Anda di halaman 1dari 78

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh.

Alhamdulillah. Puji syukur kepada Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan kasih dan karunia-Nya kepada peneliti sehingga peneliti

dapat menyelesaikan Proposal Skripsi ini dengan judul “DISEMINASI

PELAYANAN INFORMASI PARIWISATA MELALUI WEBSITE DI DINAS

PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN OGAN KOMERING

ULU PROVINSI SUMATERA SELATAN”

Penulisan proposal skripsi ini ditujukan untuk memenuhi syarat

dalam menyelesaikan Pendidikan Diploma IV di Lembaga Institut

Pemerintahan Dalam Negeri (IPDN). Proposal skripsi ini masih jauh dari

sempurna, mengingat keterbatasan kemampuan yang peneliti miliki.

Penulisan proposal skripsi ini bisa diselesaikan dengan baik tidak

terlepas dari doa, bimbingan, dan dukungan baik berupa dukungan moril

maupun materi dari berbagai pihak. Untuk itu segala ketulusan dan

kerendahan hati, izinkanlah peneliti untuk menyampaikan rasa hormat,

terima kasih, dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada:

1. Bapak Rektor IPDN Dr. Hadi Prabowo, M.M.;

2. Bapak Dr. Hyronimus Rowa, M.Si selaku Wakil Rektor Bidang

Akademik, Bapak Dr.Drs. Rizari, M.B.A., M.Si selaku Wakil Rektor

Bidang Administrasi, Bapak Dr.Drs. Ismail Nurdin, M.Si selaku

i
Wakil Rektor Bidang Kemahasiswaan dan Ibu Dr. Deti Mulyati, S.H.

C.N., M.Hum selaku Wakil Rektor Bidang Kerjasama.

3. Bapak Dekan Fakultas Manajemen Pemerintahan Dr. Halilul Khairi,

M.Si;

4. Bapak Ketua Program Studi Teknologi Rekayasa Informasi

Pemerintahan Dr. Megandaru Widhi Kawuryan, S.IP,M.Si;

5. Bapak Dr. Karno, S.Kom. M.Si selaku Dosen Pembimbing;

6. Seluruh Dosen Pengajar, Pelatih, dan Pamong Pengasuh yang

telah mendidik peneliti selama mengikuti pendidikan di IPDN;

7. Orang Tua Peneliti, Firdaus dan Neli Hartini yang telah

membesarkan dan mendidik, serta pengorbanan yang telah

diberikan hingga membantu membiayai penulis selama pendidikan.

8. Kekasih Peneliti, A. Fifah Ilyana Ilham yang senantiasa

memberikan cinta, dukungan, dan motivasi kepada peneliti selama

pendidikan.

9. Seluruh rekan-rekan angkatan XXX dan Saudara Kontingen asal

pendaftaran Provinsi Sumatera Selatan yang telah membantu dan

memberikan semangat dalam melaksanakan pendidikan di Institut

Pemerintahan Dalam Negeri dan Adik-adik angkatan XXXI, XXXII,

dan XXXIII asal pendaftaran Provinsi Sumatera Selatan yang telah

membantu dan memberikan semangat dalam melaksanakan

pendidikan di Institut Pemerintahan Dalam Negeri;

ii
10. Seluruh pihak yang tidak bisa disebutkan satu persatu, terima kasih

penulis ucapkan atas segala kenikamatan, bantuan, bimbingan,

dan motivasi serta pengorbanan yang telah diberikan.

Semoga semua bantuan yang diberikan, mendapat balasan dari

Allah SWT. Penulis menyadari bahwa Proposal Skripsi ini masih jauh dari

kata sempurna, semoga Proposal Skripsi ini bisa di terima dalam rangka

pengajuan penelitian oleh penulis dan dilakukan perbaikan di masa yang

akan datang. Aamiin.

Jatinangor, November 2022


Peneliti

M. Daffa Putra Yudha Prawira

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................i
DAFTAR ISI................................................................................................iv
DAFTAR TABEL........................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR...................................................................................vii
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................1
1.1 Latar Belakang Penelitian...............................................................1
1.2 Rumusan Masalah Penelitian.......................................................11
1.3 Tujuan Penelitian..........................................................................11
1.4 Kegunaan Penelitian.....................................................................12
1.4.1 Kegunaan Teoritis..................................................................12
1.4.2 Kegunaan Praktis...................................................................12
BAB II TINJAUAN PUSTAKA...................................................................14
2.1 Deskripsi Penelitian Sebelumnya.................................................14
2.2 Landasan Teoritik dan Legalistik..................................................16
2.2.1 Landasan Teoritik...................................................................16
2.2.2 Landasan Legalistik...............................................................29
2.3 Kerangka Pemikiran.....................................................................35
BAB III METODE PENELITIAN................................................................37
3.1 Pendekatan Penelitian..................................................................37
3.2 Operasional Konsep Penelitian....................................................40
3.3 Sumber Data dan Informan Penelitian.........................................41
3.3.1 Sumber Data Penelitian.........................................................41
3.3.2 Informan Penelitian................................................................43
3.4 Instrument Penelitian....................................................................44
3.5 Teknik Pengumpulan Data Penelitian..........................................45
3.6 Teknik Analisis Data Penelitian....................................................48
3.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian.......................................................52
3.7.1 Lokasi Penelitian....................................................................52
3.7.2 Jadwal Penelitian...................................................................53
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................55

iv
LAMPIRAN I..............................................................................................65
PEDOMAN WAWANCARA.......................................................................65
LAMPIRAN II.............................................................................................68
PEDOMAN OBSERVASI..........................................................................68
LAMPIRAN III............................................................................................69
DAFTAR DOKUMENTASI........................................................................69

v
DAFTAR TABEL

Tabel 2. 1 Penelitian Sebelumnya ............................................................14

Tabel 3. 1 Characteristic of Qualitative Research.....................................39

Tabel 3. 2 Operasional Konsep Penelitian................................................41

Tabel 3. 3 Daftar Informan Penelitian........................................................44

Tabel 3. 4 Jadwal Kegiatan Magang dan Penyusunan Skripsi ................54

vi
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. 1 Penetrasi dan Pengguna Internet di Indonesia Periode 2021-

2022.............................................................................................................4

Gambar 1. 2 Data Pengunjung Website Disparbud Oktober-November

2022...........................................................................................................10

Gambar 2. 1 Kerangka Pemikiran.............................................................35

Gambar 3. 1 Konsep Triangulasi Metode dan Sumber Data...................52

vii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Penelitian

Perkembangan zaman terus bergerak kearah yang serba modern.

Semua perlu cepat, mudah dan terjangkau bagi semua kalangan seperti

halnya Indonesia yang merupakan Negara berkembang dan terus

melakukan inovasi serta pembaharuan dengan mengadopsi unsur luar

ataupun hal yang memang baru untuk dikembangkan.(Zamroni 2017)

Teknologi yang semakin berkembang akan menimbulkan banyak

fenomena dimasyarakat dimana akan menimbulkan hal-hal baru yang

menarik untuk diteliti. Telah diketahui bahwa penelitian terkait media baru

yang ada karena lahirnya kecanggihan teknologi telah banyak dilakukan

sejak munculnya era globalisasi.Kini yang termasuk media baru (new

media) tersebut adalah media online yang kemunculannya adalah hasil

dari perkembangan jaringan internet.(Nopianah 2019)

Banyak media baru yang muncul dengan memiliki keunggulan dan

daya tarik masing-masing. Dengan munculnya media tersebut,

masyarakat akan dengan mudah mendapatkan informasi dari seluruh

dunia dalam hitungan menit ataupun detik, dimana jarak sudah tidak

menjadi masalah lagi dalam mendapatkan berita bagi masyarakat. Media

baru adalah kumpulan perangkat teknologi komunikasi yang berbagi ciri

yang sama yang mana selain baru dimungkinkan dengan digitalisasi dan.

1
2

ketersediaannya yang luas untuk 3 penggunaan pribadi sebagai alat

komunikasi (McQuail dalam Raharjo 2017).

Konsumsi informasi yang ditopang oleh kemajuan teknologi pada

saat ini dapat mempermudah dalam pengaksesan, pengelolahan serta

pendayagunaan informasi secara cepat serta lebih efisien kepada

masyarakat. Dalam pertemuan Government Public Relations (GPR) tahun

2017, Menteri Komunikasi dan Informatika pada saat itu mengajak untuk

lebih aktif dalam penggunaan media sosial sebagai sarana komunikasi

antara pemerintah dan masyarakat. "Era komunikasi saat ini sudah

berubah. Secara jumlah media sosial ini penggunanya banyak dan sudah

digunakan sebagai jalur untuk berkomunikasi,"(Pemerintah Daerah Harus

Aktif Gunakan Media Sosial n.d.)

Penyampaian informasi tidak terlepas dari pentingnya suatu

komunikasi yang terjalin dalam sebuah organisasi dalam (Marhaeni

2009:33) menyatakan bahwa peran komunikasi menentukan

keberlangsungan hidup organisasi. Hal ini dapat dilihat dari tujuan

komunikasi yaitu untuk dapat mengubah sikap, mengubah opini,

mengubah perilaku, dan mengubah masyarakat. Komunikasi dalam

sebuah organisasi dimanfaatkan untuk mewujudkan tujuan organisasi,

baik organisasi komersial seperti lembaga bisnis dan industri ataupun

organisasi-organisasi sosial seperti lembaga rumah sakit maupun instansi

pemerintahan.

Komunikasi juga termasuk bagian dari interaksi individu. Serta


3

dapat menciptakan interaksi yang baik antara para karyawan suatu

organisasi, baik dalam hubungan timbal balik ataupun horizontal di antara

para karyawan disebabkan pula oleh komunikasi. Interaksi dalam suatu

organisasi ini akan membentuk arus komunikasi secara vertikal yang

terdiri dari arus komunikasi dari atas ke bawah dan arus komunikasi dari

bawah ke atas dan arus komunikasi secara horizontal yang berlangsung

diantara para karyawan dalam suatu tingkatan atau jenjang.

Keberhasilan organisasi dan komunikasi merupakan 2 hal yang

saling terhubung. Komunikasi dapat memperbaiki kestabilan organisasi

apabila organisasi tersebut dalam masa krisis. Komunikasi yang baik

didalam organisasi dapat mengurangi ketidakjelasan informasi yang

beredar di lingkungan organisasi, baik lingkungan internal maupun

lingkungan eksternal. Berbicara tentang peran komunikasi tidak lepas juga

dengan proses atau cara penyampaian informasi di dalam organisasi.

Berdasarkan pada Teori Informasi Organisasi yang dikembangkan oleh

Karl Weick, organisasi adalah sebuah sistem yang mengumpulkan,

mengelola, dan menggunakan informasi. Mengumpulkan, mengelola, dan

menggunakan informasi ini merupakan tiga langkah penting dalam

menganalisis suatu proses informasi yang datang dari lingkungan

organisasi.

Penggunaan Website di zaman sekarang telah menciptakan cara-

cara baru dalam berkomunikasi, berinteraksi, dan berkolaborasi terkait

penyediaan dan pengelolaan informasi dalam lingkup organisasi. Dalam


4

penggunaannya, website menyediakan cara yang lebih efektif serta efisien

dalam fungsinya sebagai media pertukaran infrmasi melalui jaringan atau

online. Seperti saat ini, kita masyarakat banyak dihadaptkan kepada

pilihan dalam menyampaikan serta mendapatkan informasi melalui media

elektronik dan media website lah yang paling berkembang pada saat ini.

Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) telah

merilis hasil survei penetrasi dan pengguna internet di Indonesia. Total

pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai hingga 210.026.769 jiwa

dari total populasi 272.682.600 jiwa, dengan penetrasi 77,02 persen dari

total populasi.(Indonesia 2022)

Gambar 1. 1
Penetrasi dan Pengguna Internet di Indonesia Periode 2021-2022
Sumber : Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia diakses pada
03-11-2022 (Indonesia Internet Provider Association 2020)
Hasil jumlah pengguna internet di Indonesia sebagaimana
5

ditunjukkan di Gambar 1.1 hingga tahun 2022 naik menjadi 77,02 persen

atau sebanyak 210,03 juta penduduk yang menggunakan internet. Ketua

Umum APJII, menjelaskan bahwa pentrasi pengguna internet di tingkat

porvinsi semakin maju dan berkembang serta baik dan merata, meskipun

provinsi-provinsi di Pulau Jawa masih menjadi pemuncak posisi dalam

penetrasi pengguna internet. Provinsi-provinsi di pulau lain juga

mengalami peningkatan, bahkan bertambah secara signifikan.

Pencapaian ini diakibatkan oleh perluasan jangkauan infrastruktur

internet, pertumbuhan sumber daya manusia, peningkata literasi digital,

serta adopsi layanan aplikasi Teknologi Informasi Komunikasi (TIK).

Dalam merespon masifnya penggunaan internet, konsep e-

government (electronic government) yang selanjutnya diatur dalam

Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 tentang Kebijakan Strategi

Nasional Pengembangan E-government. Pengembangan e-government

harus dimanfaatkan guna meningkatkan efektifitas serta efisiensi

penyelenggaraan pemerintahan yang tranparan. E-government mampu

menjadi langkah awal perubahan birokrasi menuju pemanfaatan media

elektronik sebagai alat yang dapat mempermudah kerja pemerintah.

Teknologi internet tidak hanya berefek pada perkembangan bisnis

atau perdagangan saja, tetapi juga memiliki andil di bidang pariwisata.

Kegiatan pariwisata merupakan suatu kegiatan yang harus dapat

memanfaatkan adanya teknologi internet agar penyampaian informasi

objek-objek wisata bisa lebih saling terhubung atau interaktif dan


6

informasinya mudah untuk di dapatkan. Apabila bidang pariwisata itu

dapat dikelola dan dikembangkan secara baik maka hal tersebut dapat

memberikan kontribusi yang besar akan finansial negara maupun daerah.

Seiring berkembangnya kemajuan ekonomi dan kesejahteraan

masyarakat, sehingga keinginan untuk pergi liburan semakin meningkat

maka dibutuhkan suatu informasi akan tujuan objek wisata menarik,

seperti lokasi dan transportasi. Akan tetapi seringkali pengunjung atau

wisatawan mengalami masalah dan kesulitan dalam memperoleh

informasi tersebut. Oleh sebab itu maka informasi di sektor pariwisata

harus disajikan dengan baik dan sistematis supaya masyarakat atau

wisatawan bisa mengakses informasi tersebut dengan mudah.

Pariwisata merupakan sektor yang menjadi salah satu tulang

punggung perekonomian pada banyak negara di dunia, begitu juga di

Indonesia. Pemanfaatan teknologi dan informasi merupakan salah satu

upaya dalam menghilangkan keterbatasan yang dimiliki oleh masyarakat.

Informasi yang tersedia pada media internet di zaman sekarang sangat

banyak dan dapat memberikan inspirasi serta peluang untuk

mengembangakan usaha. Internet tidak hanya menjadi media pemasaran

yang murah dan efektif saja, namun juga dapat memberikan informasi

terkait produk-produk yang dapat dihasilkan oleh masyarakat.(Ritchi et al.

2018)

Pada industri pariwisata, media digital saat ini diperlukan dalam

mengakses informasi pariwisata dengan mudah yaitu melalui web dan


7

sosial media yang merupakan instumen yang sangat bermanfaat untuk

pemasar dalam menghasilkan merek yang kuat serta menghasilkan

keunggulan kompetitif ( Simanjuntak dalam A. Ismail and Frinaldi 2022).

Sehingga promosi pariwisata pada zaman sekarang sudah tidak lagi

memerlukan baliho, pamflet, dsb untuk mempromosikan objek wisatanya.

Dengan perkembangan zaman yang serba digital ini, perkembangan

industri pariwisata sekarang diharapkan mampu memanfaatkan media

digital untuk memaksimalkan potensinya. Dalam mengunjungi destinasi

wisata pada suatu daerah, wisatawan perlu mencari informasi yang

berkaitandengan destinasi wisata yang ingin dikunjungi di daerah tersebut.

Informasi-informasi tadi perlu memanfaatkan teknologi informasi melalui

media digital yaitu website.

Website merupakan tempat publikasi yang efektif dalam

pengembangan teknologi informasi. Website adalah sarana bagi

masyarakat untuk dengan mudah mengakses berbagai informasi melalui

jaringan internet. Website ialah kumpulan halaman-halaman web yang

saling terhubung serta filefilenya saling terkait yang memuat informasi

berbagai bentuk media seperti teks, gambar, animasi, suara atau film

(Gregorius dalam Harmayani, 2020).

Pengadaan situs web merupakan tahap awal dalam mewujudkan

e-government. Bahkan e-government sebagai wujud menggunakan

teknologi informasi seperti internet yang digunakan saat ini untuk

menghubungkan kepentingan warga, bisnis dan kegiatan lainnya.


8

Pengembangan e-government seperti website bertujuan untuk

meningkatkan efisiensi, efektivitas, transparansi, dan akuntabilitas

manajemen pemerintahan dengan memanfaatkan teknologi informasi.

Di Kabupaten Ogan Komering Ulu yang ber ibu kota di kota

Baturaja yang mana wisata-wisata tidak hanya ada di pusat Kota saja,

namun terdapat juga di kecamatan-kecamatan yang ditempuh melalui

jalur darat. Memang wisata-wisata yang ada di Kabupaten Ogan Komering

Ulu, jarak yang ditempuh cukup jauh seperti Wisata Gua Puteri yang

terletak terletak di Kecamatan Ulu Ogan, menempuh perjalanan ± 35 Km

dari Kota Baturaja menggunakan jalur darat. Dengan ini, Dinas Pariwisata

dan Kebudayaan Kabupaten Ogan Komering Ulu menghadirkan website

http://disparbud.okukab.go.id/

Website tersebut telah ada sejak tahun 2017. Serta dapat diakses

melalui halaman website http://disparbud.okukab.go.id/. Website tersebut

difungsikan sebagai sarana penyampaian informasi sektor pariwisata yang

ada di Kabupaten Ogan Komering Ulu. Dengan ini, masyarakat lokal

maupun pendatang dimudahkan dalam mengakses informasi destinasi

wisata kapan dan dimana pun melalui koneksi internet. Pada website

tersebut sebagai bentuk website pariwisata, ketika seseorang ingin

mengunjungi suatu destinasi wisata di Kabupaten Ogan Komering Ulu

bisa dengan mengunjungi website http://disparbud.okukab.go.id/. Situs

web ini memuat informasi berupa tempat-tempat wisata yang bisa

dikunjungi di Kabupaten Ogan Komering Ulu.


9

Pada website tersebut sebagai bentuk website pariwisata, ketika

seseorang ingin mengunjungi suatu destinasi wisata di Kabupaten Ogan

Komering Ulu bisa dengan mengunjungi website

http://disparbud.okukab.go.id/. Situs web ini memuat informasi berupa

tempat-tempat wisata yang bisa dikunjungi di Kabupaten Ogan Komering

Ulu. Hal lainnya juga pada website http://disparbud.okukab.go.id/ ialah

terdapat berita-berita terkait Dinas Pariwisata dan Kebudayaan.

Dalam website http://disparbud.okukab.go.id/ memiliki 2 kategori

wisata yaitu: 1) Explore OKU, yang terbagi menjadi 3 bagian yaitu: 1)

Destinasi wisata seperti Rantau Kumpai, Gua Silabe, Gua Harimau,Batu

Lesung Bintang, Air Terjun Kambas, Air Terjun Tembulun, Air Panas

Gemuhak, dan Gua Putri; 2) Tarian OKU seperti Tari Sambut Sebimbing

Sekundang dan Tari Nanggok; 3) Destinasi Ruang Publik seperti Taman

Kota Baturaja, Masjid Agung Baturaja, dan Gedung Kesenian 2) Event

dan Festival seperti Cross County Pemuda Jelajah Alam OKU.

Meski telah memanfaatkan website, Masyarakat Kabupaten Ogan

Komering Ulu masih kurang memanfaatkan website tersebut, hal ini dapat

dilihat pada grafik pengunjung website pada gambar 1.2


10

Gambar 1. 2
Data Pengunjung Website Disparbud Oktober-November 2022
Sumber: Data Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Data diatas menunjukkan kurang nya antusiasme masyarakat

dalam mengakses website http://disparbud.okukab.go.id/ dikarenakan

kurangnya sosialisasi tentang pentingnya pergerakan E-government pada

era yang modern saat ini yang sangat dibutuhkan dalam penyebaran

informasi pariwisata secara meyeluruh sehingga tersampaikannya

informasi pariwisata yang terupdate pada setiap harinya. Kurangnya

kualitas sumber daya manusia juga menjadi salah satu kendala di

Kabupaten Ogan Komering Ulu dalam pengelolaan informasi pariwisata

yang akan disampaikan kepada masyarakat. Ketertinggalan ini harus

dikejar oleh pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu. Perlunya

DISEMINASI PELAYANAN INFORMASI PARIWISATA MELALUI

WEBSITE DI DINAS PARIWISATA DAN KEBUDAYAAN KABUPATEN


11

OGAN KOMERING ULU PROVINSI SUMATERA SELATAN dalam

pengelolaan informasi terkait sektor pariwisata agar setiap saat diakses

dengan mudah oleh masyarakat di Kabupaten Ogan Komering Ulu.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Setelah menjabarkan latar belakang masalah penilitian masalah,

Adapun rumusan masalah yang dapat diuraikan dalam penelitian ini, yakni

1. Bagaimana diseminasi pelayanan informasi pariwisata melalui

website di disparbud Kabupaten Ogan Komering Ulu Provinsi

Sumatera Selatan?

2. Apa saja Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat diseminasi

pelayanan informasi pariwisata melalui website di disparbud

kabupaten ogan komering ulu provinsi sumatera selatan?

3. Apa saja upaya mengatasi Faktor Penghambat dalam diseminasi

pelayanan informasi pariwisata melalui website di disparbud

kabupaten ogan komering ulu provinsi sumatera selatan?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka

tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan usulan skripsi ini sebagai

berikut:

1. Untuk mengetahui upaya diseminasi Disparbud dalam menangani

informasi terkait pariwisata di Disparbud Kabupaten Ogan


12

Komering Ulu Provinsi Sumatera Selatan

2. Untuk menentukan Faktor Pendukung dan Faktor Penghambat

diseminasi pelayanan informasi pariwisata melalui website di

disparbud Kabupaten Ogan Komering Ulu Provinsi Sumatera

Selatan

3. Untuk mengetahui upaya mengatasi Faktor Penghambat dalam

diseminasi pelayanan informasi pariwisata melalui website di

disparbud Kabupaten Ogan Komering Ulu Provinsi Sumatera

Selatan

1.4 Kegunaan Penelitian

1.4.1 Kegunaan Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan wawasan

serta pengetahuan kepada Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mengenai

evaluasi program yang akan dilaksanakan. Hasil penelitian ini sekiranya

mampu memberikan andil sebagai referensi.

1.4.2 Kegunaan Praktis

1. Bagi Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan,

masukan dan pedoman bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Ogan

Komering Ulu guna meningkatkan kualitias pelayanan terutama dalam

pemenuhan informasi pariwisata.


13

2. Bagi Lembaga IPDN

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan kontribusi positif

bagi lembaga IPDN dalam menambah jumlah referensi kepustakaan

terkait penelitian yang dilaksanakan peneliti serta untuk menghimpun data

dan informasi sebagai sarana dalam pengembangan ilmu pemerintahan

terapan.

3. Bagi Praja

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih

pemikiran, ilmu pengetahuan, bahan informasi dan kajian akademis bagi

Praja Institut Pemerintahan Dalam Negeri .


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Deskripsi Penelitian Sebelumnya


Penelitian sebelumnya adalah salah satu upaya dilakukan oleh

peneliti untuk menjadikan inspirasi atau referensi baru dalam melakukan

penelitian yang akan dilakukan peneliti.

Tabel 2. 1

Penelitian Sebelumnya
No Judul, Nama Teori Analisis Metode Hasil Penelitian
. Peneliti, Tahun Penelitian
(1) (2) (3) (4) (5)
1. STRATEGI Teori Informasi Kualitatif, Pihak Diskominfo
DISEMINASI Organiasi Karl Deskriptif menggunakan berbagai
DISKOMINFO Weick. Dengan macam strategi, yang pertama
DALAM Pendekatan berkerjasama dengan
MENINGKATKAN Induktif berbagai macam media cetak
PELAYANAN dan media online lalu
INFORMASI merangkul mereka sebagai
KEPADA media partner, yang kedua
MASYARAKAT penyebaran informasi dalam
KEC. MALILI KAB. bentuk videotron yang ada
LUWU TIMUR, dalam bentuk videografis,
(RISDA fotografis, dan lain-lainya.
WULANDARI, 2018)
2. PERANAN Teori Aspek Kualitatif, Dinas komunikasi dan
DISKOMINFO KOTA Kegiatan deskriptif informatika Kota Padang
PADANG DALAM Humas oleh dengan belum bekerja maksimal
MEMBANGUN Linggar pendekatan dalam melaksanakan
KOMUNIKASI Anggoro.(2001) induktif perannya dalam memberikan
PUBLIC, (ALHADI pelayanan informasi, motivasi
SYUKRI, 2012) dan fasilitas yang dibutuhkan
oleh masyarakat kota Padang.
Dibuktikan bahwa masih

14
15

banyak timbul kontraversi


antara masyarakat dengan
Dinas Komunikasi dan
Informatika Kota Padang
sehingga hubungan
masyarakat dengan
pemerintahan kota Padang
belum harmonis.
3. STRATEGI Teori Agenda Kualitatif, Diskominfo sebagai
DISKOMINFO Setting oleh deskriptif pemberdayaan masyarakat
DALAM Maxwell dengan dapat meningkatkan nilai
MENANGANI mccombs dan pendekatan tambah sebagai penyalur
BERITA HOAKS DI Donald Shaw induktif informasi dan mengurangi
LEMBAGA (1972, 1993) atau mencegah berita hoaks
PENYIARAN serta teori yang berkembang dimana
PUBLIK, (ASRIADI, Jarum masyarakat menyukai hal-hal
2020) Hipodermik yang menghebohkan pada
oleh Hovland dasarnya sangat berbahaya
karena bias menjadi perilaku
didukung oleh perkembangan
teknologi yang semakin
canggih.
Sumber: Diolah oleh peneliti, 2022

Penelitian yang dilakukan oleh Risda Wulandari menggunakan

teori Informasi Organisasi oleh Karl Weick. Penelitian ini menggunakan

Metode penelitian kualitatif, deskriptif dengan pendekatan induktif.

Menggunakan teknik pengumpulan data wawancara, observasi dan

dokumentasi. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pihak Diskominfo

menggunakan berbagai macam strategi dalam meningkatkan pelayanan

informasi kepada masyarakat,

Penelitian yang dilakukan oleh Alhadi Syukri menggunakan teori

Aspek Kegiatan Humas oleh Linggar Anggoro. Menggunakan Metode


16

penelitian kualitatif, deskriptif dengan pendekatan induktif. Menggunakan

teknik pengumpulan data observasi, kuisioner dan wawancara. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa Dinas komunikasi dan informatika Kota

Padang belum bekerja maksimal dalam melaksanakan perannya dalam

memberikan pelayanan informasi, motivasi dan fasilitas yang dibutuhkan

oleh masyarakat kota Padang

Penelitian yang dilakukan oleh Asriadi menggunakan teori Agenda

Setting oleh Maxwell McCombs dan Donald Shaw (1972, 1993) serta teori

Jarum Hipodermik oleh Hovland. Menggunakan Metode penelitian

kualitatif, deskriptif dengan pendekatan induktif. Menggunakan teknik

pengumpulan data wawancara, observasi dan dokumentasi. Hasil

penelitian ini Diskominfo sebagai pemberdayaan masyarakat dapat

meningkatkan nilai tambah sebagai penyalur informasi dan mengurangi

atau mencegah berita hoaks yang berkembang dimana masyarakat

menyukai hal-hal yang menghebohkan pada dasarnya sangat berbahaya

karena bisa menjadi perilaku didukung oleh perkembangan teknologi yang

semakin canggih

2.2 Landasan Teoritik dan Legalistik


2.2.1 Landasan Teoritik
2.2.1.1 Sistem Informasi Pemerintahan Berbasis Elektronik

SPBE merupakan singkatan dari Sistem Pemerintahan Berbasis

Elektronik, Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (SPBE) adalah

penyelenggaraan pemerintahan yang memanfaatkan teknologi informasi

dan komunikasi untuk memberikan layanan kepada Pengguna SPBE. Hal


17

ini seperti yang tertuang pada Peraturan Presiden No. 95 Tahun 2018

tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik. SPBE ditujukan untuk

untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif,

transparan, dan akuntabel serta pelayanan publik yang berkualitas dan

terpercaya.Tata kelola dan manajemen sistem pemerintahan berbasis

elektronik secara nasional juga diperlukan untuk meningkatkan

keterpaduan dan efisiensi sistem pemerintahan berbasis elektronik.

Revolusi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) memberikan

peluang bagi pemerintah untuk melakukan inovasi pembangunan aparatur

negara melalui penerapan Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik

(SPBE), yaitu penyelenggaraan pemerintahan yang memanfaatkan TIK

untuk memberikan layanan kepada instansi pemerintah, aparatur sipil

negara, pelaku bisnis, masyarakat dan pihak-pihak lainnya. SPBE

memberi peluang untuk mendorong dan mewujudkan penyelenggaraan

pemerintahan yang terbuka, partisipatif, inovatif, dan akuntabel,

meningkatkan kolaborasi antar instansi pemerintah dalam melaksanakan

urusan dan tugas pemerintahan untuk mencapai tujuan bersama,

meningkatkan kualitas dan jangkauan pelayanan publik kepada

masyarakat luas, dan menekan tingkat penyalahgunaan kewenangan

dalam bentuk kolusi, korupsi, dan nepotisme melalui penerapan sistem

pengawasan dan pengaduan masyarakat berbasis elektronik.

Pemerintah menyadari pentingnya peran SPBE untuk mendukung

semua sektor pembangunan. Upaya untuk mendorong penerapan SPBE

telah dilakukan oleh pemerintah dengan menerbitkan peraturan


18

perundang-undangan sektoral yang mengamanatkan perlunya

penyelenggaraan sistem informasi atau SPBE. Sejauh ini kementerian,

lembaga, dan pemerintah daerah telah melaksanakan SPBE secara

sendiri-sendiri sesuai dengan kapasitasnya, dan mencapai tingkat

kemajuan SPBE yang sangat bervariasi secara nasional. Untuk

membangun sinergi penerapan SPBE yang berkekuatan hukum antara

kementerian, lembaga, dan pemerintah daerah, diperlukan Rencana Induk

SPBE Nasional yang digunakan sebagai pedoman bagi Instansi Pusat

dan Pemerintah Daerah untuk mencapai SPBE yang terpadu. Rencana

Induk SPBE Nasional disusun dengan memperhatikan arah kebijakan,

strategi, dan inisiatif pada bidang tata kelola SPBE, layanan SPBE, TIK,

dan SDM untuk mencapai tujuan strategis SPBE tahun 2018 - 2025 dan

tujuan pembangunan aparatur negara sebagaimana ditetapkan dalam

RPJP Nasional 2005 - 2025 dan Grand Design Reformasi Birokrasi 2010 -

2025.

2.2.1.2 Sistem Informasi Manajaemen

Menurut Harbangan Siagian (dalam Wicaksana 2016:5) ”Sistem

Informasi Manajemen mengandung arti sekumpulan orang, seperangkat

pedoman dan pemilihan peralatan pengolahan data, menyimpan,

mengolah dan memakai data untuk mengurangi ketidak pastian dalam

pengambilan keputusan dengan memberikan informasi kepada manajer

agar dapat dimanfaatkan pada waktunya secara efesien “

Didefinisikan sebagai sekumpulan subsistem yang saling


19

berhubungan, berkumpul bersama-sama dan membentuk satu kesatuan,

saling berinteraksi dan bekerja sama antara bagian satu dengan yang

lainnya dengan cara-cara tertentu untuk melakukan fungsi pengolahan

data, menerima masukan (input)berupa data-data, kemudian

mengolahnya (processing), dan menghasilkan keluaran (output) berupa

informasi sebagai dasar bagi pengambilan keputusan yang berguna baik

pada saat itu maupun di masa mendatang, dengan memanfaatkan

berbagai sumber daya yang ada dan tersedia guna mencapai tujuan

Yeniretnowati (dalam Informasi, Sim, and Pustaka 2009:6)

Jadi, dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa Sistem

Informasi Manajemen merupakan jaringan prosedur pengolahan data

yang dikembangkan dalam suatu organisasi dan disahkan bila diperlukan

untuk memberikan data kepada manajemen untuk dasar pengambilan

keputusan dalam rangka mencapai tujuan.

2.2.1.3 Sistem Informasi

Menurut Husein dan Wibowo (dalam AZPCP Gunawan 2019:12),

sistem informasi adalah seperangkat komponen yang saling berhubungan

yang berfungsi untuk mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan

mendistribusikan informasi untuk mendukung pembuatan keputusan dan

pengawasan dalam organisasi. Sistem informasi terdiri dari informasi

tentang orang, tempat, dan sesuatu dalam organisasi atau lingkungan

yang melingkupinya.
20

Informasi menurut Laudon dan Laudon (dalam AZPCP Gunawan

2019:13) yaitu dapat diartikan sebagai data yang telah diolah menjadi

bentuk yang memiliki arti dan fungsi sehigga dapat dipahami oleh

manusia, sedangkan data merupakan fakta-fakta mentah yang belum

diolah agar dapat dimengerti oleh manusia.

Dari pengertian tersebut maka secara garis besar sistem informasi

merupakan serangkaian unsur-unsur atau komponen-komponen yang

saling berhubungan dan memiliki tugas yaitu mengmpulkan, memyimpan,

memproses, dan mendistribusikan suatu informasi yang nantinya dapat

digunakan sebagai bahan landasan bagi pengambilan keputusan.

2.2.1.4 Diseminasi Informasi

Diseminasi adalah sinonim dari kata penyebaran. Jadi, pengertian

diseminasi informasi adalah penyebaran informasi. (Kusumajanti,

Purnama, and Priliantini 2018). Pengertian Penyebaran Informasi disini

berarti dilakukan dengan berbagai cara seperti media cetak, media sosial,

sosialisasi dan lain lain. Diseminasi informasi memiliki tujuan untuk

memberi tahu atau setidaknya informasi tersebut dapat mengubah sikap.

Pembahasan mengenai kegiatan penyebaran informasi sangat

diperlukan adanya kegiatan komunikasi yang dilakukan untuk

menyampaikan pesan dan informasi dengan demikian wawasan serta

pengetahuan manusia dapat berkembang.(Soyomukti:55 2012)

Garis kesamaan antara komunikasi dengan informasi ialah


21

terletak pada unsur-unsur yang berperan ketika aktifitas tersebut

berlangsung. Sastropoetro (dalam Kusumajanti, Purnama, and Priliantini

2018) menjelaskan mengenai “Penyebaran informasi adalah penyebaran

pesan yang berisi fakta (data yang sesuai dengan kenyataan) sehingga

menimbulkan penjelasan yang benar dan jelas serta menumbuhkan

pengertian yang sama mengenai pesan yang disebarkan”.

Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan

diseminasi informasi menurut Sastropoetro yaitu sebagai berikut:

1. Pesan yang disebar haruslah disusun secara jelas, mantap,


dan singkat agar mudah ditangkap. Perlu dipahami bahwa tiap
orang mempunyai daya tangkap yang berbeda. Dengan
demikian penyebaran haruslah menyusun pesan menurut
perhitungan yang ditangkap oleh orang lain atau sebagian
besar orang yang berkepentingan.
2. Lambang-lambang yang digunakan haruslah dapat dipahami,
dimengerti oleh mereka yang menjadi sasaran.
3. Pesan yang disampaikan atau disebarkan hendaknya dapat
menimbulkan minat, perhatian dan keinginan pada si penerima
pesan untuk melakukan sesuatu.
4. Pesan-pesan yang disampaikan atau disebarkan hendaknya
menimbulkan keinginan untuk memecahkan masalah,
sekiranya ada masalah.
Perencanaan komunikasi dalam (Wijaya 2015) menjelaskan

bagaimana cara menyebarluaskan pesan atau informasi yang tepat dari

komunikator kepada khalayak yang membutuhkan informasi melalui

saluran atau media yang tepat.

Dengan memanfaatkan kemajuan teknologi komunikasi dan

informasi yang pesat serta pemanfaatannya yang luas, membuka peluang

pada pengaksesan, pengolahan, dan pendayagunaan informasi secara

cepat dan akurat. Karena perencanaan komunikasi menjadi penting


22

peranannya. Diseminasi Dinas Pariwisata dan Kebudayaan mampu

memperhatikan prinsip dalam pengelolaan perencanaan komunikasi

dalam meningkatkan pelayanan informasi dengan memanfaatkan

komunikasi massa yang merupakan komunikasi yang dilakukan

antarmanusia yang memanfaatkan media (massa) sebagai alat

komunikasi.

Istilah “media massa” dalam (Soyomukti 2012:192)merujuk pada

alat atau cara terorganisasi untuk berkomunikasi secara terbuka dan

dalam jarak jauh kepada banyak orang (khalayak) dalam jarak waktu yang

ringkas. Media massa bukan sekadar alat semata-mata, melainkan juga

institusionalisasi dalam masyarakat sehingga terjadi proses pengaturan

terhadap alat itu oleh warga masyarakat melalui kekuasaan yang ada

maupun melalui kesepakatan-kesepakatan lain.

Peranan media massa sebagai penyalur pesan dan informasi

yang menjadi objek kajian yang tak terhindarkan. Komunikasi massa

melibatkan jumlah komunikan yang banyak, tersebar dalam area geografis

yang luas, namun punya perhatian dan minat terhadap isu yang sama.

Oleh karena itu, agar pesan dapat diterima serentak pada waktu yang

sama, digunakan dalam media massa seperti, surat kabar, majalah, radio,

atau televisi serta media komunikasi dengan memanfaatkan internet dan

media sosial.

Hal ini dapat mendukung penyebaran pesan dan informasi terkait

pariwisata kepada masyarakat dengan memanfaatkan media massa

melalui internet dengan menggunakan website


23

http://disparbud.okukab.go.id/ sebagai penyalur pesan dan informasi

pariwisata dari perkembangan yang ada serta mampu menjadi kebutuhan

informasi dan sumber literatur kepada masyarakat di Kabupaten Ogan

Komering Ulu.

Dalam penjelasan diseminasi peneliti dapat menyimpulkan bahwa

diseminasi informasi adalah suatu kegiatan penyebaran informasi yang

telah direncanakan serta ditujukan untuk khalayak ramai agar mereka

dapat memperoleh informasi dan kemudian dimanfaatkan informasi

tersebut serta menyebarluaskan kembali kepada orang lain yang

membutuhkan informasi tersebut dengan memanfaatkan media massa

berupa website.

Dengan ini pemanfaatan layanan informasi dapat memberikan

manfaat kepada pengguna dan penyedia informasi, serta mampu

terjangkau untuk khalayak luas dengan mudah dan cepat. Maka perlu

suatu strategi diseminasi untuk penyebaran informasi yang dimiliki.

2.2.1.5 Pelayanan

Pelayanan menurut Kotler dalam (Lukman, 2000:8) dalah “setiap

kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kesatuan atau kumpulan, dan

menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat suatu produk

secara fisik”. Selanjutnya Sampara berpendapat, “pelayanan adalah suatu

kegiatan atau urutan kegiatan yang terjadi interaksi langsung antar

seseorang dengan orang lain atau mesin secara fisik, dan menyediakan

kepuasan pelanggan”.
24

 Menurut Ivancevich, Lorenzi, Skinner dan Crosby dalam

(Ratminto dan Atik Septi Winarsih, 2012:12) “pelayanan merupakan

produk-produk yang tidak kasat mata (tidak dapat diraba) yang melibatkan

usaha-usaha manusia dan menggunakan peraIatan.” Sedangkan yang

Iebih spesifik diberikan oleh Gronroos pelayanan adaIah suatu aktivitas

atau serangkaian aktivitas yang bersifat  tidak kasat mata (tidak dapat

diraba) yang terjadi sebagai akibat adanya  interaksi antara konsumen

dengan karyawan atau haI-haI lain yang disediakan perusahaan pemberi

pelayanan yang dimaksudkan untuk  memecahkan permasalahan

konsumen/pelanggan.

Berdasarkan pada ungkapan diatas tentang pelayanan maka

peneliti dapat menarik kesimpulan bahwa pelayanan sederhananya ialah

suatu proses melayani masyarakat untuk memenuhi kebutuhan,

kesamaan serta keseimbangan hak dan keperluan masyarakat untuk

mencapai rasa puas atas kebutuhannya yang terpenuhi sehingga

tercapainya kesejahteraan.

2.2.1.6 Public Relations Pemerintah

Public relations dalam lingkungan pemerintah atau lebih dikenal

dengan sebutan Humas merupakan suatu hal yang penting dalam

menciptakan good government dan good governance yang menjadi pusat

informasi, penyelenggara kegiatan, penyambung media dan kebijakan,

praktik, serta konstituen organisasi. Menurut (Yazid, Tantri Puspita 2015)

dalam hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa, pemerintah


25

mengandalkan Humas untuk menyentuh masyarakat. Ungkapan yang

sama juga dikemukakan dalam (Cahyani 2012) yang menyimpulkan

bahwa dalam Humas pemerintah tidak ada barang yang diperjual belikan

untuk mendapatkan provit atau keuntungan, Humas pemerintah lebih

menitikberatkan dalam aktivitasnya pada pelayanan publik.

Public relations pemerintah pada dasarnya dibentuk untuk

melakukan publikasi pada kebijakan, rencana, hasil kerja peraturan

perundang-undangan dan segala sesuatu yang berpengaruh terhadap

kehidupan masyarakat hal ini dijelaskan dalam (Gassing 2016). Untuk

melakukan kegiatan tersebut tentu adanya pengelolaan informasi

didalamnya. Dalam hal ini peneliti akan menggabungkan aktivitas public

relations dalam mengelola informasi dalam sebuah metode studi kasus

Disparbud Kabupaten Ogan Komering Ulu.

2.2.1.7 Teori Informasi Organisasi

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori informasi

organisasi oleh Karl Weick pada tahun 1976 yang mengembangkan

pendekatan untuk menjelaskan proses organisasi dalam pengelolaan dan

penggunaan informasi yang diterimanya dan berusaha memahaminya.

Fokus teori informasi organisasi menurut Karl Weick adalah

komunikasi informasi, yang sangat penting untuk menentukan

keberhasilan suatu organisasi. Jarang sekali satu orang atau bagian dari

perusahaan memiliki semua informasi yang dibutuhkan untuk


26

menyelesaikan tugas namun dibutuhkan dari berbagai sumber. Namun,

tugas mengolah informasi bukan hanya tentang bagaimana memperoleh

informasi, bagian yang paling sulit adalah bagaimana memahami

informasi dan menyebarkan informasi yang diterima dalam organisasi.

(Morrissan 2009)

Morissant berpendapat bahwa teori informasi organisasi Karl Weik

menjelaskan bagaimana organisasi memahami kebingungan dan berbagai

interpretasi informasi. Teori ini berfokus pada proses pengorganisasian

anggota organisasi untuk mengelola informasi, bukan pada struktur

organisasi. Terdapat beberapa asumsi yang mendasari teori yaitu :

1. Organisasi dalam lingkungan informasi.

Asumsi pertama adalah bahwa organisasi mengandalkan

informasi agar dapat berfungsi secara efektif dan mencapai tujuan

organisasi. Karl Weick memandang konsep lingkungan informasi berbeda

dari lingkungan fisik di mana sebuah organisasi berada. Karl Weik

percaya bahwa lingkungan informasi ini dibuat oleh anggota organisasi.

Weick sedikit menyebutkan mengenai lingkungan informasi termediasi,

beberapa ilmuan memandang lingkungan informasi sebagai suatu

lingkungan media yang berhubungan dengan media baru. Dalam arti luas,

dapat diartikan bahwa lingkungan informasi organisasi dipengaruhi oleh

teknologi baru yang dipakai.

2. Ambiguitas Informasi

Asumsi kedua memperlihatkan Informasi yang diterima suatu


27

organisasi berbeda dalam hal tingkat kepastiannya. Ketidakjelasan ini

menunjukkan tingkat ketidakpastian yang dihadapi oleh anggota

organisasi. Dan menurut Weick, adanya pengorganisasian membantu

para anggota organisasi untuk mengurangi ketidakpastian informasi yang

diterima. Ketidakjelasan juga merujuk pada informasi yang rumit, tidak

pasti, dan tidak dapat diprediksi. Untuk mengurangi atau mengatasi

persoalan ketidakpastian ini, anggota organisasi terlibat di dalam suatu

perencanaan proses komunikasi untuk mencapai kepastian informasi.

3. Organisasi terlibat dalam proses informasi untuk mengurangi

ketidakpastian informasi

Asumsi ketiga dari teori ini meyatakan bahwa dimulai dalam

aktifitas kerjasama untuk membuat informasi yang diterima lebih mudah

dipahami. Karl Weick memandang proses dalam mengurangi

ketidakpastian informasi (ambiguitas) ini sebagai aktivitas bersama

diantara anggota organisasi. Tentu saja, mengurangi ketidakpastian

informasi tidak hanya menjadi tanggung jawab satu orang dalam

organisasi , tetapi juga membutuhkan kerja sama di antara para anggota

organisasi . Hal ini menunjukkan sejauh mana unit-unit dalam organisasi

tergantung dan saling berhubungan satu sama lain dalam mengurangi

ambiguitas mereka sehingga terjadi sebuah siklus guna

mengomunikasikan umpan balik yang berlangsung terus menerus untuk

memberi dan menerima informasi.

Menurut Weick, aktivitas organisasi mengurangi ketidakpastian

informasi, dan proses mengurangi ketidakpastian umum terjadi di antara


28

anggota organisasi. Maka dari itu, pentingnya informasi organisasi

menunjukkan tentang bagaimana keterbukaan pelayanan informasi

kepada publik ini.

Keterbukaan Informasi Publik merupakan kewajiban bagi setiap

Badan Publik. Konsekuensi dari kewajiban tersebut, setiap Badan Publik

dituntut untuk mengumumkan informasi yang dikuasai, menyediakan

informasi yang diminta, memberikan pelayanan informasi secara

maksimal dan melakukan pengelolaan dan pendokumentasian informasi

publik secara baik.

2.2.1.8 Website

Website dapat disimpulkan sebagai berikut : Website merupakan

kumpulan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan

informasi teks, gambar diam atau gerak, animasi, suara, dan atau

gabungan dari semuanya, baik yanh bersifat statis maupun dinamis yang

membentuk satu rangkaian bangunan yang saling terkait, yang masing-

masing dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman.(Bekti, 2015:35)

Menurut Ippho Santoso dalam Rahmadi (2013:1) “membagi

website menjadi golongan kanan dan golongan kiri”. Dalam website

dikenal dengan sebutan website dinamis dan website statis.

1. Website statis merupakan website yang mempunyai halaman

konten yang tidak berubah-ubah

2. Website dinamis merupakan website yang secara struktur

ditujukan untuk update sesering mungkin.


29

Adapun beberapa hal yang perlu dipersiapkan untuk membangun

website seperti domain name yang merupakan alamat unik di dunia

internet yang digunakan untuk mengidentifikasi sebuah website. Adapun

contoh domain name ber-ekstensi lokasi Negara Indonesia adalah:

1. co.id : Untuk Badan Usaha yang mempunyai badan hukum


sah
2. .ac.id : Untuk Lembaga Pendidikan
3. .go.id : Khusus untuk Lembaga Pemerintahan Republik
Indonesia
4. .mil.id : Khusus untuk Lembaga Militer Republik Indonesia
5. .or.id : Untuk segala macam organisasi yang tidak termasuk
dalam kategori diatas.
6. .war.net.id : Untuk industry warung internet di Indonesia Rumah
website.
7. Content Management System (CMS).

Uraian beberapa teori diatas peneliti dapat menarik kesimpulan

bahwa website adalah kumpulan halaman-halaman yang dapat

menampilkan teks, gambar, animasi, video, suara yang masing-masing

dihubungkan dengan jaringan-jaringan halaman. Website dibagi menjadi

dua golongan yaitu, website statis dan website dinamis.

2.2.2 Landasan Legalistik


Landasan legalistik merupakan sebuah konsep yang dijadikan

dasar dalam penelitian berupa regulasi maupun kebijakan dalam bentuk

perundang-undangan yang memiliki kekuatan hukum untuk dijadikan

pedoman dalam pemahaman konsep berpikir dalam penyelesaian

permasalahan yang akan diteliti.


30

2.2.2.1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009

Tentang Kepariwisataan

Menurut Undang-undang RI Nomor 10 tahun 2001 tentang

Pariwisata pada pasal 1 ayat (2) “Pariwisata adalah berbagai macam

kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang

disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah

Daerah.”(UU Nomor 10 Tahun 2009 Tentang “Pariwisata” 2009) Menurut

Pasal 3 ayat (1) Kepariwisataan berfungsi memenuhi kebutuhan jasmani,

rohani, dan intelektual setiap wisatawan dengan rekreasi dan perjalanan

serta meningkatkan pendapatan negara untuk mewujudkan kesejahteraan

rakyat. Pada pasal 4 ayat (1) disebutkan bahwa Kepariwisataan bertujuan

untuk:

a. meningkatkan pertumbuhan ekonomi;


b. meningkatkan kesejahteraan rakyat;
c. menghapus kemiskinan;
d. mengatasi pengangguran;
e. melestarikan alam, lingkungan, dan sumber daya;
f. memajukan kebudayaan;
g. mengangkat citra bangsa;
h. memupuk rasa cinta tanah air;
i. memperkukuh jati diri dan kesatuan bangsa; dan
j. mempererat persahabatan antarbangsa.
2.2.2.2 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009

Tentang Pelayanan Publik

Menurut pasaI 1 ayat (1) “pelayanan publik adalah kegiatan atau

rangkaian kegiatan dalam rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan

sesuai dengan peraturan perundangundangan bagi setiap warga negara

dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang


31

disediakan oleh penyelenggara pelayanan public”. Penyelenggaraan

pelayanan publik sebagaimana dimaksud pada ayat Menurut pasaI 8 ayat

(1) sekurang-kurangnya meliputi meliputi: a. pelaksanaan pelayanan; b.

pengelolaan pengaduan masyarakat; c. pengelolaan informasi; d.

pengawasan internal; e. penyuluhan kepada masyarakat; dan f. pelayanan

konsultasi.

Website http://disparbud.okukab.go.id/ adaIah website yang

memiIiki tujuan mendukung dari pelayanan, penegelolaan, serta

pemenuhan informasi. Contoh pada peIaksanaan pemenuhan informasi

berbasis website saIah satunya adaIah menghadirkan menu untuk

memberikan berbagai macam informasi terkati informasi wisata untuk

memudahkan masyarakat memperoIeh informasi seputar pariwisata serta

kebudayaan.

2.2.2.3 Undang-Undang Republik Indoensia Nomor 23 Tahun 2014

Tentang Pemerintahan Daerah

Menurut pasal 386 ayat (1) “dalam rangka peningkatan kinerja

penyelenggara pemerintahan daerah, pemerintah daerah dapat

melakukan inovasi”. Pada pasal 387 dalam merumuskan kebijakan

inovasi, pemerintahan Daerah mengacu pada prinsip: (a) peningkatan

efiensi; (b) perbaikan efektivitas; (c) perbaikan kualitas pelayanan; (d)

tidak ada konflik kepentingan; (e) berorientasi kepada kepentingan umum;

(f) diakukan secara terbuka; (g) memenuhi nilai-nilai kepatutan; dan (h)

dapat dipertanggungjawabkan hasilnya tidak untuk kepentingan diri

sendiri. Pada pasal 349 ayat (3) “Pemerintah daerah dapat memanfaatkan
32

teknologi informasi dan komunikasi dalam penyelenggara pelayanan

publik”.

2.2.2.4 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016

Tentang Informasi Dan Transaksi Elektronik

Menurut Undang-Undang RI Nomor 19 Tahun 2016 Tentang

Informasi Dan Transaksi Elektronik pada pasal 1 ayat (1) “Informasi

Elektronik adalah satu atau sekumpulan data elektronik, termasuk tetapi

tidak terbatas pada tulisan, suara, gambar, peta, rancangan, foto,

electronic data interchange (EDI), surat elektronik (electronic mail),

telegram, teleks, telecopy atau sejenisnya, huruf, tanda, angka, Kode

Akses, simbol, atau perforasi yang telah diolah yang memiliki arti atau

dapat dipahami oleh orang yang mampu memahaminya.”

2.2.2.5 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2022

Tentang Pelindungan Data Pribadi.

Menurut Undang-Undang RI Nomor 27 Tahun 2022 Tentang

Perlindungan Data Pribadi pada pasal 1 ayat (2) dijelaskan “Pelindungan

Data Pribadi adalah keseluruhan upaya untuk melindungi Data Pribadi

dalam rangkaian pemrosesan Data Fribadi guna menjamin hak

konstitusional subjek Data Pribadi”.

Pada pasal 16 Ayat (1) Pemrosesan Data Pribadi meliputi: a.

pemerolehan dan pengumpulan; b. pengolahan dan penganalisisan; c.


33

penyimpanan; d. perbaikan dan pembaruan; e. penampilan,

pengumuman, transfer, penyebarluasan, atau pengungkapan; dan/ atau f.

penghapusan atau pemusnahan. Ayat (2h) pemrosesan Data Pribadi

dilakukan secara bertanggung jawab dan dapat dibulrtikan secara jelas.

2.2.2.6 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2018

Tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik

Pasal 61 ayat (1) Perpres Nomor 95 Tahun 2018 dimana setiap

kepala daerah harus menerapkan kebijakan sistem pemerintahan yang

berbasis elektronik pada tingkatan pemerintahan daerah masing-masing.

Pada pasal 63 ayat (1) pembangunan dan/atau pengembangan

aplikasi umum ditujukan untuk memberikan layanan SPBE yang

mendukung kegiatan pemerintahan dibidang: a. perencanaan; b.

penanggaran; c. pengadaan barang dan jasa pemerintahan; d.

akuntabilitas kinerja; e. pemantauan dan evaluasi; f. kearsipan; g.

kepegawaian; dan h. pengaduan pelayanan publik.

Pada bab 2 dijelaskan Visi SPBE adalah “Terwujudnya sistem

pemerintahan berbasis elektronik yang terpadu dan menyeluruh untuk

mencapai birokrasi dan pelayanan publik yang berkinerja tinggi”.Misi

SPBE 1. Melakukan penataan dan penguatan organisasi dan tata Kelola

sistem pemerintahan berbasis elektronik yang terpadu; 2.

mengembangkan pelayanan publik berbasis elektronik yang terpadu,

menyeluruh, dan menjangkau masyarakat luas; 3. membangun fondasi


34

teknologi informasi dan komunikasi yang terintegrasi, aman, dan andal;

dan 4. membangun SDM yang kompeten dan inovatif berbasis teknologi

informasi dan komunikasi. Tujuan SPBE berdasarkan visi dan misi SPBE,

tujuan SPBE adalah: 1. Mewujudkan tata Kelola pemerintahan yang

bersih, efektif, efisien, transparan, dan akuntabel; 2. mewujudkan

pelayanan publik yang berkualitas dan terpercaya; dan 3. mewujudkan

sistem pemerintahan berbasis elektronik yang terpadu.

Berdasarkan pernyataan di atas maka dapat diartikan bahwa

website Disparbud Kabupaten Ogan Komering Ulu adalah bentuk dari

implementasi Peraturan Presiden Republik Indnesia Nomor 95 Tahun

2018 tentang Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik yang terdapat

pada unsur layanan SPBE.

2.2.2.7 Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003

Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-

Government

Instruksi Presiden Nomor 3 Tahun 2003 adalah pintu gerbang

perkembangan e-government di Indonesia. Dalam instruksi Presiden

Nomor 3 Tahun 2003, e-government ditujukan untuk menjamin

keterpaduan sistem pengelolaan dan pengolahan dokumen dan informasi

elektronik dalam mengembangkan sistem pelayanan publik yang

transparan.(Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003

Tentang Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government

2004)
35

Implementasi e-government Untuk mencapai pemerintahan yang

efektif, konsep e-government harus diterapkan di pemerintah federaI dan

IokaI di semua tingkatan. ImpIementasi e-government daIam suatu

organisasi tergantung pada tanggung jawab dan kemampuan berbagai

departemen pemerintah. Hal Ini mendefinisikan struktur data dan modeI

bisnis yang merupakan dasar dari modeI Iayanan dan arsitektur sistem

informasi setiap instansi pemerintah. Penggunaan e-government oIeh

setiap institusi harus dikaitkan dengan kebijakan dan rencana e-

government nasionaI.

2.3 Kerangka Pemikiran

Kerangka berfikir merupakan model konseptual tentang

bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor yang telah

diidentifikasi sebagai masalah yang penting (Sugiyono, 2013:60).

Kerangka berfikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan

antar variabel yang akan diteliti. Oleh karena itu pada setiap penyusunan

paradigma penelitian harus didasarkan pada kerangka berfikir.

Pada kerangka berpikir, peneliti akan menguraikan pemikiran

sebagai alur dalam menguraikan dan menganalisis masalah serta teori

yang digunakan. Melalui kerangka berpikir akan terlihat bagaimana

penelitian ini disusun mulai dari permasalahan yang diangkat, konsep,

model, hingga teori yang akan diguanakan. Selanjutnya, kerangka berpikir

dapat dijadikan sebagai acuan saat melakukan penelitian agar tetap pada

alur yang telah ditentukan. Adapun gambar kerangka pemikiran seperti


36

dibawah ini.
37

Gambar 2. 3
Kerangka Pemikiran

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2009 Tentang Kepariwisataan


Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang Pelayanan
Publik
Undang – Undang Republik Indoensia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan
Daerah
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang Informasi Dan
Transaksi Elektronik
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 27 Tahun 2022 Tentang Pelindungan
Data Pribadi.
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 95 Tahun 2018 Tentang Sistem
Pemerintahan Berbasis Elektronik
Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang Kebijakan dan
Strategi Nasional Pengembangan E-Government

Website Disparbud di Dinas


Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Ogan Komering Ulu
Provinsi Sumatera Selatan

Faktor Faktor
penghambat pendukung
website Teori Informasi Organisasi website
disparbud Karl Weick (Morrissan 2009). disparbud

Organisasi dalam lingkungan informasi.


Ambiguitas Informasi.
Organisasi terlibat dalam proses informasi
untuk mengurangi ketidakpastian informasi.

Upaya yang dilakukan Dinas


Pariwisata dan Kebudayaan
Kabupaten Ogan Komering Ulu

Terwujudanya Diseminasi Pelayanan


Informasi Melalui Website Disparbud yang
baik

Sumber : Diolah peneliti, 2022


BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Pendekatan Penelitian

Dalam sebuah penelitian terhadap suatu masalah diperlukan

adanya metode penelitian. Penelitian merupakan salah satu cara peneliti

dalam memecahkan masalah yang ada dengan memanfaatkan

pengumpulan data secara sistematis untuk dijadikan sebuah karya ilmiah.

Penelitian adalah suatu cara ilmiah yang digunakan untuk memecahkan

suatu masalah dengan menggunakan suatu rangkaian langkah-langkah

yang terencana dan sistematis yang menghasilkan sebuah jawaban dari

pertanyaan yang tersedia.

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode penelitian

kualitatif deskriptif dengan pendekatan induktif. Karena peneliti ingin

mengetahui dan mendalami terhadap fenomena yang terjadi di lapangan.

Istilah pendekatan merujuk pedoman penelitian yang dimulai dengan

observasi kemudian diarahkan untuk mengidentifikasi beberapa prinsip

yang berkaitan dengan objek yang akan dikaji dan diamati. Pendekatan ini

disesuaikan dengan objek yang bertujuan untuk mendapatkan hasil yang

benar dan maksimal.

Metode kualitatif menurut (Moleong 2011:132) Penelitian

Kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena

tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian misalnya prilaku,

persepsi, motivasi, tindakan, dll., secara holistik, dan dengan cara

38
39

deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus

yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode alamiah.

Adapun (C.R. Kothari, 2004:3) dalam bukunya Research

Methodology menjelaskan pengertian metode penelitian kualitatif sebagai

berikut :

“Attitude or opinion research i.e., research designed to find out


how people feel or what they think about a particular subject or institution
is also qualitative research. Qualitative research is especially important in
the behavior. Through such research we can analyses the various factors
which motivate people to behave in a particular thing.”

Pendirian atau opini penelitian sebagai contoh, desain penelitian

untuk menemukan bagaimana perasaan orang atau apa yang mereka

pikirkan tentang subjek atau adat khusus. Penelitian kualitatif sangat

penting dalam pengetahuan perilaku. Dimana bermaksud untuk dapat

memberikan motivasi mendasar dari perilaku manusia. Dalam penelitian

ini kita dapat menganalisis bermacam-macam faktor yang memotivasi

orang untuk berperilaku dalam cara khusus atau membuat orang menjadi

suka atau tidak suka pada hal khusus.

Khotari (2004:3) mengemukakan pengertian tentang penelitian

deskriptif, yaitu

“Descriptive research is concerned with the present and attempts

to determine the solution on the phenomenon under investigator”.

Penelitian deskriptif bersangkutan dengan masa sekarang dan

mencoba untuk menentukan solusi pada fenomena di bawah penyelidik.


40

Tabel 3. 2
Characteristic of Qualitative Research

Characteristic of qualitative research


Type of data Phenomena are describe in a narrative fashion
Analysis Identification of major themes
Scope of inquiry Broad, thematic, concerns
Primary advantage Rich, in depth, narrative description of sample
Small sample, not generalizable to the population at
Primary disadvantage
large
Sumber : (John W. Creswell and J.David Creswell, 2019:91)

Tabel di atas menjelaskan bahwa metode penelitian kualitatif

dengan menggunakan pendekatan deskriptif-induktif merupakan suatu

metode penelitian dengan mengumpulkan data dari pengalaman untuk

mempelajari dan mengamati masalah dengan fakta yang benar dan murni,

untuk melakukan analisis dan penjelasan yang tepat, sehingga diperoleh

gambaran masalah yang akan diteliti.

Sementara (Moleong 2011c) berpendapat bahwa penelitian

kualitatif menggunakan analisis data secara induktif ini digunakan karena

beberapa alasan:

1. Proses induktif lebih dapat menemukan kenyataan-kenyataan


jamak sebagi yang terdapat dalam data.
2. Analisis induktif lebih dapat membuat hubungan peneliti
responden menjadi eksplisit, dapat dikenal, dan akuntabel.
3. Analisis demikian lebih dapat menguraikan latar secara penuh
dan dapat membuat keputusan-keputusan tentang dapat
tidaknya pengalihan pada suatu latar lainnya.
4. Analisis induktif lebih dapat menemukan pengaruh bersama
yang mempertajam hubungan-hubungan.
5. Analisis demikian dapat memperhitungkan nilai-nilai secara
eksplisit sebagai dari struktur analitik.
41

Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti memilih menggunakan

metode penelitian kualitatif deskriptif dengan pendekatan induktif karena

menurut peneliti metode ini sangat cocok bagi fenomena yang peneliti

ingin teliti, kemudian peneliti ingin menggambarkan secara nyata suatu

fenomena dengan apa adanya. Sehingga penelitian ini tersusun secara

sistematis, logis, dan objektif agar mampu mempelajari serta

memecahkan masalah secara ilmiah.

3.2 Operasional Konsep Penelitian

Dalam sebuah konsep, terdiri dari indikator atau variable. Oleh

karena itu untuk melakukan operasionalisasi konsep, peneliti harus

memahami apa saja konsep penelitian yang akan diteliti, hal ini dijelaskan

dalam (Ismail 2015:63). Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan

teori informasi organisasi oleh Karl Weick (1995) yang dijelaskan dalam

table berikut:
42

Tabel 3. 3
Operasional Konsep Penelitian
NO. KONSEP DIMENSI INDIKATOR

 Berada dalam lingkungan yang

strategis

 Kebutuhan informasi serta


Organisasi dalam lingkungan
informasi literatur digital bagi masyarakat

 Menjalin sinergi yang baik

 Kualitas Sumber Daya Manusia

 Kemampuan Organisasi dalam

memahami informasi yang


1. Informasi diterima
Ambiguitas Informasi
Organisasi
 Strategi pengelolaan serta
Karl Weick
pelayanan informasi
(1976)
 Informasi terupgrade atau

terkini

 Upaya untuk mengurangi

ambiguitas informasi
Organisasi terlibat dalam proses

informasi untuk mengurangi  Keputusan yang sesuai dan

ketidakpastian informasi disepakati

Sumber : Diolah oleh peneliti, 2022

3.3 Sumber Data dan Informan Penelitian

3.3.1 Sumber Data Penelitian

Dalam pelaksanaan penelitian, sumber data merupakan

komponen yang sangat penting dalam mendapatkan fakta serta informasi

yang dibutuhkan dalam penelitian. Untuk memperoleh data dan informasi


43

yang berkaitan dengan penelitian, maka harus ditentukan sumber data

yang akan digunakan dalam penelitian. Menurut Lofland dan Loftland

dalam (Moleong, 2011z:157) mengatakan bahwa “sumber data utama

dalam penelitian kualitatif ialah kata-kata, dan tindakan, selebihnya adalah

data tambahan seperti dokumen dan lain-lain”. Menurut (Arikunto,

2014:172) dalam mengidentifikasi sumber data, dapat diklasifikasikan

menjadi tiga tingkatan yaitu :

1. Person

Person merupakan sumber data yang dapat memberikan data

berupa jawaban tertulis melalui kuisioner maupun jawab lisan melalui

wawancara.

2. Place

Place adalah sumber data yang memberikan data dalam keadaan

bergerak maupun diam. Sumber data berupa tempat dilaksanakan

penelitian ini adalah Di nas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ogan

Komering Ulu Provinsi Sumatera Selatan

3. Paper

Paper merupakan sumber data yang dituangkan dalam bentuk

huruf, angka, gambar, maupun simbol pendukung. Sumber data paper

dalam penelitian yang dilakukan berupa data-data yang dikeluarkan oleh

Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Ogan Komering Ulu

Terkait dengan rangkaian kegiatan penelitian yang peneliti

lakukan, maka diperlukan data-data yang relevan dengan fokus penelitian


44

untuk dianalisa dan agar memperoleh gambaran umum sebagai hasil

penelitian. Lebih lanjut dalam (Arikunto, 2010:129) ada dua jenis sumber

data yang diperoleh, yaitu:

1. Data Primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari

sumbernya, dan tidak diolah oleh orang lain, seuai dengan

ruang lingkup dan kebutuhan. Data primer ini diperoleh melalui

wawancara dan observasi.

2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh secara tidak

langsung, karena telah diolah dan disajikan oleh orang lain,

atau dari buku-buku yang telah dipublikasikan yang akan

menunjang dalam penelitian.

3.3.2 Informan Penelitian

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan

informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian (Moleong, 2011:132) .

Informan sebagai subyek dalam sebuah penlitian yang memberikan

informasi fenomena/permasalahan dalam penelitian (Heryana, 2018:4)

Dalam penelitian ini peneliti akan menentukan informan dengan

menggunakan prosedur puposive sampling dan bola salju (snowball

sampling).

Menurut Heryana bentuk penentuan informan dengan prosedur

snowball sampling adalah pemilihan informan selanjutnya berdasarkan

rekomendasi dari informan sebelumnya sehingga metode ini sangat baik


45

untuk penggunaan wawancara mendalam. Dalam (Neuman 2003)

menyatakan bahwa teknik snowball sampling merupakan suatu metode

untuk mengidentifikasi, memilih dan mengambil sampel dalam suatu

jaringan atau rantai hubungan yang menerus. Dengan menggunakan

snowball sampling, peneliti dapat menambah dan mengklarifikasi

pernyataan yang disampaikan informan sebelumnya melalui informan

lainnya yang dianggap memiliki informasi lebih banyak selama berada di

lapangan. Berikut merupakan informan yang menjadi sumber data dalam

penelitian :

Tabel 3. 4
Daftar Informan Penelitian
No. Informan Jumlah Teknik
Kepala Dinas Pariwisata Dan
1. 1 Purposive Sampling
Kebudayaan
Kepala Bidang Pemasaran
2. 1 Purposive Sampling
Dan Pariwisata
Subkoordinator
3. Strategi Pemasaran Dan 1 Purposive Sampling
Brand Pariwisata
Subkoordinator
4. 1 Purposive Sampling
Promosi Pariwisata
Subkoordinator
5. Riset Dan Analisis Data 1 Purposive Sampling
Pariwisata
Masyarakat Kabupaten Ogan Snowball Sampling
6. Menyesuaikan
Komering Ulu
Sumber: Dioleh oleh peneliti, 2022

3.4 Instrument Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang menfasilitasi penelitian,

prinsipnya mengukur fenomena yang diamati. Instrumen utama

pengumpulan data adalah manusia, yaitu peneliti dan pihak yang

membantu penelitian. Pada penelitian ini yang menjadi instrumen utama


46

yaitu peneliti sendiri.

Instrumen merupakan kunci dalam penelitian ini adalah peneliti

sendiri (John W. Creswell, 2004:185). Informan sebagai sumber data

utama yang menjadi penetapan focus penelitian, menentukan informan

sebagai sumber data, melakukan pengumpulan data, menilai kualitas

data, analisis data, penafsiran data, serta membuat kesimpulan atas apa

yang ditemukan di lapangan.

3.5 Teknik Pengumpulan Data Penelitian

Dalam penelitian teknik pengumpulan data merupakan suatu

bagian esensial dalam mendukung kegiatan penelitian tersebut. Hal ini

dikarenakan sasaran dalam penelitian untuk menemukan data dan

menghasilkan suatu kebenaran atas permasalahan.

Teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti pada penelitian ini

sebagai berikut:

1. Wawancara

Dalam tahap ini (A Muri Yusuf, 2017:199) menjelaskan bahwa

“wawancara merupakan suatu kejadian maupun suatu proses interaksi

antara pewawancara dan sumber informasi atau orang yang diwawancarai

melalui komunikasi langsung”. Dalam menggunakan metode ini,

diperlukan pedoman wawancara yang digunakan agar wawancara yang

dilakukan tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Pedoman wawancara

disusun berdasarkan teori yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Menurut (Rachmawati, 2007:36) menyatakan beberapa macam


47

atau jenis dari wawancara yaitu :

a. Wawancara tidak berstruktur.

b. Wawancara berstruktur atau berstandard.

c. Wawancara Semi Berstruktur.

Adapun dalam penelitian ini Peneliti akan menggunakan

wawancara semiterstuktur. Karena Peneliti merasa dengan metode

wawancara tersebut maka dalam penggalian informasi akan dapat lebih

banyak selain itu akan ada pedoman yang menjadi batasan dari

pembahasan dalam wawancara, sehingga proses pencarian data dari

informan akan menghasilkan data yang optimal. Tujuan dari wawancara

semi terstruktur adalah untuk mengetahui diseminasi Diskominfo dalam

meningkatkan pelayanan informasi melalui website

http://disparbud.okukab.go.id/ dan faktor-faktor yang mempengaruhi

dalam pengelolaan informasi pariwisata serta upaya-upaya yang

dilakukan dalam meningkatkan pelayanan informasi pariwisata melalui

website melakukan wawancara pertanyaan umum dengan area yang luas

dalam penelitian ini.

2. Observasi

Dalam (Noor 2017) alasan peneliti melakukan observasi adalah

“untuk menyajikan gambar realistis perilaku atau kejadian, menjawab

pertanyaan, membantu mengerti perilaku manusia, dan evaluasi yaitu

melakukan pengukuran terhadap aspek tertentu melakukan umpan balik

terhadap pengukuran tersebut”.


48

Menurut (Kothari, 2012:95) metode penelitian yaitu, “The

observation method is the most commonly used method specially in

studies relating to behavioural sciences. In a way we all observe things

around us”. Maksudnya adalah metode observasi merupakan metode

yang paling banyak digunakan dalam penelitian sosial yang berkaitan

dengan perilaku manusia melalui pengamatan sesuatu terjadi di

sekitarnya.

Peneliti menggunakan metode observasi partisipatif (participant

observation) yang mana peneliti terlibat dalam kegiatan yang dilakukan

oleh informan. Peneliti mengamati dan meninjau lokasi Disparbud dalam

meningkatkan pelayanan informasi melalui website secara langsung guna

mengetahui secara langsung di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan

Kabupaten Ogan Komering Ulu

3. Dokumentasi

Dalam (Ingleby, 2012:42) dijelaskan: “Documents are records of

the past, events that are written or printed, can be in the form of anecdotal

notes, letters, diaries, and documents. Official documents include internal

papers, communications to various publics, student and private files,

program descriptions, and institutional statistics data”

Yang menjelaskan bahwa dokumentasi merupakan rekaman

peristiwa masa lalu yang ditulis, dapat berupa catatan tersurat, buku

harian, dan dokumen-dokumen. Dokumen kantor termasuk lembaran

internal, komunikasi bagi publik yang beragam, file siswa dan pegawai,
49

deskripsi program dan data statistik dalam institusi.

Teknik pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti adalah

metode dokumentasi. Dokumentasi dalam penelitian ini terkumpul dari

berbagai sumber tertulis maupun sumber tidak tertulis. Bentuk

dokumentasi dapat berupa buku, jurnal, arsip, peraturan, gambar, surat,

file kantor dan bukti tertulis lainnya pada Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Kabupaten Ogan Komering Ulu yang selanjutnya diolah pada

analisis data untuk mendukung pengumpulan dan pengolahan data oleh

peneliti.

3.6 Teknik Analisis Data Penelitian

Teknik analisis data adalah proses pengumpulan data secara

sistematis untuk mempermudah peneliti dalam memperoleh kesimpulan.

(C.R.Kothari, 2004:122) mengatakan bahwa “Data yang telah

dikumpulkan dianalisis untuk mencapai suatu tujuan dari penelitian”.

Analisis data diperlukan agar data yang telah terkumpul dapat memberi

makna dan arti yang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.

Peneliti akan menggunakan analisis data kualitatif dengan

berpedoman pada konsep Miles dan Huberman yang diarahkan kepada

bagaimana sebuah implementasi kebijakan yang akan peneliti

laksanakan. Adapun langkah untuk menganalisis data kualitatif dalam

(Miles, Huberman, 2014) yaitu:


50

Pengumpulan
Data Gambar 3. 4
Penyajian Data
AnaIisis Data ModeI MiIes dan Huberman
Pengumpulan
Data Penyajian
Data
Pengumpulan
Data Penyajian
Data
Reduksi Data
Pengumpulan Kesimpulan
DataReduksi Data Penyajian
Data
Kesimpulan
Reduksi Data
Kesimpulan
Reduksi Data
Kesimpulan
Sumber: ModeI MiIes and Huberman daIam Sugiyono (2013:246)

1. Reduksi Data

Reduksi data merujuk pada proses pemilihan, pemokusan,

penyederhaan, abstraksi, dan pentransformasian (data mentah) yang

terjadi dalam catatan-catatan lapangan tertulis. Mereduksi data berarti

meringkas, memilih hal-hal penting (utama), dan memfokuskan pada hal-

hal yang telah direduksi akan memberikan gambaran yang jelas dan

memudahkan peneliti untuk melakukan data atau semua informasi

direduksi akan tergambar Iebih jeIas dan memudahkan peneIiti berkaitan

dengan penelitian yang akan dilakukan.

2. Menyajikan/Menampilkan Data

Setelah pelaksanaan reduksi data, selanjutnya menyajikan data.

Melalui penyajian tersebut maka data terorganisasikan, tersusun dalam

pola hubungan, sehingga akan mempermudah pemahaman. Dalam


51

penelitian kualitatif, penyajian data bisa disajikan dalam bentuk uraian

singkat, bagan, hubungan antar kategori, flowchart (bagan/diagram air),

dan sejenisnya. Dalam penyajian data melalui penelitian kualitatif ini

peneliti akan menggunakan teks yang bersifat naratif yang mana

menyajikan data dalam bentuk menjelaskan secara narasi. Dengan

demikian akan didapatan pemahaman terkait data yang diteliti.

3. Mengambil Kesimpulan

Kesimpulan awal yang disajikan masih bersifat sementara, jika

tidak ditemukan bukti yang kuat untuk mendukung kesimpulan pada

pengumpulan data tahap selanjutnya, maka kesimpulan tersebut diubah.

Namun jika peneliti kembali ke lapangan untuk mengumpulkan data,

kesimpulan tersebut dibuat pada tahap awal, dan didukung oleh bukti

yang valid dan konsisten, maka kesimpulan yang diajukan tersebut

kredibel.

Setelah dilakukan analisis maka dapat diambil kesimpulan dari

data yang akurat dan didukung oleh hasil wawancara, pada tahap ini akan

dijelaskan berdasakan dengan fakta yang ada kemudian dibandingkan

dengan teori yang ada. Setelah mendapatkan hasil akhir dari pengolahan

data tersebut dengan peraturan yang berlaku untuk menarik kesimpulan.

Setelah dilakukan analisis maka dapat diambil kesimpulan dari

data yang akurat dan didukung oleh hasil wawancara, pada tahap ini akan

dijelaskan berdasakan dengan fakta yang ada kemudian dibandingkan

dengan teori yang ada. Setelah mendapatkan hasil akhir dari pengolahan
52

data tersebut dengan peraturan yang berlaku untuk menarik kesimpulan.

Berdasarkan teori diatas maka dapat disimpuIkan bahwa data yang

diperoIeh dari Iapangan sangat banyak sehingga perIu disederhanakan

dan difokuskan, kemudian dihubungkan dengan pokok bahasan yang

terkait. Data perIu disajikan untuk Iebih memahami yang terjadi

diIapangan. SeIanjutnya Iangkah terakhir adaIah menarik kesimpuIan dan

verifikasi data. Setiap peneIitian memerIukan kriteria tertentu untuk

meIihat tingkat kebenaran dari hasiI kebenaran. DaIam menguji

keabsahan data daIam peneIitian menggunakan metode kuaIitatif, maka

peneIiti memutuskan menggunakan teknik trianguIasi.

William Wiersman dalam Sugiyono mengatakan triangulasi dalam

pengujian kredibilitas diartikan sebagai pemeriksaan data dari berbagai

sumber, dengan berbagai cara dan berbagai waktu. Oleh karena itu

triangulasi dibedakan menjadi triangulasi sumber untuk menguji

kredibilitas data dengan cara mengecek data yang telah diperoleh melalui

beberapa sumber. Kemudian triangulasi teknik yaitu untuk menguji

kredibilitas data dengan teknik yang berbeda walaupun didapat melalui

sumber yang sama, seperti data yang diperoleh melalui wawancara,

kemudian dilakukan pengecekan dengan observasi dan dokumentasi.

Ketiga, triangulasi waktu yaitu memeriksa wawancara, observasi, atau

teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda.(Rukin 2019)

Melalui teknik tersebut, peneliti akan menghasilkan triangulasi data

seperti yang telah disebutkan sebelumnya yaitu melalui observasi,

wawancara dan dokumentasi. Data yang dihasilkan dari ketiga sumber


53

tersebut selanjutnya akan dibandingkan sehingga diperoleh data yang

lebih objektif dan akurat, karena suatu data yang diperoleh dari satu

sumber data akan cenderung bersifat subjektif. Peneliti juga

menggunakan tiga sumber data yang berbeda dengan waktu pelaksanaan

dan tempat wawancara yang berbeda.

Peneliti melakukan wawancara terhadap subjek-subjek yang

dianggap memiliki keterkaitan dengan permasalahan yang akan dibahas.

Penggunaan subjek wawancara yang berbeda bertujuan agar data yang

dirpoleh dapat lebih kompleks karena setiap subjek memiliki pandangan

masing-masing atas apa yang mereka rasakan dan alami.(Bachri 2010)

Gambar 3. 5
Konsep Triangulasi Metode dan Sumber Data

Keterangan: menghasilkan membandingkan


Sumber : Diolah peneliti berdasarkan analisis triangulasi, 2022
54

3.7 Lokasi dan Jadwal Penelitian

3.7.1 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian merupakan tempat yang menjadi tujuan peneliti

untuk mengumpulkan data dan memfokuskan pada hal yang diperlukan

dalam rangkaian penelitian. Lokasi yang dipilih disesuaikan dengan focus

penelitian peneliti yaitu di Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten

Ogan Komering Ulu Provinsi Sumatera Selatan.

3.7.2 Jadwal Penelitian

Waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian akan

diselaraskan dengan waktu yang ditetapkan dalam kalender akademik

Lembaga Pemerintah Dalam Negeri untuk tahun ajaran 2022/2023, mulai

Januari 2023 sampai dengan Februari 2023. Dengan adanya jadwal

penelitian memberikan kemudahan peneliti dalam mengatur waktu untuk

penyusunan skripsi, sehingga selesai tepat pada waktunya.


55

Tabel 3. 5
Jadwal Kegiatan Magang dan Penyusunan Skripsi
Tahun Akademik 2022/2023
AGS SEPT OKT NOV DES JAN FEB MAR APR MEI JUN
2022 2022 2022 2022 2022 2023 2023 2023 2023 2023 2023
NO. KEGIATAN
123 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 12 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Pengajuan Judul
dan Penyusunan
Usulan penelitian

1.

Ujian Proposal
2.
Penelitian

Perbaikan Proposal
Penelitian
3.

Penelitian dan
pengumpulan data
4.

Penyusunan Skripsi
5.

Ujian Skripsi
6.

Perbaikan dan
Pengumpulan
7. Skripsi

Sumber : Kalender akademik IPDN tahun ajaran 2022/2023


Keterangan : = Jadwal Pelaksanaan Kegiatan
DAFTAR PUSTAKA

A. BUKU-BUKU

A Muri Yusuf. 2017. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, Dan


Penelitian Gabungan. Jakarta: Kencana.

Arikunto, Prof. Dr. Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu


Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

Bekti. 2015. Mahir Membuat Website Dengan Adobe Dreamweaver CS6,


CSS Dan JQuery. Yogyakarta: ANDI.

C.R. Kothari. 2004. 148 Research Methodology. New Delhi: New Age
International (P) Ltd.,Publishers.

C.R.Kothari. 2004. Research Methodology. New Delhi: New Age


International (P) Ltd.,Publishers.

Cohen, Louis, Lawrence Manion, and Keith Morrison. 2017. Research


Methods in Education Research Methods in Education.

Creswell, J. W., & Creswell, J. D. 2018. Research and Design Qualitative,


Quantitative and Mixed Methods Approaches. California.

Gassing, Syarifuddin & Suryanto. 2016. Public Relations. Yogyakarta:


ANDI.

Huberman, Matther B. Miles. A. Michael. 2014. Qualitative Data Analysis.


New Delhi: SAGE Publications.

Ismail, Nawari. 2015. “Metodologi Penelitian Untuk Studi Islam Panduan


Praktis Dan Diskusi Isu.” : 63.

Ingleby, E. 2012. Research Methods in Education.

John W. Creswell. 2004. Penelitian Kualitatif & Desain Riset. Yogyakarta:

56
Pustaka Pelajar.

Kothari, C.R. 2012. Research Methodology: An Introduction. In Research


Methodology: Methods and Techniques.

Lukman, Sampara. 2000. Manajemen Kualitas Pelayanan. Jakarta: STIA


LAN Press.

Marhaeni. 2009. “Ilmu-Komunikasi-Teori-Praktik.” : 33.

Moleong, Lexy J. 2011a. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT..


Remaja Rosdakarya.

———. 2011b. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.. Remaja


Rosdakarya.

———. 2011c. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.. Remaja


Rosdakarya.

Morrissan. 2009. Teori Komunikasi Organisasi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Neuman, W Lawrence. 2003. Social Research Methods: Qualitative and


Quantitative Approaches.

Noor, Juliansyah. 2017. “Metodologi Penelitian.” In Metodologi Penelitian,.

PH. and Chang, YY. Chu. 2009. 4 Research Design Qualitative,


Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Research Design
Qualitative Quantitative and Mixed Methods Approaches. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Rahmadi. 2013. Tips Membuat Website Tanpa Coding & Langsung


Online. Yogyakarta: ANDI.

Ratminto dan Atik Septi Winarsih. 2012. Manajemen Pelayanan.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Rukin. 2019. Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia Metodologi Penelitian


Kualitatif.

Sinambela, Lijan Poltak dkk. 2010. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta:

57
Bumi Aksara.

Soyomukti, Nurani. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jogjakarta: Ar-


Ruzz.

suharsin arikun. 2001. “Pengumpulan Data Dalam Penelitian.” 22 Januari


2015: 1.432.

B. JURNAL ILMIAH

(AZPCP Gunawan 2019)AZPCP Gunawan. 2019. “LANDASAN TEORI 2.1


Konsep Dasar Sistem 2.1.1 Pengertian Sistem.” : 9–22.

Bachri, Bachtiar S. 2010. “Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi


Pada Penelitian Kualitatif.” Teknologi Pendidikan 10: 46–62.

Cahyani. 2012. Strategi Manajemen Humas Polda Banten pada Kasus


Cikeusik “Strategi Manajemen Humas Polda Banten Pada Kasus
Cikeusik.” Universitas Negeri Sulltan Ageng Tirtayasa.

Heryana, Ade. 2018. “Informan Dan Pemilihan Informan Dalam Penelitian


Kualitatif Wawancara.” : 4.

Kusumajanti, Mega Purnama, and Anjang Priliantini. 2018. “Diseminasi


Informasi Publik Oleh Humas Kementerian Kelautan Dan Perikanan
Republik Indonesia Dalam Meningkatkan Public Awareness (Studi
Kasus Terkait Larangan Penggunaan Pukat Hela Dan Pukat Trawl
Pada Nelayan Di Kepulauan Seribu).” Jurnal Komunikasi, Media dan
Informatika 7(3): 116–26.

Nopianah. 2019. “Efektivitas Komunikasi Website Tripriau.Com Sebagai


Media Informasi Pariwisata Bagi Komunitas My Trip My Adventure
Regional Provinsi Riau.” Jom Fisip 6(1): 1–12.

A Muri Yusuf. 2017. Metode Penelitian: Kuantitatif, Kualitatif, Dan


Penelitian Gabungan. Jakarta: Kencana.

Arikunto, Prof. Dr. Suharsimi. 2001. “Pengumpulan Data Dalam


Penelitian.” 22 Januari 2015: 1.432.

58
———. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.

Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian Praktis. Jakarta: Rineka Cipta.

AZPCP Gunawan. 2019. “LANDASAN TEORI 2.1 Konsep Dasar Sistem


2.1.1 Pengertian Sistem.” : 9–22.

Bachri, Bachtiar S. 2010. “Meyakinkan Validitas Data Melalui Triangulasi


Pada Penelitian Kualitatif.” Teknologi Pendidikan 10: 46–62.

Bekti. 2015. Mahir Membuat Website Dengan Adobe Dreamweaver CS6,


CSS Dan JQuery. Yogyakarta: ANDI.

C.R. Kothari. 2004. 148 Research Methodology. New Delhi: New Age
International (P) Ltd.,Publishers.

C.R.Kothari. 2004. Research Methodology. New Delhi: New Age


International (P) Ltd.,Publishers.

Cahyani. 2012. Strategi Manajemen Humas Polda Banten pada Kasus


Cikeusik “Strategi Manajemen Humas Polda Banten Pada Kasus
Cikeusik.” Universitas Negeri Sulltan Ageng Tirtayasa.

Cohen, Louis, Lawrence Manion, and Keith Morrison. 2017. Research


Methods in Education Research Methods in Education.

Creswell, J. W., & Creswell, J. D. 2018. Research and Design Qualitative,


Quantitative and Mixed Methods Approaches. California.

Endar Sugiarto. 2002. Psikologi Pelayanan Dalam Industri Jasa. Jakarta:


Gramedia Pustaka Utama.

Gassing, Syarifuddin & Suryanto. 2016. Public Relations. Yogyakarta:


ANDI.

Heryana, Ade. 2018. “Informan Dan Pemilihan Informan Dalam Penelitian


Kualitatif Wawancara.” : 4.

Huberman, Matther B. Miles. A. Michael. 2014. Qualitative Data Analysis.

59
New Delhi: SAGE Publications.

Indonesia, Asosiasi Penyedia Jasa Internet. 2022. “Profil Internet


Indonesia 2022.” Apji.or.Od (June). apji.or.id.

Indonesia Internet Provider Association. 2020. “Internet User Survey


2019-2020.” Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia 74: 1.

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang


Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government.
2004. “Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003
Tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan E-
Government.” 2004: 1–3.

Ismail, Afifah, and Aldri Frinaldi. 2022. “Efektivitas Website Inhilnanmolek


Sebagai Media Informasi Destinasi Wisata Oleh Dinas Pariwisata
Pemuda Dan Olahraga Dan Kebudayaan Kabupaten.” 6(2): 3783–93.

Ismail, Nawari. 2015. “Metodologi Penelitian Untuk Studi Islam Panduan


Praktis Dan Diskusi Isu.” : 63.

John W. Creswell. 2004. Penelitian Kualitatif & Desain Riset. Yogyakarta:


Pustaka Pelajar.

Kothari, C.R. 2012. Research Methodology: An Introduction. In Research


Methodology: Methods and Techniques.

Kusumajanti, Mega Purnama, and Anjang Priliantini. 2018. “Diseminasi


Informasi Publik Oleh Humas Kementerian Kelautan Dan Perikanan
Republik Indonesia Dalam Meningkatkan Public Awareness (Studi
Kasus Terkait Larangan Penggunaan Pukat Hela Dan Pukat Trawl
Pada Nelayan Di Kepulauan Seribu).” Jurnal Komunikasi, Media dan
Informatika 7(3): 116–26.

Lukman, Sampara. 2000. Manajemen Kualitas Pelayanan. Jakarta: STIA


LAN Press.

Marhaeni. 2009. “Ilmu-Komunikasi-Teori-Praktik.” : 33.

60
Moleong, Lexy J. 2011a. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: PT..
Remaja Rosdakarya.

———. 2011b. Metodelogi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.. Remaja


Rosdakarya.

———. 2011c. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT.. Remaja


Rosdakarya.

Morrissan. 2009. Teori Komunikasi Organisasi. Bogor: Ghalia Indonesia.

Neuman, W Lawrence. 2003. Social Research Methods: Qualitative and


Quantitative Approaches.

Noor, Juliansyah. 2017. “Metodologi Penelitian.” In Metodologi Penelitian,.

Nopianah. 2019. “Efektivitas Komunikasi Website Tripriau.Com Sebagai


Media Informasi Pariwisata Bagi Komunitas My Trip My Adventure
Regional Provinsi Riau.” Jom Fisip 6(1): 1–12.
https://jom.unri.ac.id/index.php/JOMFSIP/article/download/22851/221
18.

“Pemerintah Daerah Harus Aktif Gunakan Media Sosial.” 2017.


https://www.kominfo.go.id/content/detail/9712/pemerintah-daerah-
harus-aktif-gunakan-media-sosial/0/berita_satker (November 3,
2022).

PH. and Chang, YY. Chu. 2009. 4 Research Design Qualitative,


Quantitative, and Mixed Methods Approaches. Research Design
Qualitative Quantitative and Mixed Methods Approaches. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.

Raharjo. 2017. “Konstruksi Media Online Nasional Pada Pemberitaan


Razia Warung Makan Di Kota Serang (Analisis Framing Di
Kompas.Com Dan Republika.Co.Id Periode 11- 16 Juni 2016).”
Jurnal Penelitian Universitas Muhammadiyah Malang: 17–45.

Rahmadi. 2013. Tips Membuat Website Tanpa Coding & Langsung

61
Online. Yogyakarta: ANDI.

Ratminto dan Atik Septi Winarsih. 2012. Manajemen Pelayanan.


Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

RI, Kementerian Sekneg. 2020. “Peraturan Presiden Republik Indonesia


Nomor 95 Tahun 2018 Tentang Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik.” Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia: 110.

Ritchi, Hamzah et al. 2018. “Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam


Upaya Peningkatan Aksesibilitas Ukm (Desa Wisata) Kepada Pasar
Di Lokasi Wisata Pangandaran Dan Sekitarnya.” Pengabdian Kepada
Masyarakat 2(1): 36–40.

Rukin. 2019. Yayasan Ahmar Cendekia Indonesia Metodologi Penelitian


Kualitatif.

Silalahi, Ulber. 2004. “Komunikasi Pemerintah: Mengirim Dan Menerima


Informasi Tugas Dan Informasi Publik.” Jurnla Ilmu Administrasi
Publik 3(1): 36–54.

Sinambela, Lijan Poltak dkk. 2010. Reformasi Pelayanan Publik. Jakarta:


Bumi Aksara.

Soyomukti, Nurani. 2012. Pengantar Ilmu Komunikasi. Jogjakarta: Ar-


Ruzz.

“Undang-Undang Republik Indonesia No. 27 Tahun 2022 Tentang


Perlindungan Data Pribadi.” 2022. (10): 10106407.

“Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang


Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Informasi Dan Transaksi Elektronik.” 2016. UU No. 19 tahun 2016 (1):
1–31. https://web.kominfo.go.id/sites/default/files/users/4761/UU 19
Tahun 2016.pdf.

“Undang – Undang Republik Indoensia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang

62
Pemerintahan Daerah.” 2014. Undang – Undang Republik Indoensia
Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah 3(2): 1–46.
http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/equilibrium/article/view/
1268/1127.

“Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang


Pelayanan Publik.” 2009.

“UU Nomor 10 Tahun 2009 Tentang ‘Pariwisata.’” 2009. UU Nomor 10


Tahun 2009 Tentang “Pariwisata” 2: 1–8.

Wijaya, Ida Suryani. 2015. “Perencanaan Dan Strategi Komunikasi Dalam


Kegiatan Pembangunan.” Lentera 17(1): 53–61.

Yazid, Tantri Puspita, Nurjana & Susanti Hevi. 2015. “Pemanfaatan


Website Sebagai Media Komunikasi Untuk Mewujudkan Good
Governance.” Universitas Riau.

Zamroni, Muhammad. 2017. “Perkembangan Teknologi Komunikasi Dan


Dampaknya Terhadap Kehidupan.” Jurnal Pendidikan X(2): 195–211.

Ritchi, Hamzah et al. 2018. “Pemanfaatan Teknologi Informasi Dalam


Upaya Peningkatan Aksesibilitas Ukm (Desa Wisata) Kepada Pasar
Di Lokasi Wisata Pangandaran Dan Sekitarnya.” Pengabdian Kepada
Masyarakat 2(1): 36–40.

Silalahi, Ulber. 2004. “Komunikasi Pemerintah: Mengirim Dan Menerima


Informasi Tugas Dan Informasi Publik.” Jurnla Ilmu Administrasi
Publik 3(1): 36–54.

Wijaya, Ida Suryani. 2015. “Perencanaan Dan Strategi Komunikasi Dalam


Kegiatan Pembangunan.” Lentera 17(1): 53–61.

Yazid, Tantri Puspita, Nurjana & Susanti Hevi. 2015. “Pemanfaatan


Website Sebagai Media Komunikasi Untuk Mewujudkan Good
Governance.” Universitas Riau.

Zamroni, Muhammad. 2017. “Perkembangan Teknologi Komunikasi Dan

63
Dampaknya Terhadap Kehidupan.” Jurnal Pendidikan X(2): 195–211.

C. DOKUMEN

Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003 Tentang


Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan E-Government.
2004. “Instruksi Presiden Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2003
Tentang Kebijakan Dan Strategi Nasional Pengembangan E-
Government.” 2004: 1–3.

RI, Kementerian Sekneg. 2020. “Peraturan Presiden Republik Indonesia


Nomor 95 Tahun 2018 Tentang Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik.” Menteri Hukum Dan Hak Asasi Manusia Republik
Indonesia: 110.

“Undang-Undang Republik Indonesia No. 27 Tahun 2022 Tentang


Perlindungan Data Pribadi.” 2022. (10): 10106407.

“Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2016 Tentang


Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 Tentang
Informasi Dan Transaksi Elektronik.” 2016. UU No. 19 tahun 2016 (1):
1–31. https://web.kominfo.go.id/sites/default/files/users/4761/UU 19
Tahun 2016.pdf.

“Undang – Undang Republik Indoensia Nomor 23 Tahun 2014 Tentang


Pemerintahan Daerah.” 2014. Undang – Undang Republik Indoensia
Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah 3(2): 1–46.
http://journal.stainkudus.ac.id/index.php/equilibrium/article/view/
1268/1127.

“Undang Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 Tentang


Pelayanan Publik.” 2009.

“UU Nomor 10 Tahun 2009 Tentang ‘Pariwisata.’” 2009. UU Nomor 10


Tahun 2009 Tentang “Pariwisata” 2: 1–8.

64
D. SUMBER LAIN

Indonesia, Asosiasi Penyedia Jasa Internet. 2022. “Profil Internet


Indonesia 2022.” Apji.or.Od (June). apji.or.id.

Indonesia Internet Provider Association. 2020. “Internet User Survey


2019-2020.” Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia 74: 1.

“Pemerintah Daerah Harus Aktif Gunakan Media Sosial.” 2017.


https://www.kominfo.go.id/content/detail/9712/pemerintah-daerah-
harus-aktif-gunakan-media-sosial/0/berita_satker (November 3,
2022).

65
LAMPIRAN I

PEDOMAN WAWANCARA

Berdasarkan pada konsep penelitian, berikut adalah beberapa

topik pertanyaan terstruktur yang akan diajukan kepada informan melalui

wawancara secara terbuka, yaitu:

Tabel 3.3
Daftar Informan
No. Informan Jumlah Kode Teknik
Kepala Dinas Pariwisata dan
1. 1 A1 Purposive Sampling
Kebudayaan
Kepala Bidang Pemasaran dan
2. 1 A2 Purposive Sampling
Pariwisata
Subkoordinator Strategi
3. Pemasaran dan Brand 1 A3 Purposive Sampling
Pariwisata
4. Subkoordinator Riset dan 1 A4 Purposive Sampling
Analisis Data Pariwisata
5. Subkoordinator Riset dan 1 A5 Purposive Sampling
Analisis Data Pariwisata
Masyarakat Kabupaten Ogan Snowball Sampling.
6. - A6
Komering Ulu

Sumber: Diolah oleh Peneliti, 2022.

Kode informan A1 sampai dengan A6 berfungsi untuk

memudahkan penyajian data dalam bentuk tabel dengan cara

mencantumkan nomor informan pada masing – masing item pertanyaan

yang akan diajukan dalam wawancara. Pertanyaan tersebut adalah

sebagai berikut:

66
Table 1.2
Pedoman Wawancara

Konsep Dimensi Indikator Item Pertanyaan Informan

1 2 3 4 5

Informasi Organisasi 1. Berada dalam 1. Apakah lingkungan A1, A2,


berada dalam
Organisasi lingkungan lokasi Disparbud A3, A4,
suatu
lingkungan yang strategis sudah stategis dalam A5
informasi.
mengakses berbagai
informasi?

2. Kebutuhan 2. Apakah pelayanan A1, A2,


informasi informasi Disparbud A3, A4,
serta literatur melalui website telah A5, A6
digital bagi memenuhi

masyarakat kebutuhan dari


masyarakat?

3. Menjalin 3. Apakah peran humas


sinergi yang dapat menjalin A2, A3,
baik sinergi yang baik A4, A5,
dengan rekan kerja A6
maupun
masyarakat?

4. Apakah kualitas
4. Kualitas Sumber Daya A1, A2,
Sumber Daya Manusia telah A3, A4,
Manusia memenuhi A5
kebutuhan instansi
tersebut?
Informasi yang 1. Kemampuan 1. Bagaimana upaya A2, A3,
diterima suatu
Organisasi yang dilakukan oleh A4, A5
organisasi
berbeda dalam dalam Disparbud dalam
hal tingkat
memahami menangani berbagai
kepastiannya
informasi informasi pariwisata

67
yang diterima yang diterima dari
berbagai instansi
lainnya?

2. Bagaimana Strategi
pengelolaan dalam
2. Strategi A2, A3,
pelayanan informasi
pengelolaan A4, A5
pariwisata?
serta
pelayanan
informasi

3. Apakah informasi
dalam website
3. Informasi
http://disparbud.okuk A2, A3,
terupgrade
ab.go.id/ konstisten A4, A5,
atau terkini
dalam menyebarkan A6
informasi Pariwisata
kepada masyarakat
Kabupaten Ogan
Komering Ulu?
Organisasi 1. Upaya untuk 1. Bagaimana upaya A2, A3,
terlibat dalam mengurangi Disparbud dalam A4, A5
proses ambiguitas mengurangi
informasi untuk informasi ambiguitas dalam
mengurangi pelayanan informasi
ketidakpastian Pariwisata?
informasi
A2, A3,
2. Keputusan 2. Bagaiamana
A4, A5
yang sesuai keputusan dalam

dan pengelolaan

disepakati informasi Pariwisata


dalam lingkungan
Disparbud?

68
LAMPIRAN II

PEDOMAN OBSERVASI

Dalam pengamatan observasi yang dilakukan oleh peneliti dalam

penelitian terhadap Diseminasi Pelayanan Informasi Pariwisata Melalui

website http://disparbud.okukab.go.id/ meliputi :

HAL YANG DIAMATI LOKASI HASIL PENGAMATAN

Informasi pariwisata yang


diterima oleh pihak Disparbud
dari berbagai instansi serta Tempat
informasi yang selalu Penyelenggara
terupgrade yang terjadi
dilingkungan masyarakat
Hubungan serta komunikasi
yang terjalin antar pegawai Kantor Dinas
didalam Kantor Disparbud Pariwisata dan
dalam mencapai tujuan Kebudayaan
bersama
Kantor Dinas
Visi, misi, tujuan, serta
Pariwisata dan
sasaran
Kebudayaan
Rekapitulasi data statistik
Kantor Dinas
penggunjung website
Pariwisata dan
http://disparbud.okukab.go.id/
Kebudayaan

Kualitas informasi dari


Kantor Dinas
website
Pariwisata dan
http://disparbud.okukab.go.id/
Kebudayaan
yang tersedia
Respon dari masyarakat
terkait pelayanan informasi Tempat
yang tersedia pada website Penyelenggara
http://disparbud.okukab.go.id/
Kantor Dinas
Pengaruh atau dampak pada
Pariwisata dan
pelayanan informasi melalui
Kebudayaan dan
website
Tempat
http://disparbud.okukab.go.id/
Penyelenggara
Kantor Dinas
Sanksi terhadap Pelanggar
Pariwisata dan
Peraturan
Kebudayaan
Sumber: Diolah oleh Peneliti, 2022.
LAMPIRAN III

DAFTAR DOKUMENTASI

Peneliti dalam penelitian ini diperlukan dokumentasi untuk

memperoleh data dan sebagai bukti bahwa penelitian yang dilakukan

benar keabsahannya. Untuk itu, peneliti membuat daftar dokumentasi

yang dapat dilihat sebagai berikut:

1. Aktivitas pelaksanaan pelayanan informasi melalui website.

2. Aktivitas pelayanan pelaporan dan pengawasan berinternet.

3. Foto pelaksanaan wawancara kepada informan.

Anda mungkin juga menyukai