Anda di halaman 1dari 29

GANGGUAN SISTEM REPRODUKSI PADA Ny”I”

UMUR 48 TAHUN DENGAN MIOM UTERI

DI RS ANUTAPURA

OLEH :

NUR INDAH

201902032

PROGRAM STUDI DIII KEBIDANAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN WIDYA NUSANTARA PALU

2021

TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Kesehatan Reproduksi

1. Definisi Kesehatan Reproduksi


Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan dimana organ reproduksi
terbebas dari penyakit atau gangguan selama proses reproduksi, ketika proses
reproduksi tercapai dalam situasi kesehatan fisik, mental, dan sosial yang
sempurna (Kemenkes RI, 2015).
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan dimana organ reproduksi
terbebas dari penyakit atau gangguan selama proses reproduksi, ketika proses
reproduksi tercapai dalam situasi kesehatan fisik, mental, dan sosial yang
sempurna (Kemenkes RI, 2015)
2. Gangguan SistemReproduksi

Gangguan reproduksi adalah kegagalan wanita dalam manajemen


kesehatan wanita (Manuaba, 2010)..
Gangguan pada sistem reproduksi adalah kegagalan wanita dalam
manajemen kesehatan reproduksi. Gangguan reproduksi disebabkan oleh
ketidakseimbangan hormon. Gangguan reproduksi yang biasa terjadi, misal
kista endometriosis yang banyak dialami wanita yang memiliki kadar FSH
dan LH tinggi (SMITH,2005).
Gangguan menstruasi dan siklusnya khususnya dalam masa
reproduksi dapat di golongkandalam:
a. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan padahaid:

1) Hipermenorea ataumenoragia

2) Hipomenorea

b. Kelainansiklus:

1) Polimenorea

2) Oligomenorea

3) Amenorea

c. Perdarahan di luarhaid:

Metroragia
d. Gangguan lain yang ada hubungannya denganhaid:

1) Premenstrual tension ( ketegangan prahaid)

2) Mastodinia

3) Mittelschmerz ( rasa nyeri padaovulasi)

4) Dismenorea

(Kustini & Oktaviani, 2015)

3. Menstruasi

a. DefinisiMenstruasi
Siklus menstruasi merupakan waktu sejak hari pertama menstruasi
sampai datangnya menstruasi periode berikutnya, sedangkan panjang
siklus menstruasimerupakan jarak antara tanggal mulainya menstruasi
yang lalu dan mulainya menstruasi berikutnya (Setiawati,2015).
Menstruasi merupakan proses alamiah yang terjadi pada setiap
perempuan sebagai tanda bahwa organ reproduksi sudah berfungsi
matang (husmiran, 2014).
Menstruasiatauhaidadalahperubahanfisiologisdalamtubuhwanita yang
terjadi secara berkala dan dipengaruhi oleh hormon reproduksi
(Dewi,2012).
b. Siklus Menstruasi

Siklus menstruasi pada wanita umumnya antara 24-30 hari.

Fase- fasenya terbagi menjadi empat antara lain (Dewi, 2012) :

1) Fasemenstruasi

Fase menstruasi adalah luruh dan dikeluarkannya dinding rahim


daritubuh.Halinidisebabkanberkurangnyakadarhormonseks.Hal ini
secara bertahap terjadi pada hari ke-1 sampai harike-7.

2) Fasepra-ovulasi

Fase pra-ovulasi adalah masa pembentukan dan pematangan ovum


dalam ovarium yang dipicu oleh peningkatan kadar estrogen dalam
tubuh. Hal ini terjadi secara bertahap pada hari ke-7 sampai harike-13.
3) Faseovulasi

Fase ovulasi adalah keluarnya ovum matang dari ovarium atau yang
biasa disebut masa subur. Bila siklusnya tepat waktu, maka akan
terjadi pada hari ke14 dari peristiwa menstruasi tersebut
4) Fasepasca-ovulasi

Fase pasca-ovulasi adalah masa kemunduran ovum bila tidak terjadi


fertilisasi. Pada tahap ini, terjadi kenaikan produksi progesteron
sehingga endometrium menjadi lebih tebal dan siap menerima embrio
untuk berkembang. Jika tidak terjadi fertilisasi, maka hormon seks
akan berulang menjadi menstruasi kembali.
c. GangguanMenstruasi

Gangguan menstruasi merupakan indikator penting dalam


kesehaatan fungsi sistem reproduksi karena berkaitan erat dengan tingkat
fertilitas, gangguan gangguan proses menstruasi seperti lamanya siklus
menstruasi dapat menimbulkan resiko penyakit kronis (kusmera,2014).
Gangguan haid dan siklusnya dalam massa reproduksidigolongkan:
1) Kelainan siklusmenstruasi

a) Amenorrhea

Amenorrhea adalah tidak adanya menstruasi. Kategori


amenorrhea primer jika wanita di usia 16 tahun belum mengalami
menstruasi, sedangkan amenorrhea sekunder adalah yang terjadi
setelah menstruasi. Secara klinis, kriteria amenorrhea adalah tidak
adanya menstruasi selama enam bulan atau selama tiga kali tidak
menstruasi sepanjang siklus menstruasisebelumnya.

Berdasarkan penelitian, amenorrhea adalah apabila tidak ada


menstruasi dalam rentang 90 hari. Amenorrhea sering terjadi
pada wanita yang sedang menyusui, tergantung frekuensi
menyusui dan status mutrisi dari wanita tersebut (Kusmiran,
2016).

b) Oligomenorrhea
Oligomenorrhea adalah tidak adanya menstruasi untuk jarak
interval yang pendek atau tidak normalnya jarak waktu
menstruasi yaitu jarak siklus menstruasi 35-90 hari
(Kusmiran,2016)
c) Polymenorrhea

Polymenorrhea adalah sering menstruasi yaitu jara siklus


menstruasi yang pendek kurang dari 21-hari.
Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada
menstruasi Gangguan perdarahan terbagi menjadi tiga, yaitu perdarahan
yang berlebihan/banyak, perdarahan yang panjang, dan perdarahan yang
sering. Terminologi mengenai jumlah perdarahan meliputi : pola aktual
perdarahan, fungsi ovarium, dan kondisi patologis. Abnormal Uterin
Bleeding (AUB) adalah keadaan yang menyebabkan gangguan
perdarahan menstruasi (Kusmiran, 2016). Secara umum terdiri dari:
a) Menorrahgia, yaitu kondisi perdarahan yang terjadi reguler dalam
interval yang normal, durasi dan aliran darah lebih banyak.
b) Metrorraghia, yaitu kondisi perdarahan dalam interval irreguler,
durasi dan aliran darahberlebihan/banyak.
c) Polymenorrhea, yaitu kondisi perdarahan dalam interval kurang
dari 21hari.
Gangguan lain yang berhubungan dengan menstruasi

a) Premenstruasi Syndrome(PMS)
atau gejala premenstruasi, dapat menyertai sebelum dan saat
menstruasi, seperti perasaan malas bergerak, badan menjadi lemas,
serta mudah lelah. Nafsu makan meningkat dan suka makan
makanan yang rasanya asam. Emosi menjadi labil. Biasanya wanita
mudah marah, sensitif, dan perasaan negatif lainnya. Saat PMS,
gejala yang sering timbul adalah mengalami kram perut, nyeri
kepala,pingsan,beratbadanbertambahkarenatubuhmenyimpanairdala
mjumlah yang banyak serta pinggang terasa pegal(Kusmiran,2016).
b) Dysmenorrhea

Pada saat menstruasi, wanita kadang mengalami nyeri. Sifat


dan tingkat rasa nyeri bervariasi, mulai dari ringan hingga yang
berat. Kondisi tersebut dinamakan Dysmenorrhea, yaitu keadaan
nyeri yang hebat dan dapat mengganggu aktivitas sehari-hari.
Dysmenorrhea merupakan suatu fenomena simptomatik meliputi
nyeri abdomen, kram, dan sakit punggung. Gejala
gastrointestinal seperti mual dan diare dapat terjadi sebagai
gejala menstruasi (Kusmiran,2016).
4. Menoragia

a. Definisi
Menurut Proverawati dan Siti (2009), menoragia adalah
perdarahan menstruasi yang banyak dan lebih lama dari normal,
yaitu lebih dari 8 hari dan ganti pembalut 5 – 6 kali per hari.
Menoragia merupakan pengeluaran darah haid yang terlalu
banyak pada siklus teratur (Dewi, 2012).
Menurut Anwar, dkk (2011), Menoragia adalah
perdarahan lebih dari 80 ml atau ganti pembalut lebih dari
6 kali per hari dengan siklus yang normal teratur, jumlah
darahKelainan banyaknya yaitu ganti tela/pembalut lebih dari
6 x/hari. Atau kelainan lamanya yaitu lebih dari 6 hari (Kustini
& Oktaviani, 2015).
b. Etiologi

Menoragia menurut Dewi (2012), dikelompokkan dalam 3


kategori yaitu :
1) Gangguanpembekuan

Peluruhan saat haid bersifat self limited karena haid


berlangsung secara simultan diseluruh endometrium serta
jaringan endometrium yang terbentuk oleh estrogen dan
progesteron normal yang bersifat stabil. Estrogen
breakthrough bleeding menyebabkan lapisan endometrium
menjadi semakin menebal namun akhirnya runtuh karena
kurang sempurnanya struktur endometrium karena tidak
sebandingnya jumlah progesteron yang ada dibanding jumlah
estrogen.

