Anda di halaman 1dari 17

CRITICAL JURNAL REPORT

Media Pembelajaran
(Disusun untuk memenuhi tugas Pengembangan Program Pembelajaran Fisika)
Dosen Pengampu : Sabani,S.Pd.,M.Si

Disusun
Oleh
SINTIA RANTIKA
(4181121025)
FISIKA DIK A 2018

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PENDIDIKAN FISIKA

2021
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum wr wb
Pertama-tama saya ucapkkan puji serta syukur saya kehadirat Allah SWT,karena atas
berkat Rahmat dan Hidayah-Nya saya telah diberikan kesehatan sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas Critical Jurnal Report ini dengan tepat waktu. Saya juga mengucapkan
terima kasih kepada Bapak Sabani,S.Pd.,M.Pd selaku dosen pengampu matakuliah
Pengembangan Program Program Pembelajaran Fisika,karena atas arahan dan bimbingan
bapak saya dapat menyelesaikan tugas critical jurnal report.
Saya juga menyadari bahwa didalam tugas ini masih banyak terdapat kekurangan dan
masih jauh dari kata sempurna. Dengan demikian saya mengharapkan kritik yang mendukung
dan saran yang baik, untuk mengoreksi tulisan saya ini, agar kedepannya semakin lebih baik.
Dengan saling memberitahu kesalahan kita semua akan benar.

Sekian kata pengantar dari saya, saya ucapkan terimakasih. Semoga makalah ini dapat
membantu para pembaca untuk menambah ilmu mengenai media pembelajaran.

Medan,27 Maret 2021

Sintia Rantika

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR................................................................................................................i

DAFTAR ISI..............................................................................................................................1

BAB 1.........................................................................................................................................2

PENDAHULUAN......................................................................................................................2

1.1 Latar Belakang.............................................................................................................2

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................................3

1.3 Tujuan..........................................................................................................................3

BAB II........................................................................................................................................4

ISI...............................................................................................................................................4

2.1 Identitas Jurnal..................................................................................................................4

2.2 Ringkasan Jurnal..............................................................................................................4

a. Jurnal 1............................................................................................................................4

b. Jurnal 2............................................................................................................................7

BAB III.....................................................................................................................................10

PEMBAHASAN......................................................................................................................10

3.1 Kelebihan Jurnal.............................................................................................................10

3.2 Kekurangan Jurnal..........................................................................................................10

BAB IV....................................................................................................................................11

PENUTUP................................................................................................................................11

4.1 Kesimpulan.....................................................................................................................11

4.2 Saran...............................................................................................................................12

DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................13

LAMPIRAN.............................................................................................................................14

1
2
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pandemi Covid-19 berdampak besar pada berbagai sektor, salah satunya pendidikan.
Dunia pendidikan juga ikut merasakan dampaknya. Pendidik harus memastikan kegiatan
belajar mengajar tetap berjalan, meskipun peserta didik berada di rumah. Solusinya,
pendidik dituntut mendesain media pembelajaran sebagai inovasi dengan memanfaatkan
media daring (online). Ini sesuai dengan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia terkait Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan
Pendidikan dalam Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease (Covid-19). Sistem
pembelajaran dilaksanakan melalui perangkat personal computer (PC) atau laptop yang
terhubung dengan koneksi jaringan internet. Pendidik dapat melakukan pembelajaran
bersama di waktu yang sama menggunakan grup di media sosial seperti WhatsApp (WA),
telegram, instagram, aplikasi zoom ataupun media lainnya sebagai media pembelajaran.
Dengan demikian, pendidik dapat memastikan peserta didik.

Problematika dunia pendidikan yaitu belum seragamnya proses pembelajaran, baik


standar maupun kualitas capaian pembelajaran yang diinginkan. Berbagai aplikasi media
pembelajaran pun sudah tersedia, baik pemerintah maupun swasta. Pemerintah
mengeluarkan Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9/2018 tentang
Pemanfaatan Rumah Belajar. Pihak swasta pun menyuguhkan bimbingan belajar online
seperti ruang guru, Zenius, Klassku, Kahoot, dan lainnya. Keberhasilan pembangunan
negara salah satu tolak ukurnya adalah keberhasilan pendidikan. Melalui pendidikan,
akan melahirkan generasi penerus yang cerdas intelektual maupun emosional, terampil,
dan mandiri untuk mencapai pembangunan bangsa ini.

3
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa yang dirasakan mahasiswa ataupun siswa melakukan pembelajaran dengan
daring pada masa pandemi saat ini?
2. Media pembelajaran apa sajakah yang bisa dilakukan pada masa pandemi saat ini?
3. Adakah kekurangan media pembelajaran yang dilakukan pada saat daring?
4. Apakaah media pembelajaran tersebut efektif untuk melakukan pembelajaaran?

1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui apa yang dirasakan mahasiswa ataupun siswa pada saat melakukan
pembelajaran secara daring.
2. Untuk mengetahui media pembelaajaran aapa sajakah yang bisa dilakukan pada masa
pandemi saat ini.
3. Untuk mengetahui kekurangan dari media pembelajaan yang digunakan pada saat
daring seperti saat ini.
4. Untuk mengetahui apakah efektif media pembelajaran tersebut untuk melakuakan
pembelajaran pada masa pandemi saat ini.

4
BAB II

ISI

2.1 Identitas Jurnal


No. Jurnal 1 Jurnal 2
1. Judul Jurnal TRANSFORMASI MEDIA PEMANFAATAN ZOOM
PEMBELAJARAN PADA MEETING UNTUK PROSES
MASA PANDEMI COVID- PEMBELAJARAN PADA
19 MASA PANDEMI COVID-19
2. Penulis KH. Lalu Gede Muhammad Danin Haqien dan Aqiilah
Zainuddin Atsani Afiifadiyah Rahman
3. Tahun Terbit 2020 2020
4. Jenis Jurnal Jurnal Studi Islam SAP (Susunan Artikel
Pendidikan)
5. Kota Terbit Lombok Timur Jakarta
6. Volume (Nomor) Vol 1 (1) Vol 5 (1)
7. ISSN 2337-7097 2549-2845

2.2 Ringkasan Jurnal


a. Jurnal 1
Kondisi pandemi Covid-19 ini mengakibatkan perubahan yang luar biasa,
termasuk dalam bidang pendidikan. Seolah seluruh jenjang pendidikan 'dipaksa'
bertransformasi untuk beradaptasi secara tiba-tiba drastis untuk melakukan
pembelajaran dari rumah melalui media daring (online). Ini tentu bukanlah hal yang
mudah, karena belum sepenuhnya siap. Berbagai aplikasi media pembelajaran pun
sudah tersedia, baik pemerintah maupun swasta. Pemerintah mengeluarkan Surat
Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9/2018 tentang Pemanfaatan
Rumah Belajar. Pihak swasta pun menyuguhkan bimbingan belajar online seperti
ruang guru, Zenius, Klassku, Kahoot, dan lainnya.

Keberhasilan pembangunan negara salah satu tolak ukurnya adalah


keberhasilan pendidikan Namun muncul polemik masyarakat pada metamorfosa di
masa pandemi Covid-19. Hal ini tentu dirasa berat oleh pendidik dan peserta didik.
Terutama bagi pendidik, dituntut kreatif dalam penyampaian materi melalui media
pembelajaran daring. Masa pandemi Covid-19 ini bisa dikatakan sebagai sebuah
peluang dalam dunia pendidikan, baik pemanfaatan teknologi seiring dengan industri

5
4.0, maupun orangtua sebagai mentor. Harapannya, pasca pandemi Covid-19, kita
menjadi terbiasa dengan sistem saat ini sebagai budaya pembelajaran dalam
pendidikan.Fasilitas video, voice note, dan Youtube dapat dijadikan media
pembelajaran.

Media salah satu penunjang dalam proses pembelajaran. Berhasil dan tidaknya
proses pembelajaran sangat ditentukan oleh media yang digunakan. Media adalah
segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke
penerima sehingga dapat merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat siswa
sedemikian rupa sehingga terjadi proses belajar”. Media pembelajaran online dapat
diartikan sebagai media yang dilengkapi dengan alat pengontrol yang dapat
dioperasikan oleh pengguna (user), sehingga pengguna (user) dapat mengendalikan
dan mengakses apa yang menjadi kebutuhan pengguna, misalnya mengunduh sumber-
sumber untuk materi Tenses pada pelajaran Bahasa Inggris.

