Anda di halaman 1dari 37

IMPLEMENTASI PROGRAM KAMPUS MENGAJAR TERHADAP

PENGUATAN CIVIC ENGANGEMENT MAHASISWA


(STUDI KASUS PADA MAHASISWA FIS UNIMED
PESERTA KAMPUS MENGAJAR)

PROPOSAL

Diajukan untuk Memenuhi

Persyaratan Seminar Proposal

Oleh

Fenny Simamora

3192411025

JURUSAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
LEMBAR PENGESAHAN DAN PERSETUJUAN

Proposal ini diajukan oleh Fenny Simamora, NIM 3192411025

Telah Diseminarkan di Depan Tim Penguji

Pada Tanggal 13 Juni 2023

TIM PENGUJI

1. Dr. Surya Dharma S.Pd.,M.Pd


Pembimbing Skripsi

2. Dr. Sri Yunita, S.Pd.,M.Pd


Penguji

3. Drs. Liber Siagian, M.Si


Penguji

4. Maryatun Kabatiah, S.Pd.,M.Pd


Penguji

Disetujui dan Disahkan pada


Medan, Oktober 2023

Ketua Jurusan PPKn

Arief Wahyudi, SH., M.H


NIP.19820602006041002

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas berkat-
Nya yang begitu besar, proposal dengan judul “Ïmplementasi Program Kampus
Mengajar Terhadap Penguatan Civic Engagement Mahasiswa (Studi Kasus Pada
Mahasiswa FIS Unimed Peserta Kampus Mengajar)” proposal ini dapat terselesaikan
dengan baik.
Dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih kepada
semua yang terlibat medukung penulis dalam penyelesaian proposal ini. Teristimewa
penulis ucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak Arief Wahyudi, S.H.,M.H selaku Ketua Jurusan Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Medan.
2. Bapak Dr. Surya Dharma, M.Pd selaku sekretaris jurusan Pendidikan
Pancasila dan Kewarganegaraan Universitas Negeri Medan dan sekaligus
menjadi dosen pembimbing skripsi penulis yang telah memberikan arahan
dan juga pengajaran kepada penulis sehingga proposal ini dapat
terselesaikan.
3. Ibu Sri Yunita, S.Pd., M.Pd selaku dosen pembimbing akademik yang
selama ini sudah membimbing dan memberikan arahan kepada penulis.
4. Seluruh Bapak Ibu Dosen dan Staf Pegawai di Jurusan PPKn Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Medan.
5. Kedua orang tua penulis yaitu Ayah Rodel Simamora, Ibu Romenta
Manalu, kedua adek Odniel Simamora dan Simson Simamora yang selalu
senantiasa mendoakan, membantu, memberi semangat, serta mencurahkan
segala doanya selama ini yang tak pernah dapat terhitung harganya dan
yang selalu memotivasi saya dalam segala hal.
6. Abang stambuk 2017 yang selalu mendukung, mendoakan, mendengarkan
keluh kesah penulis dan memberikan saran untuk proposal penulis yaitu
bang

ii
Frans.
7. Teman-teman seperbimbingan penulis yakni Maria dan Giopani.
Serta teman lainnya Pretty, Ester, Jisrel, dan Alfon.
Semoga kebaikan dan ketulusan yang telah diberikan kepada penulis
menjadi berkat rahmat bagi kita semuanya. Sebagai manusia biasa, penulis
menyadari masih banyak kekurangan/kelemahan proposal penelitian ini baik
dari segi isi maupun tata bahasa, untuk itu, penulis mengharapkan adanya
kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi sempurnanya proposal
ini. Kiranya isi proposal ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan.

Medan, Oktober 2023


Penulis,

Fenny Simamora

NIM. 3192411025

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN DAN PERSETUJUAN..................................................................i

KATA PENGANTAR...............................................................................................................ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................................iv

Abstrak......................................................................................................................................vi

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................................1

1.1 Latar Belakang.................................................................................................................1

1.2 Identifikasi Masalah.........................................................................................................7

1.3 Batasan Masalah..............................................................................................................7

1.4 Rumusan Masalah............................................................................................................8

1.5 Tujuan Penelitian.............................................................................................................8

1.6 Manfaat Penelitian...........................................................................................................8

BAB II KAJIAN PUSTAKA...................................................................................................10

2.1 Kajian Teori...................................................................................................................10

2.1.1 Program Kampus Mengajar....................................................................................10

2.1.2 Tujuan Program Kampus Mengajar........................................................................13

2.1.3 Syarat-syarat Mengikuti Program Kampus Mengajar Bagi Mahasiswa.................14

2.1.4 Partisipasi Masyarakat (Civic engagement)............................................................15

2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan......................................................................................18

2.3 Kerangka Berpikir..........................................................................................................21

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................................................23

3.1 Desain Penelitian............................................................................................................23

3.1.1. Jenis dan Metode Penelitian...................................................................................23

3.1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian..................................................................................23

iv
3.2 Subjek Penelitian............................................................................................................23

3.3 Defenisi Operasional......................................................................................................24

3.4 Teknik Pengumpulan Data.............................................................................................24

3.5 Teknik Analisis Data......................................................................................................24

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................27

LAMPIRAN.............................................................................................................................30

v
Abstrak

Fenny Simamora, NIM 3192411025 (2023). Implementasi Program Kampus


Mengajar Terhadap Penguatan Civic Engangement Mahasiswa (Studi Kasus
Pada Mahasiswa FIS Unimed Peserta Kampus Mengajar)

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak implementasi program


kampus mengajar terhadap penguatan Civic engagement mahasiswa peserta kampus
mengajar. Penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kualitatif dengan
menggunakan angket wawancara sebagai alat pengumpulan data. Narasumber dalam
penelitian ini adalah seluruh mahasiswa FIS UNIMED dan dengan spesifikasi
narasumber adalah mahasiswa yang mengikuti program kampus mengajar. Teknik
analisis data dalam penelitian ini adalah dengan melakukan analisis kualitatif
terhadap informasi yang diterima dari narasumber kemudian mereduksi, menyajikan
data dan menarik kesimpulan terhadap pengaruh dari implementasi program kampus
mengajar terhadap penguatan Civic engagement mahasiswa.

Kata Kunci : Kampus Mengajar, Civic Engagement

vi
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kampus Merdeka merupakan sebuah program yang dibuat oleh Menteri


Pendidikan dan Kebudayaan dengan tujuan mendorong mahasiswa agar dapat
menguasai kelimuannya dan mengasah sesuai dengan minat dan bakat dengan cara
terjun secara langsung ke lapangan kerja untuk meniti karir di masa depan. Salah satu
program yang terdapat dalam Kampus Merdeka ialah Kampus Mengajar. Kampus
merdeka merupakan salah satu program dari Kampus Merdeka yang dimana
mahasiswa dari setiap dengan latar belakang pendidikan berbeda dilibatkan dalam
proses pembelajaran di sekolah khususnya pada Sekolah Dasar (SD) di seluruh
Indonesia (Iriawan dkk, 2021).
Salah satu dampak pandemi Corona Covid-19 bagi pendidikan di Indonesia
adalah semua institusi pendidikan terpaksa meniadakan pembelajaran langsung
(Putria et al., 2020). Adanya Pandemi Covid-19 membuat program-program
implementasi Kampus Merdeka yang telah direncanakan terpaksa mengalami
penyesuaian. Meskipun demikian, beberapa program Kampus Merdeka tetap
dilaksanakan, salah satunya adalah program Kampus Mengajar Perintis (KMP).
Menurut Sadikin (2020) pelaksanakan pembelajaran daring adalah salah satu model
pembelajaran yang dilakukan pada masa pandemi, karena dalam prinsip kebijakan
pendidikan di masa pandemi Covid-19 adalah mengutamakan kesehatan dan
keselamatan para peserta didik, para pendidik, tenaga kependidikan, keluarga, dan
masyarakat pada umumnya, dalam rangka pemenuhan layanan pendidikan selama
masa pandemik.
Pada sektor pendidikan untuk melindungi generasi bangsa dari penularan
Covid-19 maka pemerintah mengeluarkan kebijakan penyelenggaraan pembelajaran
dilakukan secara daring atau pembelajaran jarak jauh. Pembelajaran daring atau
pembelajaran jarak jauh yang dilaksanakan saat ini belum sepenuhnya efektif dalam

1
2

penyelenggaraan pembelajaran di masa pandemi Covid-19. Hal tersebut dapat terlihat


dari kurangnya semangat dan motivasi belajar siswa. Untuk tingkat sekolah,
pembelajaran jarak jauh yang sangat terkendala dengan permasalahan logistik yang
sangat mempengaruhi efektifitas proses pembelajaran. Oleh karena itu, melalui
Direktorat Pembelajaran dan Kemahasiswaan, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi
menyusun Program Kampus Mengajar. Kampus Mengajar Angkatan 1 Tahun 2021
merupakan program lanjutan dari Program Kampus Mengajar Perintisan yang telah
dilaksanakan pada tahun 2020 sebagai bukti dedikasi kampus melalui mahasiswa
untuk bergerak menyukseskan pendidikan nasional dalam kondisi pandemi. Kampus
Mengajar adalah salah satu bentuk pelaksanaan Merdeka Belajar Kampus Merdeka
(MBKM) yang memberikan hak belajar mahasiswa selama tiga semester di luar
program studi untuk meningkatkan kompetensi baik soft skills maupun hard skills
agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman sebagai pemimpin masa depan
bangsa yang unggul dan berkepribadian. Pelaksanaan Kampus Mengajar membantu
kegiatan belajar mengajar di masa pandemi, terutama untuk SD di daerah 3T atau
minimal Akreditasi C (Khotimah dkk, 2021).
Dalam rangka menyiapkan mahasiswa menghadapi perubahan sosial, budaya,
dunia kerja dan kemajuan teknologi yang pesat, kompetensi mahasiswa harus
disiapkan untuk lebih gayut dengan kebutuhan zaman. Link and match tidak saja
dengan dunia industri dan dunia kerja tetapi juga dengan masa depan yang berubah
dengan cepat. Perguruan Tinggi dituntut untuk dapat merancang dan melaksanakan
proses pembelajaran yang inovatif agar mahasiswa dapat meraih capaian
pembelajaran mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara optimal
dan selalu relevan. Kebijakan Merdeka Belajar - Kampus Merdeka diharapkan dapat
menjadi jawaban atas tuntutan tersebut. Kampus Merdeka merupakan wujud
pembelajaran di perguruan tinggi yang otonom dan fleksibel sehingga tercipta kultur
belajar yang inovatif, tidak mengekang, dan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa.
Program utama yaitu: kemudahan pembukaan program studi baru, perubahan sistem
akreditasi perguruan tinggi, kemudahan perguruan tinggi negeri menjadi PTN

2
3

berbadan hukum, dan hak belajar tiga semester di luar program studi. Mahasiswa
diberikan kebebasan mengambil SKS di luar program studi, tiga semester yang di
maksud berupa 1 semester kesempatan mengambil mata kuliah di luar program studi
dan 2 semester melaksanakan aktivitas pembelajaran di luar perguruan tinggi (Dirjen
Pendidikan Tinggi, 2020).
Selain itu, menurut Menurut Mendikbud R.I, Nadiem Makarim seperti yang
dituangkan di dalam Hendri (2020) bahwa “merdeka belajar” adalah kemerdekaan
berpikir. Dan terutama esensi kemerdekaan berpikir ini harus ada pada guru dulu.
Tanpa terjadi dengan guru, tidak mungkin terjadi dengan muridnya. Dia
mencontohkan banyak kritik dari kebijakan yang akan ia terapkan. Misalnya,
kebijakan mengembalikan penilaian Ujian Sekolah Berbasis Nasional ke
sekolah.Salah satu kritiknya, kata Nadiem, menyebutkan banyak guru dan kepala
sekolah yang tak siap dan belum memiliki kompetensi untuk menciptakan penilaian
sendiri. Nadiem mengapresiasi kritik itu. Seharusnya tak ada orang yang meremehkan
kemampuan seorang guru. Kompetensi guru di level apapun, tanpa ada proses
penerjemahan dari kompetensi dasar dan kurikulum yang ada, maka tidak akan
pernah ada pembelajaran yang terjadi.Tanpa guru melalui proses interpretasi, refleksi
dan proses pemikiran secara mandiri, bagaimana menilai kompetensinya, bagaimana
menerjemahkan kompetensi dasar, ini menjadi suatu Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang baik. Menurutnya, bahwa pembelajaran tidak akan terjadi
jika hanya administrasi pendidikan yang akan terjadi. "Paradigma merdeka belajar
adalah untuk menghormati perubahan yang harus terjadi agar pembelajaran itu mulai
terjadi diberbagai macam sekolah."
Merdeka belajar sendiri menurut Siregar dkk (2020) memiliki esensi bahwa
peserta didik nantinya akan memiliki bebebasan dalam berfikir baik secara individu
maupun secara kelompok, sehingga di masa mendatang akan dapat melahirkan
peserta didik yang kritis, unggul, inovatif, kolaboratif, serta partisipatif. Kebijakan
program Merdeka Belajar tidak hanya dicanangkan untuk sekolah dasar saja, tetapi
juga pada perguruan tinggi. Untuk tingkat perguruan tinggi, terdapat berbagai macam

3
4

kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh mahasiswa, salah satu kegiatannya adalah
Program Kampus Mengajar Angkatan I.
Kegiatan Kampus Mengajar merupakan mengajar di sekolah yang dimana
program ini adalah salah satu bagian dari program kampus merdeka yang
dilaksanakan langsung oleh Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi Republik Indonesia. Tujuan dari pengadaan program ini adalah untuk
mengikutsertakan langsung mahasiswa yang merupakan bagian dari penguatan
pembelajlaran literasi dan numerasi untuk membantu pembelajaran terutama di level
SD di daerah yang masih terakreditasi (Hendayana, 2021). Program ini juga
merupakan bagian dari program merdeka belajar yang dimana pada program merdeka
belajar peserta didik diharapkan memiliki kebebasan dalam berpikir baik secara
individu maupun kelomopok sehingga di masa yang akan datang melahirkan peserta
didik yang unggul, kritis, kreatif, kolaboratif, inovatif dan mampu berpartisipasi
(Widiyoo dan Irfana, 2021). Berdasarkan hasil penelusuran, didapati bahwa
mahasiswa Kampus mengajar membagi tanggung jawab pada setiap kelas untuk
memfokuskan pada kelas tersebut. Pembelajaran daring dilakukan dengan media
pembelajaran daring yang terdiri dari berbagai digital platforms untuk menghilangkan
kejenuhan dan membuat kreativitas pembelajaran (Smoyer, O’Brien, dan Rodriguez-
Keyes, 2020)
Menurut Etika dkk (2021) kampus mengajar adalah bagian dari program
MBKM untuk memberikan mahasiswa kesempatan belajar dan mengasah diri dengan
aktivitia dan kegiatan yang berada di luar perkuliahan. Kemudian Waldi dkk (2022)
menyebutkan bahwa Pada dasarnya, program kampus mengajar memiliki tujuan yaitu
memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk ikut serta langsung dalam
mengajar dan mendalami ilmu di perkuliahan dengan cara membantu proses
pengajaran sekolah dasar yang ada di sekitar desa maupun kota tempat tinggalnya.
Mahasiswa yang mengikuti program Kampus Mengajar diharapkan mampu
memberikan kontribusi dalam memberikan perubahan di dalam pendidikan di
Indonesia, dan dapat menjadi wadah guru yang memiliki inovasi dalam pembelajaran

4
5

di Sekolah Dasar. Lalu mahasiswa juga diharapkan dapat mengembangkan


keterampilan sosial, empati, komunikasi, kreativitas, pemecahan masalah, inovasi
dalam menghadapi peserta didik yang ada di sekolah (Himawati dan Habibah, 2021).
Kebijakan Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) tertuang melalui
Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3/M/2021 tentang Indikator
Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi Negeri dan Lembaga Layanan Pendidikan
Tinggi di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan. Permendikbud ini memberikan
hak bagi mahasiswa selama tiga semester untuk belajar di luar program studinya, baik
di dalam maupun di luar perguruan tingginya. Implementasi hak belajar tersebut
diwujudkan dalam 8 (delapan) bentuk pembelajaran. Adapun kedelapan bentuk
pembelajaran tersebut, adalah (a) Pertukaran Pelajar, (b) Magang/Praktik Kerja, (c)
Asistensi Mengajar di Satuan Pendidikan, (d) Penelitian/Riset, (e) Proyek
Kemanusiaan, (f) Kegiatan Kewirausahaan, (g) Studi/Proyek Independen, (h)
Membangun Desa/KKN Tematik.
Program Kampus Mengajar ini mampu membentuk civic engagement
(keterlibatan warga negara) mahasiswa sebagai bagian dari warga negara yang baik.
Dalam hal ini mahasiswa dilibatkan langsung ke masyarakat dalam pembangunan
pendidikan di sekolah-sekolah terutama pada Sekolah Dasar (SD) yang ada di
Indonesia baik itu yang berada di dekat daerah tempat tinggalnya maupun yang
berada pada zona 3T (terdepan, terluar dan terbelakang) secara sukarela dan sungguh-
sungguh dalam pelaksanaannya. Keterlibatan warga negara itu sendiri merupakan
sebuah unsur yang penting dalam pembangunan dalam negara. Civic engagement atau
yang dapat disebut sebagai keterlibatan warga negara merupakan kewajiban yang
perlu diterapkan demi kemajuan sebuah negara.
Menurut Gusmadi (2018), Civic engagement adalah sebuah pemikiran yang
menitik beratkan pada sebuah keterlibatan warga negara adalam suatu coummunity
civic yang harus diterapkan dalam berbagai aspek kehidupan. Pemahaman mengenai
civic engagement ini telah diterapkan dalan pendidikan kewarganegaraan yang
dimana Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) secara konsekuen menghadirkan

5
6

pemikiran-pemikiran yang sejalan dengan menjadikan warga negara yang baik,


terutama dalam hal keterlibatan warga negara. Keterlibatan warga negara sangat
diperlukan dalam pembangunan bangsa baik daris egi ekonomi, sosial, politik dan
pendidikan. Pendidikan kewarganegaraan menjadi kunci utama yang perlu
diperhatikan demi meningkatkan keterlibatan warga negara yang baik agar ikut akif
dalam pembangunan negara. Oleh sebab itu sebagai mahasiswa jurusan pendidikan
kewarganegaraan yang ada di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan yang
telah mempelajari berbagai ilmu mengenai kewarganegaraan harus ikut serta dan
turut berpartisipasi dalam pembangunan negara di bidang pendidikan dengan
mengikuti program kampus mengajar.
Pelaksanaan Kampus Mengajar (KM) di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial
Universitas Negeri Medan dilakukan setiap tahunnya, hal ini dapat dilihat dari
keikutsertaan mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial yang mengikuti KM pada gambar
berikut :
20
18
18
16
14
14
12
12
10 Tahun 2021
Tahun 2022
8
8 Tahun 2023
6
6
4 5 5 5 5
2
2 2 2
0
PKN Sejarah Geografi Antropologi
Jurusan

Gambar 1.1 Jumlah Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Unimed dari Tahun
2021-2023

6
7

Berdasarkan pada Gambar 1.1 di atas, dapat diketahui bahwa jumlah


mahasiswa dari setiap jurusan yang ada di Fakultas Ilmu Sosial (FIS) Unimed yang
mengikuti kegiatan Kampus Mengajar (KM) cenderung mengalami peningkatan
walaupun terjadi penurunan seperi di tahun 2022 pada mahasiswa Jurusan Sejarah.
Hal ini menandakan bahwa kegiatan KM dilaksanakan setiap tahun oleh mahasiswa
FIS Unimed dengan jumlah pengutusan yang berbeda pada setiap tahunnya.
Berdasarkan dari latar belakang masalah dan fakta-fakta yang ditemui di atas,
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang berfokus pada civic engagement
(keterlibatan warga negara) mahasiswa FIS Unimed yang menjadi peserta kampus
mengajar dengan judul “ Implementasi Kampus Mengajar Terhadap Penguatan
Civic engagement Mahasiswa (Studi Kasus Pada Mahasiswa FIS UNIMED
Peserta Kampus Mengajar)”
1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka peneliti dapat
mengidentifikasi masalah sebagai berikut :
1. Kurangnya partisipasi mahasiswa terhadap kehidupan berwarga negara
2. Kurangnya inisiatif mahasiswa dalam mengidentifikasi masalah yang terdapat
di sekolah tempat program kampus mengajar dilaksanakan
3. Kurangnya pemahaman mahasiswa mengenai pelaksanaan kegiatan program
Kampus Mengajar
4. Perlunya penguatan keterlibatan warga negara oleh mahasiswa sebagai bentuk
partisipasi terhadap negara
1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah, penelitian ini akan


dibatasi pada implementasi program Kampus Mengajar berdasarkan kesiapan
mahasiswa dalam meningkatkan civic engagement terhadap mahasiswa yang menjadi
peserta Kampus Mengajar Gelombang 5.

7
8

1.4 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan pembatasan masalah dalam


penelitian ini, maka peneliti merumuskan masalah dalam penelitian ini yaitu
1. Bagaimana implementasi Kampus Mengajar terhadap penguatan civic
engagement mahasiswa?
2. Bagaimana dampak kegiatan Kampus Mengajar terhadap penguatan civic
engagement mahasiswa?
1.5 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, meaka yang menjadi tujuan penelitian


ini adalah
1. Mengetahui implementasi Kampus Mengajar terhadap penguatan civic
engagement mahasiswa
2. Mengetahui dampak dari Kampus Mengajar terhadap penguatan civic
engagement mahasiswa
1.6 Manfaat Penelitian

A. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan berguna sebagai alternatif informasi dan referensi
tambahan bagi peneliti lain yang menguji pengaruh dari impementasi Kampus
Mengajar terhadap penguatan civic engagement mahasiswa
B. Manfaat Praktis
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan berguna untuk mengetahui tentang pengaruh dari
program Kampus Mengajar terhadap penguatan civic engagement
mahasiswa
2. Bagi Pembaca
Dapat dijadikan sebagai sumber referensi dan alternatif informasi bagi
mahasiswa untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai

8
9

pengaruh program Kampus Mengajar terhadap peguatan civic engagement


mahasiswa.

9
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kajian Teori

2.1.1 Program Kampus Mengajar

Program Kampus Mengajar adalah salah satu kegiatan dari program kampus
merdeka yang dimana mahasiswa dari setiap kampus dilibatkan untuk memberikan
kontribusi dalam sektor pendidikan terutama dalam pembelajaran di sekolah
khususnya pada jenjang Sekolah Dasar (SD). Program ini dapat memberikan
mahasiswa kesempatan untuk mengembangkan kemampuan melalui akivitas di luar
jam kuliah (Sandi dkk, 2021). Kemudian menurut Nurafni dkk (2021) yang
menyebutkan bahwa program kampus mengajar meruoakan bentuk program dari
Merdeka Belajar Kampus Merdeka(MBKM) sebagai bentuk bantuan pembelajaran
terhadap guru di Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengan Pertama (SMP) demi
mengembangkan kreativitas mahasiswa dalam pelaksanaan pembelajaran di sekolah.
Selanjutnya menurut Aji (2020) kampus mengajar merupakan salah satu bentuk
kepedulian mahasiswa pada pendidikan siswa SD baik yang berada di desa ataupun
kota yang mengalami kondisi kurang nyaman. Siswa dituntut harus tetap belajar
sementara tidak bisa bertatap muka dengan guru, tidak bisa bertemu dengan teman
yang dimana hal tersebut merupakan tantangan di dalam dunia pendidikan untuk ke
depan.
Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) secara resmi
diluncurkan pertama kali oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pada tanggal 24
januari 2020. Program ini merupakan suatu inovasi terbesar yang dilakukan oleh
Kemendikbud dalam dunia Pendidikan dalam lingkup perguruan tinggi, baik negeri
maupun swasta. Program ini yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nadiem Anwar Makariem ini diharapkan dapat menjawab tantangan
perguruan tinggi untuk menghasilkan lulusan yang sesuai dengan perkembangan

10
11

zaman, tuntutan dunia usaha, dan perkembangan teknologi yang semakin pesat
(Apriliyani dkk, 2022).
Merdeka Belajar Kampus Merdeka atau bisa disebut MBKM merupakan suatu
kebijakan yang mendorong mahasiswa untuk menguasai berbagai keilmuan/keahlian
yang berguna untuk memasuki dunia kerja dan masa depan mahasiwa yang mengikut
program tersebut. Dan juga untuk meningkatkan kompetensi baik soft skills maupun
hard skills agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan zaman sebagai pemimpin
masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian (Anwar, 2021). Merdeka belajar
sendiri memiliki suatu esensi bahwa peserta didik nanti akan memiliki kebebasan
berfikir baik secara individu maupun kelompok, sehingga pada masa yang akan
datang dapat melahirkan peserta didik yang unggul, kritis, kreatif, kolaboratif,
inovatif, serta partisipasi (Asdiniah dan Dewi, 2021). Permendikbud Nomor 3 tahun
2020 tentang standar Nasional Pendidikan Tinggi menegaskan bahwa pemenuhan
masa dan beban belajar bagi mahasiswa program sarjana atau sarjana terapan dapat
dilaksanakan seluruhnya dalam program studi pada perguruan tinggi atau memenuhi
sebagian masa dan beban belajar dalam proses pembelajaran di luar program studi
(Tobing dkk, 2022).
Dalam program KM mahasiswa akan ditempatkan di sekolah dasar dekat
dengan domisilinya di seluruh Indonesia dan mengajar siswa-siswi Sekolah Dasar di
wilayah yang termasuk 3T (terdepan, tertinggal, dan tertular). Sekolah yang dijadikan
tempat untuk mahasiswa mengabdi yaitu sekolah yang memiliki akreditasi masih C
dimana mahasiswa membantu proses belajar mengajar di sekolah, membantu
administrasi, dan membantu adaptasi teknologi (Hamzah, 2021). Adapun program
kerja utama dari program KM yang harus dilakukan oleh mahasiswa adalah
mengajarkan literasi numerasi, adapatasi tekonologi dan Administrasi.
Adanya program KM ini dikarenakan Indonesia sedang membutuhkan
bantuan berbagai pihak untuk bisa bergerak secara sinergis menyukseskan Pendidikan
Nasional. Gerakan ini dapat dilakukan oleh siapapun termasuk dalam program KM
ini lebih mengarah ke mahasiswa untuk membantu sekolah, khususnya jenjang SD
12

untuk memberikan kesempatan optimal kepada semua peserta didik dalam kondisi
yang terbatas dan kritis selama pandemi (Iriawan dan Saefudin, 2021).
Program KM ini memiliki landasan hukum yang kuat, artinya program KM
ini memliki arah dan tujuan yang jelas. Tentunya program KM ini telah melalui
berbagai proses yang panjang oleh pemerintah khususnya Kemendikbud. Berikut
landasan hukum program KM :
a. Undang-Undang Republik Inodonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
b. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2021 tentang
Pendidikan Tinggi
c. Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2014 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan Tinggi dan Pengelolaan Perguruan Tinggi.
d. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2021 tentang
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI).
e. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Nomor 62 Tahun
2016 tentang Penjaminan Mutu Perguruan Tinggi.
f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 32 Tahun 2019
tentang Pendoman Umum Penyaluran Bantuan Pemerintah di Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan.
g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 tahun 2020 tentang
Standard Nasional Pendidikan Tinggi.
h. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020
tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun
2020-2024.
i. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3/M/2021 tentang
Indikator Kinerja Utama (IKU) Perguruan Tinggi Negeri dan Lembaga
Layanan Pendidikan Tinggi di Lingkungan Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.
13

j. Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 74/P/2021 tentang


Pengakuan Sistem Kredit Semester Merdeka Belajar Kampus Merdeka.
2.1.2 Tujuan Program Kampus Mengajar

Menurut Anwar (2021) tujuan dari pelaksanan program kampus mengajar


adalah sebagai bentuk kegiatan mahasiswa yang bekerja sama dengan pihak terkait
yang dalam hal ini adalah sekolah. Melalui program kampus mengajar ini mahasiswa
diharapkan dapat bekerja sam dengan maksimal dan mempunyai tanggung jawab
dalam membantu menjalankan proses pembelajaran dengan adaptasi teknologi yang
ada dan membantu administrasi sekolah di mana mahasiswa ditempatkan. Adapun
cakupan dari pelaksanaan program kampus mengajar adalah semua mata pelajaran
yang berfokus pada pembelajaran literasi dan numerasi dan menerapkan
pembelajaran yang berbasis teknologi demi mendukung pembelajaran di masa
pandemik yang dimana pembelajarn dilangsungkan secara daring. Di sisi lain juga
membantu melakukan kegiatan yang berkaitan dengan adiministrasi sekolah.
Kemudian Rahmah dkk (2021) juga menjelaskan bahwa yang menjadi target
dari program kampus mengajar adana bentuk dedikasi dan keikutsertaan kampus
melalui mahsiswa dalam membantu mensukseskan pendidikan nasional salam masa
pandemi Covid-19 berlangsung. Lalu Etika dkk (2021) memberikan pendapat bahwa
target dari program kampus mengajar adalah memberikan peningkatan literasi dan
numerasi siwa dengan mengikutsertakan mahasiswa dalam proses pembelajaran.
Program Kampus Mengajar berkaitan dengan tujuan dari dilaksanakannya
Kampus Merdeka yakni agar memiliki hubungan antara dunia perguruan tinggi
dengan dunia nyata atau dunia kerja. Harapan dari adanya program Kampus
Mengajar ini juga supaya mahasiswa menjadi agent of change yang mampu
memberikan inspirasi di lingkungan masyarakat dan tentunya membantu sekolah
untuk bisa bertahan melaksanakan pembelajarannya di tengah kondisi mahasiswa
(Widiyono & Irfana, 2021). Kegiatan Kampus Mengajar ini juga turut memberikan
kesempatan kepada mahasiswa untuk mengasah jiwa kepemimpinan dan karakter
14

serta memiliki pengalaman belajar di lingkungan masyarakat. Selain itu, melalui


program Kampus Mengajar juga diharapkan terjadi peningkatan efektivitas proses
pembelajaran dalam kondisi darurat pandemi Covid-19 dikarenakan pembelajaran
daring memiliki risiko terjadi learning loss (Anwar, 2021).
Pengalaman dan wawasan yang dimiliki oleh mahasiswa diharapkan menjadi
lebih kaya melalui kegiatan ini untuk mengembangkan kreativitas, kemampuan
interpersonal, kepemimpinan mahasiswa dan memberikan kontribusi dalam
membantu pelaksanaan proses pembelajaran selama masa pandemi Covid-19 di
satuan pendidikan yang ditempatinya (Hamzah, 2021). Dengan adanya program
Kampus Mengajar ini maka akan menciptakan sebuah pola merdeka belajar, karena
melalui program ini, mahasiswa bisa lebih mengembangkan skill yang dimilikinya
dengan berkegiatan langsung di lingkungan masyarakat serta dapat membuat inovasi
baru untuk mengimplementasikan konsep merdeka belajar. Kemudian, dengan
adanya program ini maka akan menciptakan pola merdeka pada peserta didik
dikarenakan para siswa akan mendapatkan merdeka dari keterbatasan biaya, jarak,
fasilitas, dan sebagainya yang selama ini menghambat anak-anak untuk belajar.
Memperjuangkan hak mendapat pendidikan bagi anak-anak di seluruh Indonesia dan
dapat membantu anak yang tidak mampu untuk tetap belajar (Asdiniah & Dinie,
2021).
2.1.3 Syarat-syarat Mengikuti Program Kampus Mengajar Bagi Mahasiswa

Program Kampus Mengajar adalah bagian dari program MBKM yang


merupakan kolaborasi nyata antara perguruan tinggi dan sekolah dalam satuan
pendidikan dasar. Mahasiswa sebagai penggerak utama di lapangan mendapatkan
bimbingan dan arahan dari DPL dan guru pamong di sekolah sasaran. Sebagai upaya
untuk menjamin kualitas pelaksanaan kegiatan Kampus Mengajar, ketiga penggerak
dalam Program Kampus Mengajar diseleksi dengan persyaratan sebagai berikut:
15

Mahasiswa Persyaratan mahasiswa untuk dapat mengikuti kegiatan dari


Program Kampus Mengajar adalah:
a. Mahasiswa aktif pada program studi diploma tiga (D3), sarjana
terapan (D4), serta sarjana yang terakreditasi pada Perguruan Tinggi
Negeri (PTN) dan Perguruan Tinggi Swasta (PTS) di bawah naungan
Kemendikbudristek;
b. Mahasiswa berada di paling rendah semester 4 (empat) pada saat
pelaksanaan program;
c. Memiliki Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) paling rendah 3,00 (tiga
koma nol nol);
d. Minimal program studi terakreditasi;
e. Memperoleh surat rekomendasi dari pimpinan perguruan tinggi untuk
mengikuti program;
f. Belum pernah ditetapkan sebagai peserta Program Kampus Mengajar
angkatan sebelumnya; dan
g. Bersedia mengikuti program hingga selesai;
h. Diutamakan memiliki prestasi, pengalaman mengajar dan/atau aktif
berorganisasi.
2.1.4 Partisipasi Masyarakat (Civic engagement)

Kata “partisipasi masyarakat” dalam pembangunan menunjukkan pengertian


pada keikutsertaan pembangunan (United Nation, 1975). Partisipasi masyarakat
dalam pengembangan pendidikan Indonesia, perlu ditumbuhkan adanya kemauan dan
kemampuan warga atau kelompok masyarakat untuk berpartisipasi dalam
pengembangan pendidikan. Sebaliknya pihak pemerintah atau Negara juga
memberikan ruang atau kesempatan kepada warga atau kelompok masyarakat untuk
berpartisipasi seluas mungkin sehingga kita bisa mencetuskan sebuah ide yang kreatif
dan imajinatif dalam pengembangan pendidika (Normina, 2016).
16

Menurut Ach. Wazir Ws., et al. (1999) partisipasi bisa diartikan sebagai
keterlibatan seseorang secara sadar ke dalam interaksi sosial dalam situasi tertentu.
Dengan pengertian itu, seseorang bisa berpartisipasi bila ia menemukan dirinya
dengan atau dalam kelompok, melalui berbagai proses berbagi dengan orang lain
dalam hal nilai, tradisi, perasaan, kesetiaan, kepatuhan dan tanggungjawab bersama.
Kemudian artisipasi masyarakat menurut Isbandi (2007) adalah keikutsertaan
masyarakat dalam proses pengidentifikasian masalah dan potensi yang ada di
masyarakat, pemilihan dan pengambilan keputusan tentang alternatif solusi untuk
menangani masalah, pelaksanaan upaya mengatasi masalah, dan keterlibatan
masyarakat dalam proses mengevaluasi perubahan yang terjadi.
Mikkelsen (1999) membagi partisipasi menjadi 6 (enam) pengertian, yaitu:
1. Partisipasi adalah kontribusi sukarela dari masyarakat kepada proyek tanpa
ikut serta dalam pengambilan keputusan;
2. Partisipasi adalah “pemekaan” (membuat peka) pihak masyarakat untuk
meningkatkan kemauan menerima dan kemampuan untuk menanggapi proyek
proyek pembangunan;
3. Partisipasi adalah keterlibatan sukarela oleh masyarakat dalam perubahan
yang ditentukannya sendiri;
4. Partisipasi adalah suatu proses yang aktif, yang mengandung arti bahwa orang
atau kelompok yang terkait, mengambil inisiatif dan menggunakan
kebebasannya untuk melakukan hal itu;
5. Partisipasi adalah pemantapan dialog antara masyarakat setempat dengan para
staf yang melakukan persiapan, pelaksanaan, monitoring proyek, agar supaya
memperoleh informasi mengenai konteks lokal, dan dampak-dampak sosial;
6. Partisipasi adalah keterlibatan masyarakat dalam pembangunan diri,
kehidupan, dan lingkungan mereka.
17

Apa yang ingin dicapai dengan adanya partisipasi adalah meningkatnya


kemampuan (pemberdayaan) setiap orang yang terlibat baik langsung maupun tidak
langsung dalam sebuah program pembangunan dengan cara melibatkan mereka dalam
pengambilan keputusan dan kegiatan-kegiatan selanjutnya dan untuk jangka yang
lebih panjang. Adapun prinsip-prinsip partisipasi tersebut, sebagaimana tertuang
dalam Panduan Pelaksanaan Pendekatan Partisipatif yang disusun oleh Department
for International Development (DFID) (dalam Monique Sumampouw, 2004) adalah:
1. Cakupan. Semua orang atau wakil-wakil dari semua kelompok yang terkena
dampak dari hasil-hasil suatu keputusan atau proses proyek pembangunan.
2. Kesetaraan dan kemitraan (Equal Partnership). Pada dasarnya setiap orang
mempunyai keterampilan, kemampuan dan prakarsa serta mempunyai hak
untuk menggunakan prakarsa tersebut terlibat dalam setiap proses guna
membangun dialog tanpa memperhitungkan jenjang dan struktur masing-
masing pihak.
3. Transparansi. Semua pihak harus dapat menumbuhkembangkan komunikasi
dan iklim berkomunikasi terbuka dan kondusif sehingga menimbulkan dialog.
4. Kesetaraan kewenangan (Sharing Power/ Equal Power Ship). Berbagai pihak
yang terlibat harus dapat menyeimbangkan distribusi kewenangan dan
kekuasaan untuk menghindari terjadinya dominasi.
5. Kesetaraan Tanggung Jawab (Sharing Responsibility). Berbagai pihak
mempunyai tanggung jawab yang jelas dalam setiap proses karena adanya
kesetaraan kewenangan (sharing power) dan keterlibatannya dalam proses
pengambilan keputusan dan langkah-langkah selanjutnya.
6. Pemberdayaan (Empowerment). Keterlibatan berbagai pihak tidak lepas dari
segala kekuatan dan kelemahan yang dimiliki setiap pihak, sehingga melalui
keterlibatan aktif dalam setiap proses kegiatan, terjadi suatu proses saling
belajar dan saling memberdayakan satu sama lain.
18

7. Kerjasama. Diperlukan adanya kerja sama berbagai pihak yang terlibat untuk
saling berbagi kelebihan guna mengurangi berbagai kelemahan yang ada,
khususnya yang berkaitan dengan kemampuan sumber daya manusia.

Dari definisi partisipasi di atas, dapat dibuat kesimpulan bahwa partisipasi


adalah keterlibatan aktif dari seseorang, atau sekelompok orang (masyarakat) secara
sadar untuk berkontribusi secara sukarela dalam program pembangunan dan terlibat
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, monitoring sampai pada tahap evaluasi
2.2 Hasil Penelitian Yang Relevan

1) Syamsuddin, et.al., (2021) dengan judul “Pengaruh program kampus mengajar


bagi capaian pembelajaran lulusan pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Muhammadiyah Sinjai”. Penelitian menunjukkan bahwa Program
Kampus Mengajar bagi Capaian Pembelajaran Lulusan pada Fakultas Ilmu
Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Sinjai berpengaruh,
terlihat dari seluruh instrument yang telah diberikan respon oleh responden
menunjukkan adanya rata-rata persentase yang tinggi yakni 100%. Artinya
bahwa responden paham kebijakan MBKM, mereka senang dengan
pelaksanaan kegiatan ini karena memberi manfaat, dan tentu saja memberikan
pengaruh pada pencapaian Capaian Pembelajaran Lulusan dimasa mendatang.
Dengan metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif
dengan pengambilan data secara observasi, wawancara dan, dokumentasi.
Sumber data dalam penelitian terdiri dari data primer dan sekunder. Adapun
teknik pengumpulan datanya menggunakan kuesioner. Kemudian perbedaan
antara penelitian ini dengan penelitian yang akan diteliti oleh penulis terdapat
pada variabel terikat (Y), yang mana pada penelitian ini menggunakan
variabel terikatnya adalah capaian pembelajaran. Akan tetapi penelitian
tersebut relevan karena memiliki kesamaan pada ruang lingkup subjek yakni
program kampus mengajar.
19

2) Yana Maulana pada tahun (2020) dengan judul “Pengaruh Program Kuliah
Kerja Nyata Tematik Terhadap Peningkatan Civic engagement Untuk
Membangun Tanggung Jawab Warga Negara”. Hasil penelitian ini adalah
program KKN Tematik memberikan pengaruh terhadap peningkatan civic
engagement masyarakat di Kota Bandung. Pendekatan penelitian yang
digunakan adalah kuantitatif dengan metode deskriptif. Teknik pengumpulan
data dilakukan dengan penyebaran kuesioner dan pengamatan secara langsung
dengan pengujian hipotesis menggunakan uji regresi linear sederhana. Hasil
pengolahan data menunjukkan bahwa program KKN Tematik memberikan
pengaruh terhadap peningkatan civic engagement masyarakat di Kota
Bandung. Kemudian perbedaan dengan penelitian yang akan diteliti adalah
terkait variabel X penelitian, dimana dalam penelitian ini variabel X nya
adalah pengaruh program KKN Tematik dan sedangkan variabel X dari
peneliti adalah pengaruh program kampus mengajar. Kemudian untuk
persamaan dalam penelitian ini adalah terdapat dalam variabel Y nya yakni
mencari peningkatan civic engagement mahasiswa.
3) Jenisa Asri Permana (2020) dengan judul “Efektivitas program kampung KB
dan pengaruhnya terhadap partisipasi masyarakat (civic engagement) dalam
mewujudkan pembangunan berwawasan Kependudukan di dusun kamalsari
desa kertajaya kecamatan tambakdahan kabupaten subang. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode survey, deskriptif dan
studi korelasi. Hasil dari penelitian ini adalah menunjukkan efektivitas
program Kampung KB ini memberikan pengaruh yang kuat dan signifikan
terhadap partisipasi masyarakat (Civic engagement) dalam mewujudkan
pembangunan berwawasan kependudukan. Hal tersebut sesuai dengan Teori
Kewarganegaraan Republikan yang memiliki prinsip bahwa jaminan hak-hak
warga negara ditentukan oleh kebaikan warga negara tersebut dalam
memberikan partisipasi dalam kepentingan publik. Dengan demikian Program
Kampung KB dapat menjadi sarana yang tepat untuk masyarakat agar lebih
20

aktif dalam kegiatan pembangunan, serta memupuk nilai gotong royong,


kemanusiaan dan demokrasi yang dapat menggugah kesadaran masyarakat
untuk berpartisipasi (Civic engagement). Kemudian perbedaan dengan
penelitian yang akan diteliti adalah terkait variabel X penelitian, dimana
dalam penelitian ini variabel X nya Efektivitas program kampung KB dan
sedangkan variabel X dari peneliti adalah pengaruh program kampus
mengajar. Kemudian untuk persamaan dalam penelitian ini adalah terdapat
dalam variabel Y nya yakni tentang civic engagement.
4) Syamsuddin, et.al., (2020) dengan judul “Pengaruh Literasi Media Massa
Online Terhadap Civic engagement Politik Aktivis Mahasiswa. Penelitian ini
merupakan jenis penelitian survei dengan pendekatan kuantitatif. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa Literasi media massa online memberikan
pengaruh yang signifikan dan positif terhadap civic engagement dalam politik.
Kemudian perbedaan dengan penelitian yang akan diteliti adalah pada metode
penelitian yakni survei sedangkan penelitian yang dilakukan oleh peneliti
menggunakan metode deskriptif, kemudian untuk persamaan dalam penelitian
ini adalah terkait bahasannya tentang civic engagement dan juga sama-sama
menggunakan pendekatan kuantitatif.
21

2.3 Kerangka Berpikir

IMPLEMENTASI KAMPUS MENGAJAR TERHADAP


PENGUATAN CIVIC ENGAGEMENT (STUDI KASUS PADA
MAHSISWA FAKULTAS ILMU SOSIAL UNIMED PESERTA
KAMPUS MENGAJAR)

Program Kampus
Mengajar

Mahasiswa Peserta
Kampus Mengajar

Dampak Implementasi Program


Kampus Mengajar Terhadap
Penguatan Civic engagement
Mahasiswa

Berdasarkan kerangka berpikir di atas, pada penelitian ini peneliti akan


menganalisis mengenai bagaimana pengaruh dari program kampus mengajar dalam
meningkatkan civic engagement mahasiswa Fakulitas Ilmu Sosial Universitas Negeri
Medan yang telah mengikuti program kampus mengajar dengan melihat dari aspek
partisiapsi masyarakat mahasiswa setelah mengikuti kegiatan kampus mengajar.
Partisipasi masyarakat menjadi hal pengting demi mencapai tujuan dan keinginan
sebuah negara karena tidak ada negara yang berdiri kuat tanpa ada keterlibatan dan
partisipasi dari masyarakatnya. Salah satu bentuk partisipasi masyarakat adalah
dengan melaksanakan hak dan kewajiban setiap masyarakat untuk meningkatkan
pembangunan yang dalam hal kampus mengajar ini di bidang pendidikan. Setelah itu
peneliti akan melihat bagaimana proses ataupun hal apa saja yang dilakukan oleh
mahasiswa peserta Kampus Mengajar selama pelaksanaannya berlangsung yang
22

ditinjau dari penguatan Civic Engagement mahasiswa. Kemudian berdasarkan hasil


analisis dan pengumpulan informasi yang telah diperoleh peneliti akan mengetahui
apa saja hambatan dan tantangan yang dihadapi oleh mahasiswa selama
melaksanakan program Kampus Mengajar dan apa pengaruhnya terhadap penguatan
Cicic Engagement mahasiswa yang akan dipaparkan dengan jelas melalui penyajian
berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian

3.1.1. Jenis dan Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode


deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang bertujuan untuk mengetahui dampak
dari implementasi program kampus mengajar terhadap Civic engagement
(keterlibatan warga negara) mahasiswa peserta kampus mengajar di Fakultas Ilmu
Sosial Universitas Negeri Medan. Data penelitian ini diperoleh menggunakan angket
yang kemudian akan dideskripsikan untuk memperoleh gambaran umum mengenai
program kampus mengajar terhadap Civic engagement.
3.1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri


Medan pada bulan Juni hingga Agustus 2023.
3.2 Subjek Penelitian

Subjek penelitian merupakan suatu elemen penting dalam penelitian yang


wajib dibutuhkan dalam memperoleh informasi terkait dengan kebutuhan penelitian.
Purposive proportional random sampling adalah teknik pengambilan sampel yang
digunakan dalam penelitian ini (Sugiyono, 2018). Adapun yang akan menjadi
narasumber atau pemberi informasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa di
Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Medan yang mengikuti kegiatan Kampus
Mengajar (KM) mulai dari tahun 2021-2022 yang berjumlah 20 orang dengan yang
menjadi narasumber adalah 5 orang pada setiap jurusan yang ada di Fakultas Ilmu
Sosial (FIS) Unimed yang mengikuti program kampus mengajar.

23
24

3.3 Defenisi Operasional

A. Program Kampus Mengajar


Program Kampus Mengajar adalah suatu program yang diinisiasi oleh
Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
(KEMENDIKBUDRISTEK) yang melibatkan mahasiswa dari seluruh perguruan
tinggi di Indonesia untuk ikut memberikan kontribusi dalam hal kreativitias dalam
pendidikan di Indonesia khusunya di daerah 3T.
B. Civic engagement
Civic engagement merupakan suatu tindakan yang dilakukan oleh masyarakat
suatu negara baik secara individu maupun kelompok untuk meningkatkan kualitas
hidup masyarakat itu sendiri.
3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mendapatkan


informasi berupa fakta terkait variabel yang terdapat dalam penelitian. Pada
penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan menggunakan
angket dan melakukan wawancara.
3.5 Teknik Analisis Data

Analisis data menurut Sugiyono (2018) adalah proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan
dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan
ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang
penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah
dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Sedangkan menurut Moleong (2017) analisis data adalah proses
mengorganisasikan dan mengurutkan data ke dalam pola, kategori, dan satuan uraian
dasar sehingga dapat ditemukan tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti
yang disarankan oleh data. Ketepatan dan keakuratan data yang terkumpul sangat
diperlukan, namun tidak dapat pula dipungkiri bahwa sumber informasi yang berbeda
25

akan memberikan informasi yang berbeda pula. Pekerjaan menganalisis data


memerlukan usaha pemusatan perhatian dan pengerahan tenaga fisik dan pikiran
sendiri. Selain menganalisis data, peneliti juga perlu mendalami kepustakaan guna
mengonfirmasikan teori. Data penelitian kualitatif, data diperoleh dari berbagai
sumber, dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang bermacam-macam
(triangulasi) dan dilakukan secara terusmenerus tersebut mengakibatkan variasi data
tinggi sekali.
Teknik analisis data yang digunakan oleh penelitian menggunakan model
Miles and Huberman. Menurut Miles dan Huberman dalam buku Sugiyono (2018)
analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat pengumpulan data
berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam periode tertentu. Aktivitas
dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus
menerus.
1. Reduksi Data.
Menurut Sugiyono (2018) Reduksi data adalah merangkum, memilih hal-hal
yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting yang sesuai dengan topik
penelitian, mencari tema dan polanya, pada akhirnya memberikan gambaran yang
lebih jelas dan mempermudah untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya.
Dalam mereduksi data akan dipandu oleh tujuan yang akan dicapai dan telah
ditentukan sebelumnya. Reduksi data juga merupakan suatu proses berfikir kritis
yang memerlukan kecerdasan dan kedalaman wawasan yang tinggi.
2. Penyajian Data (Data Display).
Setelah mereduksi data, maka langkah selanjutnya adalah menyajikan data.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dapat dilakukan dalam bentuk table,
grafik, flowchart, pictogram dan sejenisnya. Melalui penyajian data tersebut, maka
data dapat terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan mudah
dipahami. Selain itu dalam penelitian kualitatif penyajian data dapat dilakukan dalam
bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart, dan sejenisnya
namun yang sering digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif
26

adalah dengan teks yang bersifat naratif. Melalui penyajian data tersebut, maka data
terorganisasikan, dan tersusun sehingga akan semakin mudah dipahami (Sugiyono,
2018:249).
3. Penarikan Kesimpulan.
Langkah terakhir dalam menganalisis penelitian kualitatif adalah penarikan
kesimpulan. Menurut Sugiyono (2018) kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat
menjawab rumusan masalah yang dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak,
karena seperti telah dikemukakan bahwa masalah dan perumusan masalah dalam
penelitian kualitatif masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian
berada dilapangan. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif merupakan temuan baru
yang sebelumnya belum pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran
suatu objek yang sebelumnya masih belum jelas sehingga setelah diteliti menjadi
jelas.
DAFTAR PUSTAKA

Aji, R. H. S. (2020). Dampak Covid-19 pada Pendidikan di Indonesia: Sekolah,


Keterampilan, dan Proses Pembelajaran. SALAM: Jurnal Sosial Dan
Budaya SyarI, 7(5). https://doi.org/10.15408/sjsbs.v7i5.15314

Anwar, R.N. (2021). Pelaksanaan Kampus Mengajar Angkatan I Program Merdeka


Belajar Kampus Merdeka di Sekolah Dasar. Jurnal Pendidian dan
Kewirausahaan. 9(1) DOI: https://doi.org/10.47668/pkwu.v9i1.221
Apriliyani, N.V., Hernawan, D., Purnamasari, I., Seran, G.G dan Sastrawan, B.
(2022). Implementasi Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka. Jurnal
GOVERNANSI. 8(1)

Asdiniah, E.N.A dan Dewi, A.D. (2021). ‘Urgensi Merdeka Belajar : Tanggapan
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas
Pendidikan Indonesia Kampus Cibiru’. Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan. 5.1 25–34

Dwi Etika, Erdyna, Sevia Cindy Pratiwi, Dwike Megah Purnama Lenti, and Dina
Rahma Al Maida. (2021). “Peran Mahasiswa Kampus Mengajar Angkatan
2 Dalam Adaptasi Teknologi Di Sdn Dawuhan Sengon 2.” Journal of
Educational Integration and Development 1(4):2021.

Gusmadi, S. (2018). Keterlibatan Warga Negara (Civic engagement) dalam Peguatan


Karakter Peduli Lingkungan, Jurnal Dakwah dan Pengembangan Sosisal
Kemanusiaan. 9(1)

Hamzah, R.A. (2021). ‘Pelaksanaan Kampus Mengajar Angkatan I Program Merdeka


Belajar KEMDIKBUD Di Sekolah Dasar’. Dedikasi. 1.2 1–8

Hendri, N. (2020). Merdeka Belajar; Antara Retorika Dan Aplikasi. E-Tech, 8(1), 1–
9. https://doi.org/10.1007/XXXXXX-XX-0000-00

27
Himawati , I.P dan Habibah, U. (2021). Pelaksanaan Kampus Mengajar dalam
Rangka Meningkatkan Peran Mahasiswa di SDN 95 Kabupaten Kaur,
Bengkulu. Seminar Nasional Pemberdayaan Masyarakat. 3

Iriawan, S.B, and Asep, S. (2021). Buku Saku Utama Aktivitas Mahasiswa Program
Kampus Mengajar 2021. Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan,

Iriawan, Sandi Budi, and Asep Saefudin, Buku Saku Utama Aktivitas Mahasiswa
Program Kampus Mengajar 2021, Kementerian Pendidikan Dan
Kebudayaan, 2021

Khotimah, N. R., Riswanto, R., & Udayati, U. 2021. Pelaksanaan Program Kampus
Mengajar Di Sd Negeri 014 Palembang Sumatera Selatan. Sinar Sang
Surya: Jurnal Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(2), 195-204.

Khotimah, N.R., Riswanto dan Udayati. (2021). Pelaksanaan Program Kampus


Mengajar di SD Negeri 014 Palembang Sumatera Selatan. Sinar Sang
Surya (Jurnal Pusat Pengabdian Kepada Masyarakat. 5(2)

Putria, H., Luthfi, H. M., & Din, A. U. (2020). Analisis Proses Pembelajaran Jaringan
(DARING) Masa Pandemi Covid – 19 Pada Guru Sekolah Dasar. Jurnal
Basicedu, Vol. 4 (4). https://doi.org/10.31004/basicedu.v4i4.46 0 S

Sadikin, A., & Hamidah, A. (2020). Pembelajaran Daring di Tengah Wabah Covid –
19. Jurnal Ilmiah Pendidikan Biologi, vol. 6 (2).
https://doi.org/10.22437/bio.v6i2.9759

Siregar, N., Sahirah, R., dan Harahap, A. A. (2020). Konsep Kampus Merdeka
Belajar di Era Revolusi Industri 4.0. Fitrah: Journal of Islamic Education,
1(1), 141–157.

28
Smoyer, A. B., O’Brien, K., & Rodriguez-Keyes, E. (2020). Lessons learned from
COVID-19: being known in online social work classrooms. International
Social Work, 0(0), 1–4. https://doi.org/10.1177/0020872820940021

Tobing, Erwin, Juanaedi, and Dkk. (2022). Buku Panduan Kampus Mengajar
Angkatan 3 Tahun 2022. Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi

Waldi, A., Putri,N.M., Indra., Ridalfich,V., Mulyani, D dan Mardianti, E. (2022).


Peran Kampus Mengjara dalam Meningkatkan Literasi, Numerasi dan
Adaptasi Teknologi Peserta Didik Sekolah Dasar di Sumatera Barat.
Journal of Civic Education. 5(3)

Widiyono, A., Irfana, S., & Firdausia, K. (2021). Implementasi Merdeka Belajar
Melalui Kampus Mengajar Perintis di Sekolah Dasar. Metodik Didaktik:
Jurnal Pendidikan Ke-SD-An, 16(2), 102–107.

Dirjen Pendidikan Tinggi Kemendikbud RI. (2020). Buku Panduan Merdeka Belajar-
Kampus Merdeka Edisi Ke-Satu. Jakarta. Kemendikbud

29
30

LAMPIRAN

Lampiran Angket Wawancara

Nama :

NIM :

Jurusan :

1. Apa makna dari program Kampus Mengajar menurut anda?


2. Apa alasan anda mengikuti program kampus mengajar?
3. Apa tujuan anda mengikuti program kampus mengajar?
4. Apa manfaat yang anda peroleh dari mengikuti program kampus mengajar?
5. Menurut yang anda ketahui, apa itu Civii Engagement (Partisipasi
Masyarakat)?
6. Apa saja yang dapat anda pelajari setelah melaksanakan program Kampus
Mengajar?
7. Apa dampak dari pelaksanaan program Kampus Mengajar terhadap diri anda?
8. Apakah setelah mengikuti program Kampus Mengajar, anda mengalami
perubahan secara signifikan pada diri anda?
9. Setelah melaksanakan program kampus mengajar, apakah anda semakin
berkeinginan untuk mengabdi kepada negara dengan menjadi seorang
pendidik sesuai dengan bidang keahlian anda?
10. Apakah dengan adanya proram Kampus Mengajar, apakah akan menambah
kompetensi para calon guru?
11. Menurut anda mengapa perlu dilaksanakan program Kampus Mengajar?
12. Bagaimana pengalaman yang anda alami selama melaksanakan program
Kampus Mengajar? Coba jelaskan dengan singkat!
13. Menurut anda, apakah dengan adanya program Kampus Mengajar akan
meningkatkan keinginian anda sebagai warga negara untuk ikut berpartisipasi
dalam pembangunan negeri melalui pengabdian yang sesuai dengan bidang
keahlian anda?

30

Anda mungkin juga menyukai