2) Gangguan dalam organ dalampelvis

Menoragia biasanya berhubungan dengan fibroid pada


uterus, adenommiosis, infeksi pelvis, polips endometrial, dan
adanya benda asing seperti IUD.Wanita dengan perdarahan
haid melebihi 200 cc, 50% mengalami fibroid. Sedangkan
40% pasien dengan adenomiosis mengalami perdarahan haid
melebihi 800cc.
Menoragia pada retrofleksi disebabkan karena
bendungan pada vena uterus sedangkan pada mioma uteri,
Menoragia disebabkan oleh kontraksi otot yang kurang kuat,
permukaan Endometrium yang luas dan bendungan vena
uterus.
3) Gangguan medislainnya
4) Gangguan medis lainnya yang dapatmenyebabkan
menoragiadiantaranya Hipotiroid. Patofisisologi terjadinya
belum diketahui dengan pasti. Dapat juga
terjadipada hipertensi, dekompensasi kordis dan infeksi dimana
dapat menurunkan kualitas pembuluh darah.Menoragia dapat
terjadi pada orang Asthenia dan yang baru sembuh dari
penyakit berat karena menyebabkan kualitas Miometrium
yang tidakbaik.
c. Patofisiologi

Pengetahuan tentang fungsi haid yang normal adalah sangat


penting dalam memahami etiologi dari menoragia. Empat fase
merupakan siklus menstruasi, follicular, luteal, implantasi, dan
menstruasi. Menanggapi Gonadotropin - Releasing Hormone (GnRH)
dari Hypothalamus, kelenjar hipofisis mensintesis yang mendorong
ovarium untuk menghasilkan estrogen dan progesteron. Selama fase
folikuler, hasil stimulasi estrogen dalam peningkatan ketebalan
endometrium. Ini juga dikenal sebagai fase proliferatif. Fase luteal
rumit terlibat dalam proses ovulasi. Selama fase ini, juga dikenal
sebagai fase sekretori, progesteron menyebabkan pematangan
endometrium. Jika pembuahan terjadi, fase implantasi dipertahankan.
Tanpa pemupukan, estrogen dan progesteron dalam hasil penarikan
menstruasi (Manuaba,2010).
d. Tanda dangejala

Tanda dan Gejala Menurut Manuaba (2010), tanda dan gejala


Menoragia antara lain :
1) Masa menstruasi lebih dari 8hari.

2) Aliran menstruasi yang terus-menerus selama beberapajam.

3) Membutuhkan pembalut wanita secaraberlapis.

4) Membutuhkan penggantian pembalut pada tengahmalam.

5) Mengganti pembalut lebih dari 6 kali perhari.


6) Pendarahan berat hingga mengganggu aktivitassehari-hari.

7) Siklus menstruasi tetap /teratur.

8) Merasa lemas danpusing

9) Nyeri terus menerus pada perut bagian bawah selama masa


menstruasi.
10) Keletihan, kelelahan dan nafas pendek - pendek (mirip gejala
anemia).
11) Terdapat gumpalan darah dalam jumlah tidak sedikit dan
perdarahan pervaginam lebih dari 80ml/hari.
12)Conjungtivapucat.

13)Terdapat adanya masa dalam ovarium dan uterus, sert


adanya nyeri
14)Kenaikan tekanandarah

e. Penanganan

Menurut Dewi (2012), ada beberapa penanggulangan untuk


menoragia antara lain :
1) Perbanyak asupan cairan untuk menghindari dehidrasi. Kekurangan
cairan akan membuat nyerinya semakin terasa. Usahakan untuk
meminum air hangat, untuk meningkatkan aliran darah ke
daerahpanggul.
2) Perbanyak mengkonsumsi banyak sayuran hijau karena bisa
membantu menambah darah dan tinggi protein untuk pertumbuhan
jaringan.
3) Tempatkan handuk dingin disekitar perut bagianbawah.

4) Meminum obat asam efenamat untuk meredahkan rasa nyeri dan


Tablet Fe untuk menagaasi anemia sesuai anjurandokter.
5) Meminum teh beraroma mint, lebih baik dalam keadaanhangat.

