Anda di halaman 1dari 10

Metode Penelitian Hukum

PERTEMUAN 2 :
PEMAHAMAN AWAL TENTANG PENELITIAN

A. TUJUAN PEMBELAJARAN
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai pemahaman awal mengenai
penelitian, Anda harus mampu:
1.1 Memahami dan menjelaskan apa itu tujuan dari penelitian hukum
1.2 Memahami dan menjelaskan bagaimana tipologi dalam suatu
penelitian
B. URAIAN MATERI
Tujuan Pembelajaran 1.1:
TUJUAN PENELITIAN

A. Tujuan Penelitian

Ada banyak alasan mengapa seseorang melakukan penelitian.

Menurut Prasetya Irawan (2000), sebagian penelitian dilakukan dengan tujuan

(i) untuk memahami suatu kejadian, situasi, atau keadaan suatu masyarakat,

sebagian bertujuan (ii) menjelaskan pola hubungan antara dua atau lebih hal,

dan sebagian yang lain bertujuan (iii) untuk mencari jalan keluar untuk

memecahkan beberapa masalah praktis dalam kehidupan. Semua tujuan ini

dimaksudkan dalam rangka memperoleh pengetahuan yang benar, yang

digunakan sebagai instrumen untuk menjawab permasalahan tertentu yang

dihadapi oleh umat manusia. Inilah makna filosofis dari aktifitas penelitian.

Oleh karena itu, inti dari tujuan penelitian tidak lain adalah untuk

mendapatkan kebenaran. Apa yang dimaksud dengan kebenaran di dalam

suatu penelitian, tentu hanya mengacu pada kebenaran ilmu/ilmiah, dan

bukan kebenaran absolut (kebenaran Tuhan) ataupun kebenaran temporer

(kebenaran yang keabsahannya tergantung pada kondisi dan waktu).

Kebenaran ilmiah adalah kebenaran yang ditemukan melalui metode ilmiah

yang memiliki logika ilmiah atau rantai penalaran yang ilmiah. Dalam

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


10
Universitas Pamulang
Metode Penelitian Hukum

pandangan Peter Mahmud Marzuki (2014), kebenaran dalam hal ini bukan

kebenaran secara religius dan metafisis, melainkan dari segi epistemologis,

artinya kebenaran harus dilihat dari epistemologi. Dalam epistemologi,

terdapat tiga teori besar tentang kebenaran yang berkaitan dengan aktifitas

penelitian, yaitu teori kebenaran korespondensi, teori kebenaran koherensi,

dan teori kebenaran pragmatis. Masing-masing teori tentang kebenaran

tersebut mempunyai basis atau dasar berpijak sendiri.

Teori kebenaran korespondensi adalah teori kebenaran yang

berbasis pada fakta atau realitas. Menurut teori ini, suatu pernyataan adalah

benar bila dan hanya bila apa yang dinyatakan sesuai dengan realitas. Suatu

pernyataan bahwa “di luar gedung hujan turun” adalah benar apabila di luar

gedung memang lagi turun hujan. Teori kebenaran korespondensi ini cocok

untuk ilmu-ilmu empiris. Ilmu-ilmu empiris mengandalkan ebservasi dan

eksperimen dalam membuktikan kebenaran dan merupakan cara untuk

membuktikan hipotesis. Bukti yang didapatkan melalui obeservasi dan

eksperimen itulah yang disebut empiris, yaitu bukti yang dapat diindra. Ilmu-

ilmu empiris terwujud dalam ilmu-ilmu alamiah dan ilmu-ilmu sosial. Oleh

karena itu, fungsi penelitian dalam kerangka mencari kebenaran

korespondensi adalah melakukan verifikasi atas dugaan-dugaan atau pra-

anggapan atau yang secara ilmiah biasa disebut hipotesis melalui data empiris

atau kasatmata. Apabila dugaan atau hipotesis itu setelah diverifikasi oleh

data empiris ternyata benar adanya, di situlah terdapat kebenaran dan apabila

tidak dapat diverifikasi, tidak didapatkan kebenaran.

Teori kebenaran koherensi adalah teori kebenaran yang berpangkal

pada apa yang dipercaya dalam pikiran. Menurut teori kebenaran koherensi,

untuk mengatakan suatu pernyataan atau putusan benar atau salah adalah

apakah pernyataan atau putusan itu sesuai atau tidak sesuai dengan suatu

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


11
Universitas Pamulang
Metode Penelitian Hukum

sistem pernyataan-pernyataan atau lebih tepat dengan sistem proposisi-

proposisi lainnya. Kebenaran koherensi dalam banyak hal dikaitkan dengan

kebenaran dalam matematika. Dalam dunia etika dan nilai-nilai juga terdapat

aksiologi-aksiologi yang berupa ketetapan-ketetapan atau larangan-larangan

yang merupakan suatu sistem yang koheren. Sebagai contoh, Pasal 362

KUHP yang berbunyi “Barangsiapa mengambil suatu barang, yang

seluruhnya atau sebagian kepunyaan orang lain, dengan maksud untuk

dimilikinya secara melawan hukum, diancam karena pencurian dengan

pidana penjara paling lama lima tahun atau denda paling banyak sembilan

ratus rupiah”. Sepanjang seseorang yang didakwa karena pencurian telah

memenuhi seluruh unsur delik (bastendel delict) pasal ini, maka kebenaran

koherensinya terwujud. Oleh karena itu, fungsi penelitian dalam rangka

mencari kebenaran koherensi adalah mendapatkan sesuatu yang secara

aksiologis merupakan nilai atau ketetapan/aturan sebagai referensi untuk yang

ditelaah. Dalam hal demikian, bukan fakta empiris yang diperoleh, melainkan

kesesuaian antara sesuatu yang hendak ditelaah dengan nilai atau

ketetapan/aturan atau prinsip yang dijadikan referensi. Jika terdapat

kesesuaian di antara kedua hal tersebut, itulah yang disebut kebenaran dan

apabila sebaliknya, tidak ada kebenaran (falsity).

Teori kebenaran pragmatis adalah teori kebenaran yang bersandar

pada konsensus. Menurut teori kebenaran pragmatis, kebenaran diverifikasi

dan dikonfirmasi oleh hasil-hasil penuangan konsep yang dimiliki oleh

seseorang ke dalam praktik. Dengan kata lain, kegunaan praktis dan

efektivitas merupakan tolok ukur kebenaran sebagaimana diajarkan Charles

Sander Peirce, atau gagasan yang tidak memberikan efektifitas dalam

kehidupan nyata bukan merupakan suatu kebenaran sebagaimana yang

diajarkan William James atau suatu pengetahuan mengandung kebenaran

apabila bermanfaat bagi kemajuan umat manusia sebagaimana yang diajarkan

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


12
Universitas Pamulang
Metode Penelitian Hukum

John Dewey. Oleh karena itu, fungsi penelitian menurut teori kebenaran

pragmatis adalah menemukan sesuatu yang efektif dan bermanfaat dalam

menuangkan gagasan. Dalam hal demikian, sama halnya dengan teori

kebenaran korespondensi, masalah-masalah nilai atau sesuatu yang tidak

memberikan manfaat secara lahiriah tidaklah menjadi kajian dari teori

kebenaran ini.

Baik kebenaran korespondensi, kebenaran koherensi, dan kebenaran

pragmatis merupakan kebenaran yang ilmiah, yaitu kebenaran yang

didasarkan pada logika keilmuan. Kebenaran ilmiah itu sendiri mempunyai

dua karakteristik utama yang khas. Pertama, kebenaran ilmiah dibangun di

atas apa yang disebut sebagai struktur logis sains (the logical structure of

science) yang dalam bentuk konkritnya tak lain adalah logika penelitian atau

rantai penalaran (chain of reasoning) atau metode penelitian. Kedua,

kebenaran ilmiah selalu siap untuk diuji kembali oleh siapapun. Inilah ciri

varifiability dari suatu penelitian. Semakin sering lolos pengujian, semakin

kokoh kebenaran itu.

