PROPOSAL
Oleh
Fenny Simamora
3192411025
2023
LEMBAR PENGESAHAN DAN PERSETUJUAN
TIM PENGUJI
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat-
Nya yang begitu besar, proposal dengan judul “Ïmplementasi Program Kampus
Mengajar Terhadap Penguatan Civic Engagement Mahasiswa (Studi Kasus Pada
Mahasiswa FIS Unimed Peserta Kampus Mengajar)” proposal ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada
semua yang terlibat medukung penulis dalam penyelesaian proposal ini. Teristimewa
penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Arief Wahyudi, S.H.,M.H selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Dr. Surya Dharma, M.Pd selaku sekretaris jurusan Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Medan dan sekaligus
menjadi dosen pembimbing skripsi penulis yang telah memberikan arahan
dan juga pengajaran kepada penulis sehingga proposal ini dapat
terselesaikan.
3. Ibu Sri Yunita, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang
selama ini sudah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis.
4. Seluruh Bapak Ibu Dosen dan Staf Pegawai di Jurusan PPKn Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Medan.
5. Kedua orang tua penulis yaitu Ayah Rodel Simamora, Ibu Romenta
Manalu, kedua adek Odniel Simamora dan Simson Simamora yang selalu
senantiasa mendoakan, membantu, memberi semangat, serta mencurahkan
segala doanya selama ini yang tak pernah dapat terhitung harganya dan
yang selalu memotivasi saya dalam segala hal.
6. Abang stambuk 2017 yang selalu mendukung, mendoakan, mendengarkan
keluh kesah penulis dan memberikan saran untuk proposal penulis yaitu
bang
ii
Frans.
7. Teman-teman seperbimbingan penulis yakni Maria dan Giopani.
Serta teman lainnya Pretty, Ester, Jisrel, dan Alfon.
Semoga kebaikan dan ketulusan yang telah diberikan kepada penulis
menjadi berkat rahmat bagi kita semuanya. Sebagai manusia biasa, penulis
menyadari masih banyak kekurangan/kelemahan proposal penelitian ini baik
dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu, penulis mengharapkan adanya
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi sempurnanya proposal
ini. Kiranya isi proposal ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.
Fenny Simamora
NIM. 3192411025
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii
DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv
Abstrak......................................................................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1
iv
3.2 Subjek Penelitian............................................................................................................23
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................27
LAMPIRAN.............................................................................................................................30
v
Abstrak
vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1
2
2
3
berbadan hukum, dan hak belajar tiga semester di luar program studi. Mahasiswa
diberikan kebebasan mengambil SKS di luar program studi, tiga semester yang di
maksud berupa 1 semester kesempatan mengambil mata kuliah di luar program studi
dan 2 semester melaksanakan aktivitas pembelajaran di luar perguruan tinggi (Dirjen
Pendidikan Tinggi, 2020).
Selain itu, menurut Menurut Mendikbud R.I, Nadiem Makarim seperti yang
dituangkan di dalam Hendri (2020) bahwa “merdeka belajar” adalah kemerdekaan
berpikir. Dan terutama esensi kemerdekaan berpikir ini harus ada pada guru dulu.
Tanpa terjadi dengan guru, tidak mungkin terjadi dengan muridnya. Dia
mencontohkan banyak kritik dari kebijakan yang akan ia terapkan. Misalnya,
kebijakan mengembalikan penilaian Ujian Sekolah Berbasis Nasional ke
sekolah.Salah satu kritiknya, kata Nadiem, menyebutkan banyak guru dan kepala
sekolah yang tak siap dan belum memiliki kompetensi untuk menciptakan penilaian
sendiri. Nadiem mengapresiasi kritik itu. Seharusnya tak ada orang yang meremehkan
kemampuan seorang guru. Kompetensi guru di level apapun, tanpa ada proses
penerjemahan dari kompetensi dasar dan kurikulum yang ada, maka tidak akan
pernah ada pembelajaran yang terjadi.Tanpa guru melalui proses interpretasi, refleksi
dan proses pemikiran secara mandiri, bagaimana menilai kompetensinya, bagaimana
menerjemahkan kompetensi dasar, ini menjadi suatu Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang baik. Menurutnya, bahwa pembelajaran tidak akan terjadi
jika hanya administrasi pendidikan yang akan terjadi. "Paradigma merdeka belajar
adalah untuk menghormati perubahan yang harus terjadi agar pembelajaran itu mulai
terjadi diberbagai macam sekolah."
Merdeka belajar sendiri menurut Siregar dkk (2020) memiliki esensi bahwa
peserta didik nantinya akan memiliki bebebasan dalam berfikir baik secara individu
maupun secara kelompok, sehingga di masa mendatang akan dapat melahirkan
peserta didik yang kritis, unggul, inovatif, kolaboratif, serta partisipatif. Kebijakan
program Merdeka Belajar tidak hanya dicanangkan untuk sekolah dasar saja, tetapi
juga pada perguruan tinggi. Untuk tingkat perguruan tinggi, terdapat berbagai macam
3
4
kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh mahasiswa, salah satu kegiatannya adalah
Program Kampus Mengajar Angkatan I.
Kegiatan Kampus Mengajar merupakan mengajar di sekolah yang dimana
program ini adalah salah satu bagian dari program kampus merdeka yang
dilaksanakan langsung oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi Republik Indonesia. Tujuan dari pengadaan program ini adalah untuk
mengikutsertakan langsung mahasiswa yang merupakan bagian dari penguatan
pembelajlaran literasi dan numerasi untuk membantu pembelajaran terutama di level
SD di daerah yang masih terakreditasi (Hendayana, 2021). Program ini juga
merupakan bagian dari program merdeka belajar yang dimana pada program merdeka
belajar peserta didik diharapkan memiliki kebebasan dalam berpikir baik secara
individu maupun kelomopok sehingga di masa yang akan datang melahirkan peserta
didik yang unggul, kritis, kreatif, kolaboratif, inovatif dan mampu berpartisipasi
(Widiyoo dan Irfana, 2021). Berdasarkan hasil penelusuran, didapati bahwa
mahasiswa Kampus mengajar membagi tanggung jawab pada setiap kelas untuk
memfokuskan pada kelas tersebut. Pembelajaran daring dilakukan dengan media
pembelajaran daring yang terdiri dari berbagai digital platforms untuk menghilangkan
kejenuhan dan membuat kreativitas pembelajaran (Smoyer, O’Brien, dan Rodriguez-
Keyes, 2020)
Menurut Etika dkk (2021) kampus mengajar adalah bagian dari program
MBKM untuk memberikan mahasiswa kesempatan belajar dan mengasah diri dengan
aktivitia dan kegiatan yang berada di luar perkuliahan. Kemudian Waldi dkk (2022)
menyebutkan bahwa Pada dasarnya, program kampus mengajar memiliki tujuan yaitu
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk ikut serta langsung dalam
mengajar dan mendalami ilmu di perkuliahan dengan cara membantu proses
pengajaran sekolah dasar yang ada di sekitar desa maupun kota tempat tinggalnya.
Mahasiswa yang mengikuti program Kampus Mengajar diharapkan mampu
memberikan kontribusi dalam memberikan perubahan di dalam pendidikan di
Indonesia, dan dapat menjadi wadah guru yang memiliki inovasi dalam pembelajaran
4
5
5
6
Gambar 1.1 Jumlah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Unimed dari Tahun
2021-2023
6
7
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka peneliti dapat
mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Kurangnya partisipasi mahasiswa terhadap kehidupan berwarga negara
2. Kurangnya inisiatif mahasiswa dalam mengidentifikasi masalah yang terdapat
di sekolah tempat program kampus mengajar dilaksanakan
3. Kurangnya pemahaman mahasiswa mengenai pelaksanaan kegiatan program
Kampus Mengajar
4. Perlunya penguatan keterlibatan warga negara oleh mahasiswa sebagai bentuk
partisipasi terhadap negara
1.3 Batasan Masalah
7
8
A. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan berguna sebagai alternatif informasi dan referensi
tambahan bagi peneliti lain yang menguji pengaruh dari impementasi Kampus
Mengajar terhadap penguatan civic engagement mahasiswa
B. Manfaat Praktis
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan berguna untuk mengetahui tentang pengaruh dari
program Kampus Mengajar terhadap penguatan civic engagement
mahasiswa
2. Bagi Pembaca
Dapat dijadikan sebagai sumber referensi dan alternatif informasi bagi
mahasiswa untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai
8
9
9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori
Program Kampus Mengajar adalah salah satu kegiatan dari program kampus
merdeka yang dimana mahasiswa dari setiap kampus dilibatkan untuk memberikan
kontribusi dalam sektor pendidikan terutama dalam pembelajaran di sekolah
khususnya pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Program ini dapat memberikan
mahasiswa kesempatan untuk mengembangkan kemampuan melalui akivitas di luar
jam kuliah (Sandi dkk, 2021). Kemudian menurut Nurafni dkk (2021) yang
menyebutkan bahwa program kampus mengajar meruoakan bentuk program dari
Merdeka Belajar Kampus Merdeka(MBKM) sebagai bentuk bantuan pembelajaran
terhadap guru di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengan Pertama (SMP) demi
mengembangkan kreativitas mahasiswa dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
Selanjutnya menurut Aji (2020) kampus mengajar merupakan salah satu bentuk
kepedulian mahasiswa pada pendidikan siswa SD baik yang berada di desa ataupun
kota yang mengalami kondisi kurang nyaman. Siswa dituntut harus tetap belajar
sementara tidak bisa bertatap muka dengan guru, tidak bisa bertemu dengan teman
yang dimana hal tersebut merupakan tantangan di dalam dunia pendidikan untuk ke
depan.
Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) secara resmi
diluncurkan pertama kali oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 24
januari 2020. Program ini merupakan suatu inovasi terbesar yang dilakukan oleh
Kemendikbud dalam dunia Pendidikan dalam lingkup perguruan tinggi, baik negeri
maupun swasta. Program ini yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nadiem Anwar Makariem ini diharapkan dapat menjawab tantangan
perguruan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan perkembangan
10
11
zaman, tuntutan dunia usaha, dan perkembangan teknologi yang semakin pesat
(Apriliyani dkk, 2022).
Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau bisa disebut MBKM merupakan suatu
kebijakan yang mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan/keahlian
yang berguna untuk memasuki dunia kerja dan masa depan mahasiwa yang mengikut
program tersebut. Dan juga untuk meningkatkan kompetensi baik soft skills maupun
hard skills agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman sebagai pemimpin
masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian (Anwar, 2021). Merdeka belajar
sendiri memiliki suatu esensi bahwa peserta didik nanti akan memiliki kebebasan
berfikir baik secara individu maupun kelompok, sehingga pada masa yang akan
datang dapat melahirkan peserta didik yang unggul, kritis, kreatif, kolaboratif,
inovatif, serta partisipasi (Asdiniah dan Dewi, 2021). Permendikbud Nomor 3 tahun
2020 tentang standar Nasional Pendidikan Tinggi menegaskan bahwa pemenuhan
masa dan beban belajar bagi mahasiswa program sarjana atau sarjana terapan dapat
dilaksanakan seluruhnya dalam program studi pada perguruan tinggi atau memenuhi
sebagian masa dan beban belajar dalam proses pembelajaran di luar program studi
(Tobing dkk, 2022).
Dalam program KM mahasiswa akan ditempatkan di sekolah dasar dekat
dengan domisilinya di seluruh Indonesia dan mengajar siswa-siswi Sekolah Dasar di
wilayah yang termasuk 3T (terdepan, tertinggal, dan tertular). Sekolah yang dijadikan
tempat untuk mahasiswa mengabdi yaitu sekolah yang memiliki akreditasi masih C
dimana mahasiswa membantu proses belajar mengajar di sekolah, membantu
administrasi, dan membantu adaptasi teknologi (Hamzah, 2021). Adapun program
kerja utama dari program KM yang harus dilakukan oleh mahasiswa adalah
mengajarkan literasi numerasi, adapatasi tekonologi dan Administrasi.
Adanya program KM ini dikarenakan Indonesia sedang membutuhkan
bantuan berbagai pihak untuk bisa bergerak secara sinergis menyukseskan Pendidikan
Nasional. Gerakan ini dapat dilakukan oleh siapapun termasuk dalam program KM
ini lebih mengarah ke mahasiswa untuk membantu sekolah, khususnya jenjang SD
12
untuk memberikan kesempatan optimal kepada semua peserta didik dalam kondisi
yang terbatas dan kritis selama pandemi (Iriawan dan Saefudin, 2021).
Program KM ini memiliki landasan hukum yang kuat, artinya program KM
ini memliki arah dan tujuan yang jelas. Tentunya program KM ini telah melalui
berbagai proses yang panjang oleh pemerintah khususnya Kemendikbud. Berikut
landasan hukum program KM :
a. Undang-Undang Republik Inodonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Pendidikan Tinggi
c. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2021 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
e. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 62 Tahun
2016 tentang Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi.
f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 32 Tahun 2019
tentang Pendoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah di Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 tahun 2020 tentang
Standard Nasional Pendidikan Tinggi.
h. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020
tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun
2020-2024.
i. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3/M/2021 tentang
Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi Negeri dan Lembaga
Layanan Pendidikan Tinggi di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
13
Menurut Ach. Wazir Ws., et al. (1999) partisipasi bisa diartikan sebagai
keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu.
Dengan pengertian itu, seseorang bisa berpartisipasi bila ia menemukan dirinya
dengan atau dalam kelompok, melalui berbagai proses berbagi dengan orang lain
dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan tanggungjawab bersama.
Kemudian artisipasi masyarakat menurut Isbandi (2007) adalah keikutsertaan
masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di
masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk
menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan
masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.
Mikkelsen (1999) membagi partisipasi menjadi 6 (enam) pengertian, yaitu:
1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa
ikut serta dalam pengambilan keputusan;
2. Partisipasi adalah “pemekaan” (membuat peka) pihak masyarakat untuk
meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi proyek
proyek pembangunan;
3. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan
yang ditentukannya sendiri;
4. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang
atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan
kebebasannya untuk melakukan hal itu;
5. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para
staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar supaya
memperoleh informasi mengenai konteks lokal, dan dampak-dampak sosial;
6. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri,
kehidupan, dan lingkungan mereka.
17
7. Kerjasama. Diperlukan adanya kerja sama berbagai pihak yang terlibat untuk
saling berbagi kelebihan guna mengurangi berbagai kelemahan yang ada,
khususnya yang berkaitan dengan kemampuan sumber daya manusia.
2) Yana Maulana pada tahun (2020) dengan judul “Pengaruh Program Kuliah
Kerja Nyata Tematik Terhadap Peningkatan Civic engagement Untuk
Membangun Tanggung Jawab Warga Negara”. Hasil penelitian ini adalah
program KKN Tematik memberikan pengaruh terhadap peningkatan civic
engagement masyarakat di Kota Bandung. Pendekatan penelitian yang
digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan pengamatan secara langsung
dengan pengujian hipotesis menggunakan uji regresi linear sederhana. Hasil
pengolahan data menunjukkan bahwa program KKN Tematik memberikan
pengaruh terhadap peningkatan civic engagement masyarakat di Kota
Bandung. Kemudian perbedaan dengan penelitian yang akan diteliti adalah
terkait variabel X penelitian, dimana dalam penelitian ini variabel X nya
adalah pengaruh program KKN Tematik dan sedangkan variabel X dari
peneliti adalah pengaruh program kampus mengajar. Kemudian untuk
persamaan dalam penelitian ini adalah terdapat dalam variabel Y nya yakni
mencari peningkatan civic engagement mahasiswa.
3) Jenisa Asri Permana (2020) dengan judul “Efektivitas program kampung KB
dan pengaruhnya terhadap partisipasi masyarakat (civic engagement) dalam
mewujudkan pembangunan berwawasan Kependudukan di dusun kamalsari
desa kertajaya kecamatan tambakdahan kabupaten subang. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey, deskriptif dan
studi korelasi. Hasil dari penelitian ini adalah menunjukkan efektivitas
program Kampung KB ini memberikan pengaruh yang kuat dan signifikan
terhadap partisipasi masyarakat (Civic engagement) dalam mewujudkan
pembangunan berwawasan kependudukan. Hal tersebut sesuai dengan Teori
Kewarganegaraan Republikan yang memiliki prinsip bahwa jaminan hak-hak
warga negara ditentukan oleh kebaikan warga negara tersebut dalam
memberikan partisipasi dalam kepentingan publik. Dengan demikian Program
Kampung KB dapat menjadi sarana yang tepat untuk masyarakat agar lebih
20
Program Kampus
Mengajar
Mahasiswa Peserta
Kampus Mengajar
23
24
Analisis data menurut Sugiyono (2018) adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan
ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Sedangkan menurut Moleong (2017) analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian
dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti
yang disarankan oleh data. Ketepatan dan keakuratan data yang terkumpul sangat
diperlukan, namun tidak dapat pula dipungkiri bahwa sumber informasi yang berbeda
25
adalah dengan teks yang bersifat naratif. Melalui penyajian data tersebut, maka data
terorganisasikan, dan tersusun sehingga akan semakin mudah dipahami (Sugiyono,
2018:249).
3. Penarikan Kesimpulan.
Langkah terakhir dalam menganalisis penelitian kualitatif adalah penarikan
kesimpulan. Menurut Sugiyono (2018) kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak,
karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan perumusan masalah dalam
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian
berada dilapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru
yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran
suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas sehingga setelah diteliti menjadi
jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Asdiniah, E.N.A dan Dewi, A.D. (2021). ‘Urgensi Merdeka Belajar : Tanggapan
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru’. Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan. 5.1 25–34
Dwi Etika, Erdyna, Sevia Cindy Pratiwi, Dwike Megah Purnama Lenti, and Dina
Rahma Al Maida. (2021). “Peran Mahasiswa Kampus Mengajar Angkatan
2 Dalam Adaptasi Teknologi Di Sdn Dawuhan Sengon 2.” Journal of
Educational Integration and Development 1(4):2021.
Hendri, N. (2020). Merdeka Belajar; Antara Retorika Dan Aplikasi. E-Tech, 8(1), 1–
9. https://doi.org/10.1007/XXXXXX-XX-0000-00
27
Himawati , I.P dan Habibah, U. (2021). Pelaksanaan Kampus Mengajar dalam
Rangka Meningkatkan Peran Mahasiswa di SDN 95 Kabupaten Kaur,
Bengkulu. Seminar Nasional Pemberdayaan Masyarakat. 3
Iriawan, S.B, and Asep, S. (2021). Buku Saku Utama Aktivitas Mahasiswa Program
Kampus Mengajar 2021. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan,
Iriawan, Sandi Budi, and Asep Saefudin, Buku Saku Utama Aktivitas Mahasiswa
Program Kampus Mengajar 2021, Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan, 2021
Khotimah, N. R., Riswanto, R., & Udayati, U. 2021. Pelaksanaan Program Kampus
Mengajar Di Sd Negeri 014 Palembang Sumatera Selatan. Sinar Sang
Surya: Jurnal Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(2), 195-204.
Putria, H., Luthfi, H. M., & Din, A. U. (2020). Analisis Proses Pembelajaran Jaringan
(DARING) Masa Pandemi Covid – 19 Pada Guru Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu, Vol. 4 (4). https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.46 0 S
Sadikin, A., & Hamidah, A. (2020). Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid –
19. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, vol. 6 (2).
https://doi.org/10.22437/bio.v6i2.9759
Siregar, N., Sahirah, R., dan Harahap, A. A. (2020). Konsep Kampus Merdeka
Belajar di Era Revolusi Industri 4.0. Fitrah: Journal of Islamic Education,
1(1), 141–157.
28
Smoyer, A. B., O’Brien, K., & Rodriguez-Keyes, E. (2020). Lessons learned from
COVID-19: being known in online social work classrooms. International
Social Work, 0(0), 1–4. https://doi.org/10.1177/0020872820940021
Tobing, Erwin, Juanaedi, and Dkk. (2022). Buku Panduan Kampus Mengajar
Angkatan 3 Tahun 2022. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
Widiyono, A., Irfana, S., & Firdausia, K. (2021). Implementasi Merdeka Belajar
Melalui Kampus Mengajar Perintis di Sekolah Dasar. Metodik Didaktik:
Jurnal Pendidikan Ke-SD-An, 16(2), 102–107.
Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud RI. (2020). Buku Panduan Merdeka Belajar-
Kampus Merdeka Edisi Ke-Satu. Jakarta. Kemendikbud
29
30
LAMPIRAN
Nama :
NIM :
Jurusan :
30