PENDAHULUAN
2.1. Tujuan
1.1. Tujuan Umum
Menjelaskan asuhan keperawatan pada pasien dengan kanker tulang.
1.2. Tujuan Khusus
1) Memaparkan pengkajian keperawatan pada Tn. A
2) Memaparkan diagnosa keperawatan pada Tn. A
3) Memaparkan intervensi keperawatan pada Tn. A
4) Memaparkan implementasi keperawatan pada Tn. A
5) Memaparkan evaluasi keperawatan pada Tn. A
2.1. Manfaat Penulisan
1.1. Bagi Institusi
Dapat dijadikan sebagai tambahan literatur untuk asuhan keperawatan pada
pasien dengan kanker tulang.
1.2. Bagi Keperawatan
Dapat mengetahui dan menerapkan pemberian asuhan keperawatan pada pasien
kanker tulang di Rumah Sakit.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.4. Klasifikasi
a. Tumor tulang benigna
Tumor tulang benigna biasanya tumbuh lambat dan berbatas tegas,
gejalanya sedikit dan tidak menyebabkan kematian. Tumor tulang
benigna terdiri atas :
a) Osteoma, berasal dari jaringan tulang sejati yang relative jarang
terjadi, biasanya timbul pada tulang membranosa tengkorak.
b) Chondroma, sering terjadi pada tulang panjang, misalnya pada
lengan kadang-kadang terdapat pada tulang datar seperti tulang
ileum.
c) Osteochondroma, bukan neoplasma sejati, berasal dari sel-sel
yang tertinggal pada permukaan tulang, lapisan kartilago pada
osteochondroma dapat mengalami transformasi maligna setelah
trauma dan dapat terjadi chondrosarkoma.
b. Tumor tulang maligna
Tumor tulang maligna terdiri dari :
a) Osteosarkoma, berasal dari osteoblas pada metafisis tulang karena
itu tumor terlihat pada daerah pertumbuhan yang aktif terutama
dibagian distal femur bagian proksimal tibia dan hemerus.
b) Ewings sarkoma, adalah tumor ganas yang timbul dalam sumsum
tulang, pada tulang panjang umumnya femur, tibia, fibula,
humerus, ulna, vertebra, skapula.
c) Multiple myeloma, secara patologi tedapat focus distrakdi tulang
yang multiple.
d) Fibrosarkoma, yaitu tulang yang biasanya menuju kearah ujung
korpus tulang panjang terutama tulang femur dan tibia.
e) Chondro sarcoma, timbul dari ujung tulang panjang yang besar
atau dari tulang pipih seperti pelvis dan skapula.
2.1.3. Etiologi
Menurut Smeltze (2016), penyebab kanker tulang adalah:
a. Radiasi sinar radio aktif dosis tinggi.
b. Keturunan
c. Beberapa kondisi tulang yang ada sebelumnya seperti penyakit paget
(akibat pajanan radiasi).
d. Virus onkogenik
2.1.4. Patofisiologi
Keganasan sel pada mulanya berlokasi pada sumsum tulang (myeloma)
dari jaringan sel tulang (sarkoma) atau tumor tulang (carsinomas). Pada tahap
selanjutnya sel-sel tulang akan berada pada nodul-nodul limpa, hati limfe dan
ginjal. Akibat adanya pengaruh aktivitas hematopoetik sumsum tulang yang
cepat pada tulang, sel-sel plasma yang belum matang / tidak matang akan terus
membelah. Akhirnya terjadi penambahan jumlah sel yang tidak terkontrol lagi.
Sering terdapat pada pria usia 10-25 tahun, terutama pada pasien yang
menderita penyakit paget's. hal ini dimanifestasikan dengan nyeri bengkak,
terbatasnya pergerakan serta menurunnya berat badan. Gejala nyeri pada
punggung bawah merupakan gejala yang khas, hal ini disebabkan karena
adanya penekanan pada vertebra oleh fraktur tulang patologik. Anemia dapat
terjadi akibat adanya penempatan sel-sel neoplasma. Pada sumsum tulang hal
ini menyebabkan terjadinya hiperkalsemia, hiperkalsuria dan hiperurisemia
selama adanya kerusakan tulang. Sel-sel plasma ganas akan membentuk
sejumlah immunoglobulin / bence jones protein abnormal. Hal ini dapat
dideteksi dalam serum urin dengan teknik immunoelektrophoesis. Gejala
gagal ginjal dapat terjadi selama presitipasi immunoglobulin dalam tubulus
(pada pyelonephritis), hiperkalsemia, peningkatan asam urat, infiltrasi ginjal
oleh plasma sel (myeloma ginjal) dan thrombosis pada pena ginjal.
