Anda di halaman 1dari 23

UJIAN AKHIR SEMESTER

STUDY KASUS TENTANG ASUHAN KEBIDANAN PADA GANGGUAN


MENSTRUASI PADA Nn. R UMUR 20 TAHUN DENGAN METRORAGIA DI RS
HERMINA DEPOK

Dosen Nurlia R, M.Kes

Disusun Oleh:
1. Fatimah
2. Fitri Yanti Nurkhasanah
3. Nina Parera Zainal
4. Susana
5. Siti Aisyah Dermawan

POLITEKNIK BHAKTI ASIH PURWAKARTA


2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, yang telah
memberikan rahmat serta hidayah-Nya sehingga penyusunan study kasus ini dapat
diselesaikan. Study kasus Ini disusun sebagai tugas mata kuliah dengan judul “Kelainan
Reproduksi Metroragia di RS. Hermina Depok.
Terimakasih disampaikan kepada:
1. Ibu dosen Nurlia. R, M. Kes selaku Pembimbing Pendidikan dalam penyusunan
makalah ini.
Tentu banyak kekurangan yang masih luput dari pencermatan kami, semata-mata
kekurang mampuan kami dalam hal bahasa ataupun penguasaan materi. Kritik, masukan,
dan saran yang membangun sangat diharapkan oleh kami demi perbaikan makalah ini.
Demikian makalah ini kami susun semoga bermanfaat bagi semua.
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kesehatan reproduksi adalah suatu keadaan sehat mental, fisik dan kesejahteraan sosial
secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem dan fungsi serta proses dan
bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan kecacatan serta kecacatan serta dibentuk
berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu memenuhi kebutuhan spiritual dan material
yang layak, bertakwa pada Tuhan Yang Maha Esa, spiritual memiliki hubungan yang serasi,
selaras, seimbang antara anggota keluarga dan antara keluarga dan masyarakat dan lingkungan
(Marmi, 2015; h.2).
Menurut BKKBN (2001), definisi kesehatan reproduksi adalah kesehatan secara fisik,
mental, dan kesejahteraan sosial secara utuh pada semua hal yang berhubungan dengan sistem
dan fungsi serta proses reproduksi dan bukan hanya kondisi yang bebas dari penyakit dan
kecacatan. Kesehatan reproduksi mencakup tiga komponen yaitu: kemampuan (ability),
keberhasilan (success), dan keamanan (safety). kemampuan berarti dapat berproduksi.
Keberhasilan berarti dapat menghasilkan anak sehat yang tumbuh dan berkembang.
Keamanan berarti semua proses reproduksi termasuk hubungan seks, kehamilan, persalinan,
kontrasepsi, dan abortus seyogyanya bukan merupakan aktivitas yang berbahaya. Menurut Ida
Bagus Gde Manuaba, 1998 kesehatan reproduksi adalah kemampuan seseorang untuk dapat
memanfaatkan alat reproduksi dengan mengukur kesuburannya dapat menjalani kehailannya
dan persalinannya serta aman mendapatkan bayi tanpa resiko apapun (Well Health Mother
Baby) dan selanjutnya
mengembalikan kesehatan dalam batas normal (Marmi, 2015; h.2).
Kelainan siklus menstruasi mencakup bentuk-bentuk kelainan sebagai berikut,
polimenorea, yaitu menstruasi yang sering terjadi dan abnormal. Oligomenorea, siklus
mentruasi melebihi 35 hari, jumlah perdarahan mungkin sama penyebabnya adalah gangguan
hormonal. Amenore yaitu keterlambatan menstruasi lebih dari tiga bulan berturut- turut.
Menstruasi wanita teratur setelah mencapai usia 18 tahun (Manuaba, 2009; h.58).
Perdarahan diluar haid disebut juga metroragia. Perdarahan ini dapat disebabkan oleh
keadaan yang bersifat hormonal dan kelainan anatomis. Pada kelainan hormonal terjadi
gangguan poros hipotalamus-hipofise, ovarium (indung telur), dan rangsangan estrogen dan
progesterone dengan bentuk perdarahan yang terjadi di luar menstruasi, bentuk bercak dan
terus menerus, dan perdarahan menstruasi yang berkepanjangan. Pengobatan terhadap
kelainan ini pada remaja (gadis) dengan pengaturan secara hormonal sedangkan untuk wanita
menikah atau
mempunyai anak dengan memeriksa alat kelamin dan bila perlu dilakukan konsutasi ke dokter
ahli. Bentuk gambar klinis gangguan hormonal dengan perdarahan yaitu perdarahan rahim
menyimpang, menometroragia (perdarahan banyak dan berkelanjutan dengan menstruasi),
atau metroragia (perdarahan diluarmenstruasi) (Manuaba,2009; h.58)
B. Pertanyaan Penelitian
Dari uraian diatas maka rumusan masalahnya “Bagaimana Asuhan Kebidanan Gangguan
Reproduksi Pada Nn. R umur 18 tahun dengan Metroragia di RS Hermina Depok

C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan gangguan reeproduksi pada Nn. R umur 18 tahun dengan
Metroragia menggunakan pendekatan manjemen kebidanan
2. Tujuan Khusus
a. Melaksanakan pengkajian data subjeyektif pada gangguan reproduksi dengan
Metroragia. Melaksakan pengkajian data objektif pada gangguan reproduksi dengan
Metroragia
c. Menentukan assesment pada gangguan reproduksi dengan Kista Metroragia
d. Melaksanakan planing pada gangguan sistem reproduksi dengan Metroragia

D. Manfaat
Manfaat Laporan Ujian Akir Semester untuk pasien, bidan dan lembaga yaitu :
1. Bagi Pasien
Dapat meningkatkan pengetahuan, kemampuan dan pengalaman dalam menghadapi
gangguan sistem reproduksi Metroragia
2. Bagian Bidan
Sebagai salah satu masukan bagi tenaga kesehatan supaya meningkatkan pelayanan
kesehatan khususnya pada gangguan sistem reproduksi dengan Metroragia

3. Bagi Lembaga
a. Bagi Rumah Sakit
Manjadi bahan evaluasi sehingga dapat mengkatkan kualitas pelayanan pada
gangguan reproduksi
b. Bagi Pendidikan
Dapat digunakan sebagai bahan atau sumber bacaan untuk meningkatkan
meningkatkan kualitas pendidikan kebidanan khususnya pada gangguan sistem
reproduksi dengan Metroragia
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Gangguan Reproduksi
1. Pengertian Gangguan Reproduksi
Gangguan reproduksi adalah kegagalan wanita dalam manajemen
kesehatan reproduksi. Diantaranya yang sering dikeluhkan para wanita saat
terdorong untuk memeriksakan diri adalah keputihan (infeksi), perdarahan
(PUD), rasa nyeri (radang), benjolan (tumor) pada alat genetalia.

2. Macam-macam Gangguan Reproduksi


Gangguan menstruasi dan siklusnya dalam masa reproduksi dapat
digolongkan dalam:
a. Kelainan Siklus Menstruasi
1) Amenorrhea
Amenorrhea adalah tidak adanya menstruasi. Kategori amenorrhea primer
jika wanita di usia 16 tahun belum mengalami menstruasi, sedangkan
amenorrhea sekunder adalah yang terjadi setelah menstruasi. Secara klinis,
kriteria amenorrhea adalah tidak adanya menstruasi selama enam bulan
atau selama tiga kali tidak menstruasi sepanjang siklus menstruasi
sebelumnya. Berdasarkan penelitian, amenorrhea adalah apabila tidak ada
menstruasi dalam rentang 90 hari. Amenorrhea sering terjadi pada wanita
yang sedang menyusui, tergantung frekuensi menyusui dan status nutrisi
dari wanita tersebut,
2) Oligomenorrhea
Oligomenorrhea adalah tidak adanya menstruasi untuk jarak interval yang
pendek atau tidak normalnya jarak waktu menstruasi yaitu jarak siklus
menstruasi 35-90 hari.

