Anda di halaman 1dari 2

Pasal 80 Undang-Undang No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak

(1) Setiap orang yang melakukan kekejaman, kekertasan atau ancaman kekerasan, atau penganiayaan
terhadap anak, dipidana dengan pidana penjara paling lama tiga tahun enam bulan dan/atau denda
paling banyak tujuh puluh dua juta rupiah. 


(2) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) luka berat, maka pelaku dipidana dengan
pidana penjara paling lama lima tahun dan/atau denda paling banyak seratus juta rupiah. 


(3) Dalam hal anak sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) mati, maka pelaku dipidana dengan pidana
penjara paling lama sepuluh tahun dan/atau denda paling banyak dua ratus juta rupiah. 


(4) Pidana ditambah dengan sepertiga dari ketentuan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), ayat (2),
dan ayat (3) apabila yang melakukan penganiayaan tersebut orang tuanya.

Pasal 361 KUHP

Jika kejahatan yang diterangkan dalam BAB ini dilakukan dalam melakukan sesuatu jabatan atau
pekerjaan, maka hukuman dapat ditambah dengan sepertiganya dan sitersalah dapat dipecat dari
pekerjaannya, dalam waktu mana kejahatan itu dilakukan dan hakim dapat memerintahkan supaya
keputusannya itu diumumkan.

Dalam menemukan kasus child abuse, tindakan dini yang dilakukan dapat meliputi:1

Melaporkan kasus tersebut ke Komisi Perlindungan Anak

Merawat inap korban child abuse yang membutuhkan perlindungan pada tahap evaluasi awal

Memberitahukan diagnosis dan diferensial diagnosis anak kepada orang tua anak secara objektif tanpa
bersifat menuduh

Evaluasi medis pada kasus dugaan kekerasan fisik terhadap anak sebaiknya meliputi:1

Riwayat cedera

Pemeriksaan fisik

Survei radiologis terhadap trauma

Pemeriksaan kelainan perdarahan

Pemotretan berwarna
Pemeriksaan fisik saudara kandungnya

Laporan medis tertulis resmi

Skrining perilaku

Skrining tumbuh kembang pada bayi dan anak pra-sekolah

Disebutkan pula bahwa penanganan medis kasus kekerasan seksual terhadap anak meliputi 3 hal:1

Pengobatan trauma fisik dan psikologis

Pengumpulan dan pemrosesan bukti (evidence)

Penanganan dan/atau pencegahan kehamilan dan penyakit hubungan seksual.

Profesional kesehatan dalam menangani anak dugaan korban kekerasan terhadap anak sedapat
mungkin mencari bukti fisik (physical evidence) yang nantinya dapat digunakan dalam upaya
pembuktian di pengadilan. Penelitian dapat dilakukan dengan melakukan anamnesis yang mendalam,
pemeriksaan fisik yang teliti, pemeriksaaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya, serta uji
psikologis dan psikiatris yang diperlukan.

Pasal 108 KUHAP memberikan hak kepada setiap orang untuk melaporkan adanya tindak pidana
(termasuk kekerasan terhadap anak) apabila ia mengetahuinya sebagai saksi, dan memberikan
kewajiban bagi pegawai negeri yang mengetahui adanya tindak pidana (termasuk kekerasan terhadap
anak) pada waktu ia menjalankan tugasnya.

Pasal 78 UU No 23 tahun 2002 tentang Perlindungan Anak memberikan ancaman pidana bagi setiap
orang yang mengetahui dan sengaja membiarkan anak dalam situasi darurat (termasuk anak korban
kekerasan) padahal anak tersebut memerlukan pertolongan dan harus dibantu.

Kewajiban moral dan hukum bagi para profesional kesehatan yang mengetahui adanya korban
kekerasan terhadap anak, untuk menindaklanjutinya sesuai prosedur termasuk melaporkannya ke
Komisi Perlindungan Anak setempat.

Anda mungkin juga menyukai