Anda di halaman 1dari 44

Psikologi Pendidikan

Bakat dan Intelegensi.


Pendahuluan
Kemampuan individu dapat dibagi kedalam dua bagian yaitu kemampuan nyata (actual ability)
dan kemampuan potensial (potential ability).
Kemampuan nyata (actual ability) yaitu kemampuan yang diperoleh melalui belajar (achivement atau prestasi),
yang dapat segera didemonstrasikan dan diuji sekarang. Sedangkan kemampuan potensial (potential
ability) merupakan aspek kemampuan yang masih terkandung dalam diri individu dan diperoleh dari faktor
keturunan (herediter).
Kemampuan potensial dapat dibagi ke dalam dua bagian yaitu kemampuan dasar umum
(inteligensi atau kecerdasan) dan kemampuan dasar khusus (bakat atau aptitudes).
Bakat dan intelegensi merupakan kemampuan mental yang akan dibahas dalam psikologi pendidikan.
C.P. Chaplin (1975) memberikan pengertian inteligensi sebagai kemampuan menghadapi dan menyesuaikan diri
terhadap situasi baru secara cepat dan efektif. Intelegensi atau kecerdasan ini juga salah satu faktor yang
menentukan prestasi seseorang. Intelegensi yang dimiliki seseorang ditentukan oleh bakat bawaan dan faktor
lingkungan. Faktor bawaan ini berhubungan dengan gen yang diturunkan dari orangtuanya, sementara faktor
lingkungan adalah keseluruhan pengalaman dan pendidikan yang diperoleh seseorang. Di lain pihak, kita dapat
menemukan keragaman bakat yang dimiliki oleh manusia. Bakat seseorang dapat berbeda jenisnya dengan
orang lain

2
Intelege Pengertian Intelegensi
David Wechsler : Kemampuan untuk bertindak secara

nsi terarah, berpikir secara rasional, dan menghadapi


lingkungannya secara efektif.

Secara Umum inteligensi adalah suatu kemampuan


mental yang melibatkan proses berpikir secara rasional.

Oleh karena itu, inteligensi tidak dapat diamati secara


langsung, melainkan harus disimpulkan dari berbagai
tindakan nyata yang merupakan manifestasi dari proses
berpikir rasional itu.

3
Peran Intelgensi dalam Prestasi
Heller, Monks, dan Passow menunjukkan bahwa anak-anak yang
memiliki kecerdasan tinggi belum tentu memiliki kehidupan yang
sukses dan menyenangkan. 100 anak yang memiliki IQ tinggi di
California diteliti sejak tahun 1920 hingga sekarang. Diantara
mereka ada yang menjadi orang terkenal, diantaranya senator,
sebagian menerima hadiah nobel untuk Iptek, menjadi bintang film Penelitian serupa juga dilakukan oleh Harjito
terkenal, sutradara tersohor, novelis dsb. Namun ada juga dkk., (1993) pada siswa SMA yang
diantara mereka yang menjadi pembersih kantor, tukang sapu memperoleh prestasi belajar rendah atau
jalan, dan pekerja kasar lainnya (Wimbarti, 2000) Dengan yang mempunyai permasalahan kesukaran
demikian orang-orang yang memiliki kemampuan IQ yang tinggi belajar di sekolah. Hasilnya menunjukkan
tidak selamanya akan berhasil dalam hidupnya. tidak selamanya siswa yang memiliki prestasi
belajar rendah dan memiliki kesukaran
belajar berasal dari siswa yang memiliki
inteligensi rendah. Kenyataan menunjukkan
beberapa siswa yang memiliki IQ diatas rata-
rata memiliki prestasi belajar yang rendah
dan beberapa memiliki permasalahan dalam
belajar

Intelegensi dan IQ
IQ atau tingkatan dari Intelligence
Quotient, adalah skor yang diperoleh
dari sebuah alat tes kecerdasan.

IQ hanya memberikan sedikit indikasi


mengenai taraf kecerdasan seseorang
dan tidak menggambarkan kecerdasan
seseorang secara keseluruhan.

5
Faktor Genetik
Penelitian membuktikan bahwa korelasi nilai
tes IQ dari satu keluarga sekitar 0,50 atau 50%.
Sedangkan di antara 2 anak kembar, korelasi
nilai tes IQnya sangat tinggi, sekitar 0,90.
Anak yang diadopsi. IQ berkorelasi 0,40 -
0,50 dgn ayah dan ibu yang sebenarnya, dan
hanya 0,10 - 0,20 dengan orang tua angkat.
Selanjutnya bukti pada anak kembar yang
dibesarkan secara terpisah.

6
Faktor Lingkungan
Walaupun ada ciri-ciri yang pada dasarnya sudah
dibawa sejak lahir, ternyata lingkungan sanggup
menimbulkan perubahan-perubahan yang berarti.
Inteligensi tentunya tidak bisa terlepas dari otak.

Perkembangan otak sangat dipengaruhi oleh gizi


yang dikonsumsi. Selain gizi, rangsangan-
rangsangan yang bersifat kognitif emosional dari
lingkungan juga memegang peranan yang amat
penting.

7
Teori Intelegensi
Menurut Para Ahli

8
Alfred Binet
Menurut Binet, inteligensi bersifat monogenetik, yaitu
berkembang dari satu faktor satuan atau faktor umum.
Inteligensi merupakan sisi tunggal dari karakteristik yang terus
berkembang sejalan dengan proses kematangan seseorang.
Sebagaimana dalam definisinya yang terdahulu, Binet
menggambarkan inteligensi sebagai sesuatu yang fungsional
sehingga memungkinkan orang lain untuk mengamati dan
menilai tingkat perkembangan individu berdasar suatu kriteria
tertentu. Jadi untuk mengetahui seseorang itu inteligen atau
tidak, dapat diamati dengan cara dan kemampuannya untuk
melakukan suatu tindakan dan kemampuannya untuk mengubah
arah tindakannya itu apabila perlu.

9
Edward Lee Thorndike
Thorndike menyatakan bahwa inteligensi terdiri atas berbagai
kemampuan spesifik yang ditampakkan dalam wujud perilaku
inteligen. Ia mengklasifikasikan inteligensi kedalam tiga bentuk
kemampuan, yaitu
a) Abstraksi yakni suatu kemampuan untuk bekerja dengan
menggunakan gagasan dan simbol-simbol,
b) Mekanik, yaitu suatu kemampuan untuk bekerja dengan
menggunakan alat-alat mekanis dan kemampuan untuk
melakukan pekerjaan yang melerlukan aktivitas indra
gerak,
c) Sosial yaitu suatu kemampuan untuk menghadapi orang
lain disekitar diri sendiri dengan cara-cara yang efektif.
Thorndike percaya bahwa tingkat inteligensi tergantung pada
banyaknyaneural conection atau ikatan syaraf pada rangkaian
stimulus dan respon dikarenakan adanya penguatan yang
dialami seseorang.

10
Charles E. Spearman
Intelegensi menurut Spearman mengandung dua komponen
kualitatif yang penting, yaitu
a) Edukasi relasi/education of relation adalah kemampuan
untuk menemukan suatu hubungan dasar yang berlaku
diantara dua hal.
b) Edukasi korelasi adalah kemampuan untuk menerapkan
hubungan dasar yang telah ditemukan dalam proses
edukasi sebelumnya kedalam situasi baru.
Spearman juga mengemukakan 5 prinsip kualitatif dalam
kognisi, yaitu:
1) Energi mental
2) Kekuatan menyimpan
3) Kelelahan
4) Kontrol konatif
5) Potensi primordial

11
Thurstone
Suatu perilaku inteligen menurut Thurstone adalah hasil dari bekerjanya
kemampuan mental tertentu yang menjadi dasar performansi dalam tugas
tertentu juga. Thurstone menyusun Tes Kemampuan Primer Chicago dan
menguraikannya menjadi enam faktor kemampuan, yaitu:
1. S (spatial relation), yaitu kemampuan untuk melihat atau
mempersepsi gambar dengan dua atau tiga dimensi, menyangkut
jarak (spatial).
2. V (verbal comprehension), yaitu kemampuan yang menyangkut
pemahaman kosa kata (vocabulary), analogi secara verbal, dan
sejenisnya.
3. W (word fluency, yaitu kemampuan yang menyangkut dengan
kecepatan yang berkaitan dengan kata-kata, dengan anagram, dan
sebagainya.
4. N (number facility), yaitu kemampuan yang berkaitan dengan
kecepatan dan ketepatan dalam berhitung (komputasi).
5. M (associative memory), yaitu kemampuan yang berkaitan dengan
ingatan, khususnya yang berpasangan.
6. R (reasoning), yaitu kemampuan untuk mengambil kesilpulan dari
beberapa contoh, aturan atau prinsip, atau bisa diartikan sebagai
kemampuan memecahkan masalah.

12
Raymon Bernard Catell
Cattell mengklasifikasikan kemampuan mental menjadi
dua macam, yaitu inteligensi fluid (gf) yang merupakan
faktor bawaan biologis, da inteligensi crystallized (gc)
yang merefleksikan adanya pengaruh pengalaman,
pendidikan, dan budaya dalam diri seseorang.

13
Teori Piaget merupakan teori inteligansi yang menekankan pada aspek

Jean Piaget
perkembangan kognitif. Piaget lebih melihat inteligensi pada aspek isi, struktur,
dan fungsinya kemudian mengkaitkannya pada periodesasi perkembangan
biologis anak.
a) Inteligensi praktis/inteligensi motor-indera. Usia 0 sampai 2 tahun dan
merupakan dasar dari semua intekigensi yang berkembang kemudian.
Anak dapat berbuat sesuatu sekalipun ia belum mampu memikirkan
perbuatan itu.
b) Inteligensi praoperasional. Usia 2 sampai 7 tahun, memiliki ciri adanya
cara berfikir intuitif, egoisentris, kopleksif, kecenderungan untuk
menempatkan sifat-sifat manusia pada benda mati, dan ketidakmampuan
anak untuk melakukan tugas-tugas yang menuntut pengarahan dan
koordinasi.
c) Inteligensi operasional. Usia 5 sampai 7 tahun, anak mulai memahami
apa yang disebut operasi nyata, yaitu konversi dan klasifikasi. Anak juga
mempunyai keterbatasan untuk menghadapi situasi-situasi hipotetik
d) Inteligensi operasional formal. Anak mampu berfikir hipotetik dan dapat
menguji secara sistematik berbagi penjelasan mengenai kejadian-
kejadian tertentu dikarenakan anak telah mulai dapat menemukan
penyelesaian suatu masalah.

14
Pengukuran
Intelegensi

15
2 pandangan perbedaan intelegensi
Kualitatif adalah perbedaan intelegensi
disebabkan karena kualitas individu
yang berbeda.
Kuantitatif adalah perbedaan intelegensi
disebabkan karena terdapat perbedaan
kuantitas individu.

16
kedua pandangan tersebut sama-
maka orang yang pertama kali dianggap
sama mengakui adanya
telah mengembangkan pengukuran
perbedaan individual dalam
intelegensi adalah Alfred Binet. Dari tes
intelegensi yang kemudian
itelegensi yang pertama di kembangkan
muncul menjadi permasalahan
oleh Binet, berikutnya di bantu oleh
adalah bagaimana kita dapat
beberapa ahli lain telah banyak sekali
mengetahui taraf intelegensi
melakukan revisi (Walgito, 1993).
seseorang.

17
Pengukuran Intelegensi menurut Alferd Binet

Ket : MA (mental age)


CA (Chronological age)

Contoh : Alya berumur 8 tahun ternyata dia


dapat mengerjakan soal-soal untuk anak
umur 11 tahun.
11
Jadi IQ Alya : x100 = 137,5
8

