Anda di halaman 1dari 16

Metrorhagia

SokhibNurisnaini (10520002)
Risa YulianieUtami (10520006)
DwiSetyo Widodo (10520011)
AnggiaDwiMeigina (10520019)
HadiNurfadilah (10520023)
Yeni Herawati (10520024)
Indri Nur Fauziah (10520031)
MochammadZianRasyad (10520033)
Definisi Metrorhagia
Metrorhagia juga dikenal sebagai perdarahan uterus disfungsional adalah masalah yang
biasanya di derita oleh seorang wanita. Metrorrhagia adalah keadaan umum, terutama untuk beberapa
tahun pertama menstruasi (pubertas metrorrhagia).Hal ini juga diamati dengan pasien yang dekat
dengan fase menopause mereka. Pada dasarnya, kondisi ini ditandai dengan episode perdarahan
(terutama bercak namun dapat menyebabkan pendarahan parah) di luar fase menstruasi.(Siswoyo,
2014)
Dengan demikian, episode perdarahan digambarkan sebagai tidak teratur dalam jumlah dan
pola. Mengingat siklus menstruasi normal wanita, fase menstruasi yang\(umumnya dikenal sebagai
menstruasi) harus rata-rata 4 hari dan harus terjadi pada bulan depan nanti. Untuk mempermudah,
metrorrhagia adalah di antara bercak vagina dalam menstruasi bulanan, ancaman kesehatan dianggap
mungkin dan tidak boleh dianggap enteng.
Etiologi Metrorhagia
Tidak semua penyebab menorrhagia dapat diidentifikasi. Meski demikian, ada beberapa
kondisi yang umumnya menjadi pemicu terjadinya menorrhagia, yaitu:
1. Ketidakseimbangan hormon, misalnya akibat sindrom ovarium polikistik,
obesitas, hipotiroidisme, dan resistensi insulin.
2. Gangguan atau pertumbuhan jaringan pada rahim, seperti radang panggul, miom (fibroid
rahim), endometriosis, adenomyosis, polip rahim,
3. Gangguan pada ovarium, sehingga menyebabkan proses ovulasi tidak terjadi sebagaimana
mestinya.
4. Kelainan genetik, terutama yang mempengaruhi proses pembekuan darah, misalnya penyakit
von Willebrand.
5. Efek samping obat, seperti obat antiradang, obat hormon, antikoagulan, obat yang digunakan
pada kemoterapi, serta suplemen herbal yang mengandung gingseng, ginkgo biloba, dan
kedelai.
6. Alat kontrasepsi, seperti pil KB dan IUD (KB spiral).
7. Kanker, seperti kanker rahim atau serviks.
Patofisiologi Metrorhagia
Secara garis besar, kondisi di atas dapat terjadi pada siklus ovulasi (pengeluaran sel
telur/ovum dari indung telur), tanpa ovulasi maupun keadaan lain, misalnya pada wanita
premenapause (folikel persistem).Sekitar 90% perdarahan uterus difungsional (perdarahan rahim)
terjadi tanpa ovulasi (anovulation) dan 10% terjadi siklus ovulasi.
1. Pada siklus ovulasi
Perdarahan rahim yang bisa terjadi pada pertengahan menstruasi maupun bersamaan
dengan waktu menstruasi. Perdarahan ini terjadi karena rendahnya kadar hormon estrogen,
sementara hormon progesteron tetap terbentuk.
2. Pada siklus tanpa ovulasi (anovulation)
Perdarahan rahim yang sering terjadi pada masa pre-menopause dan masa reproduksi. Hal
ini karena tidak terjadi ovulasi, sehingga kadar hormon estrogen berlebihan sedangkan hormon
progesteron rendah. Akibatnya dinding rahim mengalami penebalan berlebihan tanpa diikuti
penyangga (kaya pembuluh darah dan kelenjar) yang memadai. Kondisi inilah penyebab
terjadinya perdarahan rahim karena dinding rahim yang rapuh.
Tanda dan Gejala

