Anda di halaman 1dari 23

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF GANGGUAN REPRODUKSI

PADA Ny. T USIA 38 TAHUN DENGAN KISTA OVARIUM

DI PUSKESMAS PERAK KAB. JOMBANG

Oleh :

TITIK SETYA WAHYU

NIM. 220266003

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN PROFESI BIDAN

STIKES PEMKAB JOMBANG

2022

1
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Keadaan kesehatan reproduksi di Indonesia saat ini masih belum seperti yang

diharapkan dibandingkan dengan keadaan-keadaan di negara lain. Indonesia masih

tertinggal dalam banyak aspek kesehatan reproduksi. Masalah kesehatan reproduksi

menjadi perhatian bersama bukan hanya individu yang bersangkutan, karena dampaknya

menyangkut berbagai aspek kehidupan dan menjadi parameter kemampuan negara dalam

menyelenggarakan pelayanan kesehatan terhadap masyarakat (Manuaba, 2009).

Gangguan reproduksi adalah kegagalan wanita dalam manajemen kesehatan

reproduksi. Permasalahan dalam bidang kesehatan reproduksi salah satunya adalah

masalah reproduksi yang berhubungan dengan gangguan sistem reproduksi. Hal ini

mencakup infeksi, gangguan menstruasi, masalah struktur, keganasan pada alat

reproduksi wanita, infertilitas dan lain-lain (Essawibawa, 2011). Gangguan reproduksi

dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya cacat anatomi saluran reproduksi

(defek kongenital), gangguan fungsional, kesalahaan manajemen atau infeksi organ

reproduksi Menurut Riadi (2006). Ada berbagai macam gangguan reproduksi seperti

gangguan menstruasi, syndrom premestruasi, nyeri abdomen dan panggul, kista ovarium

dan kanker pada endometrium. Gangguan sistem reproduksi yang sering terjadi pada

wanita adalah kista ovarium (Joedasaputra, 2005).

Kista adalah setiap rongga atau kantong tertutup, baik normal maupun abnormal, yang

dilapisi epitel, biasanya mengandung cairan atau materisemi padat (Dorland, 2008).

Ovarium adalah suatu organ terdiri atas 2 yang terletak dikiri dan kanan antara uterus dan

dinding panggul. Besarnya kurang lebih sebesar ibu jari tangan dengan panjang 4 cm,

lebar dan tebalnya kirakira 1,5 cm (Saroha, 2009).

2
1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif pada ibu dengan

menggunakan pendekatan manajemen kebidanan pada Ny. T usia 38 tahun dengan

masalah gangguan reproduksi di Puskesmas Perak Kabupaten Jombang.

1.2.2 Tujuan Khusus

Melakukan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. T usia 38 tahun dengan Kista

Ovarium di Puskesmas Perak Kabupaten Jombang.

1.3 Manfaat

1.3.1 Bagi Istitusi Pendidikan

Sebagai bahan kajian terhadap Asuhan Pelayanan Kebidanan secara komprehensif

pada ibu dengan gangguan reproduksi di STIKes Pemkab Jombang.

1.3.2 Bagi Lahan Praktik

Dapat dijadikan bahan masukan agar dapat meningkatkan mutu pelayanan asuhan

kebidanan yang komprehensif pada ibu dengan gangguan reproduksi.

1.3.3 Bagi Penulis

Menambah pengalaman dan wawasan dalam menerapkan asuhan kebidanan secara

lansung dilapangan dalam memberikan Asuhan 6 Kebidanan pada ibu dengan

gangguan reproduksi.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Dasar Asuhan Kebidanan

2.1.1 Konsep Dasar Gangguan Reproduksi

1. Pengertian Gangguan Reproduksi

Gangguan reproduksi adalah kegagalan wanita dalam manajemen

kesehatan reproduksi (Manuaba, 2008). Permasalahan dalam bidang kesehatan

reproduksi salah satunya adalah masalah reproduksi yang berhubungan dengan

gangguan sistem reproduksi. Hal ini mencakup infeksi, gangguan menstruasi,

masalah struktur, keganasan pada alat reproduksi wanita, infertilitas, dan lain-

lain (Baradero, dkk., 2007)

2. Sebab-sebab Gangguan Reproduksi

Gangguan reproduksi disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon, cacat

anatomi saluran reproduksi (defek kongenital), gangguan fungsional,

kesalahaan manajemen atau infeksi organ reproduksi. Gangguan reproduksi

yang biasa terjadi, misal kista endometriosis yang banyak dialami wanita yang

memiliki kadar FSH dan LH tinggi (Kasdu, 2005).

