Anda di halaman 1dari 11

 

Penatalaksanaan Medis dan Keperawatan


  Penatalaksanaan tonsilitis akut:
a.       Antibiotik golongan penicilin atau sulfanamid selama 5 hari dan obat kumur atau obat isap
dengan desinfektan, bila alergi dengan diberikan eritromisin atau klindomisin.
b.      Antibiotik yang adekuat untuk mencegah infeksi sekunder, kortikosteroid untuk mengurangi
edema pada laring dan obat simptomatik.
c.       Pemberian antipiretik.

  Penatalaksanaan tonsilitis kronik:


1.      Terapi lokal untuk hygiene mulut dengan obat kumur / hisap.
2.      Terapi radikal dengan tonsilektomi bila terapi medikamentosa atau terapi konservatif tidak
berhasil. Tonsilektomi menurut Firman S (2006).
  Perawatan Prabedah:
Diberikan sedasi dan premedikasi, selain itu pasien juga harus dipuasakan, membebaskan
anak dari infeksi pernafasan bagian atas.
  Teknik Pembedahan:
Anestesi umum selalu diberikan sebelum pembedahan, pasien diposisikan terlentang
dengan kepala sedikit direndahkan dan leher dalam keadaan ekstensi mulut ditahan terbuka
dengan suatu penutup dan lidah didorong keluar dari jalan. Penyedotan harus dapat diperoleh
untuk mencegah inflamasi dari darah. Tonsil diangkat dengan diseksi / quillotine.
Metode apapun yang digunakan penting untuk mengangkat tonsil secara lengkap.
Perdarahan dikendalikan dengan menginsersi suatu pak kasa ke dalam ruang post nasal yang
harus diangkat setelah pembedahan. Perdarahan yang berlanjut dapat ditangani dengan
mengadakan ligasi pembuluh darah pada dasar tonsil.
  Penatalaksaaan Keperawatan
  Memantau tanda-tanda perdarahan
  Memberikan cairan bila muntah telah reda
  Mendukung posisi untuk menelan potongan makanan yang besar (lebih nyaman dari ada kepingan
kecil).
  Hindari pemakaian sedotan (suction dapat menyebabkan perdarahan).
  Menawarkan makanan: Es cream, crustard dingin, sup krim, dan jus.
  Refined sereal dan telur setengah matang biasanya lebih dapat dinikmati pada pagi hari setelah
perdarahan.
  Hindari jus jeruk, minuman panas, makanan kasar, atau banyak bumbu selama 1 minggu.
  Menggunakan ice color (kompres es) bila mau
  Memberikan analgesik
  Melaporkan segera tanda-tanda perdarahan.
  Minum 2-3 liter/hari sampai bau mulut hilang.
  Hindari latihan berlebihan, batuk, bersin, berdahak dan menyisi hidung segera selama 1-2
minggu.

Konsep Dasar Asuhan Keperawatan


a.      Pengkajian
Focus pengkajian:
  Wawancara
1.      Kaji adanya riwayat penyakit sebelumnya (tonsillitis)
2.      Apakah pengobatan adekuat
3.      Kapan gejala itu muncul
4.      Apakah mempunyai kebiasaan merokok
5.      Bagaimana pola makannya
6.      Apakah rutin / rajin membersihkan mulut
  Pengkajian system : Tonsilitis akan berdampak terhadap sistem tubuh lainnya dan kebutuhan
dasar manusia (Nurbaiti, 2001) meliputi :
a.       Sistem Gastrointestinal
Klien sering merasa mual dan muntah, nyeri pada tenggorokan sulit untuk menelan sehingga
klien susah untuk makan dan sulit untuk tidur
b.      Sistem Pulmoner
Klien sering mengalami sesak nafas karena adanya pembengkakan pada tonsil dan faring, klien
sering batuk
c.       Sistem Imun
Tonsil terlihat bengkak dan kemerahan, daya tahan tubuh klien menurun, klien mudah terserang
demam
d.      Sistem Muskuloskeletal
Klien mengalami kelemahan pada otot, otot terasa nyeri keterbatasan gerak, klien susah untuk
melakukan aktivitas sehari-hari
e.       Sistem Endokrin
Adanya pembengkakan kelenjar getah bening, adanya pembesaran kelenjar tiroid
f.       Sistem Gastointestinal
1.      Nyeri pada tenggorokan, adanya virus dan bakteri
2.      Nyeri saat menelan, adanya pembengkakan pada tonsil
3.      Anoreksia : mual dan muntah
4.      Mulut berbau
5.      Bibir kering
6.      Nafsu makan berkurang