6) Melakukan peregangan pada pagi hari, dapat melancarkan


peredaran darah dan sekaligus mengurangi rasanyeri.
7) Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk menegakkandiagnosis

8) KIE agar melanjutkan pemeriksaan ke dokterobgyn.


f. Komplikasi

Sebagai akibat dari perdarahan lama dan banyak, maka


komplikasi yang sering terjadi yaitu Anemia (Datta dkk., 2010).
5. Anemia

a. DefinisiAnemia

Anemia merupakan keadaan menurunnya kadar hemoglobin hemotokrit


dan jumlah sel darah merah di bawah nilai normal yang dipatok untuk
perorangan (Arisman, 2014). Defisiensi Fe merupakan salah satu penyebab
anemia, tetapi bukanlah satu-satunya penyebab anemia (Ani, 2016).
b. Klasifikasianemia

Menurut Prawirohardjo (2009), macam-macam anemia adalah sebagai


berikut:
1) Anemia defisiensibesi

adalah anemia yang disebabkan oleh kurangnya mineral fe.


Kekurangan ini dapat disebabkan karena kurang masuknya unsur
besi dengan makanan, karena gangguan absorbsi atau terpantau
banyaknya besi keluar dari tubuh, misalnya pada pendarahan.
2)Anemia megaloblastik adal
2) Anemiamegaloblastic

adalah anemia yang disebabkan oleh defisiensi asam folat, jarang


sekali karena defisiensi vitamin B12, anemia ini seringditemukan
pada wanita yang jarang mengonsumsi sayuran hijau segar atau
makanan dengan protein hewanitinggi.
3) Anemiahemolitik

adalah anemia yang disebabkan karena penghancuran sel darah


merah berlangsung lebih cepat dari pembuatannya.
4) Anemia hipoplastik danaplastik

adalah anemia yang disebabkan karena sumsum tulang


belakang kurang mampu membuat sel-sel darah yang baru
(Prawirohardjo, 2009). Pada sepertiga kasus anemia dipicu oleh
obat atau zat kimia lain, infeksi, radiasi, leukimia dan gangguan
imunologis.
Tabel 1. Klasifikasi Anemia menurut Kelompok Umur

Populasi Non Anemia (gr/dL)


Anemia
Ringan Sedang Berat
(g/dL
Anak 12-14 tahun 12 11,0 –11,9 8,0 – 10,9 < 8,0
Perempuan tidak 12 11,0 – 11,9 8,0 – 10,9 < 8,0

hamil (≥ 15 tahun)
Sumber : WHO, 2011

B. Konsep Dasar AsuhanKebidanan

1. Definisi AsuhanKebidanan

Asuhan kebidanan merupakan proses penyelesaian masalah.


Asuhan yang dilakukan bidan harus lebih kritis untuk mengantisipasi
diagnosis/masalah potensial. Bidan harus segera bertindak untuk
menyelesaikan masalah tertentu dan mungkin juga melakukan kolaborasi
(Novianti,2017).
2. Pendokumentasian 7 LangkahVarney

Menurut Novianti (2017) pendokumentasian 7 langkah varney terdiri atas :

a. Langkah I : Pengumpulan DataDasar

Pada langkah pertama ini dilakukan pengumpulan semua informasi


yang akurat dari semua yang berkaitan dengan kondisi klien, untuk
memperoleh data dapat dilakukan dengan cara anamnese, pemeriksaan
fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan tanda tanda vital
(TTV), pemeriksaan khusus dan pemeriksaan penunjang. Langkah ini
merupakan langkah awal yang akan menuntukan langkah berikutnya,
sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang dihadapi akan
menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap
selanjutnya, sehingga dalam pendekatan harus yang komprehensif
meliputi data subjektif, data objektif, dan hasil pemeriksaan sehingga
dapat menggambarkan kondisi atau masalah klien yangsebenarnya.
b. Langkah II : Interpretasi DataDasar
c. Pada langkah ini dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis atau
masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang benar atas data
dasar yang telah dikumpulkan. Data dasar yang telah dikumpulkan
diinterpretasikan sehingga dapat merumuskan diagnosa atau masalah spesifik,
rumusan diagnosa dan masalah keduanya digunakan karena masalah tidak
dapat didefinisikan seperti diagnosa tetapi tetap membutuhkan penanganan.
Masalah sering berkaitan dengan hasil pengkajian.
d. Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosis / MasalahPotensial

Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosis


potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang
sudah diidentifikasi, langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengawasi klien, bidan
diharapkan bersiap-siap bila diagnosis atau masalah potensial ini benar-
benarterjadi.
e. Langkah III : Mengidentifikasi Diagnosis / MasalahPotensial