3) Polymenorrhea
Polymenorrhea adalah sering menstruasi yaitu jarak siklus menstruasi yang pendek
kurang dari 21- hari.

b. Kelainan dalam banyaknya darah dan lamanya perdarahan pada menstruasi


Gangguan perdarahan terbagi menjadi tiga, yaitu perdarahan yang
berlebihan/banyak, perdarahan yang panjang, dan perdarahan yang sering.
Terminologi mengenai jumlah perdarahan meliputi: pola actual perdarahan, fungsi
ovarium, dan kondisi patologis. Abnormal Uterin Bleeding (AUB) adalah keadaan
yang menyebabkan gangguan perdarahan menstruasi. Secara umum terdiri dari:
1) Menorrahgia
Kondisi perdarahan yang terjadi reguler dalam interval yang normal, durasi dan
aliran darah lebih banyak.
2) Metroragia
Kondisi perdarahan dalam interval irreguler, durasi dan aliran darah
berlebihan/banyak.
3) Hipermenore
Perdarahan menstruasi dengan jumlah darah lebih banyak dan/atau durasi lebih
lama dari normal.
4) Hipomenore
Perdarahan menstruasi dengan jumlah darah lebih sedikit dan/atau durasi lebih
pendek dari normal.

c. Gangguan lain yang berhubungan dengan menstruasi


1) Premenstruasi Syndrome (PMS)
Premenstruasi Syndrome (PMS) atau gejala premenstruasi, dapat menyertai
sebelum dan saat menstruasi, seperti perasaan malas bergerak, badan menjadi
lemas, serta mudah lelah. Nafsu makan meningkat dan suka makan makanan yang
rasanya asam. Emosi menjadi labil. Biasanya wanita mudah marah, sensitif, dan
perasaan negatif lainnya. Saat PMS, gejala yang sering timbul adalah mengalami
kram perut, nyeri kepala, pingsan, berat badan bertambah karena tubuh menyimpan
air dalam jumlah yang banyak serta pinggang terasa pegal.

2) Dysmenorrhea
Pada saat menstruasi, wanita kadang mengalami nyeri. Sifat dan tingkat rasa nyeri
bervariasi, mulai dari ringan hingga yang berat. Kondisi tersebut dinamakan
Dysmenorrhea, yaitu keadaan nyeri yang hebat dan dapat mengganggu aktivitas
sehari-hari. Dysmenorrhea merupakan suatu fenomena simptomatik meliputi nyeri
abdomen, kram, dan sakit punggung. Gejala gastrointestinal seperti mual dan diare
dapat terjadi sebagai gejala menstruasi

B. Metroragia
1. Pengertian
Metroragia dideskripsikan sebagai perdarahan yang terjadi di luar menstruasi
dengan penyebab kelainan hormonal atau kelainan organ genetalia. Bentuk
perdarahan bukan menstruasi dapat berupa kontak berdarah, spotting, dan
perdarahan disfungsional
Metroragia adalah perdarahan yang tidak teratur dan tidak ada hubungannya
dengan haid.
2. Tanda dan Gejala
a. Siklus menstruasi normal adalah 24-35 hari
b. Perdarahan terjadi diatara 2 siklus menstruasi
c. Perdarahan terjadi dengan konsistensi bercak
3. Etiologi
Menurut Norwitz (2008), metroragia dapat disebabkan oleh :
a. Penyakit Sistemik
1) Penyakit defisiensi protombin yang dapat timbul sebagai perdarahan
pervaginam.
2) Hipertiroidisme yang terkait dengan metroragia.
3) Sirosis yang menyebabkan ketidakteraturan perdarahan pervaginam akibat
berkurangnya kapasitas hati untuk metabolism estrogen