Suatu penelitian dapat dianggap penelitian ilmiah yang menghasilkan

kebenaran ilmiah apabila dilakukan dengan menggunakan metode ilmiah. Kriteria

metode ilmiah itu sendiri harus meliputi pada hal-hal sbb :

a. Berdasarkan fakta, artinya keterangan yang ingin diperoleh dalam

penelitian, baik yang dikumpulkan dan yang dianalisis harus berdasarkan

fakta-fakta dan bukan merupakan penemuan atau pembuktian yang

didasarkan pada daya khayal, kira-kira, legenda atau kegiatan sejenis.

b. Bebas dari prasangka, dalam hal ini metode ilmiah harus memiliki sifat

bebas dari prasangka, bersih dan jauh dari pertimbangan-pertimbangan

subjektif.

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


13
Universitas Pamulang
Metode Penelitian Hukum

c. Menggunakan prinsip analisis, dalam hal ini setiap masalah harus dicari

dan ditemukan sebab-sebab permasalahan itu terjadi dan pemecahannya

dengan menggunakan analisis yang logis;

d. Menggunakan hipotesis, dalam hal ini hipotesis digunakan untuk

mengakumulasi permasalahan serta memadu jalan pikiran ke arah tujuan

yang ingin dicapai sehingga hasil yang ingin diperoleh akan mengenai

sasaran yang tepat;

e. Menggunakan ukuran obyektif, dalam hal ini ukuran ini tidak

diperkenankan menggunakan hati nurani, melainkan harus dibuat secara

obyektif dan menggunakan prinsip pikiran sehat;

f. Menggunakan teknik kuantifikasi, dalam hal ini ukuran kuantifikasi

harus digunakan kecuali untuk atribut yang tidak dapat dikuantifikasi.

Tujuan Pembelajaran 1.2:


TIPOLOGI PENELITIAN

B. Tipologi Penelitian
Maksud diadakannya suatu penelitian pada hakikatnya adalah untuk

menjawab permasalahan yang diajukan oleh peneliti. Sesuai dengan

permasalahan tersebut, seorang peneliti dapat memilih tipe atau jenis

penelitian yang akan dipergunakannya. Penentuan tipe atau jenis penelitian

akan membantu peneliti dalam kegiatan pengumpulan dan analisa data. Suatu

penelitian dapat menggunakan satu tipe penelitian atau perpaduan dari

beberapa tipe penelitian.

Tipe atau jenis penelitian dapat ditinjau dari berbagai sudut pandang,

sebagaimana diuraikan berikut ini :

a. Penelitian dari sudut sifatnya, yaitu penelitian yang dilihat pada ciri

khas dari penelitian yang akan dilakukannya. Penelitian ini dapat dilihat

dari keberadaan data yang akan dianalisisnya atau tidak.

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


14
Universitas Pamulang
Metode Penelitian Hukum

Penelitian ini dibedakan menjadi tiga jenis :

1. Penelitian eksploratif (explorative research) (penjajakan atau

penjelajahan), yaitu suatu penelitian yang dilakukan untuk

memperoleh keterangan, penjelasan, dan data mengenai hal-hal yang

belum diketahui. Umumnya terhadap pengetahuan yang masih baru,

belum banyak informasi mengenai masalah yang diteliti, atau bahkan

belum ada sama sekali.

Contoh, penelitian tentang implementasi perda-perda yang dibuat

Pemkot Tangsel dalam mendukung kegiatan investasi daerah.

2. Penelitian deskriptif (descriptive research), yaitu penelitian yang

bertujuan untuk melukiskan tentang suatu hal atau gejala pada saat

tertentu. Biasanya peneliti telah mendapat gambaran berupa data

awal tentang permasalahannya.

Contoh, penelitian tentang status hukum tanah yang digunakan oleh

PT X untuk melakukan kegiatan eksplorasi.

3. Penelitian eksplanatif (explanatory research) (menerangkan), yaitu

penelitian yang menerangkan, memperkuat atau menguji dan bahkan

menolak suatu teori atau hipotesis serta terhadap hasil-hasil

penelitian yang ada.