3. Macam-macam Gangguan Reproduksi

a. Gangguan Menstruasi

Menurut Varney (2006), gangguan menstruasi terdiri dari :

1) Amenore

Tidak datangnya haid atau menstruasi selama beberapa bulan, kadang

dialami oleh wanita muda yang tidak hamil.

4
2) Dismenorhoe

Menstruasi yang sangat menyakitkan, terutama terjadi pada perut

bagian bawah dan punggung serta biasanya terasa seperti kram.

3) Menoragia

Merupakan salah satu dari beberapa keadaan menstruasi yang pada

awalnya berada dibawah label perdarahan uterus difungsional

4) Metroragia

Apabila menstruasi terjadi dengan interval tidak teratur, atau jika

terdapat insiden bercak darah atau perdarahan diantara menstruasi.

5) Oligomenore

Aliran menstruasi yang tidak sering atau hanya sedikit.

6) Sindrom pramenstruasi

Perubahan siklik fisik, fisiologi, dan perilaku yang mencerminkan saat

siklus menstruasi terjadi hampir pada semua wanita beberapa waktu

antara menarche dan menopause.

b. Nyeri abdomen dan panggul

1) Nyeri Akut

Kemampuan untuk mengenali dan menangani nyeri abdomen akut

secara akurat merupakan keahlian penting dalam perawatan kesehatan

wanita.

2) Nyeri Kronis

Wanita yang mengalami nyeri panggul kronis adalah orang yang sering

kali mengunjungi pemberi layanan kesehatan dalam jangka waktu yang

lama.

5
c. Kista ovarium

Berbagai macam massa ovarium jinak dapat ditemukan oleh bidan baik

pada saat pemeriksaan panggul atau dari hasil pemeriksaan ultrasonografi

d. Tumor / kanker pada endometrium

Wanita yang didiagnosis mengalami kanker endometrium setiap tahunnya,

tiga kali lipat lebih banyak dibandingkan dengan kanker serviks.

Kemungkinan terjadi paling sering pada wanita berusia lebih dari 50 tahun

e. Kista vagina

Suatu kantong tertutup pada dinding atau bagian bawah dinding vagina

yang berisi cairan atau bahan semi padat (Nugroho, 2012)..

2.1.2 Kista Ovarium

1. Pengertian

Kista ovarium adalah kantong tertutup berdinding membran yang berlapis

epitel dan cairan atau semi cairan dengan berbagai bentuk, permukaanya bisa

rata, halus, licin, dan ada yang dapat di gerakan ataupun tidak tumbuh di dalam

rongga ovarium (Prawirohardjo, 2008).

Kista ovarium adalah kantung abnormal yang berisi cairan abnormal yang

tumbuh tak hanya di indung telur (ovarium) atau ujungujung saluran telur, tapi

juga dikulit, paru-paru, bahkan otak (Chyntia, 2009)

Kista ovarium adalah rongga berbentuk kantong berisi cairan didalam

jaringan ovarium. Kista ovarium sering terjadi pada wanita dimasa

reproduksinya. Sebagian besar kista terbentuk karena perubahan kadar

hormone yang terjadi selama siklus haid, produksi dan pelepasan sel telur dari

ovarium (Lubis, 2012).

6
2. Etiologi Kista Ovarium

Menurut Faisal (2008), faktor-faktor yang dapat menyebabkan gejala kista,

meliputi :

a. Gaya hidup tidak sehat (konsumsi makanan yang mengandung banyak

lemak dan kurang serat, zat tambahan pada makanan, kurang olahraga,

merokok dan konsumsi alkohol, terpapar dengan polusi dan agen infeksius,

stress).

b. Faktor genetik.

Dalam tubuh kita terdapat gen-gen yang berpotensi memicu kanker yaitu

yang disebut protoonkogen yang karena suatu sebab tertentu misalnya

karena makanan yang bersifat karsinogen, polusi atau terpapar zat kimia

tertentu atau karena radiasi protoonkogen ini dapat berubah menjadi

onkogen, yaitu zat pemicu kanker.