Kecederungan patologik perdarahan merupakan ciri-ciri myeloma
dengan dua alasan utama, yaitu :
a. Penurunan platelet (thrombositopenia) selama adanya kerusakan
megakaryosit, yang merupakan sel-sel induk dalam sel-sel tulang.
b. Tidak berfungsinya platelets, microglobin menghalangi elemen-elemen
dan turut serta dalam fungsi hemostatik
2.1.5. Pathway
Kerusakan gen
Neoplasma
Kanker Tulang
Cacat, Botak
2.1.7. Komplikasi
a. Gangguan produksi antibody
b. Infeksi yang biasa disebabkan oleh kerusakan sumsum tulang yang luas
dan merupakan efek kemoterapi, radioterapi, maupun steroid
c. Leucopenia
d. Fraktur patologis
e. Gangguan ginjal
f. Gangguan system hematologi
g. Hilangnya ekstremitas (Price, 2017).
d) Biopsi
Biopsi melibatkan mengambil sampel kecil dari daerah yang
terserang dan pemeriksaan sel sampel di bawah mikroskop di
laboratorium. Biopsi digunakan untuk mendeteksi jenis kanker,
tahap atau kelas kanker dan bagaimana agresif kanker. Hal ini
membantu dalam perencanaan manajemen kanker dan juga
membantu dalam meramalkan hasil dari kanker. Biopsi jarum inti
dilakukan setelah menerapkan local setelah itu jarum dimasukkan
ke dalam tulang dan sampel jaringan akan dihapus. Biopsi
terbuka biasanya dilakukan di bawah anestesi umum (Price, 2017).
2.1.9. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan Medis
Penatalaksanaan medis adalah sebagai berikut:
Tujuan penatalaksanaan menghancurkan atau mengangkat jaringan ganas
dengan metode seefektif mungkin :
a) Tindakan pengangkatan tumor biasanya dengan mengamputasi
b) Alloperinol untuk mengontrol hiperurisemia. Outputurin harus
baik (2500-3000ml/hari) unutuk mengukur tingkat serum kalsium
dan mencegah hiperkalsium dan hiperurisemia
c) Bifosfonat berfungsi untuk menekan laju destruksi
dan pembentukan tulang yang berlebihan akibat metastasis.
d) Kemoterapi dan terapi hormonal
Obat-obat kemoterapi digunakan untuk membunuh sel-sel kanker
didalam tubuh. Kemoterapi dapat diberikan per-oral maupun
intravena. Terapi hormon digunakan untuk menghambat aktivitas
hormon dalam mendukung pertumbuhan kanker.
e) Radioterapi
Berguna untuk menghilangkan nyeri dan mengontrol
pertumbuhan tumor di area metastasis.
f) Pembedahan
Pembedahan dilakukan untuk mencegah atau untuk terapi fraktur.
Biasanya pembedahan juga dilakukan untuk mengangkat tumor.
Dalam pembedahan mungkin ditambahkan beberapa ornament
untuk mendukung struktur tulang yang telah rusak oleh
metastasis.
b. Penatalaksanaan keperawatana.
a) Manajemen nyeri
Teknik manajemen nyeri secara psikologik (teknik relaksasi
napas dalam, visualisasi, dan bimbingan imajinasi) dan
farmakologi.
b) Mengajarkan mekanisme koping yang efektif
Motivasi klien dan keluarga untuk mengungkapkan perasaan
mereka, dan berikan dukungan secara moril serta anjurkan
keluarga untuk berkonsultasi ke ahli psikologi atau rohaniawan.
c) Memberikan nutrisi yang adekuat
Berkurangnya nafsu makan, mual, muntah sering terjadi sebagai
efek samping kemoterapi dan radiasi, sehingga perlu diberikan
nutrisi yang adekuat. Antiemetika dan teknik relaksasi dapat
mengurangi reaksi gastrointestinal. Pemberian nutrisi parenteral
dapat dilakukan sesuai dengan indikasi dokter.
d) Pendidikan Kesehatan
Pasien dan keluarga diberikan pendidikan kesehatan tentang
kemungkinan terjadinya komplikasi, program terapi, dan
teknik perawatan luka di rumah (Smeltzer, 2017).
b. Riwayat Kesehatana.
a) Keluhan utama
Biasanya pasien datang ke RS dengan keluhan nyeri di daerah kaki atau
tangan yang mengalami pembengkakan, terjadi pembengkakan biasanya
di daerah tulang panjang.
b) Riwayat kesehatan sekarang
Biasanya pasien mengalami adanya masa / pembengkakan pada tulang,
demam, nyeri progresif, kelemahan, parestesia, paraplegia, retensi urine,
anemia. Tempat yang paling sering terserang tumor in iadalah bagian
ujung tulang panjang, terutama lutut. Sarkoma sering sudah menyebar ke
paru ketika pasien pertama kali berobat.
c) Riwayat kesehatan dahulu
Pernah terpapar sering dengan radiasi sinar radio aktif dosis tinggi.
