Anda di halaman 1dari 42

PENGEMBANGAN MEJA ROLL WELDING SEBAGAI

ALAT BANTU PEMBELAJARAN PRAKTIKUM


TEKNIK PENGELASAN

PROPOSAL SKRIPSI

Oleh :
Ibnu Sanjaya
562417001

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK MESIN


JURUSAN TEKNIK INDUSTRI
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO
2022
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, segala puja dan puji syukur senantiasa kami panjatkan


kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Sholawat
serta salam tak lupa kita haturkan kepada Nabi Muhammad SAW yang kita
nantikan syafaatnya di Yaumil Qiyamah nanti, Aamiin. Penulis bersyukur masih
diberi kesempatan dan kekuatan oleh Allah SWT, Proposal penelitian tugas akhir
dengan Judul “Pengembangan Meja Roll Welding Sebagai Alat Bantu
Pembelajaran Teknik Pengelasan GTAW”.
Selama proses penyusunan proposal penelitian, penulis menemui banyak
hambatan. Akan tetapi, atas kehendak-Nya dengan dibantu beberapa pihak, pada
akhirnya hambatan tersebut dapat teratasi. Oleh karena itu, penulis mengucapkan
terimakasih kepada yang terhormat :
1. Hasanuddin, ST., M.Si. selaku Ketua Jurusan Teknik Industri, Fakultas
Teknik, Universitas Negeri Gorontalo yang telah mendukung dalam
penyusunan Proposal Penelitian Tugas Akhir.
2. Sunardi, S.Pd, M.Pd. selaku Ketua Program Studi Pendidikan Teknik
Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo yang telah
mendukung penyususnan Proposal Penelitian Tugas Akhir.
3. Ir Fentje Abdul Rauf, M.T selaku Pembimbing I yang selalu memberikan
motivasi dan bimbingan dalam penyusunan Proposal Penelitian Tugas
Akhir.
4. Hendra Uloli, S.T., MT selaku Pembimbing II yang selalu memberikan
motivasi dan bimbingan dalam penyusunan Proposal Penelitian Tugas
Akhir.
5. Kakak-kakak senior Pendidikan Teknik Mesin 2015 dan 2016 yang
senantiasa memberikan saran dan semangat kepada saya dalam
Menyusun Proposal Penelitian Tugas Akhir.
6. Teman-teman angkatan 2017 yang selalu memberikan dukungan kepada
saya dalam Menyusun Proposal Penelitian Tugas Akhir.
Penulis menyadari sepenuhnya dengan segala keterbatasan yang penulis
miliki, Proposal Penelitian Tugas Akhir ini masih jauh dari kata sempurna,

II
sehingga penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak untuk kebaikan
kedepannya. Meskipun demikian, penulis berharap Proposal Penelitian Tugas
akhir ini dapat memberikan manfaat kepada pembaca dan untuk pengembangan
ilmu pengetahuan.

Penyusun

Ibnu Sanjaya

III
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vii

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang...............................................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah.......................................................................................3
1.3 Batasan Masalah.............................................................................................3
1.4 Rumusan Masalah..........................................................................................4
1.5 Tujuan Penelitian............................................................................................4
1.6 Spesifikasi Produk..........................................................................................4
1.7 Manfaat Penelitian..........................................................................................5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA...........................................................................6


2.1 Alat Bantu Pembelajaran................................................................................6
2.1.1 Pengertian Pembelajaran.......................................................................6
2.1.2 Tujuan Pembelajaran............................................................................6
2.1.3 Pengertian Alat Bantu Pembelajaran....................................................7
2.1.4 Pemilihan Media Pembelajaran............................................................8
2.1.5 Manfaat Alat Bantu Pembelajaran........................................................9
2.2 Las GTAW (Gas Tungsten Arc Welding)......................................................9
2.2.1 Pengertian Pengelasan..........................................................................9
2.2.2 Pengertian Las GTAW (Gas Tungsten Arc Welding)...........................10
2.2.3 Posisi Pengelasan..................................................................................10
2.2.4 Alat Bantu Meja Roll Welding..............................................................12
2.2.5 Desain Alat Bantu Meja Roll Welding..................................................13
2.3 Mata Kuliah Teknik Pengelasan GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) Di
PRODI S1 Pendidikan Teknik Mesin UNG ..................................................15
2.4 Penelitian Yang Relevan................................................................................16

IV
2.5 Kerangka Berfikir ..........................................................................................17
BAB III METODE PENELITIAN........................................................................17
3.1. Jenis Penelitian..............................................................................................17
3.2. Prosedur dan Capaian Pengembangan..........................................................18
3.3. Teknik Pengumpulan Data............................................................................22
3.4. Analisis Data.................................................................................................25
3.4.1 Analisis Deskriptif Kualitatif.............................................................25
3.4.2 Analisis Data Kuantitatif....................................................................25
3.5. Waktu dan Tempat Penelitian.......................................................................26
3.5.1. Waktu Penelitian..................................................................................26
3.5.2. Tempat Penelitian.................................................................................27

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................28
LAMPIRAN..........................................................................................................31

V
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1. Kisi-Kisi Kuesioner Validasi Ahli Media............................................23


Tabel 3.2. Kisi-Kisi Kuesioner Validasi Ahli Materi............................................24
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Kuesioner Tanggapan Siswa..................................................24
Tabel 3.4. Skor Sakal Likert..................................................................................26
Tabel 3.5. Pengkategorian Kelayakan Berdasarkan Kriteria.................................26
Tabel 3.6. Jadwal Kegiatan...................................................................................27

VI
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. Posisi Pengelasan..............................................................................11


Gambar 2.2. Posisi Pengelasan Pipa......................................................................12
Gambar 2.3. Desain Alat Bantu Meja Roll Welding.............................................13
Gambar 2.4. Kerangka Berpikir............................................................................18
Gambar 3.1. Langkah-Langkah Metode Research and Development (R&D)......17
Gambar 3.2. Langkah-Langkah Pengembangan Yang Dilakukan Peneliti...........18

VII
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan menurut Undang-Undang (UU) Republik Indonesia Nomor 20
Tahun 2003 mengenai Sistem Pendidikan Nasional Bab 1 Pasal 1 yang berbunyi
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi
dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya,
masyarakat, bangsa dan Negara.
Pendidikan merupakan sebuah proses pembelajaran yang dilalui manusia
dalam mengembangakan potensi pada dirinya, sehingga mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Sesuai dengan Undang-Undang
(UU) Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 maka tujuan Pendidikan yang
sudah ditetapkan harus dicapai dengan optimal oleh Lembaga Pendidikan.
Pembelajaran merupakan proses internalisasi ilmu pengetahuan ke dalam
skemata pelajar. Pada proses ini terdapat aktivitas siswa sebagai pelajar dan
terdapat aktivitas guru sebagai pembelajar (Albitar Septian Syarifudin, 2020).
Menurut Aswardi dkk (2019), dalam penelitiannya mengemukakan bahwa
pembelajaran merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris yaitu “Instruction”
diartikan sebagai proses interaktif antara guru dan peserta didik yang berlangsung
secara dinamis. Pembelajaran sebagai pengganti istilah lama proses pembelajaran
tidak hanya sekedar mengubah istilah, melainkan juga mengubah peran guru
dalam proses pembelajaran. Guru tidak hanya mengajar, tetapi juga
membelajarkan peserta didik agar mau belajar. Pembelajaran mempunyai tujuan
mengubah tingkah laku guna mencapai satu hasil tertentu.
Untuk menghasilkan calon pendidik yang kompeten maka diperlukan
proses pembelajaran yang efektif. Suasana hendaknya pendidikan bermakna,
menyenangkan, kreatif, dinamis dan dialogis. Untuk menerapkan pembelajaran
yang tercantum dalam Undang-undang SISDIKNAS tersebut, maka perlu
didukung oleh sarana dan prasarana yang memadai serta media pembelajaran

1
yang sesuai. Salah satunya yaitu alat bantu pembelajaran, agar peserta didik dapat
memahami

2
materi yang disampaikan pendidik dan juga dapat melakukan praktik langsung
sehingga dapat mengembangkan potensi pada dirinya.
Menurut Soekidjo dalam Basri (2019), mengemukakan bahwa alat bantu
pembelajaran merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Alat bantu pembelajaran difungsikan
sebagai alat untuk membantu individu dalam aktivitasnya, sehingga segala
kegiatan yang dijalankan dapat berjalan efektif dan efesien (Aser Paul Nainggolan
dkk, 2020).
Proses pengelasan adalah bagian yang tidak dapat dipisahkan dari semua
tahapan kegiatan baik dalam perencanaan, perakitan, dan perawatan suatu benda
yang berbahan dasar logam. Keberadaan meja las sangat dibutuhkan dalam rangka
memenuhi tahapan proses pengelasan tersebut. Dalam proses pengelasan juga,
posisi pengelasan dan kecepatan pengelesan merupakan salah satu parameter
pengelasan yang berpengaruh terhadap sifat fisis dan mekanis, khususnya
ketangguhan impact charpy.
Di Program Studi S1 Pendidikan Teknik Mesin Jurusan Teknik Industri
Universitas Negeri Gorontalo, terdapat beberapa mata kuliah pengelasan salah
satunya adalah mata kuliah Teknik Pengelasan GTAW (Gass Tungsten Arc
Welding). Mata kuliah Teknik Pengelasan GTAW adalah mata kuliah yang
mengajarkan proses pengelasan busur listrik menggunakan elektroda tidak
terumpan atau tidak ikut mencair. Dalam proses pengelasan ini, terdapat beberapa
posisi pengelasan yaitu posisi 1G, 2G, 3G, dan 4G pada pengelasan plat dan posisi
pengelasan 1G, 2G, 5G, dan 6G pada pengelasan pipa. Selain itu juga pengelasan
GTAW merupakan pengelasan yang banyak digunakan di sektor industri.
Berdasarkan hasil wawancara peneliti kepada dosen pengampu mata
kuliah Teknik Pengelasan GTAW, diketahui bahwa pelaksanaan kegiatan
praktikum pengelasan berjalan sesuai dengan waktu dan ketersediaan alat bantu
praktikum, namun terkadang terdapat kendala dari pelaksanaan praktikum
pengelasan khususnya pada pengelasan pipa. Hal ini dikarenakan terbatasnya alat
bantu yang akan digunakan sehingga pelaksanaan praktikum tidak berjalan
dengan baik. Kemudian berdasarkan wawancara peneliti terhadap mahasiswa
jurusan Teknik Industri Program Studi S1 Pendidikan Teknik Mesin, masih

2
banyak mahasiswa belum bisa melakukan proses pengelasan pipa posisi 2G,
selain itu juga mahasiswa mengatakan bahwa lebih senang menggunakan alat
bantu pembelajaran pada proses praktikum pengelasan, hal ini dikarenakan alat
bantu pembelajaran dapat mempermudah mereka melakukan kegiatan praktikum
pengelasan. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Mustamin (2019) pada tahap
pendefenisian diperoleh hasil gaya belajar peserta didik lebih cenderung ke
kinestetik dengan jumlah presentase 62,95%.
Akan tetapi, berdasarkan hasil observasi di Laboratorium Teknik Industri
Universitas Negeri Gorontalo, belum terdapat sebuah alat bantu pembelajaran
pengelasan pipa yang dapat digunakan oleh mahasiswa untuk melakukan
praktikum pengelasan pipa baik posisi pengelasan pipa 1G maupun 2G. Hal ini
akan berdampak pada proses pembelajaran praktikum Teknik Pengelasan dimana
mahasiswa akan kesusahan dalam melaksankan praktik pengelasan, sehingganya
mahasiswa sulit untuk mengembangkan potensi dirinya.
Dari data observasi dan wawancara tersebut, menunjukan bahwa begitu
pentingnya dilakukan suatu pengembanagan alat bantu pembelajaran pada mata
kuliah Teknik Pengelasan untuk memenuhi kebutuhan akan cara belajar
mahasiswa serta proses pembelajaran yang lebih efektif dan kreatif. Berdasarkan
permasalahan tersebut, maka peneliti memiliki gagasan atau ide untuk melakukan
penelitian pengembangan dengan judul “Pengembangan Meja Roll Welding
Sebagai Alat Bantu Pembelajaran Praktikum Pada Mata Kuliah Teknik
Pengelasan”.

1.2 Identifikasi Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti mengidentifikasi masalah
bahwa di Laboratorium Teknik Industri Universitas Negeri Gorontalo belum
memiliki alat bantu pembelajaran pengelasan pipa yang dapat digunakan pada
posisi pengelasan 1G dan 2G. Sehingga pada pelaksanaan praktik pengelasan
GTAW khususnya pengelasan pipa masih terkendala akibat kurangnya alat bantu
pembelajaran.

1.3 Batasan Masalah

3
Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka penelitian ini hanya
dibatasi pada masalah :
1. Pengembangan alat bantu pembelajaran difokuskan pada mata kuliah Teknik
Pengelasan GTAW (Gass Tungsten Arc Welding).
2. Pengembangan yang dilakukan berupa pembuatan meja roll welding sebagai
alat bantu pembelajaran praktikum Teknik Pengelasan GTAW.

1.4 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah pada penelitian ini berdasarkan latar belakang di
atas adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana pengembangan meja roll welding sebagai alat bantu pembelajaran
pada praktikummata kuliah Teknik Pengelasan GTAW ?
2. Bagaimana tingkat kelayakan meja roll welding sebagai alat bantu
pembelajaran pada praktikum mata kuliah Teknik Pengelasan GTAW ?

1.5 Tujuan Penelitian


Dari rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, adapun tujuan
dalam penelitian ini yaitu :
1. Mengembangkan meja roll welding sebagai alat bantu pembelajaran pada
praktikum mata kuliah Teknik Pengelasan GTAW.
2. Mengetahui tingkat kelayakan meja roll welding sebagai alat bantu
pembelajaran pada praktikum mata kuliah Teknik Pengelasan GTAW.

1.6 Spesifikasi Produk


Spesifikasi produk yang diharapkan dalam penelitian pengembangan alat
bantu pembelajaran ini yaitu :
1. Alat bantu pembelajaran meja Roll Welding pada mata kuliah pengelasan
GTAW yang dikembangkan, berbentuk seperti meja yang ketinggiannya bisa
diatur sesuai kebutuhan.
2. Alat bantu pembelajaran meja Roll Welding dilengkapi dengan komponen
chuck untuk menjepit benda kerja dan di gerakkan oleh motor DC, alat bantu
ini juga posisinya dapat di atur yaitu posisi 1G dan posisi 2G.

4
3. Alat bantu pembelajaran meja Roll Welding yang dikembangkan, dapat
digunakan sebagai alat bantu untuk mempermudah mahasiswa dalam
melakukan pengelasan pipa.
4. Alat bantu pembelajaran meja Roll Welding dikembangkan sesuai dengan SK
(Standar Kompetensi) dan KD (Kompetensi Dasar) suatu pokok bahasan
yang akan diajarkan di mata kuliah Pengelasan GTAW.
5. Alat bantu pembelajaran meja Roll Welding yang dikembangkan dapat
memenuhi capaian pembelajaran mata kuliah Pengelasan GTAW dalam
memahami dan mempraktekan posisi pngelasan.

1.7 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Prodi S1 Pendidikan Teknik Mesin


Dapat memiliki alat bantu pembelajaran berupa meja Roll Welding yang
dapat digunakan dengan variasi posisi pengelasan 1G dan 2G sehingga dapat
membantu pencapaian indikator pembelajaran.
2. Dosen
Dapat membantu dosen dalam melaksanakan proses pembelajaran pada
mata kuliah pengelasan.
3. Peserta didik
Dapat mempermudah peserta didik dalam melaksanakan praktek
pengelasasn dan dapat membantu peserta didik dalam mengembangkan potensi
dirinya.
4. Peneliti
Dapat membantu menambah wawasan pada mata kuliah pengelasan dan
mendapatkan pengalaman dalam pengembangan alat bantu pembelajaran
pengelasan GTAW.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Alat Bantu Pembelajaran
2.1.1 Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses internalisasi ilmu pengetahuan ke dalam
skemata pelajar. Pada proses ini terdapat aktivitas siswa sebagai pelajar dan
terdapat aktivitas guru sebagai pembelajar (Albitar Septian Syarifudin, 2020).
Menurut Abd. Rahim Mansyur (2020) mengemukakan bahwa
pembelajaran berkaitan dengan suatu proses interaksi yang melibatkan guru dan
peserta didik. Pembelajaran dilakukan secara berkesinambungan untuk mengelola
potensi peserta didik memperoleh ilmu pengetahuan. Proses interaksi dalam
pembelajaran akan berjalan dengan baik jika guru kreatif memanfaatkan berbagai
media dan metode dalam pembelajaran untuk menstimulus peserta didik belajar
dengan motivasi yang baik dalam pembelajaran.
Menurut Aswardi dkk (2019), dalam penelitiannya mengemukakan bahwa
pembelajaran merupakan terjemahan dari Bahasa Inggris yaitu “Instruction”
diartikan sebagai proses interaktif antara guru dan peserta didik yang berlangsung
secara dinamis. Pembelajaran sebagai pengganti istilah lama proses pembelajaran
tidak hanya sekedar mengubah istilah, melainkan juga mengubah peran guru
dalam proses pembelajaran. Guru tidak hanya mengajar, tetapi juga
membelajarkan peserta didik agar mau belajar. Pembelajaran mempunyai tujuan
mengubah tingkah laku guna mencapai satu hasil tertentu
Berdasarkan uraian pengertian pembelajaran di atas dapat disimpulkan
bahwa pembelajaran merupakan suatu usaha yang dilakukan oleh pendidik berupa
pemberian stimulus dan interaksi edukatif sehingga dapat menumbuhkan dan
mendorong peserta didik melakukan proses belajar.
2.1.2 Tujuan Pembelajaran
Seluruh rangkaian pembelajaran mengarah pada ketercapaian tujuan
sebagai arah untuk memperoleh hasil yang maksimal. Oleh karena itu, tujuan
pembelajaran harus menjadi pertimbangan dalam melakukan rancangan
pembelajaran. Secara teoritik, tujuan pembelajaran meliputi tujuan kognitif, tujuan
psikomotorik, dan tujuan afektif (Abd. Rahim Mansyur, 2020).

6
Menurut Annisa Nidaur Rohmah (2017), tujuan pembelajaran merupakan
komponen yang dapat mempengaruhi komponen pengajaran lainnya, seperti
bahan pelajaran, kegiatan belajar mengajar, pemilihan metode, alat, sumber dan
alat evaluasi. Oleh karena itu, maka seorang guru tidak dapat mengabaikan
masalah perumusan tujuan pembelajaran apabila hendak memprogramkan
pengajarannya. Jika dilihat dari sisi ruang lingkupnya, tujuan pembelajaran dapat
dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1) Tujuan yang dirumuskan secara spesifik oleh guru yang bertolak dari materi
pelajaran yang akan disampaikan.
2) Tujuan Pembelajaran Umum, yaitu tujuan pembelajaran yang sudah
tercantum dalam garis-garis besar pedoman pengajaran yang dituangkan
dalam rencana pengajaran yang disiapkan oleh guru. Tujuan khusus yang
dirumuskan oleh seorang guru harus memenuhi syarat-syarat, yaitu:
a) Secara spesifik menyatakan perilaku yang akan dicapai
b) Membatasi dalam keadaan mana pengetahuan perilaku diharapkan
dapat terjadi (kondisi perubahan perilaku)
c) Secara spesifik menyatakan kriteria perubahan perilaku dalam arti
menggambarkan standar minimal perilaku yang dapat diterima sebagai
hasil yang dicapai.
2.1.3 Pengertian Alat Bantu Pembelajaran
Menurut Soekidjo dalam Basri (2019), mengemukakan bahwa alat bantu
pembelajaran merupakan alat-alat yang digunakan oleh pendidik dalam
menyampaikan materi pembelajaran. Alat bantu pembelajaran difungsikan
sebagai alat untuk membantu individu dalam aktivitasnya, sehingga segala
kegiatan yang dijalankan dapat berjalan efektif dan efesien (Aser Paul Nainggolan
dkk, 2020).
Menurut Yudhi Purnama dkk (2021) mengemukakan bahwa alat bantu
pembelajaran termasuk media pembelajaran dalam mengajar serta sarana
pembawa pesan dari sumber belajar ke penerima pesan belajar. Pemakaian media
pembelajaran dapat membangkitkan minat dan motivasi serta membawa pengaruh
psikologis terhadap pebelajar.

7
Dari pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa alat bantu
pembelajaran adalah alat yang digunakan untuk mempermudah peserta didik
dalam melakukan kegiatan belajar, sehingga proses belajar menjadi lebih efektif
dan efesien.
2.1.4 Pemilihan Media Pembelajaran
Menurut Saripah (2021) mengemukakan beberapa dasar pertimbangan
dalam pemilihan media pembelajaran yaitu sebagai berikut :
1) media pembelajaran yang dipilih hendaknya disesuaikan dengan kebutuhan
pemakai yang dilayani serta mendukung tujuan pembelajaran.
2) media pembelajaran yang dipilih perlu didasarkan atas azas manfaat, untuk
apa dan mengapa media pembelajaran tersebut dipilih.
3) pemilihan media pembelajaran hendaknya berposisi ganda baik berada pada
sudut pandang pemakai (guru, peserta didik) maupun kepentingan Lembaga.
4) pemilihan media pembelajaran harus didasarkan pada kajian edukatif
dengan memperhatikan kurikulum yang berlaku, cakupan bidang
pengembangan yang dikembangkan, karakteristik peserta didik serta aspek-
aspek lainnya yang berkaitan dengan pengembangan Pendidikan dalam arti
luas.
5) media yang dipilih hendaknya memenuhi persyaratan kualitas yang telah
ditentukan antara relevansi dengan tujuan, persaratan fisik, kuat dan tahan
lama, sederhana, atraktif dan berwarna, serta kelengkapan lainnya.
6) pemilihan media pembelajaran hendaknya memperhatikan pula
keseimbangan koleksi (well rounded collection) termasuk media
pembelajaran pokok dan bahan penunjang sesuai dengan kurikulum baik
untuk pembelajaran maupun media pembelajaran penunjang untuk
pembinaan bakat, minat dan keterampilan yang terkait.
Menurut Sanjaya Wina dalam Surya Putra (2021), mengemukakan bahwa
ada beberapa prinsip yang harus diperhatikan dalam pemilihan media
diantaranya :
1) pemilihan media harus sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai
2) pemilihan media harus berdasarkan konsep yang jelas

8
3) pemilihan media harus sesuai dengan gaya belajar peserta didik serta gaya
dan kemampuan guru
4) pemilihan media harus sesuai dengan kondisi lingkungan, fasilitas, dan
waktu yang tersedia untuk kebutuhan pembelajaran.
Dari beberapa uraian di atas, maka dapat disimpulkan alat pembelajaran
dapat dikatakan baik jika alat bantu pembelajaran mempunyai tujuan pendidikan
untuk mengubah pengetahuan, pendapat serta konsep-konsep, mengubah sikap
dan presepsi, menanamkan tingkah laku/kebiasaan yang baru. Selain itu juga alat
bantu harus efesien dalam penggunaanya, dalam waktu yang singkat dapat
mencakup isi yang luas dan tempat yang diperlukan tidak terlalu luas. Penempatan
alat bantu perlu diperhatikan ketepatanya agar dapat diamati dengan baik oleh
siswa. Kemudian juga alat bantu harus efektif dan komunikatif.
2.1.5 Manfaat Alat Bantu Pembelajaran
Menurut Soekidjo dalam Basri (2019), mengemukakan manfaat alat bantu
pembelajaran yaitu sebagai berikut :
1) menimbulkan minat sasaran Pendidikan
2) mencapai sasaran yang banyak
3) membantu mengatasi hambatan bahasa
4) merangsang sasaran Pendidikan untuk melaksanakan pesan-pesan
Kesehatan
5) membantu sasaran Pendidikan untuk belajar lebih banyak dan cepat
6) merangsang sasaran Pendidikan untuk meneruskan pesan-pesan yang
diterima kepada orang lain
7) mempermudah pencapaian bahan Pendidikan/informasi oleh para pendidik
pelaku Pendidikan
8) mempermudah penerimaan informasi oleh sasaran Pendidikan, seperti
diuraikan di atas bahwa pengetahuan yang ada pada seseorang diterima
melalui indera
2.2 Las GTAW (Gas Tungsten Arc Welding)
2.2.1 Pengertian Pengelasan
Pengelasan menurut DIN (Deutsche Industrie Norman) adalah ikatan
metalurgi pada sambungan logam paduan yang dilaksanakan dalam keadaan

9
lumer atau cair. Dengan kata lain, las merupakan sambungan setempat dari
beberapa batang logam dengan menggunakan energi panas.
Menurut Awal Syahrani, dkk (2017), Pengelasan dapat diartikan dengan
proses penyambungan dua buah logam sampai titik rekristalisasi logam, dengan
atau tanpa menggunakan bahan tambah dan menggunakan energi panas sebagai
pencair bahan yang dilas. Pengelasan juga dapat diartikan sebagai ikatan tetap dari
benda atau logam yang dipanaskan.
Dari definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pengelasan merupakan satu
bagian yang tidak bisa dipisahkan dalam teknologi manufaktur. Pengelasan
merupakan proses penyambungan dua buah logam dengan menggunakan energi
panas sebagai pencair bahan yang dilas.
2.2.2 Pengertian Las GTAW (Gas Tungsten Arc Welding)
Gas Tungsten Arc Welding (GTAW) atau sering juga disebut Tungsten
Inert Gas (TIG) merupakan salah satu dari bentuk las busur listrik (Arc Welding)
yang menggunakan iner gas sebagai pelindung dengan tungsten atau wolfram
sebagai elektroda (Awal Syahrani dkk, 2017).
Pada proses GTAW, tungsten hanya berfungsi sebagai generator busur
listrik jika bersentuhan dengan benda uji, sedangkan untuk logam pengisi menjadi
batang pengisi. Welding GTAW sering juga disebut las argon, hal ini dikarenakan
gas pelindung yang digunakan adalah gas argon (Apang Djafar Shieddieque, dkk
2021).
Dari beberapa defenisi diatas dapat disimpulkan bahwa pengelasan GTAW
(Gas Tungsten Arc Welding) adalah sebuah proses pengelasan busur listrik yang
menggunakan elektroda tidak terumpan atau tidak ikut mencair. Pada pengelasan
GTAW ini, elektroda atau tungsten ini hanya berfungsi sebagai penghasil busur
listrik saat bersentuhan dengan benda kerja sedangkan untuk logam pengisi adalah
filler rod.
2.2.3 Posisi Pengelasan
Posisi pengelasan menurut ASME (American Society of Mechanical
Engineers) section IX yaitu pada posisi pengelasan plat terdiri dari posisi 1G
(posisi pengelasan datar), 2G (posisi pengelasan horizontal), 3G (posisi
pengelasan vertical), 4G (posisi pengelasan di atas kepala). Sedangkan pada posisi

10
pengelasan pipa terdiri dari posisi 1G (posisi engelasan datar pipanya dapat
diputar), 2G (posisi pengelasan horizontal pipa dapat diputar), 5G (posisi
pengelasan vertical namun pipa tidak dapat diputar), dan 6G (posisi pengelasan
pipanya miring sekitar 45º dan statis atau tidak dapat diputar).
Menurut Mesak Frits dkk (2019), mengemukakan bahwa posisi pengelasan
atau sikap pengelasan adalah pengaturan posisi dan gerakkan arah dari pada
elektroda sewaktu mengelas. Adapun posisi mengelas terdiri dari empat macam
yaitu :
1) Posisi Di Bawah Tangan
Posisi di bawah tangan yaitu suatu cara pengelasan yang dilakukan pada
permukaan rata/datar dan dilakukan di bawah tangan. Kemiringan elektroda las
sekitar 10º - 20º terhadap garis vertikal dan 70º- 80º terhadap benda kerja.
2) Posisi Tegak (Vertikal)
Mengelas posisi tegak adalah apabila dilakukan arah pengelasannya ke atas
atau ke bawah. Pengelasan ini termasuk pengelasan yang paling sulit karena
bahan cair yang mengalir atau menumpuk diarah bawah dapat diperkecil dengan
kemiringan elektroda sekitar 10º-15º terhadap garis vertikal dan 70º- 85º terhadap
benda kerja.
3) Posisi Datar (Horisontal)
Mengelas dengan horisontal biasa disebut juga mengelas merata dimana
kedudukan benda kerja dibuat tegak dan arah elektroda mengikuti horisontal.
Sewaktu mengelas elektroda dibuat miring sekitar 5º-10 º terhadap garis vertikal
dan 70 º - 80 º ke arah benda kerja.

Posisi Pengelasan Bentuk Pengelasan

Posisi pengelasan mendatar

11
Posisi pengelasan tegak
(vertical)

Posisi pengelasn atas kepala


(over head)

Gambar 2.1. Posisi Pengelasan

Adapun gambar posisi pengelasan pipa 1G, 2G, 5G dan 6G menurut Bayu
Arie Hanggara (2019) yaitu :

Gambar 2.2. Posisi Pengelasan Pipa

2.2.4 Alat Bantu Meja Putar (Roll Welding)


Menurut Arifin dalam Imam Kholiq dkk (2019) meja roll welding adalah
peralatan produksi yang menempatkan, memegang dan menyangga benda kerja
secara kuat sehingga pekerjan yang diperlukan bisa dilakukan. Fungsi dari meja

12
roll welding adalah memegang benda yang akan dilas pada saatnya ataupun
sebelumya.
Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa alat bantu
meja roll welding adalah alat bantu pengelasan yang dapat digunakan untuk
membantu serta mempermudah pekerja (welder) dalam melakukan proses
pengelasan agar lebih efesien.

2.2.5 Desain Alat Bantu Meja Putar (Roll Welding)


Adapun desain atau sketsa awal dari alat bantu meja putar (roll welding)
yaitu sebagai berikut :

Gambar 2.3. Desain Awal Meja Roll Welding

Berikut spesifikasi ukuran dan komponen yang akan digunakan pada


pengembangan meja roll welding yaitu :

1) Chuck
Chuck yang akan digunakan adalah chuck atau cekam mesin bubut yang
terbuat dari material hardened steel yang memiliki ukuran maksimal adalah

13
4 inch. Komponen ini berfungsi sebagai alat untuk menjepit benda kerja
atau pipa yang akan di las.
2) Permukaan Meja
Pada permukaan meja bagian atas, bahan yang akan digunakan adalah besi
plat yang memiliki ketebalan 5 milimeter (mm).
3) Meja Bagian Atas
Ukuran meja bagian atas yang akan digunakan pada meja bagian atas adala
1000 mm x 600 mm atau 100 cm x 60 cm.

4) Tuas Pemutar Chuck


Bahan yang akan digunakan pada tuas untuk merubah posisi chuck menjadi
posisi pengelasan 1G atau 2G adalah besi.
5) Tiang Penggerak
Bahan yang akan digunakan sebagai tiang penggerak adalah besi, yang
memiliki ukuran diameter 12 mm.
6) Kaki Meja
Bahan yang akan digunakan sebagai kaki meja yaitu terbuat dari besi dan
memiliki landasan yang terbuat dari karet.
7) Bearing Tiang Penggerak
Bearing yang akan digunakan pada tiang penggerak meja roll welding yaitu
terbuat dari besi.
8) Dudukan Tiang Penggerak
Bahan yang digunakan sebagai dudukan tiang penggerak pada meja roll
welding yaitu terbuat dari bahan besi dengan ketebalan 3 mm.
9) Meja Bagian Bawah
Ukuran meja bagian bawah yang akan digunakan pada meja bagian atas
adala 1000 mm x 600 mm atau 100 cm x 60 cm.
10) Tuas Penggerak Tiang
Bahan yang akan digunakan sebagai tuas penggerak tiang adalah besi dan
memiliki diameter 12 mm.
11) Panel Kontrol Box

14
Panel kontrol box digunakan sebagai tempat kontrol kecepatan dan kontrol
kelistrikan alat bantu meja roll welding. Pada panel kontrol box terdiri dari
dimer yang berfungsi sebagai pengontrol kecepatan, panel kecepatan, dan
switch on dan off.
12) Baut Penghubung Tiang
Bahan baut yang akan digunakan sebagai penghubung tiang pada meja roll
welding adalah besi, dan memiliki ukuran diameter 12 mm.

13) Pillow Blok


Pillow blok bearing berfungsi sebagai dudukan poros untuk menahan beban
motor dan meja putar. Bahan yang digunakan pada pillow blok ini adalah
high quality steel.
14) Gear Box
Gear box berfungsi untuk mereduksi putaran motor DC.
15) Rangka Meja Atas dan Bawah
Menurut Tonny dkk (2020), mengemukakan bahwa material besi hollow
ukuran 40 x 40 x 2 mm sebagai rangka meja rotary positioner table mampu
menopang benda kerja seberat 100 kg. oleh karena itu, mengacu dari hasil
penelitian tersebut maka bahan material rangka mej roll welding yang akan
digunakan oleh peneliti adalah besi hollow dengan ukuran 40 x 40 x 2 mm.
16) Motor Pemutar Chuck
Motor yang akan digunakan pada meja roll welding adalah motor DC. Hal
ini dikarenakan kecepatan motor DC dapat diatur sesuai kecepatan las yang
dibutuhkan.
17) Komponen Sistem Grounding (pentanahan)
Menurut Thamrin Siahan (2019), mengemukakan bahwa sistem grounding
atau sistem pentanahan adalah sistem pengaman terhadap perangkat-
perangkat yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga dari lonjakan
arus listrik, dan sistem pentanahan ini digambarkan sebagai hubungan
antara suatu peralatan atau sirkuit listrik dengan bumi. Pada komponen

15
sistem grounding, peneliti menggunakan flexible braid yang terbuat dari
tembaga. Hal ini dikarenakan flexible braid yang terbuat dari tembaga
sangat baik digunakan pada sistem grounding. Selain itu juga karena
sifatnya yang fleksibel, sehingga baik untuk mengimbangi getaran pada alat
bantu meja roll welding.

2.3 Mata Kuliah Teknik Pengelasan GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) Di
PRODI S1 Pendidikan Teknik Mesin UNG
Teknik pengelasan GTAW (Gas Tungsten Arc Welding) merupakan salah
satu mata kuliah pada Program Studi S1 Pendidikan Teknik Mesin. Sesuai dengan
latar belakang yang peneliti buat, bahwa di Laboratoriumn Teknik Industri belum
memiliki alat bantu yang dapat digunakan mahasiswa dalam melakukan kegiatan
praktek pengelasan pipa, sehingganya proses pelaksanaan praktikum pengelasan
terutama pada pengelasan pipa masih terkendala. Selain itu juga mahasiswa
kesusahan dalam melaksanakan kegiatan pengelasan dan juga tidak dapat
mengembangkan potensi dirinya.
Deskripsi dan capaian pembelajaran mata kuliah teknik pengelasan GTAW
(Gas Tungsten Arc Welding) :
a. Deskripsi
Mata kuliah Teknik Pengelasan GTAW (Gas Tungsten Arc Welding)
merupakan mata kuliah praktik dengan bobot 2 sks. Tujuan Mata kuliah ini adalah
membekali memahasiswa untuk bisa menguasai dasar-dasar pengelasan GTAW
dan memiliki keterampilan dalam penyambungan logam. Untuk itu pada mata
kuliah ini menyajikan pembahasan mengenai kecepatan pengelasan, posisi
pengelasan, kuat arus pengelasan. Sehingganya pada mata kuliah ini, proses
pembelajaran praktik lebih banyak dibandingkan dengan pembelajaran teori.
b. Capaian Pembelajaran
Setelah menyelesaikan mata kuliah Teknik Pengelasan GTAW, adapun
kemampuan akhir mahasiswa yang diharapkan yaitu :
 Mampu menjelaskan mesin TIG (GTAW)
 Mampu melakuakn pencairan bahan dasar Alumunium TIG (GTAW) Down
Hand

16
 Mampu membuat jalur las alumunium TIG (GTAW)
 Mampu membuat sambungan dengan posisi 1G TIG (GTAW) Down Hand
 Repair and Maintenance

2.4 Penelitian Yang Relevan


Dalam penelitian ini, peneliti mengacu pada penelitian terdahulu yang
relevan dengan penelitian yang akan dilaksanakan oleh peneliti saat ini. Berikut
beberapa hasil penelitian yang relevan yang dijadikan bahan telaah bagi peneliti.
Sutrisno, dkk (2020), dalam penelitiannya “ Perancangan Meja Sebagai
Alat bantu Proses Pengelasan Berdasarkan Ergonomi” Pada penelitiannya ini
menjelaskan bahwa rancangan meja las untuk praktik sebagai alat bantu saat
pengelasan yang dapat memperbaiki postur tubuh serta mengurangi keluhan
musculoskeletal yaitu sakit di leher bagian bawah dari 89% menjadi 0%, sakit di
pinggang dari 74% menjadi 0%, sakit di lutut kanan dari 69% menjadi 6%, sakit
di punggung dari 66% menjadi 6%, sakit di paha kanan dari 60% menjadi 6%.
Selain itu juga menurunkan waktu proses pengelasan untuk sambungan tumpul
dari 85 detik menjadi 48 detik, sambungan tumpang dari 85 detik menjadi 60
detik, dan sambungan T dari 88 detik menjadi 81 detik. Kualitas hasil pengelasan
secara visual lebih baik dan membuat praktik siswa menjadi lebih efektif dan
efisien.
Imam kholiq dan Alven Safik Ritonga (2019), dalam penelitiannya
“Perancangan Meja Putar Rool Welding Sebagai Alat Bantu Pengelasan”.
Menjelaskan bahwa Pada penelitian ini menjelaskan bahwa penggunaan alat bantu
meja putar roll welding dapat mengurangi terjadinya distorsi. Didapat nilai
terkecil distorsi menggunakan alat bantu meja putar roll welding yaitu sebesar
0,22 derajat, sedangkan nilai terkecil distorsi tanpa penggunann roll welding yairu
sebesar 1,44 derajat. Serta penggunaan alat bantu meja putar roll welding dapat
mengurangi cacat pengelasan mereduksi waktu setup dan dapat meningkatkan
volume produksi, menghilangkan cacat las yang berakibat pada penurunan biaya
produksi, sehingga cukup layak dan efisien dari segi ekonomi.
Basri (2019), dalam penelitiannya “Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran
Untuk Meningkatkan Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya Straddle Pada Siswa

17
Kelas VI Sekolah Dasar”. Menjelaskan bahwa Penggunaan alat bantu dalam
pembelajaran lompat jauh gaya sraddle dapat meningkatkan hasil belajar siswa
sehingga penelitian ini dapat digunakan sebagai suatu pertimbangan bagi guru
yang ingin menggunakan media pengajaran dengan menggunakan alat bantu
pembelajaran.
2.5 Kerangka Berpikir
Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas sebelumnya, maka untuk
dapat meningkatkan kemudahan dan efektifitas dalam proses pembelajaran, maka
perlu adanya alat bantu pembelajaran dalam proses pembelajaran mata kuliah
teknik pengelasan GTAW (Gas Tungsten Arc Welding). Alat bantu pembelajaran
juga dapat mempermudah pendidik dalam menyampaikan bahkan memberikan
parktik kepada peserta didik.
Rancang bangun alat bantu pembelajaran teknik pengelasan GTAW (Gas
Tungsten Arc Welding) ini diharapkan dapat mempermudah dan meningkatkan
efektifitas dalam proses pembelajaran teknik pengelasan GTAW (Gas Tungsten
Arc Welding). Kerangka Pemikiran pada penelitian ini bisa dilihat di bawah ini :

Meja Roll Welding Alat Bantu Pembelajaran


Imam kholiq dan Alven Safik Basri (2019) dalam penelitiannya
Ritonga (2019), dalam “Penggunaan Alat Bantu
penelitiannya “Perancangan Meja Pembelajaran Untuk Meningkatkan
Putar Rool Welding Sebagai Alat Gerak Dasar Lompat Tinggi Gaya
Bantu Pengelasan”. Straddle Pada Siswa Kelas VI Sekolah
Dasar”.

Kajian Meja Roll Welding Kajian Alat Bantu Pembelajaran


Meja putar las Roll Welding adalah Alat bantu pembelajaran merupakan
peralatan produksi yang alat-alat yang digunakan oleh pendidik
menempatkan, memegang dan dalam menyampaikan materi
menyangga benda kerja secara kuat pembelajaran Soekidjo dalam Basri
sehingga pekerjaan yang diperlukan (2019).
bisa dilakukan Arifin dalam Imam
Kholiq dan Alven Safik Ritonga
(2019).

Kesimpulan Kesimpulan
penggunaan alat bantu meja Penggunaan alat bantu dalam
putar roll welding dapat pembelajaran lompat jauh gaya
mengurangi cacat pengelasan sraddle dapat meningkatkan
mereduksi waktu setup dan hasil belajar siswa sehingga
dapat meningkatkan volume penelitian ini dapat digunakan
produksi, menghilangkan cacat sebagai suatu pertimbangan
18 las yang berakibat pada bagi guru yang ingin
penurunan biaya produksi, menggunakan media pengajaran
sehingga cukup layak dan dengan menggunakan alat bantu
efisien dari segi ekonomi. pembelajaran.
Kerangka Berpikir
Pengembangan Meja Roll Welding Sebagai Alat Bantu
Pembelajaran Praktikum Mata Kuliah Teknik
Pengelasan

Gambar 2.4. Kerangka Berpikir

19
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian
Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah Research and
Development (R&D) yang diadopsi dari Sugiyono (2013). Metode penelitian dan
pengembangan atau dalam Bahasa Inggrisnya Research and Development adalah
metode penelitian untuk menghasilkan produk tertentu dan menguji keefektifan
produk tersebut. Adapun Langkah-langkah penelitian dan pengembangan menurut
Sugiyono (2013) yaitu sebagai berikut :

Potensi dan Pengumpulan Desain Validasi


Masalah Data Produk Desain

Ujicoba Revisi Ujicoba Revisi


Pemakaian Produk Produk Desain

Revisi Produksi
Produk Masal

Gambar 3.1. Langkah-Langkah Metode Research and Development (R&D)


menurut Sugiyono (2013)

Penelitian dan pengembangan alat bantu pembelajaran ini tidak


menerapkan semua Langkah-langkah penelitian R & D dari Sugiyono (2013).
Mengingat tujuan dari peneliti sampai pengembangan dan memvalidkan produk,
maka dalam penelitian ini penulis menggunakan Langkah-langkah yang telah
dimodifikasi adapun Langkah-langkah pengembangan tersebut yaitu :

17
Potensi dan Masalah

Pendahuluan
Pengumpulan Data

Desain Produk

Validasi Desain
Pengembangan

Revisi Desain

Pembuatan Produk

Validasi Produk
 Ahli Media
 Ahli Materi

Evaluasi Uji Coba Produk

Revisi Produk

Produk Akhir

Gambar 3.2. Langkah-Langkah Pengembangan Yang Akan Dilakukan Peneliti

3.2 Prosedur dan Capaian Pengembangan


Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan
mengadopsi langkah-langkah penelitian Research and Development (R&D) dari
Sugiyono (2013) yang telah dimodifikasi adapun langkah-langkah tersebut yaitu :

18
1. Potensi dan Masalah
Penelitian yang dilakukan berangkat dari adanya suatu potensi dan
masalah. Potensi adalah segala sesuatu yang apabila didayagunakan akan
memiliki daya tambah, sedangkan masalah adalah penyimpangan antara yang
diharapkan dan kenyataan (Sugiyono, 2013). Berdasarkan hasil observasi
yang dilakukan di Laboratorium Teknik Industri Universitas Negeri
Gorontalo, terdapat potensi pada pengembangan ini yaitu alat bantu
pembelajaran praktikum pada mata kuliah Teknik Pengelasan di
Laboratorium Teknik Industri. Alat bantu pembelajaran praktikum teknik
pengelasan yang berada di Laboratorium Teknik Industri belum lengkap
sehingganya proses pembelajaran praktikum pengelasan khususnya
pengelasan pipa masih terkendala dan juga masih banyak mahasiswa yang
kesulitan dalam melaksanakan proses pengelasan pipa posisi 2G.
Capaian yang diharapkan peneliti pada tahap ini adalah dengan adanya
Pengembangan alat bantu pembelajaran ini diharapkan dapat meningkatkan
proses pembelajaran praktikum teknik pengelasan menjadi lebih efektif serta
membantu mahasiswa dalam mengembangkan potensi dirinya.
2. Pengumpulan Data
Setelah potensi dan masalah dapat diidentifikasi, maka peneliti
mengumpulkan informasi dan data sebagai bahan untuk perencanaan produk
yang diharapkan dapat mengatasi masalah yang ada. Informasi diperoleh
dengan melakukan Kegiatan analisis kebutuhan melalui observasi dan
wawancara pada dosen pengampu mata kuliah Teknik Pengelasan GTAW
yang berhubungan dengan kegiatan pembelajaran praktikum Teknik
Pengelasan GTAW dan alat bantu pembelajaran yang digunakan dalam
proses pembelajaran praktikum.
Pengembangan alat bantu pembelajaran ini diharapkan dapat digunakan
peserta didik dengan variasi posisi pengelasan pipa 1G dan 2G sehingga
peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya.
3. Desain Produk
Berdasarkan analisis kebutuhan, langkah selanjutnya adalah peneliti
membuat desain produk yang akan dikembangkan. Produk yang dihasilkan

19
dalam penelitian R&D (research and development) bermacam-macam
(Sugiyono, 2013). Produk yang dihasilkan pada penelitian ini berupa alat
bantu pembelajaran praktikum teknik pengelasan. Desain produk
dikembangkan berdasarkan analisis kebutuhan pada pengumpulan data yaitu
berupa meja roll welding.
Dari hasil desain alat bantu pembelajaran ini diharapkan dapat
menghasilkan desain produk yang sesuai sehingga mampu mengembangkan
potensi peserta didik serta mengatasi permasalahan pada proses pembelajaran
prkatikum.
4. Validasi Desain
Langkah selanjutnya adalah melakukan tahap validasi desain. Validasi
desain merupakan proses penilaian rancangan produk yang dikembangkan
secara rasional, guna melihat apakah lebih efektif dari yang lama atau tidak
(Sugiyono, 2013). Validasi desain meja roll welding membutuhkan pakar
atau ahli yang sudah berpengalaman dalam bidangnya untuk menilai
kelemahan dan kekuatan desain produk ini. Penilaian serta saran dari ahli
diperlukan untuk dijadikan dasar pertimbangan untuk perencanaan alat bantu
pembelajaran yang dikembangkan.
Capaian yang diharapkan pada tahap ini adalah menghasilkan desain
perencanaan alat bantu pembelajaran praktikum teknik pengelasan yang
sesuai. Sehingganya alat bantu pembelajaran ini diharapkan layak digunakan,
aman, dan lebih fektif dari alat bantu sebelumnya serta proses pembelajaran
praktikum teknik pengelasan bisa berjalan lebih efektif dan dapat
mempermudah mahasiswa.
5. Revisi Desain
Revisi desain produk meja roll welding dilakukan sesuai dengan
penilaian dan saran dari validator. Apabila ditemukan kelemahan dalam
desain produk tersebut, maka peneliti mencoba mengurangi kelemahan
tersebut dengan cara melakukan perbaikan desain meja roll welding.
Sehingganya dapat menghasilkan produk yang efektif dalam pembelajaran
praktikum Teknik Pengelasan. Sebaliknya apabila desain meja roll welding
mendapat predikat baik, maka tidak membutuhkan revisi atau dikatakan valid

20
dan desain produk tersebut dapat dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu
pembuatan produk.
Capaian yang diharapkan setelah melakukan tahapan ini adalah
menghasilkan desain produk pengembangan alat bantu pembelajaran
praktikum teknik pengelasan yang sesuai dengan penilaian validator.
Sehingga alat bantu pembelajaran ini diharapkan layak, aman, dan efektif
digunakan pada proses pembelajaran praktikum teknik pengelasan serta
mempermudah mahasiswa dalam melakukan praktikum pengelasan.
6. Pembuatan Produk
Setelah desain produk telah disetujui dan diterima oleh validator, maka
selanjutnya peneliti akan melakukan kegiatan pembuatan produk yang akan
dikembangkan berdasarkan hasil revisi desain. Pada tahap ini produk yang
akan dihasilkan adalah meja roll welding sebagai alat bantu pembelajaran
praktikum teknik pengelasan.
Capaian yang diharapkan pada tahap ini adalah menghasilkan produk alat
bantu pembelajaran yang sesuai dan lebih efektif sehingga mampu membantu
pendidik dalam melakukan proses pembelajaran praktikum serta
mempermudah mahasiswa dalam mengembangkan potensi dirinya. Setelah
produk selesai dibuat, maka peneliti melakukan tahap selanjutnya yaitu tahap
validasi produk.
7. Validasi produk
Validasi produk terdiri dari ahli media dan ahli materi, dari hasil
penilaian dan saran yang diberikan baik kelebihan maupun kelemahan dari
produk yang dikembangkan. Capaian yang diharapkan pada tahap ini adalah
menjadikan hasil penilaian dan saran sebagai dasar perbaikan agar
menghasilkan produk yang sesuai dengan kebutuhan pembelajaran praktikum
teknik pengelasan, serta membantu mahasiswa dalam proses praktikum
pengelasan berlangsung khususnya pada praktikum pengelasan pipa.
8. Ujicoba Produk
Setelah tahap validasi produk selesai, maka selanjutnya adalah tahap
ujicoba produk. Pada langkah ini uji coba yang dilakukan adalah uji coba
terbatas. Capaian yang diharapkan pada tahap ini adalah untuk mengetahui

21
apakah produk yang telah dibuat layak dan efektif digunakan atau tidak dalam
mencapai sasaran dan tujuan serta kesusaian dengan pengguna untuk
menyelesaikan masalah pembelajaran.
9. Revisi Produk
Apabila tahap ujicoba produk telah dilakukan kemudian terdapat
kekurangan yang harus diperbaiki maka dilakukan tahap revisi produk.
Capaian yang diharapkan pada tahap ini adalah untuk menghasilkan produk
yang memenuhi kriteria alat bantu dan sesuai dengan kebutuhan pembelajaran
sehingga layak untuk digunakan serta dapat mengatasi permasalah dalam
proses pembelajaran praktikum teknik pengelasan.
10. Produk Akhir
Produk akhir yang diharapkan dalam penelitian adalah meja roll welding
sebagai alat bantu pembelajaran praktikum yang layak untuk digunakan serta
mengatasi permasalahan pembelajaran praktikum pengelasan dan dapat
mempermudah peserta didik dalam melaksanakan proses pengelasan pipa
pada mata kuliah Teknik Pengelasan GTAW.

3.3 Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti dalam melakukan
penelitian dan pengembangan ini yaitu ada tiga metode yaitu :
1. Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengumpulan data yang dilakukan oleh
peneliti pada bagan prosedur pendahuluan, yaitu potensi dan masalah, dan
pengumpulan data. Kegiatan observasi dilakukan peneliti dalam mengamati
alat-alat bantu pembelajaran pada mata kuliah Teknik Pengelasan GTAW di
Laboratorium Teknik Industri.
2. Wawancara
Peneliti melakuakan teknik pengumpulan data dengan cara wawancara
pada bagan prosedur pendahuluan, yaitu potensi dan masalah,dan
pengumpulan data. Wawancara dilakukan oleh peneliti terhadap dosen
penanggung jawab mata kuliah Teknik Pengelasan GTAW dengan kebutuhan
pengembangan alat bantu pembelajaran yang akan dikembangkan.

22
3. Kuesioner
Peneliti melakukan teknik pengumpulan data dengan cara kuesioner pada
bagan prosedur pengembangan dan evaluasi. Hal ini dikarenakan produk
yang akan dikembangkan adalah alat bantu pembelajaran, sehingga peneliti
mengembangkan kuesioner menggunakan pernyataan sebagai instrumen
kelayakan produk dimana yang menjadi indikator kelayakan adalah kriteria
alat bantu pembelajaran yang dibagi menjadi beberapa aspek.
Kuesioner ini bertujuan untuk memperoleh penilaian dari validator,
tanggapan peserta didik mengenai alat bantu pembelajaran yang akan
dikembangkan oleh peneliti. Hasil dari validator dan tanggapan guru dan
siswa akan digunakan sebagai acuan apakah media tersebut sudah layak atau
tidak. Pada kuesioner ini, akan divalidasi oleh dua ahli, yaitu ahli materi dan
ahli media atau ahli alat bantu pembelajaran.
Adapun kisi-kisi instrumen validasi ahli media atau ahli alat bantu
pembelajaran, kisi-kisi validasi ahli materi, dan kisi-kisi kuesioner tanggapan
peserta didik menurut Uci Efftica (2021), yang kemudian dikembangkan oleh
peneliti yaitu :
a) Instrumen atau kuesioner validasi ahli media atau ahli alat bantu
pembelajaran
Instrumen ini digunakan untuk mengumpulkan data kelayakan alat
bantu pembelajaran meja roll welding meliputi aspek desain dan tampilan,
aspek teknis, dan aspek kemanfaatan. Adapun kisi-kisi kuesioner atau
instrumen validasi ahli media atau ahli alat bantu pembelajaran yaitu sebagai
berikut :

Tabel 3.1. Kisi-Kisi instrumen Ahli media atau ahli Alat Bantu pembelajaran
No Aspek Penilaian Indikator
1. Aspek Desain dan a. Ukuran alat bantu
Tampilan b. Desain alat bantu pembelajaran menarik
c. Alat bantu jelas dan mudah dipahami
d. Alat bantu sesuai dengan posisi pengelasan
2. Aspek Teknis a. Alat bantu mudah digunakan
b. Alat bantu aman digunakan
c. Alat bantu kuat dan tidak mudah rusak
3. Aspek a. Alat bantu dapat membantu dosen dalam

23
Kemanfaatan pembelajaran
b. Alat bantu dapat mempermudah peserta didik
b) Instrumen atau kuesioner validasi ahli materi
Kuesioner ini digunakan untuk mengetahui data kualitas materi dari
produk yang dibuat. Validasi ini dilakukan dengan dosen ahli materi teknik
pengelasan GTAW (gass tungsten arc welding). Adapun kisi-kisi kuesioner
validasi ahli materi yaitu sebagai berikut :

Tabel 3.2. Kisi-Kisi Validasi Ahli Materi


No Aspek Penilaian Indikator
1. Aspek Desain dan a. Alat bantu sesuai dengan indikator
Tampilan pembelajaran
b. Alat bantu dapat memberikan pengalaman
pembelajaran
c. Alat bantu dapat mendukung pencapaian
indikator
2. Aspek a. Alat bantu dapat membantu dosen dalam
Kemanfaatan pembelajaran
b. Alat bantu dapat mempermudah peserta didik

c) Instrumen atau kuesioner tanggapan peserta didik


Angket ini digunakan untuk mengumpulkan data tanggapan peserta
didik mengenai alat bantu pembelajaran yang dikembangkan kemudian data
ini digunakan untuk dianalisis dan hasilnya akan digunakan untuk merevisi
alat bantu pembelajaran agar menjadi produk final.

Tabel 3.3 Kuesioner Tanggapan Siswa


No Aspek Penilaian Indikator
1. Aspek Desain dan a. Ukuran alat bantu
Tampilan b. Desain alat bantu pembelajaran menarik
c. Alat bantu jelas dan mudah dipahami
d. Alat bantu sesuai dengan posisi pengelasan
2. Aspek Teknis a. Alat bantu mudah digunakan
b. Alat bantu aman digunakan
c. Alat bantu kuat dan tidak mudah rusak
3. Aspek a. Alat bantu dapat membantu dosen dalam
Kemanfaatan pembelajaran
b. Alat bantu dapat mempermudah peserta didik

24
3.4 Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2013) dalam bukunya “Metode Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan R&D” mengemukakan analisis data adalah proses mencari dan
Menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori , menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun kedalam
pola, memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan memnuat
kesimpulan sehingga mudah difahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Teknik analisis data mempunyai prinsip yaitu guna mengolah dan
menganalisis data yang terkumpul menjadi data yang sistematis, teratur,
terstruktur dan mempunyai makna. Teknik analisis data yang digunakan dalam
penelitian pengembangan meja roll welding sebagai alat bantu pembelajaran
praktikum teknik pengelasan ini adalah dengan menggunakan analisis deskriptif
kualitatif dan analisis kuantitatif.
3.4.1 Analisis Deskriptif Kualitatif
Analisis kualitatif dalam penelitian dilakukan sebelum memasuki
lapangan, selama dilapangan, dan setelah selesai dilapangan (Sugiyono, 2013).
Data yang didapat kemudian dianalisis dengan mengelompokkan informasi-
informasi dari data kualitatif yang berupa tanggapan, kritik, dan saran perbaikan
yang terdapat pada kuesioner. Hasil analisis data digunakan sebagai upaya
memperbaiki produk meja roll welding sebagai alat bantu pembelajaran
praktikum teknik pengelasan yang akan dikembangkan oleh peneliti.

Menurut Sugiyono (2013), mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis


data kualitataif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus
sampai datanya jenuh. Adapun langkah-langkah dalam teknik analisis data
tersebut yaitu data collection (Pengumpulan Data), data reduction (reduksi data),
display reduction (penyajian data), dan conclusion drawing/verification
(penggambaran kesimpulan.
3.4.2 Analisis Data Kuantitatif
Data kuantitatif dalam pengembangan ini diperoleh dari nilai-nilai yang
diberikan validator terhadap produk meja roll welding. Data dari angket atau

25
kuesioner akan dianalisis untuk mendapatkan gambaran alat bantu yang akan
dikembangkan. Pada pengembangan meja roll welding sebagai alat bantu
pembelajaran praktikum teknik pengelasan, validitas bertujuan untuk menguji
kelayakan alat bantu pembelajaran. Apakah alat bantu pembelajaran layak atau
tidak, sehingga dapat diketahui tingkat kebenaran dan ketepatan penggunaan alat
bantu tersebut.
Pada penelitian ini, teknik analisis skor rata-rata pernyataan berdasarkan
pendapat Arikunto dalam Surya Putra (2021) menyatakan bahwa pada alternatif
jawaban yang bergradasi atau menggunakan peringkat oleh setiap kolom dan tabel
menunjukan letak nilai, maka sebagai konsekuensinya setiap centangan dalam
setiap kolom jawaban menunjukkan nilai tertentu.
Menurut Sugiyono (2013) skala likert merupakan metode pengukuran
yang digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan presepsi seseorang atau
kelompok tentang fenomena social. Pada skala likert terdiri dari beberapa skor
yaitu skor 1 sampai dengan skor 5, dimana skor 1 untuk nilai yang terendah dan
skor 5 untuk nilai yang tertinggi.
Menurut Hafifah dalam Surya Putra (2021) mengemukakan bahwa untuk
mengetahui peringkat nilai akhir untuk butir yang bersangkutan, jumlah nilai
tersebut harus dibagi dengan jumlah skor ideal. Pada penelitian ini, Angket
validasi alat bantu pembelajaran meja roll welding serta angket tanggapan siswa
yang diperoleh dari ahli media, ahli materi dan tanggapan siswa, menggunakan
skala likert dengan lima alternatif jawaban yaitu sebagai berikut :
Tabel 3.4. Skor Skala Likert
No Kategori Skor
1. Sangat Setuju 5
2. Setuju 4
3. Kurang Setuju 3
4. Tidak Setuju 2
5. Sangat Tidak Setuju 1

Langkah selanjutnya ialah menilai kelayakan alat bantu pembelajaran,


kemudian untuk melihat presentase dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

26
∑x
P¿ x 100 %
∑ xi
Keterangan :
P = Jumlah presentase
∑x = Jumlah skor jawaban
∑ xi = Jumlah skor ideal (banyak uraian butir x banyak skala)
100% = Konstanta

Tabel 3.5. Pengkategorian Kelayakan Berdasarkan Kriteria menurut Arikunto


dalam Surya Putra (2021)
No Skor Dalam Persen (%) Kategori Kelayakan
1. <21% Sangat Tidak Layak
2. 21% - 40% Tidak Layak
3. 41% - 60% Cukup Layak
4. 61% - 80% Layak
5. 81% - 100% Sangat Layak

Keterangan :
a. Apabila hasil uji coba produk mencapai persentase 81% - 100% maka
produk termasuk sangat layak.
b. Apabila hasil uji coba produk mencapai tingkat presentase 61% - 80%
maka produk termasuk layak.
c. Apabila hasil uji coba produk mencapai tingkat presentase 41% - 60%
maka produk termasuk cukup layak.
d. Apabila hasil uji coba produk mencapai tingkat presentase 21% - 40%
maka produk termasuk tidak layak.
e. Apabila hasil uji coba produk mencapai tingkat presentase <21% maka
produk termasuk sangat tidak layak.

3.5 Waktu dan Tempat Penelitian


3.5.1 Waktu Penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dilakukan dari mulai tahap persiapan hingga
pada tahap penyusunan dimulai pada bulan oktober 2021 sampai bulan desember
2021. Adapun jadwal kegiatan penelitian ini yaitu sebagai berikut.

27
Tabel 3.6. Jadwal Kegiatan
No Kegiatan Penelitian Oktober November Desember
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1. Observasi
2. Pengajuan judul
3. Penyususnan laporan

3.5.2 Tempat Penelitian


Tempat penelitian ini akan dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Teknik
Industri Universitas Negeri Gorontalo.

28
DAFTAR PUTAKA

Aidi, Nasrul., Muhammad Akhyar., dan Husin Bugis. (2017). Upaya


Meningkatkan Kreativitas dan Keterampilan Belajar Siswa Melalui Model
Pembelajaran Work Based Learning Pada Pembelajaran Praktik
Pemesinan Frais Dasar Bagi Siswa Kelas Xc Jurusan Teknik Pemesinan
SMK Warga Surakarta Semester Genap Tahun Ajaran 2016/2017.
Surakarta: Seminar Nasional Pendidikan Vokasi Ke 2.
Aswardi., Riki, Mukhaiyar., Elfizon., dan Nellitawati. (2019). Pengembangan
Trainer Programable Logic Gontroller Sebagai Media Pembelajaran Di
SMK Negeri Kota Payakumbuh. Padang: JTEV (Jurnal Teknik Elektro
dan Vokasional), Vol. 5, No. 01.
Awal Syahrani., Mustafa., dan Oktavianus. (2017). Pengaruh Variasi Arus
Pengelasan Gtaw Terhadap Sifat Mekanis Pada Pipa Baja Karbon Astm A
106, Jurusan Teknik Mesin, Universitas Tadulako.

Arikunto. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Rineka Cipta.

Basri. (2019). Penggunaan Alat Bantu Pembelajaran Untuk Meningkatkan Gerak


Dasar Lompat Tinggi Gaya Straddle Pada Siswa Kelas VI Sekolah Dasar.
Samarinda: Jurnal Pendidikan, Vol. 4, No. 04, pp. 433-439.
Choirudin, Muchlis. (2012) Upaya Peningkatan Gerak Dasar Lompat Jauh Gaya
Jongkok Dengan Menggunakan Alat Bantu Pembelajaran Pada Siswa
Kelas IV SD Negeri 04 Bejen Karang Anyar Tahun Ajaran 2011/2012.
Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Eko Putro Widoyoko. (2014). Teknik Penyusunan Intrumen Penelitian.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Efftica, Ucie. (2021). Pengembangan Alat Peraga Kontiner Untuk Kelas IV Di
SDIT Al-Ahsan Kabupaten Seluma. Skripsi. Bengkulu: Institut Agam
Islam Negeri Bengkulu.
Hanggara, B. Arie., dan Muksin, R. Harahap. (2019). Pengaruh Posisi Pengelasan
SMAW Dengan Variasi Posisi Elektroda E3086 Terhadap Kekuatan
Impak Pada Stainless Steel AISI 304. Piston, Vol. 4, No.1.
Kholiq, Imam., dan Alven Safik Ritonga. (2019). Perancangan Meja Putar Roll
Welding Sebagai Alat Bantu Pengelasan. Sidoarjo: Jurnal MATRIK, Vol.
20, No.01, pp. 57-68.
Mansyur, Rahim, A. (2020). Dampak COVID-19 Terhadap Dinamika
Pembelajaran Di Indonesia. Education and Luarning Journal, Vol. 1,
No.1, pp. 113-123.
Mustamin. (2019). Pengembangan Media Pembelajaran Trainer Transmisi
Manual Pada Mata Kuliah Sistem Pemindah Tenaga. Skripsi. Gorontalo:
Universitas Negeri Gorontalo.
Noya, M. Frits., dan Abdul, Hadi. (2019). Studi Eksperimental Pengaruh Posisi
Pengelasan Terhadap Sifat Mekanis Baja Karbon Rendah. Proceedings Of
ARCHIPELAGO ENGINEERING, Ambon: 10 April.
Naufal, Ahmad., Sarjito, Jokosisworo dan Samuel. (2016). Pengaruh Kuat Arus
Listrik dan Sudut Kampuh V Terhadp Kekuatan Tarik dan Tekuk
Almunium 5083 Pengelasan GTAW. Diponegoro: Jurnal Teknik
Perkapalan, Vol. 4, No.01.
Nak Ma’had. (2013). Buku Media Pembelajaran Azhar Arsyad. Dalam
https://www.scribd.com/doc/137550403/Download-Buku-Media
Pembelajaran-Azhar-Arsyad. Diakses pada 22 Desember 2021
Nainggolang, A. P., dan Manalu, Rizki Bastanta, B. (2020). Modifikasi Alat bantu
Pembelajaran Melempar dan Menangkap Dalam Hasil Belajar Permainan
Softball. Jurnal Ilmiah Pendidikan Jasmani Vol. 4, No.01.
Oktaviani, Pratiwi., Hartono., dan Putut., Marwoto. (2017). Pengembangan
Multimedia Interaktif Bervisi SETS sebagai Alat Bantu Model Problem
Based Learning (PBL) dalam Pembelajaran IPA di SMP untuk
Meningkatkan Kemampuan Berpikir Kritis dan Keterampilan Sosial
Peserta Didik. Semarang: Pancasakti Science Education Journal, Vol. 2,
No. 02, pp. 125-137.
Republik Indonesia. (2003). Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 tahun
2003 tantang Sistem Pendidikan Nasional.
Saripah. (2021). Peran Guru Dalam Mengembangkan Media Pembelajaran Yang
Kreatif Dari Bahan Alam dan Bahan Sisa Di Pendidikan Anak Usia Dini
Az-Zahra Teluk Jira. Skripsi. Riau: Sekolah Tinggi Agama Islam
Auliaurrasyidin.
Sutrisno., Suprapto., dan Budi, Wibowo. (2020). Perancangan Meja Sebagai Alat
Bantu Proses Pengelasan Berdasarkan Prinsip Ergonomi. Sukoharjo:
Jurnal Aplikasi Ilmu Teknik Industri, Vol.1, No. 01, pp. 33-42.
Shieddieque, A. D., Amri, Abdulah., Dede, A. Rajab., dan Jefri, Jafarudin. (2021).
Analisis Kekuatan Mekanis A340 Menggunakan Logam Pengisi E380
Pada Pengelasan GTAW Dengan Variasi Parameter. Jawa Barat: Metal
Indonesia, Vol. 43, No. 1, pp. 17-26.
Syarifudin, S. A. (2020). Implementasi Pembelajaran Daring Untuk
Meningkatkan Mutu Pendidikan Sebagai Dampak Diterapkannya Social
Distancing. Bangkalan: Jurnal Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia,
Vol. 5, No.1.
Siahan, Thamrin., dan Serdianus, Lia. (2019). Studi Pembumian Peralatan dan
Sistem Instalasi Listrik Pada Gedung Kantor BICTPT. Pelindo (Persero)
Belawan. Medan: Jurnal Teknik Elektro, Vol. 8, No. 02, pp. 96-101.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian dan Pengembangan dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Santhiarsa, N. N., dan I, N. Budiarsa. (2008). Pengaruh Posisi Pengelasan dan
Gerakan Elektroda Terhadap Kekerasan Hasil Las Baja JIS SSC 41. Bali:
Jurnal Ilmiah Teknik Mesin CAKRAM, Vol. 2, No. 02, pp. 107-111.
Tonny, Muhammad., Gatot, E.P., dan Sumadi. (2020). Rancangan Konstruksi Dan
Pengujian Alat Bantu Las Rotary Positioner Table. Bogor: Jurnal Ilmiah
Teknik Mesin, Vol. 6, No.01, pp. 1-10.
Wicaksono, G. H., Yudhi, Purnama., dan Prayogi, Eka, Winasato. (2021)
Pengembangan Alat Bantu Berenang Flying Swimming Untuk
Pembelajaran Renang Pemula. Jambi: Jurnal Ilmu Olahraga, Vol. 2 No.1.

Anda mungkin juga menyukai