Keuntungan penggunaan media pembelajaran online adalah pembelajaran


bersifat mandiri dan interaktivitas yang tinggi, mampu meningkatkan tingkat ingatan,
memberikan lebih banyak pengalaman belajar, dengan teks, audio, video dan animasi
yang semuanya digunakan untuk menyampaikan informasi, dan juga memberikan
kemudahan menyampaikan, meng-update isi, mengunduh, para siswa juga bisa
mengirim email kepada siswa lain, mengirim komentar pada forum diskusi, memakai
ruang chat, hingga link video conference untuk berkomunikasi langsung.Selanjutnya
Dabbagh dan Ritland mengatakan ada tiga komponen pada pembelajaran online
yaitu : model pembelajaran, strategi instruksional dan pembelajaran danmedia
pembelajaran online.Ketiga komponen ini membentuk suatu keterkaitan interaktif,.

Beberapa karakteristik media pembelajaran offline menurut Dabbagh dan


Ritland adalah :

(1). Materi pembelajaran terpadu

(2) waktu pembelajaran tetap / waktu yang pasti,

(3) di kontrol oleh guru / instruktur,

(4) pembelajaran searah / linier,

(5) sumber informasi yang dipilih telah di edit,

6
(6) sumber informasi yang sudah tetap,

(7) teknologi yang dipergunakan telah di kenal.

Pada prinsipnya penggunaan media pembelajaran offline pada penelitian ini


sama dengan penggunaan media secara online, yaitu dengan menggunakan program
E-Learning Moodle.

1. Media Pembelajaran Online yang pertama dan paling banyak digunakan adalah
whatsapp group.
2. Media Pembelajaran Online selanjutnya berasal dari google, yaitu google suite for
education,
3. Media Pembelajaran Online selanjutnya adalah ruangguru,
4. Media Pembelajaran Online yang bisa dijadikan pilihan selanjutnya adalah zenius.
5. Media Pembelajaran Online yang juga sering digunakan adalah Zoom.
Berdasarkan hal di atas melihat situasi dan kondisi pada masa pandemic
covid-19 guru atau dosen harus cerdas memilih media pembelajaran yang harus
digunakan dalam proses pembelajaran supaya tidak ketinggalan materi. Oleh sebab
itu, para pendidik diharus menguasai banyak media pembelajaran. Cara Mengatasi
Kendala Pembelajaran Online Di daerah pedalaman ditemukan bahwa semua siswa
tidak punya hp android apalagi laptop. Jadi, untuk penerapan materi secara online
agak sulit dan dirasa semua sekolah pasti seperti itu juga. Maka, salah satu cara
untuk menyikapi masalah atau mengatasi kesulitan listrik dan ketiadaan gadget,
guru tersebut menerapkan pembelajaran secara manual ke tiap-tiap rumah siswa,
sesuai arahan pemerintah agar semua siswanya tidak ketinggalan materi
pembelajaran. Kalau berkunjung ke rumah siswa juga semua guru harus pakai
masker sesuai dengan arahan dinas.
Tak hanya untuk siswa,untuk kalangan mahasiswa juga pada masa pandemi
melakukan pembelajaran secara daring merasa terbebani,kenapa demikian karena
karena belajar daring, bukan hanya tugas lebih menumpuk, tapi juga banyak
distraction saat sedang belajar. Kelas tatap muka punya feel yang beda, interaksi
langsung itu cenderung mendukung proses pembelajaran,” ujar salah mahasiswi
kami soal hambatan belajar secara daring. Ia mengimbuhkan: “Kalau saya pribadi
biasanya tetap keep in touch dengan teman, jadi setidaknya tetap aktif dan ada
interaksi. Setidaknya membantu memicu fokus sama pembelajaran,” kata

7
mahasiswi itu lagi mengenai cara membangun fokus saat kegiatan belajar di
rumah. Berdasarkan pengalaman kedua mahasiswa tersebut, pendapat mereka
condong mengarah untuk memilih proses belajar di kampus. Hal tersebut tentu
didasari kesulitan saat belajar dengan metode pembelajaran daring. Kebebasan
yang diberikan justru membuat terdapat banyak pilihan yang mengganggu fokus
dari para mahasiswa.
b. Jurnal 2