b. Anavulatoris
Akibat dari tidak terjadinya ovulasi mengakibatkan estrogen melimpah dan tidak
seimbang mengarah pada proliferasi endometrium terus menerus yang akhirnya
menghasilkan suplai darah berlebih yang dikeluarkan mengikuti pola iregular dan tidak
dapat diprediksi.
c. Ovulatoris
Bercak darah pada pertengahan siklus setelah lonjakan LH biasanya bersifat fisiologis.
Itu menandakan ovulasi, namun fase luteal mungkin memanjang akibat dari korpus
luteum yang menetap.
d. Penyebab lain
Berdasarkan Varney (2007) & Nugroho (2010), penyebab lain yang
mungkin adalah:
1) Kehamilan: terjadi bercak darah saat proses nidasi, abortus,
kehamilan diluar kandungan
2) Penyakit di organ reproduksi: polip endometrium, kista ovarium,
endometriosis, gagal ginjal, infeksi panggul, dan kanker serviks
3) Infeksi: benda asing dalam uterus
4) Trauma di area genital sebagai akibat dari aktivitas atau
penganiayaan seksual
5) Penggunaan AKDR
6) Ovulasi
7) Peradangan
8) Hormonal
9) Farmakologis : penggunaan obat-obatan
4. Patofisiologi
Gangguan perdarahan yang dinamakan Metroragia terjadi karena persistensi
folikel yang tidak pecah sehingga tidak terjadi ovulasi dan pembentukan korpus luteum.
Akibatnya terjadi hiperplasia endometrium karena stimulasi estrogen yang berlebihan
dan terus menerus.

5. Faktor Predisposisi
Perdarahan intermenstrual juga dapat diperparah oleh penebalan endometrium
oleh karena hormon estrogen. Estrogen yang sekresi terus menerus akibat dari
kegagalan ovulasi oleh folikel mengakibatkan progesteron tidak dihasilkan karena tidak
adanya korpus luteum. Oleh karena itu endometrium menebal dengan pola ketebalan
yang tidak sama. Lapisan endometrium yang sangat tebal bisa ruptur sehingga
terjadilah spotting. Perdarahan terjadi dengan frekuensi yang tidak teratur.
6. Faktor Resiko
Menurut Manuaba (10), metroragia disebabkan oleh berbagai macam hal
a. Oleh karena kehamilan : abortus, mola hidatidosa, kehamilan ektopik.
b. Diluar kehamilan : pada wanita yang perdarahan kontak maupun erosi dan polip.
c. Penggunaan AKDR dapat mengakibatkan efek samping metroragia
7. Penatalaksanaan
Untuk pengobatan, jika diperkirakan penyebabnya karena neoplasma, gangguan
pembekuan darah, atau penyakit kronis, klien perlu dirujuk ke spesialis. Selain
menggunakan terapi obat, tindakan pembedahan juga merupakan suatu kemungkinan
bergantung pada masalah dan keberhasilan penanganan medis. Jika penyebab
metroragia diperkirakan bersifat hormonal, kontrasepsi hormonal kombinasi yang
mengandung estrogen dan progesterone bisa menjadi pilihan. Kontrasepsi yang
mengandung estrogen dan progesterone, dapat menurunkan kehilangan darah
menstruasi dengan menimbulkan pelepasan regular lapisan endometrium. Kontrasepsi
hormonal kombinasi untuk remaja yang lazim digunakan adalah dalam bentuk
kontrasepsi oral kombinasi/combined oral contraceptive (COC)

C. Panduan Praktis Klinis (PPK) Perdarahan Uterus Abnormal


1. Definisi
Perdarahan Uterus Abnormal (PUA) meliputi semua kelainan haid baik dalam
jumlah maupun lamanya. Manifestasi klinik dapat berupa perdarahan banyak, sedikit,
siklus haid yang memanjang, atau tidak beraturan.