3. Tanda dan Gejala Kista Ovarium

Menurut Chyntia (2009), kista ovarium sulit terdeteksi, hanya sekitar 10%

dari kista ovarium yang terdeteksi pada stadium awal, keluhannya biasanya

nyeri daerah abdomen disertai keluhan-keluhan :

a. Pembesaran abdomen akibat penumpukan cairan dalam rongga abdomen.

b. Gangguan sistem gastrointestinal : Konstipasi, mual, rasa penuh, hilangnya

nafsu makan

c. Gangguan sistem urinaria

d. Perasaan tidak nyaman pada rongga abdomen dan pelvis

e. Menstruasi tidak teratur

f. Lelah

g. Keluarnya cairan abnormal per vaginam

7
h. Nyeri saat berhubungan seksual

i. Penurunan berat badan

4. Jenis-jenis Kista Ovarium

Menurut Lowdermik, dkk (2005), jenis-jenis kista ovarium adalah :

a. Kista folikel

Kista folikel berkembang pada wanita muda wanita muda sebagian akibat

folikel de graft yang matang karena tidak dapat meyerap cairan setelah

ovulasi. Kista ini bisanya asimptomotik keculi jika robek. Dimana kasus ini

paraf jika tedapat nyeri pada panggul. Jika kista tidak robek, bisanya

meyusut setelah 2-3 siklus menstruasi.

b. Kista corpus luteum

Terjadi setelah ovulasi dan karena peningkatan sekresi dari progesterone

akibat dari peningkatan cairan di korpus luteum ditandai dengan nyeri,

tendenderness pada ovari, keterlambatan mens dan siklus mens yang tidak

teratur atau terlalu panjang. Rupture dapat mengakibatkan haemoraghe

intraperitoneal. Biasanya kista corpus luteum hilang dengan selama 1-2

siklus menstruasi.

c. Syndroma rolycystik ovarium

Terjadi ketika endocrine tidak seimbang sebagai akibat dari estrogen yang

terlalu tinggi, testosoron dan luteinizing hormone dan penurunan sekresi

fsh. Tanda dan gejala terdiri dari obesitas, hirsurism (kelebihan rambut di

badan) mens tidak teratur, infertelitas

d. Kista Theca- lutein

Biasanya bersama dangan mola hydatidosa. Kista ini berkembang akibat

lamanya stimulasi ovarium dari human chorionik gonadotropine (HCG).

8
a) Menyiapkan tas yang berisi keperluan ibu dan bayi baju tidur dengan

kancing baju didepan (untuk menyusui) dan baju untuk pulang.

5. Komplikasi Kista Ovarium

Menurut Manuaba (2007), komplikasi dari kista ovarium yaitu :

a. Perdarahan intra tumor

Perdarahan menimbulkan gejala klinik nyeri abdomen mendadak dan

memerlukan tindakan yang cepat.

b. Perputaran tangkai

Tumor bertangkai mendadak menimbulkan nyeri abdomen.

c. Infeksi pada tumor

Menimbulkan gejala : badan panas, nyeri pada abdomen, mengganggu

aktifitas sehari-hari.

d. Robekan dinding kista

Pada torsi tangkai ada kemungkinan terjadi robekan sehingga isi kista

tumpah kedalam ruangan abdomen.

e. Keganasan kista ovarium

Terjadi pada kista pada usia sebelum menarche dan pada usia diatas 45

tahun

6. Pemeriksaan Penunjang

Menurut Chyntia (2009), pemeriksaan penunjang meliputi :

a. Pap smear : untuk mengetahui displosia seluler menunjukan kemungkinan

adaya kanker / kista

b. Ultrasound / CT scan : membantu mengindentifikasi ukuran / lokasi massa.

c. Laparoskopi : dilakukan untuk melihat tumor, perdarahan, perubahan

endometrial.

9
d. Hitung darah lengkap : penurunan Hb dapat menununjukan anemia kronis

sementara penurunan Ht menduga kehilangan darah aktif, peningkatan SDP

dapat mengindikasikan proses inflamasi / infeksi.

