Anda di halaman 1dari 44

REPRODUKSI (MENTRUASI) BAB I PENDAHULUAN A.

Latar Belakang Mentruasi atau haid adalah perdarahan secara periodic dan siklus dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Secara normal menstruasi berlangsung kurang lebih pada usia 1-16 tahun. Cepat atau lambatnya kematangan seksual (menstruasi, kematangan fisik) ini kecuali ditentukan oleh konstitusi fisik individual, juga dipengaruhi oleh faktor ras, suku bangsa, iklim , cara hidup, dan milieu yang melingkungi anak. Badan yang lemah atau penyakit yang mendera seorang anak gadis, umpamanya bisa memperlambat tibanya menstruasi. Selanjutnya rangsangan rangsangan kuat dari luar umpamanya saja berupa film film sex, buku bacaan atau majalah yang bergambar sex, godaan, dan rangsangan dari kaum adam (pria). Pengamatan secara langsung tentang perbuatan koitus atau sexsual. Dapat mengakibatkan memuncaknya atau semakin panasnya reaksi seksual , akan tetapi dapat mengakibatkan kematangan seksual yang lebih cepat dari anak sewajarnya. Namun semakin muda usia si agadis, semakin ia belum siap menerima peristiwa haid akan semakin terasa kejam mengancam. Yaitu rasa pahit menyebalkan sebagai handicap/gangguan atau sebagai reaksi kejutan dalam anggapan fantasi anak. B. Tujuan Untuk mengetahui pengertian dari menstruasi Untuk mangetahui macam macam gangguan psikologi pada masa menstruasi C. Manfaat Agar dapat mengetahui dari masing masing gangguan yang di alami saat menstruasi. Agar dapat mengantisipasi dari masing masing keluhan yang di alami saat menstruasi. BAB II PEMBAHASAN A. Menstruasi Mentruasi atau haid adalah perdarahan secara periodik dan siklus dari uterus, disertai pelepasan (deskuamasi) endometrium. Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan yang terjadi secara berulang setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang pertama atau menarche paling sering terjadi pada usia
1

11 tahun, tetapi bisa juga terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun tergantung factorfaktor yang mempengarui kedewasaan atau perkembangan hormone pada gadis itu sendiri. Panjang siklus menstruasi ialah jarak antara tanggal mulainya haid yang lalu dan mulainya haid berikutnya. Hari mulainya perdarahan dinamakan hari pertama siklus. Karena jam mulainya haid tidak diperhitungkan dan tepatnya waktu keluar haid dari ostium uteri eksternum tidak dapat diketahui, maka panjang siklus mengandung kesalahan kurang lebihnya 1 hari. Panjang siklus haid yang normal atau dianggap sebagai siklus haid yang klasik ialah 28 hari, tetapi variasianya cukup luas, bukan saja antar beberapa wanita tetapi juga pada wanita yang sama. Juga pada kakak beradik bahkan saudara kembar, siklusnya tidak terlalu sama. Panjang siklus dipengaruhi oleh usia seseorang. Secara normal menstruasi berlangsung kurang lebih pada usia 1-16 tahun. Cepat atau lambatnya kematangan seksual (menstruasi, kematangan fisik) ini kecuali ditentukan oleh konstitusi fisik individual, juga dipengaruhi oleh faktor ras, suku bangsa, iklim , cara hidup, dan milieu yang melingkungi anak. Badan yang lemah atau penyakit yang mendera seorang anak gadis, umpamanya bisa memperlambat tibanya menstruasi. Rata rata panjang siklus haid pada gadis usia 12 tahun ialah 25,1 hari, pada wanita usia 43 tahun 27,1 hari, dan pada wanita usia 55 tahun 51,9 hari. Jadi, sebenarnya panjang siklus haid 28 hari itu tidak sering dijumpai. Panjang siklus yang biasa pada manusia ialah 25 32 hari, dan kira kira 97% wanita yang berovulasi siklus haidnya berkisar antara 18 42 hari. Jika siklusnya kurang dari 18 hari atau lebih dari 42 hari dan tidak teratur. Lama haid biasanya antara 3 5 hari, ada yang 1- 2 hari diikuti darah sedikit sedikit kemudian, dan ada yang sampai 7 8 hari. Pada setiap wanita biasanya lama haid itu tetap. Jumlah darah yang keluar rata rata 33,2 16 cc. Pada wanita yang lebih tua biasanya darah yang keluar lebih banyak. Pada wanita dengan anemia defisiensi besi jumlah darah haidnya juga lebih banyak. Jumlah darah haid lebih dari 80 cc dianggap patologis. Darah haid tidak membeku ini mungkin disebabkan fibrinolisin. B. Gangguan Saat Menstruasi Gangguan menstruasi yang paling sering terjadi pada wanita diantaranya yaitu: 1. Amenorea Adalah keadaan dimana menstruasi berhenti saat menstruasi teratur. Amenorea bisa disebabkan oleh penyakit pada indung telur atau uterus, beberapa penyakit berat misalnya penyakit ginjal kronik, obat obatan, serta pengangkatan kandung rahim atau indung telur. Istilah amenorea ini digunakan untuk perempuan yang belum mulai menstruasi setelah usia 15 tahun (amenore primer) dan yang berhenti menstruasi selama 3 bulan, padahal sebelumnya pernah menstruasi (amenore sekunder).
2

Amenore primer biasanya disebabkan oleh gangguan hormon atau masalah pertumbuhan. Amenore sekunder dapat disebabkan oleh rendahnya hormon pelepas dan kista ovarium. 2. Sindrom Pramenstruasi (PMS) Adalah sekelompok gejala fisik, emosi, dan perilaku yang umumnya terjadi pada minggu terakhir fase luteal (seminggu sebelum haid). Gejala biasanya tidak dimulai sampai 13 hari sebelum siklus, dan selesai dalam waktu 4 hari setelah perdarahan dimulai. Beberapa gejala PMS yang sering dirasakan: a. b. c. d. e. f. g. h. Payudara menjadi lembut dan bengkak Depresi, mudah tersinggung, murung dan emosi labil (mood swing) Tidak tertarik seks (libido menurun) Jerawat berkala Perut kembung atau kram Sakit kepala atau sakit persendian Sulit tidur Sulit buang air besar (BAB) gonadotropin (pengatur siklus haid), stres, anoreksia, penurunan berat badan yang ekstrem, gangguan tiroid, olahraga berat, pil KB,

3. Dismenore Adalah nyeri pada waktu haid terasa di perut bagian bawah atau di daerah bujur sangkar michaelis. Nyeri terasa sebelum, selama dan sesudah haid. Dapat bersifat kholik atau terus-menerus. (kamus istilah kebidanan hal 47). Dismenore adalah menstruasi menyakitkan. Nyeri menstruasi terjadi di perut bagian bawah tetapi dapat menyebar hingga ke punggung bawah dan paha. Nyeri juga bisa disertai kram perut yang parah. Kram tersebut berasal dari kontraksi dalam rahim, yang merupakan bagian normal proses menstruasi, dan biasanya pertama dirasakan ketika mulai perdarahan dan terus berlangsung hingga 32 48 jam. Dismenore yang dialami remaja umumnya bukan karena penyakit (dismenore primer). Pada wanita lebih tua, dismenore dapat disebabkan oleh penyakit tertentu (dismenore sekunder), seperti fibroid uterus, radang panggul, endometriosis atau kehamilan ektopik. Dismenore primer dapat diperingan gejalanya dengan obat penghilang nyeri/anti-inflamasi seperti ibuprofen, ketoprofen dan naproxen. Berolah raga, kompres dengan botol air panas, dan mandi air hangat juga dapat mengurangi rasa sakit. Bila nyeri menstruasi tidak hilang dengan obat pereda nyeri, maka kemungkinan merupakan dismenore sekunder yang disebabkan penyakit tertentu.
3

4. Menoragia Menoragia adalah istilah medis untuk perdarahan menstruasi yang berlebihan. Dalam satu siklus menstruasi normal, perempuan ratarata kehilangan sekitar 30 ml darah selama sekitar 7 hari haid. Bila perdarahan melampaui 7 hari atau terlalu deras (melebihi 80 ml), maka dikategorikan menoragia. Penyebab utama menoragia adalah ketidakseimbangan jumlah estrogen dan progesteron dalam tubuh. Ketidakseimbangan tersebut menyebabkan endometrium terus terbentuk. Ketika tubuh membuang endometrium melalui menstruasi, perdarahan menjadi parah. Menoragia juga bisa disebabkan oleh gangguan tiroid, penyakit darah, dan peradangan/infeksi pada vagina atau leher rahim. 5. Perdarahan Abnormal Perdarahan vagina abnormal (di luar menstruasi ) antara lain: a. b. c. Pendarahan di antara periode menstruasi Pendarahan setelah berhubungan seks Perdarahan setelah menopause Perdarahan abnormal disebabkan banyak hal. Dokter Anda mungkin memulai dengan memeriksa masalah yang paling umum dalam kelompok usia Anda. Masalah serius seperti fibroid uterus, polip, atau bahkan kanker dapat menjadi sebab perdarahan abnormal. Baik pada remaja maupun wanita menjelang menopause, perubahan hormon dapat menyebabkan siklus haid tidak teratur. C. Gangguan gangguan Psikologis pada saat Menstruasi Pada masa menstruasi banyak sekali gangguan-gangguan baik dari segi fisik maupun dari segi psikologis. Gangguan-gangguan menstruasi ini dapat menyebabkan terganggunya aktivitas-aktivitas dari wanita yang mengalami gangguan menstruasi tersebut. 1. Kecemasan atau ketakutan terhadap menstruasi, sehingga menimbulkan fobia terhadap menstruasi. Maksudnya disini jika keregangan dan kecemasan ini secara terus menerus serta berlebihan serta tidak segera diatasi maka akan menimbulkan fobia pada menstruasi. 2. Merasa terhalangi atau merasa dibatasi kebebasan dirinya oleh datangnya menstruasi. Wanita akan merasa kebebasannya terbatas akibat datangnya menstruasi ini, misalnya saja wanita akan terbatas dalam melaksanakan

aktivitasnya sehari-hari. Contohnya ia tidak dapat melaksanakan ibadah, aktivitas olahraga dan aktivitas-aktivitas lainnya. 3. Mudah tersinggung atau mudah marah. Perasaan ini timbul dikarenakan akibat dari perubahan cara kerja hormon-hormon serta karena pengaruh rasa nyeri yang timbul pada saat menstruasi. 4. Perubahan pola makan cenderung meningkat terutama pada makan yang manis 5. Merasa gelisah dan gangguan tidur. Pada saat menstruasi seorang wanita akan mengalami gangguan atau masala susah tidur atau insomnia D. Macam-macam gangguan Psikologis a) KOMPLEK KASTRASI (TRAUMA GENETALIA) Menurut dr. Helena Deutsh, pengamat secara psikoanalitis menunjukkan bahwa ada reaksi-reaksi psikis tertentu pada saat haid pertama. Timbul macammacam gambaran fantasi yang aneh, kecemasan & ketakutan yang tidak riil, serta perasaan berdosa / bersalah. Gambaran - gambaran tersebut merupakan produk (informasi) dari fantasi dan pengertian yang salah atau merupakan interpretasi yang keliru terhadap informasi yang tidak riil yaitu informasi dari orang tua, teman atau kenalan. Menstruasi dihubungkan dengan kekotoran & hal-hal yang najis haram, sikap ini sering dijumpai pada masyarakat primitif. Kecemasan dan ketakutan diperkuat oleh keinginan menolak proses fisiologis sehingga akan timbul sikap menyalahkan ibunya mengapa melahirkan anak sebagai wanita dalam kondisi genangan dosa (proses haid dianggap bencana/penebusan dosa pengalaman traumatis). b) TEORI CLOACA Menyatakan bahwa segala sesuatu yang keluar dari rongga tubuh itu adalah kotor, najis serta merupakan tanda noda dan tidak suci. Atas dasar pandangan yang keliru timbul kemudian rasa malu, tidak suci, merasa kotor serta emosi-emosi negatif. Pada anak-anak yang mempunyai kecenderungan neurotis dalam usia pra pubertas dan banyak mengalami konflik batin. Pada umumnya mereka diliputi kecemasan-kecemasan berupa fobia. Fobia adalah rasa takut yang menimbulkan rasa emosi yang tidak nyaman, cemas, kuatir, pucat, berkeringat, pupil menjadi membelalak, rambut-rambut menjadi berdiri, jantung berdebar, tekanan darah meninggi, aliran darah meningkat kedalam otot, pernapasan memburuk, frekuensi dari buang air seni dan air besar meningkat. Selain fobia anak-anak juga mengalami hypochoondria yaitu wujud, minat yang sangat berlebihan terhadap badan sendiri dalam wujud rasa-rasa bersalah atau berdosa yang sangat ekstrim kemudian menjelma jadi raksi-reaksi paranoid yaitu reaksi berlebihlebihan terhadap sesuatu. Pada yang lebih tua penolakan tersebut bisa
5

menimbulkan penyakit psychogene amenore berupa gangguan fisik dan psikis yang komplek sekali, biasanya sulit disembuhkan dengan pengobatan fisik atau organis hanya bisa dengan terapi psikologis, orang mampu menyembuhkan dengan cepat. c) FOBIA Adalah suatu bentuk gangguan jiwa ringan yang membuat penderitanya selalu ketakutan ketika berhadapan dengan sesuatu yang sebenarnya bukanlah ancaman. Penyebab dari fobia belum diketahui dengan pasti, akan tetapi para ahli menduga fobia berkembang dari pengalaman tidak menyenangkan di masa kanak kanak yang berhubungan dengan suatu yang menakutkan. Pengalaman ini lalu tersimpan dalam memori dan ketika ada faktor pencetusnya, ketakutan itu akan muncul kembali. Jenis Jenis Fobia 1. Fobia Spesifik Fobia spesifik merupakan penyakit kecemasan yang paling sering terjadi. Beberapa fobia spesifik (misalnya takut binatang, kegelapan atau orang asing) mulai timbul pada masa kanak kanak. Banyak fobia yang menghilang setelah penderita beranjak dewasa. Fobia seperti ini bisa menyebabkan pingsannya penderita, di mana hal tersebut tidak terjadi pada fobia maupun penyakit kecemasan lainnya. Sebaliknya, banyak penderita penyakit kecemasan yang mengalami hiperventilasi, yang menimbulkan perasaan akan pingsan, tetapi mereka tidak pernah benar benar pingsan. Penderita sering kali dapat mengatasi fobia spesifik dengan cara menghindari keaadan atau benda yang di takutinya. 2. Fobia Sosial Kemampuan seseorang untuk menjalani hubungan yang serasi dengan yang lainnya melibatkan berbagai aspek kehidupan, termasuk hubungan keluarga, pendidikan, hobi, kencan, dan perjodohan. Penderita fobia social merasakan kecemasan yang berlebihan, sehingga mereka menghindari situasi sosial atau menghadapinya dengan penuh tekanan. Keadaan yang sering memicu terjadi kecemasan pada penderita fobia social adalah berbicara di depan umum, tampil di depan umum (main drama atau main musik), makan di depan orang lain, menandatangani dokumen sebelum bersaksi, dll. Penderita merasa penampilan atau aksi mereka tidak tepat. mereka sering kali khawatir bahwa kecemasannya akan tampak, sehingga mereka berkeringat, pipinya kemerahan, muntah, gemetaran atau suaranya bergetar, jalan pikirannya terganggu.

Fobia social sering menetap jika tidak di obati, sehingga penderita menghindari aktifitas yang sesungguhnya ingin mereka ikuti. d) HYPOCHONDRIA Hipokondria / hypochondriasis adalah kecemasan atau rasa takut pada individu yang berlangsung berulang - ulang. Hypochondriasis terjadi paling sering diantara usia 20 dan 30 tahun dan tampak mempengaruhi kedua jenis kelamin secara seimbang. Beberapa orang dengan hypochondriasis juga mengalami depresi atau kegelisahan. Pada penderita hypochondria biasanya akan bersikap berlebihan pada sensasi fisik yang umum dan gangguan kecil, seperti detak jantung yang tidak teratur, berkeringat, batuk yang kadang terjadi, nyeri, sakit perut, di mana hal tersebut dapat menjadi bukti dari ketidakpercayaan mereka yang mengalami hypochondria. Hypochondria sering sekali muncul bersamaan dengan gangguan kecemasan dan mood. Penderita hypochondria akan selalu menanggapi keluhankeluhan fisik dengan sangat serius, dan menyimpulkan bahwa dia menderita penyakit tertentu. e) PARANOID Adalah bentuk gejala delusi di mana seseorang memiliki keyakinan palsu yang berproses menjadi rasa curiga berlanjut dan kurang terkendali, di mana hal tersebut hanya dilandasi alur logika yang absurd (hal yang bukan bukan / ketidak mungkinan) serta berlawanan dengan kondisi nyata. Gangguan paranoid dapat ditimbulkan oleh lingkungan yang mencekam dan mengharuskan pribadi itu hidup dalam ketakutan untuk waktu yang berkepanjangan. Pada akhirnya benaknya penuh ketakutan dan untuk melindungi diri dari kemungkinan datangnya bahaya, maka ia harus senantiasa berjaga- jaga mencurigai orang. Namun dalam kadar yang besar, gangguan paranoid bersumber darisenyawa kimiawi di otak yang acap diwariskan dari garis keturunan. Ciri-ciri Gangguan Kepribadian Paranoid Ketidakpercayaan dan kecurigaan yang sangat kuat terhadap orang lain. Curiga bahwa orang lain sedang memperalat, mencelakai atau menipunya. Asyik dengan keragu-raguan yang tidak beralasan terhadap loyalitas teman atau teman teman sejawatnya. Kecenderungan untuk membaca adanya maksud merendahkan atau mengancam yang tersembunyi di balik ucapan manis orang lain. Menyimpan dendam atas penghinaan, cedera atau kebohongan yang pernah diterimanya. Menganggap adanya serangan terhadap karakter atau reputasinya yang bagi orang lain sama sekali tidak ada
7

Kecurigaan tanpa alasan yang berulang kali muncul bahwa suami/istri atau mitra seksualnya telah berselingkuh. f) PSYCHOGENE AMENORE Adalah timbul oleh sebab-sebab psikis atau tertundanya / berhenti haid yang patologis yang disebabnya oleh gangguan psikis. Gangguan fungsional karena yang disebabnya oleh psychogene amenore ini pada umumnya sulit disembuhkan dengan pengobatan fisik atau pengobatan organis, misalnya dengan terapi psikis orang mampu menyembuhkan dengan cepat. Cara Mengatasi Gangguan Psikologi Menstruasi Cara mengatasi gangguan-gangguan psikologis pada masa menstruasi adalah dengan melakukan konsultasi atau konseling pada tenaga kesehatan seperti bidan, dokter dan sebagainya dan menjadikan tenaga kesehatan tersebut sebagai konselor. Peran atau tugas sebagai konselor ini yaitu sebagai berikut: a) Memberi penjelasan kepada klien, bahwa proses menstruasi merupakan suatu proses fisiologi atau normal yang pasti akan terjadi dan akan dialami oleh setiap wanita yang subur. b) Memberi informasi-informasi positif yang berguna mengenai menstruasi agar tidak terjadi kesalah pahaman terhadap proses menstruasi tersebut. c) Memberikan saran untuk mengurangi ketegangan dan rasa nyeri proses menstruasi berlangsung, seperti istirahat yang cukup, perbanyak minum air putih dan melakukan kompres air hangat pada bagian perut. d) Memberikan support mental atau dukungan pada klien, agar lebih percaya diri dan tidak merasa takut dalam menghadapi masa menstruasi. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Menstruasi adalah pelepasan dinding rahim (endometrium) yang disertai dengan perdarahan yang terjadi secara berulang setiap bulannya kecuali pada saat kehamilan. Menstruasi yang pertama atau menarche paling sering terjadi pada usia 11 tahun, tetapi bisa juga terjadi pada usia 8 tahun atau 16 tahun tergantung factor-faktor yang mempengarui kedewasaan atau perkembangan hormone pada gadis itu sendiri. Adapun gangguan psikologi yang di alami pada masa menstruasi seperti: Kompleks kastrasi (trauma genetalia) yaitu, Menurut dr.helena deutsh pengamatan secara psikoanalitis menunjukknya bahwa ada reaksi-reaksi psikis tertentu pada saat haid pertama. Seperti Timbul macam-macam
8

gambaran fantasi yang aneh, kecemasan & ketakutan yang tidak riil, serta perasaan berdosa atau bersalah. Teori Cloaca yaitu, segala sesuatu yang keluar dari rongga tubuh itu adalah kotor, najis serta merupakan tanda noda dan tidak suci. Fobia yaitu, Adalah suatu bentuk gangguan jiwa ringan yang membuat penderitanya selalu ketakutan ketika berhadapan dengan sesuatu yang sebenarnya bukanlah ancaman. Hypokondria yaitu, gangguan kecemasan atau rasa takut pada individu yang berlangsung berulang ulang. Beberapa dari penderita hypokondria juga mengalami depresi atau kegelisahan. Paranoid yaitu, bentuk gejala delusi di mana seseorang memiliki keyakinan palsu yang berproses menjadi rasa curiga berlanjut dan kurang terkendali, misalnya curiga bahwa orang lain sedang memperalat, mencelakakan atau menipunya. Psychogene amenore adalah timbul oleh sebab-sebab psikis atau tertundanya / berhenti haid yang patologis yang disebabnya oleh gangguan psikis. 3.2 Saran Untuk mengatasi gangguan psikologi pada masa menstruasi dapat dilakukan dengan memberikan terapi psikis. Memberikan konsultasi atau konseling pada remaja yang baru mengalami Mentruasi agar tidak terjadi kesalahpahaman terhadap proses mestruasi. Jika remaja mengalami nyeri saat proses mentruasi seharusnya remaja harus istirahat yang cukup, perbanyak minum air putih, dan mengompres perut dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri. DAFTAR PUSTAKA Mansur, Herawati. 2009. Psikologi Ibu Dan Anak Untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Wijosastro, Hanafi. Saifudin, Bari, Abdullah. Rachimhadhi, Trijatmo. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

PERKAWINAN BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perkawinan adalah suatu peristiwa, Dimana sepasang mempelai atau sepasang suami istri dipertemukan secara formal di hadapan penghulu atau kepala agama tertentu, para saksi dan sejumlah hadirin untuk kemudian disahkan secara resmi sebagai suami istri dengan upacara dan ritual ritual tertentu. Seperti yang kita ketahui sekarang ini banyak terdapat kasus mengenai perkawinan, hal itu disebabkan karena ketidakmampuan kedua belah pihak baik suami maupun istri untuk menyesuaikan perubahan perubahan yang terjadi setelah perkawinan. Dalam perkawinan terdapat dua pribadi yang berbeda, sehingga diperlukan adaptasi satu sama lain untuk menghindari masalah masalah dalam perkawinan yang bisa berakibat pada perceraian. Oleh sebab itu selama adaptasi dengan pasangan hidupnya terjadi perubahan psikologi pada diri masing masing. B. Rumusan Masalah 1. Apa pengertian perkawinan? 2. Apa saja macam-macam perkawinan? 3. Bagaimana perubahan psikologi dalam perkawinan? 4. Apa saja masalah-masalah yang biasa terjadi dalam sebuah perkawinan? 5. Bagaimana perkawinan? 6. Bagaimana peran bidan dalam mengelola perkawinan? C. Tujuan 1. Mahasiswa memahami dan mengetahui pengertian dan macam-macam perkawinan. 2. Mahasiswa mengetahui macam-macam perkawinan. 3. Mahasiswa memahami dan mengetahui perubahan psikologi perkawinan 4. Mahasiswa memahami dan mengetahui masalah yang terjadi dalam perkawinan. 5. Mahasiswa memahami dan mengetahui kriteria keberhasilan penyesuaian perkawinan. 6. Mahasiswa memahami dan mengetahui peran bidan dalam mengelola perkawinan. BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Perkawinan Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri
10

kriteria

keberhasilan

individu

dalam

sebuah

penyesuaian

dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa. Menurut Agama Islam, Perkawinan adalah salah satu bentuk ibadah yang kesuciannya perlu dijaga oleh kedua belah pihak baik suami maupun istri. Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga yang bahagia sejahtera dan kekal selamanya.Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan fisik dan mental karena menikah / kawin adalah sesuatu yang sakral dan dapat menentukan jalan hidup seseorang. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal sebagai bentuk ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa dan diperlukan persiapan fisik dan mental untuk melaksanakannya. B. Macam-macam Perkawinan Beberapa pola perkawinan yang sering kita jumpai : 1. Nikah/ kawin resmi Adalah perkawinan yang menurut agama sah dan diakui oleh negara (sah menurut hukum). 2. Nikah siri Adalah perkawinan yang menurut agama sah tetapi tidak diakui oleh negara. 3. Kumpul kebo Adalah sepasang wanita dan pria yang tinggal layaknya suami istri tetapi mereka tidak memiliki ikatan perkawinan yang resmi. 4. Term marriage Term marriage atau perkawinan periodic. Kerangka ini merencanakan adanya satu kontrak tahap pertama selama 3-5 tahun, sedang tahap kedua ditempuh dalam jangka waktu 10 tahun. Perpanjangan kontrak bisa dilakukan, untuk mencapai tahap ketiga yang memberikan hak kepada kedua patner untuk saling memiliki secara permanen. 5. Trial Marriage Pada ide ini dua orang akan saling melibatkan diri dalam suatu relasi yang sangat intim dan mencobanya terlebih dahulu selama satu periode tertentu. Jika dalam periode tersebut kedua belah pihak bisa saling bersesuaian barulah dilakukan ikatan perkawinan yang permanen. 6. Companionate Marriage Pola perkawinan ini menganjurkan dilaksanakan perkawinan tanpa anak, dengan melegalisir keluarga berencana atau pengendalian kelahiran, juga melegalisir perceraian atas dasar persetujuan bersama.

11

7. Poligami Merupakan perkawinan beristri banyak. 8. Kawin tanpa aturan Melalui cinta dan seks bebas diharapkan bentuknya satu cinta sejati, akan tetapi sekiranya cinta semacam ini tidak bisa dimunculkan maka orang pun tidak dirugikan oleh karenanya, sebab mereka sudah bisa menikmati kepuasan seksual dengan permainan kebebasan seks. C. Hirarki Kebutuhan Perkawinan Manusia diciptakan dengan potensi hidup berpasang-pasangan dimana satu sama lain saling membutuhkan. Manusia memiliki potensi dan motivasi beragam untuk setiap tindakannya. Hal ini menggambarkan bahwa dalam melaksanakan perkawinanpun menusia memiliki argumen yang berbeda-beda. Perbedaan motivasi dan argumentasi tersebut karena berdasarkan berbagai macam kebutuhan, berikut hierarki akan kebutuhan perkawinan. 1. Kebutuhan fisiologis, seperti penyaluran hasrat untuk pemenuhan kebutuhan seksual yang sah dan normal. 2. Kebutuhan psikologis, ingin mendapatkan perlindungan, kasih sayang, rasa aman, serta ingin melindungi dan dihargai. 3. Kebutuhan sosial, memenuhi tugas sosial dalam suatu adat keluarga yang lazim, yaitu menikah karena pernikahan merupakan cermin kematangan sosial seseorang ketika menginjak usia dewasa. 4. Kebutuhan religi, menikah adalah sunnah Rasulullah saw. dan manusia diciptakan berpasang-pasangan. D. Persiapan Perkawinan Persiapan perkawinan terdiri atas persiapan kesehatan, baik kesehatan fisik maupun jiwa yang meliputi berbagai aspek, yaitu biologis/fisik, mental/psikologis, psikososial, dan spiritual (WHO,1984) 1. Aspek fisik/biologis. Dilihat dari segi kesehatannya, usia 20-25 tahun bagi perempuan dan 25-30 tahun bagi laki-laki merupakan usia yang ideal untuk berumah tangga. Mereka yang hendak berkeluarga amat dianjurkan untuk menjaga kesehatan, baik sehat jasmani maupun rohani. Kesehatan fisik meliputi bebasnya seseorang dari penyakit (apalagi penyakit menular) dan juga bebas dari penyakit karena keturunan. Pemeriksaan kesehatan dan konsultasi pranikah amat dianjurkan bagi pasangan yang hendak menikah. 2. Aspek mental/psikologis, yang meliputi beberapa hal berikut ini. a. Kepribadian, aspek kepribadian sangat penting agar masing-masing pasangan mampu menyesuaikan diri. Kematangan kepribadian merupakan faktor utama dalam perkawinan. Pasangan berkepribadian matang dapat saling
12

memberikan kebutuhan afeksi (kebutuhan akan rasa kasih sayang) yang amat penting bagi keharmonisan keluarga. b. Pendidikan dan tingkat kecerdasan juga perlu diperhatikan dalam mencari pasangan. Latar belakang pendidikan agama juga perlu dipertimbangkan, di samping pengetahuan agama yang dimiliki oleh masing-masing pasangan. 3. Aspek psikososial/spiritual yang antara lain terdiri atas beberapa hal berikut ini. a. b. c. Faktor agama dalam masyarakat tetap dipandang penting bagi stabilitas rumah tangga. Latar belakang sosial keluarga berpengaruh pada kepribadian anak yang dibesarkannya. Latar belakang budaya juga perlu diperhatikan, perbedaan suku bangsa bukan merupakan halangan untuk saling berkenalan dan akhirnya menikah. Namun faktor adat istiadat/budaya perlu diperhatikan untuk diketahui oleh masing-masing pasangan agar dapat saling menghargai dan menyesuaikan diri. d. Pergaulan, sebagai persiapan menuju perkawinan masing-masing calon pasangan hendaknya dapat saling mengenal terlebih dahulu. Dalam pergaulan pranikah, setiap pasangan hendaknya tetap mengindahkan nilainilai moral, etik, dan kaidah-kaidah agama. e. Pekerjaan dan kondisi materi lainnya. Faktor sandang, pangan, dan papan merupakan kebutuhan pokok sebab suatu perkawinan tidak bisa bertahan hanya dengan ikatan cinta dan kasih sayang saja, bila tidak ada materi yang mendukungnya E. Penyesuaian Perkawinan Perubahan psikologis perkawinan diimplementasikan dalam bentuk

penyesuaian perkawinan yang meliputi : 1. Penyesuaian Terhadap Pasangan Masalah penyesuaian yang paling pokok yang pertama kali dihadapi oleh keluarga baru adalah penyesuaian terhadap pasangannya (istri atau suaminya). Dalam penyesuain ini yang paling baik adalah kesanggupan dan kemampuan sang suami dan istri untuk berhubungan dengan mesra dan saling memberi dan menerima cinta. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian terhadap pasangan : Konsep pasangan yang ideal Pemenuhan kebutuhan Kesamaan latar belakang Minat dan kepentingan bersama Keserupaan nilai Konsep
13

2. Penyesuaian Seksual Masalah ini merupakan salah satu masalah yang paling sulit dalam perkawinan dan salah satu penyebab yang mengakibatkan pertengkaran dan ketidakbahagiaan perkawinan apabila kesepakatan ini tidak dapat dicapai dalam kepuasan. Beberapa faktor penting yang mempengaruhi penyesuaian seksual : Perilaku terhadap seks Sikap terhadap seks sangat dipengaruhi oleh cara pria dan wanita menerima informasi seks selama anak-anak dan remaja. Sekali perilaku tidak menyenangkan dikembangkan maka akan sulit sekali untuk dihilangkan bahkan tidak mungkin untuk dihilangkan. Pengalaman seks masa lalu Cara orang dewasa dan teman sebaya bereaksi terhadap masturbasi, petting dan hubungan suami istri sebelum menikah, ketika mereka masih muda dan cara pria dan wanita merasakan itu sangat mempengaruhi perilakunya terhadap seks. Apabila pengalaman seorang wanita tentang petting tidak menyenangkan hal ini akan mempengaruhi sikapnya terhadap seks. Dorongan seksual Dorongan seksual lebih awal berkembang pada pria daripada wanita dan cenderung tetap demikian, sedang pada wanita timbul secara periodic, dengan turun naik selama siklus menstruasi. Variasi ini mempengaruhi minat dan kenikmatan akan seks, yang kemudian mempengaruhi penyesuaian seksual. Pengalaman seks marital awal Kepercayaan bahwa hubungan seksual menimbulkan keadaan ekstasi yang tidak sejajar dengan pengalaman lain, menyebabkan banyak orang dewasa muda merasa begitu pahit dan susah sehingga penyesuaian seksual akhir sulit atau tidak mungkin dilakukan. Sikap terhadap penggunaan alat kontrasepsi Akan terjadi lebih sedikit konflik dan ketegangan jikalau suami istri itu setuju untuk menggunakan alat pencegah kehamilan dibanding apabila antara keduanya mempunyai perasaan yang berbeda tentang sarana tersebut. Efek vasektomi Apabila seseorang mengalami operasi vasektomi, maka akan hilang ketakutan akan kehamilan yang tidak diinginkan vasektomi mempunyai efek yang sangat positif bagi wanita tentang penyesuaian seksual wanita tetapi membuat pria mempertanyakan kepriaannya. 3. Penyesuaian Keuangan Uang dan kurangnya uang mempunyai pengaruh yang kuat terhadap penyesuaian diri orang dewasa dengan perkawinan. Dewasa ini, banyak istri yang
14

tersinggung karena tidak dapat mengendalikan uang yang dipergunakan untuk melangsungkan keluarga, dan mereka merasa sulit untuk menyesuaikan keuangan dengan pendapatan suaminya setelah terbiasa membelanjakan uang sesuka hatinya. Banyak suami juga merasa sulit untuk menyesuaikan diri dengan keuangan, khususnya kalau istrinya bekerja setelah menikah dan kemudian karena berhenti dengan lahirnya anak pertama bukan hanya pendapatan mereka berkurang, tetapi pendapatan suami harus menutupi semua pengeluaran. 4. Penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan Dengan perkawinan setiap orang dewasa akan secara otomatis memperoleh sekelompok keluarga. Mereka itu adalah anggota keluarga pasangan dengan usia, minat, nilai, pendidikan, budaya dan latar belakang sosial yang berbeda. Suami istri tersebut harus mempelajarinya dan menyesuaikan diri dengannnya bila dia atau ia tidak menginginkan hubungan yang tegang dengan sanak saudara mereka. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyesuaian dengan pihak keluarga pasangan : Stereotype tradisional Stereotype yang secara luas diterima mengenai ibu mertua yang representative menyenangkan dapat bahkan menimbulkan sebelum perangkat mental yang yang tidak tidak perkawinan. Stereotype

menyenangkan mengenai orang usia lanjut-mereka itu adalah bossy dan campur tangan-dapat menambah masalah bagi keluarga pasangan. Keinginan untuk mandiri Orang yang menikah muda cenderung menolak saran dan petunjuk dari orang tua mereka walaupun mereka menerima bantuan keuangan, dan khususnya mereka menolak ikut campur tangan dari keluarga pasangan. Keluargaisme Penyesuaian dalam perkawinan akan lebih pelik apabila satu pasangan tersebut menggunakan lebih banyak waktunya terhadap keluarganya daripada mereka sendiri mereka berikan.Bila pasangan terpengaruh oleh keluarga,apabila seorang anggota keluarga berkunjung dalam waktu yang lama atau hidup dengan mereka untuk seterusnya. Mobilitas social Orang dewasa muda yang status sosialnya meningkat diatas anggota keluarga atau diatas status keluarga pasangannya mungkin saja tetap membawa mereka dalam latar belakangnya.Banyak oran tua dan anggotaanggota keluarga sering bermusuhan dengan pasangan muda. Anggota keluarga berusia lanjut Merawat anggota kelurga berusia lanjut merupakan factor yang sangat pelik dalam penyesuaian perkawinan sekarang karena sikap yang tidak
15

menyenangkan terhadap orang tua dan keyakinan bahwa orang muda harus bebas dari urusan keluarga khususnya bila dia juga mempunyai anak anak. Bantuan keuangan untuk keluarga pasangan Bila pasangan muda harus membantu atau memikul tanggung jawab bantuan keuangan bagi pihak keluarga pasangan, hal itu sering membawa hubungan keluarga yang tidak beres.Hal ini dikarenakan anggota keluarga pasangan dibantu keuangannya, marah dan tersinggung dengan tujuan agar diperoleh bantuan tersebut. F. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penyesuaian terhadap Pasangan 1. Konsep pasangan yang ideal Dalam memilih pasangan, baik pria dan wanita sampai sejauh tertentu dibimbing oleh konsep pasangan ideal yang dibentuk selama masa dewasa. Semakin orang terlatih menyesuaikan diri terhadap realitas semakin sulit penyesuaian dilakukan terhadap pasangan. 2. Pemenuhan Kebutuhan Apabila penyesuaian yang baik dilakukan ,pasangan harus memmenuhi kebutuhannya yang berasal dari pengalaman awal. Apabila orang dewasa perlu pengenalan, pertimbangan prestasi dan status sosial agar bahagia, pasangan harus membantu pasangan lainnya untuk memenuhi kebutuhan tersebut. 3. Kesamaan Latar Belakang Semakin sama latar belakang suami dan isteri semakin mudah untuk saling menyesuaikan diri. Bagaimanapun juga apabila latar belakang mereka sama setiap orang dewasa mencari pandangan unik tentang kehidupan. Semakin berbeda pandangan hidup ini, makin sulit penyesuaian diri dilakukan. 4. Minat dan Kepentingan Bersama Kepentingan yang saling bersamaan tentang suatu hal yang dapat dilakukan pasangan cenderung membawa penyesuaian yang baik. 5. Keserupaan Nilai Pasangan yang menyesuaikan diri dengan baik mempunyai nilai yang lebih serupa daripada mereka yang penyesuaian dirinya buruk. Barangkali latar belakang yang sama menghasilkan nilai yang sama pula. 6. Konsep Peran Setiap lawan pasangan mempunyai konsep yang pasti mengenai bagaimana seharusnya peranan seorang suami dan isteri , atau setiap orang mengharapkan pasangannya memainkan perannya. Jika harapan terhadap peran tidak terpenuhi, akan mengakibatkan konflik dan peyesuian yang buruk. 7. Perubahan Dalam Pola Hidup Penyesuaian terhadap pasangan berarti mengorganisasikan pola kehidupan, merubah persahabatan dan kegiatan-kegiatan sosial serta merubah

16

persyaratan pekerjaan, terutama bagi seorang isteri. Penyesuaian-penyesuaian ini seringkali diikuti oleh konflik emosional.

G. Kondisi yang Menimbulkan Kesulitan dalam Penyesuaian Perkawinan 1. Persiapan yang terbatas untuk perkawinan Walaupun dalam kenyataan sekarang, penyesuaian seksual lebih mudah ketimbang pada masa lalu,karena banyak informasi tentang seks yang tersedia baik di rumah, di sekolah, di universitas dan di perguruan tinggi serta tempattempat yang lain. Hal ini berbeda dengan persiapan yang lain. Seperti persiapan di bidang ketrampilan domestik (pengasuhan anak dan pengelolahan keuangan). Pada kenyatannya pasangan suami istri hanya menerima sedikit informasi mengenai hal tersebut. 2. Peran dalam perkawinan Kecenderungan terhadap perubahan peran dalam perkawinan bagi pria dan wanita, dan konsep yang berbeda tentang peran ini yang dianut kelas sosial dan sekelompok religius yang berbeda membuat penyesuaian dalam perkawinan semakin sulit sekarang daripada di masa lalu ketika peran masih begitu ketat dianut. 3. Kawin Muda Perkawinan dan kedudukan sebagai orang muda menyelesaikan pendidikan mereka dan secara ekonomis independent membuat mereka tidak mempunyai kesempatan untuk mempunyai pengalaman yang dipunyai oleh teman-teman yang tidak kawin atau orang orang yang telah mandiri sebelum kawin.Hal ini mengakibatkan sikap iri hati dan menjadi halangan bagi penyesuaian perkawinan. 4. Konsep yang tidak realistis tentang perkawinan Orang dewasa yang bekerja di sekolah dan perguruan tinggi, dengan sedikit atau tanpa pengalaman kerja, cenderung mempunyai konsep yang tidak realistis tentang makna perkawinan berkenan denganpekerjaan, deprivasi, pembelanjaan uang atau perubahan dalam pola hidup. Pendekatan yang tidak realistis ini menuju ke arah kesulitan penyesuaian yang serius yang sering diakhiri dengan perceraian. 5. Perkawinan Campur Penyesuaian terhadap kedudukan sebagai orang tua dan dengan para saudara dari pihak isteri dan sebaliknya jauh lebih sulit dalam perkawinan antar agama daripada bila keduanya berasal dari latar belakang budaya yang sama. 6. Pacaran yang dipersingkat Periode atau masa pacaran lebih singkat sekarang ketimbang masa dulu, dan karena itu pasangan hanya punya sedikit waktu untuk memecahkan banyak masalah tentang penyesuaian sebelum mereka melangsungkan perkawinan. 7. Konsep Perkawinan yang Romantis
17

Banyak orang dewasa yang mempunyai, konsep perkawinan yang romantis yang berkembang pada masa remaja. Harapan yang berlebihan tentang tujuan dan hasil perkawinan sering membawa kekecewaan yang menambah kesulitan penyesuaian terhadap tugas dan tanggung jawab perkawinan. 8. Kurangnya identitas Apabila seseorang merasa bahwa keluarga,teman dan rekannya memperlakukannya sebagai suami jane atau apabila wanita merasa bahwa kelompok sosial menganggap dirinya hanya sebagai ibu rumah tangga, walaupun dia seorang wanita karir yang berhasil, ia bisa saja kehilangan identitas diri sebagai individu yang sangat dijunjung dan dinilai tinggi sebelum perkawinan. H. Beberapa cara mengatasi kesulitan yaitu : 1. Menghadapi kenyataan Suami isteri perlu menghadapi kenyataan hidup dari semua yang terungkap dan tersingkap. 2. Penyesuian timbal balik Perlu usaha terus menerus dengan saling memperhatikan, saling mengungkapkan cinta dengan tulus, menunjukkan pengertian, penghargaan dan saling memberi dukungan serta semangat. 3. Latar belakang suasana yang baik Untuk menciptakan suasana yang baik, dilatarbelakangi oleh pikiran-pikiran, perbuatan dan tindakan yang penuh kasih sayang. 4. Komunikasi yang baik Dengan membina dan memelihara komunikasi di dalam keluarga dan dengan masyarakat di luar keluarga. I. Masalah Perkawinan Untuk keran bocor Sesekali berkeluh kesah kepada sahabat atau orang terdekat memang perlu. Namun, usahakan menahan diri untuk tidak terlalu banyak menceritakan keburukan pasangan kepada pihak lain. Anda harus bisa menahan diri untuk tidak menceritakan hal-hal yang bisa menjelekkan suami di hadapan orang lain. Sebaliknya, usahakan untuk berkata yang baik-baik tentang pasangan kepada orang lain. Untuk sindrom "malangnya diriku". Memendam perasaan sama buruknya dengan menjelekkan pasangan kepada orang lain. Jika ada hal-hal yang membuat Anda tak merasa senang dengan sikap pasangan, sebaiknya utarakan dengan sikap tenang dan menghormati. Coba sisihkan waktu dengan pasangan untuk bermanja-manja dan
18

saling mengutarakan isi hati. Namun, usahakan untuk memberikan solusi atas permasalahannya. Untuk bertengkar karena hal-hal sepele Biasanya hal ini terjadi karena masalah barang-barang milik pasangan yang berserakan atau menumpuk tak keruan. Pertengkaran karena barangbarang pasangan bisa menjadi semacam penanda ada hal-hal yang tak Anda sukai dari pasangan. Menurut Michele Weiner-Davis, psikoterapis dan penulis buku The Sex-Starved Marriage, akan ada hal-hal yang Anda cintai dan tidak sukai dari pasangan. Itu adalah bagian dari sebuah pernikahan. Ketika Anda mengambil sumpah untuk menikah dengan seseorang, maka semua bagian dari dirinya, baik yang Anda sukai maupun tidak, sudah menjadi bagian dari paketnya. Untuk terlalu jauh Anda berdua sudah terlalu sibuk dengan pekerjaan, anak-anak, dan kepentingan sendiri-sendiri, tanpa sadar waktu untuk berbicara pun tak ada. Bahkan saat di tempat tidur. Ketika pasangan mulai mengurangi waktu berkualitas, ini bisa membuat hubungan terasa santai. Namun bisa juga sebaliknya, pasangan berasumsi bahwa Anda tak membutuhkannya lagi. Manusia merespons ketidakterikatan dengan menarik diri masing-masing. Segalanya bisa menjadi lebih parah. Namun, manusia juga merespons dari kebaikan orang lain. Maka, yang bisa Anda lakukan adalah mengambil inisiatif untuk meluangkan waktu. Sisihkan (bukan menyisakan) waktu yang biasanya Anda gunakan hanya untuk menonton TV dengan kegiatan lain yang Anda sukai bersama pasangan. Misalnya, bangun lebih pagi di hari libur untuk jalan pagi bersama. Jika sudah terlalu besar jarak antara Anda dan pasangan, berusahalah lebih keras untuk bisa lebih dekat. Para peneliti setuju agar pasangan seperti ini membuat jadwal rutin untuk berhubungan intim dan untuk bicara.Intimasi dari berhubungan badan memang bisa membuat hubungan pasangan lebih erat. J. Kriteria Keberhasilan Penyesuaian Perkawinan Kebahagiaan suami-istri Hubungan yang baik antara orang tua dan anak Penyesuaian yang baik dari anak-anak Kemampuan untuk memperoleh kepuasan dari perbedaan pendapat Kebersamaan Penyesuaian yang baik dalam masalah keuangan Penyesuaian yang baik dari pihak keluarga pasangan

19

BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Perkawinan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal sebagai bentuk ibadah kepada Tuhan Yang Maha Esa dan diperlukan persiapan fisik dan mental untuk melaksanakannya. Ada bermacam-macam pola dan masalah perkawinan.Adapun perubahan psikologi yang terjadi pada perkawinan yaitu lebih dewasa dan stress.Dalam hal ini diperlukan peran bidan dalam mengupayakan penyelesaian konflik perkawinan yang terjadi. B. Saran Dalam memberikan pelayanan maupun penyuluhan akan masalah perkawinan, bidan sebaiknya tidak membeda-bedakan status sosial, pendidikan, ekonomi kliennya sehingga semua masalah perkawinan dapat terselesaikan dan tidak mengakibatkan peningkatan angka perceraian.

20

MENOPAUSE BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Kehidupan pada dasarnya merupakan suatu proses perubahan yang kontinyu atau serangkaian perkembangan yang kontinyu dari lahir sampai mati. Jadi perkembangan akan dialami oleh setiap individu. Setiap perkembangan mengandung pengertian adanya suatu proses menuju pada suatu kemasakan dan kematangan yang meliputi aspek jasmaniah, rohaniah dan sosialnya. Bila seorang individu telah mencapai periode kemasakan, baik aspek fisik, psikis maupun sosial, yang umumnya dapat dicapai pada usia remaja - dewasa, maka periode berikutnya adalah tahap kemantapan dan untuk selanjutnya adalah peiode penurunan. Menjadi tua adalah suatu proses yang merupakan bagian dari kehidupan seseorang, dan sudah terjadi sejak konsepsi dalam kandungan yang berlangsung terus sepanjang kehidupan. Usia lanjut mengandung pengertian adanya perubahan yang progresif pada organisme yang telah mencapai kemasakan, perubahan ini bersifat umum dan irreversible (tidak dapat kembali). Sudah merupakan hukum alam (sunnatullah) , bahwa dalam kehidupannya manusia tidak dapat melepaskan diri peristiwa-peristiwa kehidupan yang menekan atau yang dikenal dengan stressor - crises. Krisis yang dialami manusia secara garis besar, dibedakan menjadi macro stressor dan krisis perkembangan (development crises). Macro stressor adalah peristiwa-peristiwa besar dan berat, yang dialami seseorang dan berdampak sangat menekan, seperti kematian orang yang dicintai, mengalami bencana alam, kehilangan pekerjaan dlsb. Krisis perkembangan adalah peristiwa menekan yang pada dasarnya akan dialami oleh semua manusia, sebagai resiko dari perkembangan manusia, seperti krisis identitas pada remaja, menstruasi, pensiun dan menopause pada wanita. Wanita sehat secara normal akan mengalami suatu proses degenerasi yang dinamakan menopause. Proses ini sering menimbulkan gejala-gejala yang dirasakan tidak menyenangkan. Oleh karena itu sangatlah penting bagi setiap wanita untuk benarbenar memahaminya. Sekitar separuh dari semua wanita berhenti menstruasi antara usia 45 dan 50, sekitar seperempat berhenti sebelum umur 45 tahun, dan seperempat lainnya terus menstruasi sampai melewati umur 50 tahun. Selanjutnya, salah satu hal yang dapat dilakukan untuk membuat kehidupan saat menopause ini sedikit lebih mudah adalah dengan diet menopause yang dapat membantu untuk energi tubuh, mengendalikan berat badan dan mencegah sejumlah kondisi yang dapat menjadi lebih terlihat pada saat proses penuaan terus berlanjut.

21

Terapi Sulih Estrogen (TSH) serta olahraga yang teratur juga dapat mengurangi beban pada saat terjadinya proses menopause ini. 1.2 Rumusan Masalah Dari latar belakang di atas dapat dirumuskan sbb : 1. Apa definisi dari menopause ? 2. Apa saja jenis- jenis dari menopause ? 3. Apa saja tahap-tahap dari menopause ? 4. Apa saja aspek-aspek dari menopause ? 5. Apa saja gejala- gejala menopause ? 6. Apa saja tanda awal menopause ? 7. Apa saja gangguan pada menopause ? 8. Bagaimana cara mengatasinya ? 9. Apa saja kelainan organic pada masa menopause ? 10. Apa saja pengobatan pada menopause ? 11. Apa saja pola makan sehat menuju menopause ? 12. Bagaimana cara berolahraga pada saat menopause ? 1.3 Tujuan 1. Untuk mengetahui definisi dari menopause 2. Untuk mengetahui jenis- jenis dari menopause 3. Untuk mengetahui tahap-tahap dari menopause 4. Untuk mengetahui aspek-aspek dari menopause 5. Untuk mengetahui gejala- gejala menopause 6. Untuk mengetahui tanda awal menopause 7. Untuk mengetahui gangguan pada menopause 8. Untuk mengetahui bagaimana cara mengatasinya. 9. Untuk mengetahui kelainan organic pada masa menopause 10. Untuk mengetahui pengobatan pada menopause 11. Untuk mengetahui pola makan sehat menuju menopause 12. Untuk megetahui cara berolahraga pada saat menopause 1.4 Manfaat Agar mahasiswa mengetahui tentang masa menopause dan dapat mempelajarinya BAB II PEMBAHASAN A. Definisi Menopause men berarti bulan, pause, pausa, pausis, paudo berarti periode atau tanda berhenti, hilangnya menopause diartikan sebagai berhentinya secara definitif menstruasi (Menurut Kartono, 1992)
22

Menopause sebagai akibat adanya perubahan fisik dan psikis yang ditandai dengan berhentinya produksi sel telur dan hilangnya kemampuan untuk melahirkan anak yang juga ditandai berhentinya menstruasi (Mappiare, 1983). Wanita akan mengalami menopause ditandai dengan berhentinya sirkulasi haid dan juga diikuti dengan melemahnya organ produksi dan muncul gejalagejalapenuaan dibeberapa bagian tubuh (Ibrahim, 2002). Menopause bukan hanya dari segi fisik yaitu berhentinya menstruasi, tetapi dari segi usia yaitu dimulai pada akhir masa menopause dan berakhir pada awal lanjut usia (senium) yaitu sekitar 40-65 tahun (Pakasi, 1996) Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa menopause adalah suatu fase dari kehidupan wanita yang ditandai dengan berhentinya menstruasi, berhentinya produksi sel telur, hilangnya kemampuan melahirkan anak, dan membawa perubahan dan kemunduran baik secara fisik maupun psikis. B. Jenis-jenis Menopause Menopause dapat dibedakan menjadi dua jenis, yaitu menopause alamiah dan menopause prematur (dini). a. Menopause Alamiah Menopause ini terjadi secara bertahap, biasanya antara usia 45-55 tahun. Menopause alamiah terjadi pada wanita yang masih mempunyai indung telur. Durasinya sekitar 5-10 tahun. Meskipun seluruh proses itu kadang-kadang memerlukan waktu tiga belas tahun. Selama itu menstruasi mungkin akan berhenti beberapa bulan kemudian akan kembali lagi. Menstruasi datang secara fluktuatif. Lamanya, intensitasnya, dan alirannya mungkin bertambah atau berkurang. Wanita yang mengalami menopause alamiah mungkin membutuhkan perawatan atau mungkin tidak membutuhkan perawatan apapun. Hal ini karena kesehatan mereka secara menyeluruh cukup baik. Selain itu proses menopause berjalan sangat lambat sehingga tubuhnya dapat menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang terjadi pada saat menopause. 2. Menopause Dini Menurut dr. ali Baziad, Sp.O.G KFFR, staf pada Bagian Obstetri dan Ginekologi, FKUI/RSUPN Cipto Mangunkusumo, Jakarta menopause dini adalah berhentinya haid di bawah usia 40 tahun. Kalau wanita itu sudah berusia di atas 40 tahun, misalnya pada usia di atas 40 tahun, misalnya usia 42 dan 43, ia tidak dikategorikan sebagai wanita yang mengalami menopause dini. Demikian juga pada wanita usia produktif yang tidak lagi haid karena pengangkatan rahim, ia tidak dapat disebut sebagai penderita menopause dini. Ini disebabkan indung telurnya masih ada dan masih memproduksi sel-sel telur serta mengeluarkan hormon estrogen. Sementara itu, jika kedua indung telurnya di angkat, otomatis

23

produksi hormon estrogen terhenti pula. Otomatis tidak akan mengalami haid lagi untuk seterusnya sehingga dapat disebut telah mengalami menopause dini. Menopause ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor: Pertama, bisa karena indung telurnya diangkat, misalnya karena menderita kanker indung telur. Kedua, diduga karena gaya hidup, seperti merokok, kebiasaan minum minuman beralkohol, makanan yang tidak sehat, dan kurang berolah raga. Ketiga bisa karena pengaruh obat-obatan seperti obat pelangsing dan jamu-jamu yang tidak jelas zat kimianya. Pada umumnya, obat-obatan pelangsing memang mengandung zat kimia yang dapat menghambat produksi hormon. Gejala menopause dini dengan menopause biasa tidak ada bedanya, walaupun setiap orang mengalami gejala dalam waktu yang sama. Tetapi dari segi perubahan fisik penderita menopause biasanya tampak lebih parah. Ini terlihat dari keluhan keluhan yang mereka alami, yaitu osteoporosis dan penyakit jantung koroner yang datang lebih cepat. Oleh karena itu datangnya menopause dini perlu diwaspadai. C. Tahap-tahap Menopause Pada dasarnya menopause dibagi menjadi tiga tahap yaitu masa

pramenopause, menopause dan pasca menopause. 1. Pramenopause Pramenopause yaitu masa transisi antara masa ketika wanita mulai merasakan gejala menopause (biasanya pada pertengahan atau akhir usia 40 tahun) dan pada masa siklus haid benar-benar terhenti (rata-rata 51 tahun). Pada masa pramenopause akan terjadi perubahan fisik yang berarti. 2. Menopause Masa menopause menandakan haid terakhir. Penentuan masa menopause hanya bisa dilakukan setelah seorang wanita tidak haid lagi selama 1 tahun penuh. 3. Pascamenopause Masa ini adalah masa setelah haid terakhir seorang wanita. Dengan kata lain, pascamenopause terjadi setelah masa menopause. Biasanya, keadaan fisik dan psikologisnya sudah dapat menyesuaikan dii dengan perubahan-perubahan hormonalnya. D. Aspek-aspek Masa Menopause 1. Aspek Fisiologis Menopause Bersamaan dengan bertambahnya usia, maka wanita mengalami perubahan atau penurunan berfungsinya aspek fisiologis yang meliputi sistemsistem panca indera, lokomosi, pembuluh darah, pernafasan, urogenitalitas, pencernakan, pertahanan tubuh dan sistem syaraf. Perubahan-perubahan ini dialami manusia secara bertahap.
24

Masa menopause ditandai dengan masa transisi kira-kira lima tahun dari berhentinya fungsi reproduksi, tetapi secara biologis menopause berarti berhentinya menstruasi. Pada umumnya wanita akan mengalami menopause antara usia 40 55 tahun, walaupun ada beberapa perkecualian. Periode ini disebut sebagai periode klimakterium yang menggambarkan hilangnya kemampuan untuk reproduksi (menurunkan). Dengan berhentinya menstruasi berarti proses ovulasi atau pembuahan sel telur juga berhenti. Periode ini dianggap sebagai masa transisi atau peralihan ke masa tua, yaitu masa yang ditandai dengan berkurang dan menurunnya vitalitas manusia. Menopause merupakan tahap akhir proses biologi yang dialami wanita berupa penurunan produksi hormon seks wanita yaitu estrogen dan progesteron pada indung telur. Proses berlangsung tiga sampai lima tahun yang disebut masa klimakterik atau perimenapouse. Disebut menopause jika seseorang tidak lagi menstruasi selama satu tahun. Umumnya terjadi pada usia 50-an tahun. Sebagaimana awal haid, akhir haid juga bervariasi antara perempuan yang satu dengan perempuan yang lainnya. Mackenzie, menyatakan bahwa setiap bayi wanita yang baru lahir dilengkapi dengan berjuta-juta telur yang belum matang didalam rahim, dan telur ini akan masak beberapa saat setelah haid pertama, demikian seterusnya sampai satu atau dua tahun sebelum menopause. Menjelang menopause persediaan telur akan habis dan ini akan merupakan salah satu faktor pencetus menopause. Matangnya telur-telur sejak masa pubertas sampai menopause diatur oleh suatu jaringan pengendali hormon yang disebut hipotalamus dan hipofisis. Hipotalamus sering dianggap sebagai otak emosional atau sebagai otak konduktor sistem endoktrin. Pengendalian ini dapat menghentikan sistem hormon jika tiba-tiba seseorang mengalami stres atau mengalami kejutan, seperti misalnya suatu kecelakaan atau kematian keluarga terdekat, hipotalamus dapat memerintah hormon untuk berhenti sementara waktu. Hal inilah yang menyebabkan bila seseorang sedang mengalami stres siklus haidnya mundur. Sedangkan hipofisis adalah suatu kelenjar yang memang hanya memproduksi hormon, perantara kimiawi yang berkeliling dari suatu tempat ketempat lainnya dalam tubuh memberitahukan bagian-bagian lain untuk menjalankan semacam tugas. Hipofisis ini memproduksi sejumlah besar hormon, salah satunya adalah hormon yang membuat seorang manusia menjadi tumbuh dan berkembang, selain itu hipofisis juga mengendalikan indung telur atau ovarium. Indung telur selain menyimpan telur-telur yang belum matang juga memproduksi dua hormon yaitu hormon estrogen dan progesteron. Bersamaan dengan bertambahnya usia seorang wanita, sisa-sisa folikel sel telur yang berada di indung telur akan menghilang, kejadian ini tidak akan sama pada setiap wanita dan akan terjadi diantara usia 45 55 tahun itupun tidak
25

terjadi secara mendadak tetapi akan berlangsung secara bertahap yaitu dari masa aktif menjadi tidak aktif lagi ketika wanita mulai memasuki usia menopause. Rangkaian peristiwa dalam tahap perubahan ini diawali dengan berkurangnya kepekaan folikel sel telur terhadap rangsangan hormon yang dikeluarkan oleh kelenjar hipofise. Mengenai terjadinya menopause ini Sheldon, menyebutkan bahwa mulamula estrogen hanya menghalangi ovulasi atau pelepasan telur tetapi menstruasi masih tetap berlangsung, namun makin lama haid menjadi jarang dan akhirnya akan berhenti. Meskipun demikian, dengan berhentinya haid bukan berarti sudah tidak ada estrogen sama sekali, walaupun haid sudah berhenti indung telur masih tetap memproduksi estrogen. Berhentinya haid sebenarnya adalah ketuaan indung telur itu sendiri sehingga kurang bereaksi terhadap hormon estrogen. Dalam kehidupan wanita, hormon estrogen berpengaruh pada

perkembangan seksual tubuh wanita, atau yang memberikan ciri khas pada wanita, antara lain: mempersiapkan rahim menerima janin, pertumbuhan payudara; penimbunan jaringan lemak di bawah kulit seperti di pinggul, paha, dan pantat, memperhalus kulit, melebutkan suara dan menghambat tumbuhnya kumis dan rambut di sekitar wajah. Juga menjaga perkembangan alat kelamin. Jadi menurun bahkan berhentinya estrogen akan mengakibatkan dinding liang rahim menjadi kering dan kaku, payudara menjadi lembik, kulit berkeriput dan rambut menjadi kering dan berkeriput, timbul kantung dibawah mata, dan perasaan kewanitaannya juga berubah. Ada sebagian wanita, yang mengeluh setelah menopause gairah seksual menurun. Salah satu fungsi dari hormon estrogen adalah bertanggung jawab atas sebagian besar karateristik wanita, sehingga menurunnya hormon estrogen mengakibatkan hilangnya jaringan di vagina yang berarti terjadi pengerutan. Keadaan ini menyebabkan hubungan kelamin menjadi sakit. Namun bukan berarti wanita yang mengalami menopause harus menghindari hubungan seksual. Elastisitas jaringan genital dapat dikembalikan dengan memberikan hormon pengganti estrogen. Disamping itu, penurunan drastis kadar hormon estrogen dan

progresteron akan diikuti berbagai perubahan fisik seperti kulit mengendur, inkontinensia (gangguan kontrol berkemih) pada waktu beraktivitas, jantung berdebar-debar, hot flushes (peningkatan suhu tubuh secara tiba-tiba), sakit kepala, mudah lupa, sulit tidur, rasa semutan pada tangan dan kaki, nyeri pada tulang dan otot Dalam jangka panjang rendahnya kadar hormon estrogen setelah menopause menimbulkan ancaman osteoporosis (pengeroposan tulang) yang membuat udah patah tulang serta peningkatan resiko gangguan kardiovaskuler.

26

Semua gejala tersebut sebenarnya tergantung pada kadar hormon estrogen yang ada pada diri seseorang, sehingga bisa berlangsung sebentar dan bisa pula menetap pada seseorang. 2. Aspek Psikologis Menopause Pada wanita yang menghadapi periode menopause, munculnya simtomsimtom psikologis sangat dipengaruhi oleh adanya perubahan pada aspek fisikfisiologis sebagai akibat dari berkurang dan berhentinya produksi hormon estrogen. Menopause seperti halnya menarche pada gadis remaja (awal dari masaknya hormom estrogen), remaja ada yang cemas, gelisah tetapi ada juga yang biasa. Pada perempuan yang mengalami menopause keluhan yang sering dirasakan antara lain: merasa cemas, takut, lekas marah, mudah tersinggung, suli konsentrasi, gugup, merasa tidak berguna - tidak berharga, stres dan bahkan ada yang mengalami depresi. Tetapi apakah semua wanita akan mengalami gangguan psikologis dalam menghadapi menopause ?. Kenyataannya tidak semua wanita tengah baya mengalami kecemasan, ketakutan bahkan depresi saat menghadapi menopause. Jadi ada juga wanita yang tidak merasakan adanya gangguan pada kondisi psikisnya. Mengapa demikian. ?. Berat ringannya stres yang dialami wanita dalam menghadapi dan mengatasi menopause sangat dipengaruhi oleh bagaimana penilaiannya terhadap menopause. Penilaian individu terhadap peristiwa yang dialami ada yang negatif (suudzon) ada yang positif (khusnudzon) Bagi wanita yang menilai atau menganggap menopause itu sebagai peristiwa yang menakutkan (stressor) dan berusaha untuk menghindarinya, maka strespun sulit dihindari. Ia akan merasa sangat menderita karena kehilangan tanda-tanda kewanitaan yang selama ini dibanggakannya. Sebaliknya bagi wanita yang menganggap menopause sebagai suatu ketentuan Allah (Sunnatullah) yang akan dihadapi semua wanita, maka ia tidak akan mengalami stres. Atau, kemungkinan stres yang dialami tidak seberat dibanding wanita yang mempersepsikan menopause itu sebagai momok atau kiamat. Menurut pendekatan kognitif, dalam ilmu psikologi, pada dasarnya gangguan emosi (takut, cemas, stres) yang dialami manusia, sangat ditentukan oleh bagaimana individu menilai, menginterpretasi, atau mempersepsikan peristiwa yang dialaminya. Jadi, bagaimana individu mempersepsikan atau menilai menopause akan berpengaruh pada kondisi emosi-psikologisnya. Bila wanita memandang menopause sebagai hal yang mengerikan maka iapun akan menghadapi menopause dengan penuh kecemasan, ketakutan, stres depresi. bahkan