1 2 3

Menstruasi tak teratur Amenorea Nyeri

4 5

Tegang pada payudara Cepat emosi


Asuhan Keperawatan
Metrorhagia
Pengkajian Keperawatan
1. Identitas klien
Umur : biasanya terjadi pada usia tua (30 tahun ke atas)
2. Riwayat kesehatan
a. Keluhan utama : Nyeri
b. Riwayat penyakit sekarang
1) Nyeri disertai keluarnya darah darah dari rahim yang tidak teratur.
2) Aktifitas istirahat Tekanan darah sistol menurun, denyut nadi meningkat (> 100
kali per menit).
3) Eliminasi Pcrubahan pada konsistensi; defekasi, peningkatan frekuensi
berkemih Urinalisis : peningkatan konsentrasi urine.
c. Riwayat penyakit dahulu Pasien-pasien dengan metrphargiea mungkin menceritakan riwayat
nyeri serupa yang timbul pada setiap siklus haid serta punya riwayat abortus
Pengkajian Keperawatan
3. Pemeriksaan fisik
Pengkajian juga dapat dilakukan pemeriksaan fisik mulai B1-B6
a. B1 (Breathing)
1) Pernapasan tidak teratur
2) Frekuensi mengalami peningkatan
b. B2 (Blood)
1) Denyut jantung mengalami peningkatan.
2) Tekanan darah Rendah (90/60 mmHg)
c. B3 (Brain)
1) Penurunan Konsentrasi
2) Pusing
3) Konjungtiva Anemia
d. B4 (Bladder) Warna kuning dan Volume 1,5 L/Hari
e. B4 (Bowel) Nyeri pada adomen Nafsu makan Menurun
f. B6 (Bone) Badan mudah capek Nyeri pada punggung
Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan

1. Defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan.

2. Nyeri berhubungan dengan kontraksi uterus.

3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan.


Intervensi Keperawatan

Defisit volume cairan berhubungan dengan perdarahan.


Tujuan : 1) Memiliki Hb dalam batas normal.
Kriteria hasil : 1) Memiliki asupan cairan yang adekuat

Intervensi Keperawatan
1. Manajemen elektrolit dengan meningkatkan keseimbangan elektrolit dan mencegah komplikasi.
2. Pemantauan cairan dengan mengumpulkan dan menganalisis data px untuk mengatur
keseimbangan elektrolit.
3. Manajemen nutrisi dengan membantu dan menyediakan asupan makanan dan cairan dalam diet
seimbang.
Intervensi Keperawatan

Nyeri berhubungan dengan peningkatan kontraksi uterus.


Tujuan : 1) Nyeri dapat diadaptasi oleh pasien
Kriteria hasil : 2) Skala nyeri 0-1 dan Pasien tampak rileks

Intervensi Keperawatan
1. Beri lingkungan tenang dan kurangi rangsangan penuh stress
2. Kolaborasi dengan dokter dalam pemberian analgesic
3. Ajarkan strategi relaksasi (misalnya nafas berirama lambat, nafas dalam, bimbingan imajinasi
4. Evaluasi dan dukung mekanisme koping px 5. Kompres hangat
Intervensi Keperawatan

Intoleran aktifitas berhubungan dengan anemia.


Tujuan : 1) Pasien dapat beraktivitas seperti semula.
Kriteria hasil : 2) Pasien dapat mengidentifikasi faktor – faktor yang memperberat dan
memperingan intoleran aktivitas dan Pasien mampu beraktivitas.

Intervensi Keperawatan
1. Beri lingkungan tenang dan perode istirahat tanpa gangguan, dorong istirahat sebelum makan
2. Tingkatkan aktivitas secara bertahap
3. Berikan bantuan sesuai kebutuhan
Implementasi keperawatan

Pelaksanaan keperawatan merupakan kegiatan yang dilakukan sesuai dengan rencana yang
telah ditetapkan. Selama pelaksanaan kegiatan dapat bersifat mandiri dan kolaboratif. Selama
melaksanakan kegiatan perlu diawasi dan dimonitor kemajuan kesehatan klien.
Evaluasi Keperawatan

Tahap penilaian atau evaluasi adalah perbandingan yang sistematik dan terencana tentang
kesehatan klien dengan tujuan yang telah ditetapkan dilakukan dengan cara berkesinambungan
dengan melibatkan klien dan tenaga kesehatan lainnya. Penilaian dalam keperawatan merupakan
kegiatan dalam melaksanakan rencana kegiatan klien secara optimal dan mengukur hasil dari
proses keperawatan. Penilaian keperawatan adalah mengukur keberhasilan dari rencana dan
pelaksanaan tindakan perawatan yang dilakukan dalam memenuhi kebutuhan klien. Evaluasi
dapat berupa : masalah teratasi dan masalah teratasi sebagian.
Kesimpulan

Metroragia adalah perdarahan dari vagina yang tidak berhubungan


dengan siklus haid. Perdarahan ovulatoir terjadi pada pertengahan
siklus sebagai suatu spotting dan dapat lebih diyakinkan dengan
pengukuran suhu basal tubuh. Penyebabnya adalah kelainan
organik (polip endometrium, karsinoma endometrium, karsinoma
serviks), kelainan fungsional dan penggunaan estrogen eksogen.
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai