Anda di halaman 1dari 30

Ada orang yang tahu di tahunya

Ada orang yang tahu di tidak tahunya


Ada orang yang tidak tahu di tahunya
Ada orang yang tidak tahu di tidak tahunya

#Ketahuilah apa yang kau tahu dan ketahuilah


apa yang tidak kamu tahu

Nah, disinilah aku, sigoblok yang malang!


Tak lebih bijak dari sebelumnya
Faust
1. Seseorang mencampur air dengan bir, lalu meminumnya
dan dia mabuk
2. Seseorang mencampur air dengan Tuak, lalu
meminumnya dan dia mabuk
3. Seseorang mencampur air dengan Wisky, lalu
meminumnya dan dia mabuk
4. Seseorang mencampur air dengan Anggur Merah, lalu
meminumnya dan dia mabuk

Lalu mereka mengatakan, airlah yang membuat mabuk,


karena setiap minuman yang dicampurkan dengan air
hasilnya memabukkan

Benarkah Demikian?
Pengertian Logika (1)

1. Logika adalah ilmu pengetahuan dan kecakapan


untuk berpikir lurus atau ‘ilmu dan kecakapan
menalar, berpikir dengan tepat’.
2. Ilmu Pengetahuan atau kadang hanya disebut
‘ilmu’ (science) adalah kumpulan pengetahuan
(knowledge) tentang pokok tertentu. Kumpulan
ini merupakann suatu kesatuan yang sistematis
serta memberikan penjelasan yang dapat
dipertanggungjawabkan. Penjelasan tersebut
terjadi dengan menunjukkan sebab-musababnya
Pengertian Logika (2)

1. Setiap cabang ilmu membatasi diri pada salah


satu bidang tertentu, dan mempelajari bidangnya
itu dari segi tertentu. Pertanyaan yang terus
menerus diajukan dalam setiap ilmu adalah: apa
yang terjadi, bagaimana, dan mengapa.
Menjelaskan sesuatu berarti menunjukkan
bagaimana hal yang satu berhubungan dengan hal
yang lain.
2. Lapangan ilmu pengetahuan tersebut, meliputi azas-
azas yang menentukan pemikiran yang lurus, tepat,
dan sehat. Agar dapat berpikir lurus, tepat, dan
sehat, logika berperan menyelidiki, merumuskan,
dan menerapkan ‘hukum-hukum’ yang harus
ditepati.
Pengertian Logika (3)

1. Logika dengan demikian bukanlah sebuah teori


belaka, melainkan merupakan keterampilan atau
kecakapan untuk menerapkan hukum-hukum
pemikiran dalam praktek. Oleh karena itu, logika
disebut filsafat yang praktis.
2. Obyek material dari logika adalah berpikir.
Berpikir adalah ‘kegiatan berpikir manusia dalam
mengolah dan mengerjakan pengetahuan yang
telah diperolehnya. Pengolahan ini dilakukan
dengan ‘memper-timbangkan, menguraikan,
membandingkan, dan menghubungkan
pengertian yang satu dengan pengertian yang
lain.
Pengertian Logika (4)

1. Dalam logika, berpikir dipandang dari sudut


kelurusan dan ketepannya. Oleh karena itu
berpikir lurus dan tepat merupakan obyek
formal logika.
2. Kapan suatu pemikiran disebut lurus dan tepat?,
yaitu apabila pemikiran itu sesuai dengan hukum-
hukum serta aturan-aturan yang ditetapkan
dalam logika. Suatu jalan pikiran yang tepat dan
jitu, yang sesuai dengan patokan-patokan seperti
yang dikemukakan dalam hukum-hukum logika,
disebut ‘logis’.
Macam-macam Logika (5)

1. Logika Kodratiah, akal dapat bekerja menurut


hukum-hukum logika dengan cara yang spontan.
Namun demikian, dalam hal-hal tertentu akal budi
manusia dapat dipengaruhi oleh keinginan-
keinginan dan kecenderungan-kecenderungannya
yang subyektif.
2. Logika Ilmiah, logika ini membantu logika
kodratiah. Logika ilmiah memperhalus dan
mempertajam pikiran dan akal budi. Karena bantuan
logika ilmiah ini, akal budi dapat bekerja dengan
lebih tepat dan lebih teliti
Unsur-unsur Logika (6)

1. Pemikiran manusia sesungguhnya terdiri atas tiga


unsur. Unsur yang pertama adalah pengertian-
pengertian. Kemudian pengertian-pengertian
disusun sedemikian rupa sehingga menjadi
keputusan-keputusan. Akhirnya, keputusan-
keputusan itu disusun sedemikian rupa menjadi
penyimpulan-penyimpulan.
Unsur-unsur Logika (7)

1. Pengertian¸ menangkap kenyataan tentang sesuatu


sebagaimana adanya; artinya menangkap sesuatu
tanpa mengakui atau menging-karinya.
Pekerjaan pikiran di sini adalah mengerti kenyataan,
serta membentuk pengertian-pengertian atas dasar
pengetahuan indera; misalnya kenyataan akan
adanya: ‘jual-beli’,‘mobil’, ‘mahal’, dan
seterusnya.
Unsur-unsur Logika (8)

1. Keputusan, memberikan keputusan, artinya


menghubungkan pengertian yang satu dengan
pengertian lainnya atau memungkiri hubungan
itu. Misalnya adanya hubungan antara ‘harga
mobil’ (jumlah yang harus dibayar) dengan keadaan
keuangan seseorang, yang karena hubungan itu
kemudian disebut ‘mahal’. Keputusan itu dinyatakan
dalam bentuk pernyataan ‘mobil itu mahal’;
pernyataan ini dalam logikadisebut ‘putusan’.
Unsur-unsur Logika (9)

1. Penyimpulan, menghubungkan keputusan-


keputusan sedemikian rupa, sehingga dari satu
keputusan atau lebih, akhirnya sampai pada suatu
kesimpulan.Atas dasar ‘putusan’ pada point kedua,
maka seseorang dapat menyimpulkan, misalnya
‘saya itu tidak jadi membeli mobil itu’.
Unsur-unsur Logika (10)

1. Jalan pikiran seperti diuraikan di atas tidak mesti


diungkapkan dalam bentuk kata-kata, meskipun
tetap ada dalam pemikiran seseorang. Tetapi dalam
berpikir tersebut, seseorang mesti mempergunakan
kata tertentu, yang disebut pengertian atau konsep.
Apabila apa yang dipikirkan itu hendak
diberitahukan kepada orang lain, maka isi pikiran
itu harus dilahirkan dalam bentuk kata-kata
(bahasa), term (istilah), atau tanda yang lain
(Poespoprojo, 2011: 14-15).
Unsur-unsur Logika (11)

Pemikiran, penalaran, atau penyimpulan, adalah


suatu penjelasan, yang menunjukkan kaitan atau
hubungan antara dua hal atau lebih, yang atas dasar
alas an-alasan tertentu dan dengan langkah-langkah
tertentu sampai pada suatu kesimpulan. Misalnya:
Kalimat berita atau putusan. Hubungan antara dua
hal diucapkan secara positif: ‘ini adalah demikian’ atau
‘ini tidak demikian’.‘Pohon-pohon tumbang’, ‘gunung
Merapi tidak meletus’.
Unsur-unsur Logika (12)

Hubungan sebab akibat:‘ini demikian karena…’.


‘Pohon-pohon tumbang karena ada angin putting
beliung’.
Hubungan maksud tujuan:‘ini demikian untuk…’.
‘Pohon-pohon ditebang untuk pelebaran jalan’.
Hubungan bersyarat: ‘kalau begitu, maka itu
bagitu’. ‘Kalau orang membangun jalan di sana,
maka pohon- pohon perlu ditebang’.
Manfaat Logika (13)

1. Membantu seseorang untuk berpikir lurus, tepat, dan


teratur. Dengan berpikir lurus, tepat, dan teratur
seseorang akan memperoleh kebenaran dan
terhindar dari kesesatan.
2. Semua bidang kehidupan manusia
membutuhkan keteraturan dalam tindakan-
tindakannya yang berdasar atas kemampuan
berpikirnya.
3. Semua filsafat dan ilmu pengetahuan hampir
tidak bisa dipisahkan dari analisa-analisa
logika’.
Manfaat Logika (13)

5. Logika mengarahkan dan mendorong seseorang


untuk berpikir sendiri.
6. Manusia pada umumnya mendasarkan
tindakan- tindakannya atas pemikiran dan
pertimbangan- pertimbangan yang obyektif.
Prinsip Dasar Logika (14)
1. Prinsip-prinsip utama
a. Prinsip identitas: sesuatu adalah apa adanya.
b. Prinsip pengecualian nilai tengah: antara ada dan tidak ada

tidak ada nilai tengah.


c. Prinsip alasan yang cukup: ada alasan yang cukup untuk
semuanya.
d. Prinsip kontradiksi: tidak mungkin sesuatu menjadi dan
tidak menjadi pada satu waktu.
Prinsip Dasar Logika (15)
2. Daerah abu-abu, daerah yang dibuat abu-abu
• Daerah abu-abu adalah daerah dimana kebenaran tidak
secara jelas dapat didirikan/diasaskan.
• Abu-abu, sebagai warna, ada karena perbedaannya
sebagai alternatif warna putih dan hitam. Jika dalam
hidup kita berada pada situasi dimana tidak ada alternatif
yang jelas, secara objektif, bukan berarti tidak ada
alternatif yang jelas.
• Tidak adanya alternatif bukan karena tidak ada, namun
karena kita tidak bisa melihatnya. Daerah yang dibuat
abu-abu ada karena kita tidak bisa melihat daerah abu-
abu, (sebenarnya) disebabkan ketidakpastian kita atau
kurangnya pengalaman.
Prinsip Dasar Logika (16)

3. Ada penjelasan dibalik segala hal, pada akhirnya.


Prinsip dari alasan yang cukup adalah bahwa sesuatu tidak
terjadi dengan sendirinya. Ada penyebab dibalik terjadinya
sesuatu tersebut. Kita tidak tahu penyebab segala sesuatu,
namun kita tahu sesuatu terjadi ada sebabnya. Rasional kita
berusaha mencari tahu penyebab terjadinya sesuatu: kenapa
bisa terjadi. Untuk mengetahui sebab, biasanya diawali dari
akibat. Penyebab harus masuk akal dengan akibat yang
ditimbulkan.
Prinsip Dasar Logika (17)

Contoh
Ada susu tumpah di lantai, dengan gelas terjatuh. Kita tidak
mengetahui penyebabnya. Di atas meja, kita melihat semut:
apakah mungkin semut menjadi penyebabnya? Kemudian
kita lihat juga ada cicak di tembok samping meja, apakah dia
penyebabnya? Tidak mungkin. Ada kucing di bawah meja,
dan sangat mungkin dia menjadi penyebabnya. Saat meloncat
dari meja ke lantai, mungkin dia menyenggol gelas susu
hingga tumpah. Meski tidak pasti, namun besar kemungkinan
dialah pelakunya.
Prinsip Dasar Logika (18)
4. Jangan berhenti sejenak mencari penyebab
Penyebab dari suatu hal biasanya merupakan rentetan dari
beberapa kejadian. Contoh:
A --> B --> C : A menyebabkan terjadinya B. B
menyebabkan terjadinya C. Jika dalam investigasi mencari
penyebab C kita hanya berhenti pada B, apakah masalah
yang terjadi di C akan berakhir? Tidak. Karena B merupakan
akibat dari A. Contoh, saya menempatkan saringan di saluran
pembuangan wastafel dapur, agar kotoran tertampung di
saringan tersebut. Otomatis ketika saringan penuh maka
airnya mampet, namun frekuensi mampetnya sering. Jika
saya ganti saringan tersebut, lubang saluran wastafel sudah
tidak mampet, tentu saja. Apakah itu solusi akhir?
Prinsip Dasar Logika (19)

Tidak. Setelah saya telusuri (kebetulan), ternyata istri saya


membuang sisa minyak ke dalam saluran wastafel yang
membuat saringan lengket sehingga cepat mampet. Sisa
minyak saya buang dalam wadah tersendiri, dan saluran
wastafel menjadi jarang mampet.
Kegagalan kita untuk menemukan akar masalah kebanyakan
disebabkan oleh kemalasan, atau terlalu cepat puas. Kita
tidak melakukan investigasi lebih dalam terhadap akar
masalah yang akan menyelesaikan masalah secara
keseluruhan. Inilah pentingnya menyelesaikan masalah
sampai ke akarnya, jangan berhenti sejenak dalam mencari
penyebab sebenarnya.
Prinsip Dasar Logika (20)

5. Membedakan antar-penyebab
Pada prinsip sebelumnya, kita telah mengenal penyebab
utama, yang bisa juga didefinisikan sebagai penyebab efektif.
Selain penyebab efektif ada juga penyebab akhir, penyebab
materi, dan penyebab formal.

Penyebab akhir (final cause), jika diaplikasikan pada


aktivitas, adalah tujuan aktivitas, jika diaplikasikan pada
objek, menjadi tujuan objek. Penyebab material adalah materi
pembentuk objek tersebut. Penyebab formal adalah
pengidentifikasi dari sesuatu yang membuat sesuatu tersebut
didefinisikan.
Prinsip Dasar Logika (21)

Contoh keempat penyebab di atas pada kasus "sangkar


burung". Penyebab efektifnya adalah Fred, si pembuat
sangkar. Penyebab material: kayu kawat, alumunium dan
benang pengikat, serta lem. Penyebab formalnya adalah
konfigurasi dari sangkar burung tersebut, bukan kandang
ayam, atau jebakan tikus. Penyebab akhirnya adalah untuk
menyediakan tempat untuk burung.
Prinsip Dasar Logika (22)

Tidak semua sebab bisa dibagi menjadi empat penyebab


seperti di atas. Pembedaan yang efisien dapat dikategorikan
menjadi penyebab prinsipil dan penyebab instrumental.
Contoh permainan gitar, penyebab prinsipilnya adalah
pemain gitar, dan penyebab instrumentalnya adalah gitar.
Pemain gitar profesional bisa bermain dengan gitar mana saja
dengan bagus, tapi gitar bagus ditangan pemain yang tidak
kompeten tidak akan menghasilkan kualitas sebaik pemain
gitar profesional. Jadi, penyebab prinsipil lebih utama dari
penyebab instrumental.
Prinsip Dasar Logika (23)
6. Mendefinisikan istilah
Teknik paling efektif untuk menghindari ketidakjelasan dan
ambiguitas dalam diskursus logika adalah dengan
mendefinisikan suatu istilah. Cara mendefinisikan istilah bisa
merujuk pada penamaan/klasifikasi biologi: (1) persamaan
dari istilah tersebut dalam grup besar (genus) + (2) perbedaan
dengan item dalam grup tersebut (species). Genus
menggambarkan objek besar dimana istilah tersebut ada,
species (specific difference) membedakan istilah dalam kelas
objek besar tersebut. Aristoteles mendefinisikan manusia
sebagai "binatang rasional". Binatang merupakan proximity
genus dan rasional adalah specific difference: pembeda
manusia dengan jenis binatang lainnya.
Prinsip Dasar Logika (24)

Contoh lain: apa definisi dari "takut"? Mari kita definisikan


dengan kedua langkah di atas.
langkah 1: "Takut adalah emosi... "
langkah 2: " ... yang menyebabkan kita menarik diri dari
(ancaman) bahaya yang dirasakan."
Nilai khusus dari definisi logis adalah bahwa istilah tersebut
mengekspos dari objek yang didefinisikan secara natural dan
eksak sebagaimana objek tersebut ada. Meski kadang tidak
mungkin (mendefinisikan secara eksak), semakin presisisi
kata-kata yang kita gunakan mendefinisikan istilah, semakin
menggambarkan istilah tersebut dengan lebih komplit.
Prinsip Dasar Logika (25)

7. Pernyataan kategori
Pernyataan "Handphoneku  berada di kursi belakang (mobil)"
tentu saja berbeda dengan pernyataan "Handphoneku
mungkin ada di kursi belakang". Pernyataan pertama bersifat
kategori karena mendefinisikan dengan tepat maknanya
(tempat: di kursi belakang), sedangkan pernyataan kedua
tidak mendefinisikan kategori (tempat/letak HP). Sebagai
tambahan, sebuah pernyataan bisa saja menyatakan kategori
namun tidak mengekspresikan  kategori. Contoh:
"Persebaya adalah klub sepakbola terbaik di Indonesia". Jelas
menyebutkan kategori (terbaik), namun ini subjektif.
Bedakan dengan pernyataan "Persebaya menjuarai Liga
Indonesia 2019."
Prinsip Dasar Logika (26)
8. Generalisasi
Sebuah pernyataan umum adalah pernyataan yang mana
subjeknya sangat luas. Contoh pernyataan umum: (1) kuda
adalah vertebrata, (2) rumah adalah tempat tinggal pribadi.
Kedua pernyataan tersebut berlaku benar untuk apapun
subjeknya. Jadi pernyataan umum memiliki dua karakteristik:
Benar
Berlaku untuk semua kelas
Ada dua jenis pernyataan umum: universal dan partikular.
Pernyataan universal biasanya diawali dengan kata "semua",
sedangkan pernyataan partikular diawali dengan kata
"beberapa" dan semisalnya. Pernyataan universal sendiri
terbagi menjadi dua: afirmatif dan negatif.
Prinsip Dasar Logika (27)

Contoh untuk pernyataan universal afirmatif: "Semua lumba-


lumba adalah mamalia." Contoh untuk pernyataan universal
negatif: "Tidak ada ikan yang mempunyai kaki". Untuk
pernyataan partikular contohnya adalah: "Sebagian besar
remaja Indonesia adalah pengendara sepeda motor". Jadi
perbedaan pernyataan universal dan partikular adalah
kuantitasnya. Pernyataan universal lebih presisi dari
pernyataan partikular. Contohnya pada pernyataan partikular
di atas, yang dimaksud "sebagian besar remaja" itu yang
mana, apakah yang ada di Jakarta atau di Surabaya? Tentu
hasilnya akan berbeda bila maksudnya berbeda. Selalu
gunakan pernyataan yang presisi untuk menunjukkan
pengetahuan anda.

Anda mungkin juga menyukai