3 Karsinoma Endometrium
2.3.1 Definisi
2.3.2 Epidemiologi
2.3.3 Etiologi
Selain yang disebutkan diatas, faktor-faktor resiko yang masih terus diteliti
mempunyai hubungan erat dengan kanker ini adalah obesitas, diabetes melitus,
hipertensi, asupan gula, kopi, merokok, penggunaan tamoxifen, dan kebiasaan
(aktivitas fisik,waktu duduk atau berbaring). Resiko karsinoma karena obesitas
dihubungkan dengan kecenderungan peningkatan kadar estrogen yang terjdai
akibat perubahan jaringan lemak oleh hormon androgen menjadi estrogen.
Sedangkan asupan gula yang tinggi berujung pada kondisi hiperinsulinemia, yang
meningkatkan bioavabilitas IGF-1 (insulin- like growth factor-1) sehingga
menstimulasi pertumbuhan sel. Asupan gula dan diabetes juga meningkatkan
resiko karsinoma endometrium dengan meningkatkan stres oxidative (3).
b. Keluhan nyeri perut bawah atau panggul yang menetap 2 minggu atau
lebih
2.3.7 Histologi
9. Mucinous (1%)
10. Undifferentiated.
2.3.8 Stadium
3. Ukuran tumor dan lokasi ( fundus, segmen bawah rahim, atau serviks)
2.3.9 Grade
Grade Defenition
2. CT-Scan
Gambaran ini menunjukkan difusi terbatas dengan sinyal yang tinggi pada gambar DW
(C) dan sinyal rendah pada ADC map (D) (tanda panah).
(E) Gambaran ini menunjukkan pengambilan FDG yang tinggi pada FDG-PET / CT
(tanda panah) 11
Kedalaman invasi miometrium adalah salah satu faktor prognostik yang
paling penting [Gambar 2.7-2.9]. Kedalaman invasi miometrium secara optimal
digambarkan dengan urutan T2-weighted (T2WI). Namun, ada beberapa
keterbatasan seperti penipisan miometrium pada wanita pascamenopause,
kompresi miometrium dari tumor polypoid, dan adanya leiomioma atau
adenomiosis. 11
Resolusi jaringan lunak yang baik pada MRI menjadikannya sebagai yang
modalitas lebih baik daripada pencitraan cross-sectional lainnya dalam menilai
metastasis adneksa, keterlibatan vagina, dan invasi ke kandung kemih dan rectum.
Persiapan pasien diperlukan untuk mendapatkan gambaran diagnostik.
Puasa selama sekitar 4-6 jam biasanya dianjurkan mengurangi artefak dari
gerakan usus. Mengosongkan kandung kemih sebelum pemindaian juga akan
membantu menggambarkan bidang antara uterus dan kandung kemih. Glukagon,
agen antiperistaltik, dapat digunakan karena mengurangi gerakan usus yang dapat
menghasilkan artefak yang mengaburkan endometrium dan leher rahim. Ketika
diberikan secara intravena, glukagon berlangsung selama sekitar 10 menit, namun,
jika diberikan secara intramuscular, glukagon dapat bertahan selama sekitar 30
menit. 11
2.3.11 Terapi
a. Pembedahan
b. Radioterapi
Stadium I dan II yang inoperabel secara medis hanya diberi terapi radiasi,
angka ketahanan hidup 5 tahunnya menurun 20-30 % dibanding pasien dengan
terapi operatif dan radiasi. Pada pasien dengan resiko rendah (stadium IA grade
1atau 2) tidak memerlukan radiasi ajuvan pascaoperasi. Radiasi ajuvan diberikan
pada :
1. Penderita stadium 1, apabila berusia diatas 60 tahun, grade III dan atau
invasi melebihi setengah miometrium.
2. Penderita stadium II A/II B, grade I,II,III
3. Penderita dengan stadium IIIA atau lebih diberikan terapi secara tersendiri
(2,3)
c. Terapi medikamentosa
Kemoterapi
a. Cisplatin dan doxorubicin adalah agen yang paling sensitif
b. Agen kemoterapi lain adalah paclitaxel, doxorubicin, dan ifosfamide.
Hormon
Tumor yang mempunyai reseptor estrogen dan progesteron akan
memberikan respon yang lebih baik terhadap terapi hormon. Pemberian progestin
oral sama efektifnya dengan pemberian intramuskular. Sepertiga pasien yang
mengalami kekambuhan memberikan respon terhadap progestin (2,3).
Dosis yang dianjurkan :
DAFTAR PUSTAKA