Anda di halaman 1dari 15

BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Siklus Menstruasi

1. Pengertian

Siklus haid atau menstruasi adalah proses pelepasan dinding Rahim

yang disertai dengan pendarahan yang terjadi secara berulang setiap bulan,

kecuali pada saat terjadi kehamilan. Hari pertama terjadinya haid dihitung

sebagai awal setiap siklus haid (hari ke-1). Haid akan terjadi 3-7 hari. Hari

terakhir haid adalah waktu berakhir sebelum mulai siklus haid berikutnya.

Rata-rata perempuan mengalami siklus haid selama 21-40 hari. Hanya sekitar

15 persen perempuan yang mengalami siklus haid selama 28 hari (Anurogo,

2011).

Pada dasarnya siklus haid pada setiap wanita bervariasi, karena kadar

hormon estrogen yang diproduksi oleh setiap tubuh wanita berbeda.

Menarche diikuti haid yang sering tidak teratur karena folikel Graaf belum

melepaskan ovum yang disebut ovulasi. Tetapi lama-lama sekitar 4 sampai 6

tahun sejak menarche, pola haid sudah terbentuk dengan siklus haid menjadi

teratur (Suparyanto, 2015).

2. Mekanisme menstruasi

Selama haid, pada hari bermulanya diambil sebagai hari pertama dari

siklus yang baru. Akan terjadi lagi peningkatan dari FSH sampai mencapai

kadar 5 ng/ml (atau setara dengan 10 mUI/ml), dibawah pengaruh sinergis

kedua gonadotropin, folikel yang berkembang ini menghasilkan estradiol

8
9

dalam jumlah yang banyak. Peningkatan serum yang terus-menerus pada

akhir fase folikuler akan menekan FSH dari hipofisis. Dua hari sebelum

ovulasi, kadar estradiol mencapai 150-400 pg/ml. Kadar tersebut melebihi

nilai ambang rangsang untuk pengeluaran gonadotropin pra-ovulasi.

Akibatnya FSH dan LH dalam serum akan meningkat dan mencapai

puncaknya satu hari sebelum ovulasi (Suparyanto, 2015).

Saat yang sama pula, kadar estradiol akan kembali menurun. Kadar

maksimal LH berkisar antara 8 dan 35 ng/ml atau setara dengan 30-40

mUI/ml, dan FSH antara 4-10 ng/ ml atau setara dengan 15-45 mUI/ml.

Terjadinya puncak LH dan FSH pada hari ke-14, maka pada saat ini folikel

akan mulai pecah dan satu hari kemudian akan timbul ovulasi. Bersamaan

dengan ini dimulailah pembentukan dan pematangan korpus luteum yang

disertai dengan meningkatnya kadar progesteron, sedangkan gonadotropin

mulai turun kembali. Peningkatan progesteron tersebut tidak selalu memberi

arti, bahwa ovulasi telah terjadi dengan baik, karena pada beberapa wanita

yang tidak terjadi ovulasi tetap dijumpai suhu basal badan dan endometrium

sesuai dengan fase luteal. Awal fase luteal, seiring dengan pematangan korpus

luteum. Sekresi progesteron terus menerus meningkat dan mencapai kadar

antara 6 dan 20 ng/ml. Estradiol yang dikeluarkan terutama dari folikel yang

besar yang tidak mengalami atresia, juga tampak pada fase luteal dengan

konsentrasi yang lebih tinggi daripada selama permulaan atau pertengahan

fase folikuler. Produksi estradiol dan progesteron maksimal dijumpai antara

hari ke-20 dan 23 (Suparyanto, 2015).


10

3. Gangguan menstruasi

Tidak ada klasifikasi berat ringannya gangguan haid. Namun,

gangguan haid yang paling memerlukan perhatian adalah terjadinya

perdarahan berlebihan pada usia menjelang menopause, karena ada

kemungkinan disebabkan oleh keganasan. Sementara gangguan ringan

contohnya perdarahan uterus fungsional (ovulatorik dan anovulatorik) yang

umunya akan pulih dengan sendirinya atau dengan intervensi hormonal, tanpa

adanya komplikasi gangguan kesuburan. Menurut Femi (2013) ada beberapa

gangguan menstruasi yang perlu diketahui oleh setiap wanita diantaranya

yaitu:

1) Amenorea

Keadaan tidak terjadinya haid ini akan dianggap normal dalam kondisi

sebelum pubertas, kehamilan, menyusui, penggunaan kontrasepsi

hormonal dan setelah menopause. Amenorea terbagi dua yaitu primer dan

sukunder.

a) Amenorea primer

Keadaan belum pernah terjadi haid pada perempuan usia 16 tahun.

Penyebabnya kegagalan fungsi indung telur (ovarium), gangguan pada

susunan saraf pusat (hipotalamus dan hipofisis), pubertas terlambat,

tidak tumbuh rahim dan vagina (kelainan kongenital), selaput dara

tidak berlubang (hymen imperforata).


11

b) Amenorea sekunder

Keadaan tidak terjadinya haid selama 3 bulan berturut-turut pada

perempuan yang sebelumnya sudah pernah haid

2) Polimenore

Haid terjadi lebih sering dalam setahun, kadang-kadang bisa dua kali

dalam sebulan karena siklusnya kurang dari 21 hari. Pola haidnya teratur

dan jumlah perdarahan relatif sama. Terjadinya karena

ketidakseimbangan sistem hormonal pada poros hipotalamus, hipofisis

dan ovarium sehingga menyebabkan memendeknya waktu yang

diperlukan untuk proses pematangan dan pengeluaran sel telur (ovulasi).

3) Oligomenore

Haid terjadi lebih jarang dalam setahun karena siklusnya lebih dari 35

hari. Pola haidnya teratur dan jumlah darah relatif sama. Tetapi perlu

diperhatikan apabila tidak haid selama 3 bulan berturut-turut maka

disebut amenorea sekunder. Oligomenore dapat terjadi pada awal masa

reproduksi (3 – 5 tahun pertama haid), gangguan indung telur (ovarium)

berupa sidrom ovarium polikistik (SOPK), tumor yang memproduksi

estrogen, kelainan bentuk rahim dan leher rahim (serviks) yang

menghambat pengeluaran darah haid, depresi, stres mental dan stres fisik

(olahraga berlebihan), malnutrisi (gizi kurang obesitas, penurunan berat

badan berlebihan).
12

4) Hipermenore dan menoragi

Hipermenore adalah keadaan perdarahan haid yang lebih lama dari

normalnya (lebih dari 8 hari), sementara menoragi adalah keadaab jumlah

darah haid yang lebih banyak dari normalnya (lebih dari 80 ml/hari).

5) Hipomenore

Keadaan durasi haid yang lebih pendek dan jumlah darah haid yang

sedikit. Hipomenore terjadi karena endometrium tidak tumbuh optimal.

Beberapa keadaan yang dapat menyebabkan hipomenore antara lain

gangguan hormonal yang menyebabkan penekanan produksi estrogen,

penggunaan kontrasepsi progesteron jangka lama, penyakit kronik.

6) Metroragia

Perdarahan per vagina yang tidak teratur, di luar siklus haid. Jumlah

darah yang terjadi pada metroragia sangat bervariasi, mulai flek-flek

sampai perdarahan bergumpal

B. Konsep Dismenorea

1. Pengertian

Dismenorea adalah menstruasi yang disertai rasa sakit yang hebat dan

kram. Kemungkinan lebih dari 50% wanita mengalaminya dan 15% di

antaranya mengalami nyeri yang hebat. Dismenorea adalah gangguan rasa

nyeri pada saat menstruasi (Dini, 2015).

Dismenorea adalah nyeri haid menjelang atau selama haid, sampai

wanita tersebut tidak dapat bekerja dan harus tidur, nyeri sering bersamaan

dengan rasa mual, sakit kepala, perasaan mau pingsan, lekas marah. Nyeri
13

haid atau dismenorea merupakan masalah yang muncul pada awal masa

menstruasi yang berhubungan dengan kram kaki dan kadang-kadang

intensitas rasa sakit seperti pusing, mual, muntah, dan lain-lain (Arifin, 2013).

Nyeri perut atau dismenore berasal dari kram rahim biasa terjadi selama

menstruasi. Disebut dismenore primer jika tidak ditemukan penyebab yang

mendasarinya, dan dismenore sekunder jika penyebabnya adalah kelainan

kandungan. Nyeri perut bagian bawah bisa menjalar ke punggung bagian

bawah dan tungkai. Biasanya nyeri mulai timbul sesaat sebelum atau selama

menstruasi, mencapai puncaknya dalam waktu 24 jam dan setelah 2 hari akan

menghilang. Nyeri haid ini juga sering disertai oleh sakit kepala, mual,

sembelit atau diare, dan sering berkemih, bahkan kadang sampai muntah

(Rosliani, 2013).

2. Penyebab

Menurut Rosliani (2013) ada beberapa penyebab dismenorea

diantaranya sebagai berikut:

a. Faktor karena anemia, penyakit tahunan dan sebagainya dapat

mempengaruhi timbulnya Dismenorea.

b. Faktor endokrin pada umumnya kejang yang terjadi pada Dismenorea

primer disebabkan oleh kontraksi uterus yang berlebihan, faktor endokrin

mempunyai hubungan otot usus

c. Haid disertai infeksi

d. Endometriosis

e. Mioma uteri
14

f. Polip endometrial

g. Polip serviks

h. Pemakai IUD atu AKDR.

3. Tanda dan gejala

Menurut Arifin (2013) ada beberapa tanda dan gejala dari dismenorea

diantaranya

a. Keluhan Dismenorea juga banyak terdapat pada perempuan dan

mengalami konflik dalam kehidupan seksualnya serta mengalami trauma

sewaktu mendapat haid pertama kali (Menarche).

b. Perut terasa mulas, mual dan panas

c. Terasa nyeri saat buang air kecil

d. Tubuh tidak fit

e. Demam

f. Sakit kepala dan pusing

g. Keputihan

h. Radang pada vagina

i. Emosi meningkat

j. Nyeri dan bengkak pada payudara

k. Sakit daerah bawah pinggang

4. Faktor resiko
15

Menurut Arifin (2013) ada beberapa faktor resiko dismenore

diantaranya sebagai berikut:

a. Usia saat menstruasi pertama kurang dari 12 tahun

b. Belum pernah melahirkan anak

c. Haid memanjang atau dalam waktu lama

d. Merokok

e. Riwayat keluarga positif terkena penyakit

f. Kegemukan.

5. Manifestasi klinis

Berdasarkan Arifin (2013), terdapat beberapa manifestasi klinis dari

dismenore, diantaranya

a. Usia lebih muda.

b. Timbul setelah terjadinya siklus haid yang teratur.

c. Sering pada nulipara

d. Nyeri sering terasa sebagai kejang uterus dan spastik.

e. Nyeri timbul mendahului haid dan meningkat pada hari pertama atau

kedua haid.

f. Tidak dijumpai keadaan patologi pelvik

g. Hanya terjadi pada siklus haid yang ovulatorik.

h. Sering memberikan respon terhadap pengobatan medikamentosa.

i. Pemeriksaan pelvik normal.

j. Sering disertai nausea, muntah, diare, kelelahan, dan nyeri kepala

C. Tehnik Relaksasi Nafas Dalam


16

1. Pengertian

Tehnik Relaksasi merupakan salah satu cara untuk mengistirahatkan

fungsi fisik dan mental sehingga menjadi rileks. Tehnik Relaksasi merupakan

kegiatan untuk mengendurkan ketegangan, pertama-tama ketegangan

jasmaniah yang nantinya akan berdampak pada penurunan ketegangan jiwa

(Farid, 2015). Tehnik relaksasi adalah teknik untuk mengurangi ketegangan

nyeri dengan merelaksasikan otot. Beberapa penelitian menyatakan bahwa

tehnik relaksasi efektif dalam menurunkan skala nyeri pasca operasi. Teknik

relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik dari ketegangan dan stres

(Satriya, 2014).

Teknik relaksasi nafas dalam merupakan suatu bentuk asuhan

keperawatan, yang dalam hal ini perawat mengajarkan kepada klien

bagaimana cara melakukan napas dalam, napas lambat (menahan inspirasi

secara maksimal) dan bagaimana menghembuskan napas secara perlahan,

Selain dapat menurunkan intensitas nyeri, teknik relaksasi napas dalam juga

dapat meningkatkan ventilasi paru dan meningkatkan oksigenasi darah (Farid,

2015).

2. Karakteristik

a. Merupakan metode untuk mengembalikan tubuh dalam kondisi

homeostatis sehingga konseli dapat kembali tenang.

b. Relaksasi tidak menganggap penting usaha pemecahan masalah penyebab

terjadinya ketegangan melainkan menciptakan kondisi individu yang lebih

nyaman dan menyenangkan (Farid, 2015).