18
Klasifikasi IQ Stanford-Binet

19
Klasifikasi IQ Menurut Wechsler

20
Kurve Normal dalam Intelegensi

21
Bakat

22
Sejarah dan Pengertian Bakat
Tokoh penting di dalam sejarah perkembangan pendefinisian bakat yang kemudian dianggap
sebagai kemampuan khusus adalah Thordike dan Spearman. Thorndike mengemukakan bahwa
individu memiliki tiga jenis intelegensi (abstrak, mekanis, dan social), sedangkan spearman
mengemuakan.teori mengenai factor G dan factor S dalam intelegensi. Usaha-usaha dewasa ini
mencoba untuk menemukan atau mengetahui kemampuan atau bakat khusus yang lebih sesuai
dengan kondisi individu dalam keikutsertaanya dalam bidang pekerjaan dan pendidikan.
(Crow dan Crow, 1989)

23
• William B. Michael (dalam Suryabrata, 1995) mendefinisikan bakat sebagai “kapasitas
seseoraang dalam melakukan tugas, yang sedikit sekali di pengaruhi atau tergantung
pada latihan”. Sementara itu Brigham (dalam Suryabrata, 1995) mendefinisikan bakat
yang dititikberatkan kepada apa yang dapat dilakukan individu (segi
performance/kinerja), setelah individu mendapatkan latihan.

• Traxler (dalam Crow dan Crow, 1989) Mendefinisikan bakat sebagai kondisi, kualitas,
atau sekumpulan kualitas pada diri individu yang menunjukkan kemungkinan sampai
dimana dia akan mampu mendapatkan, dengan latihan yang cocok, pengetahuan,
ketrampilan, atau sekumpulan pengetahuan, pengertian dan ketrampilan, seperti
kemampuan untuk menyumbangkan diri dalam bidang seni, kemampuan mekanik,
kemampuan matematika, kemampuan berbicara dengan menggunakan bahasa
asing.

• Woodworth dan Marquis (dalam Suryabrata, 1995) memberikan definisi bakat sebagai
prestasi yang dapat diramalkan dan dapat di ukur melalui test khusus.

24
• Guiford (dalam Suryabrata, 1995) medefinisikan bakat dengan corak yang agak
berbeda, ia menyatakan bahwa bakat adalah kemampuan kinerja yang mencakup
dimensi preseptual, dimensi psikomotor, dan dimensi intelektual.

• Menurut Crow dan Crow (1989) bakat bisa dianggap sebagai kualitas yang dimiliki
oleh semua orang dalam tingkat yang beragam. Bakat juga dianggap sebagai
keunggulan khusus dalam bidang perilaku tertentu, seperti music, matematika, atau
olahraga. Cattel( dalam crow dan crow, 1989)

25
Pengukuran
Bakat
26
Pengukuran Tes Bakat

27
Differential Aptitude Tests (DAT)

• Level 1, dirancang terutama untuk siswa dikelas 7-9


• Level 2, untuk siswa kelas 10-12 dan orang dewasa yang sudah
bersekolah lebih dari 9 tahun.

28
Ada 8 sub test dalam DAT antara lain :

1. Verbal Reasioning
(VR) atau Test Penalaran Verbal. Dirancang untuk mengukur kemampuan
berpikir abstrak, generalisasi, dan konstruktif memahami konsep verbal,
materi test ini berupa analogi sederhana yang biasa digunakan dalam test
intelegensi umum.

 Contoh soal : ….. digunakan saat kita dalam kondisi kehujanan


a) Sapu
b) Payung
c) Berteduh

29
2. Numerical Ability
Dirancang untuk mengukur kemampuan memahami hubungan numerik dan
memecahkan masalah yang berhubungan dengan konsep numerik, test ini
sangat penting untuk prediksi dalam bidang matematika, fisika, kimia, teknik,
dan bidang lain yang membutuhkan kemampuan berpikir secara kuantitatif.

 Contoh soal : 156 + 150 = ?


a) 222
b) 364
c) 306

30
3. Abstract Reasoning.
(AR) atau Penalaran Abstrak Dirancang untuk mengukur penalaran non verbal. Dalam
setiap butir test ini menuntut pemahaman logis tentang prinsip–prinsip yang digunakan
untuk mengubah diagram dan kemampuan membedakan perbedaan yang kecil pada garis,
daerah, maupun bentuk.

Contoh soal : Gambar manakah yang menggantikan urutan dibawah ini ?

Jawabannya adalah :

31
4. Space Relation
(SR) Space Relation atau Hubungan Spasial atau ruang. Mengukur
kemampuan visualisasi terhadap konstruksi objek tiga dimensi yang dibangun
dari pola dua dimensi dan kemampuan membayangkan berbagai cara yang
digunakan untuk memutar objek tersebut sehingga mempunyai bangunan
seperti yang tampak dalam gambar. Test ini dirancang untuk memprediksi
kesuksesan dalam bidang perencanaan tata ruang, desainer, arsitektur, seni,
dan dekorasi.

32
5. Mechanical Reasoning
Test ini mengukur pemahaman prinsip mekanik dan fisika dalam situasi familiar.
Hasil ini digunakan untuk prediksi kesuksesan dalam belajar dan pekerjaan yang
menuntut pemahaman prinsip-prinsip umum dari fisika.
 Contoh soal :

33
6. Clerical Speed Accuracy
(CSA)/Kecepatan dan Keakuratan klerikal, tes ini dirancang untuk mengukur kecepatan dan ketelitian
testee dalam tugas–tugas yang membutuhkan persepsi sederhana. Tugas testee adalah memilih
kombinasi angka atau huruf yang sama dengan kombinasi yang telah diberi garis bawah pada buku
soal, dengan cara memberi garis bawah pada kombinasi pilihannya. Butir tes ini merupakan elemen
yang sering digunakan pada berbagai tugas administrasi. Hasil tes ini untuk prediksi kemampuan
mengerjakan hal-hal penting rutin administrasi seperti mengatur arsip.

7. Language Usage 1
Bagian I kata dalam tes ini merupakan hasil seleksi dari Gate’s Spelling Differential in 3876 Words, dan
merupakan perbendaharaan kata yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari.

8. Spelling Language Usage II


Bagian II Test ini dirancang untuk mengukur kemampuan membedakan tata bahasa yang benar dengan
yang salah, memahami pemberian tanda baca yang tepat dan penggunaan kata yang tepat dalam
bahasa inggris. Kemampuan tersebut banyak digunakan dalam bidang jurnalistik, dan bisnis.

34
The General Aptitude Test Battery (GATB)
Tes ini diciptakan oleh Charles E. Odell, yang dikembangkan dalam tahun 1940
oleh united state employment servise untuk memenuhi kebutuhan tes yang bisa
dipergunakan untuk berbagai tujuan. Tes ini adalah hasil dari penelitian yang
dilaksanakan beberapa tahun dalam karakteristik pekerja dan pengembangan tes.
Tes ini sangat cocok untuk pekerjaan yang membutuhkan kemampuan
psikomotor yaitu koordinasi kecekatan jemari

Contohnya : pekerjaan memasak, merakit komponen – komponen dalam bidang


mekanik, dan semacamnya.

35
Flanagan Aptitude Classification Test (FACT)
FACT disusun oleh J C Flanagan, seseorang professor psikologi pada Universitas
Pittsburgh dan direktur American Institute for Research. Tes ini dikembangkan
dalam usaha untuk mendapatkan suatu sistem klasifikasi baku dalam penentuan
bakat dan kemampuan dasar seseorang pada tugas-tugas tertentu.

Test FACT digunakan untuk :


• Alat seleksi dan penempatan karyawan.
• Alat bantu memprediksi keberhasilan kerja
• Untuk konseling pekerjaan

36
Bakat dan Intelegensi
Binet maupun Wechsler memberikan tekanan pada berfungsinya seluruh kemampuan mental individu.
Anggapan dasar yang melandasi penyusunan tes intelegensi tersebut adalah dengan cara mengukur
respon-respon seseorang dalam kegiatan yang berlainan, sehingga memungkinkan penguji untuk dapat
meramalkan kemampuan umum yang diuji yang berhasil dalam aktivitas-aktivitas psikis.