27

E. Gejala-gejala Menopause Gejala-gejala dari menopause disebabkan oleh perubahan kadar estrogen dan progesteron. Karena fungsi ovarium berkurang, maka ovarium menghasilkan lebih sedikit estrogen/progesteron dan tubuh memberikan reaksi. Beberapa wanita hanya mengalami sedikit gejala, sedangkan wanita yang lain mengalami berbagai gejala yang sifatnya ringan sampai berat. Hal ini adalah normal. Berkurangnya kadar estrogen secara bertahap menyebabkan tubuh secara perlahan menyesuaikan diri terhadap perubahan hormon, tetapi pada beberapa wanita penurunan kadar estrogen ini terjadi secara tiba-tiba dan menyebabkan gejala-gejala yang hebat. Hal ini sering terjadi jika menopause disebabkan oleh pengangkatan ovarium. Perubahan hormonal pada tubuh tersebut berakibat munculnya gejala-gejala seperti nyeri sendi & sakit pada punggung, pengeringan pada vagina (sehingga sakit saat melakukan hubungan seksual), sulit menahan kencing, gangguan mood & emosi tinggi sehingga menimbulkan stres, selain itu penurunan kadar estrogen juga mengakibatkan kecenderungan peningkatan tekanan darah, pertambahan berat badan & peningkatan kadar kolesterol. Pada jangka panjang keluhan akibat menurunnya kadar estrogen ini dapat menyebabkan osteoporosis, penyakit jantung koroner, dementia tipe Alzheimer, stroke, kanker usus besar, gigi rontok & katarak. Adapun gejala lain yang terjadi selama menopause yaitu : 1. Ketidakteraturan siklus haid 2. Gejolak rasa panas 3. Perubahan kulit 4. Keringat dimalam hari 5. Sulit tidur 6. Perubahan pada mulut 7. Kerapuhan tulang 8. Penyakit Bagi kebanyakan wanita keluhan-keluhan tersebut terutama yang bersinggungan dengan kehidupan sehari-hari dapat menimbulkan dampak negatif pada kualitas hidup & rasa percaya diri. Untuk itu perlu penanganan menopause yang tepat dalam menghadapinya. Saat ini pengobatan yang paling efektif untuk mengobati gejala menopause & sekaligus sebagai pencegahan terhadap osteoporosis adalah dengan terapi berbasis hormon estrogen yang bertujuan untuk menggantikan penurunan estrogen yang terjadi saat menopause. Dan untuk wanita menopause yang masih memiliki uterus (rahim) maka terapi tersebut dikombinasikan dengan progestogen. F. Tanda awal Menopause a. Perubahan kejiwaan Perubahan yang dialami oleh wanita dengan menjelang menopause adalah: merasa tua, mudah tersinggung, mudah kaget sehingga jantung
28

berdebar, takut tidak bisa memenuhi kebutuhan seksual suami, rasa takut bahwa suami akan menyeleweng. Keinginan seksual menurun dan sulit mencapai kepuasan (orgasme), dan juga merasa tidak berguna dan tidak menghasilkan sesuatu, merasa memberatkan keluarga dan orang lain. b. Perubahan fisik Pada perubahan fisik seorang wanita mengalami perubahan kulit. Lemak bawah kulit menghilang sehingga kulit mengendor, sehingga jatuh dan lembek. Kulit mudah terbakar sinar matahari dan menimbulkan pigmentasi dan menjadi hitam.pada kulit tumbuh bintik hitam, kelenjar kulit kurang berfungsi sehingga kulit menjadi kering dan keriput. Turunnya estrogen dapat menimbulkan perubahan kerja usus menjadi lambat, dan mereabsorbsi sari makanan makin berkurang. Kerja usus halus yang semakin berkurang maka akan menimbulkan gangguan buang air besar berupa obstipasi. Perubahan yang terjadi pada alat genetalia meliputi liang senggama terasa kering, lapisan sel liang senggama menipis yang menyebabkan mudah terjadi (infeksi kandung kemih dan liang senggama). Daerah sensitive makin sulit untuk dirangsang. Saat berhubungan seksual dapat menjadi nyeri. Perubahan pada tulang terjadi oleh karena kombinasi rendahnya hormon paratiroid. Tulang mengalami pengapuran, artinya kalium menurun sehingga tulang keropos dan mudah terjadi patah tulang terutama terjadi pada persendian paha. G. Gangguan Menopause Gangguan menopause ialah jadwal menopause 1) Menopause premature 2) Terhentinya haid pada umur 40 tahun Terdapat gejala premenopause hot flushes, kenaikan gonadotropin Berhentinya haid setelah umur 55 tahun Terdapat gejala menopause

Menopause terlambat

Menurut Kartini (1992) beberapa gangguan yang terjadi adalah :

Ide Delirius Biasanya gejala tersebut berisikan ide delirius (kegilaan, nafsu-nafsu petualangan). Masturbasi Klitoris. Ada kalanya pada wanita menopause timbul semacam seksual yang luar biasa hangat membara lagi dan ia sensitive sekali sehingga wanita tersebut melakukan masturbasi klitoris (onani kelentit).
29

Aktifitas Hipomanis Semu. Wanita ini merasakan seolah-olah vitalitas hidupnya jadi bertambah.

Cara Mengatasi Gangguan Psikologis Depresi Menstrual. a) Dukungan Informatif a. Memberikan konseling bahwa berhentinya haid adalah hal yang fisiologis dan akan dialami oleh semua wanita. b. Memberikan nasehat agar wanita tersebut mau dan bisa menerima status quo. c. Memberi nasehat agar dapat menerima keadaannya dengan lapang dada. d. Memberikan informasi agar selalu mengkomunikasikan setiap masalah atau perubahan yang terjadi kepada suaminya. e. Memberi nasehat untuk mencari tahu lebih banyak tentang hal yang dihadapi melalui media cetak, elektronik dan lain-lain. f. Memberi nasehat untuk mencari dukungan spiritual. g. Memberi contoh-contoh pengalaman poditif tentang wanita menopause. h. Menganjurkan untuk berolahraga. i. Memberi latihan penanganan stress. j. Memberi nasehat butuh konsultasi ke dr. Obgyn atau psikolog bila perlu. b) Dukungan Emosional a. Mempunyai rasa empati terhadap hal yang dialami oleh wanita menopause. b. Melibatkan anggota keluarga terutama suami dalam memahami kandisi istrinya. c. Memberikan perhatian dan kepedulian kepada wanita tersebut. d. Menciptakan lingkungan kelurga yang nyaman, tenang, harmonis dan saling pengertian. c) Dukungan Penghargaan a. Memberi penghormatan sehingga wanita tersebut merasa dihargai. b. Memberi dorongan/support sehingga wanita tersebut bisa percaya diri. d) Dukungan Instrumental a. Memberi bantuan tenaga terhadap apa yang dibutuhkan oleh wanita menopause. b. Memberi bantuan materi (yang dilakukan keluarga ). 1. Ide delirius a. Memberi nasehat agar lebih mendekatkan diri pada Tuhan.
30

b. Memberi nasehat mengembangkan pikiran atau ide yang positif dalam hidup. 2. Masturbasi Klitoris. a. Memberi nasehat untuk memenuhi kebutuhan sex secara sehat. Memberi nasehat untuk konsultasi ke ahli kebidanan untuk mendapat terapi. b. Memberi konseling bahwa wanita menopause bisa melakukan hubungan sex. c. Mengkomunikasikan masalah pada suami dan diharapkan suami mau membantu memecahkan masalah, mamberi dukungan kepada isrinya. 3. Aktifitas Hipomanis Semu a. Memberi nasehat agar aktifitas yang dilakukan dapat mengarah ke hal-hal positif. b. Mengisi kegiatan dengan memperdalam kebudayaan atau bakat 4. Insomnia, Gangguan Konsep Diri dan Infantile Pada masa menopause terjadi perubahan yang menimbulkan gangguan diataranya insomia, gangguan konsep diri dan infantile. Cara mengatasinya adalah : a. Kembangkan kebiasaan tidur dan mentaatinya, membaca bacaan ringan, nonton TV, acara santai, musik yang menyenangkan. b. Makanlah jangan terlalu banyak/kenyang dan jangan kurang karena akan mengganggu tidur. c. Atur kenyamanan diri, pastikan ruangan jangan terlalu panas/dingin dan kamar harus bersih juga rapi. d. Dapatkan udara segar, jangan tidur dengan selimut menutupi kepala akan mengurangi oksigen dan menambah karbodioksida yang dihirup. e. Batasi minum/cairan setelah jam 16.00 karena akan bangun waktu malam hari. f. Jernihkan pikiran, cobalah menyelesaikan masalah pada siang dan singkirkan semua kecemasan sebelum tidur. g. Menunda jam tidur dan tidak tidur siang. h. Mengerti dan menerima diri sendiri tulus ikhlas merupakan fitrah dari Tuhan. i. Aktifitas social dan agama dapat memberikan kepuasan batin, memperkaya iman dan memberikan rasa berserah diri kepada-Nya. j. Ketenangan dalam keluarga yaitu adanya pengeryian dan dorongan anggota kelurga akan membantu mengurangi gejala yang timbul, terasa ringan dan membawa kebahagiaan. k. Pengobatan dengan esterogen dan kombinasi psikoterapi.

31

H. Kelainan Organic pada Menopause Dengan rangsangan estrogen terus-menerus tanpa selingan progesterone memberikan peluang terjadinya keadaan patologis organ tujuan estrogen dalam bentuk : Perdarahan disfungsional semakin meningkat Terjadi perubahan alat genetalia menjadi tumor jinak ; mioma uteri, polip endometrial, polip servikal Karsinoma korpus uteri Keganasan payudara I. Pengobatan Tidak semua wanita pasca menopause perlu menjalani Terapi Sulih Hormon (TSH). Setiap wanita sebaiknya mendiskusikan resiko dan keuntungan yang diperoleh dari TSH dengan dokter pribadinya. Banyak ahli yang menganjurkan TSH dengan tujuan untuk : Mengurangi gejala menopause yang tidak diinginkan. Membantu mengurangi kekeringan pada vagina. Mencegah terjadinya osteoporosis. Beberapa efek samping dari TSH : Perdarahan vagina Nyeri payudara Mual Muntah Perut kembung Kram rahim. Untuk mengurangi resiko dari TSH dan tetap mendapatkan keuntungan dari TSH, para ahli menganjurkan: Menambahkan progesteron terhadap estrogen. Menambahkan testosteron terhadap estrogen. Menggunakan dosis estrogen yang paling rendah. Melakukan pemeriksaan secara teratur, termasuk pemeriksan panggul, dan Pap smear sehingga kelainan bisa ditemukan sedini mungkin. Estrogen tersedia dalam bentuk alami dan sintetis (dibuat di laboratorium). Estrogen sintetis ratusan kali lebih kuat dibandingkan estrogen alami sehingga tidak secara rutin diberikan kepada wanita menopause. Untuk mencegah hot flashes dan osteoporosis hanya diperlukan estrogen alami dalam dosis yang sangat rendah. Dosis tinggi cenderung menimbulkan masalah, diantaranya sakit kepala, migren. Estrogen bisa diberikan dalam bentuk tablet atau tempelan kulit (estrogen transdermal). Krim estrogen bisa dioleskan pada vagina untuk mencegah penipisan lapisan vagina (sehingga mengurangi resiko terjadinya infeksi saluran kemih dan beser) dan
32

untuk mencegah timbulnya nyeri ketika melakukan hubungan seksual. Wanita pasca menopause yang mengkonsumsi estrogen tanpa progesteron memiliki resiko menderita kanker endometrium. Resiko ini berhubungan dengan dosis dan lamanya pemakaian estrogen. Jika terjadi perdarahan abnormal dari vagina, dilakukan biopsi lapisan rahim. Mengkonsumsi progesteron bersamaan dengan estrogen dapat mengurangi resiko terjadinya kanker endometrium. Biasanya terapi sulih hormon estrogen tidak dilakukan pada wanita yang menderita : Kanker payudara atau kanker endometrium stadium lanjut Perdarahan kelamin dengan penyebab yang tidak pasti Penyakit hati akut Penyakit pembekuan darah Porfiria intermiten akut.

Kepada wanita tersebut biasanya diberikan obat anti-cemas, progesteron atau klonidin untuk mengurangi hot flashes. Untuk mengurangi depersi, kecemasan, mudah tersinggung dan susah tidur bisa diberikan anti-depresi. J. Pola makan sehat menuju Menopause Menopause merupakan peristiwa alami dalam siklus kehidupan wanita. Untuk mencegah berbagai keluhan yang mungkin terjadi di masa menopause yang disebabkan oleh kekurangan hormon estrogen, pengaturan menu makanan yang tepat sedini mungkin adalah salah satu jawaban yang tepat untuk mengatasi kekurangan hormon estrogen pada tubuh. Hal ini merupakan alternatif alamiah, yaitu dengan mengkonsumsi ekstra estrogen yang banyak terkandung pada sejumlah bahan pangan. Sebuah menopause diet adalah waktu yang baik untuk membatasi makanan yang tidak begitu bagus untuk seorang wanita menuju masa menopause karena ransel di kalori dapat lebih mudah selama fase kehidupan ini dan faktor risiko jenis penyakit tertentu bisa naik. Tidak mengkonsumsi lemak berlebih dan tidak mengkonsumsi minuman beralkohol juga minuman berkafein, akan memelihara hati dan sistem kardiovaskular yang sehat dan membantu untuk mengurangi risiko kondisi seperti kanker dan diabetes. Ganti pilihan dengan pilihan yang lebih sehat seperti air mineral dan teh hijau tanpa kafein. Sayuran dan buah-buahan segar selalu penting untuk disertakan dalam setiap diet. Seorang wanita harus menjauhi makanan berlemak dan manis serta yang mengandung kafein atau apa pun yang benar-benar tidak memiliki nilai gizi. Ada senyawa alamiah dalam tumbuh-tumbuhan dan kacang-kacangan yang struktur kimianya mirip dengan hormon estrogen dan disinyalir akan menghasilkan efek seperti kerja estrogen. Senyawa tersebut disebut fitoestrogen. Bahan pangan yang kaya akan fitoestrogen adalah jenis kacang-kacangan terutama kacang kedelai, serta dapat ditemukan pada hampir semua jenis serealm sayuran, pepaya, dan tanaman lain yang kaya akan kalsium. Bahan pangan kaya fitoestrogen yang cocok digunakan untuk minuman segar antara lain tahu sutera. Bahan yang terbuat dari
33

kacang kedelai ini memiliki tekstur yang sangat lembut, seperti krim kental, dapat menjadi pengganti aneka produk dari daging sapi dan minyak hewani.- Susu Kedelai. Susu yang terbuat dari kacang kedelai ini kaya zat fitoetrogen, sangat fleksibel diolah menjadi dessert yang mengugah selera. Dianjurkan pula mengkomsumsikan bengkuang, agar-agar rumput laut. K. Olahraga teratur menjelang menopause Berolahraga secara teratur banyak manfaatnya. Berolahraga memungkinkan untuk membakar lemak yang berlebih dengan lebih efisien. Dengan demikian, olahraga mambantu mengandalikan berat badan. Selain itu olahraga mempunyai manfaat sebagai berikut : 1. Meningkatkan fungsi kekebalan tubuh, serta kemampuan tubuh untuk menjaga kadar gula darah. 2. Menjaga kepadatan tulang. 3. Menjaga massa otot. 4. Membakar kalori lemak. 5. Mengurangi stress 6. Mengurangi gejala menopause misalnya meriang. 7. Membantu menjaga fleksibilitas dan kelenturan sendi sejalan dengan bertambahnya usia. BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Pada umumnya, pandangan dan penilaian wanita tentang menopause banyak dipengaruhi mitos atau keyakinan yang belum tentu benar, pada individu masyarakat tentang menopause. Kebanyakan mitos atau kepercayaan yang berkembang dalam masyarakat tentang menopause, begitu diyakini sehingga menggiring wanita untuk mengalami perasaan-perasaan negatif saat mengalami menopause. Perasaan negatif yang sering menyertai adalah tidak cantik lagi, tidak berharga, tidak dibutuhkan, dlsb. Mitos atau keyakinan yang tidak rasional tentang menopause tersebut antara lain bahwa: 1. Wanita yang mengalami menopause otomatis berpredikat menjadi tua atau

waktunya sudah lewat. Dengan berhentinya menstruasi, berarti wanita tidak lagi mampu melahirkan anak, berarti tidak lagi mampu mengemban tugas/peran sebagai penerus generasi. Disamping itu dengan menurun bahkan berhentinya hormon estrogen akan berpengaruh pada hilangnya tanda-tanda kecantikan yang selama ini merupakan ciri khas wanita yang dibanggakan. Bagi wanita yang sangat mengagung-agungkan kecantikan, yang meyakini bahwa penampilan atau kecantikan adalah hal yang sangat penting untuk kesuksesan pergaulan di
34

masyarakat ataupun di dunia pekerjaan, maka hilangnya tanda-tanda kecantikan merupakan sesuatu yang sangat ditakutkan. membayangkan munculnya Mereka sangat cemas, takut keriput-keriput pada kulitnya dan tanda-tanda

lainnya. Keyakinan ini membuat wanita merasa dirinya sudah tidak menarik lagi dan sudah tidak keibuan lagi. Kecemasan wanita masa menopause menjadi bertambah karena dia khawatir kalau suaminya mencari pasangan lagi yang lebih muda dan menggairahkan. 2. Menopause dikaitkan dengan lengsernya peran sebagai istri bagi suami dan ibu bagi anak-anaknya. Sebagian besar wanita mengalami menopause, hampir bersamaan waktunya dengan pencapaian karir puncak suaminya dalam pekerjaannya. Dalam kondisi ini, kebanyakan suami disibukkan dengan urusan pekerjaan sehingga waktu untuk istri berkurang. Sebagian besar anakanaknyapun sudah menginjak usia remaja-dewasa awal. Mereka sibuk ada kesan anak tidak lagi membutuhkan ibunya. Bagi wanita yang selama ini mengabdikan total pada keluarga berkurangnya kerepotan mengurus suami dan anak, akan menimbulkan perasaan bahwa dirinya sudah tidak berharga dan tidak dibutuhkan lagi. Perasaan bahwa dirinya tidak dibutuhkan dan tidak dihargai lagi, ini akan menurunkan bahkan menghentikannya keinginannya untuk melakukan aktivitas. Iapun akan makin mengisolir dan menyingkir dari aktivitas sosial dan kemasyarakatan. 3. Wanita yang mengalami menopause, kehilangan daya tarik seksualnya dan menurun aktivitas seksualnya. Ada beberapa wanita yang beranggapan sesudah menopause, tidak bisa memberi kepuasan seksual bagi suaminya. Iapun tidak dapat menikmati hubungan intim dengan suaminya, karena jaringan genitalnya berkurang elasitisitasnya. Bahkan ada anggapan wanita yang sudah menopause seyogyanya tidak melakukan hubungan seksual karena akan mengakibatkan munculnya penyakit. Keyakinan ini menggiring wanita untuk mengurangi atau menghindari aktivitas seksual, yang akan berpengaruh pada berkurangnya keharmonisan hubungan suami istri. Kondisi ini problem suami-istri yang lebih komplek. 4. Mitos lainnya yaitu bahwa periode menopause sama dengan periode goncangan jiwa, yaitu munculnya gejala rasa takut, tegang, sedih , lekas marah, mudah tersinggung, gugup, stres dan depresi. Seperti yang telah dikemukakan diatas bahwa semua emosi negatif yang muncul itu sangat dipengaruhi oleh penilaian negatif atas menopause. Dari apa yang telah dikemukakan dapat disimpulkan bahwa ada wanita yang mengalami gangguan emosi psikologi saat menghadapi dan mengalami menopause. Tetapi tidak berarti semua wanita pada masa mengalami gangguan emosi, karena sebenarnya bagaimana individu menanggapi suatu peristiwa itu sangat ditentukan oleh faktor kepribadiannya khususnya bagaimana ia mengintrepetasi atau menilai peristiwa tersebut. Bila menopause dipandang sebagai hal yang alamiah/sunnatullah bahkan disyukuri
35

akan memicu munculnya

atas kenikmatan yang diberikan Allah, maka iapun akan menghadapinya dengan penuh penerimaan dan keikhlasan sehingga berbagai gangguan fisiologis yang dialaminya tidak berdampak pada gangguan psikologis. Disamping itu wanita yang sangat mencemaskan menopause besar kemungkinannya karena ia kurang mempunyai informasi yang benar mengenai seluk beluk menopause. Oleh karena sosialisasi mengenai apa, bagaimana pencegahan dan dengan kegiatannya, sehingga tidak lagi merusuhi ibunya bahkan pengatasan menopause sangat diperlukan masyarakat. Mengingat menurut data dari WHO tahun 2030 nanti diperkirakan ada 1,2 miliar wanita yang berusia di atas 50 tahun dan sebagian besar mereka tinggal di negara berkembang. 3.2 Saran Berbagai keluhan fisik pada wanita yang mengalami menopause, dapat diatasi dengan pemberian obat yang bersifat mengganti hormon estrogen. Pemberian obat ini digunakan untuk memulihkan sel-sel yang mengalami kemunduran. Disamping itu juga bisa menngkonsumsi vitamin yang fungsinya memperlambat proses penuaan. Untuk pengatasan ini perlu konsultasi dengan dokter yang berwewenang. Olah raga yang sesuai dengan usia tengah baya, dengan olah raga produksi endorphine dalam otak meningkat, kondisi ini dapat memelihara keceriaan dan kegembiraan, pengiriman oksigen ke otakpun meningkat, sehingga ketegangan otot dan berbagai gangguan fisik pun sirna. Olahraga teratur akan menyehatkan jantung dan tulang, mengatur berat badan, menyegarkan tubuh, dan memperbaiki suasana hati. Jarang berolahraga menyebabkan peredaran darah kurang lancar, otot lemah, napas pendek, masa tulang cepat berkurang. Hal ini menyebabkan rentan terhadap gangguan kardiovaskuler, darah tinggi, kegemukan, diabetes, nyeri tulang, osteoporosis dan depresi. Makanan yang baik. Makanlah makanan yang rendah lemak. Banyak makan sayuran, buah, biji-bijian. Vitamin, mineral dan serat dalam makanan itu akan membantu pencernaan dan metabolisme tubuh. Melakukan hobi. Hidup tanpa sesuatu yang menyenangkan rasanya hambar, maka terlibat dengan aktivitas yang merupakan hobi dapat mengusir kebosanan dan mengatasi ketegangan-ketegangan dalam hidup termasuk krisis pada menopause. Tetaplah berkarya dan usahakan dapat memberikan manfaat bagi orang lain, datangnya menopause tidak perlu dipandang sebagai penderitaan. Banyak peluang atau usaha yang dapat dijalani, yang dapat memberi pekerjaan bagi orang lain. Upaya ini dapat meningkatkan perasaan bahwa diri kita masih mampu memberi manfaat bagi orang lain Berpikirlah bahwa menopause itu sesuatu yang wajar. Jutaan wanita telah mengalami, dan mereka tidak merasa terganggu. Bahkan sampai sekarang perempuan di desa tidak pernah merasa ada gangguan saat menopause. Disamping itu berpikirlah secara positif, apapun peristiwa yang dialami

36

(termasuk menopause) bila dilihat dengan kaca mata positif (khusnudzon) maka tidak akan berdampak negatif bagi kehidupan. Terlibat dalam aktivitas-aktivitas keagamaan-sosial, dengan memberikan apa yang di miliki baik itu pengetahuan atau ketrampilan pada orang lain, akan dapat mengurangi perasaan-perasaan negatif yang mungkin muncul. Keterlibatan dalam berbagai aktivitas juga dapat mempertebal kepercayaan diri dan meningkatkan citra diri yang mulai menurun. Disamping itu bersilaturahmi atau bertemu dengan teman yang mungkin mempunyai masalah yang sama, dapat berfungsi sebagai obat. DAFTAR PUSTAKA

Dr. Hj. Hardiko, Siti Rahayu. 2007. Menopause Tanpa Stress. Jakarta, Penerbit Sunda Kelapa Pustaka Dokter P. Simatupang, Hotma. Menopause. http://medicastore.com Copyright 2010 konseling.net 2009. Menopause. http://konseling.net makalah-menopause.html makalah-m-e-n-o-p-u-s-e.html

KONSELING BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap remaja akan mengalami pubertas. Pubertas merupakan masa awal pematangan seksual, yakni suatu periode dimana seorang anak mengalami perubahan fisik, hormonal, dan seksual serta mampu mengadakan proses reproduksi. Pada awal masa pubertas, kadar hormon LH dan FSH akan meningkat, sehingga merangsang pembentukan hormon seksual. Pada remaja putri, peningkatan kadar hormon tersebut menyebabkan pematangan payudara, ovarium, rahi, dan vagiana, serta dimulainya siklus
37

menstruasi. Disamping itu juga timbulnya ciri-ciri seksual sekunder, misalnya tumbuhnya rambut kemaluan dan rambut ketiak. Pubertas pada remaja putri umumnya terjadi pada usia 9-16 tahun. Tampaknya usia pubertas dipengaruhi oleh faktor kesehatan, gizi, sosial ekonomi, dan keturunan. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan konseling? 2. Apa tujuan dari konseling? 3. Apa asas-asas bimbingan dan konseling? 4. Apa fungsi dari bimbingan dan konseling? 5. Apa prinsip-prinsip bimbingan dan konseling? 6. Apa saja bidang pelayanan bimbingan dan konseling? 7. Apa saja jenis layanan konseling?