Pada langkah ini bidan mengidentifikasi masalah atau diagnosis


potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosis yang
sudah diidentifikasi, langkah ini membutuhkan antisipasi, bila
memungkinkan dilakukan pencegahan sambil mengawasi klien, bidan
diharapkan bersiap-siap bila diagnosis atau masalah potensial ini benar-
benarterjadi.
f. Langkah IV : Mengidentifikasi Dan Menetapkan Kebutuhan Yang
Memerlukan Penanganan Segera DanKolaborasi
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
untuk dikonsultasikan atau ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain yang sesuai dengan kondisi klien.
g. Langkah V : Merencanakan Asuhan YangMenyeluruh

Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa saja


yang sudah teridentifikasi dari kondisi atau masalah klien, tapi juga
dari kerangka pedoman antisipasi terhadap klien tersebut, apakah
kebutuhan perlu konseling, penyuluhan dan apakah pasien perlu
dirujuk karena ada masalah – masalah yang berkaitan dengan masalah
kesehatanlain,padalangkahinitugasbidanadalahmerumuskanrencana
asuhanyangsesuaidenganhasilpembahasanrencanabersamakliendan
keluarga, kemudian membuat kesepakatan bersama sebelum
melaksanakannya.
h. Langkah VI : MelaksanakanPerencanaan

Pada langkah ini rencana asuhan yang menyeluruh yang telah


dapatdilaksanakansecaraefisiendanaman,pelaksaaninibisadilakukan
seluruhnya oleh bidan atau dokter atau tim kesehatanlain.

i. Langkah VII :Evaluasi

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang


sudah diberikan meliputih pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah
benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan diagnosa atau masalah.
3. Metode PendokumentasianSOAP

SOAP merupakan catatan yang bersifat sederhana, jelas, logis dan


tertulis. SOAP dipakai dalam pendokumentasian karena metode SOAP
merupakan kemajuan informasi yang sistematis mengorganisir penemuan
dan kesimpulan dalam rencana asuhan, metode SOAP dapat tujuannya
penyaring inti dari proses penatalaksanaan kebidanan dalam tujuannya
penyediaan dan pendokumentasian asuhan kebidanan dalam tujuannya
asuhan dengan SOAP dapat membantu bidan dalam mengorganisir
pikiran dan asuhan yangmenyeluruh.
a. Subjektif

Menggambarkan pendokumentasian pengumpulan data klien


melalu anamnesa, tanda gejala subyektif yang diperoleh dari hasil
bertanya pada klien, suami atau keluarga (identitas umum, keluhan,
riwayat, menarche, riwayat perkawinan, riwayat kehamilan, riwayat
persalinan, riwayat KB, riwayat penyakit keluarga, riwayat penyakit
keturunan, riwayat psikososial, pola hidup). Catatan ini berhubungan
dengan masalah sudut pandang klien. Ekspresi klien mengenai
kekhawatiran dan keluhannya dicatat sebagai kutipan langsung atau
ringkasan yang berhubungan dengandiagnosa.
b. Objektif

Menggambarkan pendokumentasian hasil analisa dana fisik klien,


hasil laboratorium dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data
fokusuntukmendukungassesment.Tandagejalaobjektifyangdiperoleh
dari hasil pemeriksaan (keadaan umum, vital sign, fisik, pemeriksaan
dalam, laboratoriumdan pemeriksaan penunjang, pemeriksaan dengan
inspeksi,palpasi,auskultasi
c. Assesment

Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data informasi


subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau disimpulkan. Karena
keadaan klien terus berubah dan selalu ada informasi baru baik
subjektif maupun objektif, maka proses pengkajian adalah suatu proses
yangdinamik.
d. Planning

Menggambarkan pendokumentasian dari perencana dan evaluasi


berdasarkan assesment. Untuk perencanaan, implementasi dan evaluasi
dimasukkan dalam planning (Wahyuni, 2016).
.
ASUHAN KEBIDANAN PADA GANGGUAN SALURAN REPRODUKSI
Ny. I UMUR 48 TAHUN DENGAN MIOMA UTERI
DI RS.ANUTAPURA PALU

Tempat Praktek: RS.ANUTAPURA PALU Nama Mahasiswa:HARTINA

Tanggal Masuk : 17-07-2021 Tingkat/ Semester :II/IV

Pukul : 13.00 WITA

No register :373756

I.              PENGUMPULAN DATA DASAR (PENGKAJIAN)

Data Subyektif

a. Identitas/ Biodata

Nama Klien : Ny”I”