Kemungkinan sering mengkonsumsi zat-zat toksik seperti: makanan
dengan zat pengawet, merokok dan lain-lain.
d) Riwayat kesehatan keluarga
Biasanya adanya keluarga ( keturunan sebelumnya) yang menderita
kanker tulang dan kanker lainnya.
TINJAUAN KASUS
A. Pengkajian
1. Data Klinis
Nyeri: □√ Ya □ Tidak TB : 165 cm BB : 60 kg (aktual/potensial)
Keluhan Utama : Pasien masuk dengan keluhan nyeri pada daerah paha dan menjalar
ke panggul. Paha kanan bengkak sejak 3 bulan yang lalu, bengkak pada paha kanan
semakin membesar belakangan ini.
2. Riwayat Kesehatana
Pada saat dilakukan pengkajian pada tanggal 26 September 2022, pukul18.30 WIB,
pasien mengeluh nyeri pada paha sebelah kanan, nyeri dirasa karena perjalanan dari
penyakit, nyeri yang dirasakan menjalar sampai ke panggul, nyeri hilang timbul, nyeri
yang dirasakan seperti ditusuk-tusuk, nyeri menyebabkan klien tidak bisa tidur, skala
nyeri 7 dalam kategori berat, nyeri semakin bertambah jika bengkak pada paha kanan
tertekan, atau digerakkan. Pasien mengeluh badan terasa lemah, terdapat bengkak
pada paha kanan sebesar bola, bengkak teraba keras, dan nyeri jika ditekan.
Pasien juga mengeluh tidak bisa berjalan karena nyeri dan bengkak pada paha kanan,
kaki kanan sulit untuk digerakkan, hanya bisa digeser-geser di atas tempat tidur. Klien
hanya berbaring di tempat tidur, Aktivitas sehari-hari pasien dibantu oleh perawat dan
keluarga. Pasien merasa cemas terhadap kondisinya saat ini, takut tidak bisa sembuh.
Pasien sering bertanya kapan akandilakukan tindakan medis. Pasien tampak cemas
dan gelisah.
Pasien belum pernah dirawat di Rumah Sakit sebelumnya, pasien memiliki kebiasaan
merokok, pasien biasanya menghabiskan 2 bungkus rokok sehari. Pasien mengatakan
juga pernah jatuh dari motor dan kakinya terkilir, pasien hanya berobat ke tukang
urut. Pasien juga terbiasa mengkonsumsi obat di warung jika kaki terasa sakit.
Kekuatan otot 5 5
2 5
Sebelum Sakit : pasien mengatakan biasanya tidur kurang lebih selama7 jam perhari,
tidak ada gangguan selama tidur. Bangun tidur merasa segar.
Saat Sakit : pasien mengeluh tidak bisa tidur karena nyeri pada paha kanan, pasien
sering terbangun dimalam hari, tidur tidak nyenyak.
Pasien bekerja sebagai petani, pasien didukung oleh istri dan anak-anaknya. Keluarga
mengatakan tidak ada masalah antara keluarga dan yang berhubungan
dengan rumah sakit, pasien mematuhi seluruh perawatan yang telah ditetapkan.
Selama dirawat di rumah sakit, pasien ditemani oleh istridan anak-anaknya, terkadang
ada kunjungan dari keluarga dan teman-teman.
h. Pola Seksualitas /Reproduksi
Pasien tidak bisa melakukan hubungan seksual karena harus menjalani rawat inap dan
keterbatasan gerak serta rasa nyeri yang dialami. Pasien saat ini memiliki 3 orang
anak dan satu orang istri. Hubungan pasien dan keluarga selalu harmonis, terkadang
istri kesal pada pasien karena pasien tidak bisa dilarang untuk berhenti merokok.
i. Pola Koping
Toleransi Stres pasien mengatakan ia khawatir tentang ketidak mampuan untuk berjalan dan
melakukan aktivitas. Pasien khawatir ia tidak bisa bekerja seperti biasa. Pasien mengatakan
jika ada masalah ia selalu berdiskusi dan bermusyawarah dengan istri dan keluarga nya.
Pasien tidak menggunakan obat untuk menghilangkan stres. Keadaan emosi klien sehari-hari
santai.
j. Pola Keyakinan-Nilai
Pasien beragama Islam, pasien mengatakan penyakit yang dideritanya sekarang merupakan
cobaan dari Tuhan akibat dari kebiasaan hidup pasien sebelumnya yaitu merokok. Saat ini
pasien mencoba pasrah dan ikhlas akan kondisinya dan berharap dapat sembuh secepatnya.