Pendahuluan

Pada masa sekarang ini, dunia sedang dihadapkan dengan fenomena yang
berkaitan dengan masalah kesehatan yaitu corona virus atau COVID-19, banyak
negara yang terkena dampak virus ini, Indonesia termasuk salah satunya. Untuk itu
pemerintah mengambil kebijakan dengan menerapkan social distancing untuk
meminimalisir penularan COVID-19. Social distancing sendiri merupakan suatu
tindakan dimana setiap orang diharuskan agar tidak berdekatan antara satu dengan
yang lainnya. Oleh karena itu, segala kegiatan seperti kegiatan belajar mengajar
(KBM) di sekolah maupun Universitas harus dilakukan di rumah atau dilakukan
secara online untuk mencegah menyebarnya COVID-19 ini. Ketika kita melakukan
pembelajaran secara online tentunya kita memerlukan media sebagai sarana untuk
pembelajaran.

Oleh sebab itu berbagai Platfrom digunakan sebagai media pembelajaran oleh
sekolah dan juga Universitas. Di Universitas sendiri terdapat berbagai platfrom yang
digunakan di antaranya Google Classroom, Zoom Meeting, Whatsapp, Google Meet,
dan sebagainya. Zoom Meeting sendiri merupakan sebuah media pembelajaran
menggunakan video. Pendiri aplikasi Zoom Meeting yaitu Eric Yuan yang diresmikan
tahun 2011 yang kantor pusatnya berada di San Jose, California. Aplikasi ini tidak
hanya digunakan untuk pembelajaran saja tetapi bisa digunakan untuk urusan
perkantoran maupun urusan lainnya. Platfrom ini gratis jadi dapat digunakan oleh
siapapun dengan batas waktu empat puluh menit dan tidak ada batasan waktu jika
akun kita berbayar. Dalam aplikasi Zoom Meeting ini kita bisa berkomunikasi
langsung dengan siapapun lewat video. Oleh karena itu, memang cocok digunakan
sebagai media pembelajaran.

METODE

8
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun 2020. Metode penelitian yang kami
lakukan merupakan metode penelitian kualitatif. Creswell menjelaskan penelitian
kualitatif didefinisikan sebagai suatu pendekatan atau penelusuran untuk
mengeksplorasi dan memahami suatu gejala sentral. Teknik pengambilan data yang
kami lakukan ialah menggunakan google form. Kami menggunakan google form ini
dikarenakan google form lebih cepat dan luas untuk menyebarkan kuesioner kepada
subjek, di sisi lain karena adanya kebijakan social distancing ini maka tidak
memungkinkan jika kami menggunakan metode wawancara secara langsung. Subjek
penelitian ialah mahasiswa. Universitas dengan domisili wilayah Jakarta dan Depok.
Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui seberapa besar pemanfaatan platform
Zoom Meeting oleh Universitas di Jakarta dan Depok saat masa pandemi COVID-19.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan terhadap tiga puluh dua mahasiswa yang sedang
menjalani pendidikan di Universitas wilayah Jakarta dan Depok. Tiga puluh dua
mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan di Universitas wilayah Jakarta dan
Depok Dari ke tiga puluh dua mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan di
Universitas wilayah Jakarta dan Depok, semua mahasiswa tersebut baru pertama kali
memakai Zoom Meeting untuk melakukan perkuliahan berbasis online. Para
mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan di Universitas wilayah Jakarta dan
Depok sebelumnya menggunakan media pembelajaran berbasis online seperti Google
Classroom, E-Learning universitas, dan Microsoft Teams. Fenomena penggunaan
aplikasi Zoom Meeting di kalangan mahasiswa yang sedang menjalani pendidikan di
Universitas wilayah Jakarta dan Depok, dimulai saat terjadinya wabah pandemi
COVID-19 yang mengaharuskan para mahasiswanya melakukan pembelajaran jarak
jauh.

Tetapi, menurut hasil penelitian yang kami peroleh, penggunaan aplikasi


Zoom Meeting dalam media pembelajaran jarak jauh dinilai tidak begitu efektif untuk
para mahasiswa yang sedang menempuh studi di Universitas Jakarta dan Depok.
memang banyak mahasiswa yang belum pernah menggunakan Zoom Meeting untuk
pembelajaran sebelumnya, hal ini memang dikarenakan Universitas belum
menggunakan metode e-learning sebagai media pembelajaran. Pihak universitas
masih mengutamakan metode konvensional dibandingkan dengan e-learning. Alasan

9
lain masih banyak dosen yang kurang paham akan teknologi sehingga pembelajaran
dengan metode e-learning belum diterapkan. Namun ada juga mahasiswa yang sudah
pernah menggunakan Zoom Meeting untuk pembelajaran sebelum adanya social
distancing.