7. Penatalaksanaan

Menurut (Lowdermik dkk, 2005), penatalaksanaan kista ovarium, yaitu

a. Pengangkatan kista ovarium yang besar biasanya adalah melalui tindakan

bedah, misal laparatomi, kistektomi atau laparatomi salpingooforektomi.

b. Kontrasepsi oral dapat digunakan untuk menekan aktivitas ovarium dan

menghilangkan kista.

c. Perawatan pasca operasi setelah pembedahan untuk mengangkat kista

ovarium adalah serupa dengan perawatan setelah pembedahan abdomen

dengan satu pengecualian penurunan tekanan intra abdomen yang

diakibatkan oleh pengangkatan kista yang besar biasanya mengarah pada

distensi abdomen yang berat. Hal ini dapat dicegah dengan memberikan

gurita abdomen sebagai penyangga.

d. Tindakan keperawatan berikut pada pendidikan kepada klien tentang

pilihan pengobatan dan manajemen nyeri dengan analgetik / tindakan

kenyamanan seperti kompres hangat pada abdomen atau teknik relaksasi

napas dalam, informasikan tentang perubahan yang akan terjadi seperti

tanda-tanda infeksi, perawatan insisi luka operasi.

2.1 Tinjauan Asuhan Kebidanan Pada

1. Konsep Manajemen Asuhan Varney

Proses manajemen kebidanan terdiri dari 7 langkah varney yang berurutan dimana

setiap langkah disempurnakan secara periodic. proses dimulai dengan pengumpulan

data dasar dan berakhir dengan evaluasi. Ketujuh langkah tersebut membentuk suatu

10
kerangka lengkap yang dapat diaplikasikan dalam situasi apapun. Ketujuh langkah

tersebut adalah sebagai berikut :

a. Langkah I Pengumpulan Data Dasar

Dilakukan pengkajian dengan pengumpulan semua data yang diperlukan untuk

megevaluasi keadaan klien secara lengkap. Mengumpulkan semua informasi yang

akurat dari sumber yang berkaitan dengan kondisi klien.

b. Langkah II Interpretasi Data Dasar

Dilakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosa atau masalah klien atau

kebutuhan berdasarkan interpretasi yang benar atas data-data yang telah

dikumpulkan. Kata “masalah dan diagnose” keduanya digunakan karena beberapa

masalah tidak dapat diselesaikan seperti diagnosa tetapi membutuhkan penanganan

yang dituangkan dalam rencana asuhan kebidanan terhadap klien. Masalah bisa

menyertai diagnose. Kebutuhan adalah suatu bentuk asuhan yang harus diberikan

kepada klien, baik klien tahu ataupun tidak tahu.

c. Langkah III Mengidentifikasi Diagnosa Atau Masalah Potensial

Mengidentifikasi masalah atau diagnosa potensial lain berdasarkan rangkaian

masalah dan diagnosa yang sudah diidentifikasi. Membutuhkan antisipasi, bila

mungkin dilakukan pencegahan. Penting untuk melakukan asuhan yang aman.

d. Langkah IV Identifikasi Kebutuhan Tindakan Segera

Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter dan atau untuk

dikonsultaikan atau ditangani bersama dengan anggota tim kesehatan yang lain

sesuai dengan kondisi klien.

e. Langkah V Merencanakan Asuhan Menyeluruh

Merencanakan asuhan yang menyeluruh, ditentukan oleh langkah-langkah

sebelumnya. Rencana asuhan yg menyeluruh meliputi apa yang sudah

11
diidentifikasi dari klien dan dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita

tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya.

f. Langkah VI Melaksanakan Rencana Asuhan

Melaksanakan rencana asuhan pada langkah ke lima secara efisien dan aman. Jika

bidan tidak melakukannya sendiri ia tetap memikul tanggung jawab untuk

mengarahkan pelaksanaanya.

g. Langkah VII Evaluasi

Dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang sudah diberikan meliputi

pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai

dengan kebutuhan sebagaimana telah diidentifikasikan didalam masalah dan

diagnosa.

(Sih Rini Handayani, 2017)

2. Pendokumentasian Secara SOAP

Pendokumentasian dengan metode SOAP sudah dibahas pada Bab IV yaitu tentang

metode dokumentasi. Namun di bab ini kita ulas kembali. Di dalam metode SOAP, S

adalah data subjektif, O adalah data objektif, A adalah analysis, P adalah

penatalaksanaan. Metode ini merupakan dokumentasi yang sederhana akan tetapi

mengandung semua unsur data dan langkah yang dibutuhkan dalam asuhan

kebidanan, jelas, logis.

a. Data Subjektif

Data subjektif berhubungan dengan masalah dari sudut pandang klien. Ekspresi

klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan

langsung atau ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis. Pada

klien yang menderita tuna wicara, dibagian data dibagian data dibelakang huruf

“S”, diberi tanda huruf “O” atau”X”. Tanda ini akan menjelaskan bahwa klien

12
adalah penederita tuna wicara. Data subjektif ini nantinya akan menguatkan

diagnosis yang akan disusun.

b. Data Objektif

Data objektif merupakan pendokumentasian hasil observasi yang jujur, hasil

pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium. Catatan medik dan

informasi dari keluarga atau orang lain dapat dimasukkan dalam data objektif ini

sebagai data penunjang. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis klien dan

fakta yang berhubungan dengan diagnosis.

c. Analisis

Langkah ini merupakan pendokumentasian hasil analisis dan intrepretasi

(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena keadaan klien yang setiap

saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi baru dalam data

subjektif maupun data objektif, maka proses pengkajian data akan menjadi sangat

dinamis. Di dalam analisis menuntut bidan untuk sering melakukan analisis data

yang dinamis tersebut dalam rangka mengikuti perkembangan klien. Analisis yang

tepat dan akurat mengikuti perkembangan data klien akan menjamin cepat

diketahuinya perubahan pada klien, dapat terus diikuti dan diambil

keputusan/tindakan yang tepat. Analisis data adalah melakukan intrepretasi data

yang telah dikumpulkan, mencakup diagnosis, masalah kebidanan, dan kebutuhan.

d. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan adalah mencatat seluruh perencanaan dan penatalaksanaan yang

sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan segera, tindakan secara

komprehensif; penyuluhan, dukungan, kolaborasi, evaluasi/follow up dan rujukan.

Tujuan penatalaksanaan untuk mengusahakan tercapainya kondisi pasien

13
seoptimal mungkin dan mempertahankan kesejahteraanya. (Sih Rini Handayani,

2017)

14
BAB III

TINJAUAN KASUS

No. Register :-

Tanggal pengkajian : 22-10-2022

Tempat : Puskesmas Perak

Oleh : Bidan Titik

I. DATA SUBYEKTIF

Identitas

Nama : Ny. T Nama Suami : Tn. S

Umur : 38 th Umur : 40 th

Agama : Islam Agama : Islam

Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA

Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta

Alamat : Dsn. Tempuran Ds. Sukorejo Alamat : Dsn. Tempuran Ds. Sukorejo
04/02 Kec. Perak Kab. Jombang 04/02 Kec. Perak Kab. Jombang

1. Keluhan utama :
Ibu mengatakan akseptor KB suntik 3 bulan dan sering merasakan nyeri pada perut bagian
bawah sejak tanggal 22 Mei 2022

2. Riwayat menstruasi
 Usia menarche : 12 th
 Jumlah darah haid : 3-4x ganti pembalut dalam sehari
 Keluhan saat haid : Tidak ada
 Lama haid : 6-8 hari
 Flour albus : Setelah haid
 Keluhan haid : Nyeri

3. Riwayat kehamilan,persalinan, dan nifas yang lalu.


G............................p............1.................A............0.............Hidup............1.............

15
N Tgl, Tem Umur Jenis Penolo Peny Ana Kead
O. Th pat kehami Kela ng ulit k aan
part partu lan min persali JK/ anak
us s nan BB sekar
ang