Umur : 48 tahun

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT

Suku/ Bangsa : Kaili/Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jln.sungai bongka

b. Keluhan yang dirasakan:

1) Ibu mengatakan pusing,lemas,dan sesak

2) Ibu mengatakan anus tersa sakit dan saat kencing terasa sakit

3) Ibu mengatakan ada pembengkakan pada perut

4) Ibu mengatakan ada pembengkakan pada kaki bagian kiri

c. Pola Makan

1. Makan Sehari-hari :
2. Perubahan Makan : tidak ada

3. Frekuensi : 3 kali/hari

4. Jenis : nasi, lauk, sayur air putih, susu, jus

5. Porsi : 1 piring, 1 gelas

d. Pola Eliminasi

BAB BAK

Frekuensi : 1 kali/ hari ± 4_5 kali/hari

Konsistensi : lunak cair

Bau : khas khas

Warna : kuning kecoklatan kuning jernih

Keluhan : tidak ada tidak ada

e. Aktifitas Sehari-hari

1. Pekerjaan sehari hari : URT

2. Seksual : 3x seminggu

3. Kontrasepsi : tidak pernah ber kb

f. Riwayat Kesehatan

Riwayat Menstruasi :

1. Menarche :13 Tahun

2. Konsistensi : cair

3. Siklus : 30 hari

4. Teratur : ya

5. Lama : 7 hari

6. Jumlah :± 100 cc

7. Warna : Merah kecoklatan.

8. Dismenore : ada
g. Perilaku kesehatan
1. Penggunaan Alkohol : Tidak Ada
2. Obat-obatan : Tidak Ada
3. Merokok dan Makan sirih :Tidak Ada
4. Irigasi Vagina / Ganti pakaian dalam :sewaktu BAK dan BAB/ 2x sehari

h. Riwayat Sosial
1. Status pernikahan : menikah lama : 3 tahun
2. Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami
3. Susunan Keluarga yang tinggal serumah;
No Jenis Umur Hubungan Pendidika Pekerjaan Keterangan
kelamin Keluarga n
1 ♂ 48 Suami SMP wiraswasta Ada
2 ♀ 52 Istri Smp IRT Ada
3
4
5
6

II. Data Objektif


a. Keadaan Umum : sedang
b. Kesadaran : Composmentis
c. Emosional : Stabil
d. TTV:
 TD : 120/100mmHg
 N : 88x/i
 R : 20 x/i
 S : 36,5’c
e. Pemeriksaan secara sistemik :
1. Kepala : bentuk mesochepal, tidak ada masa, tidak ada benjolan, tidak

ada nyeri tekan, kulit kepala bersih.

2. Rambut : bersih, tidak berketombe, warna hitam.

3. Wajah : bentuk oval, tidak ada bekas luka, tidak oedema,

tidak ada cloasma.


4. Telinga : simetris, ada lubang telinga, ada gendang telinga, tidak

ada serumen atau sekret, reflek pendengaran baik.

5. Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak

ada infeksi, penglihatan baik.

6. Hidung : simetris, bentuk hidung biasa, tidak ada polip, tidak ada secret.

7. Mulut : simetris, tidak ada sariawan, bibir tidak pecah-pecah,

gigi bersih dan tidak terjadi caries, gusi tidak bengkak, tidak

ada pembekakan kelenjar tonsil, tidak ada tanda infeksi pada

tenggorokan.

8. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar parotis, tiroit, getah

bening dan vena jugularis.

9. Dada : dada simetris, terdapat payudara, tidak terdengar mengi

saat bernafas, denyut jantung teratur, tidak tredapat retraksi

dinding dada.

10. Mamae : simetris, puting susu mulai tampak (menonjol), tidak

ada cekungan, masa, benjolan pada payudara, tidak terjadi

hiperpigmentasi.

11. Abdomen : tidak ada bekas operasi, tidak ada masa.

12. Genetalia :adanya pengeluaran haid, warna kemerahan dan tidak ada

m,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,kelainan anatomis genetalis.

13. Anus : tidak ada hemoroid, ada lubang anus, anus bersih

14. Ekstermitas

 Atas : simetris, kuku tidak anemis, jari lengkap, tidak ada

kelainan, reflek patela baik.