Berdasarkan pendapat mahasiswa alasan mereka menggunakan Zoom Meeting


sebelum adanya social distancing dikarenakan Zoom Meeting dinilai efisien, jadi
ketika dosen tidak dapat hadir dikelas Zoom Meeting menjadi pilihan yang digunakan
mahasiswa dan dosen untuk tetap bisa menjalankan pembelajaran apalagi aplikasi ini
gratis dan sebelum adanya social distancing, Zoom Meeting memang sudah banyak
digunakan di seluruh dunia sebagai media untuk pembelajaran. Jadi, ketika adanya
COVID19 yang mengharuskan untuk melakukan kegiatan pembelajaran di rumah
media Zoom Meeting yang banyak dipilih karena memang sudah banyak yang
menggunakannya dan dinilai efisien. Kalau untuk keefektifan dari 30 % mahasiswa
mengatakan zoom itu tidak efektif karena dalam pembelajaran jarak jauh
menggunakan Zoom Meeting adalah

1. seringnya terjadi kendala seperti sinyal yang kurang bagus bagi mahasiswa
yang tidak menggunakan wifi,
2. terdapat 30% mahasiswa yang terdapat mata kuliah praktikum merasa
kesulitan karena, kualitas video di Zoom Meeting tidak begitu baik sehingga,
30% mahasiswa tersebut merasa kesulitan dalam mengamati praktikumnya,
3. Sering terjadinya gangguan-gangguan suara aneh yang mengganggu aktivitas
pembelajaran disaat sedang menyalakan voice.

Tetapi, penggunaan aplikasi Zoom Meeting dinilai sangat praktis bagi para
mahasiswa. Hal tersebut dikarenakan dosen dan mahasiswa merasa lebih mudah
melakukan komunikasi secara lisan dibandingkan secara tertulis. Proses komunikasi
melalui lisan dapat menerima suatu hasil dan juga pengertian yang lebih jelas
daripada melakukan komunikasi secara tertulis.Lalu, selain itu penggunaan aplikasi
Zoom Meeting yang termasuk salah satu dari media pembelajaran e-learning dapat
memudahkan para mahasiswa dalam menghemat waktu dan biaya

10
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Kelebihan Jurnal


Pada jurnal 1 ,dari segi identitas sudah lengkap. Dari segi isi juga mudah untuk
dipahami,dan bahasa yang digunakan juga jelas menggunakan bahasa yang baku.

Pada jurnal 2, dari segi identits sudah lengkap. Pada bagian abstrak menggunkan 2
bahasa yaitu bahasa ainggris dan bahasa indonesia,jadi membuat siapapun dapt mengetahui
apa isi dari jurnal tersebut. Dari segi isi sama seperti jurnal pertama mudah di pahamai,pada
jurnal utama pembahasan pokus ke permasalahan covid,namun pada jurnal kedua pokus pada
media pembelajarannya yaitu Zoom. Pada jurnal kedua juga merupakan jurnal yang berisi
penelitian,pada jurnal kedua terdapat metode penelitian,dan hasil penelitian sedangkan pada
jurnal pertama hanya pokus menjelaskan pada masa pandemi saja. Pada jurnal kedua juga
kalimat penting ataupun yang berbahasa inggris penulisannya dibedakan dari yang lain yaitu
dengan tulisan italic,hal tersebut membuat pembaca mudah untuk memahaminya.

