Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
KELOMPOK 2
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah guna memenuhi tugas “Seminar Sistem
Reproduksi Perempuan”
Kami sangat berterima kasih karena dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari
bantuan banyak pihak yang dengan tulus turut memberikan doa, saran, dan kritik sehingga
makalah ini dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa dalam penulisan makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan karena terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan dari berbagai pihak. Kami
berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan dunia
pendidikan.
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang (Fenomena)
B. Tujuan
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Pathway Penuaan Sistem Terkait
B. Pengkajian Sistem Terkait
C. Diagnosa Keperawatan
D. Perencanaan
BAB III TINJAUAN KASUS
A. Kasus
B. Pengkajian
C. Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Kasus
D. Rencana Tindakan
E. Implementasi
F. Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang (Fenomena)
Salah satu hal penting untuk mencapai derajat kesehatan adalah dengan
memperhatikan kesehatan wanita, terutama kesehatan reproduksi karena hal tersebut
berdampak luas, menyangkut berbagai aspek kehidupan, serta merupakan parameter
kemampuan negara dalam menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat.
Kesehatan reproduksi wanita berpengaruh besar dan berperan penting terhadap kelanjutan
generasai penerus suatu negara (Manuaba, 2009).
Kesehatan reproduksi adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh dan bukan tidak
adanya penyakit atau kelemahan dalam segalah hal yang berhubungan dengan sistem
reproduksi dan fungsinya serta proses-prosesnya. Kesehatan reproduksi menurut WHO
adalah kesejahteraan fisik, mental dan sosial yang utuh bukan hanya bebas dari penyakit atau
kecacatan dalam segala aspek yang berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi, serta
prosesnya (Nugroho, 2012).
Salah satu penyakit reproduksi adalah mioma uteri. Mioma uteri merupakan suatu tumor
jinak berbatas tegas tidak berkapsul yang berasal dari otot polos dan jaringan ikat fibrous.
Biasa juga disebut fibromioma uteri, leiomioma uteri atau uterine fibroid. Mioma uteri ini
merupakan neoplasma jinak yang sering ditemukan pada traktus genitalia wanita, terutama
wanita sesudah produktif atau menopouse (Aspiani, 2017).
Menurut WHO kejadian mioma uteri sekitar 20% sampai 30% dari seluruh wanita
didunia dan terus mengalami peningkatan. Mioma uteri ditemukan 30% sampai 50% pada
perempuan usia subur (Robbins, 2007). Menurut Wise penelitiannya di Amerika serikat
periode 1997-2007 melaporkan 5.871 kasus mioma uteri dari 22.120 terjadi pada wanita kulit
hitam dengan prevalensi 26,5%. Kejadian mioma uteri di Indonesia ditemukan 2.39% -
11.7% pada semua penderita ginekologi yang dirawat di rumah sakit, penyakit mioma uteri
sering ditemukan pada wanita nullipara (belum pernah melahirkan) ataupun pada wanita
kurang subur. Mioma uteri diperkirakan antara 20% sampai 25% terjadi pada wanita berusia
diatas 35 tahun (Aspiani, 2017). Menurut Apriyani faktor-faktor terjadinya mioma uteri ada
empat diantaranya usia reproduksi sebanyak 65,0%, paritas multipara sebanyak
47,5%,dengan usia menarhe normal sebanyak 95%, dan status haid tidak teratur sebanyak
52,5%.
Mioma uteri diduga merupakan penyakit multifaktorial. Mioma mulai dari benih-benih
multipel yang sangat kecil dan tersebar pada miometrium. Benih ini tumbuh sangat lambat
tetapi progresif dibawah pengaruh hormon estrogen terhadap sel-sel yang ada di otot rahim.
Mioma menimbulkan gejala berupa perdarahan abnormal, rasa nyeri dan rasa adanya tekanan
didaerah sekitar panggul yang dapat menciptakan rasa sakit hingga menjalar ke punggung
(Manuaba, 2009). Perdarahan abnormal merupakan gejala yang paling sering di alami oleh
wanita penderita mioma uteri. Perdarahan bisa diakibatkan karena pembesaran mioma
sehingga menekan organ disekitarnya seperti tertekannya kandung kemih, usus besar,
pelebaran pembuluh darah dan gangguan ginjal karena akibat pembesaran dan penekanan
mioma uteri terhadap saluran kemih.
Mioma uteri dapat mengakibatkan permukaan endometrium yang lebih luas dari pada
biasanya. Perdarahan mioma uteri dapat berdampak pada ibu hamil dan penderita mioma
uteri itu sendiri. Ibu hamil akan mengalami dampak berupa abortus spontan, persalinan
prematur, dan malpresentasi. Pada penderita mioma uteri akan mengalami perdarahan yang
banyak dan dapat mengakibatkan anemia. Pendarahan juga dapat terjadi pada pencernaan
karena perluasan dan pembesaran mioma uteri sehingga pasien mioma uteri tidak hanya
dilakukan operasi pada alat kelamin tetapi juga dapat dilakukan operasi pencernaan
(colostomy). Pada kasus ini pasien mioma uteri mengalami komplikasih yang berat dan dapat
memperburuk kesehatan dan tidak jarang pasien tersebut mengalami penurunan kesehatan
karena terjadi gangguan pada nutrisi dan tubuh mengalami kelemahan hingga menjadi syok
dan pada akhirnya menimbulkan kematian (Aspiani, 2017).
Hampir dari separuh kasus mioma uteri ditemukan secara kebetulan pada pemeriksaan
pelvik rutin. Penderita memang tidak mempunyai keluhan apa- apa dan tidak sadar bahwa
pederita mengalami penyakit mioma uteri. Pengobatan mioma uteri bervariasi tergantung
pada umur ibu atau penderita, jumlah anak yang dimiliki, lokasi mioma uteri di rahim, dan
besar mioma uteri. Prinsip pengobatannya adalah melakukan operasi pengangkatan total atau
sebagian, pemberian hormon dan radiasi untuk menghilangkan fungsinya sehingga
diharapkan dapat mengecilkan tumor (Manuaba, 2009).
B. Tujuan
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pathway Penuaan Sistem Terkait
B. Pengkajian sistem Terkait
1. Pengkajian
a. Anamnesa
1) Identitas Klien: meliputi nama, umur, jenis kelamin, agama, suku
bangsa, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, alamat.
2) Identitas Penanggung jawab: Nama, umur, jenis kelamin, hubungan
dengan keluarga, pekerjaan, alamat.
b. Riwayat Kesehatan
1) Keluhan Utama Keluhan yang paling utama dirasakan oleh pasien
mioma uteri, misalnya timbul benjolan diperut bagian bawah yang relatif
lama. Kadang-kadang disertai gangguan haid
2) Riwayat penyakit sekarang Keluhan yang dirasakan oleh ibu penderita
mioma saat dilakukan pengkajian, seperti rasa nyeri karena terjadi
tarikan, manipulasi jaringan organ. Rasa nyeri setelah bedah dan
adapun yang yang perlu dikaji pada rasa nyeri adalah lokasi nyeri,
intensitas nyeri, waktu dan durasi serta kualitas nyeri.
3) Riwayat Penyakit Dahulu Tanyakan tentang riwayat penyakit yang
pernah diderita dan jenis pengobatan yang dilakukan oleh pasien
mioma uteri, tanyakan penggunaan obat-obatan, tanyakan tentang
riwayat alergi, tanyakan riwayat kehamilan dan riwayat persalinan
dahulu, penggunaan alat kontrasepsi, pernah dirawat/di operasi
sebelumnya.
4) Riwayat Penyakit Keluarga Tanyakan kepada keluarga apakah ada
anggota keluarga mempunyai penyakit keturunan seperti diabetes
melitus, hipertensi, jantung, penyakit kelainan darah dan riwayat
kelahiran kembar dan riwayat penyakit mental.
5) Riwayat Obstetri Untuk mengetahui riwayat obstetri pada pasien mioma
uteri yang perlu diketahui adalah
a. Keadaan haid Tanyakan tentang riwayat menarche dan haid
terakhir, sebab mioma uteri tidak pernah ditemukan sebelum
menarche dan mengalami atrofi pada masa menopause.
b. Riwayat kehamilan dan persalinan Kehamilan mempengaruhi
pertumbuhan mioma uteri, dimana mioma uteri tumbuh cepat pada
masa hamil ini dihubungkan dengan hormon estrogen, pada masa
ini dihasilkan dalam jumlah yang besar.
c. Faktor Psikososial
1) Tanyakan tentang persepsi pasien mengenai penyakitnya, faktor faktor
budaya yang mempengaruhi, tingkat pengetahuan yang dimiliki pasien
mioma uteri, dan tanyakan mengenai seksualitas dan perawatan yang
pernah dilakukan oleh pasien mioma uteri.
2) Tanyakan tentang konsep diri : Body image, ideal diri, harga diri, peran
diri, personal identity, keadaan emosi, perhatian dan hubungan
terhadap orang lain atau tetangga, kegemaran atau jenis kegiatan yang
disukai pasien mioma uteri, mekanisme pertahanan diri, dan interaksi
sosial pasien mioma uteri dengan orang lain.
C. Diagnosa keperawatan
a. Nyeri akut berhubungan dengan nekrosis atau trauma jaringan dan refleks
spasme otot sekunder akibat tumor
b. Resiko syok berhubungan dengan perdarahan
c. Resiko infeksi berhubungan dengan penurunan imun tubuh sekunder akibat
gangguan hematologis (perdarahan)
d. Retensi urine berhubungan dengan penekanan oleh massa jaringan neoplasma
pada organ sekitarnya, gangguan sensorik motorik.
e. Resiko Konstipasi berhubungan dengan penekanan pada rektum (prolaps
rektum)
f. Ansietas berhubungan dengan perubahan dalam status peran, ancaman pada
status kesehatan, konsep diri (kurangnya sumber informasi terkait penyakit)
D. Perencanaan
Pemberian analgesik
1) Tentukan lokasi,
karakteristik, kualitas
dan keparahan nyeri
sebelum mengobati
pasien
2) Cek perintah
pengobatan meliputi
obat, dosis, dan
frekuensi obat
analgesik yang
diresepkan
3) Cek adanya riwayat
alergi obat
4) Pilih analgesik atau
kombinasi analgesik
sesuai lebih dari satu
kali pemberian
5) Monitor tanda vital
sebelum dan setelah
memberikan analgesik
pada pemberian dosis
pertama kali atau jika
ditemukan tanda-
tanda yang tidak
biasanya
6) Berikan kebutuhan
kenyamanan dan
aktivitas lain yang
dapat membantu
relaksasi untuk
memfasilitasi
penurunan nyeri
7) Berikan analgesik
sesuai waktu
paruhnya, terutama
pada nyeri yang berat
8) Dokumentasikan
respon terhadap
analgesik dan adanya
efek samping
9) Lakukan tindakan-
tindakan yang
menurunkan efek
samping analgesik
(misalnya, konstipasi
dan iritasi lambung)
10) Kolaborasikan dengan
dokter apakah obat,
dosis, rute,
pemberian, atau
perubahan interval
dibutuhkan, buat
rekomendasi khusus
berdasarkan prinsip
analgesik
DAFTAR PUSTAKA