Pasien tampak jarang beribadah selama dirawat di rumah sakit.
4. Pemeriksaan Penunjang
b) Laboratorium : DL
5. Pengobatan
5 5
2 5
DO : - tampak cemas
- Sulit tidur
3. Ansietas
Setelah dilakukan Observasi
berhubungan
intervensi keperawatan
dengan Identifikasi saat tingkat
selama 3 x 24 jam,
ansietas berubah
perubahan maka tingkat ansietas
(mis: kondisi,
menurun, dengan
dalam status waktu, stresor)
kriteria hasil: Identifikasi
Kesehatan
kemampuan
1. Verbalisasi mengambil
kebingungan keputusan
menurun Monitor tanda-tanda
2. Perilaku gelisah ansietas (verbal dan
menurun nonverbal)
3. Perilaku tegang
Terapeutik
menurun
4. Konsentrasi Ciptakan suasana
membaik terapeutik untuk
menumbuhkan
kepercayaan
Temani pasien untuk
mengurangi
kecemasan, jika
memungkinkan
Pahami situasi yang
membuat ansietas
Dengarkan dengan
penuh perhatian
Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
Tempatkan barang
pribadi yang
memberikan
kenyamanan
Motivasi
mengidentifikasi
situasi yang memicu
kecemasan
Diskusikan
perencanaan realistis
tentang peristiwa
yang akan datang
Edukasi
Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi
yang mungkin
dialami
Informasikan secara
faktual mengenai
diagnosis,
pengobatan, dan
prognosis
Anjurkan keluarga
untuk tetap Bersama
pasien, jika perlu
Anjurkan melakukan
kegiatan yang tidak
kompetitif, sesuai
kebutuhan
Anjurkan
mengungkapkan
perasaan dan
persepsi
Latih kegiatan
pengalihan untuk
mengurangi
ketegangan
Latih penggunaan
mekanisme
pertahanan diri yang
tepat
Latih Teknik relaksasi
Kolaborasi
Kolaborasi pemberian
obat antiansietas,
jika perlu
D. IMPLEMENTASI
E. CATATAN PERKEMBANGAN
E : Kekuatan otot
5 5
2 5
3 S : Klien mengeluh cemas dengan S : Klien mengatakan sudah mulai mengerti dan khawatir S : Klien mengatakan khawatir berkurang
kondisinya dan khawatir tidak bisa berkurang
berjalan lagi O:
O : - Klien tampak cemas O : Klien tampak lebih tenang - Klien lebih tenang
- Klien tampak tegang - Klien masih sering bertanya tentang tindakan medis yang A : Masalah teratasi
- Sulit tidur karena merasa nyeri akan dilakukan
A : Masalah teratasi sebagian P : Intervensi di hentikan (Pasien di
A : Masalah teratasi sebagian rujuk ke rssa)
P : Lanjutkan intervensi
P : Lanjutkan intervensi
I:
I:
1. Mengunakan pendekatan yang menenangkan
1. Mengunakan pendekatan yang
menenangkan 2. Menjelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan
selama prosedur
2. Menjelaskan semua prosedur
dan apa yang dirasakan selama 3. Mendorong keluarga untuk menemani klien
prosedur
3. Memahami perspektif klien 4. Mendorong klien untuk mengungkapkan perasaan,
terhadap situasi stress ketakutan, persepsi
7. Menginstruksikan pasien
menggunakan teknik relaksas
E : Cemas berkurang
BAB IV
KESIMPULAN
Tumor tulang / incoplasma adalah pertumbuhan jaringan baru yang terus menerus
secara cepat dan pertimbangannya tidak terkendali. Tumor / incoplasma dapat berasal dari
dalam tulang juga timbul dari jaringan atau dari sel- sel kartilago yang berhubungan dengan
epiphipisis atau dari unsur-unsur pembentuk darah yang terdapat pada sumsum tulang.
Berdasarkan asuhan keperawatan yang dilakukan pada pasien dengan Tumor Tulang
Pengkajian pada pasien mengeluh nyeri pada paha yang bengkak di sebelah kanan, pasien
juga mengeluh sulit untuk berjalan dan sulit untuk menggerakkan kaki yang bengkak, serta
pasien juag mengeluh cemas dengan kondisinya saat ini. Berdasarkan hasil pengkajian pada
pasien didapatkan 3 diagnosa yang ditemukan diantaranya yaitu nyeri akut berhubungan
dengan agen cidera biologis, gangguan mobilitas fisik berhubungan dengan gangguan
muskuloskletal, dan Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status kesehatan.
DAFTAR PUSTAKA