerektomi.
DAFTAR PUSTAKA
18
http://www.dietandcancerreport.org. Diakses pada 28-02-2018
2. Farid M. Abdul S. Onkologi ginekologi. Edisi 1. Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawihardjo. Jakarta 2017.
3. Barbara A, Hoffman W. Et al. Williams Gynecology. Second Edition.
McGrow-Hill Companies.Inc. United States 2018
4. Platinos G, Castiglione M. Endometrial Cancer. :ESMO Clinical Practice
Guidelines for diagnosis, treatment and follow up. Annals of Oncology 21 :
V41-V45. 2010. http://annonc.oxfordjournals.org/.
5. William B, Orr. J, Leitao M, Et al. Endometrial cancer: A review and
current management strategies: Part I. Gynecologic Oncologic 134 : 382-
385.2014. http://www.elsevier.com/locate/ygyno.
6. Endometrial Cancer. Clinical Practice Guideline Gyne-002. Alberta healt
Service 2014. http://Albertahealthservices.ca
7. Yela D.A, Et al. Comparati1e Study of Trasvaginal Ultrasound and
Outpatient Hysterecopy for Diagnosing Pathologic endometrial Lession in
Postmenopausal Women. Revised Association Medical Brass 2015
8. William T, Marion J. Endometrial Cancer treatment protocol. Distinguished
Uni1ersity Professor, Department of Obstetrics and Gynecology, Medical
Uni1ersity of South Carolina College of Medicine. Dalam
http://emedicine.medscape.com diakses tanggal.
9. Stern J. Uterus : Endometrial Carcinoma. Womens Cancer Information
Center. http://www.womenscancercenter.com/info/types/uterus.html .
10. Sebastianelli A. Preoperati1e CA-125 Tumour marker in Endometrial
Cancer : Correlation with Advanced Stage Disease. Gynaecology. JOGC.
September 2010
11. Muggia,F. Oliva E. Uterine Cancer-Screening,Diagnostik and treatment.
2015. http://www.springer.com/978-1-58829-736-5
19