1. 200 BPM 39 Laki- Bidan Tdk 290 Hidup


7 mgg laki ada 0g

4. Riwayat kesehatan penyakit yang pernah diderita :


 Anemia
 Hipertensi
 Kardiovaskular
 TBC
 Diabetes
 Malaria
 IMS (Sphilis, GO, HIV/AIDS, dll)
 Lain-lain....
Pernah dirawat : ya/tidak Kapan : ..............-............. Dimana :.......-..........
Pernah dioperasi : ya/tidak Kapan : ..............-............ Dimana :........-........
Lain-lain
5. Riwayat penyakit keluarga (Ayah, Ibu, Mertua) yang pernah menderita sakit :
Ibu mengatakan tidak riwayat penyakit
keluarga ...........................................................................................................................
.
6. Status perkawinan : ya/tidak
Kawin.......1......kali, kawin usia......23.......tahun, lama menikah............16.......tahun
7. Riwayat psiko sosial ekonomi
- Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan
Ibu mengatakan sangat senang dengan kehamilannya, begitu juga dengan respon
keluarga sangat
senang ..............................................................................................................................
............
- Penggunaan alat kontrasepsi KB
Ibu mengatakan pernah menggunakan KB Suntik 3 bulan............................................
- Dukungan keluarga
Ibu mengatakan dukungan keluarga sangat
baik ..................................................................................................................................
........
- Pengambilan keputusan dalam keluarga

16
Ibu mengatakan pengambilan keputusan dalam keluarga yaitu suami dan ibu
sendiri ..............................................................................................................................
............
- Gizi yang dikonsumsi dan kebiasaan makan
Ibu mengatakan makan 3 kali sehari, makan nasi, sayuran dan lauk
pauk .................................................................................................................................
.........

- Kebiasaan hidup sehat


Ibu mengatakan mandi 2 kali sehari, keramas 3 kali
seminggu .........................................................................................................................
.................
- Beban kerja sehari
Ibu mengatakan beban kerja sehari-hari tidak terlalu
berat .................................................................................................................................
.........
- Tempat dan penolong persalinan yang diinginkan
Ibu mengatakan ingin bersalin di
Bidan ...............................................................................................................................
...........
- Penghasilan keluarga
Ibu mengatakan penghasilan keluarga kurang lebih
2jt/bln ..............................................................................................................................
............
8. Riwayat KB dan rencana KB
Metode yang pernah dipakai : Suntik , Lama : ........10.....bulan/tahun
Komplikasi dari KB : ....tidak ada................, Rencana KB
selanjutnya: ................................Suntik 3 bln..................................................................
9. Riwayat Ginekologi :
Infertilitas Infeksi virus PMS Endometritis
Polip serviks Kanker kandungan Operasi kandungan Perkosaan
DUB dll........................
10. Pola makan / minum/ eliminasi/ istirahat
- Pola minum : ..........12......gelas/hari alkohol /Jamu/Kopi
- Pola eliminasi :
BAK......5-7...........x/hari, warna : jernih/kuning/kuning pekat/ groshematuri, BAK
terakhir jam : 06.00 WIB
BAB.....1..kali/hari, karakteristik: lembek/keras, BAB terakhir jam : 06.00 WIB
- Pola istirahat : ..............7-9..............jam/hari, tidur terakhir jam : 22.00 WIB
- Dukungan keluarga : Suami Orang tua/Mertua Keluarga lain

II. DATA OBYEKTIF

17
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis
BB/TB : 70kg/168 cm Tekanan Darah: 128/96 mmHg
Nadi : 88 x/mnt Suhu : 36,5
Pernafasan : 22 x/mnt
2. Pemeriksaan Fisik :
a. Kepala
1) Rambut
Warna : Tidak dilakukan pemeriksaan
Kebersihan : Tidak dilakukan pemeriksaan
Mudah rontok/tidak : Tidak dilakukan pemeriksaan
2) Telinga
Kebersihan : Tidak dilakukan pemeriksaan
Gangguan pendengaran : Tidak dilakukan pemeriksaan
3) Mata
Konjungtiva : Tidak dilakukan pemeriksaan
Sklera : Tidak dilakukan pemeriksaan
Kebersihan : Tidak dilakukan pemeriksaan
Kelainan : Tidak dilakukan pemeriksaan
Gangguan penglihatan : Tidak dilakukan pemeriksaan
4) Hidung
Kebersihan : Tidak dilakukan pemeriksaan
Polip : Tidak dilakukan pemeriksaan
5) Mulut
Warna bibir : Tidak dilakukan pemeriksaan
Integritas jaringan : Tidak dilakukan pemeriksaan
Kebersihan lidah : Tidak dilakukan pemeriksaan
Gangguan pada mulut : Tidak dilakukan pemeriksaan
6) Leher
Pembesaran kelenjar limfe : Tidak dilakukan pemeriksaan
7) Dada
Simetris/tidak : Tidak dilakukan pemeriksaan
Besar payudara simetris/tidak : Tidak dilakukan pemeriksaan
Nyeri : Tidak dilakukan pemeriksaan
Keadaan putting : Tidak dilakukan pemeriksaan
Kebersihan putting : Tidak dilakukan pemeriksaan
8) Abdomen
Pembesaran Hati : Tidak ada pembesaran hati
Benjolan/Tumor : Ada benjolan didalam rongga abdomen
Nyeri Tekan : Ada nyeri tekan perut bagian bawah
Luka Bekas Operasi : Tidak ada luka bekas operasi
9) Genital
Kebersihan : Tidak dilakukan pemeriksaan
Pengeluaran pervaginam : Tidak dilakukan pemeriksaan