g.      Sistem Pernafasan


1.      Sesak nafas karena adanya pembesaran pada tonsil
2.      Faring hiperimisis : terdapat detritus
3.      Pernafasn bising
4.      Edema faring
5.      Batuk
h.      Sistem Imun
1.      Pembengkakan kelenjar limpah leher
2.      Pembesaran tonsil
3.      Tonsil
4.      Hiperemia
5.      Demam atau peningkatan seluruh tubuh
i.        Sistem Muskuloskeletal
1.      Kelemahan pada otot
2.      Letargi
3.      Nyeri pada otot
4.      Malaise
b.      Pemeriksaan Diagnostik
Pemeriksaan usap tenggorok:
Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan sebelum memberikan pengobatan, terutama bila
keadaan memungkinkan. Dengan melakukan pemeriksaan ini kita dapat mengetahui kuman
penyebab dan obat yang masih sensitif terhadapnya. Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala
dan hasil pemeriksaan fisik.
Gejalanya berupa nyeri tenggorokan (yang semakin parah jika penderita menelan) nyeri
seringkali dirasakan ditelinga (karena tenggorokan dan telinga memiliki persyarafan yang sama),
gejala lain :
a.       Demam, Sakit kepala
b.      Muntah, Menurut Mans :
1.      Pasien mengeluh ada penghalang di tenggorokan, Tenggorokan terasa kering
2.      Pada pemeriksaan tonsil membesar dengan permukaan tidak rata, kriptus membesar dan terisi
detritus
3.      Tidak nafsu makan, Mudah lelah, Nyeri abdomen, Pucat, Nyeri kepala, Disfagia (sakit saat
menelan), Mual dan muntah
5.      Pemeriksaan Penunjang :
  Tes Laboratorium
Tes laboratorium ini digunakan untuk menentukan apakah bakteri yang ada dalam tubuh pasien
merupkan akteri gru A, karena grup ini disertai dengan demam renmatik, glomerulnefritis, dan
demam jengkering.
  Pemeriksaan penunjang
Kultur dan uji resistensi bila diperlukan.
 Terapi
Dengan menggunakan antibiotic spectrum lebar dan sulfonamide, antipiretik, dan obat kumur
yang mengandung desinfektan.
B. Pola Fungsional Gordon
1.     Pola persepsi dan manajemen keperawatan
Pada pola ini kita mengkaji:
a.       bagaimana klien memandang penyakitnya
b.      apakah klien memiliki riwayat merokok dan konsumsi alkohol
2.     Pola nutrisi - metabolik
Pada pola ini kita mengkaji:
a.       Bagaimanakah pola makan dan minum klien sebelum dan selama dirawat di rumah sakit?
b.      Kaji apakah klien alergi terhadap makanan tertentu?
c.       Apakah klien menghabiskan makanan yang diberikan oleh rumah sakit?
d.      Apakah klien mengalami mual dan muntah?
e.       Bagaimana dengan BB klien, apakah mengalami penurunan atau sebaliknya?

3.     Pola eliminasi


: pada pola ini kita mengkaji:
a.       Bagaimanakah pola BAB dan BAK klien ?
b.      Apakah klien menggunakan alat bantu untuk eliminasi?
c.       Kaji konsistensi BAB dan BAK klien
d.      Apakah klien merasakan nyeri saat BAB dan BAK?

Pola aktivitas - latihan

: pada pola ini kita mengkaji:


a.       Bagaimanakah perubahan pola aktivitas klien ketika dirawat di rumah sakit?
b.      Kaji aktivitas yang dapat dilakukan klien secara mandiri
c.       Kaji tingkat ketergantungan klien
0 = mandiri
1 = membutuhkan alat bantu
2 = membutuhkan pengawasan
3 = membutuhkan bantuan dari orang lain
4        = ketergantungan
d.      Apakah klien mengeluh mudah lelah?

Pola istirahat - tidur


: pada pola ini kita mengkaji:
a.       Apakah klien mengalami gangguang tidur?
b.      Apakah klien mengkonsumsi obat tidur/penenang?
c.       Apakah klien memiliki kebiasaan tertentu sebelum tidur?

Pola kognitif - persepsi

: pada pola ini kita mengkaji:


a.       Kaji tingkat kesadaran klien
b.      Bagaimanakah fungsi penglihatan dan pendengaran klien, apakah mengalami perubahan?
c.       Bagaimanakah kondisi kenyamanan klien?
d.      Bagaimanakah fungsi kognitif dan komunikasi klien?

Pola persepsi diri - konsep diri

: Pada pola ini kita mengkaji:


a.       Bagaimanakah klien memandang dirinya terhadap penyakit yang dialaminya?
b.      Apakah klien mengalami perubahan citra pada diri klien?
c.       Apakah klien merasa rendah diri?

Pola peran - hubungan

: pada pola ini kita mengkaji:


a.       Bagaimanakah peran klien di dalam keluarganya?
b.      Apakah terjadi perubahan peran dalam keluarga klien?
c.       Bagaimanakah hubungan sosial klien terhadap masyarakat sekitarnya?

Pola reproduksi dan seksualitas


: Pada pola ini kita mengkaji:
a.       Bagaimanakah status reproduksi klien?
b.      Apakah klien masih mengalami siklus menstrusi (jika wanita)?

Pola koping dan toleransi stress

: Pada pola ini kita mengkaji:


a.       Apakah klien mengalami stress terhadap kondisinya saat ini?
b.      Bagaimanakah cara klien menghilangkan stress yang dialaminya?
c.       Apakah klien mengkonsumsi obat penenang?

Pola nilai dan kepercayaan

: Pada pola ini kita mengakaji:


a.       Kaji agama dan kepercayaan yang dianut klien
b.      Apakah terjadi perubahan pola dalam beribadah klien?

C. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa keperawatan yang mungkin muncul :
Pre Operasi
1. Kerusakan menelan berhubungan dengan proses inflamasi.
2. Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan jaringan tonsil.
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan anorexia
4. Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
5. Cemas berhubungan dengan rasa tidak nyaman

Post Operasi
1. Nyeri akut berhubungan dengan insisi bedah, diskontinuitas jaringan.
2. Resiko tinggi terhadap infeksi berhubungan dengan prosedur invasif.
3. Kurang pengetahuan tentang diet berhubungan dengan kurang informasi.
C. Intervensi Keperawatan
Pre Operasi
Dx 1 : Kerusakan menelan berhubungan dengan proses inflamasi.
NOC : Perawatan Diri : Makan
Kriteria hasil :
a.       Reflek makan
b.      Tidak tersedak saat makan
c.       Tidak batuk saat menelan
d.      Usaha menelan secara normal
e.       Menelan dengan nyaman

NIC : Terapi menelan


Intervensi :
a.       Pantau gerakan lidah klien saat menelan
b.      Hindari penggunaan sedotan minuman
c.       Bantu pasien untuk memposisikan kepala fleksi ke depan untuk menyiapkan menelan.
d.      Libatkan keluarga untuk memberikan dukungan dan penenangan pasien selama makan /
minum obat.

Dx 2 : Nyeri akut berhubungan dengan pembengkakan jaringan tonsil.


NOC : Kontrol Nyeri
Kriteria hasil :
a.       Mengenali faktor penyebab.
b.      Mengenali serangan nyeri.
c.       Tindakan pertolongan non analgetik
d.      Mengenali gejala nyeri
e.       Melaporkan kontrol nyeri

NIC : Menejemen Nyeri


Intervensi :
1.      Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi.
2.      Ajarkan teknik non farmakologi dengan distraksi / latihan nafas dalam.
3.      Berikan analgesik yang sesuai.
4.      Observasi reaksi non verbal dari ketidanyamanan.
5.      Anjurkan pasien untuk istirahat.
Dx 3: Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan
anoreksia.
NOC : Fluid balance
Kriteria hasil :
a.       Adanya peningkatan BB sesuai tujuan
b.      BB ideal sesuai tinggi badan
c.       Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisi
d.      Tidak ada tanda-tanda malnutrisi.

NIC : Manajemen nutrisi


1.      Berikan makanan yang terpilih
2.      Kaji kemampuan klien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan
3.      Berikan makanan sedikit tapi sering
4.      Berikan makanan selagi hangat dan dalam bentuk menarik.
Dx 4: Hipertermi berhubungan dengan proses penyakit
NOC : Termoregulasi
Kriteria hasil :
a.       Suhu tubuh dalam rentang normal
b.      Suhu kulit dalam batas normal
c.       Nadi dan pernafasan dalam batas normal.

NIC : Fever Treatment


1.      Monitor suhu sesering mungkin
2.      Monitor warna, dan suhu kulit
3.      Monitor tekanan darah, nadi, dan pernafasan.
4.      Monitor intake dan output
5.      Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab demam.
Dx 5: Cemas berhubungan dengan rasa tidak nyaman
NOC : Kontrol Cemas
Kriteria hasil :
a.       Ansietas berkurang
b.      Monitor intensitas kecemasan
c.       Mencari informasi untuk menurunkan kecemasn
d.      Memanifestasi perilaku akibat kecemasan tidak ada

NIC : Pengurangan Cemas

Anda mungkin juga menyukai