Anda di halaman 1dari 11

KELOMPOK 4

ALIRAN POSITIVISME

Tahun Ajaran 2023/2024


A.Pengertian Positivisme

Positivisme adalah suatu aliran filsafat yang menyatakan ilmu


alam sebagai satu-satunya sumber pengetahuan yang benar dan
menolak aktifitas yang berkenaan dengan metafisik. Tidak
mengenal adanya spekulasi, semua didasarkan pada data empiris.
Sesungguhnya aliran ini menolak adanya spekulasi teoritis sebagai
suatu sarana untuk memperoleh pengetahuan (seperti yang diusung
oleh kaum idealisme khususnya idealisme Jerman Klasik).
B. Sejarah Filsafat Positivisme

Positivisme adalah salah satu aliran filsafat modern. Secara umum boleh
dikatakan bahwa akar sejarah pemikiran positivisme dapat dikembalikan kepada
masa Hume (1711-1776) dan Kant (1724-1804). Hume berpendapat bahwa
permasalahan-permasalahan ilmiah haruslah diuji melalui percobaan (aliran
Empirisme). Sementara Kant adalah orang yang melaksanakan pendapat Hume
ini dengan menyusun Critique of pure reason (Kritik terhadap pikiran murni /
aliran Kritisisme).
Prinsip filosofik tentang positivisme dikembangkan pertama kali oleh seorang
filosof berkebangsaan Inggris yang bernama Francis Bacon yang hidup di sekitar
abad ke-17 .
C. Tahap Perkembangan Positivisme

1. Tempat utama dalam positivisme pertama diberikan pada Sosiologi, walaupun


perhatiannya juga diberikan pada teori pengetahuan yang diungkapkan oleh Comte
dan tentang Logika yang dikemukakan oleh Mill. Tokoh-tokohnya Auguste Comte,
E. Littre, P. Laffitte, JS. Mill
dan Spencer.
2. Munculnya tahap kedua dalam positivisme (empirio-positivisme) berawal pada
tahun 1870-1890-an dan berpautan dengan Mach dan Avenarius. Keduanya
meninggalkan pengetahuan formal tentang obyek-obyek nyata obyektif, yang
merupakan suatu ciri positivisme awal.
3. Perkembangan positivisme tahap terakhir berkaitan dengan lingkaran Wina
dengan tokohtokohnya O.Neurath, Carnap, Schlick, Frank, dan lain-lain. Serta
kelompok yang turut
berpengaruh pada perkembangan tahap ketiga ini adalah Masyarakat Filsafat
Ilmiah Berlin.
D. Ide-Ide Pokok Positivisme

1. Bahwa ilmu pengetahuan merupakan jenis pengetahuan yang


paling tinggi tingkatannya, dan
karenanya kajian filsafat harus juga bersifat ilmiah .
2. Bahwa hanya ada satu jenis metode ilmiah yang berlaku secara
umum, untuk segala bidang
atau disiplin ilmu, yakni metode penelitian ilmiah yang lazim
digunakan dalam ilmu alam.
3. Bahwa pandangan-pandangan metafisik tidak dapat diterima
sebagai ilmu, tetapi "sekadar"
merupakan pseudoscientific.
E. Ciri-Ciri Positivisme
1. Fenomenalisme, tesis bahwa realitas terdiri dari impresi-impresi. Ilmu pengetahuan hanya
berbicara tentang realitas berupa impresi-impresi tersebut. Substansi metafisis yang diandaikan
berada di belakang gejala-gejala penampakan ditolak (antimetafisika).
2. Nominalisme, bagi positivisme hanya konsep yang mewakili realitas partikularlah yang
nyata.cContoh: logam dipanaskan memuai, konsep logam dalam pernyataan itu mengatasi
semua bentuk particular logam: besi, kuningan, timah dan lain-lain.
3. Reduksionisme, realitas direduksi menjadi fakta-fakta yang dapat diamati.
4. Naturalisme, tesis tentang keteraturan peristiwa-peristiwa di alam semesta yang meniadakan
penjelasan supranatural (adikodrati). Alam semesta memilii strukturnya sendiri dan
mengasalkan strukturnya sendiri.
5. Mekanisme, tesis bahwa semua gejala dapat dijelaskan dengan prinsip-prinsip yang dapat
digunakan untuk menjelaskan mesin-mesin (sistem-sistem mekanis). Alam semesta diibaratkan
sebagai a giant clock work.
F. Tokoh-tokoh Filsafat Positivisme
logo

A. Auguste Comte
B. John Stuart Mill
C. Hippolyte Taine Adolphe
D. Emile Durkheim
G. Metode Positivisme
Metode ini berpangkal dari apa yang telah diketahui, yang faktual, yang
positif. Ia mengenyampingkan segala uraian/ persoalan di luar yang ada
sebagai fakta. Oleh karena itu, ia menolak metafisika. Apa yang diketahui
secara positif, adalah segala yang tampak dan segala gejala. Dengan
demikian metode ini dalam bidang filsafat dan ilmu pengetahuan dibatasi
kepada bidang gejala-gejala saja.
Menurut Comte, perkembangan pemikiran manusia berlangsung dalam tiga
tahap: teologis, metafisis, dan positif. Pada tahap teologis, orang
berkeyakinan bahwa dibalik segala sesuatu tersirat pernyataan kehendak
khusus. Pada tahap metafisik, kekuatan adikodrati itu diubah menjadi
kekuatan yang abstrak, yang kemudian dipersatukan dalam pengertian yang
bersifat umum yang disebut alam dan dipandangnya sebagai asal dari segala
gejala.
H. Kelebihan dan Kelemahan Filsafat
Positivisme
*Kelebihan Positivisme
1. Positivisme lahir dari faham empirisme dan rasional, sehingga kadar dari
faham ini jauh lebih tinggi dari pada kedua faham tersebut.
2. Hasil dari rangkaian tahapan yang ada didalamnya, maka akan menghasilkan
suatu pengetahuan yang mana manusia akan mempu menjelaskan realitas
kehidupan tidak secara spekulatif, arbitrary, melainkan konkrit, pasti dan bisa
jadi mutlak, teratur dan valid.
3. Dengan kemajuan dan dengan semangat optimisme, orang akan didorong
untuk bertindak aktif dan kreatif, dalam artian tidak hanya terbatas menghimpun
fakta, tetapijuga meramalkan masa depannya.
4. Positivisme telah mampu mendorong lajunya kemajuan disektor fisik dan
teknologi.
5. Positivisme sangat menekankan aspek rasionali-ilmiah, baik pada
epistemology ataupun keyakinan ontologik yang dipergunakan sebagai dasar
pemikirannya.
*Kelemahan Positivisme
1. Analisis biologik yang ditransformasikan ke dalam analisis sosial dinilai sebagai akar
terpuruknya nilai-nilai spiritual dan bahkan nilai-nilai kemanusiaan. Hal ini dikarenakan logo
manusia tereduksi ke dalam pengertian fisik-biologik.
2. Akibat dari ketidakpercayaannya terhadap sesuatu yang tidak dapat diuji
kebenarannya, maka faham ini akan mengakibatkan banyaknya manusia yang nantinya
tidak percaya kepada Tuhan, Malaikat, Setan, surga dan neraka. Padahal yang demikian
itu didalam ajaran Agama adalah benar kebenarannya dan keberadaannya. Hal ini
ditandai pada saat paham positivistik berkembang pada abad ke 19, jumlah orang yang
tidak percaya kepada agama semakin meningkat.
3. Manusia akan kehilangan makna, seni atau keindahan, sehingga manusia tidak dapat
merasa bahagia dan kesenangan itu tidak ada. Karena dalam positivistic semua hal itu
dinafikan.
4. Hanya berhenti pada sesuatu yang nampak dan empiris sehingga tidak dapat
menemukanpengetahuan yang valid.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai