Anda di halaman 1dari 26

DEFINISI

Buang air besar yang tidak normal atau


bentuk tinja yang encer dengan frekuensi
lebih banyak (> 3x sehari) dalam 24 jam
terakhir.

Diare akut : berlangsung 7 hari


Diare melanjut : diare lebih dari 7 hari
Diare kronik : diare lebih dari 2 minggu
EPIDEMIOLOGI
penyebab kematian balita
Pembunuh nomor 2 balita setelah ISPA
(Indonesia)
1,3 milyar episode dan 3,2 juta
kematian/tahun pada balita
80% kematian 2 tahun pertama
Indonesia setiap anak 1,6 2
x/tahun
Daerah sub tropis,
Diare bakteri musim panas,
Diare virus musim dingin
Daerah Tropis,
virus (rotavirus) musim kemarau
diare bakteri musim hujan
ETIOLOGI
Shigella, Salmonella, E coli, Golongan
Vibrio
Bakteri Bacillus cereus, Clostridium perfringens,
Staphylococcus aureus, Campylobacter
aeromonas
Infeksi
Virus Rotavirus, Norwalk + Norwalk like agent,
Adenovirus
PENYEBAB
PENYAKIT Malabsorbsi
Protozoa, Entamoeba histolytica, Giardia
DIARE Parasit lamblia, Balantidium coli

Alergi Cacing perut, Ascaris, Trichuris,


Strongyloides
Jamur, Candida
Keracunan Keracunan bahan-bahan kimia

Keracunan oleh racun yang Ikan, buah-buahan,


dikandung dan di produksi Sayur-sayuran

Sebab-sebab
lain
PATOGENESIS
Gangguan Osmotik
Zat makanan tidak dapat diserap

tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat

pergeseran air dan elektrolit ke lumen usus

Diare
Gangguan Sekresi

Toxin pada dinding usus

meningkatkan sekresi air dan elektrolit ke lumen


usus

Diare
Gangguan Motalitas Usus

Hyperperistaltik : berkurangnya kesempatan


usus untuk menyerap makanan

Hipoperistaltik: bakteri tumbuh berlebihan


radang pada rongga usus sekresi air dan
elektrolit meningkat

diare
Diare Demam ?
Berapa lama ? Makanan sebelum
diare (ASI/ PASI) ?
Berapa kali sehari ?
Anak Lemah ?
Warna dan
Kesadaran ?
Konsistensi tinja ?
Rewel/Haus?
Lendir/darah dlm
Jumlah cairan yang
tinja ? masuk selama diare ?
Muntah BAK 6 jam terakhir ?
Frekuensi ? Penderita lain disekitar
Jumlah ? ?
Isi ? Sumber air minum ?
PEMERIKSAAN FISIK
Rewel/gelisah,
Kesadaran,
Rasa haus,
UUB cekung atau tidak,
Mata cekung atau tidak, ada/ tidaknya air
mata,
mukosa mulut, bibir, dan lidah
turgor kulit abdomen,
Perut kembung
Tanda-tanda gizi buruk
SKOR/DERAJATDEHIDRASI (WHO)
SKOR
Yang dinilai
1 2 3
Keadaan umum Baik Lesu/haus Gelisah, lemas,
mengantuk
hingga syok

Mata Biasa Cekung Sangat cekung


Mulut Biasa Kering Sangat kering
Pernapasan < 30 x/menit 30-40 x/menit > 40 x/menit
Turgor Baik Kurang Jelek
Nadi < 120 x/menit 120-140 x/menit > 140 x/menit

Skor : 6 : tanpa dehidrasi


7 12 : dehidrasi ringan-sedang
13 : dehidrasi berat
Tanda klinis dehidrasi
http://rehydrate.org/shows/acute/diarrhoea-acute-04.htm
1. Darah rutin :
Hitung
leukosit (WBC)
Eosinophilia (parasit)
AGD dan Elektrolit (dehidrasi berat)
2. Tinja
- Makroskopis
bau, warna, lendir, darah, konsistensi
- Mikroskopis
leukosit, eritrosit, parasit
Uji Sensitivitas
Penatalaksanaan
Rehidrasi
Zinc
ASI dan makanan diteruskan
Antibiotika selektif
Nasihat Orang Tua
Rehidrasi
Diare tanpa dehidrasi
Rawat di rumah
ASI, oralit sesuai keinginan dan tiap kali BAB
< 1 tahun 50 100 cc
1 5 tahun 100 200 cc