Contoh, penelitian tentang pengaruh sosialisasi hukum terhadap

tingkat kepatuhan hukum masyarakat.

b. Penelitian dari sudut bentuknya, yaitu penelitian yang mengkaji

tentang sebab terjadinya masalah, gambarannya, dan penilaian suatu

masalah. Penelitian ini dibagi menjadi tiga jenis, yaitu :

1. Penelitian diagnostik, yaitu penelitian yang bertujuan untuk

mendapatkan dan menganalisis data tentang sebab timbulnya suatu

masalah.

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


15
Universitas Pamulang
Metode Penelitian Hukum

Contoh : Masalah identitas kependudukan ganda warga negara

Indonesia di daerah perbatasan Indonesia-Malaysia

2. Penelitian preskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk

mendapatkan gambaran atau saran-saran mengenai apa yang harus

dilakukan untuk mengatasi masalah tertentu.

Contoh : kedudukan hakim arbitrase dalam proses peradilan arbitrase

menurut UU No. 30 tahun 1999.

3. Penelitian evaluatif, yaitu penelitian yang berkaitan dengan

penilaian tentang sesuatu masalah.

Contoh : Implementasi kebijakan rehabilitasi bagi para pecandu

narkotika menurut UU No. 35 tahun 2009.

c. Penelitian dari sudut penerapannya, yaitu penelitian yang langsung

dapat digunakan, dipraktikkan, atau dimanfaatkan oleh penggunanya.

Penelitian ini dibedakan atas tiga jenis :

1. Penelitian murni (pure research), yaitu penelitian yang ditujukan

pada hal-hal untuk pengembangan ilmu pengetahuan atau teori saja.

Misalnya, penelitian dalam rangka pembuatan skripsi atau makalah.

2. Penelitian terapan (applied research), yaitu penelitian yang

ditujukan untuk langsung dapat diterapkan dan dimanfaatkan.

Misalnya penelitian tentang disiplin pegawai negari di instansi

pemerintah.

3. Penelitian fokus masalah, yaitu penelitian yang ditujukan terhadap

masalah-masalah yang sedang ramai dibicarakan masyarakat.

Contoh, penelitian tentang masalah meningkatnya aksi begal di Kota

Tangsel.

d. Penelitian dari sudut tujuannya, yaitu penelitian yang dilihat dari

aspek arah atau maksud penelitian tersebut. Penelitian ini dibedakan atas

tiga jenis :

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


16
Universitas Pamulang
Metode Penelitian Hukum

1. fact finding, yaitu penelitian untuk menemukan fakta-fakta atau

gejala-gejala yang belum ada. Penelitian ini hampir sama dengan

penelitian eksplanatif.

2. problem finding, yaitu penelitian yang menganalisis tentang

permasalahan-permasalahan yang ada sebelumnya telah diketahui

dan diinventarisasi fakta-faktanya.

3. problem identification, yaitu penelitian yang bertujuan

menginventarisasi dan mengklasifikasi masalah yang ada.

e. Penelitian dari sudut disiplin ilmu yang ditelitinya, penelitian yang

menganalisis dan mengkaji persoalan-persoalan dari hanya satu bidang

ilmu atau menganalisis dari berbagai bidang ilmu. Penelitian ini

dibedakan atas dua jenis :

1. Penelitian monodisipliner, yaitu penelitian yang sifatnya hanya

menitikberatkan pada satu bidang disiplin ilmu saja.

2. Penelitian multidisipliner, yaitu penelitian yang menitikberatkan

pada penggunaan atau perpaduan dari beberapa ilmu pengetahuan

yang ada.

Lain halnya dengan penggolongan jenis penelitian oleh Soemitro,

menggolongkan penelitian pada umumnya sebagai berikut :

1. Penggolongan menurut bidangnya: penelitian hukum, penelitian

pendidikan, penelitian sejarah, penelitian bahasa, penelitian ekonomi, dan

penelitian tehnik.

2. Penggolongan menurut tempat: penelitian kepustakaan, penelitian uji

laboratorium, penelitian lapangan.

3. Penggolongan menurut pemakaiannya: penelitian murni (pure research),

dan penelitian terapan (applied research).

