Anda di halaman 1dari 42

Tatalaksana

Diabetes Mellitus di
FKTP
DR ZAENAB MUSLIKHAH,SPPD
RSUD MUNTILAN
Acuan

Konsensus Perkeni 2015


International DiabetesFederation
(IDF)2013
American Diabetes Association,
Standards of medical carein diabetes
2014
Latar belakang

Berdasarkan studi epidemiologi terbaru,Indonesia telah


memasuki epidemik DM tipe-2
Diperkirakan masih banyak (sekitar 50%) penyandang
diabetes yang belum terdiagnosis di Indonesia.
Hanya dua pertiga saja dari yang terdiagnosis yang
menjalani pengobatan, baik non farmakologis maupun
farmakologis.
Dari yang menjalani pengobatan tersebut hanya
sepertiganya saja yang terkendali dengan baik.
Bukti-bukti menunjukkan bahwa komplikasi diabetesdapat
dicegah dengan kontrol glikemik yang optimal, namun
demikian di Indonesia sendiri target pencapaian
kontrol glikemik masih belum tercapai secara
memuaskan, yang sebagian besar masih di atas
target yang diinginkan(A1C<7%)
WHO:Penyandang DM di Indonesia 8,4 juta,pada th
2000, diprediksi menjadi sekitar 21,3 juta pada tahun
2030.
Peningkatan 2-3 kali lipat pada tahun 2035.
International Diabetes Federation (IDF)memprediksi:
kenaikan jumlah penyandang DM di Indonesia dari
9,1jutapada tahun 2014 menjadi 14,1 juta pada
tahun2035
DM merupakan penyakit menahun yang akan
disandang seumur hidup.
Pengelolaan penyakit ini memerlukan peran serta
dokter,perawat, ahli gizi, dan tenaga kesehatan lain
Pasien dan keluarga juga mempunyai peran
yang penting, sehingga perlu
mendapatkan edukasi untuk memberikan
pemahaman mengenai perjalanan penyakit,
pencegahan, penyulit, dan penatalaksanaan
DM
Pemahaman yang baikakan sangat
membantu meningkatkan keikutsertaan keluarga
dalam upaya penatalaksanaan DM guna
mencapai hasil yang lebih baik.
10 penyebab kematian th
2010
10 Penyebab kematian
tertinggi
Dampak sosial ekonomi

Penurunan kualitas SDM


Produktivitas menurun
Biaya kesehatan tinggi
-semua pihak ikut serta aktif dalam
penanggulangan dan pencegahan DM
FKTP

Dokter umum ujung tombak pelayanan kesehatan


primer
Kasus sederhana dikelola tuntas di FKTP
DM blm terkendali dan berpotensi terjadi komplikasi
dikonsultasikan ke SpPD atau SpPD-KEMD, kmd
setelah penanganan selesai, dapat dikembalikan
ke FKTP
Pelayanan obat rujuk balik dilakukan 3 kali berturutturut
selama 3 bulan di Faskes Tingkat Pertama.
Setelah 3 (tiga) bulan peserta dapat dirujuk kembali
oleh Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama ke Fasilitas
Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan untuk dilakukan
evaluasi oleh dokter spesialis/subspesialis.
Pada saat kondisi peserta tidak stabil, peserta dapat
dirujuk kembali ke dokter Spesialis/Sub Spesialis
sebelum 3 bulan dan menyertakan keterangan medis
dan/atau hasil pemeriksaan klinis dari dokter Faskes
Tingkat Pertama yang menyatakan kondisi pasien tidak
stabil atau mengalami gejala/tandatanda yang
mengindikasikan perburukan dan perlu
penatalaksanaan oleh Dokter Spesialis/Sub Spesialis.
Apabila hasil evaluasi kondisi peserta dinyatakan
masih terkontrol/stabil oleh dokter
spesialis/subspesialis, maka pelayanan program
rujuk balik dapat dilanjutkan kembali dengan
memberikan SRB baru kepada peserta
Definisi

DM merupakan suatu kelompok penyakit metabolik


dengan karakteristik hiperglikemia yang terjadi
karena kelainan sekresi insulin, kerja insulin atau
kedua-duanya.
Diagnosis

Diagnosis DM ditegakkan atas dasar pemeriksaan


kadar glukosa darah.
Pemeriksaan glukosa darah yang dianjurkan adalah
pemeriksaan glukosa secara enzimatik dengan
bahan plasma darah vena.
Pemantauan hasil pengobatan dapat dilakukan
dengan menggunakan pemeriksaan glukosa
darah kapiler dengan glukometer.
Kecurigaan adanya DM perlu dipikirkan apabila
terdapat keluhan klasik DM: poliuria,polidipsia,
polifagia dan penurunan berat badan yang
tidak dapat dijelaskan sebabnya.
Keluhan lain:lemah badan,kesemutan, gatal,mata
kabur, dan disfungsi ereksi pada pria, serta pruritus
vulva pada wanita.
Kriteria diagnosis DM

Pemeriksaan glukosa plasma puasa 126 mg/dl.


Puasa adalah kondisi tidak ada asupan kalori minimal 8
jam.
Atau Pemeriksaan glukosa plasma 200 mg/dl 2-jam
setelah Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO) dengan beban
glukosa 75 gram.
Atau Pemeriksaan glukosa plasma sewaktu 200 mg/dl
dengan keluhan klasik.
Atau Pemeriksaan HbA1c 6,5% dengan
menggunakan metode yang terstandarisasi oleh
National Glycohaemoglobin Standarization Program
(NGSP). (B)
Klasifikasi DM
Patofisiologi DM tipe2
Tatalaksana Diabetes

Tujuan penatalaksanaan secara umum adalah


meningkatkan kualitas hidup penyandang
diabetes.
Tujuan jangka pendek: menghilangkan keluhan
DM,memperbaiki kualitas hidup,dan mengurangi
risiko komplikasi akut.
Tujuan jangka panjang: mencegah dan
menghambat progresivitas penyulit mikroangiopati
dan makroangiopati.
Tujuan akhir pengelolaan adalah turunnya
morbiditas dan mortalitas DM.
Penapisan komplikasi
Langkah penatalaksanaan
(5 pilar)
5. Monitor glukosa darah
Prinsip edukasi
Edukasi
Kebutuhan kalori
Edukasi
Intervensi farmakologis
Alhamdulillah
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai