Anda di halaman 1dari 84

PENGEMBANGAN MODUL PEMBELAJARAN SISTEM

KEMUDI PADA MATA PELAJARAN SASIS DAN PEMINDAH

TENAGA KENDARAAN RINGAN UNTUK KELAS XI DI SMK

BIMA UTOMO BS BATANG KUIS

PROPOSAL SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Sebagaian dari

Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Oleh

ROMY SATRIA HERMAWAN

5172122004

JURUSAN PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa atas rahmat

dan karunia yang dilimpahkan sehingga proposal skripsi ini dapat terselesaikan.

Tema yang dipilih dalam penelitian ini yang berlokasi di SMK Bima Utomo BS

Batang Kuis tersebut adalah model pembelajaran kurikulum 2013, dengan judul

Pengembangan Modul Pembelajaran Sistem Kemudi Pada Mata Pelajaran Sasis dan

Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan Untuk Kelas XI Di SMK Bima Utomo BS

Batang Kuis.

Terimakasih penulis sampaikan kepada Bapak Dr. Eka Daryanto, M.T

selaku pembimbing proposal skripsi yang telah bnyak memberikan arahan dan

bimbingan hingga proposal skripsi ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulis juga

enyampaikan terimakasih dan penghargaan kepada

1. Prof. Dr. Baharuddin, S.T., M.Pd selaku Rektor Universitas Negeri Medan.

2. Dr. Zulkifli Matondang, M.Si. selaku Wakil Dekan Bidang Akademik

Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.

3. Dr. Selamat Riadi, M.T., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Teknik Mesin

Universitas Negeri Medan.

4. Dr. Izwar Lubis, S.T., M.T. selaku sekertaris Jurusan Pendidikan Teknik

Mesin, fakultas Teknik, universitas Negeri Medan.

5. Dr. Ir. Erma Yulia, M.T. selaku Ketua Prodi Pendidikan Teknik Otomotif

Universitas Negeri Medan.

6. Dr. Eka Daryanto, M.T. selaku dosen pembimbing akademik penulis.

7. Seluruh dosen dan pegawai di lingkungan Jurusan Pendidikan Teknik

Mesin, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Medan.

8. Teristimewa, kepada kedua orang tua tercinta, yang selalu mendukung

dengan kasih sayang baik dengan do’a, moril dan materil seksama penulis

i
menyelesaikan studi.

9. Segenap rekan perjuangan, khususnya mahasiswa Pendidikan Teknik

Otomotif 2017 yang telah memberi banyak motivasi kepada penulis.

10. Seluruh guru dan staff tata usaha di SMK Bima Utomo BS Batang Kuis

Penulis menyadari bahwa proposal skripsi ini masih belum sempurna, oleh

karena itu penulis mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak demi

kesempurnaan skripsi ini. Semoga proposal ini bermanfaat bagi masyarakat serta

ilmu pengetahuan dan teknologi di bidang Pendidikan dan kejuruan.

Medan, September 2023

Romy Satria Herawan

NIM. 5172122004

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... iii

DAFTAR TABEL ...................................................................................................................v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................ vi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ vii

BAB I ......................................................................................................................................1

PENDAHULUAN ..................................................................................................................1

1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................................................1

1.2. Identifikasi Masalah ........................................................................................5

1.3. Pembatasan Masalah .......................................................................................6

1.4. Rumusan Masalah ...........................................................................................6

1.5. Tujuan Penelitian .............................................................................................7

1.6. Manfaat Pengembangan Produk ......................................................................7

1.7. Spesifikasi produk yang dikembangkan ..........................................................8

BAB II TINJUAN PUSTAKA ...........................................................................................10

2.1. Kajian Teoritis ............................................................................................10

2.2. Kajian Produk Yang Dikembangkan ..........................................................30

2.3. Kompetensi Sistem Rem ............................................................................40

BAB III METODE PENELITIAN .......................................................................................44

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................44

3.2. Sasaran Produk yang Dihasilkan .................................................................44

3.3. Pengembangan Produk ................................................................................44

iii
3.4. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................................51

3.5. Instrumen Penelitian ...................................................................................53

3.6. Teknik Analisis Data ...................................................................................56

DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................60

LAMPIRAN ..........................................................................................................................64

iv
DAFTAR TABEL

Tabel 3. 1. Kisi-Kisi Angket Ahli Desain Pembelajaran. ........................................ 55

Tabel 3. 2. Kisi-Kisi Angket Ahli Materi. ............................................................... 55

Tabel 3. 3. Kisi-Kisi Angket Ahli Media. ............................................................... 55

Tabel 3. 4. Kisi-Kisi Angket Penilaian Siswa. ........................................................ 56

Tabel 3. 5. Kriteria Skor Penilaian Media ............................................................... 57

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1. Prosedur penyusunan modul .............................................................. 45

Gambar 3. 2. Diagram Alir Penelitian ..................................................................... 48

vi
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Permohonan Validasi Instrumen................................................ 65

Lampiran 2. Lembar Validasi Ahli Desain Pembelajaran ....................................... 66

Lampiran 3. Lembar Validasi Ahli Materi .............................................................. 69

Lampiran 4. Lembar Validasi Ahli Media ............................................................... 72

Lampiran 5. Angket Penialaian Siswa ..................................................................... 75

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk

meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia dalam

pembangunan peradaban bangsa dan Negara yang bertujuan menjadikan manusia

yang beriman dan bertaqwa kepada tuhan yang maha Esa untuk kearah yang lebih

baik, membetuk kepribadian, kekuatan spritual keagamaan, pengendalian diri,

kecerdasan, berakhlak, dan keterampilan dalam menciptakan manusia yang

berwawasan luas serta membentuk peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini

sebagaimana tercanatum dalam Undang-Undang nomor 20 pasal 3 Tahun 2003

tentang Sistem Pendidikan Nasional, di sebutkan bahwa pendidikan bertujuan

menjadikan manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa,

berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, dan menjadi warga Negara yang

demokratis serta bertanggung jawab.

Pendidikan mempunyai peranan yang sangat penting untuk terwujudnya

suatu tujuan dalam perkembangan Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas

dan berdaya saing. Untuk menciptakan SDM yang unggul dapat di peroleh melalui

pendidikan, karena dengan pendidikan dapat menentukan kemajuan suatu bangsa

yang berkualitas maka kesejahteraan di Negara tersebut dapat terwujud. Hal ini

sejalan dengan visi atau tujuan pendidikan nasional yaitu terwujudnya sistem

pendidikan sebagai perantara sosial yang kuat dan berwibawa untuk

memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadikan manusia,

individu-individu yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab

tantangan zaman yang selalu berubah. (Permendiknas No, 41: 2007).

Upaya terwujudnya penyelenggaraan pendidikan tersebut dapat di tempuh

1
2
melalui jalur pendidikan, di antaranya pendidikan formal, nonformal, dan Informal.

Salah satu jenjang pendidikan formal yang dapat dilakukan di suatu lembaga

tertentu adalah sekolah. Sekolah merupakan tempat dimana siswa mendapatkan

informasi dan ilmu pengetahuan secara formal, tempat dimana kegiatan belajar

mengajar berlangsung. Sekolah memiliki jenjang pendidikan yang berbeda-beda,

salah satunya adalah SMK/ MAK. Berdasarkan peraturan menteri nomor 34 Tahun

2018 tentang standar nasional pendidikan sekolah Menengah Kejuruan / Madrasah

Aliyah Kejuruan, disebutkan bahwa pembelajaran merupakan proses

pembimbingan dan pembinaan terhadap peserta didik melalui interaksi antar

peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar lainnya pada suatu lingkungan

belajar untuk mencapai penguasaan pengetahuan kompetensi yang telah ditetapkan.

Tantangan pada industry 4.0 mendorong inovasi di bidang pendidikan

khususnya di bidang pendidikan kejuruan menuntut pemanfaatan teknologi dalam

pembelajaran. (Sukiman, 2012) mengemukakan bahwa tujuan Teknologi

pembelajaran di kembangkan adalah untuk memecahkan suatu persoalan belajar

manusia atau dengan kata lain berupaya agar manusia (peserta didik) dapat belajar

dengan baik dan mudah serta mencapai hasil belajar secara optimal.

Kualitas Pendidikan dapat terwujud jika proses pembelajaran

diselenggarakan secara efektif dan efisien, artinya proses belajar mengajar (PBM)

haruslah dapat berjalan secara lancar. Teknologi pembelajaran merupakan suatu

usaha yang sistematis dalam merancang, melaksanakan dan mengevaluasi dalam

proses pembelajaran untuk suatu tujuan, serta didasarkan pada penelitian tentang

proses belajar dan komunikasi pada manusia yang menggunakan kombinasi sumber

manusia agar belajar dapat berlangsung dengan efektif. Banyak faktor yang

mempengaruhi proses kegiatan belajar mengajar tersebut, baik dari peserta didik itu

sendiri maupun dari faktor-faktor lain seperti pengajar (guru), sarana dan prasarana,
3
lingkungan serta media pendukung pendidikan/pengajaran. Siswa yang kreatif

didukung fasilitas serta guru yang menguasai materi dan strategi penyampaian

secara efektif dan efisiensi maka akan semakin menambah kualitas proses belajar

mengajar. Aktivitas guru dan siswa sebagai pelaku utama dalam kegiatan

pembelajaran mutlak diperlukan. Dalam pembelajarannya ada beberapa

kompoenen pembelajaran yang merupakan satu kesatuan sebagai bahan yang

digunakan dalam interaksi antara guru dan siswa.

Guru diharapkan dapat mengelola kelas secara efektif dan efisien, antara

lain melalui pemilihan metode belajar yang tepat dalam penggunaan sumber-

sumber belajar sehingga dapat memfasilitasi siswa berprilaku dan bepikir positif

serta berprestasi tinggi. Selama ini di SMK Bima Utomo BS Batang Kuis, guru

masih menggunakan media pembelajaran sederhana, guru masih menggunakan

buku, papan tulis, power point dan media lainnya sebagai media pembelajaran yang

belum terakomodir dengan baik, sehingga hal ini guru cendrung lebih banyak

menggunakan metode ceramah, hal itu mengakibatkan siswa mengalami kejenuhan

dalam proses pembelajaran. Selain itu membuat perhatian dan motivasi siswa dalam

mengikuti proses pembelajaran menjadi kurang. Keaktifan siswa dalam mengikuti

pelajaran juga hampir tidak terlihat. Siswa jarang mengajukan pertanyaan atau

mengutarakan pendapatnya. Siswa hanya cendrung mendengarkan apa yang

disampaikan oleh guru saat proses belajar mengajar berlangsung. Namun pada saat

pelaksanaan praktek umumnya siswa aktif tetapi kurang didukung oleh

pengetahuan dan pemahaman yang baik tentang teori mata pelajaran yang di ampu

itu sendiri sehingga hasil pembelajaran praktek siswa kurang memuaskan.

Selain metode pembelajaran, media pembelajaran juga salah satau sarana

untuk meningkatkan kualitas hasil belajar. Media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima
4
sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta kemauan peserta

didik (Sukiman, 2012). Kedudukan media dalam pembelajaran sangat penting.

Sebab media dapat menunjang keberhasilan pembelajaran. Bahkan kalau dikaji

lebih jauh, media tidak hanaya sebagai penyalur pesan yang harus dikendalikan

sepenuhnya oleh sumber berupa orang, tetapi dapat juga menggantikan sebagian

tugas guru dalam penyajian materi pelajaran (Nurdyansyah, 2019).

Ada beberapa alasan mengapa media pembelajaran dapat meningkatkan

kualitas proses belajar siswa. Adapun fungsi media pembelajaran di dalam proses

belajar mengajar adalah: (1) proses pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien,

(2) Meningkatkan gairah belajar peserta didik, (3) Meningkatkan minat dan

motivasi belajar, (4) Menjadikan peserta didik berinteraksi langsung dengan

kenyataan, (5) Mengatasi modalitas belajar peserta didik yang beragam, (6)

Mengefektifkan proses komunikasi dalam pembelajaran, (7) Meningkatkan kualitas

pembelajaran. Dari berbagai fungsi media tersebut, tujuan akhirnya adalah untuk

meningkatkan kualitas pembelajaran. Kualitas pembelajaran ini dibangun melalui

komunikasi (Nurdyansyah, 2019).

Berdasarkan wawancara yang diperoleh dari guru mata pelajaran serta

pengalaman penulis di SMK Bima Utomo BS Batang Kuis siswa tidak memiliki

bahan ajar berbentuk modul, sehingga banyak siswa mengalami kesulitan dalam

memahami materi pelajaran dan akhirnya beranggapan bahwa mata pelajaran Sasis

dan Pemindah Tenaga merupakan mata pelajaran yang sulit.

Siswa hanya mengandalkan materi catatan dari hasil penjelasan yang

diberikan oleh gurunya. Hal ini menunjukkan masih sangat kurang mengingat

pelajaran Sasis dan Pemindah Tenaga pada materi sistem Rem bersifat pemahaman

bukan hafalan sehingga perlu adanya refrensi tambahan berupa modul yang

menarik karena dengan adanya modul nantinya diharapkan siswa lebih mudah
5
memahami materi sistem Rem dan akan lebih sering mengerjakan Latihan-latihan

soal yang terdapat di dalam modul itu sendiri. Adanya modul ini diharapkan dapat

meningkatkan hasil belajar siswa.

Penggunaan media yang belum dimanfaatkan dalam kegiatan belajar

mengajar, membuat proses pembelajaran menjadi monoton dan membosankan.

Media berbentuk modul tersebut diharapkan dapat membantu siswa dan guru dalam

melaksanakan proses pembelajaran. Maka penulis tertarik mengangkat judul

penelitian karya ilmiah dengan judul “Pengembangan Modul Sistem Rem Pada

Mata Pelajaran Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan Untuk Kelas XI di

SMK Bima Utomo BS Batang Kuis”. Media pembelajaran ini berupa materi dalam

bentuk modul, di dalamnya akan disajikan materi, lembar tugas serta evaluasi yang

akan mendukung dalam proses pembelajaran.

Modul pada mata pelajaran Sasis dan Pemindah Tenaga ini penting untuk

menunjang proses pembelajaran di SMK Bima Utomo BS Batang Kuis agar siswa

nantinya dapat lebih mudah memahami teori-teori dan konsep pada sistem Rem.

Siswa juga di harapkan tahu bagaimana cara mendemonstrasikan dalam

pembelajaran praktek sistem Rem dengan baik. Selain itu berbagai macam latihan

soal di dalamnya akan membantu siswa mengerjakan tugas-tugas. Hal ini

diharapkan dapat meningkatkan hasi belajar siswa di SMK Bima Utomo BS Batang

Kuis.

1.2. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan

beberapa masalah sebagai berikut :

1. Terbatasnya penggunaan media yang digunakan oleh guru sehingga

pembelajaran terkesan monoton dan siswa menjadi bosan.

2. Terbatasnya media pembelajaran yang digunakan oleh guru.


6
3. Perhatian dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sistem

Rem masih kurang.

4. Peserta didik masih kurang aktif dan kurang kosentrasi pada saat

pembelajaran dikelas

5. Minimnya pemanfaatan dan pengembangan media pembelajaran pada

program kejuruan Teknik Kendaraan Ringan di Bima Utomo BS Batang

Kuis.

6. Belum adanya media pembelajaran yang memuat materi sesuai dengan

silabus sehingga perlu media untuk membantu pemahaman materi pokok

pembelajaran secara utuh.

7. Belum tersedianya modul yang layak digunakan sebagai media

pembelajaran khususnya pada mata pelajaran Sasis dan Pemindah Tenaga

pada materi sistem Rem.

1.3. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah di atas, masalah yang muncul masih sangat

luas, maka perlu dilakukan pembatasan masalah yang di sederhanakan. Dari

identifikasi masalah di atas menunjukkan bahwa untuk meningkatkan kulitas

pembelajaran di SMK Bima Utomo BS Batang Kuis perlu adanya peningkatan

kualitas hasil belajar mengajar. Penelitian ini difokuskan pada Pengembangan

Modul Sistem Rem Pada Mata Pelajaran Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan

Ringan Untuk Kelas XI di SMK Bima Utomo BS Batang Kuis

1.4. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas, maka rumusan masalah pada penelitia ini yaitu:

1. Bagaimana proses pengembangan modul sistem rem pada mata pelajaran

Sasis dan Pemindah Tenaga untuk peserta didik kelas XI jurusan Teknik

Kendaraan Ringan di Bima Utomo BS Batang Kuis?


7
2. Bagaimana tingkat kelayakan modul sistem rem pada mata pelajaran

Sasis dan Pemindah Tenaga untuk peserta didik kelas XI jurusan Teknik

Kendaraan Ringan di Bima Utomo BS Batang Kuis?

3. Bagaimana efektivitas modul sistem rem pada mata pelajaran Sasis dan

Pemindah Tenaga untuk peserta didik kelas XI jurusan Teknik Kendaraan

Ringan di Bima Utomo BS Batang Kuis?

1.5. Tujuan Penelitian

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah :

1. Mengetahui bagaimana tahapan-tahapan dalm pengembangan modul

sistem rem pada mata pelajaran Sasis dan Pemindah Tenaga untuk peserta

didik kelas XI jurusan Teknik Kendaraan Ringan di Bima Utomo BS

Batang Kuis.

2. Mengetahui tingkat kelayakan modul sistem rem pada mata pelajaran Sasis

dan Pemindah Tenaga untuk peserta didik kelas XI jurusan Teknik

Kendaraan Ringan di Bima Utomo BS Batang Kuis.

3. Mengetahui efektivitas modul sistem rem pada mata pelajaran Sasis dan

Pemindah Tenaga untuk peserta didik kelas XI jurusan Teknik Kendaraan

Ringan di Bima Utomo BS Batang Kuis.

1.6. Manfaat Pengembangan Produk

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat yang berguna

kepada pihak-pihak sebagai berikut :

1. Bagi sekolah

a. Sebagai media pembelajaran guna meningkatkan proses pembelajaran

di kelas.

b. Sebagai dokumen untuk pengembangan desain pembelajaran Sasis

dan Pemindah Tenaga pada materi sistem Rem.


8
c. Bagi guru

d. Sebagai media alat bantu dalam memaksimalkan penyampaian materi

pembelajaran sistem Rem.

e. Menambah wawasan guru terhadap alternatif media pembelajaran

yang menarik dan bermanfaat untuk kegiatan pembelajaran.

2 Bagi siswa

a. Sebagai sarana pembelajaran serta memperjelas pemahaman siswa

terhadap materi yang diberikan.

b. Sebagai saran pendorong dan motivasi serta minat belajar siswa yang

bertujuan untuk meningkatkan pembelajaran di kelas.

3 Bagi Peneliti

a. Menambah wawasan peneliti mengenai pengembangan media modul

pembelajaran.

b. Sebagai acuan pengembangan media modul pembelajaran yang lebih

baik.

c. Memberikan pengalaman untuk megaplikasikan ilmu pengetahuan ke

dalam suatu karya atau penelitian.

1.7. Spesifikasi produk yang dikembangkan

Spesifikasi produk yang dikembangkan dalam penelitian ini yaitu:

1. Produk yang dihasilkan

Produk yang dihasilkan berupa modul pembelajaran sistem Rem sebagai media

pembelajaran yang memuat beberapa kompetensi dasar yang didalamnya meliputi materi,

rangkuman, Latihan soal serta evaluasi. Produk ini di kemas lebih menarik dan praktis agar

dapat lebih mudah dipahami oleh siswa.

2. Materi yang disajikan

Materi yang disajikan dalam pengembangan modul ini di sesuaikan dengan kompetensi
9
dasar yang ada pada silabus pada materi pelajaran sistem Rem di SMK Bima Utomo BS

Batang Kuis.

3. Jenis media pembelajaran

Jenis media pembelajaran berupa modul sistem Rem. Media pembelajaran ini digunakan

untuk menunjang proses pembelajaran di SMK Bima Utomo BS Batang Kuis agar siswa

nantinya dapat lebih mudah memahami teori-teori dan konsep dasar pada sistem Rem
BAB II

TINJUAN PUSTAKA

2.1. Kajian Teoritis

2.1.1. Belajar dan Pembelajaran

a. Pengertian Belajar

Heinich, dkk (2015) di dalam Putrawangsa (2018:11)

memngemukakan belajar sebagai proses pengembangan pengetahuan baru,

keterampilan baru, atau sikap baru sebagai akibat dari interaksi dengan

sumber belajar. Sedangkan menurut Husamah, dkk (2016:4) belajar adalah

suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan

hanya mengingat, akan tetapi lebih luas daripada itu, yaitu, mengalami.

Hasil belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan, melainkan perubahan

sikap (perilaku atau tingkah laku).

Nurdyansyah dan Fahyuni (2013:2) mengemukakan belajar pada

hakikatnya adalah suatu proses interaksi individu siswa. Belajar dapat

dipandang sebagai proses yang diarahkan kepada pencapaian tujuan dan

proses berbuat melalu berbagai pengalaman yang diciptakan guru. Hal ini

sejalan dengan pendapat Basir (2017:8) belajar ialah suatu proses usaha

yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku

yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengelamannya sendiri dalam

interaksi dengan ligkungannya.

Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat disimpulkan

bahwa belajar merupakan suatu proses usaha sadar dalam memperoleh

pengetahuan, perubahan tingkah laku, pengembangan hal baru,

keterampilan ataupun sikap yang tercermin melalui interaksi berdasarkan

10
pengalaman yang didapat dari lingkungan dalam mencapai suatu tujuan.

a. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran menjadi suatu sarana yang amat sangat penting dalam

mendukung suatu proses Pendidikan. Pendidikan yang baik akan mengikuti berbagai

penerapan pembelajaran dalam proses belajar mengajar. Menurut Nurdyansyah

(2019:45) pembelajaran adalah sebuah proses komunikasi antara guru, peserta didik

dan bahan ajar. Fathurrohman dan sulistyorini (2012:7) mengemukakan bahwa

pembelajaran adalah usaha yang dilakukan oleh pendidik utuk membelajarkan

peserta didik yang pada akhirnya terjadi perubahan prilaku. Sedangkan menurut

Mardianto (2016:90) pembelajaran adalah kegiatan yang terus berkembang, pada

peserta didik yang berubah, pada sistem persekolahan yang terus berkembang pada

situasi yang terus berbeda. Sedangkan menurut Putrawangsa (2018:15)

pembelajaran dimaknai sebagai aktivitas yang dirancang untuk memfasilitasi proses

belajar individu dimana individu tersebut berperan aktif untuk mencapai perubahan

mental dan prilaku yang diharapkan pada dirinya yang bersifat relatif permanen

akibat dari aktivitas tersebut. Sejalan dengan definisi tersebut Ananda dan Abdillah

(2018:2) memberi definisi yang lebih luas bahwa pembelajaran merupakan aktivitas

dan proses yang sistematis dan sistemik yang terdiri dari beberapa komponen yaitu

: pendidik/pengejar, kurikulum, peserta didik, metode, starategi, sumber belajar,

fasilitas, dan administrasi. Masing-masing komponen tidak bersifat parsial (terpisah)

atau berjalan sendiri, tetapi berjalan secara teratur, saling bergantung, komplementer

dan berkesinambungan sehingga diharapkan melalui hal itu peserta didik dapat

melakukan aktivitas belajar secara baik dan tentunya diharapkan pula hasil

belajarnya berupa pengetahuan, sikap dan keterampilan dapat tercapai pula.

Berdasarkan definisi pembelajaran di atas maka dapat ditarik

kesimpulan bahwa pembelajaran ialah suatu usaha yang di dalamnya

11
mencakup beberapa kompenen di antaranya pendidik, kurikulum, peserta

didik, metode, strategi, sumber beajar, fasilitas dan administrasi.

Komponen tersebut adalah suatu rancangan untuk memfasilitasi dalam

suatu proses kegiatan yang saling bergantung dan berkesinambungan

untuk mencapai tujuan aktivitas belajar berupa perubahan sikap prilaku,

pengetahuan, keterampilan dan tingkah laku dan dilakukan secara terus

menerus pada situasi dan kondisi yang terus berkembang.

b. Komponen Pembelajaran

Menurut Riyana (2008:3) terdapat beberapa komponen yang mendukung

terjadinya proses kegiatan pembelajaran. Komponen-komponen tersebut yaitu

tujuan pembelajaran, materi ajar, metode pembelajaran, media pembelajaran,

evaluasi pembelajaran, peserta didik dan pendidik. Adapun penjeasan masing-

masing dari komponen pembelajaran adalah sebagai berikut :

1. Tujuan Pembelajaran

Faturrohman dan sulistyorini (2012:12) mendefinisikan tujuan

belajar dimaksudkan untuk memberikan landasan belajar, yaitu dari

bekal pengetahuan yang sudah dimiliki peserta didik sampai ke

pengetahuan berikutya. Hal ini dimaksudkan agar dalam benak peserta

didik terkonsentrasikan hasil belajar yang harus menerima materi

pelajaran.

Nurdyansyah dan Fahyuni (2016:18) dalam pradigma baru

Pendidikan, tujuan pembelajaran bukan hanya untuk merubah prilaku

siswa, tetapi membentuk karakter dan sikap mental professional yang

berorientasi pada global mindset. Fokus pembelajarannya adalah

memepelajari cara belajar (learning how to learn) dan bukan semata

memelajari substansi mata pelajaran.

12
2. Materi Ajar

Cahyadi (2019:38) menerangkan bahwa bahan ajar adalah segala

hal yang digunakan oleh para guru dan siswa untuk kebutuhan proses

pembelajaran baik yang berasal dari produk teknologi cetak, audio

visual, berbasis computer maupun teknologi terpadu.

3. Metode Pembelajaran

Mulyono dan Wekke (2018:61) mendefinisikan metode

pembelajaran adalah cara untuk mempermudah peserta didik mencapai

kompetensi tertentu. Jadi, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai

arah yang digunakan untuk mengimplementasikan suatu rencana yang

sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang telah disusun

tercapai secara optimal.

Menurut Helmiati (2012:57) metode pembelajaran adalah

prosedur, urutan, langkah-langkah, dan cara yang digunakan guru

dalam pencapaian tujuan pembelajaran.

4. Media Pembelajaran

Menurut Sukiman (2012:29) media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim

ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan

minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses

belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara

efektif.

Batubara (2020:4) juga mendefinisikan bahwa media

pembelajaran adalah segala bentuk benda dan alat yang digunakan

untuk mendukung proses pembelajaran.

5. Evaluasi Pembelajaran

13
Menurut Haryanto (2020:67) evaluasi pembelajaran adalah

suatu upaya untuk menggali informasi tentang sampai sejauh mana

keberhasilan pembelajaran itu tercapai pada diri anak didik dan juga

pendidik sehingga akan ada perbaikan yang diperlukan untuk bisa

mengembangkan konsep pembelajaran atau pengajaran yang efektif

dan efisien sehingga tujuan pembelajaran itu bisa terwujud, dan hal ini

secara tidak langsung akan mewujudkan tujuan dari pendidik itu sendiri

6. Peserta didik

Peserta didik menurut pasal 1 ayat 4 undang-undang No. 20

tahun 2003 tentang sistem Pendidikan nasional, peserta didik adalah

anggota masyarakat yang berusaha, mengembangkan dirinya melalui

proses Pendidikan pada jalur, jenjang, dan jenis Pendidikan tertentu.

Peserta didik tersebut merupakan komponen inti dari kegiatan suatu

pembealajaran karena pada hakikatnya pembelajaran merupakan usaha

kagiatan membelajarkan peserta didik untuk mencapai suatu tujuan.

7. Pendidik

Pendidik menurut pasal 1 ayat 3 UU No. 20 tahun 2003 tentang

sistem Pendidikan nasional, adalah tenaga kependidikan yang

berkualifikasi sebagai pendidik, dosen, konselor, pamong belajar,

widyaiswara, tutor, instruktur, serta berpatisipasi dalam

menyelenggarakan Pendidikan. Lebih lanjut dalam pasal 39 dijelaskan

bahwa pendidik bertugas merencanakan dan melaksanakan proses

pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, serta melakukan

pembimbingan dan pelatihan.

2.1.2 Media Pembelajaran

a. Definisi Media Pembelajaran

14
Penggunaan media sangat diperlukan dalam mendukung kegiatan

pembelajaran. Secara bahasa media berarti pengantar pesan dari pengirim

kepada penerima. Secara khusus menurut Azhar Arsyad (1996) di dalam

Sukiman (2012:28) mengemukakan bahwa media dalam proses belajar

mengajar cenrung diartikan sebagai alat-alat grafis, photografi, atau

elektronis untuk menangkap, memproses, dan menyusun kembali informasi

visual atau verbal.

Menurut Sukiman (2012:29) media pembelajaran adalah segala

sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke

penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta

kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi

dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif. Sejalan dengan

pengertian tersebut Batubara (2020:4) juga mendefinisikan media

pembelajaran adalah segala bentuk benda dan alat yang digunakan untuk

mendukung proses pembelajaran. Fikri dan Madona (2018:9) juga

menyebutkan bahwa media adalah semua bentuk perantara yang dipakai

oleh penyampai (sender) pesan, ide, atau gagasan sehingga pesan, ide atau

gagasan itu dapat sampai kepada penerima (audience) pesan secara jelas dan

lengkap.

Dari beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa media

pembelajaran adalah alat bantu atau sarana bagi peserta didik sebagai pesan

informasi yang dapat digunakan khususnya di dalam pendidikan untuk

mendukung dan terwujudnya tujuan proses kegiatan belajar dan

pembelajaran secara efektif dan efisien.

b. Fungsi dan Manfaat Media Pembelajaran

Media dipandang sebagai salah satu faktor yang berperan dapat meningkatkan

15
efektifitas proses pembelajaran, memperjelas dan mempermudah konsep yang

kompleks dan abstrak menjadi lebih sederhana, koknrit dan mudah untuk difahami

secara jelas.

Nurdyansyah (2019:60) menyatakan bahwa fungsi media pembelajaran cukup

luas dan banyak. Namun secara umum media pembelajaran mempunyai fungsi

sebagai berikut:

1) Meningkatkan efektifitas dan efisiensi pembelajaran

2) Meningkatkan gairah belajar peserta didik

3) Meningkatkan minat dan motivasi belajar

4) Menjadikan peserta didik berinteraksi langsung dengan kenyataan

5) Mengatasi modalitas belajar peserta didik yang beragam

6) Mengefektifkan proses komunikasi dalam pembelajaran

7) Meningkatkan kualitas pembelajaran

Menurut Cahyadi (2019:26) secara umum manfaat media pembelajaran adalah

sebagai berikut:

1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas (dalam

bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka)

2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera, seperti :

a. Objek yang terlalu besar, bisa digunakan dengan realita, gambar, film

bingkai atau model

b. Objek yang kecil dibantu dengan proyektor mikro, fim bingkai atau gambar

c. Gerak yang terlalu lambat atau terlalu cepat, dapat dibantu dengan time lapse

atau high-speed photography

d. Kejadian atau peristiwa yang terjadi dimasa lalu bisa ditamplkan lagi leawat

rekaman film, video, film bingkai, foto maupun secara verbal

16
e. Objek yang terlalu kompleks (misalanya mesin-mesin) dapat disajikan

dengan model diagram, dan lain-lain

f. Konsep yang terlalu luas (gunung berapi, gempa bumi, iklim, dan lain-lain)

dapat di visualkan dalam bentuk film, gambar dan lain-lain.

Adapun secara khusus manfaat media pembelajaran yang disampaikan oleh

Firdaus dan samsudi (2012:22) di antaranya :

1) Penyampaian materi dapat diseragamkan

2) Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik

3) Proses pembelajaran menjadi lebih intreraktif

4) Efisien dalam waktu dan tenaga

5) Meningkatkan kuaitas hasil belajar siswa

6) Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan dimana saja dan kapan

saja

7) Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses

belajar.

c. Jenis-jenis Media pembelajaran

Fikri dan Madona (2018:19) mengemukakan bahwa banyak media yang dapat

dipakai dalam kegiatan pembelajaran seperti media audit, dan media visual. Dengan

perkembangan teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) sekarang ini, terjadi

perubahan pada jenis-jenis media pembelajaran, dimana terdapat penambahan jenis

media pembelajaran di antaranya :

1) Media audio, yaitu media yang mengandalkan kemampuan suara seperti radio, kaset

rekaman, piring hitam, dan MP-3

2) Media visual, yaitu media yang mengandalkan indera penglihata seperti media fhoto,

gambar, grafik, dan poster

17
3) Media audio visual, yaitu media yang mempunyai unsur suara dan unsur gambar

seperti televisi, kaset video dan compact disk (VCD)

4) Media animasi, yaitu gambar/grafik bergerak yang dibuat dengan cara merekam

gambar-gambar tersebut diputar ulang secara berurutan sehingga terlihat tidak lagi

sebagai masing-masing gambar terpisah, tetapi sebagai sebuah kesatuan yang

menghasilkan ilusi pergerakan yang tidak terputus. Sedangkan karakter dalam

animasi adalah berupa orang, hewan maupun objek nyata lainnya yang dituangkan

dalam bentuk gambar dua dimensi (2D) meupun tiga dimensi (3D). sehingga

karakter animasi dapat diartikan sebagai gambar yang memuat objek seolah-olah

hidup, disebutkan oleh kumpula gambar itu berubah beraturam dan bergantian

ditampilkan. Objek daam gambar bisa berupa tulisan, bentuk warna dan special efek.

5) Multimedia, multimedia adalah media yang menggabungkan banyak unsur seperti

audio, visual, audio visual dan animasi yang terdiri atas teks, grafis, gambar, fhoto,

audio, video dan animasi secara terintegrasi.

Cahyadi (2019:48) juga mendefinisikan jenis-jenis media pembelajaran

sebagai berikut :

1) Media Audio, Media Audio adalah media yang isi pesannya hanya diterima melalui

indera pendengaran. Dilihat dari sifat pesan yang diterima, media audio dapat

menyampaikan pesan verbal (bahasa lisan atau kata-kata) maupun non verbal

(bunyi-bunyian dan vokalisasi). Contohnya: radio, kaset audio, MP3

2) Media Visual, Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra

penglihatan. Media visual menampilan materialnya dengan menggunakan alat

proyeksi atau proyektor,karena melalui media ini perangkat lunak (software) yang

melengkapi alat proyeksi ini akan dihasilkan suatu bias cahaya atau gambar yang

sesuai dengan materi yang diinginkan; contohnya foto, gambar, poster, kartun, grafik

dll.

18
3) Media Audio-Visual, Media audio-visual disebut juga sebagai media video. Video

merupakan media yang digunakan untuk menyampaikan pesan pembelajaran.

Dalam media video terdapat dua unsur yang saling bersatu yaitu audio dan visual.

Adanya unsur audio memungkinkan siswa untuk dapat menerima pesan

pembelajaran melalui pendengaran, sedangkan unsur visual memungkinkan

penciptakan pesan belajar melalui bentuk visualisasi. Contohnya: film bersuara,

video, televisi, sound slide.

4) Media Multimedia, Media yang dapat menyajikan unsur media secara lengkap,

seperti: animasi. Multimedia sering diidentikan dengan komputer, internet dan

pembelajaran berbasis komputer.

5) Media Realita, Media nyata yang ada di dilingkungan alam, baik digunakan dalam

keadaan hidup maupun sudah diawetkan, seperti: binatang, spesimen, herbarium dll.

2.1.3 Pengembangan Media Pembelajaran

a. Prosedur Pengembangan

Salah satu kriteria dalam memilih suatu media pembelajaran adalah

kesesuaian isi media tersebut dan juga tujuan dari pembelajaran. Jika media

tersebut belum memenuhi unsur yang diharapkan, maka perlu dilakukannya

pengembangan terhadap media tersebut.

Menurut Cahyadi (2019:72) menjelaskan tentang prosedur dalam

mengembangkan media tersebut dapat diurutkan sebagai berikut :

1) Menganalisis kebutuhan dan karakteristik siswa. Kebutuhan dalam

proses belajar mengajar adalah kesenjangan antara apa yang dimiliki

siswa dengan apa yang diharapkan.

2) Merumuskan tujuan instruksional (Instuctional objective) dengan

operasional dan khas. Untuk dapat merumuskan tujuan instruksional

dengan baik, ada beberapa ketentuan yang harus diingat, yaitu:

19
1) Tujuan instruksional harus berorientasi kepada siswa. Artinya tujuan

instruksional itu benar-benar harus menyatakan adanya prilaku siswa

yang dapat dilakukan atau diperoleh setelah proses belajar dilakukan.

2) Tujuan harus dinyatakan dengan kata kerja yang operasional, artinya

kata kerja itu menunjukkan suatu prilaku/perbuatan yang dapat diamati

atau diukur.

3) Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung

tercapainya tujuan. Penyusunan rumusan butir-butir materi adalah

dilihat dari sub kemampuan atau keterampilan yang dijelaskan dalam

tujuan khusus pembelajaran, sehingga materi yang disusun adalah

dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan dari kegiatan proses

belajar mengajar tersebut. Setelah daftar butir-butir materi dirinci maka

langkah selanjutnya adalah mengurutkannya dari yang sederhana

sampai kepada tingkatan yang lebih rumit, dan dari hal-hal yang konkrit

kepada yang abstrak.

4) Mengembangkan alat pengukur keberhasilan. Alat pengukur

keberhasilan seogianya dikembangkan terlebih dahulu sebelum naskah

program ditulis. Dan alat pengukur ini harus dikembangkan sesuai

dengan tujuan yang akan dicapai dan dari materi-materi pembelajaran

yang disajikan. Bentuk alat pengukurnya bisa dengan tes,pengamatan,

penugasan atau cheklist prilaku.

5) Menulis Naskah Media. Naskah media adalah bentuk penyajian materi

pembelajaran melalui media rancangan yang merupakan penjabaran

dari pokok-pokok materi yang telah disusun secara baik agar materi

pembelajaran itu dapat disampaikan melalui media, maka materi tersebut

perlu dituangkan dalam tulisan atau gambar yang kita sebut naskah program

media.

20
b. Perencanaan Pengembangan Media Pembelajaran

Tenaga pengajar yang profesional harus mampu dalam memanfaatkan

dan mengembangkan media pembelajaran yang digunakan pada proses

kegiatan belajar dan mengajar. Membuat media pembelajaran identik

dengan kegiatan Ketika mengajar. Oleh karena itu, prosedur yang ditempuh

dalam membuat media pembelajaran yang baik identik dengan prosedur

yang ditempuh dalam kegiatan belajar mengajar. Dalam suatu proses belajar

mengajar masalah perencanaan media pembelajaran sangat diperlukan dan

dikuasai oleh para pendidik. Latuheru (1988: 31–40) menyebutkan ada

beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan perencaaan sebuah

media pembelajaran yaitu :

1) Analisis karakteristik siswa

2) Tentukan tujuan yang dicapai

3) Memilih, merubah, merencanakan materi pembelajaran

4) Pemanfaatan bahan

5) Tanggapan (respon) yang diharapkan dari siswa

6) Evaluasi

Lebih lanjut Arief S. Sadiman (2014: 100) mengutarakan Langkah-

langkah dalam pengembangan program media yaitu:

1) Menganalisis kebutuhan dan karakteritik siswa

2) Merumuskan tujuan instruksional.

3) Merumuskan butir-butir materi secara terperinci yang mendukung

tecapainya tujuan

4) Mengembangkan alat pengukur keberhasilan.

5) Menulis naskah media.

6) Mengadakan tes dan revisi

21
Hal yang sejalan disampaikan oleh Heinich dalam Azhar Arsyad

(2014: 67-68) bahwa media pembelajaran dapat direncanakan dengan

menggunakan suatu model yang dapat disingkat ASSURE, yang meliputi:

1) Analyze learners yang artinya menganalisis karakteristik siswa.

Karakteristik dari siswa yang dapat dianalisis dalam kaitannya dengan

tujuan pengembangan media pembelajaran antara lain karakteristik

umum seperti tingkat pendidikan dan karakteristik khusus seperti

pengetahuan, sikap, keterampilan siswa.

2) State objectives yang artinya menentukan tujuan pembelajaran. Tujuan

pembelajaran dapat diperoleh dari penilaian terhadap kebutuhan,

mengutip dari panduan kurikulum, atau dikembangkan sendiri oleh

guru.

3) Select media and materials yang artinya pemilihan materi dan media.

Pada tahap ini ada tiga pilihan yaitu memilih bahan-bahan yang

tersedia, memodifikasi bahan-bahan yang ada, atau mendesain bahan-

bahan baru.

4) Utilize material yang artinya penerapan media. Setelah bahan-bahan

dan materi telah disusun menjadi sebuah media, maka saatnya media

tersebut diterapkan kepada siswa untuk kegiatan pembelajaran.

5) Require learner performance yang artinya penilaian respon siswa.

Setelah dilakukan penerapan media kepada siswa, guru atau perancang

media melakukan penilaian terhadap respon siswa selama

menggunakan media tersebut.

6) Evaluate/revise yang artinya evaluasi dan revisi. Dari serangkaian

tahapan pengembangan, tahap terakhir yaitu evaluasi terhadap

kekurangan media. Sebelum media direproduksi media di revisi untuk

22
menghasilkan media yang sempurna yang layak untuk digunakan.

Berdasarkan beberapa langkah pengembangan media pembelajaran

yang telah dijelaskan di atas, maka urutan pengembangan media

pembelajaran dapat dilakukan melalui langkah yaitu: analisis kebutuhan,

mengembangkan desain, dan evaluasi produk. Langkah-langkah tersebut

dapat dikembangkan sesuai dengan kebutuhan peneliti.

2.1.4 Bahan Ajar

a. Pengertian Bahan Ajar

Bahan ajar adalah seperangkat sarana atau alat pembelajaran yang

berisikan materi pembelajaran, metode, batasan-batasan, dan cara

mengevaluasi yang didesain secara sistematis dan menarik dalm rangka

mencapai tujuan yang diharapkan, yaitu mencapai kompetensi atau

subkompetensi dengan segala kompleksitasnya (Widodo & Jasmadi, 2008:

40). Pengertian ini menunjukkan bahwa suatu bahan ajar hendaknya dapat

dirancang dan ditulis dengan kaidah instruksional karena akan digunakan

oleh guru dalam membantu dan menunjang proses pembelajaran.

Dampak positif dari bahan ajar adalah guru akan mempunyai lebih

banyak waktu untuk membimbing siswa dalam proses pembelajaran,

membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan baru dari segala sumber

atau referensi yang digunakan dalam bahan ajar, dan peranan guru sebagai

satu-satunya sumber pengetahuan menjadi berkurang (Widodo & Jasmadi,

2008: 40).

Dalam hal ini, kemampuan guru dalam merencang atau menyusun

bahan ajar menjadi hal yang sangat berperan dalam menentukan keberhasilan

proses belajar dan pembelajaran melalui sebuah sebuah bahan ajar. Bahan ajar

juga dapat diartikan sebagai segala bentuk bahan yang disusun secara

sistematis yang memungkinkan siswa dapat belajar dengan dirancang sesuai

23
dengan kurikulum yang berlaku (Ika Lestari, 2013: 1). Dengan adanya bahan

ajar yang di buat, guru akan lebih runtut dan jelas dalam mengajarkan materi

kepada siswa dan tercapai semua kompetensi yang telah ditentukan

sebelumnya.

Bahan ajar tidak saja memuat materi tentang pengetahuan tetapi juga

berisi yang lebih kompleks tentang keterampilan dan sikap yang perlu

dipelajari siswa untuk mencapai standar kompetensi yang telah ditentukan.

Ketiga kompetensi tertuang dalam sebuah bahan ajar tertentu.

Berdasarkan bebrapa pengertian di atas, maka dapat ditarik kesimpulan

bahwa yang dimaksud dengan bahan ajar adalah seperangkat materi

pembelajaran yang mengacu pada kurikulum yang digunakan dalam rangka

mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar yang telah ditentukan.

b. Karakteristik Bahan Ajar

Menurut Widodo & Jasmadi (2013: 50) Bahan ajar memiliki beberapa

karakteristik, yaitu self instructional, self contained, stand alone, adaptive, dan

user friendly. Pertama, self instructional yaitu bahan ajar dapat membuat

siswa mampu membelajarkan dirinya sendiri dengan bahan ajar yang

dikembangkan. Untuk memenuhi karakter self instructional, maka di dalam

bahan ajar harus terdapat tujuan yang dirumuskan dengan jelas, baik tujuan

akhir maupun tujuan antara. Selain itu, dengan bahan ajar akan menumbuhkan

siswa belajar dengan tuntas dengan memberikan materi pelajaran yang

dikemas ke dalam unit-unit atau kegiatan-kegiatan yang lebih spesifik. Kedua,

self contained yaitu seluruh materi pelajaran dari satu unit kompetensi atau

subkompetensi yang dipelajari terdapat di dalam satu bahan ajar secara utuh.

Ketiga, stand alone (berdiri sendiri) yaitu bahan ajar yang dikembangkan tidak

tergantung pada bahan ajara lain atau tidak harus digunakan bersama-sama

24
dengan bahan ajar lain. Keempat, adaptive yaitu bahan ajar yang hendaknya

memiliki daya adaptif yang tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi.

Kelima, user friendly yaitu setiap instruksi atau paparan informasi yang tampil

bersifat membantu dan bersahabat dengan pemakainya, termasuk kemudahan

dalam merespons dan mengakses sesuai dengan keinginan.

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pembuatan bahan ajar

yang mampu membuat siswa untuk belajar mandiri dan memperoleh

ketuntasan dalam proses pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Memberikan contoh ataupun ilustrasi yang menarik dalam rangka

mendukung penyampaianmateri pembelajaran.

2. Memberikan kemungkinan bagi siswa untuk memberikan umpan balik

atau mengukur pemahamannya terhadap materi yang diberikan dengan

memberikan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya.

3. Konstektual, yaitu materi yang disajikan berkaitan dengan suasana atau

konteks tugas dan lingkungan siswa.

4. Bahan ajar yang digunakan cukup sederhana dan bisa difahami karena

siswa hanya berhadapan dengan bahan ajar ketika belajar secara

individu/mandiri ataupun berkelompok. Dengan bahan ajar yang

relevan memungkinkan siswa dapat mempelajari suatu kompetensi

secara runtut dan sistematis sehingga secara akumulatif mampu

menguasai kompetensi secara utuh dan terpadu. Sebuah bahan ajar yang

baik harus mencakup petunjuk belajar (petunjuk guru dan siswa),

kompetensi yang akan dicapai, informasi pendukung, latihan-latihan,

petunjuk kerja dapat berupa lembar kerja, dan evaluasi sebagai

penilaian akhir untuk mengukur pemahaman siswa.

c. Jenis-jenis Bahan Ajar

25
Bahan ajar memiliki banyak jenis, ada yang cetak maupun non cetak.

Bahan ajar cetak yang sering dijumpai antara lain berupa handout, buku,

modul, brosur dan lembar kerja siswa. Handout adalah suatu hal yang

berisikan ringkasan materi dari sumber yang relevan yang diberikan kepada

peserta didik ketika mengikuti kegiatan pembelajaran. Jadi, handout dibuat

dengan tujuan untuk memperlancar dan memberikan bantuan informasi atau

materi pembelajaran sebebagai pedoman bagi peserta didik. Ada juga yang

mengartikan handout sebagai bahan tertulis yang disiapkan untuk

memperkaya pengetahuan peserta didik (Prastowo, 2011: 79). Guru dapat

membuat handout dari beberapa bahan atau literatur yang relevansi dengan

kompetensi dasar yang akan dicapai oleh siswa.

Buku sebagai bahan ajar merupakan suatu yang berisi ilmu

pengetahuan hasil analisis terhadap kurikulum dalam bentuk tulisan.

Contohnya adalah buku teks pelajaran karena buku pelajaran disusun

berdasarkan kurikulum yang berlaku (Prastowo, 2011: 166). Buku disusun

dengan menggunakan Bahasa dan kalimat yang sederhana, menarik,

dilengkapi gambar, keterangan, isi buku, dan daftar pustaka. Buku akan

sangat membantu baik guru maupun siswa dalam mendalami ilmu

pengetahuan sesuai dengan mata pelajaran yang di ampu masing-masing.

Modul merupakan bahan ajar yang ditulis dengan tujuan agar siswa

dapat belajar dengan mandiri tanpa atau dengan bimbingan guru. Oleh karena

itu, modul harus berisi tentang petunjuk belajar, kompetensi yang akan

dicapai, isi materi pelajaran, informasi pendukung, latihan soal, petunjuk

kerja, dan evaluasi (Prastowo, 2011: 104-105). Dengan pemberian modul,

siswa dapat belajar mandiri tanpa campur tangan oleh pendidik. Siswa yang

memiliki katerbatasan dalam belajar dapat berkali-kali mempelajari setiap

26
kegiatan belajar tanpa batasan waktu, sedangkan siswa yang memiliki

pemahman belajar yag tinggi akan lebih cepat mempelajari satu kompetensi

dasar.

Lembar kerja siswa (LKS) adalah sebagai pelengkap /sarana

pendukung dalam materi ajar yang sudah dikemas sedemikian rupa, sehingga

siswa diharapkan dapat mempelajari materi tersebut secara mandiri. Di dalam

LKS, siswa akan mendapatkan materi, ringkasan, dan tugas yang berkaitan

dengan materi. Selain itu, siswa juga dapat menemukan arahan yang

terstruktur untuk memahami materi yang diberikan dan pada saat yang

bersamaan siswa diberikan materi serta tugas yang berkaitan dengan materi

tersebut (Prastowo, 2011: 204).

Sedangkan bahan ajar non cetak meliputi bahan ajar dengar (audio)

seperti kaset, radio, piringan hitam, dan compact disk audio. Bahan ajar

pandang dengar (audio visual) seperti video compact disk dan film. Bahan

ajar multimedia interaktif seperti CAI (Computer Assisted Instruction) dan

bahan ajar berbasis web).

d. Fungsi Bahan Ajar

Secara garis besar, fungsi bahan ajar bagi guru adalah sebagai media

utama untuk mengarahkan semua aktivitasnya dalam proses pembelajaran

sekaligus merupakan substansi kompetensi yang harusnya diajarkan kepada

siswa. Sedangkan bagi siswa akan menjadi pedoman dalam proses

pembelajaran dan merupakan substansi kompetensi yang seharusnya

dipelajari. Bahan ajar juga berfungsi sebagai alat evaluasi pencapaian hasil

belajar. Bahan ajar yang baik sekurang-kurangnya memcakup petunjuk

belajar, kompetensi yang akan dicapai, isi pelajaran, informasi pendukung,

latihan-latihan, petunjuk kerja, dan evaluasi (Ika Lestari, 2013: 7).

27
Karakteristik siswa yang berbeda dari berbagai latar belakang akan

sangat terbantu dengan adanya bahan ajar, karena dapat dipelajari sesuai

dengan kemampuan yang dimiliki siswa sekaligus sebagai alat evaluasi

penguasaan hasil belajar karena setiap kegiatan belajar dalam bahan ajar akan

selalu dilengkapi dengan evaluasi guna mengukur penguasaan kompetensi

pembelajaran. Ketika siswa telah memperoleh nilai yang baik untuk satu

kegiatan belajar maka dapat berlanjut ke kegiatan belajar berikutnya.

Berdasarkan strategi pembelajaran yang digunakan, fungsi bahan

dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu fungsi dalam pembelajaran

klasikal, pembelajaran individual, dan pembelajaran kelompok (Prastowo,

2011: 25-26).

1. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran klasikal, antara lain:

a. Sebagai satu-satunya sumber informasi serta pengawas dan pengendali

proses pembelajaran (dalam hal ini, siswa bersifat pasif dan belajar

sesuai kecepatan siswa dalam belajar).

b. Sebgai bahan pendukung proses pembelajaran yang diselenggarakan.

2. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran individual, antara lain:

a. Sebagai media utama dalam proses pembelajaran.

b. Sebagai alat yang digunakan untuk menyusun dan mengawasi proses

peserta didik dalam memperoleh informasi.

c. Sebagai penunjang media pembelajaran individual lainnya.

3. Fungsi bahan ajar dalam pembelajaran kelompok, antara lain:

a. Sebagai bahan yang terintegrasi dengan proses belajar kelompok,

dengan cara memberikan informasi tentang latar belakang materi,

informasi tentang peran orang-orang yang terlibat dalam belajar

28
kelompok, serta petunjuk tentang proses pembelajaran kelompoknya

sendiri.

b. Sebagai bahan pendukung bahan belajar utama, dan apabila dirancang

sedemikian rupa, maka dapat meningkatkan motivasi belajar siswa.

e. Keunggulan dan Keterbatasan Bahan Ajar

Menurut Mulyasa (2006: 46-47), ada beberapa keunggulan dari bahan

ajar di antaranya sebagai berikut:

1. Berfokus pada kemampuan individu siswa, karena pada hakikatnya

siswa memiliki kemampuan untuk bekerja sendiri dan lebih

tanggung jawab atas tindakan-tindakannya.

2. Adanya kontrol terhadap hasil belajar mengenai penggunaan standar

kompetensi dalam setiap bahan ajar yang harus dicapai siswa.

3. Relevansi kurikulum ditunjukan dengan adanya tujuan dan cara

pencapaiannya, sehingga siswa dapat mengetahui keterkaitan antara

pembelajaran dan hasil yang akan diperoleh.

Sedangkan keterbatasan dari penggunaan bahan ajar antara lain:

1. Penyusunan bahan ajar yang baik membutuhkan keahlian tertentu.

Sukses atau gagalnya bahan ajar tergantung pada penyusunnya. Bahan

ajar mungin saja memuat tujuan dan alat ukur akan tetapi pengalaman

belajar yang termuat di dalamnya tidak ditulis dengan baik atau tidak

lengkap. Bahan ajar yang demikian kemungkinan besar akan ditolak

oleh siswa, atau lebih parah lagi siswa harus berkonsultasi dengan

fasilitator. Hal ini tentu saja menyimpang dari karakteristik utama

sistem bahan ajar.

2. Sulit menentukan proses penjadwalan dan kelulusan, serta

membutuhkan manajemen pendidikan yang sangat berbeda dari

29
pembelajaran konvensional, karena setiap siswa menyelesaikan bahan

ajar dalam waktu yang berbeda-beda tergantung pada kecepatan dan

kemampuan masing- masing.

3. Dukungan pembelajaran berupa sumber belajar, pada umumnya

cukup mahal, karena setiap siswa harus mencarinya sendiri. Berbeda

dengan pembelajaran yang konvensional, sumber belajar seperti alat

peraga dapat digunakan bersama-sama dalam pembelajaran

2.2. Kajian Produk Yang Dikembangkan

2.1.2. Bahan Ajar Berupa Modul

a. Pengertian Modul

Nana Sandjaya dan Ahmad Rivai yang dikutip dalam Sukiman (2012:

131) Modul adalah alat ukur yang lengkap. Modul adalah satu kesatuan

program yang dapat mengukur tujuan. Modul dapat dipandang sebagai paket

program yang disusun dalam bentuk satuan tertentu guna keperluan belajar.

Pada kenyataannya modul merupakan, jenis kesatuan kegiatan belajar yang

terencana, dirancang untuk membantu para peserta didik secara individual

dalam mencapai tujuan-tujuan belajarnya. Modul bisa dipandang sebagai paket

program pembelajaran yang terdiri dari komponen-komponen yang berisi

tujuan belajar, bahan ajar, metode belajar, alat atau media serta sumber belajar,

dan sistem evaluasinya.

Berdasarkan pengertian di atas maka dapat di simpulkan bahwa modul

adalah suatu unit perangkat aja yang dirancang secara khusus sehingga mudah

dipelajari oleh peserta diklat dalam membantu mengarahkan proses

pembelajaran secara mandiri. Modul merupakan program pembelajaran satu

kesatuan yang utuh, disusun secara sistematis, mengacu pada tujuan

pembelajaran yang jelas dan terukur.

30
Modul memuat tujuan pembelajaran, bahan dan kegiatan untuk

mencapai suatu tujuan serta evaluasi terhadap pencapaian-pencapaian tujuan

pembelajaran, modul biasanya digunakan sebagai bahan belajar mandiri.

Dengan tersedianya bahan ajar yang bervariasi, maka siswa akan lebih mudah

mendapatkan manfaat yaitu, kegiatan pembelajaran menjadi lebih menarik.

Siswa akan lebih banyak mendapatkan kesempatan untuk belajar secara

mandiri dan mengurangi ketergantungan terhadap kehadiran guru.

b. Fungsi Modul

Cece Wijaya yang dikutip dalam Sukiman (2012: 133) Sistem

pengajaran modul dikembangakan di berbagai negara dengan maksud untuk

mengatasi kelemahan-kelemahan sistem pengajaran tradisional. Melalui sistem

pengajaran modul sangat dimungkinkan:

1. Adanya peningkatan motivasi belajar secara maksimal;

2. Adanya peningkatan kreativitas guru dalam mempersiapkan alat dan bahan

yang diperlukan dan pelayanan individual yang lebih mantap;

3. Dapatnya mewujudkan prinsip maju berkelanjutan secara tidak terbatas;

dan

4. Dapatnya mewujudkan belajar yang lebih berkonsentrasi.

Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat diketahui bahwa

pembelajaran dengan penggunaan modul secara efektif akan dapat mengubah

konsepsi siswa menuju konsep ilmiah, sehingga pada gilirannya hasil belajar

mereka dapat ditingkatkan seoptimal mungkin baik dari segi kualitas maupun

kuantitasnya.

Pembelajaran dengan penerapan modul akan memperoleh keuntungan

diantaranya (Indriyanti dan Susilowati, 2010):

31
1. Meningkatkan motivasi siswa, karena setiap kali mengerjakan tugas

pelajaran yang dibatasi dengan jelas dan sesuai dengan kemampuan.

2. Setelah dilakukan evaluasi, guru dan siswa mengetahui benar, pada modul

yang mana siswa telah berhasil dan pada bagian modul yang mana mereka

belum berhasil.

3. Siswa mencapai hasil sesuai dengan kemampuannya.

4. Bahan pelajaran terbagi lebih merata dalam satu semester

5. Pendidikan lebih berdaya guna, karena bahan pelajaran disusun menurut

jenjang akademik.

c. Karakteristik Modul

Sukiman (2012: 133-135) mengemukakan karakteristik untuk

pengembangan modul antara lain sebagai berikut: Pertama, Self instructional

Melalui modul, peserta didik mampu belajar mandiri dan tidak tergantung pada

pihak lain. Untuk memenuhi karakter self instructional, modul harus:

1. Merumuskan standar kompetensi dan kompetensi dasar dengan jelas;

2. Mengemas materi pembelajaran ke dalam unit-unit kecil/spesifik

sehingga memudahkan peserta didik belajar secara tuntas;

3. Menyediakan contoh dan ilustrasi pendukung kejelasan pemaparan

materi pembelajaran;

4. Menyajikan soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan

peserta didik memberikan respons dan mengukur penguasaannya;

5. Konstekstual, yaitu materi-materi yang disajikan terkait dengan suasana

atau konteks tugas dan lingkungan peserta didik;

6. Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif;

7. Menyajikan rangkuman materi pembelajaran;

8. Menyajikan instrumen penilaian (assesment), yang memunginkan

peserta didik melakukan self assesment;

32
9. Menyajikan umpan balik atas penilaian peserta didik, sehingga peserta

didik mengetahui tingkat penguasaan materi;

10. Menyediakan informasi tentang rujukan (referensi) yang mendukung

materi didik.

Kedua, self contained. Seluruh materi pembelajaran dari satu unit standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang dipelajari terdapat didalam satu modul

secara utuh. Tujuan dari konsep ini adalah memberikan kesempatan peserta

didik mempelajari materi pembelajaran karena materi dikemas dalam satu

kesatuan yang utuh. Jika harus dilakukan pembagian atau pemisahan materi

dari satu standar kompetensi hal ini harus dilakukan dengan hati-hati dan

memperhatikan kompleksitas kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta

didik.

Ketiga, stand alone. Modul yang dikembangan tidak tergantung pada

media lainatau tidak harus digunakan bersama-sama dengan media lain.

Dengan menggunakan modul, peserta didik tidak harus menggunakan media

lain untuk mempelajari materi pelajaran. Jika peserta didik masih harus

menggunakan media lain dan tergantung pada media lain selian modul yang

digunakan, modul tersebut tidak dikategorikan sebagai meda yang berdiri

sendiri.

Keempat, yaitu adaptive. Modul hendaknya memiliki daya adaptasi yang

tinggi terhadap perkembangan ilmu dan teknologi. Dengan memperhatikan

perkembangan ilmu dan teknologi pengembangan modul hendaknya tetap up

to date.

Kelima, adalah user friendly. Modul hendaknya juga memenuhi kaidah

user friendly atau mudah digunakan oleh peserta didik. Setiap instruksi dan

informasi yang diberikan bersifat mempermudah peserta didik. Penggunaan

33
bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, dan penggunaan istilah yang umum

merupakan salah satu bentuk user friendly.

b. Prinsip Pengajaran Modul

Modul harus disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik. Oleh karena

itu penyusunan modul perlu memperhatikan prinsip-prinsip penyusunan modul

tersebut. Cece wijaya,dkk yang dikutip dalam Sukiman (2012: 135)

mengemukakan prinsip-prinsip penyusunan modul adalah sebagai berikut:

1. Modul disusun sebaiknya menurut prosedur pengembangan sistem

instruksional (PPSI).

2. Modul disusun hendaknya berdasarkan atas tujuan-tujuan

pembelajaran yang jelas dan khusus.

3. Penyusunan modul harus lengkap dan dapat mewujudkan kesatuan

bulat antara jenis-jenis kegiatan yang harus ditempuh.

4. Bahan modul harus menarik dan selalu merangsang peserta didik

untuk berpikir.

5. Modul harus memungkinkan penggunaan multimedia yang relevan

dengan yujuan.

6. Waktu mengerjakan modul sebaiknya berkisar antara 4 sampai 8

jam pelajaran.

7. Modul harus sesuai dengan tingkat kemampuan peserta didik, dan

modul modul memberi kesempatan kepada peserta didik untuk

menyelesaikannya secara individu.

Prinsip lainnya dikemukakan oleh James D. Russell yang dikutip dalam

Sukiman (2012: 135-137):

1. Modul menggunakan paket instruksional mandiri, artinya dapat

dipelajari secara perseorangan atau kelompok yang sebaya memalui

34
pengalaman belajar multi sensoris dengan keterlibatan peserta didik

secara maksimal.

2. Modul, dalam batas normal, sangat sesuai dengan perbedaan individu,

sekalipun tidak memungkinkan guru dapat meladeni secara simultan

semua kebutuhan setiap peserta didik. Namun upaya yang dilakukan

melalui sistem modul dapat menjangkau perpaduan semua kebutuhan

yang ada pada setiap peserta didik, sebab modul dapat disusun secara

beraneka ragam menurut tipe-tipe pengenalan individu seperti modul

visual, audiktif, dan motorik.

3. Modul disusun atas dasar tujuan instruksional khusus (TIK). Akibat

khusus TIK-nya, maka modul sangat realistis, dapat dijangkau oleh

setiap peserta didik yang mempelajarinya dengan segala karakteristik

yang dimilikinya.

4. Modul mengandung konsep asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan.

Sebagaimana dikemukakan oleh pakar psikologi asosiasi bahwa

pengetahuan yang tersimpan dalam otak (mind) manusia, berasosiasi

dalam struktur tertentu serta berurutan satu sama lain. Manusia yang

sedang berfikir pada hakikatnya menghubung-hubungkan bagian-

bagian pengetahuan dalam struktur tertentu secara berurutan sesuai

dengan bagian-bagian pengetahuan yang berkaitan satu sama lain.

Berdasarkan konsep ini modul disusun menurut urutan materi pelajaran

yang bertautan satu sama lain dalam struktur pengetahuan tertentu.

Karena itulah, maka modul dapat dengan mudah dipelajari oleh setiap

peserta didik yang mempelajarinya sebab disusun berdasarkan urutan

logis dan psikologis, diurutkan melalui dari yang mudah sampai yang

sulit, dari yang yang sederhana sampai yang rumit.

35
5. Modul menggunakan variasi alat dan media. Misalnya, media

cetak,visual, proyeksi, video, audio, dan lingkungan yang relevan.

6. Modul memerankan peserta didik aktif berpartisipasi dalam belajar.

Dalam modul siswa memperoleh kesempatan untuk melakukan

kegiatan mendengar, membaca, memecahkan masalah, memadukan

kalimat, dan semua kegiatan yang bersifat mendalami dan

memantapkan perolehan hasil belajar (skinner)

7. Modul disusun atas dasar tujuan instruksional khusus (TIK). Akibat

khusus TIK-nya, maka modul sangat realistis, dapat dijangkau oleh

setiap peserta didik yang mempelajarinya dengan segala karakteristik

yang dimilikinya.

8. Modul mengandung konsep asosiasi, struktur, dan urutan pengetahuan.

Sebagaimana dikemukakan oleh pakar psikologi asosiasi bahwa

pengetahuan yang tersimpan dalam otak (mind) manusia, berasosiasi

dalam struktur tertentu serta berurutan satu sama lain. Manusia yang

sedang berfikir pada hakikatnya menghubung-hubungkan bagian-

bagian pengetahuan dalam struktur tertentu secara berurutan sesuai

dengan bagian-bagian pengetahuan yang berkaitan satu sama lain.

Berdasarkan konsep ini modul disusun menurut urutan materi pelajaran

yang bertautan satu sama lain dalam struktur pengetahuan tertentu.

Karena itulah, maka modul dapat dengan mudah dipelajari oleh setiap

peserta didik yang mempelajarinya sebab disusun berdasarkan urutan

logis dan psikologis, diurutkan melalui dari yang mudah sampai yang

sulit, dari yang yang sederhana sampai yang rumit.

9. Modul menggunakan variasi alat dan media. Misalnya, media

cetak,visual, proyeksi, video, audio, dan lingkungan yang relevan.

36
10. Modul memerankan peserta didik aktif berpartisipasi dalam belajar.

Dalam modul siswa memperoleh kesempatan untuk melakukan

kegiatan mendengar, membaca, memecahkan masalah, memadukan

kalimat, dan semua kegiatan yang bersifat mendalami dan

memantapkan perolehan hasil belajar (skinner).

11. Modul selalu mendorong peserta didik untuk melakukan pemantapan

respons belajar tertentu. Pemantapan (rein forcement) adalah upaya

mendalami pengetahuan melalui penggunaan variasi metode dan media

sehingga pengetahuan, sikap, dan ketrampilan yang diraihnya menjadi

lebih kuat kedudukannya dalam jiwa seseorang.

12. Modul menggunakan strategi penilaian tentang penguasaan

pengetahuan secara tuntas. Modul harus dipelajari ulang jika hasilnya

masih kurang. Standar ketercapain pengetahuan oleh peserta didik

minimal ditandai oleh perolehan angka 7,5 atau 75. Jika peserta didik

mencapai angka hasil belajar di bawah itu maka peserta didik harus

mempelajari ulang bagian-bagian modul yang belum dikuasainya,

sehubungan dengan perolehan angka minimal itu.

c. Model Pengembangan Modul

Model adalah sesuatu yang dapat menunjukkan suatu konsep yang

menggambarkan keadaan sebenarnya. Model adalah seperangkat prosedur

yang berurutan untuk mewujudkan suatu proses. Model merupakan replikasi

dari aslinya. Model pengembangan modul merupakan seperangkat prosedur

yang dilakukan secara berurutan untuk melaksanakan pengembangan sistem

pembelajaran modul (Indriyanti dan Susilowati, 2010). Dalam

mengembangkan modul diperlukan prosedur tertentu yang sesuai dengan

sasaran yang ingin dicapai, struktur isi pembelajaran yang jelas, dan

37
memenuhi kriteria yang berlaku bagi pengembangan pembelajaran. Ada lima

kriteria dalam pengembangan modul dalam (Indriyanti dan Susilowati, 2010),

yaitu:

1. Membantu siswa menyiapkan belajar mandiri,

2. Memiliki rencana kegiatan pembelajaran yang dapat direspon

secara maksimal,

3. Memuat isi pembelajaran yang lengkap dan mampu memberikan

kesempatan belajar kepada siswa,

4. Dapat memomitor kegiatan belajar siswa, dan

5. Dapat memberikan saran dan petunjuk serta infomasi balikan

tingkat kemajuan belajar siswa.

Berdasarkan penjelasan tersebut, pengembangan modul harus mengikuti

langkah-langkah sebagai berikut :

1. Analisis tujuan dan karakteristik isi bidang studi,

2. Analisis sumber belajar,

3. Analisis karakteristik pebelajar,

4. Menetapkan sasaran dan isi pembelajaran,

5. Menetapkan strategi pengorganisasian isi pembelajaran,

6. Metapkan strategi penyampaian isi pembelajaran,

7. Menetapkan strategi pengelolaan pembelajaran, dan

8. Pengembangan prosedur pengukuran hasil pembelajaran

f. Sistematika Penulisan Modul

Dalam penulisan modul, yang harus menjadi perhatian utama adalah

peserta didik. Dengan demikian, Sukiman (2012: 137-138) mengemukakan

dalam merencanakan modul perlu disiapkan hal-hal sebgai berikut:

1. Pembuatan outline modul yang akan disusun dalam rangka

38
memberikan kerangka penulisan modul dan dapat digunakan

untuk kedalam materi modul dalam setiap jenjang diklat.

2. Petunjuk yang harus dilakukan peserta didik dalam memelajari

modul.

3. Materi pelajaran yang lalu sebagai pemantapan, terutama yang

berkaitan dengan materi yang akan diberikan.

4. Nasihat bagaimana cara belajar memanfaatkan waktu yang

tersediadengan lebih efektif.

5. Tujuan/kompetensi dan materi pelajaran yang akan dipelajari

pesertadidik.

6. Penjelasan materi baru yang disajikan bagi peserta didik.

7. Petunjuk pemecahan masalah untuk membantu memahami

materi yangdisajikan.

8. Motivasi bagi peserta didik agar senantiasa aktif dalam belajar.

9. Contoh, latihan, dan kegiatan yang mendukung materi

10. Tugas dan umpan balik yang dapat mengukur keberhasilan

penguasaanmateri.

11. Kesimpulan modul yang akan dipelajari berikutnya.

Dalam praktik penulisan modul untuk peserta didik terdapat berbagai

ragam sistematika penulisan. Namun umumnya sistematika modul mencakup

lima bagian: bagian pendahuluan, kegiatan belajar, evaluasi, kunci jawaban,

glosarium serta daftar pustaka. Bagian pendahuluan antara lain :

1. Latar belakang

2. Diskripsi singkat modul

3. Manfaat atau Relevansi

4. Standar kompetensi

39
5. Tujuan instruksional/SK/KD

6. Peta Konsep

7. Petunjuk Penggunaan Modul

Bagian kegiatan belajar berisi tentang pembahasan materi yang

berkaitan dengan pelajaran sesuai tuntunan isi kurikulum atau silabus mata

pelajaran tertentu. Setiap kegiatan belajar meliputi: Kompetensi dasar (KD),

indikator, Materi Pokok, Uraian materi berupa penjelasan, contoh dan

ilustrasi-ilustrasi, Rangkuman, Tugas/Latihan, Tugas Mandiri, Kunci

Jawaban, Umpan balik (feedback).

Evaluasi berisi soal-soal untuk mengukur penguasaan atau pemahaman

peserta didik setelah mereka mempelajari keseluruhan isi modul tersebut.

Setelah mengerjakan soal- saol tersebut, mereka langsung dapat mencocokan

jawaban mereka dengan kunci jawaban yang tersedia dan sekaligus

menganalisis tingkat penguasaan mereka. Di bagian akhir modul biasanya

dilengkapi dengan glosarium dan daftar pustaka. Glosarium adalah daftar

kata-kata yang dipandang sulit beserta penjelasan. Dengan adanya glosarium

ini diharapkan peserta didik betul-betul dapat belajar secara mandiri

(Sukiman, 2012: 139).

2.3. Kompetensi Sistem Rem

Kompetensi sistem rem adalah salah satu standar kompetensi yang ada

pada kejuruan Teknik Kendaraan Ringan mata pelajaran Sasis dan

Pemindah Daya. Berdasarkan silabus yang ada, kompetensi sistem rem

tersebut dibagi menjadi dua kompetensi dasar, yaitu :

1) Memahami sistem rem

2) Memelihara sistem rem

Kompetensi dasar tersebut terdiri dari beberapa materi pokok, yaitu :

40
identifikasi sistem rem dan komponennya, pemeliharaan sistem rem dan

komponennya, dan overhoulsistem rem.\

2.3.1. Memahami Sistem Rem

a. Pengertian sistem Rem

Rem dirancang untuk mengurangi kecepatan

danmengehentikan kendaraan atau untuk memungkinkan parkir

pada kondisi tertentu. Rem pada kendaraan berfungsi sebagai alat

keselamatan untuk pengendaraan yang aman.

b. Prinsip Rem

Mesin mengubah energi panas menjadi energi kinetik untuk

menggerakkan kendaraan. Sebaliknya, rem mengubah energi

kinetik menjadi energi panas untuk menghentikan kendaraan.

Umumnya rem bekerja disebabkan oleh adanya tekanan melawan

sistem gerak putar. Efek pengereman diperoleh dari adanya

gesekan yang ditimbulkan antara dua objek.

c. Tipe Rem

Rem yang dipergunakan pada kendaraan bermotor dapat

digolongkan menjadi beberapa tipe tergantung pada

penggunaannya.

1. Rem kaki (foot brake) digunakan untuk mengontrol

kecepatan dan menghentikan kendaraan.

2. Rem parkir (parking brake) digunakan terutama untuk

memarkir kendaraan.

3. Rem tambahan (auxiliary brake) digunakan pada

kombinasi rem kaki yang digunakan pada truk diesel dan

kendaraan berat.

41
d. Mekanisme Kerja

1) Masrter Silinder

Master silinder berfungsi untuk mengubah gerak pedal rem

menjadi tekanan hidraulis. Master silinder terdiri dari reservoir

tank, piston dan pegas pengembali. Ada dua tipe master silinder:

tipe tunggal dan tipe ganda. Pada umumnya untuk sistem rem

digunakan master silinder tipe ganda, yang mempunyai

keuntungan bila salah satu sistem tidak bekerja maka sistem lain

tetap berfungsi dengan baik.

2) Boster Rem

Boster rem berfungsi untuk memperbesar daya penekan

pedal rem, sehingga dapat memperbesar daya pengereman.

Prinsip kerja boster rem adalah perbedaan tekanan yang

ditimbulkan oleh kevakuman dari intake manifold terhadap udara

luar. Boster rem mempunyai membran yang bekerja apabila ada

perbedaan tekanan antara tekanan atmosfir dan kevakuman yang

dihasilkan dari intake manifold mesin. Master silinder

dihubungkan dengan pedal dan membran untuk memperoleh daya

pengereman yang besar dari langkah pedal yang minimum.

Bila boster rem tidak dapat berfungsi dikarenakan suatu

hal, maka sistem rem masih dapat berfungsi, hanya saja

memerlukan penekanan pedal rem yang lebih besar. Untuk

kendaraan yang digerakan oleh mesin diesel, boster remnya

diganti dengan pompa vakum, hal tersebut karena kevakuman

yang terjadi pada intake manifold pada mesin diesel tidak cukup

kuat.

42
3) Katup Pengimbang (Proportioning valve)

Katup pengimbang berfungsi untuk membagi tenaga

pengereman, sehingga dapat diberikan pengereman yang lebih

besar pada roda depan dibandingkan roda belakang agar tidak

terjadi slip. Hal tersebut dikarenakan saat kendaraan direm, maka

titik pusat grafitasi akan pindah ke depan karena kendaraan

bergerak maju yang disebabkan adanya gaya inertia, dan karena

adanya beban yang besar manyatu pada bagian depan. Alat ini

bekerja secara otomatis menurunkan tekanan hidraulis pada

silinder roda belakang, dengan demikian daya pengereman pada

roda belakang akan berkurang

43
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian Pengembangan Modul pembelajaran Sistem kemudi

pada MataPelajaran Sasis dan Pemindah Tenaga Kendaraan Ringan Untuk

Kelas XI di SMK Bima Utomo BS Batang Kuis yang beralamat di Jl.

Ampera Dusun I Sidodadi Kec.Batang Kuis. Adapun pelaksanaannya

dilakukan pada semester Genap tahun pelajaran 2023/2024.

3.2. Sasaran Produk yang Dihasilkan

Penelitaian ini merupakan jenis penelitian pengembangan yang

berorintasi pada pengembangan dan mengimplementasikan produk yang

dihasilkan. Produk yang dihasilkan berupa media pembelajaran dalam

bentuk modul pada pembelajaran sasis dan pemindah tenaga materi sistem

kemudi. Produk yangdihasilkan dari penelitian pengembangan media ini

diharapkan dapat menjadifasilitator yang berperan menjadi sumber dalam

pembelajaran dan dapat melengkapi peserta didik dalam belajar secara

mandiri.

Adapun objek penelitian ini adalah media pembelajaran modul

dimana yang akan diuji kelayakannya. Sedangkan subjek pada penelitian

ini terdiri dari subjek uji ahli, uji ahli desain pembelajaran, ahli materi oleh

guru program keahlianTeknik Kendaraan Ringan pada mata pelajaran Sasis

dan Pemindah Tenaga, ahli media dan penilaian siswa kelas XI program

keahlian Teknik Kendaraan Ringan.

3.3. Pengembangan Produk

3.3.1. Prosedur Pengembangan Modul Pembelajaran

Langkah-langkah dalam penysunan Modul :


44
Analisis Kebutuhan

Penyusunan Draf

Validasi

Uji Coba

Revisi

Gambar 3. 1. Prosedur penyusunan modul


1) Analisis Kebutuhan

Kegiatan analisis kebutuhan merupakan menganalisis

silabus danRPP untuk memperoleh informasi-informasi modul

yang diperlukan oleh siswa dalam mempelajari kompetensi

yang telah diprogramkan. Tujuan analisis kebutuhan modul ini

memuat untuk mengidentifikasi modul yang dikembangkan.

2) Penyusunan Draf Modul

Proses penyusunan dan pengorganisasian materi

berdasarkan aspek yang sudah ditentukan dari modul

pembelajaran dari suatu kompetensi atau sub kopetensi menjadi

satu kesatuan yang sistematis.

3) Validasi.

Validasi bertujuan untuk memperoleh pengakuan atau

kelayakan kesesuaian modul dengan kebutuhan dari seorang

ahli sehingga modul tersebut layak dan dapat digunkan dalam

proses pembelajaran. Validasi dilakukan kepada seorang ahli

desain pembelajran, ahli materi, ahli media, danpenilaian siswa.


74
5
4) Uji coba

Uji coba modul berfungsi untuk mengetahuai

keterlaksanaanya dan manfaat modul dalam pembelajaran yang

memuat materi tertentu. Dari uji coba diharapkan mendapatkan

masukan sebgai bahan penyempurnaan modul yang diuji

cobakan. Terdapat dua macam uji coba yaitu uji coba kelompok

kecil/skala kecil dan uji coba kelompok besar/skala besar.

5) Revisi.

Revisi atau perbaikan merupakan suatu proses

penyempurnaan modul setelah memperoleh masukan, saran

dan pertimbangan darikegiatan uji coba dan validasi. Kegiatan

revisi modul bertujuan untuk melakukan finalisasi atau

penyempurnaan akhir yang kompleks terhadap modul,

sehingga modul pembelajaran siap diproduksi sesuai saran

dengan masukan yang diperoleh dari kegiatan sebelumnya.

3.3.2. Model Pengembangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian Research and

Devolepment (R&D). Metode penelitian dan pengembangan dapat diartikan

sebagai cara ilmiah untuk meneliti, merancang, memproduksi, dan menguji

validitas produk yang telah dihasilkan (Sugiyono, 2015:30). Endang

Mulyatiningsih (2011: 145) juga mengemukakan bahwa penelitian

pengembangan bertujuan untuk menghasilkan produk baru melalui proses

pengembangan. Produk yang dihasilkan melalui penlitian ini berupa modul

pembelajaran sistem Rem untuk siswa kelas XI jurusan TKR di SMK Bima

Utomo BS Batag Kuis.

Secara garis besar, keseluruhan proses penelitian pengembangan

74
6
mencakup studi pendahuluan tentang produk atas dasar hasil perencanaan,

uji lapangan produk yang sudah dikembangkan, dan penyempurnaan produk

berdasarkan hasil uji coba lapangan. Dengan demikian, pengembangan lebih

diarahkan pada upaya menghasilkan produk modul pembelajaran untuk

digunakan secara nyata di lapangan.

Model pengembangan media modul pembelajaran sistem Rem yang

digunakan oleh peneliti ialah menggunakan model pengembangan 4D.

berdasarkan dari permasalahan yang ada peneliti menggunakan model

pengembangan yang digunakan mengacu pada model pengembangan 4D.

model pengembngan 4D di kembangkan oleh Thiagrajan dalam sugiyono

(2015: 37-38). Metode 4D singkatan dari Defini, Design, and Dissemination.

3.3.3. Prosedur Penelitian

Berdasarkan model pengembangan 4D tersebut, maka lankah-

langkahpenelitian dalam pengembangan modul ini adalah sebagai berikut:

74
7
Gambar 3. 2. Diagram Alir Penelitian

1. Tahap Define

Tahap define sering disebut dengan tahap analisis

kebutuhan awal. Tahap ini dilakukan untuk menetapkan dan

mendefinisikan syarat-syarat pengembangan dalam konteks

bahan ajar, tahap ini dilakukan dengan 4 cara yaitu:

a. Analisis Kurikulum

Analisis kurikulum berguna untuk menganalis kurikulum

yang digunakan oleh sekolahan SMK Bima Utomo BS Batang

Kuis. Kurikulum yang digunakan oleh sekolahan tersebut ialah

kurikulum 2013. Tahap analisis kurikulum yang pertama ialah

menganalisi kompetensi dasar. Kompetensi dasar yang

digunakan oleh penulis untuk dikembangakan menjadi media


74
8
modul pembelajaran.

b. Analisis Peserta Didik

Analisis peserta didik suatu informasi penting untuk

mengetahui proses pembelajaran, mka harus disesuaikan dengan

kebutuhan siswa. Analisis ini juga berguna untuk menyusun

bahan ajar yang terkandung dalam media modul pembelajaran

agar sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Hal ini dilakukan

dengan observasi kelas dan mewawancarai siswa. Data yang

diperoleh penulis dalam observasi kelas dan mewawancarai

siswa kemudian diidentifikasi. Data yang didapat tersebut

dijadikan dasar dalam pengembangan media modul

pembelajaran sistem Rem.

c. Analisis Materi

Analisis materi bertujuan untuk mengidentifikasi materi

pokok pembelajaran yang perlu diajarkan kepada peserta didik

dan nantinya akan dimasukkan dalam modul pembelajaran.

Analisis materi harus dikumpulkan terlebih dahulu dan dipilih

materi yang sesuai atau relevan, serta menyusun kembali secara

kompleks. Hasil dari analisis materi tersebut kemudian

dikembangkan sesuai dengan kompetensi dasar sistem Rem

2. Tahap perencanaan (Design)

Tahap perancangan, peneliti membuat rancangan produk

awal untuk mengembangkan media modul pada mata pelajaran

sasis dan pemindah daya pada materi sistem rem. Data awal

yang sudah dikumpulkan, kemudian meneyediakan perangkat

pembelajaran seperti amteri yang akan di masukkan ke dalam

74
9
media dan dianalisis agar dapat dihasilkan penellitian yang

tpat. Rencana peneliti yang dilakukan berupa penetapan model,

merumuskan materi dan merumuskan media pembelajaran

yang di buat.

3. Tahap Develop

Tahap ini terdapat dua kegiatan yang dilakukan, yaitu

expert appraisal yang merupakan teknik untuk memvalidasi

atau menilai kelayakan media modul dan devolpmental testing

yang merupakan kegiatan uji coba produk media modul pada

sasaran subjek yang sesungguhnya. Pada kegiatan develop ini,

ada langkah – langkah yang harus ditempuh, yaitu

a. Pengembangan Media

Pengembangan media adalah implementasi dari

rancangan media yang sudah dibuat pada tahap design.

Media yang dihasilakan belum layak untuk diterapkan

dalam proses kegiatan belajar mengajar. Oleh karenanya

perlu validasi ahli desain pembelajaran, ahli materi dan ahli

media kemudian dilanjutkan dengan uji coba skala kecil.

b. Uji Validasi

Uji Validasi dari Ahli desain pembelajaran, ahli

Materi dan Ahli Media merupakan proses penilaian dari

dosen, atau guru mengenai produk hasil dari

pengembangan. Validasi produk dilakukan oleh ahli desain

pembelajaran, ahli materi dan ahlimedia.

c. Uji Coba Produk

75
0
Uji coba produk dilakukan oleh responden yang

lebih banyak jumlahnya. Uji coba Produk dilakukan di

kelas XI TKR jurusan Teknik Kendaraan Ringan di SMK

Bima Utomo BS BatangKuis.

2) Tahap Disseminate

Tahap disseminate ini merupakan

publikasi/penyebaran dalampenelitian dan pengembangan ini.

Pada tahapan ini bertujuan agar produk media pembelajaran

yang dikembangkan dapat bermanfaat bagi peserta didik dan

orang lain. Tahap penyebaran yang dilakukan oleh peneliti

yaitu dengan cara mendistribusikan kepada guru pengampu

mata pelajaran sasis dan pemindah daya sehingga bisa

digunakan dengan semestinya dan bermanfaat bagi yang

menggunakannya.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data merupakan cara yang digunakan untuk

mengumpulkan data dengan metode-metode tertentu. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini di antaranya adalah observasi, wawancara,

dan angket/kuesioner.

3.4.1. Observasi

Sutrisno Hadi dalam Sugiyono (2015: 214) mengemukakan bahwa

observasi merupakan suatu proses yang kompleks, suatu yang tersusun dari

pelbagai proses biologis dan psikologis. Metode observasi dalam penelitian

ini digunakan ketika mengidentifikasi kebutuhan siswa yang akan

diimplementasikan dalam pengembangan media. Observasi digunakan

untuk mengetahui kebutuhan siswa dalam proses belajar mengajar..

75
1
3.4.2. Wawancara

Wawancara merupakan salah satu taknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan berhadapan secara langsung dengan yang diwawancarai tetapi dapat juga

diberikan daftar pertanyaan dahulu untuk dijawab pada kesempatan lain (Juliansyah

2011: 138-139).

Tujuan wawancara dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh informasi

secara langsung untuk memproyeksikan suatu kemungkinan yang diharapkan

dimasa yang akan datang.

Menurut Lincoln dan Guba dalam Zainal Arifin (2011: 234), proses

wawancara dilakukan dalam lima tahap, yaitu:

1) menentukan aktor yang akan diwawancarai,

2) mempersiapkan kegiatan wawancara,

3) membuat fokus permasalahan,

4) melaksanakan wawancara, dan

5) menutup pertemuan.

Dalam proses wawancara, peneliti sudah menyiapkan pedoman

wawancara dan juga peneliti lebih terbuka dengan apa yang dikemukakan

oleh informan. Responden wawancara ini adalah guru dan siswa Produktif

Teknik Kendaraan Ringan di SMK Bima Utomo BS Batang Kuis.

Wawancara ini bertujuan untuk menemukan, mengidentifikasi masalah

suatu kebutuhan media modul pembelajaran sistem rem dalam kegiatan

belajar mengajar.

3.4.3. Kuisioner

Sugiyono (2015: 199) berpendapat bahwa kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat

pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.

75
2
Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya,

atau hal-hal yang ia ketahui (Suharsimi 2013: 194). Peneliti dapat

menggunakan kuesioner untuk memperoleh data yang terkait dengan

pemikiran, perasaan, sikap, kepercayaan, nilai, persepsi, kepribadian, dan

perilaku dari responden.

3.5. Instrumen Penelitian

1) Jenis Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan

kuantitatif yaitu:

a. Data kualitatif adalah data tentang proses pengembangan media

pembelajaran berupa kritik dan saran dari ahli materi, ahli media, ahli

desain pembelajaran dan siswa.

b. Data kuantitatif adalah data pokok dalam penelitian yang berupa data

penilaian tentang media pembelajaran dari ahli materi, ahli media, ahli

desain pembelajaran dan data respon siswa terhadap media

pembelajaran yang telah dikembangkan.

2) Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen digunakan untuk menghimpun data selama proses

pengembangan media pemeliharaan Air Conditioning (AC) yang

berupa angket. Angket disusun meliputi empat jenis disesuaikan

dengan responden dari penelitian. Adapun angket tersebut yaitu angket

untuk ahli materi, ahli media, dan ahli desain pembelajaran serta angket

untuk peserta didik.

Angket dalam penelitian ini ada empat jenis yang akan

digunakan, yaitu sebagai berikut:

75
3
(1) Angket Validasi Ahli Desain Pembelajaran.

Angket ini akan diberikan kepada dosen ahli desain

pembelajaran. Tujuannya adalah untuk menilai sejauh mana

desain pembelajaran yang telah dikembangkan oleh peneliti

dapat berdampak pada kompetensi siswa. Angket ini disusun

sebanyak 5 aspek dengan 4 alternatif jawaban yaitu “sangat baik,

baik, kurang, sangat kurang”

(2) Angket Validasi Materi.

Angket ini akan diberikan kepada guru sebagai ahli

materi pada mata pelajaran yang di ampu oleh guru tersebut

sebelum dilakukannya uji coba. Instrumen ini digunakan sebagai

bahan pertimbangan revisi media modul pembelajaran pada

pokok bahasan sistem rem. Tujuannya untuk mengetahui

kualitas isi materi dari media modul, ketepatan dengan materi,

dan memperoleh masukan serta apakah media ini layak untuk

digunakan di sekolah. Angket ini disusun sebanyak 3 aspek

dengan 4 alternatif jawaban yaitu “sangat baik, baik, kurang,

sangat kurang”.

(3) Angket Validasi Ahli Media.

Angket ini akan diberikan kepada dosen ahli media

sebelum dilakukannya uji coba, karena sebagai bahan

pertimbangan revisi media modul pembelajaran. Angket ini

disusun sebanyak 2 aspek dengan 4 alternatif jawaban “sangat

baik, baik, kurang, sangat kurang”.

(4) Angket siswa.

Angket siswa terdiri dari lembar penilaian penggunaan

75
4
modul. Angket ini diberikan kepada siswa setelah

pengimplementasian media pembelajaran tersebut. Tujuannya

adalah untuk mengetahui tanggapan siswa setelah menggunakan

modul pembelajaran yang kemudian dari hasil pengembangan

setelah mereka menggunakan media modul pembelajaran

tersbut.

Angket penilaian ini disusun sebanyak 4 aspek dengan 4 alternatif

jawaban yaitu “sangat baik, baik, kurang, sangat kurang”. Adapun kisi-

kisi angket yang akan digunakan adalah sebagai berikut:

Tabel 3. 1. Kisi-Kisi Angket Ahli Desain Pembelajaran.

NO Aspek Nomor Butir

1 Tujuan Pembelajaran 1

2 Kegiatan Pembelajaran 2,3,4

3 Metode Pembelajaran 5,6,7,8,9

4 Media Pembelajaran 10,11,12,13

5 Waktu Pembelajaran 14,15,16,17

Tabel 3. 2. Kisi-Kisi Angket Ahli Materi.

NO Aspek Nomor Butir

Tujuan Pembe Relevansi Materi (kesesuaian)


1 1,2,3,4,5,6,7,8,9
pembelajaran

2 Konsistensi Materi 10,11,12,13,14

3 Isi Materi 15,16,17,18,19,20,21

Tabel 3. 3. Kisi-Kisi Angket Ahli Media.

75
5
NO Aspek Nomor Butir

1 Kesederhanaan 1,2,3,4,5

6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13,


2 Desain Pesan dan tampilan
14, 15, 16, 17

Tabel 3. 4. Kisi-Kisi Angket Penilaian Siswa.

NO Aspek Nomor Butir

1 Kemudahan 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7

2 Tulisan (Teks) 8, 9, 10, 11

3 Tampilan 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18

4 Manfaat 19, 20, 21, 22, 23, 24

3.6. Teknik Analisis Data

Setelah data diperoleh, selanjutnya adalah menganalisis data tersebut.

Penelitian ini lebih menitik beratkan pada kelayakan media modulyang

dirancang sebagai media pembelajaran pada mata pelajaran sasis dan

pemindah daya pokok bahasan materi sistem rem. Teknik analisis data dalam

penelitian ini diklasifikasikan menjadi dua, yaitu data kualitatif dan data

kuantitatif.

1) Data Kualitatif

Data kualitatif berupa saran/masukan yang diberikan oleh ahli desain

pembelajaran, ahli materi, ahli media, dan siswa yang akan dianalisis secara

deskriptif.

2) Data Kuantitatif

Data kuantitatif diperoleh dari angket penilaian kelayakan media


75
6
yang diberikan kepada ahli desain pembelajaran ahli materi, ahli media, dan

siswa. Data tersebut masih berbentuk huruf diubah menjadi bentuk angka.

Kriteria penskoran untuk nilai huruf adalah sebagai berikut:

a. Mengubah data penilaian kualitatif menjadi kuantitatif dengan

ketentuan:

Tabel 3. 5. Kriteria Skor Penilaian Media

Kategori Skor

Sangat Baik 4

Baik 3

Kurang 2

Sangat Kurang 1

a. Menghitung nilai rerata skor tiap indikator

Data tersebut merupakan data kuantitatif yang kemudian dihitung

jumlah dan rata-ratanya dengan rumus sebagai berikut:

𝑆𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙
Skor rata-rata = 𝐵𝑎𝑛𝑦𝑎𝑘𝑛𝑦𝑎 𝑏𝑢𝑡𝑖𝑟

Data yang dikumpulkan dari skor rata-rata tersebut kemudian

dikonversikan dengan pedoman konversi skor pada skala 5 yang

dikemukakan oleh Sukardjo dalam jurnal yang ditulis Wahyu Adi (2015)

sebagai berikut: .

Tabel 3.6 Konversi Skor Ke Dalam Nilai Pada Skala 5

Interval skor Nilai Kriteria

x > Mi + 1,80 SBi A Sangat baik

Mi + 0,60 SBi< x < Mi + 1,80 SBi B Baik

Mi – 0,60 SBi< x < Mi + 0,60 SBi C Cukup

Mi – 1,80 SBi< x < Mi – 0,60 SBi D Kurang

75
7
x ≤ Mi – 1,80 SBi E Sangat Kurang

Keterangan:
1
Mi : Rerata = 2 (Skor maksimal + Skor minimal)

1
SBi : Simpangan baku = 6 (Skor maksimal – skor minimal)

x : Skor rata-rata hasil implementasi

Sehingga:
1
Mi : Rerata = 2 (4 + 1) = 2,5

1
SBi : Simpangan baku = 6 (4 + 1) = 0,5

x : Skor rata-rata hasil implementasi

b. Mengnterpretasikan secara kuaitatif nilai rata-rata tiap aspek dan seluruh

aspek.

Pedoman pengubahan data kuantitatif menjadi kualitatif,

dipaparkan pada Tabel dibaawah ini sebagai berikut:

Table 3.7 Pedoman Konversi Data Kuantitatif Menjadi Data Kualitatif

Interval skor Nilai Kriteria

x > 3,40 A Sangat Baik/Sangat Layak

2,80 < x ≤ 3,40 B Baik/Layak

2,20 < x ≤ 2,80 C Cukup Baik/Cukup Layak

1,60 < x ≤ 2,20 D Kurang Baik/Kurang Layak

x ≤ 1,60 E Sangat Tidak Baik/Sangat Tidak Layak

Keteragan :

Skor maksimal = 4

Skor minimal = 1
75
8
x : Skor rata-rata hasil implementasi

Skor penilaian tingkat kelayakan pada Tabel di atas akan dijadikan

acuan terhadap hasil penilaian oleh ahli desain pembelajaran, ahli materi, ahli

media dan respon penilaian pengguna (siswa). Hasil dari skor yang diperoleh

dari angket akan menunjukkan tingkat kelayakan produk media modul

pembelajaran yang telah dikembangkan sebagai media pembelajaran.

Table 3.8 Pedoman Kelayakan Media Pembelajaran

Interval skor Nilai Kriteria

x > 3,40 A Sangat Baik/Sangat Layak

2,80 < x ≤ 3,40 B Baik/Layak

2,20 < x ≤ 2,80 C Cukup Baik/Cukup Layak

1,60 < x ≤ 2,20 D Kurang Baik/Kurang Layak

x ≤ 1,60 E Sangat Tidak Baik/Sangat Tidak Layak

Berdasarkan tabel konversi diatas diperoleh standar kelayakan media

modul pembelajaran sistem rem dari setiap aspek sebagai berikut:

1) Media media modul pembelajaran dinyatakan Sangat Layak apabila rata-rata

skor yang diperoleh adalah pada rentang 3,41 – 4,00.

2) Media media modul pembelajaran dinyatakan layak apabila rata-rata skor yang

diperoleh adalah pada rentang 32,81 - 3,40.

3) Media media modul pembelajaran dinyatakan Cukup apabila rata-rata skor

yang diperoleh pada rentang 2,21 - 2,80.

4) Media media modul pembelajaran dinyatakan Tidak Layak apabila rata-rata

skor yang diperoleh pada rentang 1,61 - 2,20.

Media media modul pembelajaran dinyatakan Sangat Tidak Layak

apabila rata-rata skor yang diperoleh pada rentang 1 - 1,60.


75
9
DAFTAR PUSTAKA

Arif S. Sadiman. dkk.(2014). Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan

Pemanfaatannya. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada

Arsyad Ashar. (2014). Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo

Persada

Ananda, R., & Abdillah. (2018). Pembelajaran Terpadu. Medan: Lembaga Peduli

Pengembangan Pendidikan Indonesia (LPPPI).

Basir, M. (2017). Pendekatan Pembelajaran. Sengkang: Lampena Intimedia.

Batubara, H. H. (2020). Media Pembelajaran Efektif. Semarang: Fatawa

Publishing

Cahyadi, A. (2019). Pengembangan Media Dan Sumber Belajar. Serang: Laksita

Indonesia

Depdiknas. (2003). Undang-Undang RI Nomor 20, Tahun 2003, tentang Sistem

Pendidikan Nasional.

Depdiknas. (2007). Permendiknas No. 41, Tahun 2007, tentang Standar Proses untuk

Satuan pendidikan Dasar dan Menengah.

E.Mulyasa.(2006).Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Bandung: PT Rosdakarya

76
0
Fathurrohman, M., & Sutistyorin. (2012). Belajar dan Pembelajaran. Yogyakarta:

Teras.

Fadjarajani, S., et al. (2020). Media Pembelajaran Transformatif. Gorontalo: Ideas

Publishing

Fikri, H., & Madona, A.D. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis

Multimedia Interaktif. Yogyakarta: Samudra Biru.

Firdaus, F., & Samsudi. (2012). Macromedia Flash Profesional 8 Sebagai Media

pembelajaran Untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa. Jurnal Pendidikan

Teknik mesin, 12(1), PP. 21-24

Helmiati. (2012). Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo

Haryanto. (2020). Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: UNY Press

Husamah, dkk. (2016). Belajar & Pembel Ar & Pembelajaran. Malang: Universitas

Muhammadiyah Malang.

Ika Lestari. (2013). Pemgembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang:

Akademia Permata

Mardianto. (2012). Psikologi Pendidikan. Medan: Perdana Publishing.

76
1
Mulyono., & Wekke, I. S. (2018). Strategi Pembelajaran Di Abad Digital.

Yogyakarta: Gawe Buku

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai. (2013). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru

Algensindo

Nurdyansyah., & Fahyuni, F. F. (206). Inovasi Model Pembelajaran Sesuai

Kurikulum 2013. Sidoarjo: Nizamia Learning Center.

Putrawangsa, S. (2018). Desain Pembelajaran. Mataram: CV. Reka Karya

Amerta.

Riyana, Cepi. (2008). Modul 6: Komponen-Komponen Pembelajaran. Diakses pada

21 September 2021 dari

file.upi.edu/Direktori/FIP/JUR_PEND_LUAR_BIASA/196209061986011-

AHMAD_MULYADIPRANA/PDF/Komponen_Pembelajaran.pdf

Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran. Yogyakarta: PT Pustaka

Insan Madani.

Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:

Alfabeta.

Suharsimi 2013: 194 Suharsimi, Arikunto. (2013). Prosedur Penelitian Suatu

Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta.

76
2
Depdiknas. (2003). Undang-Undang RI Nomor 20, Tahun 2003, tentang Sistem

Pendidikan Nasional

Depdiknas. (2007). Permendiknas No. 41, Tahun 2007, tentang Standar Proses

untuk Satuan pendidikan Dasar dan Menengah.

Nurdyansyah. (2019). MEDIA PEMBELAJARAN INOVATIF (P. Rais, Ed.; 1st

ed.). UMSIDA Press.

Sukiman. (2012). Pengembangan Media Pembelajaran (M. Salmulloh, Ed.; 1st

ed.). Insan Madani.

76
3
LAMPIRAN

76
4
Lampiran 1. Surat Permohonan Validasi Instrumen

Surat Pernyataan Permohonana Validasi Insstrumen

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama :

NIP :

Menyatakan bahwa instrument penelitian (Ahli Desain Pembelajaran,


Materi, Media dan Angket penilaian siswa) untuk Tugas Akhir Skripsi atas
nama mahasiswa :
Nama : Romy Satria Hermawan

NIM 5172122004

Program Studi : Pendidikan Teknik Otomotif

Judul : Pengembangan Modul Pembelajaran Sistem Kemudi


Pada MataPelajaran Sasis Dan Pemindah Tenaga
Kendaraan Ringan Untuk Kelas XI Di SMK Bima
Utomo BS Batang Kuis.

Setalah dilakukan kajian atas isntrumen penelitian Tugas Akhir Skripsi


tersebutdapat dinyatakan :
Layak digunakan

Layak digunakan dengan


perbaikanTidak layak
digunakan
Medan, Maret2023

Validator

NIP.

76
5
Lampiran 2. Lembar Validasi Ahli Desain Pembelajaran

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LEMBAR VALIDASI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
(AHLI DESAIN PEMBELAJARAN)
Judul program : Pengembangan Modul Sistem Rem Pada Mata Pelajaran Sasis Dan
Pemindah Tenaga
Mata Pelajaran : Pemeliharaan Sasis Dan Pemindah Tenaga
Topik Bahasan : Sistem Rem
Sasaran Pengguna : Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK
Bima Utomo BS Batang Kuis
Pengembang : Piqi Izmi Fahri Ritonga
DESKRIPSI UMUM
Lembar instrumen ini dimaksudkan untuk mengukur beberapa indikator kelayakan media
pembelajaran yang telah dibuat. Pendapat, kritik, saran, penilaian dan komentar yang
diberikan akan sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas media
pembelajaran ini. Mohon kiranya agar dapat memberikan jawaban dengan cara memberi
tanda cek (√) pada satu opsi jawaban paling sesuai. Terimakasih atas perhatian bpk/ibu dan
Kerjasama nya.

2023

Terima kasih kepada Bapak/Ibu karena telah meluangkan waktu untuk penilaian
ini. Pendapat anda sangat berharga untuk peningkatan mutu pengembangan media
ini.

76
6
Petnjuk Pengisian :
1. Jawaban dapat diberikan pada kolom yang disediakan dengan memberikan tana cek () pada
pilihan jawaban ang sesuai. Adapun kriteria setiap pemilihan sebgai berikut:
4 = Sangat Baik (SB) 2 = Sangat Kurang (K)
3 = Baik (B) 1 = Sangat Kurang (SK)
2. Jika terdapat kesalahan atau kekurangan dalam media pembelajaran ini mohon kiranya
bpk/ibu untuk menuliskannya pada kolom yang disediakan dan mohon koreksinya untuk
keperluan perbaikan.
3. Atas kesedian bpk/ibu untuk mengisi lembar angket ini, saya ucapkan terimakasih.

PILIHAN
No. INDIKATOR SARAN
SK K B SB
Kesesuaian rumusan tujuan
1.
pembelajaran
Kesesuaian tujuan pembelajaran
2 pada kegiatan pembelajaran
tahap pendahuluan
Kesesuaian tujuan pembelajaran
3 pada kegiatan pembelajaran
tahap penyajian
Kesesuaian tujuan pembelajaran
4 pada kegiatan pembelajaran
tahap penutup
Kesesuaian metode dengan
5
tujuan pembelajaran
Kesesuaian tahap penyajian
6
materi pada kegiatan inti
Kesesuaian tahap penyajian
7 materi pada kegiatan
penutup
Kesesuaian metode dengan
8
karakteristik peserta didik
Efektifitas metode
9 pembelajaran pada kegiatan
pembelajaran
Kesesuaian media dengan
10
tujuan pembelajaran
Kesesuaian media pembelajaran
11 dengan kegitan
pembelajaran
Kesesuaian media dengan
12
karakteristik peserta didik
Kesesuaian media dengan
13
materi
Ketepatan alokasi waktu untuk
14 setiap tahapan kegiatan
pembelajaran
Keefektifan kegiatan
15 pembelajaran dengan
alokasi waktu untuk yang
76
7
diberikan
Kesesuaian waktu dengan
16
metode pembelajaran
Kesesuaian tes dengan tujuan
17
pembelajaran

Komentar/Saran

...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
Kesimpulan
Media pembelajaran ini dinyatakan :
a. Layak digunakan tanpa revisi
b. Layak digunakan dengan revisi sesuai saran
c. Tidak layak digunakan

Medan, Maret 2023


Validator

NIP.

76
8
Lampiran 3. Lembar Validasi Ahli Materi

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LEMBAR VALIDASI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
(AHLI MATERI)
Judul program : Pengembangan Modul Sistem Rem Pada Mata Pelajaran Sasis
Dan Pemindah Tenaga
Mata Pelajaran : Pemeliharaan Sasis Dan Pemindah Tenaga
Topik Bahasan : Sistem Rem
Sasaran Pengguna : Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di
SMK Bima Utomo BS Batang Kuis
Pengembang : Piqi Izmi Fahri Ritonga
DESKRIPSI UMUM
Lembar instrumen ini dimaksudkan untuk mengukur beberapa indikator kelayakan
media pembelajaran yang telah dibuat. Pendapat, kritik, saran, penilaian dan komentar
yang diberikan akan sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
media pembelajaran ini. Mohon kiranya agar dapat memberikan jawaban dengan cara
memberi tanda cek (√) pada satu opsi jawaban paling sesuai. Terimakasih atas perhatian
bpk/ibu dan Kerjasama nya.

2023

Terima kasih kepada Bapak/Ibu karena telah meluangkan waktu untuk penilaian
ini. Pendapat anda sangat berharga untuk peningkatan mutu pengembangan media
ini.

Petnjuk Pengisian :
1. Jawaban dapat diberikan pada kolom yang disediakan dengan memberikan tana cek ()
pada pilihan jawaban ang sesuai. Adapun kriteria setiap pemilihan sebgai berikut:
76
9
4 = Sangat Baik (SB) 2 = Sangat Kurang (K)
3 = Baik (B) 1 = Sangat Kurang (SK)
2. Jika terdapat kesalahan atau kekurangan dalam media pembelajaran ini mohon kiranya
bpk/ibu untuk menuliskannya pada kolom yang disediakan dan mohon koreksinya
untuk keperluan perbaikan.
3. Atas kesedian bpk/ibu untuk mengisi lembar angket ini, saya ucapkan terimakasih.

PILIHAN
No. INDIKATOR SARAN
SK K B SB
Tujuan pembelajaran sesuai dengan
1.
standar kompetensi
Tujuan pembelajaran sesuai dengan
2
materi yang dipelajari
Kesesuaian materi dengan
3
kompetensi inti
Kesesuaian materi dengan
4
kompetensi dasar
Kesesuaian materi dengan tujuan
5
pembelajaran
Kesesuaian gambar dengan materi
6
pembelajaran
Kesesuaian materi dengan tahapan
7
kegiatan pembelajaran
Kesesuaian materi dengan metode
8
pembelajaran
Kesesuaian materi dengan evaluasi
9
pembelajaran
Ketepatan alokasi waktu yang
10 diberikan dengan bobot materi
pembelajaran
Materi pembelajaran dibahasa
11
secara sistematis dan runtut
Konsistensi materi dengan pokok
12
bahasan
Konsistensi antara pokok Bahasa
13
dengan sub pokok bahasan
Gambar mendukung kejelasan
14
materi pembelajaran
Materi pembelajaran tersusun
15
secara runtut
Materi pembelajaran di dalam
16 modul sesuai dengan kompetensi
inti
Materi pembelajaran di dalam
17 modul sesuai dengan kompetensi
dasar
Ketersediaan rangkuman materi
18
pembelajaran yang jelas
Soal Latihan sesuai dengan materi
19
pembelajaran

77
0
Soal Latihan mencakup sluruh
20
materi pembelajaran
21 Ketersediaan refrensi yang jelas

Komentar/Saran

..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................
Kesimpulan
Media pembelajaran ini dinyatakan :
a. Layak digunakan tanpa revisi
b. Layak digunakan dengan revisi sesuai saran
c. Tidak layak digunakan

Medan, Maret 2023


Validator

NIP.

77
1
Lampiran 4. Lembar Validasi Ahli Media

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
LEMBAR VALIDASI PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN
(AHLI MEDIA)
Judul program : Pengembangan Modul Sistem Rem Pada Mata Pelajaran Sasis
Dan Pemindah Tenaga
Mata Pelajaran : Pemeliharaan Sasis Dan Pemindah Tenaga
Topik Bahasan : Sistem Rem
Sasaran Pengguna : Siswa Kelas XI Program Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di
SMK Bima Utomo BS Batang Kuis
Pengembang : Piqi Izmi Fahri Ritonga
DESKRIPSI UMUM
Lembar instrumen ini dimaksudkan untuk mengukur beberapa indikator kelayakan
media pembelajaran yang telah dibuat. Pendapat, kritik, saran, penilaian dan komentar
yang diberikan akan sangat bermanfaat untuk memperbaiki dan meningkatkan kualitas
media pembelajaran ini. Mohon kiranya agar dapat memberikan jawaban dengan cara
memberi tanda cek (√) pada satu opsi jawaban paling sesuai. Terimakasih atas perhatian
bpk/ibu dan Kerjasama nya.

2023

Terima kasih kepada Bapak/Ibu karena telah meluangkan waktu untuk penilaian
ini. Pendapat anda sangat berharga untuk peningkatan mutu pengembangan media
ini.

77
2
Petnjuk Pengisian :
1. Jawaban dapat diberikan pada kolom yang disediakan dengan memberikan tana cek
() pada pilihan jawaban ang sesuai. Adapun kriteria setiap pemilihan sebgai
berikut:
4 = Sangat Baik (SB) 2 = Sangat Kurang (K)
3 = Baik (B) 1 = Sangat Kurang (SK)
2. Jika terdapat kesalahan atau kekurangan dalam media pembelajaran ini mohon kiranya
bpk/ibu untuk menuliskannya pada kolom yang disediakan dan mohon koreksinya
untuk keperluan perbaikan.
3. Atas kesedian bpk/ibu untuk mengisi lembar angket ini, saya ucapkan terimakasih.

PILIHAN
No. INDIKATOR SARAN
SK K B SB
Kesederhanaan penngunaan media
1.
modul pembelajaran
Karakteristik gambar di dalam
2
modul
Keseimbangan media yang
3
digunakan
Penekanan media yang digunakan
4
dalam penyampaian pesan
Isi pesan materi pembelajaran
5
disusun secara sistematis
Ketercapaian pesan melalui media
6
yang digunakan
Kedalaman pesan (isi materi) pada
7
media
Kejelasan pesan yang disajikan
8
dalam media
Kelengkapan pesan yang disajikan
9
dalam media
Desain gambar materi
10
mempermudah pemahaman
Urutan penyajian pesan disusun
11
secra sistematis
Tata letak tampilan gambar ssuai
12
dengan materi pembelajaran
Kejelasan petunjuk penggunaan
13
media
Kemudahan dalam penggunaan
14
media modul
Penggunaan huruf dalam kalimat
15
sesuai dengan kaidah
Kesesuaian pemilihan warna teks
16
dalam media pembelajaran
Kesederhanaan penngunaan media
17
modul pembelajaran

Komentar/Saran

77
3
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................
Kesimpulan
Media pembelajaran ini dinyatakan :
a. Layak digunakan tanpa revisi
b. Layak digunakan dengan revisi sesuai saran
c. Tidak layak digunakan

Medan, Maret 2023


Validator

NIP.

77
4
Lampiran 5. Angket Penialaian Siswa
Lembar Penilaian Modul Sistem Rem Pada Mata Pelajaran Sasis dan Pemindah
Tenaga Kendaraan Ringan

Nama Siwa :
Kelas dan No. Absen :
Hari/Tgl :
Petnjuk Pengsian :
1. Pada angket ini terdapat pernyataan yang berkaitan dengan media yang baru saja kamu
pelajari. Pertimbangkan baik-baik setiap pernyataan yang ada sebelum kamu memilih
jawaban.
2. Pendapat, kritik, saran, penilaian dan komentar yang diberikan akan sangat bermanfaat untuk
memperbaiki kualitas media pembelajaran ini.
3. Jawaban dapat diberikan pada kolom yang disediakan dengan memberikan tana cek () pada
pilihan jawaban ang sesuai. Adapun kriteria setiap pemilihan sebgai berikut:
4 = Sangat Baik (SB) 2 = Sangat Kurang (K)
3 = Baik (B) 1 = Sangat Kurang (SK)
Atas kesediannya untuk mengisi lembar angket ini, saya ucapkan terimakasih.

PILIHAN
No. INDIKATOR SARAN
SK K B SB
Media modul pembelajaran dapat di
1.
gunakan dengan mudah
Kejelasan petunjuk penggunaan
2
modul
Isi modul sesuai dengan matri
3
pembelajaran yang dipelajari
4 Penggunaan Bahasa dapat difahami
Terdapat rangkuman materi utuk
5
mempermudah pemahaman
6 Terdapat soal-soal latihan tugas
Soal-soal Latihan tugas sesuai
7
dengan materi
Jenis teks atau font mudah untuk
8
dibaca
Pilihan warna pada teks sesuai
9
terhadap tampilan media
10 Ukuran teks/huruf sudah sesuai
Jarak antara baris dan huruf sudah
11
sesuai
Tampilan cover pada modul sesuai
12
dengan materi pembelajaran
Tampilan gambar ilustrasi
13
membantu dalam memahami materi
77
5
Tema pada tampilan media
14 pembelajaran & konten yang di
tampilkan sudah tepat
Tata letak/ layout tampilan media
15
pembelajaran menarik
Tampilan gambar dalam media
16 pembelajaran sudah jelas dan
menarik
Tampilan gambar mendukung
17
pemahaman materi
Media modul pembelajaran dapat
18
memperjelas penyampaian materi
Dengan menggunakan media
19 modul, pembelajaran tidak
membosankan
Soal evaluasi sesuai dengan materi
20
yang disajiakan
Media pembelajaran dapat
21 membantu pembelajaran secara
mandiri
Penggunaan modul dapat membuat
22
pembelajaran secara mandiri
Keinginan untuk mempelajari
23 materi yang lain dengan modul
pembelajaran.

Komentar/Saran
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................
......................................................................................................................................

Medan, Maret 2023


Siswa

(………………………..…)

77
6

Anda mungkin juga menyukai