Jawaban-jawaban yang diberikan individu dalam tes intelegensi, ternyata dapat menunjukkan bakat
khusus seseorang. Pengukuran intelegensi umum yang dicapai seseorang memiliki sifat meramalkan
sampai dimana seseorang dapat berhasil dalam menyelesaikan beberapa tugas pekerjaan yang
menghendaki ataupun memerlukan kemampuan mental. Sedangkan pengukuran bakat dilakukan dengan
maksud untuk menunjukkan kemampuan yang berhasil dalam satu bidang khusus (Crow dan Crow,
1989)

37
Lingkungan & Hereditas
1. Studi Terhadap Keluarga
2. Studi Terhadap Anak Kembar
3. Tingkat Kesamaan Genetic dan Lingkungan

38
“Hereditas dan lingkungan adalah dua penentu (determinan) karakteristik manusia”

Menurut Cage dan Berliner (1979)

Hereditas

Totalitas karakteristik individu yang yang diwariskan orang tua kepada anak, atau segala potensi baik

fisik maupun psikis yang dimiliki individu sejak masa pembuahan sebagai pewarisan dari pihak orang tua

melalui gen.

Lingkungan

Keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, tempat belajar, masyarakat tempat anak bergaul

juga bermain sehari-hari dan keadaan sekitar dengan iklimnya, serta flora dan faunanya.

39
1. Studi Terhadap Keluarga
Menurut F. J. Brown keluarga diartikan dalam 2 macam

• Dalam arti luas, keluarga meliputi semua pihak yang ada hubungan darah atau keturunan yang dapat
dibandingkan dengan dengan marga.

• Dalam arti sempit, keluarga meliputi orang tua dan anak.

Sir Francis Galton pada abad ke-19

Menemukan bahwa para orang tua yang memiliki IQ tinggi cenderung menurunkan IQ yang tinggi pula
kepada anaknya. Akan tetapi ada dua kemungkinan yang akan terjadi, ada orang tua yang pintar
menurunkan gen pintar kepada anaknya secara mendalam, tetapi ada juga kemungkinan dari lingkungan
yang dapat mengubah anak dan orang tuanya.

Ini membuktikan bahwa studi keluarga tidak dapat menjelaskan dengan gambling tentang permaslahan
nature dan nurture.

40
2. Studi Terhadap Anak Kembar
Anak kembar memiliki dua tipe, yaitu :
⬗ Kembar Monozigotik (kembar identik) adalah kembar yang berkembang dari satu
telur kemudian membelah menjadi dua individu dan akhirnya memiliki susunan genetic
yang sama.
⬗ Kembar Dizigotik adalah kembar dari dua telur yang berbeda, sehingga secara
genetik tidak identik.

Kontroversi permasalahan anatara nature dan nurture memancing perhatian para ilmuan
untuk mencoba menjawab studi ini menggunakan pengalaman yang terjadi pada anak
kembar.

41
Apabila kembar monozigotik dibesarkan terpisah sejak lahir di lingkungan yang berbeda
tetapi tetap memiliki IQ yang hampir sama, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
pengaruh lingkungan terhadap perbedaan IQ sangat kecil.

Berbeda halnya dengan anak kembar yang dibesarkan secara terpisah dan
menghasilkan perbedan yang cukup jauh pada IQ mereka, maka ini merupakan pengaruh
dari lingkungan yang rendah.

(Hardy dan Heyes, 1988)

42
3. Tingkat Kesamaan Genetic dan Lingkungan
Ada 9 tingkatan yang diasumsikan sebagai berikut:
1. Kembar identic yang dibesarkan bersama.
2. Kembar identic yang dibesarkan terpisah.
3. Kembar fraternal dengan jenis kelamin yang sama dan dibesarkan bersama.
4. Kembar identic yang berbeda jenis kelamin dan dibesarkan bersama.
5. Pasangan saudara biasa yang dibesarkan bersama.
6. Pasangan saudara biasa yang dibesarkan terpisah.
7. Orang tua angkat dan anak angkat.
8. Orang yang tidak berhubungan sama sekali dan kurang lebih sama usianya.
9. Orang Yang Tidak Berhubungan Sama Sekali dan dibesarkan di tempat yang terpisah.

43
Thanks!
Any questions?

44

Anda mungkin juga menyukai