PROPOSAL
OLEH:
NUNITA
18010104050
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Program Studi Pendidikan Guru Madrasah Ibtidayah Institut Agama Islam Negeri
Bira”, telah diseminarkan dan telah dilakukan perbaikan serta memenuhi syarat-
Pembimbing I Pembimbing II
ii
KATA PENGANTAR
Selawat serta salam penulis haturkan kepada Baginda Rasulullah SAW, sebagai
tokoh revolusioner yang telah merubah tatanan kehidupan dari kejahilian menjadi
Rasa syukur tiada terkira bagi penulis yang telah menyusun proposal ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan proposal ini tidak terlepas dari
berbagai pihak yang telah memberikan dukungan serta bantuan khususnya kepada
orang tua saya, yang sangat mendukung dan memotivasi saya sehingga bisa
Penulis
Nunita
NIM. 18010104050
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... ii
KATA PENGANTAR.................................................................................... iii
DAFTAR ISI................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN............................................................................... 1
1.1. Latar Belakang.......................................................................................... 1
1.2. Fokus Penelitian........................................................................................ 5
1.3. Rumusan Masalah..................................................................................... 5
1.4. Tujuan Penelitian...................................................................................... 5
1.5. Manfaat Penelitian.................................................................................... 6
1.6. Definisi Orasional..................................................................................... 7
iv
3.5.4. Uji Reliabilitas Instrumen Instrumen............................................. 48
3.6. Teknik Analisis Data................................................................................. 49
3.6.2. Analisis Deskriptif Kualitatif......................................................... 49
3.6.2. Analisis Inferensial........................................................................ 49
3.7. Jadwal Penelitian ...................................................................................... 53
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................... 54
v
BAB I
PENDAHULUAN
Seni dan budaya merupakan produk suatu bangsa, semakin tinggi nilai
kesenian satu bangsa maka semakin tinggi nilai budaya yang terkandung di
dalamnya. Kesenian sebagai salah satu bagian penting dari kebudayaan tidak
Bentuknya baik dalam wujud rupa, suara maupun wujud gerak. Seni juga suatu
wujud benda yang memiliki nilai keindahan di dalamya baik penglihatan maupun
pendengaran.
kreativitas dan produktifitas anak. Pembelajaran seni jika dikelola dengan baik
untuk membangun kapasitas kreatif peserta didik dan kesadaran budaya (kapasitas
apresiatif) kepada peserta didik sebagai bekal peserta didik untuk hidup
1
peserta didik dalam belajar. Upaya ini dapat dicapai dengan menerapkan model
mencetak peserta didik agar menjadi pribadi yang kreatif dan produktif. Kreatif di
sini dalam artian peserta didik dapat menampilkan atau membuat suatu karya
sesuai dengan ide dan imajinasi mereka. Seni merupakan aktivitas yang
seni tidak lepas dari proses yang melibatkan pandangan, tinjauan, penglihatan,
atau penglihatan indrawi (Nurharini, 2013: 107). Seni merupakan salah satu unsur
2007: 215). Seni dijadikan sebagai media pendidikan, maka dari itu harus menjadi
potensi manusia sebagai mahluk idividu, sosial, dan budaya (Triyanto, 2018: 70)
baru, berupa gagasan maupun karya nyata yang relatif berbeda dengan apa yang
dan menyenangkan. Kreativitas sebagai hasil dari adanya interaksi antara individu
2
wujud akhir dari hasil pengamatan yang telah dilakukan anak-anak, karena tanpa
pengamatan, kreativitas tersebut nyaris tidak ada (Setiawan, 2017: 114). Saat ini
bawaan sejak lahir yang hanya dimikili oleh sebagian orang saja dan dianggap
akan berkembang secara otomatis, tanpa perlu untuk diasah dan tidak
tersebut adalah sebuah anggapan yang salah, sebab pada dasarnya semua orang
untuk mengajarkan materi pelajaran. Jika peserta didik disuruh untuk membuat
suatu karya dan bahannya tidak tersedia di sekolah dan lingkungan sekitar, maka
didik untuk menemukan sendiri bahan-bahan karya yang dapat digunakan sebagai
pengganti bahan seperti yang dianjurkan pada buku. Akibatnya peserta didik tidak
seperti ini telah berjalan sekian lama sehingga kreativitas peserta didik kelas V SD
3
model pembelajaran yang mampu menumbuhkan kreativias peserta didik baik
dalam proses pembelajaran dalam kelas maupun dalam kegiatan melahirkan karya
kepada peserta didik untuk mencari dan menemukan sendiri konsep atau benda
menemukan sesuatu sendiri, sehingga peserta didik akan sampai pada suatu
belajar yang awalnya pasif menjadi lebih aktif dan kreatif. Sehingga guru dapat
hanya memberikan pelatihan saja kepada peserta didik, melainkan juga memberi
4
yang diperoleh akan bertahan lama dalam ingatan dan tidak mudah dilupakan oleh
peserta didik. Salah satu mata pelajaran yang menuntut peserta didik untuk
keterampialan .
Bira”.
dekoratif, kreativitas peserta didik dalam membuat karya dekoratif, dan aktivitas
Bira.
1.3.1 Bagaimana penerapan model Discovery Learning pada mata pelajaran seni
5
1.3.2 Apakah penerapan model pembelajaran Discovery Learning pada mata
Negeri 1 Bira?
Sesuai dengan rumusan masalah yang dipaparkan di atas, maka tujuan dari
mendapat manfaat baik dari segi teoritis maupun praktis, yaitu sebagai berikut:
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi guru
dan Keterampilan.
6
1.5.2.2 Bagi Peserta Didik
Manfaat penelitian ini bagi peserta didik adalah agar peserta didik
dapat mencetak peserta didik menjadi pribadi yang kreatif terutama dalam bidang
membuat karya.
kekeliruan bagi pembaca akan proposal ini, maka penulis memandang perlu untuk
7
1. Pengembangan kreativitas merupakan segala sesuatu yang dilaksanakan dan
kreativitas.
baru untuk memberi ide kreatif dalam memecahkan masalah atau sebagai
yang sudah ada sebelumnya. Kretivitas ini diwujudkan dalam hal-hal berikut:
lihat pada saat peserta didik mengeksplorasi, menata dan menyusun gerak-
gerakkan menjadi sebuah tarian sesuai dengan tema yang telah ditentukan oleh
Kemampuan Elaboration dilihat ketika saat peserta didik bekerja sama atau
tema, gerakan, musik, dan menetukan pola lantai dari tari kreasi yang di buat.
8
Verification (Pembuktian), dan Fase 6 Generalization (menarik
kesimpulan/generalisasi).
4. Seni Budaya dan Keterampilan adalah mata pelajaran yang dipelajari peserta
didik sekolah dasar. Mata pelajaran ini mencakup (1) Seni rupa, mencakup
apresiasi karya music, (3) Seni tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan
olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari,
musik, seni tari dan peran, (5) Keterampilan, mencakup segala aspek
9
BAB II
KAJIAN TEORI
mengajar untuk mencapai rencana yang sudah ditetapkan agar mendapatkan hasil
yaitu tatanan atau desain yang berfungsi sebagai panduan dalam merencakan
konsep yang kemudian diterapkan proses belajar mengajar. Hal ini berarti model
peserta didik dengan baik dan mengarahkan peserta didik cara belajar yang
efektif.
Model pembelajaran adalah bagian dari cara yang dilakukan oleh seorang
yang sesuai dalam penyajian materi kepada peserta didik. Seperti yang
diungkapkan oleh Johson (dalam Samani, 2000), perlu diketahui bahwa mutu
model pembelajaran dapat diamati dari aspek proses dan produk. Dalam aspek
agar aktif dalam proses pembeajaran. Sedangkan dalam aspek produk berarti
Dari beberapa pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa model
10
acuan oleh guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar dikelas dalam
Model pembelajaran harus dirancang dengan baik sesuai dengan kondisi peserta
didik agar mencapai hasil yang maksimal. Oleh dari itu, pemilihan model
berfikir deduktif maka yang dikembangkan cara berpikit deduktif begitu juga
sebaliknya.
pola sosial, dan pola pendukung. Empat komponen tersebut menjadi acuan
hasil belajar peserta dan hasil belajar dalam jangka waktu yang panjang.
e. Membuat desain pola pembelajaran yang mengacu pada panduan model yang
dipilih.
11
2.1.3. Jenis-Jenis Model Pembelajaran
tingkatan usia, jenjang pendidikan dan bidang studi, guru dapat menyesuaikan
a. Discovery Learning
tingkatan usia) dan kemudian diminta untuk membuat karya seni dilanjutkan
presentasi.
Proyek memiliki target tertentu dalam bentuk produk dan peserta didik
pertanyaan produk kreatif berbahan lokal seperti apakah yang memiliki nilai
12
produk menggunakan software tertentu, menguji produk melalui respon pasar
menggali pengalaman orang lain atau contoh nyata penyelesaian masalah dari
baru, kreatif, berpikir tingkat tinggi, kritis, berlatih komunikasi, berbagi, lebih
bantuan pihak lain dilakukan oleh peserta didik sendiri mulai dari
kebutuhan belajar peserta didik atau mulai dari kemampuan apa yang ingin
mengevaluasi kemampuannya.
13
e. Pembelajaran kontekstual (melakukan)
apa yang dipelajari dengan kehidupan nyata. Pada PAUD dan sekolah dasar
kelas rendah bisa saja peserta didik belum bisa membedakan secara nyata
perbedaan kelenturan dan kekuatan tulang daun dari setiap bentuk yang
Peserta didik bisa diajak untuk bermain peran dan menirukan adegan,
tayangan video dari youtube, peserta didik diminta mencermati alur cerita dan
peran dari tokoh-tokoh yang ada kemudian berlatih sesuai tokoh yang
g. Pembelajaran kooperatif
sama saling bekerjasama dan membantu untuk mencapai tujuan bersama. Ada
beberapa teknik cooperative learning yang akan dijelaskan disini, empat teknik
14
yang pertama di antaranya dikembangkan oleh Robert Slavin (1991) yaitu
h. Pembelajaran kolaboratif
dan pengalaman serta untuk melatih komunikasi lompok kecil tujuannya agar
banyak peserta didik yang dilibatkan. Jumlah kelompok diskusi antara empat
kompromi.
menuntut guru lebih kreatif menciptakan situasi yang dapat membuat peserta
didik belajar aktif menemukan pengetahuan sendiri. Hadiono dan Hidayati (2016)
15
menyarankan agar peserta didik belajar melalui keterlibatannya secara aktif
suatu disiplin ilmu melalui keterlibatan peserta didik secara aktif dalam
ditemukan sendiri.
16
dimana guru memberikan suatu kebebasan kepada peserta didik untuk
menemukan sesuatu sendiri, sehingga peserta didik akan sampai pada suatu
Dari pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa model Discovery
untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga peserta didik dapat
tabel berikut.
17
Fase Deskripsi Peran Guru
Data collection referensi mengenai hewan apa saja yang hidup
(pengumpulan data) diair, darat, dan udara melalui buku peserta didik.
Peserta didik juga di berikan kesempatan untuk
mengamati hewan yang ada di sekitaran sekolah.
Fase 4 Peserta didik membuat karya dekoratif dengan
Data processing hiasan hewan beserta lingkungan tinggalnya sesuai
(pengelolaan data) dengan kelompok yang didapatkannya.
Fase 5 Guru meminta peserta didik untuk
Verification (Pembuktian) mempresentasikan hasil karyanya di depan kelas
Fase 6 Peserta didik dan guru menyimpulkan mengenai
Generalization (menarik karya dekoratif yang di buat oleh peserta didik.
kesimpulan/generalisasi) Guru memberikan saran dan masukan atas karya
yang dibuat oleh peserta didik.
Pertama-tama pada tahap ini peserta didik dihadapkan pada sesuatu yang
generalisasi, agar timbul keinginan untuk menyelidiki sendiri. Disamping itu guru
membaca buku, dan aktivitas belajar lainnya yang mengarah pada persiapan
kondisi interaksi belajar yang dapat mengembangkan dan membantu peserta didik
salah satu masalah dan dirumuskan dalam bentuk hipotesis (jawaban sementara
18
mengidentifikasi dan menganalisa permasasalahan yang mereka hadapi,
dengan nara sumber, melakukan uji coba sendiri dan sebagainya. Konsekuensi
dari tahap ini adalah peserta didik belajar secara aktif untuk menemukan sesuatu
telah dimiliki.
telah diperoleh para peserta didik baik melalui wawancara, observasi, dan
perlu dihitung dengan cara tertentu serta ditafsirkan pada tingkat kepercayaan
19
5) Verification (pembuktian)
Pada tahap ini peserta didik memeriksa secara cermat untuk membuktikan
dihubungkan dengan hasil data yang telah diolah. Verifikasi bertujuan agar proses
belajar berjalan dengan baik dan kreatif jika guru memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk menemukan suatu konsep, teori, aturan atau pemahaman
pengolahan dan tafsiran, atau informasi yang ada, pernyataan atau hipotesis yang
telah dirumuskan terdahulu itu kemudian dicek, apakah terjawab atau tidak,
dijadikan prinsip umum dan berlaku untuk semua kejadian atau masalah yang
2. Discovery Learning lebih realistis dan mempunyai makna. Peserta didik dapat
langsung menerapkan berbagai bahan uji coba yang diberikan guru, sehingga
20
peserta didik dapat bekerja sesuai dengan kemampuan intelektual yang
dimiliki.
peserta didik dituntut untuk berfikir solutif dan inovatif mengenai suatu
membuat kombinasi baru berdasarkan data, informasi atau unsur-unsur yang ada.
Hasil yang diciptakan tidak harus hal baru, tetapi juga dapat berupa gabungan atau
kombinasi dari hal-hal yang sudah ada sebelumnya. Kreativitas ini sebagai suatu
tindakan, ide, atau produk yang mengganti yang lama menjadi sessuatu yang baru.
& Kurniati, 2010:13). Kreativitas sebagai suatu proses dalam menciptakan hasil
kreativitas yang baru, apakah itu gagasan atau benda dalam bentuk atau rangkaian
21
yang baru dihasilkan. Wahyu (2013:5) mendefinisikan kreativitas sebagai hasil
berpikir dalam cara-cara yang baru dan tidak biasa serta menghasilkan pemecahan
kemampuan anak dalam menciptakan karya seni baru, baik berupa gagasan
maupun karya nyata, relatif berbeda dengan hasil seni yang ada sebelumnya.
dalam setiap tahap perkembangan dan kemampuan kreativitas anak usia dini.
digali dan diasah sejak anak kecil, generasi muda harus kreatif dan kretivitas harus
ditanamkan ke peserta didik (Zufriady, 2017: 117). Pemikiran dan ide kreatif
peserta didik perlu digali dan diasah sejak anak kecil yaitu mulai jenjang taman
kanak-kanak. Selama ini kreativitas sering dianggap bukan hal yang penting
Kreatif adalah sifat yang dimiliki oleh setiap manusia walaupun kadar
dengan kemampuan sesorang untuk mencipta suatu karya atau produk. Kreativitas
juga dianggap sebagai perilaku yang konstruktif, inovatif, dan produktif yang
dapat diamati melalui tindakan atau kecakapan sesorang. Kreativitas dalam bahasa
Arab berasal dari kata abda’a yang berarti ikhtara’a (membuat sesuatu yang baru)
22
disebutbada’a asy-syai yang memiliki arti membuat sesuatu yang baru dan
sangat dibutukan. Sebagai salah satu contoh ayat yang membahas kreativitas,
bahkan menjadi perintah untuk berpikir kreatif telah termaktub dalam QS. Al-
Pada ayat ini Allah memerintahkan kepada manusia untuk mengolah apa
yang sudah Allah ciptakan kepadanya dengan cara befikir kare manusia diberi
akal untuk mengasah otak. Dengan manusia berusaha menggunakan akalnya, itu
adalah perintah yang sudah ditetapkan Allah agar manusia dapat berkembang
(Wahidar, 2018).
agar dapat menghasilkan sesuatu yang baru dan inovatif termasuk. Allah melalui
۞ َأَتۡأ ُم ُروَن ٱلَّناَس ِبٱۡل ِبِّر َو َتنَس ۡو َن َأنُفَس ُك ۡم َو َأنُتۡم َتۡت ُلوَن ٱۡل ِكَٰت َۚب َأَفاَل َتۡع ِقُلوَن
23
Ayat-ayat tersebut mendorong serta menginspirasi untuk membuat
kreatifitas dan inovasi demikian pula dalam membentuk inovasi dalam realitas
kehidupan.
melibatkan mental untuk melahirkan sebuah gagasan dan konsep yang baru.
bahwa kreativitas bukanlah suatu penemuan yang belum pernah diketahui oleh
yang baru untuk diri sendiri, meskipun produk kreativitas tersebut bukan menjadi
hal yang baru untuk orang lain. Sependapat dengan hal tersebut Haefele (dalam
Hayati, 2016:59) menyebutkan bahwa tidak semua produk kreativitas harus benar-
benar baru, tetapi bisa berupa kombinasi atau perpaduan dari unsur-unsur yang
bisa saja sudah ada lama sebelumnya. Dari beberapa pendapat para ahli di atas
berupa gagasan maupun karya nyata dan mampu melakukannya dalam kehidupan
24
2.3.2. Jenis-Jenis Kreativitas
Pada dasarnya setiap individu memiliki potensi dan bakat untuk menjadi
pribadi yang kreatif, meskipun potensi kreatif tersebut dalam bidang, jenis dan
1. Kreativitas Motorik
Kreativitas peserta didik yang berasal dari aktivitas fisik sehingga dapat
menghasilkan suatu karya. Contoh: aktivitas fisik peserta didik ketika membuat
2. Kreativitas Imajinatif
atau berimajinasi, kemudian hasil dari imajinasi tersebut dituangkan dalam bentuk
karya seni. Contoh: peserta didik membuat karya dekoratif dengan motif kartun,
dimana kartun tersebut berasal dari imajinasi peserta didik (Muliawan, 201 6: 6).
menciptakan sesuatu hal yang baru dan berbeda dari sebelumnya. Kreativitas
Kreativitas dapat muncul dan terbentuk karena dipengaruhi oleh unsur pembentuk
kreativitas.
nyata melalui daya karya cipta motorik manusia. Unsur yang paling mendasar
25
1. Kemampuan Berimajinasi
Kreativitas sebagai satu bentuk hasil cipta, rasa dan karsa manusia
imajinasi, baik imajinasi rasional (masuk akal) ataupun imajinasi fiktif (khayal).
membentuk pengetahuan baru yang berbeda dari wujud asalnya. Hasil dari proses
penggabungan data memori dalam bentuk wujud nyata inilah yang disebut dengan
pengalamannya ketika bertamasya di sebuah kebun, kemudian apa saja yang ada
3. Keterampilan Motorik
Keterampilan motorik sebagian besar berasal dari bakat alami yang dimiliki,
namun dapat juga dibentuk melalui latihan dan pembiasaan yang diulang secara
menempati posisi yang paling penting, hal tersebut disebabkan karena kreativitas
motorik inilah suatu ide kreatif dapat dituangkan ke dalam bentuk atau wujud
26
yang nyata sehingga dapat dinikmati dan bermanfaat bagi orang lain. Contoh: ide
imajinatif peserta didik yang dituangkan dalam wujud karya dekoratif dengan
sebab itu untuk mengembangkan kreativitas anak juga membutuhkan cara dan
teknik yang bervariasi. Menurut Torrance (1965) (dalam Slameto, 2013: 154)
pemikiran kreatif peserta didiknya. Saran tersebut antara lain sebagai berikut:
b. Hargai gagasan maupun hasil karya peserta didik, penghargaan dapat berupa
tepuk tangan dari teman-temannya dan katakan bahwa gagasan atau hasil
karya tersebut tersebut sangatlah baik dan bagus. Hal kecil inilah yang akan
ancaman bahwa pekerjaannya akan dinilai. Hal tersebut akan membuat peserta
didik untuk lebih berani untuk menuangkan ide-ide mereka dalam suatu karya.
27
1. Pembiasaan
Kegiatan untuk melatih peserta didik melakukan hal yang sama secara rutin
sederhana, setiap hari peserta didik dilatih untuk melakukan sesuatu secara rutin.
sehingga kaleng dapat menjadi karya seni yang indah. Dari pembiasaan inilah
peserta didik akan menjadi lebih kreatif. Selain itu imajinasi peserta didik akan
semakin berkembang dan terbiasa untuk mengolah barang bekas menjadi sesuatu
yang lebih bermanfaat. Dalam penelitian ini barang bekas yang dipakai adalah
kaleng.
2. Latihan
dan arahan agar dapat menyelesaikan karya dekoratif seindah dan sebagus
mungkin.
Pada teknik Supply (penyediaan) media perantara, peserta didik tidak lagi
mendapat bimbingan dan arahan dari guru. Peserta didik diberikan kebebasan
untuk menghias kaleng sesuai dengan ide dan kreasi mereka masing-masing.
Secara teknis, ini adalah teknik yang paling mudah dilakukan sebab
orangtua tidak perlu lagi untuk repot-repot mendampingi peserta didik dalam
28
5. Pembelajaran Formal
Biasanya materi pelajaran tambahan semacam ini disesuaikan dengan bakat dan
minat peserta didik. Pembelajaran formal semacam ini sebagian besar wajib
diikuti oleh setiap peserta didik. Bedanya tidak setiap peserta didik wajib
pengetahuan dan keterampilan yang diajarkan oleh orangtua ataupun guru, tetapi
patokan, dan keterangan tentang ciri dari kreativitas itu sendiri. Ada 4 indikator
berpikir kreatif, yaitu (1) fluence (kemampuan menghasilkan banyak ide), (2)
(kemapuan menghasilkan ide baru atau ide yang sebelumnya tidak ada), dan (4)
berikut:
29
3. Memberikan banyak gagasan dan usul terhadap suatu masalah.
orang lain.
indikator kreativitas yang dapat digunakan sebagai dasar pembuatan kisi-kisi dan
3. Panjang akal
8. Berpikir fleksibel
30
9. Menanggapi pertanyaan yang diajukan serta cenderung memberi jawaban yang
lebih banyak
empat ciri kemampuan yang dimiliki oleh orang yang kreatif, antara lain adalah
sebagai berikut:
sejumlah ide.
ide dari orang lain atau dalam arti ide tersebut terkesan unik.
31
6. Memiliki sikap apresiatif yang tinggi
Indikator anak yang kreatif dapat ditinjau dari dua aspek, yaitu aspek
sikap dan perasaan dari peserta didik, misalnya rasa ingin tahu, merasa tertantang
keterbukaan terhadap pengalaman baru, dan menonjol dalam salah satu bidang
1. Keluwesan / fleksibilitas
6. Keorisinilan
7. Kelancaran
8. Keunikan
yang menampilkan karya seni estetik, dan kreatif yang berakar pada norma, nilai,
32
perilaku dan produk seni budaya bangsa. Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan
meliputi seni rupa, seni musik, seni tari, seni drama dan sebagainya.
pada peserta didik, yang terletak pada pemberian pengalaman estetik dalam
“belajar dengan seni, “belajar melalui seni”, dan “belajar tentang seni” sehingga
apresiasi dalam bahasa, rupa, bunyi, gerak, tutur dan peran (Indri, 2018: 540).
Muatan pembelajaran seni budaya dan prakarya meliputi aspek seni rupa, seni
musik, seni tari, seni drama, dan prakarya. Seni rupa adalah cabang seni yang
dapat dinikmati unsur estetikanya melalui indera pengelihatan. Karya seni rupa
diwujudkan dalam bentuk karya dua maupun tiga dimensi (Tumurang, 2006: 18).
Karya seni visual (rupa) berfungsi untuk menyampaikan cerita, memahami ide-ide
maupun perasaan dari dalam diri seseorang (Jazuli, 2016:73). Jadi dapat
disimpulkan bahwa seni rupa adalah sebuah ungkapan perasan dan ide dari
seseorang yang diwujudkan dalam bentuk sebuah karya. Seni rupa memiliki
kontribusi yang sangat penting dalam perkembangan peserta didik antara lain
melalui pembelajaran seni rupa seorang anak akan dapat mengembangkan mental,
33
emosi, kreativitas, serta meningkatkan kemampuan apresiasi dan estetik peserta
peradaban dan kebudayaan, baik dalam tingkat lokal, nasional, regional, maupun
mengembangkan kesadaran seni dan keindahan dalam arti umum, baik dalam
didik menjadi pelaku seni atau seniman, namun lebih menitikberatkan pada sikap
Terdapat berbagai macam dan jenis dari karya seni rupa. jenis-jenis karya
1. Karya seni rupa minor, Contoh dari karya seni rupa ini adalah karya seni
2. Karya seni rupa monumental, Contoh dari karya seni rupa ini adalah karya
1. Karya seni rupa dua dimensi, Karya seni rupa yang mempunyai ciri ukuran
panjang dan lebar, serta bersifat statis. Contoh dari karya seni dua dimensi
adalah lukisan gambar, seni grafis, maupun gambar hidup atau film.
34
2. Karya seni tiga dimensi, Karya seni rupa yang memiliki ciri ukuran panjang,
lebar, isi dan mempunyai ruang. Contoh dari karya seni ini adalah patung dan
Ruang lingkup materi untuk seni budaya dan keteampilan di sekolah dasar
mancakup gambar ekspresif, gambar cerita, mozaik, karya relief, kerajinan dari
gambar dekoratif, montase, kolase, karya tiga dimensi, kerajinan dari bahan alam
dan buatan, karya rekayasa sederhana bergerak dengan angin dan tali, gambar
ilustrasi, topeng, patung, kerajinan tali temali, bahan keras, batik, dan teknik jahit,
cerita secara lisan dan tulisan unsur-unsur budaya daerah, pameran dan
Kompetensi Inti dan Dasar Seni Budaya dan Prakarya SD/MI. Di dalamnya
keterampilan) mulai dari kelas I sampai kelas VI. Satu diantara beberapa materi
seni rupa yang terdapat di kompetensi dasar adalah materi mengenai membuat
35
2. Menyajikan pengetahuan factual dalam bahasa yang
jelas, sistematis dan logis, dalam karya yang estetis,
dalam gerakan yang mencerminkan anak sehat, dan
dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak
beriman dan berakhlak mulia.
Kopetensi dasar 1. Mengetahui unsur-unsur karya rupa dalam dekoratif
2. Membuat karya dekoratif
kejiwaan atau ungkapan hati dari seseorang atau bahkan sebuah respon terhadap
(Fathurrahman, 2010: 84). Karya seni dekoratif adalah karya seni yang bertujuan
untuk menghias suatu benda agar terlihat lebih indah dan menarik. Hiasan tersebut
dapat mengubah kaleng dan kartu ucapan agar terlihat lebih menarik dan memiliki
nilai estetik yang bagus. Penampilan karya lebih mengutamakan keindahan garis,
Mata pelajaran seni Budaya dan Prakarya (SBdP) memiliki fungsi sebagai
berikut:
Sering kali peserta didik kurang mampu mengeluarkan isi hatinya lewat
bahasa lisan, dan menurut peserta didik bahasa tulisan lebih sulit untuk
mengungkapkan isi hatinya. Dalam keadaan seperti ini seni dapat membantu
36
2) Sebagai Media Komunikasi
pada orang lain. Keinginan berkomunikasi dapat melalui berbagai media seperti
Bermain merupakan ekpresi bebas yang paling jelas yang ada pada anak-
anak, bermain dapat juga dilaksanakan dalam pelajaran kesenian. Dalam kegiatan
sebagai salah satu mata pembelajaran yang diajarkan di SD/MI merupakan salah
satu mata pelajaran yang membantu mengembangkan jasmani dan rohani anak
Budaya dan Prakarya (SBdP) memiliki fungsi dan tujuan untuk mengembangkan
37
Penelitian yang dilakukan oleh Setiaji (2012), dipublikasikan oleh PGSD
FIP Universitas Kristen Satya Wacana (Volume 6, Nomor 2, Tahun 2012) yang
meningkatkan kerjasama dan hasil belajar IPA pada peserta didik Sekolah Dasar”.
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kerjasama dan hasil belajar peserta
tema keragaman suku bangsa dan agama di negeriku dengan fokus pada mata
pelajaran IPA tentang gaya dan gerak. Aspek yang diteliti tidak hanya hasil
belajar aspek kognitifnya saja melainkan juga kerjasama peserta didik, sehingga
kerjasama dan hasil belajar peserta didik. Berdasarkan penelitian tersebut dapat
Learning untuk Meningkatkan motivasi belajar, aktivitas belajar dan hasil belajar
aktivitas belajar dan hasil belajar peserta didik. Tahapan yang dimaksud adalah
generalization. Penelitian yang dilakukan oleh Zulfina, dkk. (2014) yang berjudul
kegiatan kolase sangat disenangi oleh anak, dapat memberikan kebebasan kepada
38
anak untuk berimajinasi dan memberikan kesenangan. Penelitian ini bertujuan
yang dialami guru dalam pemanfaatan kertas origami sebagai media pembelajaran
anak belum muncul. Hal tersebut terlihat dari sikap anak yang belum bisa
mengembangkan dari contoh yang diberikan guru pada saat kegiatan melipat dan
Negeri Semarang (Vol.2, No.1 Tahun 2014) yang berjudul berjudul “Pemanfaatan
Daun Kering sebagai Media Berkarya Kolase pada kegiatan Ekstrakurikuler Seni
bahwa: (1) pemanfaatan daun kering sebagai media berkarya kolase pada kegiatan
dengan Bantuan Media Asli”. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan,
media asli dapat meningkatkan kreativitas seni rupa anak kelompok B1 PAUD
39
Aisyiah Bustanul Athfal II Kota Bengkulu dengan hasil pengamatan yang
peserta didik satu dengan peserta didik lainnya masih cenderung sama, 2) peserta
didik juga belum mampu untuk mengkombinasikan bahan dalam membuat karya
dekoratif, 3) peserta didik belum berani untuk menuangkan ide dan kreasinya
mempesentasikan hasil karyanya karena merasa hasil karya yang dihasilkan masih
variabel yang disusun dari berbagai teori yang telah dideskripsikan (Sugiyono,
2015:92).
SBK di kelas V SD Negeri 1 Bira. Variabel atau indikator yang diteliti meliputi:
dekoratif, (2) kreativitas peserta didik dalam membuat karya dekoratif, (3)
40
mengkaji tentang pelaksanaan menumbuhkan kreativitas peserta didik melalui
didik inginkan. Dalam model pembelajaran ini, guru hanyalah sebagai fasilitator
atau pemberi stimulus dan rangsangan saja, dan peserta didiklah yang aktif dalam
kegiatan pembelajaran sehingga dapat menemukan sendiri apa saja yang belum
mempunyai daya imajinasi yang kuat, kerumitan motif hiasan, peka terhadap nilai
41
Kreativitas Peserta didik Kelas V SD Negeri 1
Bira Rendah
1. Keluasan/fleksibilitas
2. Mempunyai imajinasi yang kuat
3. Kerumitan matif hiasan
4. Peka terhadap nilai estetik
5. Kerapihan dan kebersihan
6. Keorisinilan
7. Kelancaran
42
BAB III
METODE PENELITIAN
(mixed methods) adalah suatu metode penelitian antara metode kuantitatif dengan
penelitian, sehingga diperoleh data yang lebih komprehensif, valid, reliable dan
objektif.
post-test control group design yang dilakukan dengan randomisasi terhadap dua
dilakukan dengan jalan melakukan pengukuran atau observasi awal sebelum dan
Keterangan :
43
- = Kelas kontrol tanpa perlakuan atau diajar dengan model pembelajaran
konvensional dalam hal ini pembelajaran langsung.
peserta didik pada mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. Untuk menguji
variabel yang menjadi fokus dalam penelitian. Azwar (2008) menyatakan bahwa
variabel adalah beberapa fenomena atau gelaja utama mengenai atribut atau sifat
yang terdapat pada subjek yang diteliti. Adapun variabel dalam penelitian ini
pada variabel terikat. Pada penelitian ini yang menjad variabel bebasnya
atau yang dipengaruhi oleh variabel bebas yang dalam eksperimennya diukur
untuk mengetahui efek dari suatu perlakuan. Pada penelitian ini yang menjadi
44
3.4. Populasi dan Sampel Penelitian
objek atau individu yang menjadi bahan pembicaraan atau bahan studi peneliti.
Menurut Rumidi (2002), populasi adalah keseluruhan objek peneliti baik terdiri
dari benda yang nyata, abstrak, peristiwa, ataupun gejala yang merupakan sumber
data dan memiliki karakter tertentu dan sama. Populasi penelitian ini adalah
seluruh peserta didik kelas V SD Negeri 1 Bira sebanyak 43 orang yang terdiri
Sampel adalah wakil dari jumlah dan karakter yang dimiliki oleh populasi.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah total
sampling jenuh, sehingga sampel penelitian ini berjumlah 43 orang anak yang
dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
aktivitas guru dan peserta didik pada saat pembelajaran dengan menerapkan
pembelajaran.
Learning
45
2. Tes unjuk kerja berdasarkan indikator kreativitas antara lain: (a) Keluwesan /
fleksibilitas, (b) Mempunyai daya imajinasi yang kuat, (c) Kerumitan motif
hiasan, (d) Peka terhadap nilai estetik, (e) Kerapihan dan kebersihan, (f)
46
4 Peka terhadap Membuat 3 Peserta didik mampu
nilai estetik karya seni menghasilkan karya seni
yang unik dan yang indah dan unik
indah 2 Peserta didik mampu
menghasilkan karya seni
hasil tiruan dari gambar
atau milik temannya
1 Menciptakan karya seni
seadanya
5 Kerapihan dan Menciptakan 3 Mampu membuat karya
kebersihan karya seni seni dengan rapi indah
dengan rapid dan bersih
an bersih 2 Membuat karya seni
kurang indah tapi bersih
1 Menghasilkan karya seni
seadanya
6 Keorisinilan Kemampuan 3 Anak mampu mencipta
untuk bentuk yang asli dan
menghasilkan berbeda dengan yang
ide asli yang lainnya
kreatif dan 2 Jika anak mencontoh
inovatif hasil karya temanya
1 Anak belum mampu
mencipta bentuk sendiri
dan berbeda dengan
yang lainnya
7 Kelancaran Kelancaran 3 Anak mampu mencipta
adalah bentuk yang bervariasi
kemampuan 2 Jika anak hanya dapat
untuk mencipta hasil karya
menghasilkan tertentu
banyak karya 1 Anak belum mampu
mencipta bentuk yang
bervariasi
8 Keunikan Keunikan 3 Peserta didik mampu
adalah membuat karya yang
memiliki unik dan indah beda dari
keindahan temannya yang lain
yang khs dan 2 Peserta didik mampu
berbeda dari membuat karya yang
yang lain. indah sama dengan
temannya yang lain.
1 Peserta didik membuat
karya seadanya hasil dari
menyontek karya
temannya.
47
3.5.3. Validitas Instrumen
Uji validitas instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah uji
validitas ahli. Kevalidan instrument penelitian ini akan diuji oleh tiga orang ahli
yang terdiri dari dua orang unsur Akademisi/Dosen dan 1 orang praktisi yaitu
sebagai berikut:
r11 = ( )(
n
n−1
s 2−∑ pq
s2 )
Keterangan:
kriteria pengujian jika r11 > rtab maka alat ukur tersebut reliable dan jika r 11 ≤ rtabel
Batasan Kategori
0,80 < r11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi (sangat baik)
0,60 < r11 ≤ 0,80 Tinggi (baik)
0,40 < r11 ≤ 0,60 Cukup (sedang)
0,20 < r11 ≤ 0,40 Rendah (kurang)
≤ 0,20 Sangat Rendah (sangat kurang)
48
3.6. Teknik Analisis Data
model Discovery Learning pada mata pelajaran seni budaya dan keterampilan,
Learning meliputi aktivitas mengajar guru dan aktivitas belajar peserta didik
1. Uji Prasyarat
penelitian. Tujuan uji prasyarat adalah untuk mengetahui kondisi data yang
beberapa varian populasi adalah sama atau tidak, serta mengetahui apakah ada
hubungan linier antar variabel secara signifikan. Uji prasyarat yang digunakan
a. Uji Normalitas
apakah pada suatu model regresi, suatu variabel independen dan variabel
1 fe
49
Keterangan:
2
x : Koefisien chi kuadrat
F0 : Frekuensi observasi (dari yang diamati)
Fe : Frekuensi estimasi (yang diharapkan)
k : Banyak kelas
b. Uji Homogenitas
varian populasi adalah sama atau tidak. Uji ini dilakukan sebagai prasyarat
Kriteria pengujian: Terima H0 Jika Fhit < Ftab maka kedua kelas
mempunyai variansi homogen dan terima H1 jika Fhit> Ftab maka kedua
c. Uji Linearitas
yang peneliti gunakan yaitu Test for inierity pada taraf signifikan 0,05.
50
Variable penelitian dapat dikatakan mempunyai hubungan yang linier
distribusi data dari penelitian yang diolah. Hasil yang diperoleh melalui uji
dari hasil uji linieritas didapatkan kesimpulan bahwa distribusi data linier,
maka dapat dibuat penelitian dengan memilih teknik analisis model linier,
seperti Fhitung <Ftabel maka data tersebut adalah linier, dan sebaliknya jika
diketahui Fhitung > Ftabel , maka data tersebut tidak linier. Perhitungan
2. Uji Hipotesis
hipotesis yang telah dibuat dari hasil penelitian deskriptif dengan perhitungan
X−µ0
t= s
√n
Keterangan:
X = Rata-rata sampel
µ0 = Dugaan rata-rata sampel
S = Simpangan baku sampel
n = Jumlah sampel
51
Dengan Kriteria pengujian: jika thitung> ttabel maka Ho ditolak dan H1 diterima
Keterangan :
N-gain adalah selisih antara nilai posttest dan pretest, N-gain dalam
52
sesudah pelaksanaan pembelajaran dengan model Discovery Learning. Nilai
2023.
53
DAFTAR PUSTAKA
Affan, Faiz. 2015. Pembelajaran Seni Kriya Topeng Sebagai Upaya Pembentukan
Karakter Kreatif Peserta didik Kelas XI IPA 1 SMA N 5 Tegal. Journal
of Art Education. 4 (1): 56-62. Online. (https://journal.unnes.ac.id/sju/
index.php/eduart/article/download/9781/62 53)
BSNP. 2006. Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah.Jakarta:
Depdiknas.
Destiani, Ardita. 2016. Upaya peningkatan kreativitas seni rupa peserta didik
melalui teknik pencetakan dengan bantuan Media Asli. Jurnal Ilmiah
Potensia. 1(1):7-14.Online.
(https://ejournal.unib.ac.id/index.php/potensia/article/ view/5655/275 4)
Eliza, Meria dan Ikhsan Satria Irianto. 2018. Proses Kreatif Komunitas Seni nan
Tumpah. Gorga Jurnal Seni Rupa. p-ISSN: 2301-5942 | e-ISSN:
25802380.7(2):174-177.Online.(https://jurnal.unimed.ac.id/2012/
index.php/gorga/article/view/11055/9860)
Effendi, Sofian. and. Tukiran. 2012. Metode Penelitian Survei. Jakarta. 319 hal.
Hajjaj, Yusuf Abu.2010. Kreatif Atau Mati. Solo: Ziyad Visi Media.
Hayati, Nur Lintang Dhien, dkk. 2016. Kesenian Silakupang Grup Srimpi: Proses
Kreativitas Karya dan Pembelajaran di Kabupaten Pemalang. Journal of
Arts Education. CATHARSIS 5 (1). p-ISSN 2252-6900. e-ISSN 2502-
4531 Online. (https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/catharsis/
article/download/13124/71)
54
Iryanti, Eny dan M. Jazuli. 2001. Mempertimbangkan Konsep Pendidikan Seni.
Harmonia Jurnal Penfetahuan dan Pemikiran Seni. 2(2): 40-48. Online.
(https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/harmonia/article/download/
851/7 84)
Makrifa, Samsiatul. 2014. Pemanfaatn daun kering sebagai media berkarya kolase
kegiatan ekstrakulikuler Seni Rupa di SD Sekaran 01 Gunung
patiSemarang. Journal of Visual Arts. 3(1):1-13. Online. (https://journal.
unnes.ac.id/sju/index.php/eduart/article/view/4048)
Masyhur, Ahmad. 2014. Pembelajaran Graffiti di kelas XII IPS SMA Negeri 22
Surabaya. Volume 2 Nomor 3. Online. (https://jurnal mahapeserta
didik.unesa.ac.id)
Priyatno, Duwi. (2010). “5 Jam Belajar Olah Data dengan SPSS 19”. Yogyakarta:
Andi Ofsset.
Setiaji. Dwi Wika Sukma, dkk. 2012. Penerapan model pembelajaran Discovery
Learning untuk meningkatkan kerjasama dan hasil belajar IPA pada
peserta didik Sekolah Dasar. Online
(http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/ pgsdsolo/article/view/11868)
55
Setiawan, 2017 Setiawan, Deni, dkk. 2017. Tipologi Karya Gambar Ekspresi Di
Sdn 02 Wonotirto Kecamatan Bulu Kabupaten Temanggung. Jurnal
Kreatif. Online. (https://journal.unnes.ac.id/nju/index.php/kreatif/article/
download/9373/61 39)
Suyono dan Haryanto. 2017. Belajar dan Pembelajaran teori dan Konsep Dasar.
Bandung: Remaja Rosdakarya.
56
Yuliati, Nanie Asri. 2007. Peningkatan Kreativitas Seni dalam Desain Busana.
IMAJI Jurnal Seni dan Pendidikan Seni. ISSN 1693-0470. Online.
(https://journal.uny.ac.id/index.php/imaji/article/view/6681/5740)
57
Lampiran 1.
SILABUS PEMBELAJARAN
Satuan Pendidikan : SDN 1 Bira
Kelas : V (Lima)
Semester : 1
Tema /Sub Tema : 1. Lingkungan Sahabat Kita / 3.Manusia dan Lingkungan
Muatan Pelajaran : SBK
Kompetensi Inti
KI 1: Menerima dan menjalankan ajaran agama yang dianutnya.
KI 2: Memiliki perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, dan
guru.
KI 3: Memahami pengetahuan faktual dengan cara mengamati (mendengar, melihat, membaca) dan menanya berdasarkan rasa ingin tahu
tentang dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya di rumah dan di sekolah.
KI 4: Menyajikan pengetahuan faktual dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan perilaku anak beriman dan berakhlak mulia
Indikator Penilaian
Kompetensi Materi Kegiatan Alokasi Sarana Dan
Pencapaian Bentuk Contoh
Dasar Pembelajaran Pembelajaran Teknik Waktu Sumber
Kompetensi Instrumen Instrumen
5.3.Merancang Karya Seni Membuat model Peserta didik Praktek Unjuk Pilihlah 3 x 35 Buku Guru
benda Berbahan benda karya dapat membuat Kerja bahan- dan Buku
permainan Dasar Benda di seni berbahan model benda bahan yang Siswa Kelas
yang Lingkungan dasar tali dan karya yang ana sukai V Kurikulum
digerakkan Sekitar benda lain di berbahan dasar buatlah 2013
dengan tali lingkungan tali dan benda gelang atau
sekitar. lain di kalung dari Benda
Memilih bahan lingkungan benda yang Lingkungan
58
untuk membuat sekitar. anda sukai Sekitar
model benda Peserta didik kemudian
karya seni dapat memilih berilah
berbahan dasar bahan untuk hiasan
tali dan benda membuat benda sehingga
lain di karya seni menghasilk
lingkungan berbahan dasar an karya
sekitar. tali dan benda yang indah.
Menghias benda lain di
karya seni lingkungan
berbahan dasar sekitar.
tali dan benda Peserta didik
lain di dapat menghias
lingkungan benda karya yang
sekitar. berbahan dasar
tali dan benda
lain di
lingkungan
sekitar.
59
Lampiran 2.
C. TUJUAN PEMBELAJARAN
Dengan memanfaatkan benda di linkungan sekitar peserta didik dapat
membuat karya seni.
D. MATERI PEMBELAJARAN
Karya Seni Berbahan Dasar Benda di Lingkungan Sekitar
60
E. PENDEKATAN DAN METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan Pembelajaran : Saintifik
Model Pembelajaran : Discovery Learning
Langkah- Alokasi
Jenis Kegiatan
Langkah Waktu
Kegiatan Pemberian Rangsangan (stimulasi) 15 menit
Awal 1. Memberikan salam dan mengajak semua Peserta
Didik berdoa menurut agama dan keyakinan
masing-masing
2. Mengecek kesiapan Peserta Didik dengan mengisi
lembaran absensi Peserta Didik dan memeriksa
kerapian pakaian, posisi dan tempat duduk yang
disesuaikan dengan kegiatan pembelajaran
3. Guru membuka pelajaran dengan
memperkenalkan kegiatan membuat karya seni
dengan meronce.
4. Guru memberikan apersepsi
5. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan
dicapai oleh peserta didik
6. Guru membagi peserta didik menjadi beberapa
kelompok.
Kegiatan Inti Identifikasi Masalah 45 Menit
1. Guru membagikan gambar tentang karya seni
yang dihasilkan dari kegiatan meronce
2. Peserta didik mengamati gambar
3. Bertanya jawab terkait organ gerak manusia
4. Guru membagikan lembar kerja peserta didik
(LKPD) berupa petunjuk pembuatan karya seni.
5. Menyampaikan informasi tentang kegiatan yang
akan dilakukan
6. Guru membimbing peserta agar memahami cara
membuat karya seni.
Pengumpulan data
Guru mengarahkan peserta didik untuk
mengidentifikasi dan menganalisis cara pembuatan
karya seni (meronce)
61
Menganalisis Data
1. Guru memberikan kesempatan pada peserta didik
untuk mengumpulkan informasi sebanyak-
banyaknya tentang membuat karya seni yang
baik.
2. Guru membimbing peserta didik untuk mengolah
dan menganalisis data dari setiap pengamatan
untuk membuat karya seni yang indah.
3. Peserta didik melakukan diskusi kelompok untuk
membuat karya seni (meronce) yang baik dan
indah.
4. Selama proses kegiatan berlangsung, guru
berkeliling kelas memandu peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar untuk membuat
karya seni yang indah.
5. Peserta didik menghubungkan konsep pembuatan
karya seni dengan bahan yang tersedia di
lingkungan sekitar.
6. Peserta didik membuat karya seni (meronce
dengan pengetahuan dan hasil pengamatan yang
telah dimilikinya.
Verification (pembuktian)
1. Guru mengarahkan setiap perwakilan kelompok
peserta didik untuk maju mempersentasekan hasil
karyanya di depan kelas
2. Guru mengarahkan peserta didik untuk
memperhatikan kelompok yang sedang
melakukan persentase dan peserta didik berhak
untuk mengajukan pertanyaan kepada kelompok
yang melakukan persentase
3. Guru menyimpulkan pertanyaan atau
permasalahan yang diajukan peserta didik yang
berhubungan dengan pembuatan karya seni
(meronce).
Kegiatan Menarik Kesimpulan (Generalization) 10 menit
Penutup 1. Guru dan Peserta Didik membuat kesimpulan atau
rangkuman hasil belajar
2. Bertanya jawab materi yang dipelajari untuk
mengetahui sejauh mana hasil ketercapaian materi
3. Menutup pelajaran dan mengajak semua Peserta
Didik bernyanyi dan setelah itu berdoa menurut
agama dan keyakinan masing-masing
62
H. Penilaian Hasil Belajar
1. Penilaian
Unjuk Kinerja
2. Bentuk Instrumen
Lembar Kerja Kelompok
63
Lampiran 3.
64
16. Peserta didik melakukan diskusi kelompok untuk
membuat karya seni (meronce) yang baik dan indah.
17. Selama proses kegiatan berlangsung, guru
berkeliling kelas memandu peserta didik yang
mengalami kesulitan belajar untuk membuat karya
seni yang indah.
18. Peserta didik menghubungkan konsep pembuatan
karya seni dengan bahan yang tersedia di lingkungan
sekitar.
19. Peserta didik membuat karya seni (meronce dengan
pengetahuan dan hasil pengamatan yang telah
dimilikinya.
Tahap V: Verification (pembuktian)
20. Guru mengarahkan setiap perwakilan kelompok
peserta didik untuk maju mempersentasekan hasil
karyanya di depan kelas
21. Guru mengarahkan peserta didik untuk
memperhatikan kelompok yang sedang melakukan
persentase dan peserta didik berhak untuk
mengajukan pertanyaan kepada kelompok yang
melakukan persentase
22. Guru menyimpulkan pertanyaan atau permasalahan
yang diajukan peserta didik yang berhubungan
dengan pembuatan karya seni (meronce).
Kegiatan Tahap VI: Menarik Kesimpulan (Generalization)
Penutup 23. Guru dan Peserta Didik membuat kesimpulan atau
rangkuman hasil belajar
24. Bertanya jawab materi yang dipelajari untuk
mengetahui sejauh mana hasil ketercapaian materi
25. Menutup pelajaran dan mengajak semua Peserta
Didik bernyanyi dan setelah itu berdoa menurut
agama dan keyakinan masing-masing
Lampiran 4.
65
Indikator
No Skor Deskripsi Rubrik
Penilaian
1 Keluwesan/ 3 Anak mampu memberikan penjelasan
Fleksibilitas terhadap hasil karyanya secara luwes
2 Anak masih kaku dalam memberikan
penjelasan terhadap hasil karnyanya.
1 Anak belum mampu memberikan penjelasan
terhadap hasil karyanya
2 Mempunyai 3 Mampu memanfaatkan bahan di lingkungan
daya imajinasi sekitar menjadi karya seni yang indah
yang kuat 2 Memanfaatkan bahan di lingkungan sekitar
menjadi karya seni seadanya
1 Tidak mampu memanfaatkan lingkungan
sekitar menjadi karya seni
3 Kerumitan motif 3 Peserta didik mampu membuat hiasan yang
hiasan indah dengan tingkat kesulitan yang tinggi
2 Peserta didik membuat hiasan sedanya pada
karya seni yang dibuat
1 Peserta didik tidak memberikan hiasan pada
karya seni
4 Peka terhadap 3 Peserta didik mampu menghasilkan karya seni
nilai estetik yang indah dan unik
2 Peserta didik mampu menghasilkan karya seni
hasil tiruan dari gambar atau milik temannya
1 Menciptakan karya seni seadanya
5 Kerapihan dan 3 Mampu membuat karya seni dengan rapi
kebersihan indah dan bersih
2 Membuat karya seni kurang indah tapi bersih
1 Menghasilkan karya seni seadanya
6 Keorisinilan 3 Anak mampu mencipta bentuk yang asli dan
berbeda dengan yang lainnya
2 Jika anak mencontoh hasil karya temanya
1 Anak belum mampu mencipta bentuk sendiri
dan berbeda dengan yang lainnya
7 Kelancaran 3 Anak mampu mencipta bentuk yang
bervariasi
2 Jika anak hanya dapat mencipta hasil karya
tertentu
1 Anak belum mampu mencipta bentuk yang
bervariasi
8 Keunikan 3 Peserta didik mampu membuat karya yang
unik dan indah beda dari temannya yang lain
2 Peserta didik mampu membuat karya yang
indah sama dengan temannya yang lain.
66
1 Peserta didik membuat karya seadanya hasil
dari menyontek karya temannya.
67
Lampiran 5.
Jumlah
Indikator Yang Diamati
No Nama Skor
KF DI KM NE KK KR KL KU
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
Jumlah
Rata-Rata
Tertinggi
Terrendah
Keterangan:
KF = Keluwesan/ Fleksibilitas
DI = Mempunyai daya imajinasi yang kuat
KM = Kerumitan motif hiasan
NE = Peka terhadap nilai estetik
KK = Kerapihan dan kebersihan
KR = Keorisinilan
KL = Kelancaran
KU = Keunikan
68