Anda di halaman 1dari 57

DAMPAK PENGGUNAAN GADGET TERHADAP INTERAKSI SOSIAL

ANAK USIA DINI DI DESA TENGKU LAWAR, DUSUN RAWANG ,


KECAMATAN LAMBA LEDA, KABUPATEN MANGGARAI TIMUR
TAHUN 2022/2023

PROPOSAL
Disusun Oleh :

YULIANA INDRIANI
NPM. 19105138

Diajukan kepada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan


Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus Ruteng
sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

PRODI PENDIDIKAN GURU PENDIDIKAN ANAK USIA DINI


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KATOLIK INDONESIA SANTU PAULUS RUTENG
2023

i
PERSETUJUAN PEMBIMBING

DAMPAK PENGGUNAAN GADGET TERHADAP INTERAKSI SOSIAL


ANAK USIA DINI DI DESA TENGKU LAWAR, DUSUN RAWANG ,
KECAMATAN LAMBA LEDA, KABUPATEN MANGGARAI TIMUR
TAHUN 2022/2023

PROPOSAL

Disusun Oleh :

YULIANA INDRIANI
NPM. 19105138

Telah disetujui pada tanggal, 20 maret 2023

Pembimbing I Pembimbing II

Adriani Tamo Ina Talu, M.Pd Maria D.V.Banggu,S.Kom.M.Pd


NIDN: 08-1404-8403 NIDN : 08-1212-8802

Diketahui
Ketua Program Studi
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini

Fransiskus De Gomes, S.Fil. M.Pd.


NIDN: 08-1110-8003

ii
PRAKATA

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas anugrah-Nya, sehingga

penulis dapat menyelesaikan proposal ini yang berjudul “ Dampak Penggunaan

Gadget Terhadap Interaksi Sosial Anak Usia Dini Di Desa Tengku Lawar, Dusun

Rawang, Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur dapat selesai dengan

baik. Selama menyelesaikan tulisan ini, tidak terlepas dari bantuan, dukungan dan

bimbingan dari berbagai pihak. Untuk itu, dengan rasa hormat dan terima kasih

kepada:

1. Prof. Dr. Yohanes Servatius Lon, M.A., sebagai Rektor Unika Santu Paulus

Ruteng yang telah memberikan kesempatan kepada Penulis untuk belajar di

Lembaga ini.

2. Dr. Maksimus Regus, S.Fil.M.Si., sebagai Dekan FKIP Unika Santu Paulus

Ruteng yang telah memberikan kesempatan kepada Penulis untuk belajar di

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan.

3. Fransiskus De Gomes S.Fil., M.Pd., sebagai Ketua Program Studi Pendidikan

Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Universitas Katolik Indonesia Santu Paulus

Ruteng yang senantiasa memberikan dukungan serta memberikan motivasi

dalam menyelesaikan studi di FKIP Prodi PG-PAUD

4. Adriani Tamo Ina Talu, M.Pd., selaku pembimbing I dan Maria

D.V.Banggu,S.Kom.M.Pd., selaku pembimbing II yang telah meluangkan

iii
waktu untuk membimbing, mengarahkan, memberi motivasi, masukan, dan

petunjuk yang dapat menyempurnakan proposal ini.

5. Bapak/Ibu dosen PG PAUD yang telah membekali penulis dengan

pengetahuan dan keterampilan yang menunjang penulis dalam melaksanakan

perkuliahan.

6. Mama tercinta, Mama Paulina Adis, Nene Bergita Jerene, kakek Thomas

Adas (Alm), yang dengan tulus memberikan kasih sayang, bantuan dan

dukungan, dalam menyelesaikan proposal ini.

7. Teman- teman seperjuangan dan semua pihak yang tidak disebutkan satu per

satu namanya, yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian proposal

ini.

Saya menyadari bahwa tulisan ini beum sempurna. Untuk itu, saya sangat

mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari pembaca demi

penyempurnaan tulisan ini, sehingga dapat bermanfaat bagi saya dan para pembaca.

Ruteng, 20 maret 2023


Penulis

Yuliana Indriani
NPM: 19105138

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i


PERSETUJUAN PEMBIMBING ............................................................. ii
PRAKATA ................................................................................................. iii
DAFTAR ISI ................................................................................................v
BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah ...............................................................................4
1.3 Pembatasan Masalah ...............................................................................4
1.4 Rumusan Masalah ...................................................................................4
1.5 Tujuan Penelitian ....................................................................................5
1.6 Manfaat Penelitian .................................................................................5
BAB 2 KAJIAN TEORI ..............................................................................6
2.1 Anak Usia Dini .....................................................................................6
2.1.1 Pengertian Anak Usia Dini ...........................................................6
2.1.2 karakteristik Anak Usia Dini .........................................................7
2.2 Gadget ....................................................................................................8
2.2.1 Pengertian Gadget ..........................................................................8
2.2.2 Jenis-jenis Gadget...........................................................................8
2.2.3 Dampak Penggunaan Gadget.........................................................9
2.2.3.1 Dampak Positif........................................................................9
2.2.3.2 Dampak Negatif.......................................................................9
2.2.4 penggunaan Gadget pada Anak Usia Dini ................................10
2.2.5 Dampak Penggunaan Gadget Bagi Anak Usia Dini ………...11

2.2.6 Solusi dari kecanduan gadget terhadap interaksi sosial AUD..12

2.3 Interaksi Sosial ......................................................................................13


2.3.1 Pengertian interaksi sosial ..........................................................13

v
2.3.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi interaksi sosial ....................13
2.3.3 Bentuk-bentuk interaksi sosial .....................................................13
2.4 Dampak Penggunaan Gadget terhadap Interaksi Sosial AUD..............14
2.5 Penelitian Relevan ................................................................................15
2.6 Kerangka Berpikir ................................................................................16
BAB 3 METODE PENELITIAN .............................................................17
3.1 Jenis Penelitian ......................................................................................18
3.2 Tempat Dan Waktu Penelitian ..............................................................19
3.2.1 Tempat penelitian ........................................................................19
3.2.2 Waktu Penelitian ..........................................................................19
3.3 Subjek Dan Objek Penelitian ................................................................20
3.3.1 Subjek Penelitian..........................................................................20
3.3.2 Objek Penelitian .........................................................................20
3.4 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................21
3.5 Instrumen Penelitian ..............................................................................22
3.7.1 Pedomaan Wawancara.......................................................................22
3.7.2 Lembar Observasi..............................................................................22
3.7.3 Kamera Digital dan Dokumentasi.....................................................22
3.5 Teknik Keabsahan Data..........................................................................23
3.6 Teknik Analisis Data ............................................................................24
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................25

vi
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Kemajuan teknologi di masa sekarang ini sangatlah berkembang dengan

pesat. Teknologi muncul dengan berbagai ragam jenis serta fitur yang

semakin hari semakin maju. Kegunaan teknologi merupakan suatu kebutuhan

pokok pada saat ini. Karena kita perlu untuk hidup di dunia yang tidak

terisolasi dan juga saling terhubung antar sesama. Sehingga, keberadaan

teknologi pun menjadi bagian yang cukup penting dalam kemudahan

kebutuhan tersebut. Kemajuan inovatif di tengah beberapa dekade terakhir,

juga telah mengubah masyarakat dunia menjadi masyarakat yang melek

teknologi. Dapat diketahui keberadaan teknologi pada saat ini, memiliki

tujuan untuk memenuhi kebutuhan kita. Serta, dapat menciptakan suatu hal

yang berguna dan memiliki kemampuan dalam melakukan suatu pekerjaan,

sebagai alat untuk mempermudakan kita dalam mengatasi berbagai masalah

dan mempermudakan kita memulai sesuatu pekerjaan yang dapat

menghasilkan sesuatu ( Fauazi dkk, 2023 : 13). Hal ini tidak dapat di pungkiri

karena kehadiran teknologii memangg dibutuhkan oleh banyak orang. Salah

satu bentuk dari teknologi canggih ialah gadget. Gadget merupakan suatu

bentuk nyata dari perkembangan iptek pada masa kini. Perkembangan iptek

masa kini tentunya sangat berpengaruh terhadap kehidupan manusia.

Perkembangan iptek ini berhambat sampai di anak usia dini terlebih khusus

1
penggunaan gadget. Semenjak adanya bantuan dari tteknologi masa kini

dapat mmemudahkan berbagai aktivitas manusia supaya tidak memakan

waktu yang cukup lama. Kegunaan gadget dalam kehidupan manusia bukan

semata-mata hanya berpengaruh pada orang dewasa, melainkan juga sangat

berpengaruh terhadap anak usia dini ( Anita, 2021 : 2).

menurut Khairi (2018 : 2) Anak usia dini adalah kelompok anak yang

berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik.

Anak usia dini adalah anak yang baru dilahirkan sampai usia 6 tahun. Usia ini

adalah usia yang sangat menentukan dalam pembentukan karakter dan

kepribadian anak. Usia ini anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan

yang pesat. Salah satunya dengan cara memberikan rangsangan-rangsangan

yang tepat untuk dapat mengembangkan semua aspek perkembangan anak.

Aspek perkembangan anak usia dini tercantum didalam (Kementerian

Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, 2014) Permendikbud No.

137 tahun 2014 yang meliputi moral agama, fisik motorik, kognitif, sosial

emosional, bahasa dan seni. Salah satu yang mempengaruhi pertumbuhan dan

perkembangan anak usia dini adalah gadget.

Pada kamus besar bahasa Indonesia ( Nasional, 2008), disebutkan bahwa

Gadget adalah sebuah istilah dalam bahasa inggris yang berarti perangkat

elektronik kecil yang memiliki fungsi khusus. Dalam bahasa Indonesia,

gadget disebut sebagai “acang”. Salah satu yang membedakan gadget dengan

perangkat elektronik lainnya adalah unsur ‘kebaruan’. Gadget adalah piranti

2
yang berkaitan dengan perkembangan teknologi masa kini. Yang termasuk

gadget misalnya tablet atau ipad, handphone atau smartphone, notebook,

laptop, komputer.

Gadget adalah alat elektronik yang memiliki pembaharuan dari hari ke hari

sehingga membuat hidup manusia lebih praktis. Beberapa tahun yang lalu

gadget hanya banyak di pakai oleh para pembisnis dari kalangan menangah ke

atas. Alasan mereka menggunakan gadget adalah untuk memudahkan bisnis

mereka. Namun pada zaman sekarang, gadget tidak hanya dipakai oleh para

pembisnis saja, akan tetapi wajib dimiliki siapa saja mulai dari usia lansia,

dewasa, remaja bahkan anak-anak yang seharusnya belum layak

menggunkannya. Hal ini di sebabkan gadget memiliki berbagai fitur dan

aplikasi yang menarik, bervariasi, interaktif, fleksibel sehingga menambah

daya tarik, Mayenti dkk (2018). Anak usia dini membutuhkan banyak

stimulasi yang baik bagi perkembangannya supaya maksimal dalam

pencapaian perkembangan, jika dalam kesehariannya terkontaminasi dan

tantrum terhadap penggunaan gadget tentu memberikan dampak negatif yang

lebih besar dari pada dampak positifnya. Pada masa inilah anak mengalami

proses tumbuh dan berkembang, maka perlu adanya pengarahan menjadi lebih

baik untuk masa depannya. Menyikapi derasnya arus teknologi ini, membuat

para ayah dan ibu membiarkan dan membiasakan anaknya menggunakan

gadget seperti smartphone, iphone, android sehingga anak usia dini pun lebih

3
senang menghabiskan waktu dengan gadget dibandingkan bermain dengan

teman sebayanya ( Baangsawan, dkk. 2022).

Gadget memiliki fitur menarik yang ditawarkan dan sering kali membuat

anak-anak cepat akrab dengannya. Namun penggunaan gadget secara continue

akan berdampak buruk bagi pola perilaku anak dalam kesehariannya, anak-

anak cenderung terus-menerus menggunakan gadget akan sangat tergantung

dan menjadi kegiatan yang harus dan rutin dilakukan oleh anak di aktifitas

sehari-hari, tidak dipungkiri saat ini anak lebih sering bermain gadget

daripada belajar dan berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Hal ini

menghawatirkan, sebab pada masa anak-anak mereka masih tidak stabil,

memiliki rasa keingintahuan yang tinggi dan berpengaruh pada meningkatnya

sifat konsumtif pada anak-anak (Elfiadi, 2018). Salah satu gadget yang paling

sering digunakan anak-anak adalah Smartphone.

Smartphone adalah sebuah perangkat elektronik yang memiliki fungsi

khusus. Smartphone memang memberikan dampak posistif akan tetapi ada

juga dampak negatif dari smartphone (Saputri & pambudi : 2018). Anak-anak

sangat senang jika memperoleh smartphone dari orang tuanya. Anak lebih

senang menghabiskan waktu bermain bersama dengan gadget daripada harus

bermain dengan teman-teman sebayanya. Tanpa disadari, hal seperti ini juga

sangat mempengaruhi terhadap kemampuan interaksi sosial pada anak karena

menurunya daya aktif anak dan kemampuan anak untuk berinteraksi dengan

orang lain (febriana, 2017 : 2). Berdasarkan pendapat diatas peneliti dapat

4
menyimpulkan bahwa gadget merupakan alat yang dapat di miliki oleh siapa

saja mulai dari lansia sampai anak-anak. Gadget memiliki dampak positif dan

negatif bagi manusia terutama anak-anak yang masih dalam masa

pertumbuhan dan perkembangan.

Interaksi sosial ( Novitasari & Khotimah : 2017) merupakan hubungan-

hubungan sosial yang menyangkut hubungan antar individu, individu dengan

kelompok, dan kelompok dengan kelompok . interaksi sosial akan terjadi

jika adanya sebuah kontak sosial dan adanya komunikasi. Interaksi sosial

merupakan kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karena itu tanpa interaksi

sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama. Pada anak usia dini

interaksi sosial memanglah sangat dibutukan karena anak nantinya akan

diajarkan bagaimana hidup bermasyarakat, lalu anak juga akan lanjut usia

( usia 60 tahun keatas), tetapi juga beredar di kalangan anak-anak ( usia 7-11

tahun) dan ironisnya lagi gadget bukan barang asing untuk anak ( usia 3-6

tahun).

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa interaksi sosial

merupakan tindakan atau hubungan timbalbalik antara individu dengan

kelompok, kelompok dengan kelompok, individu dengan individu yang

saling membutukan. Interaksi sosial akan terjadi jika adanya komunikasi.

Febriana ( 2017 ) dalam penelitian tentang Analisis Penggunaan Gadget

Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial Pada Anak Usia Dini. Hasil

penelitiannya menunjukkan pengaruh gadget terhadap interaksi sosial anak

5
usia dini ternyata memberikan dampak negatif. Berinteraksi dengan gadget

akan mempengaruhi daya pikir anak terhadap sesuatu di luar hal tersebut.

Gedget juga secara efektif dapat mempengaruhi pergaulan sosial anak

terhadap lingkungan sekitarnya. Selain itu, ia juga akan merasa asinggdengan

lingkungan sekitar karena kurangnya interaksi sosial. Selain itu juga anak

kurang peka dan bahkan cenderung tidak peduli terhadap lingkungannya.

Berdasarkan hasil penelitian diatas peneliti dapat menyimpulkan bahwa

gadget dapat memberi dampak negatif terhadap interaksi sosial anak.

Berdasarkan observasi pada tanggal 25 Januari 2023 di Desa Tengku Lawar,

Dusun Rawang, kec.Lamba Leda, kab.Manggarai Timur, terdapat 7 orang

anak yang sudah bisa menggunakan gadget dan anak-anak tersebut

ketergantungan gedget. Hal ini dapat dilihat pada saat mereka main gadget

dengan ditandai, dalam sehari anak menggunakan gadget 3-4 kali pemakaian

perhari. Hal ini dibuktikan : pertama, anak tidak main dengan teman

sebayanya. Kedua, ketika dipanggil oleh orangtuanya anak tidak menyahut

karena keasikan main gadget. Ketiga, anak tidak menghiraukan orang

sekitarnya maupun lingkungannya. Keempat, anak cenderung menyendiri dan

cepat merasa takut. Hal ini menjadi dasar bagi peneliti mengetahui dan

mendeskripsikan apa dampak penggunaan gadget.

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan, peneliti tertarik melakukan

penelitian secara mendalam tentang : “ Dampak Penggunaan Gadget

6
Terhadap Interaksi Sosial Anak Usia Dini Di Desa Tengku Lawar, Dusun

Rawang, Kec.Lamba Leda, Kab. Manggarai Timur”.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka dapat

diidentifikasi masalah-masalah sebagai berikut :

1. Anak terbiasa menggunakan gadget.

2. Anak mengalami ketergantungan terhadap gadget.

3. Anak tidak main dengan teman sebayanya.

4. Anak tidak menghiraukan orang sekitarnya.

5. Anak selalu menyendiri dan takut.

1.3. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah penelitian ini adalah dampak pengunaan gadget

terhadap interaksi sosial anak usia dini di Desa Tengku Lawar,Dusun

Rawang, Kecamatan Lamba Leda,Kab.Manggarai Timur?

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan masalah yang telah diuraikan, maka rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana dampak penggunaan gadget terhadap

interaksi sosial anak usia dini di Desa Tengku Lawar,Dusun Rawang,

Kecamatan Lamba Leda,Manggarai Timur ?

7
1.5. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

dan mendeskripsikan dampak penggunaan gadget terhadap interaksi sosial

pada anak usia dini.

1.6. Manfaat penelitian

Penelitian ini dapat memberikan manfaat tertentu bagi peneliti atau komponen

lain yang terkait dengan penggunaan gadget. Adapun manfaat dari hasil

penelitian ini sebagai berikut :

1. Manfaat teoritis

Penelitian ini bermanfaat untuk mengetaui, mengkaji, dan

menganalisis tentang dampak penggunaan gadget bagi interaksi sosial

anak usia dini di Desa Tengku Lawar, Dusun Rawang, Kecamatan

Lamba Leda.

2. Manfaat praktis

a. Bagi orang tua

Agar orang tua yang memiliki anak usia dini di Desa

Tengku Lawar,Dusun Rawang, Kecamatan Lamba

Leda,Kabupaten Manggarai Timur mengetahui tentang

dampak penggunaan gadget terhadap interaksi sosial anak usia

dini

8
b. Bagi anak

Agar anak usia dini di Desa Tengku Lawar,Dusun Rawang,

Kecamatan Lamba Leda, Kab. Manggarai Timur mengetahui

tentang dampak penggunaan gadget yang berlebihan bagi

dirinya.

c. Bagi penulis

Dapat menambah wawasan dan pengetahuan terhadap penulis

tentang dampak penggunaan gadget.

9
BAB 2

KAJIAN TEORI

2.1 Anak Usia Dini

2.1.1 Pengertian Anak Usia Dini

Menurut Ariyanti (2016 : 56) Anak adalah manusia kecil yang

memiliki potensi yang masih harus dikembang. Anak memiliki

karakteristik tertentu yang khas dan tidak sama dengan orang dewasa,

mereka selalu aktif, dinamis, antusias dan rasa ingin tahu terhadap apa

yang dilihat, didengar, dirasakan, mereka seolah-olah tak pernah

berhenti bereksplorasi dan belajar. Anak bersifat egosentris, memiliki

rasa ingin tahu secara alamiah, merupakan mahluk sosial, unik, kaya

dengan fantasi, memiliki daya perhatian yang pendek, dan merupakan

masa yang paling potensial untuk belajar.

Anak usia dini adalah sosok individu yang sedang menjalani suatu

proses perkembangan dengan pesat dan fundamental bagi kehidupan

selanjutnya. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-6 tahun. Pada

masa ini proses pertumbuhan dan perkembangan dalam berbagai aspek

sedang mengalami masa yang cepat dalam rentang perkembangan

hidup manusia (Yuliani Nurani, 2011 : 6).

Dari dua pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa anak usia dini

adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun, dimana pada

10
masa tersebut mereka sedang mengalami tahap pertumbuhan fisik dan

mental yang sangat pesat.

2.1.2 Karakteristik Anak Usia Dini

Masa usia dini merupakan masa kecil ketika anak memiliki kekhasan

dalam bertingkah laku. Bentuk tubuhnya yang mungil dan tingkah

lakunya yang lucu, membuat orang dewasa merasa senang, gemas dan

terkesan. Berikut ini adalah beberapa karakteristik anak usia dini (Khairi,

2018 :19) :

1. Unik, yaitu sifat anak itu berbeda satu sama lainnya. Anak memiliki

bawaan, minat kapabilitas, dan latar belakang kehidupan masing-

masing.

2. Egosentris, yaitu anak lebih cendrung melihat dan memahami sesuatu

dari sudut pandang dan kepentingannya sendiri. Bagi anak sesuatu itu

penting sepanjang hal tersebut terkait dengan dirinya.

3. Aktif dan energik, yaitu anak lazimnya senang melakukan aktivitas.

Selama terjaga dalam tidur, anak seolah-olah tidak pernah lelah, tidak

pernah bosan, dan tidak pernah berhenti dari aktivitas. Terlebih lagi

kalau anak dihadapkan pada suatu kegiatan yang baru dan menantang.

4. Rasa ingin tahu yang kuat dan antusias terhadap banyak hal. Yaitu,

anak cendrung memperhatikan , membicarakan, dan mempertanyakan

berbagai hal yang se,mpat dilihat dan didengarnya, terutama terhadap

hal-hal baru.

11
5. Eksploratif dan berjiwa petualang, yaitu anak terdorong oleh rasa

ingin tahu yang kuat dan senang menjelajah, mencoba dan mempeajari

hal-hal yang baru.

6. Spontan, yaitu prilaku yang ditampilkan anak umumnya relative asli

dan tidak ditutup-tutupi sehingga merefleksikan apa yang ada dalam

perasaan dan pikirannya.

7. Senang dan kaya dalam fantasi, yaitu anak senang dengan hal-hal

yang imajinatif. Anak tidak hanya senang dengan cerita-cerita khayal

yang disampaikan oleh orang lain, tetapi ia sendiri juga senang

bercerita kepada orang lain.

8. Masih mudah frustasi, yaitu anak masih mudah kecewa bila

menghadapi sesuatu yang tidak memuaskan. Ia mudah menangis dan

marah bila keinginannya tidak terpenuhi.

9. Masih kurang pertimbangan dalam melakukan sesuatu, yaitu anak

belum memiliki pertimbangan yang matang, termasuk berkenaan

dengan hal-hal yang dapat membahayakan dirinya.

10. Daya perhatian yang pendek, yaitu anak lazimnya memiliki daya

perhatian yang pendek, kecuali terhadap hal-hal yang secara intrinsic

menarik dan menyenangkan.

11. Bergairah untuk belajar dan banyak belajar dari pengalaman, yaitu

anak senang melakukan berbagai aktivitas yang menyebabkan

terjadinya perubahan tingkah laku pada dirinya sendiri.

12
12. Semakin menunjukkan minat terhadap teman, yaitu anak mulai

menunjukkan untuk bekerja sama dan berhubungan dengan teman-

temannya. Hal ini beriringan dengan bertambahnya usia dan

perkembangan yang dimiliki oleh anak.

2.2 Gadget

2.2.1 Pengertian Gadget

Gadget adalah salah satu alat teknologi yang mempunyai peranan

penting pada era gobalisasi ini. Dizaman sekarang ini gedget bukanlah

benda yang asing lagi bagi manusia. Hampir semua orang

memilikinya. Tidak hanya manusia perkotaan, gadget juga dimiliki

oleh masyarakat pedesaan.

Menurut Pudyastuti & Kariyadi (2023 : 3) istilah gadget atau gawai

berasal dari bahasa inggris yang artinya perangkat elektronik yang

memiliki fungsi khusus. Dalam bahasa indonesia gadget disebut

sebagai “acang”. Salah satu hal yang membedakan gadget dengan

perangkat elektronik lainnya aalah unsur “kebahruan”. Artinya dari

hari ke hari gedget selalu muncul dengan menyajikan teknologi terbaru

yang membuat hidup manusia menjadi lebih praktis. Contoh-contoh

dari gadget diantaranya telepon pintar (smartphone) seperti iphone

atau biasa di sebut dengan gawai. Gawai adalah media yang dipakai

sebagai alat komunikasi modern dan semakin mempermudah kegiatan

13
komunikasi manusia, Serta notebook ( perpaduan antara komputer

portabel seperti notebook dan internet).

Gadget adalah salah satu dari produk teknologi yang canggih

sejak abad ke 21 serta mempunai berbagai ragam bentuk yang

bervariasi. Seperti tablet, iphone dan juga laptop. Teknologi yang

diibaratkan mata pisau yang mempunyai dua sisi yang saling

berkesinambungan, artinya gadget ini mempunyai dampak negatif

dan juga dampak positif tergantung dengan yang menggunakannya

(Anita, 2021 : 6). gadget merupakan inovasi dari teknologi yang

baru dengan suatu kemampuan yang baik dengan berbagai macam

fitur baru serta mempunyai tujuan ataupun fungsi yang praktis dan

juga bermanfaat. Seiring perkembangannya, gadget diartikan sebagai

perangkat elektronik yang bentuknya kecil dan mempunyai fungsi

terkhusus serta selalu muncul dengan menyajikan berbagai ragam

teknologi yang baru sehingga dapat berpengaruh terhadap pola pikir

manusia dewasa maupun anak-anak (Sodik, 2018). Gadget atau

handphone merupakan sebuah perangkat elektronik yang

mempunyai berbagai macam layanan dan aplikasi yang dapat

menyajikan berbagai aplikasi baru yang menarik sehingga dapat

mengecoh anak usia dini diberbagai kalangan (Subarkah, 2019)

Novitasari (2016) menyatakan, bahwasanya gadget dapat

mempermudah seseorang dalam melakukan interaksi sosial karena

14
hanya dengan menggunakan gadget atau benda elektronik lainnya

seseorang bisa berinteraksi dengan jarak jauh. Dari beberapa

pendapat diatas peneliti menyimpulkan bahwa gadget merupakan

salah satu alat elektronik yang berbentuk kecil dan memiliki fungsih

khusus yang dapat membantu pekerjaan manusia serta dapat

berpengaruh terhadap anak usia dini baik dari segi positif maupun

negatif.

2.2.2 Jenis-Jenis Gadget

Ada banyak orang yang menganggap gadget terbatas pada

smartphone. Padahal smartphone itu merupakan salah satu jenis

gadget. Menurut Pudyastuti & Kariyadi (2023 :3) dalam bukunya

gadget berkembang dalam berbagai macam bentuk yaitu :

1. Smartphone atau handphone

Handphone merupakan salah satu jenis gadget yang paling

banyak digunakanoleh masyarakat saat ini. Handphone

merupakan telepon portable dengan ukuran kecil tanpa kabel

dan memilik berbagai fitur aplikasi. Seiring dengan

perkembangannya, handphone banyak sekali muncul berbagai

merek. Pertama telepon ditemukan oleh Alexander Raham Bell

pada tahun 1876 dan telah mengalami perubahan yang sangat

besar. yang mulainya dari bentuk sederhana sampai kini

berubah menjadi sebuah alat komunikasi modern dengan

15
berbagai kegunaan. Handphone pun mengalami perubahan

teknologi yang sangat cepat. Jenis haandphone yang populer

saat ini yakni smartphone dengan menggunakan beberapa

operating system seperti ios, Android, dan windows phone.

2. Laptop/Notebook/Komputer

Komputer dan laptop merupakan salah satu jenis gadget yang

sanggat sering digunakan untuk berbagai keperluan, terutama

untuk pekerjaan. Gadget ini juga membutukan operating

system agar dapat berjalan, seperti windows,mac, linux, dan

lainnya.

3. Tablet dan ipad

Jenis gadget ini merupakan bentuk yang lebih besar dari

handphone. Dengan ukuran layar yang lebih besar dari

handphone, tablet dan ipad dapat menampilkan gambar yang

lebih besar dan jelas sehingga pengguna lebih nyaman ketika

ingin menonton, bermain game, dan kegiatan lainnya.

4. Kamera Digital

Kamera digital juga masih termasuk dalam kategori gadget.

Kegunaan dari kamera digital adalah untuk menangkap

gambar suatu objek, baik dalam bentuk foto maupun video

16
5. Headset/Headphone

Headset atau Headphone merupakan gadget yang sering

digunakan untuk mendengar musik lebih jelas. Dengan bantuan

gadget ini, pengguna dapat menikmati suar musik atau video

dengan lebih jelas tanpa harus menganggu orang lain.

2.2.3 Dampak Penggunaan Gadget

Menurut Nafisa ( Rohmawati & Rofi’ah, 2022 : 27) penggunaan

gadget mempunyai dampak positif maupun negatif. Adapun dampak-

dampak penggunaan gadget sebagai berikut:

2.2.3.1 Dampak Positif

1. Komunikasi menjadi lebih praktis,

kemudahan dalam segala akses dengan biaya terjangkau.

2. Anak yang bergaul dengan dunia gadget cenderung lebih

kreatif, adanya ide dan inspirasi yang tersedia di internet

membuat dirinya cenderung lebih kreatif.

3. Mudahnya melakukan akses ke luar negeri, akses tampa batas

dalam batas regional maupun skala internasional.

4. Manusia menjadi lebih pintar berinovasi akibat perkembangan

gadget yang menuntut mereka untuk hidup lebih baik.

17
2.2.3.2 Dampak Negatif

1. Menjadi pribadi yang tertutup

seseorang yang kecanduan gadget akan menghabiskan sebagian

besar waktunya untuk bermain gadget. Kecanduan yang

diakibatkan oleh gadget dapat mengganggu kedekatan orang lain,

lingkungan dan teman sebayanya. Akibat faktor- faktor tersebut

menyebabkan anak menjadi pribadi yang tertutup.

2. Kesehatan terganggu

Penggunaan gadget yang berlebihan dapat mengganggu

kesehatan pemakainya terutama kesehatan mata. Akibat dari

terlalu lama menatap layar gadget, mata dapat mengalami

kelelahan hingga menyebabkan mata minus.

3. Gangguan tidur

pengguna yang bermain gadget tanpa dibatasi waktu bermainnya

dapat terganggu jam tidurnya. Ketika pengguna sudah berada di

kamarnya, terkadang pengguna melupakan jam tidurnya dan

cenderung melanjutkan bermain gadget. Bahkan tanpa disadari

pengguna smartphone dapat bermain dengan gadget sampai larut

malam sehingga mereka beristirahat diluar jam tidur yang

semestinya.

18
4. Suka menyendiri

pengguna yang senang bermain gadget akan merasa bahwa itu

adalah teman yang mengasyikkan sehingga pengguna cenderung

menghabiskan waktu di rumah untuk bermain. Intensitas bermain

dengan teman sebayanya secara perlahan akan semakin berkurang.

Hal seperti ini jika dibiarkan akan membuat pengguna lebih suka

menyendiri bermain dengan gadget dari pada bermain dengan

teman sebayanya sehingga sosialisasi dengan lingkungan sekitar

pun semakin berkurang. Tentu saja hal ini akan berdampak buruk

bagi kebiasaan anak yang akan menjadi penyendiri.

5. Ancaman cyberbullying.

Cyberbullying merupakan segala bentuk kekerasan yang dialami

anak atau remaja dan dilakukan teman seusia mereka melalui dunia

internet. Cyberbullying adalah kejadian ketika seseorang diejek,

dihina atau dipermalukan oleh anak atau remaja lain melalui media

internet atau telepon seluler. Ketika seseorang menggunakan

smartphone untuk mengakses media sosial kemungkinkan

terjadinya cyberbullying akan lebih tinggi.

2.2.4 Penggunaan Gadget pada Anak Usia Dini

Menurut (Miranti & Putri, 2021), Gadget merupakan suatu alat

yang kini tidak asing lagi bagi semua orang dewasa bahkan saat ini

banyak anak-anak yang sudah memiliki gadget sendiri. Sebagian

19
besar anak-anak saat ini sudah pandai menggunakan gadget untuk

bermain game, menonton video mengakses internet. Banyak anak

yang sudah menggunakan internet melalui gadget mereka masing-

masing tentu dapat memberikan hal yang positif ataupun negatif.

Hal positif ini bisa di rasakan oleh anak ketika menggunakan

gadget untuk bermain atau menonton filem yang edukatif dan tak

luput dari pengawasan orangtua. Ketika anak tidak diawasi oleh

orangtua yang ditakutkan adalah ketika anak tidak sengaja melihat

konten negatif. Seorang anak akan mengakses gambar-gambar

tersebut, apalagi di dorong dengan sifat anak yang memiliki rasa

ingin tahu yang tinggi dikhawatirkan akan membuat anak

melakukan ataupun mencari tahu lebih lanjut konten negatif atau

kekerasan tersebut. Cara untuk meminimalisir anak agar tidak

mengakses konten negatif yakni peranan orang tua ikut mengontrol

penggunaan gadget pada anak dan memberikan batasan waktu

untuk bermain gadget. Ketika sesorang anak sudah mulai

menggunakan gadget diharapkan sebagai orangtua harus

mengontrol dan mengawasi anak ketika sedang bermain dengan

gadget. Supaya perkembangan dan pertumbuhan anak dapat

berkembang sesuai dengan usianya.

20
2.2.5 Dampak Penggunaan Gadget Bagi Anak Usia Dini

Dampak pemberian gadget pada anak usia dini ada dua diantaranya

yaitu dampak positif dan dampak negatif seperti (Gunawan, 2017 :16):

1. Dampak positif

Penggunaan gadget memiliki dampak tersendiri bagi para

penggunanya, baik orang dewasa ataupun anak-anak. Dampak

yang timbul tergantung dengan bagaimana orang tersebut

menggunakannya dan memanfaatkannya. Adapun dampak

positif gadget pada anak usia dini yaitu : gadget menjadi

media pembelajaran yang menarik, meningkatkan daya

imajinasi anak, mengurangi tingkat stres, anak lebih mudah

belajar bahasa inggris, serta meningkatkan logika melalui game

interaktif yang edukatif, anak menjadi lebih aktif dalam

menirukan gerakan-gerakan tari yang terdapat di youtube. Hal

tersebut dapat terjadi apa bila orangtua mampu memberikan

pengawasan, penegasan, serta pendekatan kepada anak

terhadap gadget dengan baik.

2. Dampak negatif

Selain memiliki dampak positif, gadget juga dapat berdampak

negatif bagi anak. Aneka aplikasi gadget yang berisi game

video yang mengandung ajaran sesat sekalipun semua tersedia

dan dalam jangkauan akses yang berlebihan (kecanduan),

21
apalagi dengan akses konten yang tidak baik, seperti adegan

kekerasan yang dilihat oleh anak dalam game dan filem, serta

pornografi, dapat mempengaruhi anak secara negatif baik

perilaku ataupun kemampuan anak. Serta anak ketika sudah

memegang gadget seringkali lebih asik dengan gadget

daripada mendengar perintah orang tua, anak juga menjadi

lebih mementingkan gadget daripada aktivitas yang seharusnya

dilakukan seperti mandi, tidur dan belajar, anak juga suka

menyendiri dan juga anak lebih senang main gadget dibanding

main dengan teman sebayanya.

2.2.6 Solusi dari Kecanduan Gadget Terhadap Interaksi Sosial Anak

Usia Dini

Menurut (Miranti & Putri, 2021) cara mengatasi anak dari kecanduan

gadget sebagai berikut:

1. Penggunaan

a) Anak yang masih di bawah usia 2 tahun sebainya tidak di

biarkan bermain gadget sendirian seperti menonton TV,

smartphone dan tablet,

b) Anak yang berusia 2 sampai 4 tahun kurangan dari satu jam

sehari dalam menggunakan gadget (smartphone),

22
c) Anak yang berusia 5 tahun keatas sebaiknya tidak lebih dari 2

jam sehari untuk menggunakan gadget ( di luar kebutuhan

belajar ).

2. Beri Jadwal Jadwalkan waktu yang tepat saat anak bemain gadget.

Terlepas itu, orang tua juga menyiapkan alternatif lain agar anak tidak

bosan dan tidak teralihkan ke gadget lagi.

3. Berikan contoh yang baik Sudah jadi pengetahuan umum bahwa anak

meniru apa yang dilakukan orang tuanya. Untuk itu, orang tua juga

harus menjadi contoh yang baik, untuk tidak memainkan gadget saat

bersama anak.

2.3 Interaksi Sosial

2.3.1 Pengertian Interaksi Sosial

Menurut H. Bonner (Gerungan, 2004 : 62) interaksi sosial suatu

hubungan antara dua atau lebih individu manusia, yang mana

kelakuan individu yang satu mempengaruhi, mengubah atau

memperbaiki kelakuan individu yang lain atau sebaliknya.

Sedangkan menurut Saputri, dkk (2018) Kata interaksi secara

umum dapat diartikan saling berhubungan atau saling bereaksi dan

terjadi pada dua orang induvidu atau lebih. Sedangkan sosial

adalah berkenaan dengan masyarakat. Jadi secara umum interaksi

sosial dapat diartikan sebagai hubungan yang terjadi dalam

sekelompok individu yang saling berhubungan baik dalam

23
berkomunikasi maupun melakukan tindakan sosial. Interaksi

sosial merupakan pula salah satu prinsip integritas kurikulum

pembelajaran yang meliputi keterampilan berkomunikasi, yang

bekerja sama yang dapat untuk menumbuhkan komunikasi yang

harmonis antara individu dengan lingkungannya. Tindakan

interaksi sosial adalah tindakan seorang individu yang dapat

mempengaruhi individu-individu lainnya dalam lingkungan sosial.

Dalam bertindak atau berperilaku sosial, seorang individu

hendaknya memperhitungkan keberadaan individu lain yang ada

dalam lingkungannya. Hal tersebut penting diperhatikan karena

tindakan interaksi sosial merupakan perwujudan dari hubungan

atau interaksi sosial. Berdasarkan pendapat di atas peneliti

menyimpulkan bahwa interaksi sosial adalah suatu tindakan yang

saling berhubungan antara satu individu dengan individu lainnya

yang saling berdampingan.

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Interaksi Sosial

2.3.2.1 Faktor Keluarga

Menurut Lestari sri (2012:185) Faktor yang mempengaruhi

interaksi sosial anak yaitu,

1. Hubungan antar orang tua, antar saudara antar anak

dengan orang tua.

24
Hubungan anak dengan orangtua ataupun saudara akan

terjalin rasa kasih sayang, dimana anak akan lebih terbuka

dalam melakukan interaksi karena terjalinnya hubungan

yang baik yang di tunjang oleh komunikasi yang tepat.

Peran orang tua akan membimbing sang anak untuk

mengenal lingkungan sekitar tempat tinggalnya.Urutan

anak dalam keluarga (sulung/tengah/bungsu) . Urutan

posisi anak dalam keluarga berpengaruh pada anak

misalnya sang anak merupakan anak terakhir maka

dipastikan sang anak selalu bergantung pada orangtua dan

saudaranya. Jika hal ini terjadi akan berpengaruh pada

tingkat kemandirian anak tersebut.

2. Jumlah keluarga.

Pada dasarnya jumlah anggota yang besar berbeda

dengan jumlah anggota yang sedikit, maka perhatian,

waktu dan kasih saying lebih banyak tercurahkan, dimana

segala bentuk aktifitas dapat ditemani ataupun dibantu.

Hal ini berbeda dengan anak dengan keluarga yang besar.

3. Perlakuan keluarga terhadap anak.

Adanya perlakuan keluarga terhadap anak prasekolah

secara langsung mempengaruhi pribadi dan gerakan sang

anak, dimana dalam keluarga tertanam rasa saling

25
perhatian, tidak kasar dan selalu merespon setiap kegiatan

anak, maka dapat berpengaruh terhadap perkembangan

anak yang lebih baik dan terarah.

4. Harapan orang tua terhadap anak.

Setiap orangtua memiliki harapan mempunyai anak yang

baik, cerdas dan terarah dalam masa depannya. Harapan

orangtua adalah mempunyai anak yang memiliki

perkembangan sesuai dengan pertumbuhannya. Artinya

bahwa perkembangan anak pra sekolah yang sekolah

bertujuan mempunyai arah sesuai perkembangannya.

2.3.2.2 Faktor dari Luar Keluarga

1. Interaksi dengan teman sebaya.

Setiap anak jika mempunyai perkembangan yang baik,

keluarga karena anak memiliki arahan yang jelas.

2. Hubungan dengan orang dewasa diluar rumah.

Jika seorang anak selalu bergaul dengan siapa saja maka

sang anak dapat menyesuaikan lingkungan orang dewasa

dimana anak tanpa malu-malu berinteraksi dengan orang yang

lebih dewasa darinya

3. Kemampuan untuk dapat diterima dikelompok.

Anak-anak yang populer dan melihat kemungkinan

memperoleh penerimaan kelompok lebih di pengaruhi

26
kelompok, kurang di pengaruhi keluarga dibandingkan

hubungan anak-anak yang pergaulannya dengan kelompok

tidak begitu akrab. Anak-anak yang hanya melihat adanya

kesempatan kecil untuk dapat diterima kelompok mempunyai

motivasi kecil pula untuk menyesuaikan diri dengan standar

kelompok.

4. Keamanan karena status dalam kelompok.

Anak-anak yang merasa aman dalam kelompok akan lebih

bebas dalam mengekspresikan ketidak cocokan mereka

dengan pendapat anggota lainnya. Sebaliknya, mereka yang

merasa tidak aman akan menyesuikan diri sebaik mungkin

dan mengukuti anggota lainnya.

5. Tipe kelompok.

Pengaruh kelompok berasal dari jarak sosial yaitu derajat

hubungan kasih sayang diantara para anggota kelompok. Pada

kelompok primer (antara lain keluarga atau kelompok teman

sebaya) ikatan hubungan dalam kelompok lebih kuat

dibandingkan dengan pada kelompok sekunder (antara lain

kelompok bermain yang diorganisasikan atau perkumpulan

sosial) atau pada kelompok tertier (antara lain orang-orang

yang berhubungan dengan anak minsalnya di dalam bus).

27
6. Perbedaan keanggotaan dalam kelompok.

Dalam sebuah kelompok, pengaruh terbesar biasanya timbul

dari pemimpin kelompok dan pengaruh yang terkecil berasal

dari anggota yang paling tidak popular.

7. Kepribadiaan.

Anak-anak yang merasa tak mampu atau rendah diri lebih

banyak dipengaruhi oleh kelompok di bandingkan dengan

mereka yang memiliki kepercayaan pada diri sendiri yang

besar dan yang lebih menerima diri sendiri.

8. Motif menggabungkan diri.

Semakin kuat motif anak-anak untuk menggabungkan diri

(affilation motive) yaitu, keinginan untuk diterima, semakin

rentan mereka terhadap pengaruh anggota lainnya, terutama

pengaruh dari mereka yang mempunyai status tinggi dalam

kelompok.

2.3.3 Bentuk–Bentuk Interaksi Sosial

Menurut Gerungan (Saputri, dkk. 2018), bahwa sesuai dengan

bentuk pelaksanaannya terdapat jenis interaksi sosial diuraikan

sebagai berikut:

1. Interaksi Antar status adalah hubungan antara dua pihak dalam

individu yang berbeda dalam satu lingkungan yang bersifat

formal sehingga masing-masing pihak dapat melakukan

28
interaksinya didasarkan pada status masing-masing. Misalnya

hubungan antara guru dan siswa atau siswa dengan orang tua

atau dengan keluarganya yang berbeda status.

2. Interaksi Antar kepentingan Interaksi antara kepentingan

merupakan hubungan antara pihak induvidu yang berorientasi

terhadap kepentingan dari masing-masing pihak. Dalam

hubungan ini, masing-masing pihak saling memberikan

solidaritasnya untuk mendukung terciptanya suatu sikap yang

harmonis sehingga komunikasi tersebut dapat tercapai dengan

baik.

3. Interaksi antara Keluarga Interaksi antar keluarga merupakan

suatu hubungan yang terjadi antar pihak yang mempunyai

hubungan darah. Pada hubungan ini,solidaritas antara anggota

yang relatif lebih tinggi dan bentuk hubungannya lebih bersifat

informal.

4. Interaksi antar Persahabatan, Interaksi ini merupakan hubungan

antara dua atau lebih dimana masing-masing individu sangat

mendambakan adanya komunikasi yang saling menguntungkan

untuk menjalin suatu hubungan yang sedemikian dekat atau

kekerabatan.

29
2.4 Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi Sosial Anak Usia Dini

Menurut (Itsna & Rofi’ah, 2021) Masa usia dini adalah masa penentu

perkembangan anak, pada masa ini pula seorang anak sangat memerlukan

stimulasi untuk memperoleh pendidikan dan rangsangan yang tepat dalam

menuju tahap perkembangan selanjutnya. Anak-anak usia dini berada pada

masa keemasan (golden age), masa ini disebut masa keemasan sebab pada

usia ini terjadi perkembangan yang sangat menakjubkan dan terbaik pada

masa usia dini. Perkembangan ini meliputi perkembangan fisik dan psikis.

Dari segi fisik anak mengalami perkembangan yang sangat luar biasa, mulai

dari pertumbuhan sel-sel otak dan organ tubuh lainnya hingga perkembangan

motorik kasar seperti berjalan, berlari, melompat, memanjat, dan sebgainya,

sedangkan perkembangan psikis seperti berinteraksi dengan orang tua hingga

kemampuan berinteraksi dengan orang lain. Aspek-aspek perkembangan

yang terdapat dalam anak usia dini yaitu perkembangan nilai dan moral,

perkembangan emosional, perkembangan fisik motorik, perkembangan

kognitif, perkembangan bahasa dan perkembangan seni. Karena itu, sangatlah

diperlukan adanya pola yang tepat untuk membantu anak berkembang dengan

baik. Penggunaan gadget adalah salah satu aspek yang mempengaruhi

perkembangan seseorang, gadget digunakan oleh semua kalangan baik orang

dewasa maupun pada anak usia dini tak jarang anak usia dini pada masa kini

telah memiliki gadget pribadi. Pengenalan gadget pada anak usia dini dapat

30
memberikan dampak positif maupun negatif terhadap perkembangan seorang

anak, baik secara fisik maupun mental.

1. Dampak positif

adanya gadget anak menjadi lebih aktif dalam menirukan gerakan-

gerakan tari yang terdapat di youtube. Serta gadget yang digunakan

anak cukup membantu untuk memahami bahasa-bahasa asing melalui

aplikasi youtube, dengan video-video yang bersifat edukatif seorang

anak akan lebih mudah memahami mengenai suatu hal, termasuk

kemampuan bahasa anak, menurutnya mengenalkan gadget pada anak

usia dini dapat merangsang anak agar tidak gagap dalam teknologi,

mengingat pada zaman yang semakin maju ini diperlukan keahlian

dalam berteknologi.

2. Dampak Negatif

1) Ketika anak sudah memegang gadget seringkali lebih asik dengan

gadget daripada mendengar perintah orang tua, anak juga menjadi

lebih mementingkan gadget daripada aktivitas yang seharusnya

dilakukan seperti mandi, tidur dan belajar.

2) Anak lebih senang menggunakan gadget dibanding bermain

dengan teman sebayanya, serta tidak dapat diganggu bahkan tidak

merespon ketika dipanggil.

3) Ketika anak sudah memegang gadget susah sekali untuk diambil

kembali, perlu usaha keras untuk merayunya agar tidak terus-

31
terusan menggunakan gadget mengingat sang anak telah

kecanduan. Dampak negatif dari penggunaan gadget juga

berpengaruh pada kondisi emosional anak.

4) Adanya gadget membuat rasa hormat seorang anak terhadap orang

tuanya berkurang, bahkan dianggap sebagai teman sebaya, bahasa

yang digunakan menjadi kurang sopan karena meniru dalam

konten-konten yang kurang baik, secara emosi anak menjadi

mudah marah ketika jaringan tidak stabil sampai ketika kuota

habis.

2.5 Penelitian Relevan

1. Novitasari & khotimah(2016:2), dalam penelitiannya tentang “Dampak

Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi Sosial Anak Usia 5-6 Tahun di

kawasan kompleks Perumahan Pondok Jati”. Hasil penelitianya mengatakan

bahwa dari 17 anak 14 anak di antaranya mengemukakan bahwa pemakaian

gadget lebih menyenangkan dibandingkan bermain bersama-sama dengan

teman sebayanya. Hal ini tak lepas oleh berbagai aplikasi yang terdapat pada

gadget anak yang tentunya lebih menarik perhatian anak-anak dibandingkan

dengan permainan yang ada dilingkungan sekitar anak. Hasil penelitiannya

menunjukkan bahwa penggunaan gadget berdampak pada interaksi sosial

anak usia 5-6 tahun di kompleks perumahan pondok jati kabupaten Sidoarjo.

2. Pebriana (2017:1), dalam penelitiannya tentang “Analisis Penggunaann

Gadget Terhadap Kemampuan Interaksi Sosial Pada Anak Usiaa Dini”. Hasil

32
penelitiannya menunjukkan bahwa pengaruh gagdget terhadap perkembangan

sosiall anak usia dini ternyata memberikan dampak negatif. Berinteraksi

dengan gadget akan mempengaruhi daya piker anak terhadap sesuatu di luar

hal tersebut. Gadget juga secara efektif dapat mempengaruhi pergaulan sosial

anak terhadap lingkungan terdekatnya. Selain itu, ia juga akan merasa asing

dengan lingkungan sekitar karena kurangnya interaksi sosial. Selain itu juga

anak juga kurang peka dan bahkan cenderung tidak peduli terhadap

lingkungannya.

3. Rohmawati & Rofi’ah dalam penelitiannya tentang “Dampak Gadget

Terhadap Interaksi Sosial Pada Anak Usia Dini Di Dusun Sumuran Desa

Sumurgayam Kecamatan Paciran Kabupaten Lamongan Tahun 2022”. Hasil

penelitiannya menunjukkan bahwa ada dua dampak gadget terhadap interaksi

sosial di dusun Sumuran, yaitu positif negatif. Dampak positif yang

disebabkan oleh gadget antara lain; anak lebih kreatif dan inovatif dalam

mencari inspirasi untuk mengekspresikan isi hatinya, anak dapat lebih

berwawasan luas dan tidak tertinggal oleh zamannya. Adapun dampak negatif

membuat anak menjadi kecanduan dan ketergantungan pada gadget, anak

menjadi lebih menyendiri dan tidak berinteraksi sosial dengan teman

sebayanya dengan baik.

Berdasarkan tiga hasil penelitian yang telah diuraikan diatas peneliti

beranggapan bahwa memang menggunakan gadget dapat memberikan

dampak negatif dan positif terhadap interaksi sosial anak.

33
2.6 Kerangka Berpikir

Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi


sosial Anak Usia Dini

Mempengaruhi terhadap Kemampuan


Interaksi Sosial Pada Anak.

Dampak Gadget

Dampak negatif
Dampak positif 1. Dapat mempengaruhi
1. meningkatkan daya kemampuan, sikap dan
imajinasi anak. perilaku anak.
2. menjadi media 2. Anak menjadi malas
pembelajaran yang beraktifitas.
menarik. 3. Meniru adegan yang
3. mengurangi tingkat ajaran sesat.
stres. 4. Suka menyendiri.

1. Anak terbiasa menggunakan gadget.


2. Anak mengalami ketergantungan terhadap
gadget.
3. Anak tidak main dengan teman sebayanya.
4. Anak tidak menghiraukan orang sekitarnya.
5. Anak selalu menyendiri dan takut.

Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi Sosial


Anak Usia Dini Di Desa Tengku Lawar, Dusun Rawang,
Kecamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur.

Bagan 2.2 kerangka berpikir

34
Menurut Wijanarko dan Setiawati (2016: 3) Gadget merupakan suatu alat,

piranti atau benda yang memiliki tujuan dan fungsi praktis yang secara

spesifik dirancang lebih canggih dibandingkan dengan teknologi yang

diciptakan sebelumnya. Gadget yang dimaksud bukan hanya sebatas telepon

genggam, laptop, ipad dan computer tetapi juga perangkat besar seperti

televisi. Sedangkan menurut Rohmah (2017) gadget merupakan perangkat

elektronik khusus yang memiliki keunikan dibandingkan dengan perangkat

elektronik lainnya. Keunikan gadget adalah selalu memunculkan teknologi

baru yang dinilai memudahkan penggunanya. Keunikan tersebut membuat

pengguna merasa senang dan tertarik untuk memiliki dan menggunakan

gadget. Adapun kegunaan gadget yaitu dapat menyelsaikan pekerjaan yang

dilakukan sesorang atau kegiatan lain dalam menggoprasikan gadget , baik itu

komunikasi, informasi atau kegiatan lainnya.

Penggunaan gadget dapat mempengaruhi kemampuan interaksi sosial anak,

gadget memberikan dampak positif maupun negatif bagi manusia. Dampak

positif dari gadget adalah sebagai berikut : 1) meningkatkan daya imajinasi

anak. 2) menjadi media pembelajaran yang menarik. 3) mengurangi tingkat

stres. Sedangkan dampak negatif yaitu : 1) Dapat mempengaruhi kemampuan,

sikap dan perilaku anak. 2) Anak menjadi malas beraktifitas. 3) Meniru

adegan yang ajaran sesat. 4) Suka menyendiri.

Menurut Ahmadi (2009: 49), interaksi sosial adalah suatu hubungan antara

individu dengan individu ataupun individu dengan kelompok, dimana

35
individu tersebut saling mengubah, saling mempengaruhi satu sama lain, dari

individu yang lainlah individu tersebut dapat berubah, belajar dan sebaliknya.

Sedangkan interaksi sosial menurut permendikbud Nomor 137 Tahun 2014,

menjelaskan bahwa interaksi sosial mencangkup kemampauan bermain

dengan teman sebaya, memahami perasaan, merespon, berbagi, serta

menghargai hak dan pendapat orang lain: bersikap kooperatif, toleran dan

berperilaku sopan. Innteraksi sosial juga merupakan hubungan antara individu

dengan individu lain atau berhubungan dengan orang lain seperti anak

bermain dengan teman sebaya, memahami perasaan, merespon, berbagi, serta

menghargai hak dan pendapat orang lain ; bersifat kooperatif, toleran, dan

berperilaku sopan.

Peneliti disini mengkaji tentang dampak penggunaan gadget terhadap

interaksi sosial anak usia dini di Desa Tengku Lawar, Dusun Rawang, Kec.

Lamba Leda, Kab.Manggarai Timur. Gadget dapat memberi dampak terhadap

interaksi sosial seperti anak tidak main dengan teman sebaya karena keasikan

main gadget.

36
BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif

deskriptif. Penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis

atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang diamati, penelitian dilakukan

dengan menghimpun data ke dalam keadaan sewajarnya, menggunakan cara

berkerja yang sistematis,terarah dan dapat dipertanggungjawabkan, sehingga tidak

kehilangan sifat ilmiahnya atau serangkain kegiatan atau proses menjaring data

informasi yang bersifat sewajarnya.

Penelitian kualitatif deskriptif pada umumnya peneliti dapat menemukan data

penelitian dalam kata-kata, gambar, dan data disini berupa transkrip-transkrip

wawancara, catatan data lapangan, dokumen pribadi, foto-foto dan lainnya.data-

data tersebut harus dideskripsikan oleh peneliti.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di Desa Tengku Lawar, Dusun

Rawang, Kecamatan Lamba Leda.

37
Alasan peneliti melakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui

Dampak Penggunaan Gadget Terhadap Interaksi Sosial Anak Usia

Dini di Desa Tengku Lawar, Dusun Rawang, Kecamatan Lamba Leda.

3.2.2 Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini, dilakukan sesuai dengan tahapan seperti yang

ada pada tabel 3.1.

Tabel 3.1 Waktu Penelitian


No Tahapan Waktu Penelitian
Penelitian
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1. Pengajuan √ √
judul
2. Penyusunan √
proposal
3. Bimbingan √
proposal
4. Seminar √
proposal
5. Revisi √
proposal
6. √
Mengumpul
kan data
observasi
7. Penyusunan √
skripsi
8. Bimbingan √
skripsi
9. Revisi √
skripsi
10. Skripsi √
Final

38
3.3 Subjek dan Objek Penelitian

3.3.1 Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah orang tua yang berjumlah 7 orang

dan anak usia dini yang berjumlah 7 orang yang ada di Desa Tengku

Lawar, Dusun Rawang, Kec.Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur.

3.3.2 Objek Penelitian

Objek penelitian ini adalah Dampak Penggunaan Gadget Terhadap

Interaksi Sosial Anak Usia Dini Di Desa Tengku Lawar, Dusun

Rawang, Kcamatan Lamba Leda, Kabupaten Manggarai Timur.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah tahapan yang paling penting dalam sebuah

penelitian karena tahap ini merupakan langkah awal peneliti mendapatkan sumber

data yang kemudian akan dianalisis. Peneliti harus menggunakan teknik dan

prosedur pengumpulan data yang sesuai dengan jenis data yaang dibutukan.

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

3.4.1 Wawancara

Wawancara ini dilakukan pada orangtua yang memiliki anak usia dini

di Desa Tengku Lawar, Dusun Rawang, kec. Lamba Leda. Mengenai

dampak pengunaan Gadget terhadap interaksi sosial anak usia dini.

39
3.4.2 Observasi

Observasi dalam penelitian ini dilakukan secara langsung yaitu

dengan mengamati perilaku anak .

3.4.3 Dokumentasi

Pengumpulan data dengan dokumentasi dalam penelitian ini berupa

foto-foto saat penelitian berlangsung serta dokumen lain yang dapat

mendukung penelitian seperti buku-buku dan jurnal. Dokumentasi

dalam penelitian ini bertujuan untuk memperkuat data peneliti yang

dikumpulkan melalui pedoman wawancara dan lembar observasi.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrument penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur

fenomena alam maupun social yang diamati. Dalam mengumpulkan data-data

peneliti membutuhkan alat bantu (instrument penelitian). Dalam penelitian ini

peneliti menggunakan 3 (tiga) alat bantu, yaitu:

1. Pedoman wawancara

Pedoman wawancara digunakan agar wawancara yang dilakukan

tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman ini disusun tidak

hanya berdasarkan tujuan penelitian , tetapi juga berdasarkan teori

yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Dalam pengumpulan

data yang akan dilakukan berdasarkan teknik yang telah dipilih, maka

40
perlu disusun kisi-kisi panduan wawancara. Berdasarkan berbagai

aspek yang telah ditentukan sesuai dengan kajian teori yang telah

dibahas mengenai dampak gadget terhadap interaksi sosial anak usia

dini, maka pada table 2 berikut ini ditampilkan kisi-kisi panduan

wawancara sebagai berikut:

Tabel 3.2. Kisi-kisi paduan wawancara

No Variabel Indikator Sub Indikator


Dampak Dampak 1. Komunikasi
penggunaan positif menjadi lebih
gadget terhadap praktis.
interaksi sosial 2. Anak menjadi
anak usia dini di lebih kreatif.
desa tengku lawar, 3. Memudakan
dusun anak mengakses
Rawang,kecamatan informasi.
lamba Dampak 1. Menjadi
leda,kabupaten negatif pribadi yang
manggarai timur. tertutup
2. Kesehatan
terganggu
3. Gangguan
tidur
4. Suka
menyendiri
5. Ancaman
cyberbullying

2. Pedoman Observasi

pedoman observasi digunakan agar peneliti dapat melakukan

pengamatan sesuai dengan tujuan penelitian. Pedoman observasi

disusun berdasarkan hasil observasi terhadap perilaku subjek selama

41
wawancara dan observasi terhadap lingkungan atau setting

wawancara, serta pengaruhnya terhadap perilaku subjek dan informasi

yang muncul pada saat berlangsung wawancara. Pengumpulan data

melalui observasi tentu juga membutuhkan kisi-kisi untuk mengetahui

hal-hal yang perlu diobservasi selama di lapangan. Berdasarkan pada

pengkajian teori yang telah dilakukan mengenai dampak gadget

terhadap interaksi sosial anak usia dini, maka pada tabel 3 berikut

telah ditetapkan kisi-kisi panduan observasi

Tabel 3.3. Kisi-Kisi Panduan Observasi

No Pernyataan Ya Tidak
1. Anak berkomunikasi lebih
mudah.
2. Anak menjadi lebih
kreatif.
3. Anak lebih mudah
mengakses informasi
4. Anak Menjadi pribadi yang
tertutup
5. Anak Kesehatan terganggu
6. Anak Gangguan tidur
7. Anak Suka menyendiri
8. Anak Ancaman
cyberbullying

3. Kamera digital Dokumentasi

Kamera digital berguna sebagai alat bantu pada saat wawancara dan

observasi. Kegunaan dari kamera digital adalah untuk menangkap

gambar suatu subjek, baik dalam bentuk foto maupun video.

42
3.6 Teknik Keabsahan Data

Dalam penelitian ini untuk menguji keabsahan data peneliti menggunakan

teknik tringulasi. Menurut Sugiyono (2012: 330), triangulasi sebagai teknik

pengumpulan data yang bersifat mengembangkan dari berbagai teknik

pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Triangulasi teknik berarti

proses menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk

mendapatkan data sumber yang sama dan triangulasi sumber berarti untuk

mendapatkan data dari sumber yang berbeda dengan teknik yang sama. Untuk

menguji keabsahan data yang diperoleh dari sumber yang sama diuji dengan kata

yang berbeda. Data diperoleh dari hasil wawancara akan diuji dengan observasi

dan dokumentasi.

3.7 Teknik Analisis Data

Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini, menggunakan analisis yang

digunakan oleh Miles dan Huberman (Sugiyono, 2015: 337), merupakan: data

reduction (reduksi data), data display (penyajian data) dan verification/conclusion

drawing (penarikkan kesimpulan).

1. Data Reduction (Reduksi Data) Mereduksi data merangkum hal-hal pokok

yang berkaitan dengan dampak penggunaan gadget terhadap interaksi

sosial anak usia dini di desa tengku lawar,dusun rawang, kecamatan lamba

43
leda, kabupaten manggarai timur. Memfokuskan pada hal-hal penting

yang dicari dan membuang yang tidak perlu. Dengan demikian, data yang

telah direduksi akan memberikan gambaran yang lebih jelas dan

mempermudah peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Data Display (Penyajian Data) Setelah reduksi data, langkah selanjutnya

melakukan mendisplaykan data (penyajian data). Miles dan Huberman

menyatakan bahwa dengan mendisplay data maka akan mempermudah

untuk memahami apa yang telah dipahami. Dalam melakukan penyajian

data peneliti mendeskripsikan data yang sudah diperlukan.

3. Verification (Kesimpulan) Tahap akhir dari analisis data ini merupakan

penarikkan kesimpulan/ verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan

masih bersifat sementara dan akan berubah bila tidak ditemukan bukti-

bukti yang kuat yang akan mendukung pada tahap pengumpulan data

berikutnya.

44
DAFTAR PUSTAKA

Ahmadi, A. (2009). Psikologi Sosial. Jakarta: Rineka Cipta.


Ariyanti, T. (2016). Pentingnya Pendidikan Anak Usia Dini Bagi Tumbuh Kembang
Anak . Dinamika Pendidikan Dasa.
Annisa, N. Padilah, N. dkk . (2022). Dampak Gadget Terhadap Perkembangan Anak
Usia Dini. Jurnal Pendidikan Indonesia.
Anita, O. (2021). Dampak Penggunaan Gadget terhadap Interaksi Sosial Anak Usia
Dini Perspektif Hadis. of Islamic Early Childhood Education.
Fauzi, dkk. (2023). PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI DI BERBAGAI
SEKTOR PADA MASA SOCIETY 5.0. Jambi: PT. Sonpedia publishing
Indonesia.
febriana, h. p. (2017). Analisis Penggunaan Gadget Terhadap Kemampuan Interaksi
Sosial Pada Anak Usia Dini. jurnal pendidikan anak usia dini.
Gerungan, Dr, W, A. (2004). Psikologi Sosial. Bandung: PT Refika Aditama.
Gunawan, M. A. A. (2017). Hubungan Durasi Penggunaan Gadget Terhadap
Perkembangan Sosial Anak Prasekolah Di TK PGRI 33 Susmurbroto:
Banyumanik. Skripsi. Universitas Diponegoro.
Itsna, M. N., & Rofi’ah, R. (2021). Dampak Penggunaan Gadget Pada Interaksi
Sosial Anak Usia Dini . Jurnal Institut Pesantren Sunan Drajat (INSUD)
Lamongan.

Khairi, H. (2018). KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN ANAK USIA DINI DARI 0-


6 TAHUN. Jurnal Warna.
Lestari, Sri. 2012. Penanganan Nilai dan Penanganan Konflik dalam Keluarga.
Psikologi Keluarga: Jakarta: Perenada Media.

Miranti, P., & Putri, D. L. (2021). Waspadai Dampak Penggunaan Gadget Terhadap
Perkembangan Sosial Anak Usia Dini. Jurnal Cendekiawan Ilmiah PLS.

45
Novitasari. 2016. "Fenomena Gadget dan Perkembangan Sosial bagi Anak Usia
Dini". Journal of Islamic Early Childhood Education

Novitasari, W., & khotimah, N. (2016). Dampak penggunaan gadget terhadap


interaksi sosial anak usia 5-6 tahun. PAUD Teratai.
Oktaviana, A. (2021). Dampak Penggunaan Gadget terhadap Interaksi Sosial Anak
Usia Dini Perspektif Hadis. Journal of Islamic Early Childhood Education.
Pudyastuti & Kariyadi. (2023). Penggunaan Gadget Bagi Anak. Lombok Tengah:
Pusat Pengembangan Pendidikan dan Penelitian Indonesia.
Rohmah, O. C. (2017). Pengaruh Penggunaan Gadget Dan Lingkingan Belajar
Terhadap Minat Belajar Siswa Kelas XI Kompetensi Keahlian Administrasi
Perkantoran SMK Muhammadiyah 2 Yogyakarta. Skripsi. Universitas Negeri
Yogyakarta.
Rohmawati, E., & Rofi’ah, R. (2022). Dampak Gadget Terhadap Interaksi Sosial
Pada Anak Usia Dini Di Dusun Sumuran Desa Sumurgayam Kecamatan
Paciran Kabupaten Lamongan Tahun 2022. Jurnal Bimbingan dan Konseling
Islam.
Saputri, D. A. & Pambudi, dkk. (2018). Dampak penggunaan gadget terhadap
kemampuan interaksi sosial anak usia dini. metro lampung.
Subarkah & Milana 2019. “Pengaruh Gadget terhadap Perkembangan Amak”.
Jurnal Rausyan Fikr.
Wiyani, N. (2014). Psikologi Perkembangan Anak Usia Dini. Yogyakarta:
GavaMedia.
Wijanarko & Setiawati. (2016). Ayah Ibu Baik Parenting Era Digital. Jakarta:
Keluarga Indonesia Bahagia.
Yuliani Nurani. 2011. Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. jakarta: Indeks.

46
Kisi-kisi instrumen

Variabel Aspek Indikato Sub indikator


r
Dampak Dampak Dampak 1. Komunikasi
penggunaan gadget gadget positif menjadi lebih
terhadap interaksi praktis.
sosial anak usia 2. Anak
dini di desa tengku menjadi lebih
lawar, dusun kreatif.
Rawang,kecamatan 3.
lamba Memudakan
leda,kabupaten anak mengakses
manggarai timur. informasih.
Dampak 4. Menjadi pribadi
negatif yang tertutup
5. Kesehatan
terganggu
6. Gangguan tidur
7. Suka
menyendiri
8. Ancaman
cyberbullying
Interaksi Dampak 9. menjadi lebih
sosial positif aktif
10. memahami
bahasa-bahasa
asing
11. kemampuan
bahasa anak
Dampak 12. Malas
negatif beraktifitas
13. bermain
dengan teman
sebayanya
14. kecanduan
15. kurang sopan

47
16. mudah marah

Lembar observasi

No Pernyataan Yang
terlihat
Ya Tidak
1. Anak berkomunikasi lebih
mudah.
2. Anak menjadi lebih
kreatif.
3. Anak lebih mudah
mengakses informasi
4. Anak Menjadi pribadi yang
tertutup
5. Anak Kesehatan terganggu
6. Anak mengalami
Gangguan tidur
7. Anak Suka menyendiri
8. Anak mengalami
Ancaman cyberbullying
9. Anak menjadi lebih aktif
10. Anak memahami bahasa-
bahasa asing
11. Anak meningkatkan
kemampuan bahasa
12. Anak Malas beraktifitas
13. Anak bermain dengan
teman sebayanya
14. Anak kecanduan
15. Anak kurang sopan
16. Anak mudah marah

pedomaan wawancara

48
Nama anak :
Hari/tanggal :
Waktu :
Tempat :
Variabel Indikator Pertanyaan Keterangan
Ya Tidak
Dampak Dampak 1. Apakah
penggunaan positif Komunikasi
gadget terhadap anak menjadi
interaksi sosial lebih praktis.
anak usia dini di 2. Apakah Anak
desa tengku lawar, menjadi lebih
dusun kreatif.
Rawang,kecamata 3. Apakah anak
n lamba lebih mudah
leda,kabupaten mengakses
manggarai timur. informasi.
Dampak 4. Apakah anak
negatif Menjadi
pribadi yang
tertutup
5. Apakah
Kesehatan
anak
terganggu
6. Apakah anak
terdapat
Gangguan
tidur
7. Apakah anak
Suka
menyendiri
8. Apakah anak
mengalami
Ancaman
cyberbullying
9. Apakah anak
menjadi lebih
aktif
10. Apakah anak
memahami
bahasa-bahasa

49
asing
11. Apakah
kemampuan
bahasa anak
meningkat
12. Apakah anak
Malas
beraktifitas
13. Apakah anak
bermain
dengan teman
sebayanya
14. Apakah anak
kecanduan
15. Apakah
kurang sopan
16. Apakah anak
mudah marah

Pedoman Observasi
Nama anak :
Hari/tanggal :
Waktu :
Tempat :
No Aspek yang diamati keterangan
1. Apakah Anak
berkomunikasi lebih
mudah.
2. Apakah Anak menjadi
lebih kreatif.
3. Apakah Anak lebih mudah
mengakses informasi
4. Apakah Anak Menjadi
pribadi yang tertutup
5. Apakah Anak Kesehatan
terganggu
6. Apakah Anak mengalami
Gangguan tidur
7. Apakah Anak Suka
menyendiri
8. Apakah Anak mengalami

50
Ancaman cyberbullying
9. Apakah anak menjadi lebih
aktif
10 Apakah anak memahami
. bahasa-bahasa asing
11 Apakah kemampuan
. bahasa anak meningkat
12 Apakah anak Malas
. beraktifitas
13 Apakah anak bermain
. dengan teman sebayanya
14 Apakah anak kecanduan
.
15 Apakah kurang sopan
.
16 Apakah anak mudah marah
.

51

Anda mungkin juga menyukai