 Bawah : simetris, kuku tidak anemis, jari lengkap, tidak ada


kelainan, reflek patela baik. Terdapat odem
II. ANALISA MASALAH/INTERPRETASI DATA DASAR

Diagnosa: Ny.i umur 48 tahun dengan mioma uteri

a. Data dasar:

DS:

- ibu mengatakan pusing,lemas, dan sesak

- ibu mengatakan anus terasa sakit dan saat kencing terasa sakit

- ibu mengatakan ada pembengkakan bagian perut

- ibu mengatakan ada pembengakkan pada kaki bagian kiri

DO:

- Keadaan Umum : Sedang

- Kesadaran : Composmentis

- TTV:

 TD : 120/100mmHg
 nadi : 88x/i
 R : 20x/i
 S : 36,5’c

1. Masalah:
- Ibu mengatakan pusing,lemas, dan sesak

- Ibu mengatakan anus terasa sakit dan saat kencing terasa sakit

- Ibu mengatakan ada pembengkakan bagian perut

- Ibu mengatakan ada pembengakkan pada kaki bagian kiri

Data dasar:

DS : - Ny. i mengatakan merasa pusing dan mudah lelah


DO: - Ny. i terlihat tidak fokus dan sedikit lemas

III. Diagnosa potensial/Masalah potensial

Tidak Ada

IV. TINDAKAN SEGERA/Kolaborasi

Rujuk

V. PERENCANAAN Tanggal : 21-07-2021 Pukul : 14.30WITA

1. Beritahu Ny.i hasil pemeriksaan Tensi dan Ku

Tujuan: Agar klien tahu tentang keaadannya

2. Melakukan kolaborasi dalam melakukan injeksi Dexamethasone 1 ampul/8 jam

dan cetotaxime 1 gram/12 jam

Tujuan: Agar klien merasa tenang dan tidak cemas dengan keadaannya

3. Melakukan pemasangan kantong darah karna hb ibu rendah (4gram /dl )

Tujuan: untuk menstabilkan HB ibu, karena HB ibu rendah

4. Mengganti cairan Nacl 24 tetes/permenit pada Ny.i

Tujuan: untuk memenuhi kebutuhan ibu

5. Mengganti cairan Nacl dengan cairan Dextrose 20 tetes/menit

Tujuan: untuk memenuhi kadar gula rendah pada ibu

6. Melakukan pemantauan cairan infus

Tujuan: agar cairannya berjalan lancar dan tidak berhenti

7. Memberikan HE tentang personal hygiene

Tujuan: agar kebersihan daerah kewanitaan ibu terjaga

8. Menganjurkan ibu tidur siang karena sangat diperlukan untuk memulihkan tenaga

ibu

Tujuan: agar memulihkan tenaga ibu yang hilang

9. Melakukan dokumentasi tindakan yang telah dilakukan dalam bentuk SOAP


Tujuan: sebagai pertanggung jawaban

VI. PELAKSANAAN

Tanggal : 21-07-2021 Pukul : 14.40 WITA

1. Memberitahu klien bahwa pemeriksaan sudah dilakukan dan keadaan klien baik

Keadaan umum : sedang

Kesadaran : composmentis

Tanda vital :

TD :120/100mmHg

R : 20x/menit

BB : 50 kg

Suhu :36,5ºC

Nadi : 88x/menit

TB : 160 cm

2. Melakukan kolaborasi dalam melakukan injeksi Dexamethasone 1 ampul/8 jam dan

cetotaxime 1 gram/12 jam. Injeksi Dexamethasone obat untuk mengatasi peradangan,

sedangkan cefotaxime untuk antibiotik

3. Melakukan pemasangan kantong darah, karena HB ibu turun yaitu 4gr% maka

dilakukan pemasangan kantong darah agar HB ibu meningkat.

4. Telah dilakukan Mengganti cairan Nacl 24 tetes/permenit pada Ny.i

5. Mengganti cairan Nacl dengan cairan Dextrose 20 tetes/menit, karena HB ibu turun

maka digantikan denganDextrose untuk meningkatkan glukosa pada ibu

6. Melakukan pemantauan cairan infus ibu agar cairannya tidak macet

7. Telah dilakukan memberikan HE tentang personal hygiene

8. Ibu akan tidur siang


9. Mendokumentasikan semua tindakan yang sudah di lakukan pada SOAP

VII. EVALUASITanggal : 21-07-2021 Pukul : 15.45 WITA

1. Sudah dilakukan pemeriksaan dan Ny.i mengerti dengan hasil pemeriksaan bahwa

keadaannya baik

2. Telah dilakukan kolaborasi untuk melakukan injeksi

3. Telah dilakukan pemasangan kantong darah

4. Telah dilakukan mengganti kantong darah dengan Nacl sebanyak 24 tetes/menit

5. Telah dilakukan penggantian cairan Nacl dengan dextrose

6. Telah dilakukan pemantauan cairan infus

7. Telah dilakukan pemberian Health Education

8. Ibu sudah mengeti dan akan di infus

9. Telah dilakukan pendokumentasian SOAP


ASUHAN KEBIDANAN PADA KESEHATAN REPRODUKSI
Ny.i UMUR 48 TAHUN DENGAN MIOMA UTERI
DI RUMAH SAKIT ANUTAPURA PALU

Tempat Praktek: RS. ANUTAPURA PALU Nama Mahasiswa:hartina

Tanggal Masuk : 17-07-2021Tingkat/ Semester : IV

A. Identitas/ Biodata

Nama Klien : Ny”i”