18
Tanda infeksi vagina : Tidak dilakukan pemeriksaan
10) Anus
Hemmoroid : Tidak dilakukan pemeriksaan
Kebersihan : Tidak dilakukan pemeriksaan
3. Pemeriksaan laboratorium : Tidak dilakukan pemeriksaan

III. ANALISIS / INTEPRETASI DATA


Ny. T usia 38 P1000 tahun dengan gangguan reproduksi

IV. PENATALAKSANAAN
Tanggal : 22-10-2021 Jam : 09.30 WIB
1) Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu
Ibu mengerti hasil pemeriksaan
2) Mengajarkan kepada ibu teknik relaksasi untuk mengurasi rasa nyeri dengan cara
berbaring miring ke kanan atau ke kiri.
Ibu mengerti tentang teknik relaksasi yang diajarkan
3) Memberikan terapi Antasida 3x1, Paracetamol 3x1 dan vitamin B6 kepada ibu
Ibu bersedia mengkomsumsi terapi yang diberikan
4) Menganjurkan ibu melakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui penyebab dari
nyeri pada perut bagian bawah yang dialami saat ini
Ibu bersedia mengikuti anjuran yang diberikan
5) Menginformasikan kunjungan ulang 2 minggu lagi atau sewaktu-waktu bila ibu
ada keluhan
Ibu bersedia melakukan kunjungan ulang atau jika ada keluhan.

Catatan Perkembangan

Tanggal Pengkajian : 17 Oktober 2022 Jam : 09.00 WIB

Subyektif : Ibu mengatakan mengalami nyeri perut bagian bawah

Ibu mengatakan pengguna akseptor KB Suntik 3 bulan

Obyektif :

Keadaan umum : Baik Kesadaran : Composmentis

19
BB/TB : 70kg/168 cm Tekanan Darah: 121/71 mmHg
Nadi : 85 x/mnt Suhu : 36,5
Pernafasan : 20 x/mnt

Analisis : Ny. T usia 38 tahun P1000 dengan Kista Ovarium

Penatalaksanaan :

1) Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu


Ibu mengerti hasil pemeriksaan.
2) Memberikan KIE kepada ibu tentang Kista Ovarium yang dialami saat ini
Ibu mengerti penjelasan tentang Kista Ovarium yang diberikan

3) Memberikan dukungan emosional kepada ibu


Ibu sudah lebih tenang dengan kondisi yang dialami
4) Memberikan terapi Asam Mefenamat 3x1 kepada ibu
Ibu bersedia mengkonsumsi terapi yang diberikan

20
BAB IV

PEMBAHASAN

Pada pembahasan kasus ini penulis menguraikan tentang proses asuhan kebidanan
gangguan reproduksi pada Ny. T P1 A0 umur 38 tahun dengan kista ovarium. Dalam
penerapan asuhan kebidanan ini penulis akan menguraikan kesenjangan antara teori dan
kasus yang ada di lahan yang penulis temukan

Data subjektif adalah data yang didapatkan dari klien sebagai suatu pendapat terhadap
suatu situasi dan kejadian. Pada kasus yang diambil penulis yaitu kista ovarium, maka
pengkajian ditujukan pada pemeriksaan ginekologi (Nursalam, 2008). Keluhan utama
pada kasus kista ovarium pasien merasa nyeri pada perut bagian bawah. Pada kasus Ny. T
dengan kista ovarium keluhan utamanya ibu mengalami nyeri pada perut bagian bawah.
Pada pengkajian di dapatkan hasil pemeriksaan umum : Keadaan umum baik, BB/TB : 70
kg/168, Tekanan darah 121/71 mmHg, Nadi 85 x/mnt, Pernafasan 20 x/mnt, Suhu 36,5ºC.
Pemeriksaan pada bagian abdomen palpasi didapatkan hasil ada benjolan didalam rongga
abdomen dan ada nyeri tekan pada perut bagian bawah.