17

3. Tujuan

a. Membantu orang menjadi rileks, dan dengan demikian dapat memperbaiki

berbagai aspek kesehatan fisik.

b. Membantu individu untuk dapat mengontrol diri dan memfokuskan

perhatian sehingga ia dapat mengambil respon yang tepat saat berada

dalam situasi yang menegangkan (Farid, 2015).

4. Prosedur Tehnik Relaksasi Nafas Dalam

Menurut Farid (2015) ada beberapa tahap prosedur tehnik relaksasi

nafas dalam diantaranya sebagai berikut:

a. Tahap prainteraksi

1) Menbaca status pasien

2) Mencuci tangan

3) Menyiapkan alat

b. Tahap orientasi

1) Memberikan salam teraupetik

2) Validasi kondisi pasien

3) Menjaga perivaci pasien

4) Menjelaskan tujuan dan prosedur yang akan dilakukan kepada pasien

dan keluarga.

c. Tahap kerja

1) Ciptakan lingkungan yang tenang

2) Usahakan tetap rileks dan tenang


18

3) Menarik nafas dalam dari hidung dan mengisi paru-paru dengan udara

melalui hitungan 1,2,3

4) Perlahan-lahan udara dihembuskan melalui mulut sambil merasakan

ekstrimitas atas dan bawah rileks

5) Anjurkan bernafas dengan irama normal 3 kali

6) Menarik nafas lagi melalui hidung dan menghembuskan melalui mulut

secara perlahan-lahan

7) Membiarkan telapak tangan dan kaki rileks

8) Usahakan agar tetap konsentrasi / mata sambil terpejam

9) Pada saat konsentrasi pusatkan pada daerah yang nyeri

10) Anjurkan untuk mengulangi prosedur hingga nyeri terasa berkurang

11) Ulangi sampai 15 kali, dengan selingi istirahat singkat setiap 5 kali.

d. Tahap terminasi

1) Evaluasi hasil kegiatan

2) Lakukan kontrak untuk kegistsn selanjutnya

3) Akhiri kegiatan dengan baik

4) Cuci tangan

e. Evalausi

1) Pasien sudah merasa nyaman

2) Pasien tidak mengalami nyeri lagi

5. Manfaat

a. Memberikan ketenangan batin bagi individu

b. Mengurangi rasa cemas, khawatir dan gelisah


19

c. Mengurangi tekanan dan ketegangan jiwa

d. Mengurangi tekanan darah, detak jantung jadi lebih rendah dan tidur

menjadi nyenyak

e. Memberikan ketahanan yang lebih kuat terhadap penyakit

f. Kesehatan mental dan daya ingat menjadi lebih baik

g. Meningkatkan daya berfikir logis, kreativitas dan rasa optimis atau

keyakinan

h. Meningkatkan kemampuan untuk menjalin hubungan dengan orang lain

i. Bermanfaat untuk penderita neurosis ringan, insomnia, perasaan lelah dan

tidak enak badan.

j. Mengurangi hiperaktif pada anak-anak, dapat mengontrol gagap,

mengurangi merokok, mengurangi phobia, dan mengurangi rasa sakit

sewaktu gangguan pada saat menstruasi serta dapat menurunkan tekanan

darah pada penderita hipertensi ringan (Farid, 2015).

D. Kompres Hangat

1. Pengertian

Kompres hangat adalah memberikan rasa hangat pada daerah tertentu

dengan menggunakan cairan atau alat yang menimbulkan hangat pada bagian

tubuh yang memerlukan. Tindakan ini selain untuk melancarkan sirkulasi

darah juga untuk menghilangkan rasa sakit, merangsang peristaltik usus,

pengeluaran getah radang menjadi lancer, serta memberikan ketenangan dan

kesenangan pada klien. Pemberian kompres dilakukan pada radang

persendian, kekejangan otot, perut kembung, dan kedinginan (Yohmi, 2013).


20

2. Tujuan

Memperlancar sirkulasi darah, menurunkan suhu tubuh, mengurangi

rasa sakit, memberi rasa hangat, nyaman dan tenang pada klien,

memperlancar pengeluaran eksudat, dan merangsang peristaltik usus (Yohmi,

2013)

3. Metode

Kompres menggunakan air hangat didasarkan bahwa kompres dengan

menggunakan air dingin itu sebenarnya tidak begitu efektif menurunkan

panas. Karena kontak dengan air dingin maka pembuluh darah yang kontak

dengan kain kompres dingin akan menyempit (vasokonstriksi) sehingga

menyulitkan pengeluaran panas. Pusat pengatur suhu menerima informasi

bahwa suhu tubuh sedang berada dalam kondisi hangat, maka suhu tubuh

butuh untuk segera diturunkan. Apalagi, saat demam kita memang merasa

kedinginan meskipun tubuh kita justru mengalami peningkatan suhu.