2. Anamnesis
a. Siklus haid setiap bulan.
b. Peningkatan berat badan yang drastic.
c. Penggunaan kontrasepsi hormonal.
d. Penggunaan obat-obatan yang mempengaruhi koagulasi.
e. Gangguan hemostasis
 Terdapat minimal 1 (satu) keadaan di bawah ini:
- Perdarahan pasca persalinan
- Perdarahan yang berhubungan dengan operasi
- Perdarahan yang berhubungan dengan perawatan gigi
 Terdapat minimal 2 (dua) keadaan dibawah ini:
- Memar 1-2x/bulan
- Epitaksis 1-2x/bulan
- Perdarahan gusi yang sering
 Riwayat keluarga dengan keluhan perdarahan
3. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan umum
 Tanda vital
 Body Mass Index (BMI)
 Purpura
 Ekimosis
 Pembesaran kelenjar tiroid
b. Pemeriksaan ginekologi lengkap
4. Diagnosis Kerja
Perdarahan uterus abnormal

5. Diagnosis Banding
Klasifikasi FIGO (2011)

PALM:
a. Polip
b. Adenomyosis
c. Leiomyoma
d. Malignansi
COEIN:
a. Coagulopathy
b. Ovulatory disfunction
c. Endometrial
d. Latrogenik
e. Not yet classified
6. Pemeriksaan Penunjang
a. USG transvaginal/transrectal
b. Penipisan kelainan hemostasis sistemik
c. Pengambilan sampel endometrium hanya dilakukan pada :
 Perempuan umur > 45 tahun
 Memiliki faktor resiko secara genetik
 USG transvaginal menggambarkan penebalan endometrium kompleks
 Terdapat factor risiko diabetes mellitus, hipertensi, obesitas, nullipara
 Riwayat keluarga nonpolyposis colorectal cancer
 PUA yang menetap (tidak respon terhadap pengobatan)
 Histeroskopi
7. Tatalaksana
Merupakan penyakit kronis yang sebagian dapat diatasi bila terapi dekamentosa
tidak berhasil atau ada keluhan organic, lakukan terapi pembedahan seperti ablasi
endometrium, miomektomi, polipektomi, atau histerektomi.
8. Edukasi
a. Mencatat siklus haid
b. Modifikasi gaya hidup
 Berolahraga secara teratur
 Mempertahankan berat badan ideal
D. Kewenangan Bidan
Kewenangan bidan lebih ke deteksi tanda gejala menurut undang-undang nomor 4
tahun 2019 tentang kebidanan dalam kesehatan reproduksi. Dalam paragraph 3 pasal
51 yang berbunyi: Dalam menjalankan tugas memberikan pelayanan kesehatan
reproduksi perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 46
ayat 1 huruf c, Bidan berwenang melakukan komunikasi, informasi, edukasi,
konseling, dan memberikan pelayanan kontrasepsi sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan. Dalam pasal 52 yang berbunyi Ketentuan lebih lanjut mengenai
pelayanan kesehatan ibu, pelayanan kesehatan anak, dan pelayanan kesehatan
reproduksi perempuan dan keluarga berencana sebagaimana dimaksud dalam pasal 49
sampai dengan pasal 51 diatur dengan Peraturan Menteri.
E. Manajemen Asuhan Kebidanan Metroragia
1. Data Subjektif
a. Biodata
Metroragia bisa terjadi pada wanita usia subur atau pada remaja yang
baru memulai menarche.
b. Keluhan Utama
Keluhan utama klien adalah keluar haid 2 bulan sejak Februari 2021.
c. Riwayat Penyakit Sekarang
Dikaji untuk mengetahui keluhan utama yang berisi tentang Riwayat perjalanan
pasien selama mengalami keluhan secara lengkap.
d. Riwayat Kesehatan Reproduksi
Dikaji untuk mengetahui apakah klien mempunyai penyakit yang berhubungan
atau menyebabkan Metroragia.
e. Riwayat Menstruasi
Untuk mengetahui keluhan saat menstruasi, mengetahui usia pertama kali
menstruasi, apakah usia saat menstruasi dini mempengaruhi factor resiko yang
klien keluhkan sekarang.

f. Riwayat Biopsikososial
Dikaji untuk mendapatkan gambaran pola kebiasaan sehari-hari klien, bagaimana
dengan kebutuhan biologis seperti makan, minum, eliminasi, aktivitas, dan
tidurnya, serta keadaan psikologi klien yang dapat mempengaruhi keadaannya
yang sekarang.
2. Data Objektif
a. Keadaan Umum
Untuk mengetahui keadaan klien apakah baik, cukup, atau kurang untuk
mengetahui efek dari metroragia.
b. Kesadaran
Untuk mengetahui kesadaran klien apakah baik, cukup, atau kurang untuk
mengetahui efek dari metroragia.
c. Pemeriksaan Fisik
Pada kasus metroragia, data fokus yang dilakukan adalah pemeriksaan genitalia.
Terdapat pengeluaran flek berwarna merah kecokelatan.
d. Pemeriksaan Penunjang
Pada kasus metroragia, pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah
Ultrasonografi dan didapatkan hasil pemeriksaan adalah terdapat penebalan
pada dinding rahim.
3. Analisa
Setelah mendapatkan data klien mengeluh mengalami pengeluaran flek berwarna
merah kecokelatan diantara 2 siklus menstruasinya. Dikarenakan hal-hal diatas
maka dapat ditegakkan analisa klien dengan metroragia.
4. Penatalaksanaan
Memberikan terapi obat sesuai advice dokter : Norelut Norethisteron 5 mg 10
tablet diminum 2x sehari sampai habis lalu melakukan perubahan gaya hidup
seperti pola makan, tidur, aktivitas, serta personal hygiene-nya.

BAB III
TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN ASUHAN KEBIDANAN PADA GANGGUAN
MENSTRUASI PADA Nn. R UMUR 20 TAHUN DENGAN METRORAGIA DI RS
HERMINA DEPOK

No. Register : 211414


Hari, tanggal : Rabu, 14 April 2021
Pengkajian oleh : jam : 13.54 wib
Ruang : Poli Obgyn

DATA SUBJEKTIF
Biodata Pasien
Nama : Nn. R
Umur : 20 th
Agama : Islam
Suku/Bangsa : WNI
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : mahasiswa
Alamat Lengkap :
No.Telp/Hp :
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh mengalami 2 kali haid selama 1 bulan ini. Pasien mengatakan
menstruasi sejak 3 hari yang lalu belum berhenti, darah berupa bercak,
berwarna kecoklatan
2. Riwayat Pernikahan: pasien mengatakan belum pernah menikah.
3. Riwayat Menstruasi: menarche umur 14 tahun. Siklus haid tidak teratur sejak 1
tahun terakhir. Lama 10 hari. Mengalami dismenorea. Sifat darah: bercak
4. a. Gangguan Menstruasi : menstruasi sejak 3 hari yang lalu belum berhenti,
darah keluar berupa bercak berwarna kecoklatan.
b. Keputihan : Tidak ada
c. Pengalaman yang berkaitan dengan penyakit kandungan: Pasien belum
pernah mengalami penyakit yang berkaitan dengan saluran reproduksi.
5. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien mengatakan pasien mengatakan saat ini tidak menderita karsioma
vagina, polip servik, karsinoma korpus uteri, karsinoma ovarium atau kista
ovarium, vulvitik, vaginitis.
b. Riwayat Kesehatan yang lalu
Pasien mengatakan sebelumnya tidak pernah menderita penyakit karsionam
vagina, polip servik, karsinoma korpus uteri, tumor ovarium, kista ovarium,
vulvitis atau vaginitis.
c. Riwayat Kesehatan Keluarga
Pasien mengatakan keluarga Tidak ada keluarga yang menderita penyakit
menular dan menurun seperti : HIV /AIDS, IMS , TBC, Hepatitis, Hipertensi,
DM, Penyakit jantung, Ginjal, dan gangguan menstruasi.
6. Pola Pemenuhan Kebutuhan sehari-hari
a. Pola nutrisi
Pola Nutrisi Makan Minum
Makan : 2 x/hari,
Minum : 8 gelas/hari
Macam : Nasi, lauk, sayur, buah, Air putih.
Keluhan : tidak nafsu makan
b. Pola eliminasi
Pola Eliminasi BAB / BAK
Frekuensi : 1 x/hari /10 x/hari
Warna : kuning kehijauan / kuning jernih
Bau : bau khas feses / Bau khas urin
Konsistensi : lembek / cair
Jumlah : sedang / sedang
Keluhan : tidak ada / tidak ada

c. Pola aktivitas
Kegiatan sehari-hari : Pasien mengatakan kuliah mulai jam 07.00 pagi sampai
jam 17.00 WIB, pasien kadang membantu ibu melakukan pekerjaan rumah.
Istirahat/tidur : Tidur jam akhir: jam 23.00 wib Keluhan : susah tidur
d. Personal hygiene
Kebiasaan mandi 2 kali/hari
Kebiasaan gosok gigi 2 kali/hari. Mencuci rambut 3-4 kali/minggu
Kebiasaaan membersihkan alat kelamin : Saat mandi, BAK, BAB
Kebiasaan mengganti pakaian dalam : 2 x sehari saat mandi
Jenis pakaian dalam yang digunakan : Katun
e. Riwayat alergi
Makanan : Tidak ada
Obat : Tidak ada
Zat lain : Tidak ada
f. Kebiasaan – kebiasaan
Merokok : Tidak pernah
Minum jamu-jamuan : Tidak pernah
Minum-minuman keras : Tidak pernah
Obat obat terlarang : Tidak pernah
Makanan / minuman pantang : Tidak ada
DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Baik. Kesadaran: compos mentis
b. Tanda vital: Tekanan darah: 90/60 mmHg, nadi: 88 kali per menit, RR: 20
kali per menit, suhu :36,5˚C.
c. Antropometri: TB : 157 cm, BB : 48 kg
d. Kepala dan leher
Rambut : Hitam, lurus, bersih, kuat
Mata : Simetris, sklera putih, konjungtiva merah muda
Hidung : Simetris, tidak ada kotoran, tidak ada cairan yang keluar (darah)
Muka : agak pucat
Mulut : Simetris, merah, gigi tidak ada caries dan tidak ada lubang, bibir
tidak pecah2, tidak ada perbesaran tonsil
Telinga : simetris, tidak ada kotoran dan cairan yang keluar
Leher : Tidak ada pelebaran vena jugularis dan kelenjar tiroid.
e. Payudara
Bentuk : Simetris.
Puting susu : Menonjol, cukup bersih.
Massa/tumor : tidak teraba massa abnormal.
f. Abdomen
Bentuk : rata
Bekas Luka : tidak ada
Massa/tumor : tidak teraba massa abnormal
g. Ekstermitas
Oedem : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Refles Patella : kanan dan kiri (+)
Kuku : Pendek bersih
h. Genetalia Luar
Bekas Luka : Tidak ada
Varices : Tidak ada
Kelenjar Bartholini : Tidak ada Tanda-Tanda peradangan
Pengeluaran cairan : terdapat pengeluaran darah, banyak bergumpal berwarna
merah
kehitaman, bau khas
Anus dan hemoroid : Tidak ada
2. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan Laboratorium : pemeriksaan HB
Tgl 20 maret 2011, hasil Hb 11 gr %
Pemeriksaan Penunjang Lain :
Catatan Medik Lain : tidak ada
ASSESMENT
Nn. R dengan gangguan menstruasi metroragia

PLANNING :
tgl: pukul:
1. Menjelaskan kepada pasien bahwa keadaan umum pasien baik. Tekanan
darah :90/60.mmHg, nadi :88 x/menit, RR : 20 x/menit, suhu :36,5˚C, Hb:
11gr %
2. Menganjurkan pasien untuk makan yang banyak mengandung zat besi (bayam,
daun singkong, hati, daging), banyak minum air putih.
3. Menjelaskan keadaan pasien bahwa ia mengalami gangguan menstruasi
metroragia.
4. Menjelaskan kepada pasien bahwa keadaanny membutuhkan penanganan oleh
dokter, pasien akan dirujuk mengetahui apa penyebab perdarahan yang dirinya
alami dan penanganan segera. Pasien mengerti dan bersedia dirujuk.
5. Memberikan motivasi kepada pasien agar tidak khawatir dan takut dengan
keadaanya sekarang. Karena dengan rasa khawatir dan takut akan
mempengaruhi psikologis pasien dan sangat berpengaruh pada siklus
menstruasi. Pasien mengerti penjelasan bidan dan akan tidak khawatir dan
takut dengan keadaannya sekarang.
BAB VI
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada bab ini penyusun mengambil suatu kesimpulan dari studi kasus yang berjudul
Asuhan Kebidanan pada Nn. R dengan Metroragia di RS Hermina Depok, yaitu :
1. Data Subjektif
Data subjektif berhasil dikumpulkan secara lengkap melalui anamnesa dan informasi
dari rekam medis dan dapat menunjang penegakkan Analisa. Data subjektif yang
ditemukan adalah Nn. R mengeluh mengalami pengeluaran flek berwarna merah
kecokelatan sejak Februari 2021.
2. Data Objektif
Pengumpulan data objektif dilakukan secara teliti dan fokus dalam rangka deteksi
kondisi pasien dan penegakkan analisa. Data objektif pertama yang dilakukan adalah
mengecek keadaan umum pasien, mengecek kesadaran, melakukan pemeriksaan
fisik, serta kolaborasi untuk pemeriksaan penunjang. Hasil dari pengkajian data
objektif didapatkan keadaan umum pasien baik, kesadaran composmentis,
konjungtiva berwarna merah muda, terdapat pengeluaran flek berwarna merah
kecokelatan dari genitalia, dan dari hasil pemeriksaan penunjang yaitu USG, terdapat
penebalan pada dinding rahim.
3. Analisa
Berdasarkan pengkajian data subjektif dan objektif, maka dapat ditegakkkan analisa
Nn. R usia 20 tahun dengan Metroragia
4. Penatalaksanaan
Berdasarkan data subjektif dan objektif didapatkan untuk penatalaksanaan yang
dilakukan adalah pemberian terapi obat sesuai advice dokter obgyn yaitu Norelut
Noretistherone 5 mg dengan dosis 2x sehari dan diminum selama 5 hari serta
pemberian penyuluhan terkait personal hygiene dan gizi seimbang. Hasil dari
tindakan yang dilakukan berhasil memperbaiki keluhan pasien.

5. Faktor Pendukung
Adapun faktor pendukung dalam melakukan asuhan pada Nn. R dengan Metroragia
di RS Hermina Depok Sekarwangi adalah Nn. R dan keluarga yang kooperatif
sehingga asuhan dapat dilakukan dengan baik, bimbingan serta kesempatan dari
pembimbing lahan baik CI dan dokter yang bersangkutan dan pembimbing laporan
tugas akhir sehingga penulis dapat memberikan asuhan.
6. Faktor Penghambat
Adapun faktor penghambat dalam melakukan asuhan Nn. R dengan Metroragia di
RS Hermina Depok adalah dikarenakan adanya pandemic covid 19, penulis kesulitan
melakukan observasi pada pasien dan kurangnya referensi buku tentang metroragia.

B. Saran
Dari studi kasus Nn. R usia 20 tahun dengan Metroragia, saran yang dapat penulis
berikan adalah sebagai berikut :
1. Bagi RS Hermina Depok
Sebaiknya pihak rumah sakit dapat mempertahankan mutu pelayanan kesehatan yang
sudah baik dalam menangani pasien agar dapat meningkatkan status kesehatan
masyarakat khususnya.
2. Bagi Klien dan Keluarga
Sebaiknya keluarga bisa melakukan pencegahan dari terjadinya Metroragia ini
dengan cara perbaikan pola makan, pola tidur, serta gaya hidup dan juga melakukan
deteksi dini terhadap komplikasi Metroragia.

Anda mungkin juga menyukai