Umur : 48tahun

Pendidikan : SMP

Pekerjaan : IRT

Suku/ Bangsa : kaili /Indonesia

Agama : Islam

Alamat : Jln.sungai bongka

S (DATA SUBJEKTIF)

1)ibu mengatakan pusing,lemas,dan sesak

2) ibu mengatakan anus terasa sakit dan saat kencing terasa sakit

3) Ibu mengatakan ada pembengkakan bagian perut

4)ibu mengatakan ada pembengakkan pada kaki bagian kiri

O (Objektif)

- Keadaan Umum : Sedang


- Kesadaran: Composmentis,
- Emosional : Stabil
- TTV:
 TD : 120/80mmHg
 Pols : 82x/i
 Pernafasan :20x/i
 Suhu : 36,7’c

b. Pemeriksaan secara sistemik :


1. Kepala : bentuk mesochepal, tidak ada masa, tidak ada benjolan, tidak

ada nyeri tekan, kulit kepala bersih.

2. Rambut : bersih, tidak berketombe, warna hitam.

3. Wajah : bentuk oval, tidak ada bekas luka, tidak oedema,

tidak ada cloasma.

4. Telinga : simetris, ada lubang telinga, ada gendang telinga, tidak

ada serumen atau sekret, reflek pendengaran baik.

5. Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sklera putih, tidak

ada infeksi, penglihatan baik.

6. Hidung : simetris, bentuk hidung biasa, tidak ada polip, tidak ada secret.

7. Mulut : simetris, tidak ada sariawan, bibir tidak pecah-pecah,

gigi bersih dan tidak terjadi caries, gusi tidak bengkak, tidak

ada pembekakan kelenjar tonsil, tidak ada tanda infeksi pada

tenggorokan.

8. Leher : tidak ada pembengkakan kelenjar parotis, tiroit, getah

bening dan vena jugularis.

9. Dada : dada simetris, terdapat payudara, tidak terdengar mengi

saat bernafas, denyut jantung teratur, tidak tredapat retraksi

dinding dada.

10. Mamae : simetris, puting susu mulai tampak (menonjol), tidak


ada cekungan, masa, benjolan pada payudara, tidak terjadi

hiperpigmentasi.

11. Abdomen : tidak ada bekas operasi, tidak ada masa.

12. Genetalia :adanya pengeluaran haid, warna kemerahan dan tidak ada

m,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,kelainan anatomis genetalis.

13. Anus : tidak ada hemoroid, ada lubang anus, anus bersih

14. Ekstermitas

 Atas : simetris, kuku tidak anemis, jari lengkap, tidak ada

kelainan, reflek patela baik.

 Bawah : simetris, kuku tidak anemis, jari lengkap, tidak ada

kelainan, reflek patela baik. Ada odem

A (Assastment)

Ny.i umur 48 tahun dengan miom uteri

(P)Planning

Tanggal/Jam: 21-07-2021 jam : 16:30


1. Melakukan pemeriksaan TTV pada ibu

TD : 120/90 mmHg

N : 82x/i

R : 20x/i

S : 36,7 c

Evaluasi : ibu mengetahui hasil pemeriksaan TTV

2. Melakukan kolaborasi memberikan therapy oral asam mefenamat pada jam

07.00 2x1

Evaluasi : ibu sudah meminum obat asam mefenamat setelah 15 menit

setelah makan
3. Melakukan kolaborasi memberikan therapy injeksi ranitidine pada ibu jam

07.30

Evaluasi : injeksi ranitidine telah diberikan 30 menit dengan harapan

mengurangi nyeri ulu hati. Setelah 30 menit ibu merasa tidak nyeri uluh hati

4. Memasang tranfusi darah 350 cc

Evalusi : sementara transfusi darah dengan 20 tetes

5. Menganjurkan kepada ibu untuk istirahat yang cukup agar memulihkan

tenaganya

Evaluasi : ibu bersedia untuk istirahat yang cukup

Anda mungkin juga menyukai