Kembali bila tidak baik dlm 3 hr, sering BAB


cair, muntah berkali-kali, sangat haus sekali,
makan /minum sedikit, tinja berdarah.
Diare dengan dehidrasi ringan
sedang :

Biasanya tidak di rawat,


Rehidrasi oral 75 ml/Kg BB/3 jam

Reevaluasi :
Dehidrasi (-) tatalaksana diare tanpa dehidrasi
Dehidrasi ringan sedang, ulangi tatalaksana
Dehidrasi berat tatalaksana sesuai dehidrasi berat

Bila pulang sebelum rehidrasi 3 jam:


berikan oralit yang hrs dihabiskan dalam 3 jam
berikan anak makan
bawa anak kembali bila perlu
Dehidrasi berat:
Parenteral (RL, RA, KaEN 3B) 100 cc/kg BB
< 1 tahun :
1 jam pertama 30 cc/kgBB
5 jam berikutnya 70cc/kgBB

> 1 tahun:
jam pertama: 30 cc/kgBB

2 jam berikutnya: 70cc/kgBB

Beri minum bila sudah bisa minum 5cc/kgBB


Reevaluasi derajat dehidrasi tatalaksana
sesuai temuan
PEMBERIAN NUTRISI / DIET
Masih minum ASI ASI tetap diberikan + oralit

Minum susu formula tetap diberikan + oralit

Sudah mendapat makanan padat teruskan

Makanan tetap diberikan ASI diteruskan. Makanan


tambahan sesuai umur dengan konsistensinya yang
mudah dicerna
Pemberian antibiotik
Sesuai dengan uji sensitivitas
Penyebab Pilihan pertama Pilihan kedua
Cholerae Tetrasiklin : 50 mg.kgBB/hari, 4 Kotrimoxazole : TMP 6
kali sehari, 3 hari mg/kgBB/hr, SMX 25
mg/kgBB/hr, 2 kali
sehari, 3 hari

Shigella Kotrimoxazole : TMP 10 Ampisilin : 100


mg/kgBB/hr, SMX 50 mg/kgBB/hr mg/kgBB/hr

Amoeba Metronidazole : 30 mg/kgBB/hr,


5 hari

Giardia Metronidazole : 15 mg/kgBB/hr,


5 hari
PENCEGAHAN
1. Pemberian ASI
2. Makanan pendamping ASI
3. Imunisasi
4. Mencuci tangan pakai sabun dengan benar pada lima
waktu penting: 1) sebelum makan, 2) setelah buang air
besar, 3) sebelum memegang bayi, 4) setelah
menceboki anak dan 5) sebelum menyiapkan makanan;
5. Meminum air minum sehat, atau air yang telah diolah,
antara lain dengan cara merebus.
6. Pengelolaan sampah yang baik supaya makanan tidak
tercemar serangga (lalat, kecoa, kutu, lipas, dan lain-
lain);
7. Membuang air besar dan air kecil pada tempatnya,
sebaiknya menggunakan jamban dengan tangki septik.
KESIMPULAN
Diare masih merupakan masalah kesehatan
Diare dehidrasi rehidrasi oral
Pemberian nutrisi yang cukup selama diare
maupun setelah diare berhenti
DAFTAR PUSTAKA
Pusponegoro, Hardiono dkk. Standar Pelayanan Medis Kesehatan
Anak. Ikatan dokter anak Indonesia : Jakarta.2004.

Rudolf, Abraham dkk. Buku Ajar Pediatri rudoph. Edisi 20. Buku
Kedokteran EGC : Jakarta.2007.

Buku saku Pelayanan kesehatan anak di rumah sakit.WHO indonesia


: Jakarta.2009

Juffrie, Mohammad. Buku Ajar Gastroenterologi-Hepatologi Jilid 1.


Ikatan Dokter Anak Indonesia : Jakarta. 2010

Anda mungkin juga menyukai