C. Tujuan 1. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa yang dimaksud dengan konseling. 2. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa tujuan dari konseling. 3. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa asas-asas bimbingan dan konseling. 4. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa fungsi dari bimbingan dan konseling. 5. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa prinsip-prinsip bimbingan dan konseling. 6. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa saja bidang pelayanan bimbingan dan konseling. 7. Agar mahasiswa dapat mengetahui apa saja jenis layanan konseling. BAB II TINJAUAN TEORI A. Pengertian Konseling Konseling merupakan proses pemberian informasi obyektif dan lengkap, dilakukan secara sistematik dengan panduan komunikasi interpersonal, teknik bimbingan dan penguasaan pengetahuan klinik yang bertujuan untuk membantu seseorang mengenali kondisinya saat ini, masalah yang sedang dihadapi, dan menentukan jalan keluar atau upaya mengatasi masalah tersebut. (Saefudin, Abdul Bari : 2002). B. Tujuan Konseling 1. Perubahan tingkah laku (behaviour changing ) Hampir setiap pernyataan dari titik tujuan untuk mempengaruhi perubahan tinggah laku yang akan membuat klien hidup lebih produktif, memuaskan hidup dengan memperhatikan hubungan, kemampuan akademis, pengalaman kerja, dan lain-lain 2. Kesehatan mental yang positif ( possitive mental health ) Hal ini dilihat sebagai kesatuan dari integrasi, penyesuaian, dan identifikasi positif dengan orang lain. Tugas konseling untuk menyimpan atau menjaga
38

kesehatan mental. Pencegahan bisa berupa penekana terhadap masalah-masalah kecil yang memungkinkan untuk menjadi besar. 3. Resolusi masalah ( problem resolution ) Ketika masalah muncul, selama masalah tersebut jelas dan dapat dipecahkan, maka ahli perilaku (konselor behavoris) akan membantu klien memecahkan masalahnya. 4. Keefektifan pribadi (personal effectiveness) Secara dekat berhubungan dengan menjaga kesehatan muncul yang bagus dan perubahan tingkah laku yang meningkat keefektifan pribadi. 5. Pengambilan keputusan ( decision making ) Konseling bertugas untuk membantu klien mengambil keputusan yang secara kritis penting baginya, mengetahui kenapa dan bagaimana dia mengambilnya, mengambil kensekuensinya untuk mengikuti apa yang telah diputuskannya, mendapatkan nilai yang membuatnya harus mengambil beberapa alternatif yang dia harus waspadai. C. Asas-asas bimbingan dan konseling 1. Asas kerahasiaan: segala sesuatu yang dibicarakan klien kepada konselor tidak boleh disampaikan kepada orang lain. 2. Asas kesukarelaan: proses bimbingan dan konseling harus berlangsung atau dasar kesukarelaan baik dari pihak klien maupun konselor. 3. Asas keterbukaan: dalam pelaksanaan bimbingan konseling diperlukan suasana keterbukaan baik dari konselor maupun klien. 4. Asas kekinian: masalah individu yang ditanggulangi adalah masalah yang sedang dirasakan, bukan masalah yang sudah lampau. 5. Asas kemandirian: pelayanan bimbingan dan konseling bertujuan menjadikan individu yang mandiri. 6. Asas kegiatan: usaha bimbingan tidak akan tercapai apabila klien tidak melakukan sendiri kegiatan dalam mencapai tujuannya. 7. Asas kedinamisan: usaha pelayanan bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan pada diri klien. 8. Asas keterpaduan: pelayanan bimbingan dan konseling berusaha memadukan berbagai aspek kepribadian klien. 9. Asas kenormatifan: upaya bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma-norma yang berlaku. 10. Asas keahlian: upaya bimbingan dan konseling memerlukan profesionalisme maupun kapabilitas konselor dalam menggunakan metode yang ada.
39

11. Asas alih tangan kasus: dalam pelayanan bimbingan dan konseling apabila konselor sudah mengerahkan keseluruhan kemampuan dalam membantu klien mengatasi masalahnya. 12. Asas tut wuri handayani: asas ini menunjukkan pada suasana umum yang hendaknya tercipta dalam rangka hubungan keseluruhan antara konselor dan klien. D. Fungsi bimbingan dan konseling 1. Fungsi pemahaman a. Menghasilkan pemahaman tentang sesuatu oleh pihak-pihak tertentu yang sesuai dengan kepentingan individu yang mendapatkan pelayanan. b. Pemahaman tentang diri sendiri, lingkungan, dan informasi yang diperlukan. 2. Fungsi pencegahan Menghasilkan kondisi bagi tercegahnya/terhindarnya individu yang mendapatkan layanan dari berbagai permasalahan yang mungkin timbul, akan mengganggu atau menghambat proses perkembangan atau kehidupan. 3. Fungsi pengentasan Menghasilkan kondisi bagi terentaskannya atau teratasinya berbagai permasalahan individu dan atau kelompok yang mendapat pelayanan. 4. Fungsi pemeliharaan dan pengembangan Menghasilkan terpeliharanya dan terkembangnya berbagai potensi dan kondisi positif individu dan atau kelompok yang mendapat pelayanan. 5. Fungsi advokasi Menghasilkan kondisi pembelaan terhadap pengingkaran terhadap hakhak dan atau kepentingan pendidikan perkembangan yang dialami individu pengguna pelayanan bimbingan dan konseling. E. Prinsip-prinsip bimbingan dan konseling 1. Prinsip Sasaran Layanan a. b. c. a. Melayani individu Kepedulian pada pribadi unik, kompleks, dan dinamis memperhatikan tahap dan aspek perkembangan. Memperhatikan perbedaan individu Menangani masalah klien yang berhubungan dengan pengaruh kondisi mental dan fisik terhadap penyesuaian diri dari interaksi sosial, pengaruh kondisi lingkungan terhadap kondisi mental dan fisik b. a. Memperhatikan keadaan sosial, ekonomi, dan politik yang berkembang. Bagian integral dari proses pendidikan dan pengembangan 3. Prinsip program pelayanan 2. Prinsip permasalahan individu

40

b. c. d. a. b. c.

Fleksibel,

disesuaikan

dengan

lembaga,

kebutuhan

individu,

dan

masyarakat. Disusun secara berkesinambungan Dilakukan penilaian yang terencana dan sistematis Tujuan akhir layanan bimbingan dan konseling adalah kemandirian individu. Keputusan dalam proses konseling berada di tangan klien. Permasalahan khusus ditangani oleh ahli yang berwenang

4. Prinsip pelaksaan pelayanan

F. Bidang layanan dan bimbingan konseling 1. Bidang kehidupan pribadi Bidang pelayanan bimbingan dan konseling yang di maksudkan untuk membantu individu menilai kecakapan, minat, bakat, karakteristik diri sendiri untuk mengembangkan diri secara realistik. 2. Bidang kehidupan sosial Bidang pelayanan bimbingan dan konseling yang dimaksudkan untuk membantu individu menilai dan mencari alternatif hubungan sosial yang sehat dan efektif dengan teman sebayanya atau dengan lingkungan sosial yang lebih luas. 3. Bidang kegiatan belajar Bidang pelayanan bimbingan dan konseling yang dimaksudkan untuk membantu individu dalam mencari dan menetapkan pilihan karir serta mengambil keputusan berkenaan dengan karir tertentu, baik karir yang sedang dijalani maupun karier di masa depan. 4. Bidang perencanaan, pelaksanaan, dan pemantapan karir Bidang pelayanan bimbingan dan konseling yang dimaksudkan untuk membantu individu dalam kegiatan belajarnya dalam rangka mengikuti jenjang dan jalur pendidikan tertentu atau dalam menguasai suatu percakapan dan keterampilan tertentu. 5. Bidang kehidupan berkeluarga Bidang pelayanan bimbingan dan konseling yang dimaksudkan untuk membantu individu dalam mencari dan menetapkan serta mengambil keputusan berkenaan dengan rencana perkawinan atau kehidupan keluarga yang dijalaninya. 6. Bidang kehidupan keberagamaan Bidang pelayanan bimbingan dan konseling yang dimaksudkan untuk membantu individu dalam menetapkan diri berkenaan dengan perilaku keberagamaan menurut agama yang dianutnya. G. Jenis layanan 1. Layanan orientasi a. Membantu memasuki suasana atau lingkungan baru

41

b. Memahami dan mampu melakukan kontak secra konstruktif dengan berbagai elemen suasana baru 2. Layanan informasi a. Mengetahui dan menguasai berbagai informasi yang berguna untuk mengenal diri, merencanakan dan mengembangkan pola kehidupan sebagai mahasiswa, anggota keluarga, dan masyarakat. b. Pertemuan umum, klasikal maupun kelompok. c. Fungsi utama bimbingan yang didukung oleh jenis layanan ini adalah pemahaman dan pencegahan. 3. Layanan penempatan dan penyaluran a. Membantu individu berada pada posisi dan pilihan yang tepat berkenaan pengambilan beban kuliah, kelompok belajar, pilihan pekerjaan/karier, kegiatan ekstra kurikuler, program latihan, dan pendidikan yang lebih tinggi sesuai dengan perangkat kondisi. b. Fungsi utama: pencegah dan pemeliharaan. 4. Layanan penguasaan konten a. Membantu individu agar menguasai kompetensi tertentu melalui kegiatan belajar. b. Kompetensi yang dipelajari itu merupakan satu unit konten yang di dalamnya terkandung fakta dan data, konsep, proses, hukum dan aturan, nilai, perpsepsi, sikap dan tindakan yang terkait di dalamnya. 5. Layanan konseling perseorangan a. Membantu individu mengentaskan masalah yang dialaminya b. Proses: 1.pembukaan, 2.analisis, 3. sintesis, 4.diagnosis: identifikasi masalah, etiologi, prognosis , 5.konseling : pengembangan alternatif pemecahan masalah, pengujian alternatif pemecahan masalah, pengambilan keputusan dan 6. follow up 6. Layanan bimbingan kelompok a. Layanan yang diselenggarakan dengan mengaktifkan dinamika kelompok untuk membahas berbagai hal yang berguna bagi poengembangan diri. b. Memfasilitasi pengembangan perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap yang menunjang terwujudnya tingkah laku yang lebih efektif. 7. Layanan konseling kelompok a. Membantu individu memperoleh kesempatan bagi pembahasan dan pengentasan masalah yang dialami melalui dinamika kelompok. b. Tujuan: terkembangkannya perasaan, pikiran, persepsi, wawasan, dan sikap yang terarah kepada tingkah laku khususnya dalam terkomunikasinya dan tersosialisasi 8. Layanan konsultasi a. Merupakan layanan yang dilaksanakan oleh konselor terhadap individu yang memungkinkan konsulti memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara
42

yang perlu dilaksanakannya dalam menangani permasalahan atau kondisi pihak ketiga. b. Tujuan: layanan ini adalah membantu agar konsulti dengan kemampuannya sendiri dapat menangani permasalahan yang dialami oleh pihak ketiga. 9. Layanan mediasi a. Layanan yang dilaksanakan konselor terhadap dua pihak atau lebih yang sedang dalam keadaaan saling tidak menemukan kecocokan. b. Ketidakcocokan ini menjadikan mereka saling berhadapan, saling bertentangan, saling bermusuhan. c. Pihak-pihak yang berhadapan itu jauh dari rasa damai, bahkan mungkin berkehendak saling menghancurkan. d. Tujuan layanan ini adalah membantu tercapainya kondisi hubungan yang positif dan konduktif di antara individu-individu yang berselisih.

Konseling (Perkawinan) Menurut Latipun (2001),konseling perkawinan dapat digunakan sebagai suatu pendekatan pemecahan masalah. 1. Tujuan Konseling Perkawinan Konseling perkawinan dilaksanakan tidak bermaksud untuk mempertahankan suatu keluarga.Konselor berpandangan bahwa dirinya tidak memiliki hak untuk memutuskan cerai atau tidak sebagai solusi terhadap masalah yang dihadapi pasangan.Konseling perkawinan dimaksudkakan membantu klien untuk mengaktualkan diri yang menjadi perhatian pribadi. 2. Tipe-tipe Konseling Perkawinan a. Concurent marital counseling Konseling dilakukan secara terpisah.metode ini digunakan bila salah seorang partner memiliki masalah psikis tertentu untuk dipecahkan tersendiri selain juga mengatasi masalah yang berhubungan dengan pasangannya. b. Collaborative marital counseling Setiap partner secara individual menjumpai konselor yang berbeda. c. Conjoint marital conseling Suami isteri datang bersama-sama ke seorang atau beberapa orang konselor. d. Couples group counseling Beberapa pasangan secara bersama-sama datang ke seseorang atau beberapa prang konselor. Peran Konselor Menciptakan hubungan baik Memberi kesempatan klien untuk melakukan ventilasi,yaitu membuka perasaannya secara leluasa dihadapan pasangannya.
43

Memberi dorongan dan penerimaan terhadap klien Membantu klien mencari kemungkinan alternatif menentukan tindakan.

Peran Bidan dalam Pengelolaan Perkawinan Upaya yang dilakukan bidan dalam mengupayakan penyelasaian konflik perkawinan yang terjadi yaitu : 1. Bidan sebagai penyuluh dan pemberi motivasi. Jika ada masalah sekecil apapun yang terjadi dalam rumah tangga harus dikomunikasikan antara pasangan sehingga tidak terjadi kesalah pahaman yang mengganggu keutuhan rumah tangga. 2. Mempersiapkan kedua belah pihak untuk menjadi orangtua dengan memberikan kasih sayang keperawatan dan pendidikan yang terbaik. 3. Jika sebelum menikah belum di imunisasi TT, sebaiknya segera oimunisasi TT agar anaknya nanti tidak terkena penyakit tetanus. 4. Sebaiknya pasangan yang sudah mempunyai satu anak, sebaiknya melakukan KB untuk mengatur jarak kelahiran. 5. Tetap memberika pelayanan tanpa pandang status dari perkawinannya apabila klien di wilayahnya tersebut diberi motivasi UU Perkawinan belum bisa menerima.

44

Anda mungkin juga menyukai