Pada pengkajian data obyektif, didapatkan hasil pemeriksaan tanda-tanda vital dalam
batas normal dan tidak ada kesenjangan. Pada pemeriksaan fisik, Pemeriksaan pada
bagian abdomen palpasi didapatkan hasil ada benjolan didalam rongga abdomen dan ada
nyeri tekan pada perut bagian bawah. Diagnosa, masalah dan kebutuhan yang
dicantumkan penulis sudah sesuai dengan kasus dan teori sehingga tidak didapatkan
adanya kesenjangan dalam melakukan analisis anatara kasus dan teori.

21
Pada langkah ini penulis menemukan adanya kesenjangan antara teori dan kasus yang
ada di lapangan yaitu pada kasus masalah yang timbul adalah ibu merasakan nyeri pada
perut bagian bawah dan teraba benjolan. Peran bidan dalam memberikan asuhan
kebidanan pada Ny. “T” adalah menginformasikan keadaan ibu kepada ibu tentang
kondisi yang dialami saat ini. Selain hal tersebut diatas peran bidan yang lain adalah
observasi keadaan ibu dan dokumentasi asuhan kebidanan yang telah diberikan selama
perawatan.

Berdasarkan asuhan kebidanan yang telah dilakukan penulis, tidak menemukan


kesenjangan antara teori dan kasus yang terdapat dilahan praktik.

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Dalam melaksanakan asuhan kebidanan secara komprehensif pada Ny. T


usia 38 tahun P1000 dengan kista ovarium, penulis menyimpulkan: dengan hasil
pemeriksaan umum : Keadaan umum baik, BB/TB : 70 kg/168, Tekanan darah
121/71 mmHg, Nadi 85 x/mnt, Pernafasan 20 x/mnt, Suhu 36,5ºC. Pemeriksaan
pada bagian abdomen palpasi didapatkan hasil ada benjolan didalam rongga
abdomen dan ada nyeri tekan pada perut bagian bawah. Pada pembahasan kasus
ini penulis menguraikan tentang proses asuhan kebidanan gangguan reproduksi
pada Ny. T P1 A0 umur 38 tahun dengan kista ovarium. Dalam penerapan asuhan
kebidanan ini penulis akan menguraikan kesenjangan antara teori dan kasus yang
ada di lahan yang penulis temukan

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Tenaga Kesehatan
Dapat meningkatkan keterampilan untuk memberikan pelayanan asuhan
kebidanan komprehensif untuk ibu hamil.
5.2.2 Bagi Pasien
Hendaknya dapat bekerja sama dengan bidan dan melaksanakan nasehat
bidan dan asuhan yang diberikan bidan.
5.2.3 Bagi Penulis

22
Untuk meningkatkan kemampuan dalam pembuatan laporan asuhan
kebidanan selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Ambarwati, E.R & Wulandari, D. 2010. Asuhan Kebidanan (Nifas). Yogyakarta : Mitra
Cendikia

Anggraini, Y. 2010. Asuhan Kebidanan Masa Nifas. Yogyakarta : Pustaka Rihama.

Manuaba, I.B.G, dkk.2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan dan Keluarga Berencana
untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Ariyani, D. 2011. Asuhan Kebidanan Gangguan Reproduksi dengan Kista Ovarium pada Ny.
S di RSUD Kardinal Tegal. STIKes Bhakti Mandala Husada. KTI. Tidak
Dipublikasikan.

Baradero, dkk. 2007.http://www.blogdokter.net/2008/05/30/kista-ovarium. Diakses tanggal


21 November 2013.

Chyntia, E. 2009. Pahami Kista Anda Akan Terbebaskan. Yogyakarta : Maximus.

Kasdu, D. 2005. Solusi Problem Persalinan. Jakarta : Puspa Suara.

Lubis, H. 2012. Obsgyn Untuk Kebidanan dan Keperawatan. Yogyakarta : Nuha Medika.

Varney, H. 2006. Varney’s Midwiffery Text Book Third Edition. London. James and Barbell
Publisher.

23

Anda mungkin juga menyukai