3.2 Kekurangan Jurnal


Pada jurnal 1 pada halaman 23 pada kalimat Pemerintah mengeluarkan Surat Edaran
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 9/2018 tentang Pemanfaatan Rumah Belajar.
Seharusnya penulisan nya tidak seperti itu,namun seperti ini Nomor 9 Tahun 2018. Pada
halaman 84 juga ada kalimat perjelas yang kurang yaitu ini “Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan (Kemdikbud) menginisiasi program Belajar dari Rumah yang ditayangkan di
TVRI. Program Belajar dari Rumah mulai tayang di TVRI sejak 13 April 2020, dimulai
pukul 08.00”. Nah seharusnya diperjelas itu pukul 08:00 apa ,WIB,WIT ataupun WITA.
Pada halaman 85 juga ada kesalahan dalam kalimat proses belajar”. Nah dari kalimat itu
terdapat tanda petik dua dibelakang kalimat belajar,tetapi setelah saya baca dan lihat di
kalimat sebelumnya tidak terdapat tanda petik dua tapi di akhir ada petik dua. Dalam halam
87 pada kalimat Work from home (WFH),nah untuk singkatannya semua menggunakan huruf
kapital namun pada kalimat panjangnya hanya W saja yang huruf kapital. Pada jurnal 1
banyak kalimat yang salah penulisan.

Pada jurnal 2 saya merasa tidak terdapat kekurangan.

11
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
1. Yang dirasakan mahasiswa melakukan pembelajaran secara daring saat ini Pada awal
penerapannya, banyak mahasiswa yang menanggapi kelas daring ini dengan baik,
namun, setelah berjalannya proses perkuliahan secara daring tersebut, banyak
mahasiswa justru mengalami kesulitan dalam belajar. Keadaan itu justru menurunkan
mutu pembelajaran bagi para mahasiswa, Terjadi beberapa masalah di atas
dikarenakan adanya banyak gangguan yang sifatnya kurang kondusif. Pikiran jadi
buyar dan susah fokus. Walaupun lebih santai. Menurut salah satu Mahasiswa di
Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Lombok Timur yang telah menjalankan kelas
daring sejak bulan Maret akibat pandemik Covid-19. Menjelaskan bahwa dia lebih
memilih belajar di kampus, karena bisa lebih fokus. belajar daring, bukan hanya tugas
lebih menumpuk, tapi juga banyak distraction saat sedang belajar. Kelas tatap muka
punya feel yang beda, interaksi langsung itu cenderung mendukung proses
pembelajaran.
2. Ada beberapa media pembelajaran online yang bisa dijadikan pilihan, di antaranya,
yaitu:
a. Media Pembelajaran Online yang pertama dan paling banyak digunakan adalah
whatsapp group.
b. Media Pembelajaran Online selanjutnya berasal dari google, yaitu google suite for
education.
c. Media Pembelajaran Online selanjutnya adalah ruangguru.
d. Media Pembelajaran Online yang bisa dijadikan pilihan selanjutnya adalah zenius.
e. Media Pembelajaran Online yang juga sering digunakan di antaranya Google
Classroom, Zoom Meeting, Whatsapp, Google Meet, dan sebagainya.
3. kalau untuk zoom sendiri kekurangannya yaitu pakai batas waktu jadi jika melakukan
persentasi terkadang waktu tidak pas,tidak hanya itu untuk zoom sendiri butuh sinyal
yang banyak kalau tidak maka akan terkeluar saja,
4. Kalau untuk keefektifan dari 30 % mahasiswa mengatakan zoom itu tidak efektif
karena dalam pembelajaran jarak jauh menggunakan Zoom Meeting adalah

12
a. seringnya terjadi kendala seperti sinyal yang kurang bagus bagi mahasiswa yang
tidak menggunakan wifi,
b. terdapat 30% mahasiswa yang terdapat mata kuliah praktikum merasa kesulitan
karena, kualitas video di Zoom Meeting tidak begitu baik sehingga, 30%
mahasiswa tersebut merasa kesulitan dalam mengamati praktikumnya,
c. Sering terjadinya gangguan-gangguan suara aneh yang mengganggu aktivitas
pembelajaran disaat sedang menyalakan voice.

4.2 Saran
Untuk pendidik dan calon pendidik harus pintar memilih media pembelajaran apa
yang tepat digunakan saat pembelajaran pandemi saat ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Atsani,KH.2020.Transformasi Media Pembelajaran Pada Masa Pandemi COVID-19. Jurnal


Studi Islam.Vol 1(1).ISSN: 2337-7097.

Haqien,Danin dan Aqiilah,A.R.2020.Pemanfaatan Zoom Meeting Untuk Proses Pembeljaran


Pada Masa Pandemi COVID-19.Jurnal SAP.Vol 5(1).ISSN:2549-2845.

14
LAMPIRAN

15

Anda mungkin juga menyukai