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


17
Universitas Pamulang
Metode Penelitian Hukum

4. Penggolongan menurut tujuan yang umum: penelitian eksploratif,

penelitian pengembangan, dan penelitian verikatif.

5. Penggolongan menurut tarafnya: penelitian deskriptif, dan penelitian

inferensial.

6. Penggolongan menurut cara pendekatannya (approach): penelitian

longtuainal, dan penelitian crosssectional.

Sementara itu, Hasyim menyatakan bahwa ditinjau dari segi bidang,

penelitian dibedakan antara lain:

1. Penelitiaan ilmu-ilmu kealaman, seperti penelitian tentang anatomi,

geologi, mekanika dan lain-lain.

2. Penelitian ilmu-ilmu sosial, seperti penelitian tentang kependudukan,

proses pendidikan, tindak hukum, gerakan social, dan Iain-Iain.

3. Pendidikan ilmu-ilmu agama, seperti penelitian pandangan para ulama,

pranata agama, badanbadan keagamaan, pondok pesantren, pengaruh

kepercayaan keagamaan, aspek-aspek ritual dalam agama, dan Iain-lain.

C. SOAL LATIHAN/TUGAS

1. Jelaskan penelitian menurut jenisnya dan penelitian menutut bentuknya ?


2. Jelaskan penelitian dari sudut pandang tujuan dan disiplin keilmuannya ?
3. Jelaskan mengenai teori kebenaran korespondensi, teori koherensi, dan
teori pragmatis ?
4. Apa yang dimaksud dengan penelitian monodisepliner dan multidisipliner,
jelaskan disertai dengan contoh ?
5. Jelaskan perbedaan penelitian menurut para ahli ?

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


18
Universitas Pamulang
Metode Penelitian Hukum

D. DAFTAR PUSTAKA
Buku :

Amiruddin dan Zainal Asikin, Pengantar Metode Penelitian Hukum,


RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2006.
Bruggink, J.J.H, Refleksi tentang Hukum, Alih Bahasa: Arief Sidartha, Citra
Aditya Bakti, Bandung, 1996.
E. Saefullah Wiradipradja, Penuntun Praktis Metode Penelitian dan Penulisan
Karya Ilmiah Hukum, Keni Media, Jakarta, 2015.
Ibrahim, J., Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Bayu Media
Publishing, Malang, 2007.
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, Edisi Revisi, Remaja Rosdakarya,
Bandung, 2007.
Peter Mahmud Marzuki, Penelitian Hukum, Edisi Revisi, Kencana, Jakarta, 2014.
Philipus M. Hadjon dan Tatiek Sri Djamiati, Argumentasi Hukum, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta, 2005.
Prasetya Irawan, Logika dan Prosedur Penelitian: Pengantar Teori dan Panduan
Praktis Penelitian Sosial bagi Mahasiswa dan Peneliti Pemula,
STIA-LAN Press, Jakarta, 2000.
Roni Hanitijo Soemitro, Metode Penelitian Hukum Normatif dan Jurimetri,
Ghalia Indonesia, Jakarta, 1994.
Salim HS dan Erlies Septiana Nurbani, Penerapan Teori Hukum Pada Penelitian
Tesis dan Disertasi, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2013.
Soetandyo Wignjosoebroto, Hukum Paradigma, Metode dan Dinamika
Masalahnya, Huma, Jakarta, 2002.
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Penerbit UI, Jakarta, 1986.
------------------------ dan Sri Mamuji, Metode Penelitian Hukum Normatif Suatu
Tinjauan Singkat, RajaGrafindo Persada, Jakarta, 2010.
Sri Mamudji dkk., Metode Penelitian dan Penulisan Hukum, Badan Penerbit
Fakultas Hukum Universitas Indonesia, Jakarta, 2005.
Sugiyono, Metode Penelitian Kombinasi (Mixed Methods), Alfabeta, Bandung,
2013.
Sunaryati Hartono, Penelitian Hukum Di Indonesia Pada Akhir Abad Ke-20,
Alumni, Bandung, 1994.

S1 Prodi Ilmu Hukum Fakultas Hukum


19
Universitas Pamulang

Anda mungkin juga menyukai