Kompres air hangat memiliki beberapa keuntungan, disamping membantu

mengurangi rasa dingin, air hangat juga menjadikan tubuh terasa lebih

nyaman (Yohmi, 2013).

Cara kerja metode kompres panas yaitu:

a. Cuci tangan

b. Obserpasi prosedur pengendalian infeksi yang tepat

c. Air panas

d. Tempelkan ke bagian tubuh yang nyeri kantong karet/ botol yang berisi air

hangat atau handuk yang telah dicelupkan ke dalam air hangat dengan
21

temperatur 40-50 derajat Celcius atau bila sulit mengukurnya, coba pada

dahi terlebih dahulu, jangan sampai terlalu panas atau sesuaikan panasnya

dengan kenyamanan yang akan dikompres.

e. Peras kain yang digunakan untuk mengkompres, jangan terlalu basah.

f. Lama kompres sekitar 15-20 menit dan dapat diperpanjang.

g. Sebaiknya diikuti dengan latihan pergerakan atau pemijatan.

h. Dampak fisiologis dari kompres hangat adalah pelunakan jaringan fibrosa,

membuat otot tubuh lebih rileks, menurunkan atau menghilangkan rasa

nyeri, dan memperlancar aliran darah (Yohmi, 2013).

E. Perbedaan Pengaruh Tehnik Relaksasi Nafas Dalam Dan Kompres Hangat

Dalam Menurunkan Tingkat Nyeri Dismenorea Pada Remaja Putri

Menurut Wianti (2018) ada perbedaan antara tehnik relaksasi nafas dalam

dan kompres hangat dalam menurunkan dismenorea pada remaja putri.

Sedangkan menurut Dwi dkk (2016) ada perbedaan antara tehnik relaksasi

nafas dalam dan kompres hangat dalam menurunkan dismenorea pada remaja

putri.

Teknik relaksasi nafas dalam dengan kompres hangat dapat digunakan

untuk mengurangi nyeri dysmenorhea. Kedua teknik ini dapat mengurangi

ketegangan otot yang dirasakan selama menstruasi. Selain itu, kedua teknik ini

dapat dengan mudah dilakukan. Suhu panas diketahui dapat menurunkan rasa

nyeri. Penerapan kompres hangat akan meningkatkan relaksasi otot-otot juga

mengurangi nyeri akibat spasme serta memberikan rasa hangat di daerah lokal.
22

Panas meredakan iskemia dengan menurunkan kontraksi dan meningkatkan

sirkulasi. Kompres hangat dapat menyebabkan pelepasan endorfin tubuh

sehingga membentengi transmisi stimulasi nyeri (Wianti, 2018).

Dalam keadaan rileks maka otot tidak menjadi tegang dan tidak

memerlukan sedemikian banyak oksigen dan gula, jantung berdenyut lebih

lambat, tekanan darah menurun, nafas lebih mudah, hati akan mengurangi

pelepasan gula, natrium dan kalium dalam tubuh kembali seimbang, dan

keringat akan berhenti bercucuran. Dalam keadaan rileks, tubuh juga

menghentikan produksi hormone adrenalin dan semua hormon yang diperlukan

saat stress. Pentingnya relaksasi nafas dalam untuk memberikan kesempatan

bagi tubuh memproduksi hormon yang penting untuk mendapatkan haid tanpa

rasa nyeri. Suhu panas dapat mengurangi ketengangan otot. Setelah otot rileks,

rasa nyeri akan berangsur hilang. Kompres hangat merupakan salah satu cara

terbaik mengatasi nyeri. Karena secara teoritis ujung-ujung saraf nyeri akan

mengirimkan signal nyeri lebih sedikit ke dalam otak (saraf pusat) pada waktu

dihangatkan. Aplikasi panas (kompres hangat) merupakan tindakan sederhana

yang telah lama diketahui. Panas dapat melebarkan pembuluh darah dan

meningkatkan aliran darah local (Dwi dkk, 2016).

Anda mungkin juga menyukai